Annual Report Laporan Tahunan Annual Report
Transcription
Annual Report Laporan Tahunan Annual Report
Daftar ISI Table of Contents 02 Visi dan Misi Perseroan 04 Nilai-Nilai Perseroan Corporate Values 05 Kode Etik Perseroan Company‘s Code of Ethics 06 Ikhtisar Keuangan 09 Ikhtisar Saham 10 Pencatatan Saham Perseroan 13 Struktur Pemegang Saham Perseroan 14 Laporan Dewan Komisaris 19 Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors 28 Peristiwa Penting 2014 Significant Events in 2014 34 Penghargaan dan Pemeringkatan Perseroan 36 Sekilas Buana Finance 38 Profil Dewan Komisaris 41 Profil Dewan Direksi Board of Directors Profile 44 Profil Komite Audit Audit Committee Profile 47 Kepala Divisi Perseroan 48 Struktur Organisasi 50 Analisa dan Pembahasan Manajemen 67 Pengelolaan Risiko 76 Pengembangan Sumber Daya Manusia 82 Tata Kelola Perusahaan 122 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 125 Informasi Perseroan 126 Lokasi Kantor Cabang 128 Surat Pernyataan 129 Laporan Keuangan Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report Vision and Mission of the Company Financial Highlights Stock Highlights Company‘s Shares Listing The Shareholders Structure of the Company Message from Board of Commissioners Company‘s Award and Rating Buana Finance in Brief Board of Commissioners Profile Division Heads Organization Structure Management Discussion and Analysis Risk Management Human Resources Development Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Information Branch Offices Location Statement Letter Financial Statement 1 Visi Kami “Menjadi perusahaan jasa keuangan yang paling diminati untuk penyediaan layanan solusi keuangan yang inovatif, dan menjadi tolak ukur bagi industri.” Our Vision 2 “To be the most preferred finance company providing innovative financial solution and becoming a benchmark in the industry.” PERUSAHAAN JASA KEUANGAN YANG PALING DIMINATI THE MOST PREFERRED FINANCE COMPANY “Paling diminati” berarti menjadi yang lebih dahulu dipikirkan, diinginkan dan diprioritaskan baik oleh pelanggan, karyawan, pemegang saham maupun para pemangku kepentingan lainnya. “Most preferred” means to be the first thought, desired, and prioritized by customers, employees, shareholders and other stakeholders. LAYANAN SOLUSI KEUANGAN YANG INOVATIF INNOVATIVE FINANCIAL SOLUTION Perseroan fokus pada industri pembiayaan, dengan menyediakan layanan keuangan dalam bentuk pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha, serta terus mengembangkan berbagai bentuk layanan keuangan lainnya, memberikan solusi yang lebih baik sesuai dengan standar dan kebutuhan pasar melalui pengembangan produk, proses, tehnologi dan layanan. The Company focuses on the financing industry, by providing financial services in the form of consumer and lease financing, as well as continuously develops various forms of financial services, provides better solutions in accordance with the standards and market needs through the development of products, processes, technology and services. TOLaK UKUR BAGI INDUSTRI BENCHMARK IN THE INDUSTRY Melalui berbagai pengembangan dan proses perbaikan secara terus menerus, Perseroan ingin memposisikan dirinya sebagai salah satu standar baru dalam industri keuangan dengan memberikan produk dan layanan dengan kualitas terbaik, menjadi patokan bagi pelaku bisnis dalam membangun kerjasama, serta menciptakan pertumbuhan bisnis dan pencapaian keuangan yang lebih baik. Through various development and continuous improvement process , the Company eager to put itself as one of the new standard in financing industry by providing the best quality products and services, be the benchmark for business communities in building partnership, as well as creating better business growth and financial performance. Misi Kami Our Mission • Menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan para pelanggan, pemasok, dan kreditur bereputasi baik dan terpercaya. • Create long-term mutual beneficial relationships with reputable and trustworthy customers, suppliers, and creditors. • Menyediakan berbagai produk dan jasa keuangan yang inovatif, bersaing dan memiliki nilai tambah tinggi, didukung oleh sistem dan teknologi terkini dan handal. • Deliver innovative, competitive and high value-added products and services, leveraged by robust system and cutting-edge technology. • Mengoptimalkan semua sumber daya yang tersedia untuk memperkokoh bisnis kami. • Optimize all available resources to strengthen our business. • Memberikan keuntungan terbaik kepada para penanam modal. • Provide excellent return to our investors. • Menciptakan lingkungan kerja yang sangat baik untuk mengembangkan potensi karyawan. • Create great environment for our employee to unleash their potential. • Menjalankan bisnis-bisnis kami sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan Terbaik dan Praktik Profesi Terbaik. • Conduct our business in adherence to Good Corporate Governance and Best Practices. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 3 Nilai-Nilai Perseroan Corporate Values P a s t i 4 Passion for winning Hasrat untuk unggul Aim for excellence Bertujuan mencapai kesempurnaan Spirit to serve Semangat melayani Teamwork Kerjasama tim Integrity Integritas Strong desire to exceed the standards of success and high business results, perseverance in completing tasks, have the courage, innovation and creativity to win the competition. Determination to work better in the form of quality improvements, ability to achieve higher results, courage to compete, have the initiatives for self-development, and always try to improve the way of work and working processes. Show a strong desire to help and serve customers, be proactive in meeting the needs or even exceed customers’ expectations. Ability to cooperate with others and be a part of a team, having mutual trust, has the same commitment and goals, respect others. Honest, trustworthy and reliable, act consistently in accordance with the Company’s values and work ethics. Keinginan yang mendalam untuk melampaui standar keberhasilan dan hasil bisnis yang tinggi, sikap pantang menyerah dalam menyelesaikan pekerjaan, memilki keberanian, inovasi dan kreatifitas untuk memenangkan persaingan. Tekad untuk bekerja dengan lebih baik dalam bentuk peningkatan kualitas dan memperoleh hasil secara lebih baik, berani berkompetisi, mengambil inisiatif dalam pengembangan diri, serta selalu berusaha memperbaiki cara dan proses kerja. Menunjukkan keinginan kuat untuk membantu dan melayani pelanggan, bersikap proaktif agar dapat memenuhi kebutuhan bahkan melebihi harapan pelanggan. Kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dan menjadi bagian dari suatu tim, saling mempercayai, memiliki komitmen dan tujuan bersama, serta menghormati orang lain. Bersikap jujur, dapat dipercaya dan diandalkan, bertindak konsisten sesuai dengan nilai dan etika bisnis Perseroan. Kode Etik Perseroan Company‘s Code of Ethics Kode etik merupakan pedoman dasar dan panduan bagi setiap karyawan Perseroan, yang terkait dengan masalah kepatutan dan kepantasan berdasarkan nilai-nilai integritas, hati nurani, kesadaran diri, profesionalisme, serta nama baik dari setiap individu maupun Perseroan. Kode etik menjadi dasar sikap dan tindakan etis yang berlaku bagi seluruh karyawan Peseroan, dengan mengacu pada prinsip dasar dari visi dan misi Perseroan. Beberapa kode etik yang diatur dalam Kode Etik Perseroan adalah sebagai berikut : Codes of ethics contitutes basic rules and guidance for all employees of the Company, which are related to the issue of propriety and m orality based on values of integrity, conscience, self-awareness, professionalism, and reputation of each individual or the Company. Codes of ethics become basic attitudes and ethical actions which apply to all employees of the Company, by referring to the basic principles of the Company‘s vision and mission. Some code of ethics covered by the Company’s Code of Ethics are as follows: Menghindari Pertentangan Kepentingan Avoiding Conflict of Interest Setiap karyawan harus menghindari situasi pertentangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan Perseroan. Kode etik ini secara umum mengatur mengenai hubungan antara karyawan dengan Perseroan, hubungan antara karyawan dengan pihak ketiga (nasabah, suplier, relasi, rekanan) dan hubungan antar karyawan. Beberapa hal yang diatur dalam kode etik ini antara lain : - Perlindungan dan penggunaan hak milik Perseroan - Hubungan keluarga antar karyawan - Tata cara pelayanan pelanggan - Pengadaan barang dan jasa - Pemberian dan penerimaan bingkisan kepada atau dari pihak lain Each employee must avoid conflict of interest between personal and the Company’s interest. This code generally governs the relationship between employees and the Company, the relationship between employees and third parties (customers, suppliers, associates, and partners) as well as relationship between employees. Some matters governed by this code of ethics, among others: - Protection and utilisation of Company’s properties - Family relations between employees - Customer Services Procedures - Procurement of goods and services - Giving and receiving gifts to or from other parties Penanganan Informasi Information Management Kepatuhan dan Etika Compliance and Ethics Penegakan Kode Etik Code of Ethics Enforcement Kode etik ini secara umum mengatur tentang mekanisme pengamanan informasi, pelaporan informasi serta penyampaian informasi. Namun Perseroan sebagai perusahaan publik juga memiliki mekanisme penyampaian informasi kepada para pemangku kepentingan terkait dengan keterbukaan informasi yang memang harus disampaikan dan diketahui oleh publik. Setiap karyawan wajib memahami dan mentaati setiap kebijakan, peraturan yang berlaku atau petunjuk sehubungan dengan jabatan atau posisinya dalam hirarki organisasi. Beberapa hal lain yang diatur terkait dalam pelaksanaan etika adalah tata penampilan dan kepantasan cara berpakaian, yang harus mencerminkan nilai profesional. Setiap karyawan wajib untuk memahami dan melaksanakan kode etik perusahaan serta melaporkan apabila terjadi pelanggaran terhadap kode etik. Pelanggaran terhadap kode etik Perseroan dapat dikenakan sanksi dalam bentuk perdata maupun pidana sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, dan pada tingkat tertentu dapat mengakibatkan pemutusan hubungan kerja. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report This code generally governs the mechanism of information security, information reporting and information delivery. However, the Company as a public company also has its own mechanism in communicating information relevant to stakeholders which has to be delivered and acknowledged by public. Every employee is required to understand and comply with every regulations, policies or guidance with respect to their title or position in the organization structure. Other matters which are governed by the implementation of ethics are the performance and appropriateness of office attire, which should reflect professional values. Every employee is required to understand and implement the code of ethics and report any violation of the code of ethics. Violations of the Company’s code of ethics may be subjected to civil or criminal sanction in accordance with the procedures and prevailing regulations, and at a certain level may result in termination. 5 Ikhtisar Keuangan Financial Highlights (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah) neraca 2014 Kas & setara kas 121,972 86,576 49,261 29,170 22,618 Cash & Cash Equivalent Piutang Pembiayaan Konsumen 571,121 604,860 696,623 798,681 487,145 Consumer Financing Receivables 2,856,814 3,070,628 2,726,861 2,026,764 1,037,957 Investments in Financial Leases Tagihan Anjak Piutang - 1,722 4,337 - 13,734 Factoring Receivables Jumlah Piutang Bersih 3,427,935 3,677,210 3,427,821 2,825,445 1,538,836 Total Net Receivables (80,675) (91,889) (70,339) (56,654) (36,789) Jumlah Aset 3,586,854 3,770,471 3,495,190 2,859,598 1,582,726 Jumlah Kewajiban 2,482,261 2,667,254 2,480,452 1,920,940 645,755 Total Liabilities Jumlah Ekuitas 1,104,593 1,103,217 1,014,734 938,658 936,971 Total Equity (0.69) 1.14 0.77 0.84 1.11 LAPORan laba rugi 2014 2013 2012 2011 2010 income statement Jumlah Pendapatan 601,296 627,364 590,615 409,574 275,139 Revenues Jumlah Beban 452,871 446,200 390,086 274,649 194,096 Expenses Laba Sebelum Pajak 148,425 181,164 200,529 13,925 81,043 Net Profit Before Tax Laba Setelah Pajak 110,855 135,673 150,136 101,100 60,517 Net Profit After Tax Pendapatan (kerugian) Komprehensif (10,748) 2,181 3,035 (6,064) 1,425 Comprehensive Gains (losses) Laba Komprehensif 100,107 137,853 154,171 95,036 61,942 Comprehensive Income 67 82 91 70 42 Basic earnings per share 2014 2013 2012 2011 2010 NEW FINANCING 1,792,371 2,146,623 2,122,415 1,867,797 834,635 Financial Lease Disbursement 437,310 457,969 496,715 771,055 - 9,378 12,074 4,131 70,949 2,229,681 2,613,970 2,631.204 2,642,983 1,373,444 Penanaman dalam Sewa Guna Usaha Penyisihan Piutang Ragu-ragu Posisi Devisa Netto (juta US dolar) Laba per saham dasar Penyaluran pembiayaan Pembiayaan Sewa Guna Usaha Pembiayaan Konsumen Pembiayaan Anjak Piutang Jumlah Pembiayaan 6 2013 2012 2011 2010 BALANCE SHEET Bad Debt Reserves Total Assets Net Open Position (million US dollar) 467,860 Consumer Financing Disbursement Factoring Disbursement Total Financing Disbursement data saham 2014 2013 2012 2011 2010 Stock data Saham Beredar (juta) 1,645 1,645 1,645 1,436 1,436 Share Outstanding (million) Laba/Saham Dasar (Rp) 67 82 91 70 42 Basic Earning/Share (Rp) Nilai Buku/Saham Dasar (Rp) 671 670 617 658 652 Book Value/Share (Rp) 2014 2013 2012 2011 2010 3.01% 3.73% 4.73% 4.55% 4.10% 10.04% 12.81% 15.37% 10.78% 6.69% Rasio-rasio keuangan Rasio Laba Terhadap Aset 1 Rasio Laba Terhadap Ekuitas 2 Rasio Laba Terhadap Pendapatan Rasio Lancar 3 4 Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas 5 18.44% 21.63% 25.42% 24.68% 22.00% 1.37x 1.35x 1.45x 1.62x 2.52x financial ratios 1 Return on Assets 2 3 Return on Equity Profit to Revenues Ratio 4 5 Current Ratio Debt to Equity Ratio 2.16 2.34 2.35 1.96 0.65 Rasio Kewajiban Terhadap Aset 0.69 0.71 0.71 0.67 0.41 Pertumbuhan Pembiayaan Baru -14.70% -0.65% -0.45% 92.43% 79.20% New Financing Growth Pertumbuhan Pendapatan -4.16% 6.22% 44.20% 48.86% 10.64% Revenues Growth Pertumbuhan Aset -4.87% 7.00% 22.22% 00.60% 15.47% Total Assets Growth Pertumbuhan Ekuitas 0.12% 8.72% 8.11% 0.18% 7.28% Total Equity Growth Total Liabilities/Total Assets Catatan: Seluruh angka pada tabel maupun grafik menggunakan notasi Bahasa Inggris 1. Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Aset 2. Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Ekuitas 3. Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Total Pendapatan 4. Aset jatuh tempo dalam 1 tahun / Hutang jatuh tempo dalam 1 tahun 5. Total Hutang (Pinjaman & Obligasi) / Ekuitas Note : Numerical notations in all tables and graphs are in English 1. Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Assets 2. Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Equity 3. Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Total Revenues 4. Asset due in 1 year / Loan due in 1 year 5. Total Debt (Loans & Bonds) / Equity Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 7 Total pendapatan Total aset 3,770 3,587 3,495 2013 2014 2,859 2012 1,582 601.3 627.4 2010 2011 Total assets 590.6 409.5 275.1 Total revenues 2010 2011 2012 2013 2014 Dalam Juta Rupiah (in Million Rupiah) dalam miliar Rupiah (in billion Rupiah) Dalam Rupiah (in Million Rupiah) dalamJuta miliar Rupiah (in billion Rupiah) Laba bersih ekuitas dalam Rupiah billion Rupiah) Dalammiliar Juta Rupiah (in(in Million Rupiah) 1,103.2 1,104.6 1,014.7 2013 2014 938.7 2012 2010 2011 2012 2013 2014 936.9 110.9 135.7 2010 2011 equity 150.1 101.1 60.5 net profit dalamJuta miliar Rupiah (in billion Rupiah) Dalam Rupiah (in Million Rupiah) 4.2%% 7.9 4.9%% 18.3 0.1%% 6.2 9.6%% 8.7 Total TotalRevenue Revenues TotalAssets Asset Total Net Profit After Tax 3.01% 10.04% Return on Assets 8 Return on Equity Total Revenue Total Equity Ikhtisar Saham Stock Highlights Data perdagangan saham tahunan (2010-2014) di Pasar Reguler Bursa Efek Indonesia Annually traded shares data (2010-2014) in Regular Market of Indonesia Stock Exhange Keterangan Remarks 2014 2013 2012 *) 2011 2010 Volume (ribuan lembar) 4,687 18,892 24,546 247,101 80,095 Nilai (Rp juta) 4,688 15,110 16,390 128,125 25,084 2,500 750 1,875 970 640 780 770 490 710 640 370 510 450 185 410 Volume (thousand shares) Value (in million Rp) Harga (Rp) Tertinggi/Highest Terendah/Lowest Penutupan/Closing Price (Rp) *) Terjadi penyesuaian harga karena pembagian saham bonus dari kapitalisasi agio saham yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2012, dengan rasio 500 : 73, jumlah saham beredar sebelumnya sebesar 1.436.122.312 berubah menjadi 1.645.796.054, harga saham sebelum aksi korporasi sebesar Rp. 610 dan sehari sesudah aksi korporasi menjadi sebesar Rp. 540. *) Price adjustment due to distribution of bonus shares from capitalisation of share premium account which was held on June 7, 2012, with a ratio of 500 : 73, number of shares outstanding before corporate action 1.436.122,312 shares and changes to 1,645,796,054 shares after bonus share, stock prices before bonus share distribution Rp. 610 and a day after corporate action change to Rp. 540. Harga saham per kuartal dibandingkan tahun sebelumnya Qurterly share price compared to the previous year Periode Volume (lembar saham) Period Volume (in shares) 2014 2013 2013 Tertinggi Highest 1st 2,501,800 3,387,000 1,150 750 1,150 870 650 700 2nd 910,400 2,124,000 1,150 800 920 970 640 900 3rd 1,272,200 236,000 2,000 905 1,980 890 850 890 4th 3,000 13,145,000 2,500 1,875 1,875 920 780 780 Jumlah Saham Tercatat di Bursa Efek Indonesia per 31 Des 2014: 1.645.796.054 lembar Nilai kapitalisasi saham Perseroan per 31 Des 2014: Rp. 3.085.867.601.250 Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report Terendah Penutupan Tertinggi Lowest Closing Highest Terendah Penutupan Closing Lowest 2014 Triwulan Quarter Number of Listed Shares at the Indonesia Stock Exchange as of Dec 31, 2014: 1,645,796,054 shares The Company’s capitalization value shares as of Dec 31, 2014: Rp. 3,085,867,601,250 9 Pencatatan Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia Company‘s Shares Listing at the Indonesia Stock Exchange Jumlah Saham (lembar) Total Shares Tanggal Pencatatan Listing Date Penawaran Umum Perdana 2,500,000 07 May 1990 Initial Public Offering Pencatatan Saham Pendiri 12,500,000 16 Jan 1991 Company Listing 3 Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham) 12,000,000 30 Nov 1993 Bonus Shares (from capitalisation of share premium account) 4 Penawaran Umum Terbatas 18,000,000 31 May 1994 Right Issue 5 Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham) 45,000,000 20 June 1995 Bonus Shares (from capitalisation of share premium account) 6 Pemecahan Nilai Nominal Saham 90,000,000 26 July 1999 Stock Split 7 Pencatatan Saham Tambahan Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dulu (dari Konversi Hutang ke Ekuitas) 270,000,000 05 Feb 2004 Additional Listing without Pre-Emptive Rights (from Debt to Equity Conversion) 8 Konversi Waran Seri 02 1,384,500 25 Feb 2005 Warrant II Conversion 9 Konversi Waran Seri 02 100,000 11 May 2005 Warrant II Conversion 10 Konversi Waran Seri 02 47,866,747 21 Nov 2005 Warrant II Conversion 11 Pemecahan Nilai Nominal Saham 499,351,247 05 Oct 2006 Stock Split 12 Penyesuaian Waran karena pemecahan nilai nominal saham 14,934,467 05 Oct 2006 Warrant adjustment as the result of stock split 13 Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham) 399,480,997 28 May 2007 Bonus Shares (from capitalisation of share premium account) 14 Penyesuaian Waran karena pembagian saham bonus 11,947,573 28 May 2007 Warrant adjustment due to distribution of bonus shares 15 Konversi Waran Seri 02 32,766,983 30 June 2008 Warrant II Conversion 16 Konversi Waran Seri 02 5,171,838 30 Dec 2008 Warrant II Conversion 17 Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham) 209,673,742 24 May 2012 Bonus Shares (from capitalisation of share premium account No KETERANGAN 1 2 Jumlah Saham Beredar (31 Des 2014) 10 1,645,796,054 Remarks Outstanding Shares (December 31, 2014) Pergerakan Saham BBLD Tahun 2013-2014 BBLD Share Movements in 2013-2014 3,000 4,500 4,000 2,500 3,500 2,000 3,000 2,500 1,500 2,000 1,000 1,500 1,000 500 500 -‐ Ja n-‐ 13 Fe b-‐ M 13 ar -‐1 3 Ap r-‐1 M 3 ay -‐1 3 Ju n-‐ 13 Ju l-‐1 Au 3 g-‐ 1 Se 3 p-‐ 1 Oc 3 t-‐1 No 3 v-‐ 1 De 3 c-‐ 13 Ja n-‐ 14 Fe b-‐ M 14 ar -‐1 4 Ap r-‐1 M 4 ay -‐1 4 Ju n-‐ 14 Ju l-‐1 Au 4 g-‐ 1 Se 4 p-‐ 1 Oc 4 t-‐1 No 4 v-‐ 1 De 4 c-‐ 14 -‐ Jumlah Saham yang Diperdagangkan (Ribuan Saham) / TransacKon Volume (Thousand Shares) Harga Saham / Share Price (Rp) Sepanjang tahun 2014, harga saham PT Buana Finance Tbk (kode emiten: BBLD) bergerak pada kisaran harga terendah sebesar Rp750 dan tertinggi sebesar Rp2.500. Jumlah saham yang diperdagangkan rata-rata sebanyak 390.617 transaksi per bulan selama tahun 2014. Throughout 2014, the stock prices of PT Buana Finance Tbk (issuer code: BBLD) were moving in the range between lowest price at Rp750 and highest price at Rp2,500. The average monthly shares traded was 390,617 transactions during 2014. Pergerakan Saham Perseroan Tahun 2014 Company Share Movement in 2014 Bulan / Tertinggi Terendah Harga Jumlah Lembar Nilai Transaksi Frekuensi Kapitalisasi Pasar Month Highest Lowest Penutupan Saham Transaction Frequency Market Saham Rp Rp Closing Price Total Volume Value X Capitalization Number of Rp Shareholder Rp Rp Jumlah Pemegang Jan/Jan 860 750 860 60,400 50,850,000 16 1,415,384,606,440 425 Feb/Feb 930 860 930 461,900 404,982,500 61 1,530,590,330,220 425 Mar/Mar 1,150 930 1,150 1,979,500 1,920,442,000 87 1,892,665,462,100 423 Apr/Apr 1,150 1,000 1,050 584,400 639,750,000 15 1,728,085,856,700 426 Mei/May 1,150 1,000 1,150 313,800 314,203,500 20 1,892,665,462,100 434 Jun/Jun 1,150 800 920 12,200 12,493,000 32 1,514,132,369,680 442 Jul/Jul 1,675 905 1,575 1,270,800 1,337,433,000 66 2,592,128,785,050 435 Agt/Aug 2,000 1,575 1,980 1,400 2,706,500 8 3,258,676,186,920 441 Sep/Sep 0 0 1,980 0 0 0 3,258,676,186,920 441 Okt/Oct 0 0 1,980 0 0 0 3,258,676,186,920 441 Nop/Nov 0 0 1,980 0 0 0 3,258,676,186,920 442 Des/Dec 2,500 1,875 1,875 3,000 5,750,000 15 3,085,867,601,250 442 Jumlah transaksi saham BBLD relatif sedikit dibandingkan saham perusahaan lain karena jumlah saham BBLD yang mengambang hanya sebanyak 400 juta saham dan sebagian besar investor atau pemegang saham BBLD lebih berorientasi pada investasi jangka panjang. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report The transactions volume of BBLD shares is relatively small compared with the shares of other companies as the number of floating BBLD stock is only of 400 million shares and the majority investors of BBLD are more oriented towards long-term investment. 11 Struktur Modal dan Pembagian Dividen Capital Structure and Dividend Distribution Keterangan 2014 2013 2012 2011 2010 Description Modal Saham Authorized Capital Jumlah Saham 4,800,000,000 4,800,000,000 4,800,000,000 4,800,000,000 4,800,000,000 Number of Shares Jumlah Nominal (Rp ribuan) 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000 Total Nominal (Rp thousand) Issued and Fully-Paid Capital Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp ribuan) 1,645,796,054 1,645,796,054 1,645,796,054 1,436,122,312 1,436,122,312 Number of Shares 411,449,014 411,449,014 411,449,014 359,030,578 359,030,578 Total Nominal (Rp thousand) Saham Belum diterbitkan Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp ribuan) Unauthorized Capital 3,154,203,946 3,154,203,946 3,154,203,946 3,363,877,688 3,363,877,688 Number of Shares 788,550,986 788,550,986 788,550,986 840,969,422 840,969,422 Total Nominal (Rp thousand) Dividend Distribution Pembagian Dividen Atas Laba Bersih tahun Sebelumnya (Rp milyar) Laba Bersih per Saham Dasar (Rp) Persentase Dividen Tunai Terhadap Laba Bersih Tahun sebelumnya 98,747,763,240 98,747,763,240 71,806,115,600 92,536,283,919 - On Net Income of Previous Year (Rp billion) 67 82 91 70 42 Earnings per Share Basic (Rp) 89.6% 73.2% 55.0% 50.0% 0.0% Percentage of Cash Dividend to Previous Year Tanggal RUPS 21 May 2014 28 May 2013 25 May 2012 28 April 2011 12 May 2010 GMS Date Tanggal Pembayaran Dividen Tunai 2 July 2014 8 July 2013 7 June 2012 9 June 2011 - Cash Dividend Distribution Date 12 Efek Utang yang diterbitkan Perseroan dan Kronologis Pencatatannya Debt Securities Issuance and The Chronological Listing Pada tanggal 14 November 2013, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance sebesar Rp. 150 miliar dengan jangka waktu 370 hari yang ditawarkan dengan cara penawaran terbatas (private placement) .Dana hasil penerbitan MTN I digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja dalam rangka mendukung pencapaian target pembiayaan Perseroan di tahun 2013. In 14 November 2013, the Company issued Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance, in amount of IDR 150 billion with period 370 days and offered as private placement. The proceed of MTN I was used by the Company as working capital in order to support the Company‘s financing target in 2013. Penerbitan atas Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance dibantu oleh beberapa lembaga dan profesi penunjang, antara lain sebagai berikut : The issuance of MTN I Buana Finance were assisted by following capital market supporting institutions and professions : • Agen Pemantau dan Agen Jaminan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk • Agen Pembayaran PT Kustodian Sentral Efek Indonesia • Notaris Kantor Notaris Nova Faisal, SH • Konsultan Hukum HKGM & Partners • Pelaksana Emisi Efek PT Indo Premier Securities • Monitoring and Security Agent PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk • Payment Agent Indonesian Center Securities Depository • Notary Notary Office Nova Faisal, SH • Legal Consultant HKGM & Partners • Arranger PT Indo Premier Securities Perseroan telah melakukan pelunasan (MTN) I Buana Finance pada tanggal 19 November 2014. The Company had fully repaid Buana MTN I upon maturity on 19 November 2014. Finance Struktur Pemegang Saham Perseroan per 31 Desember 2014 The Shareholders Structure of the Company as of December 31, 2014 PT Sari Dasa Karsa 67.60% M a s y a ra k a t (Public) 24.30% PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 8.10% No. Pemegang Saham Shareholders Jumlah Saham (lembar) Shares Kepemilikan (%) Ownership (%) 1 PT Sari Dasa Karsa 1,112,584,069 67.60 2 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 133,281,585 8.10 3 Masyarakat (masing-masing tidak melebihi 5%) Public (individually less than 5%) 399,930,400 24.30 1,645,796,054 100.00 Total Pemegang Saham Pengendali The Controlling Shareholders Struktur pemegang saham PT Sari Dasa Karsa selaku pemegang saham utama Perseroan per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut : The shareholding structure of PT Sari Dasa Karsa as the majority shareholder of the Company as of December 31, 2014 is as follows: No. Pemegang Saham Shareholders Jumlah Saham (lembar) Shares Kepemilikan (%) Ownership (%) 1 Karman Tandanu 60,138 25.70 2 Liana Setiawati Mulyono 45,740 19.55 3 Sri Muljati Suwito 39,560 16.90 4 Hendra Suryadi 35,100 15.00 5 Siang Hadi Widjaja 32,760 14.00 6 Lukito Winarto 12,278 5.25 7 Sastro Wijatno Total Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 8,424 3.60 234,000 100.00 13 Laporan Dewan Komisaris Message from Board of Commissioners Tjan Soen Eng Corneiles Tedjo Endriyarto Karman Tandanu Komisaris Commissioner Komisaris Independen Independent Commissioner Komisaris Utama President Commissioner Para Pemegang Saham yang terhormat, Dear Shareholders, Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, di tengah Praise to the Lord, the Almighty, in the midst of economic gejolak ekonomi dan politik Indonesia selama tahun 2014, and political turmoil in Indonesia in 2014, the Company Perseroan tetap dapat menunjukkan kemampuannya managed to show its ability to seize opportunities that mengambil peluang yang timbul di tengah tantangan arose amid challenges posed by dismal economic pertumbuhan ekonomi yang minim. Secara global, growth. In general, global economic growth in 2014 was selama tahun 2014 pertumbuhan ekonomi dunia tidaklah not as high as previously expected. Compared to that of setinggi yang diharapkan sebelumnya. Dibandingkan 2013, the rate of global economic growth only improved tahun 2013, pertumbuhan ekonomi dunia selama tahun by 0.1% from 2.5% to 2.6%. Judged against the rate of 2014 hanya terpaut 0,1% yaitu dari 2,5 % menjadi 2,6%. economic growth since 2009, this year‘s growth was Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sejak arguably quite decent, even though not strong enough to tahun 2009, pertumbuhan tahun ini dapat dikatakan justify that a global economic recovery had taken place. tidaklah buruk, akan tetapi belum cukup baik untuk mengatakan telah terjadi perbaikan ekonomi secara global. 14 Dari data pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur Economic growth data in East Asia and Pacific region dan Pasifik, tampak jelas bahwa kawasan Asia Timur dan clearly showed that East Asia and Pacific region ranked Pasifik menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi highest in the world in terms of regional economic growth. tertinggi di dunia. Pertumbuhan ekonomi rata-rata dalam The average economic growth in the region stood at 6.4%, kawasan adalah sebesar 6,4%, dengan Tiongkok tetap with China consistently registered the highest economic sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi growth of 7.4%, though at a slower pace from 7.7% in 2013. yaitu sebesar 7,4% dengan sedikit penurunan dari 7,7% di Although the decline in China‘s growth was merely 0.3%, tahun 2013. Walaupun penurunan pertumbuhan Tiongkok but given its huge trades volume and influence over global hanya 0,3%, akan tetapi karena besarnya transaksi market, such a slight decrease dealt a considerable blow to perdagangannya dan ketergantungan pasar dunia, maka weaken the economic growth in the region (and the world). nilai sebesar itu tetaplah sangat mempengaruhi penurunan pertumbuhan ekonomi dalam kawasan (dan dunia). Dengan faktor pertumbuhan ekonomi global yang sangat Considering a dismal growth in the global economy, minim, penurunan ekonomi Tiongkok serta ditambah lagi slowing growth in China‘s economy, coupled with the faktor penurunan harga minyak dunia dan komoditas, decline in global prices of oil and commodities, Indonesia‘s kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun economic performance in 2014 actually was not really bad. 2014 dapat dikatakan tidaklah terlalu buruk. Walaupun Although Indonesia‘s economic growth was still below the pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di bawah target government‘s target rate of 5.5%, growth of 5.2% was still pemerintah sebesar 5,5%, pencapaian pertumbuhan something to be grateful for. With an economic growth of 5,2 % tetap patut disyukuri. Dengan pertumbuhan ekonomi 5.2%, Indonesia globally ranked among the top in terms yang 5,2 % Indonesia menempatkan diri pada urutan atas of economic growth, and was performing better than the pertumbuhan ekonomi dunia, dan berada di atas rata-rata average economic growth of developing countries (4.4%). pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang (4,4%). Kondisi perkembangan ekonomi Indonesia ini, menurut According to the data from the Central Statistics Agency data dari Badan Pusat Statistik utamanya dipengaruhi (BPS), the condition of Indonesia‘s economic progress oleh pertumbuhan industri pengolahan dilanjutkan dengan was mainly influenced by the growth of processing sektor perdagangan dan pertanian. Sedangkan sektor industry, followed by trade and agriculture sectors. infrastruktur walaupun memiliki pengaruh di bawah Despite having a lower impact than the three industries ketiga jenis industri di atas, tetap memiliki pertumbuhan mentioned before, the infrastructure sector also showed yang cukup baik yaitu sebesar 6,97% atau lebih tinggi dari quite a good performance, recording a 6.97% of growth or pertumbuhan tahun 2013 sebesar 6,11%. Pertumbuhan higher than 6.11% in 2013. This growth was attributable ini disebabkan oleh gencarnya pembangunan hotel, to the buzzling development of hotels, ports and roads pelabuhan dan jalan di seluruh wilayah Indonesia. throughout Indonesia. On the other hand, throughout 2014, Sedangkan sektor pertambangan hingga tahun 2014 the mining sector still showed a period of slow growth as tampaknya masih dalam fase perlambatan akibat dari a result of the implementation of Law No. 4 of 2009 on implementasi Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang Mineral and Coal Mining. In 2014, the mining sector barely Mineral Tambang dan Batubara. grew by 0.55% or lower than the growth in 2013 of 1.74%. Pada tahun 2014 ini pertumbuhan sektor pertambangan hanya 0,55% atau lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2013 sebesar 1,74%. Dampak dari berbagai gejolak dan tantangan semua ini Ultimately, such volatile and challenging situation, would tentu secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi directly and indirectly take a toll on the state of the financing kondisi industri pembiayaan, dimana menjadi fokus industry, which was the main focus of the Company’s utama usaha Perseroan. Pada tahun 2014 ini, pencapaian business. In 2014, the realization of the Company’s realisasi dibawah financing disbursement was still short of target, achieving target yang ditentukan yaitu mencapai 74,33% dari only 74.33% of the target (Rp 3 trillion), or valued at Buana Finance pembiayaan Perseroan masih Laporan Tahunan 2014 Annual Report 15 target pembiayaan (Rp 3 trilyun) atau tercatat sebesar Rp 2.23 trillion. The decrease in financing disbursement Rp 2,23 trilyun. Penurunan ini berdampak langsung pada had a direct impact on the performance of the Company‘s kinerja pendapatan bersih setelah pajak Perseroan yang net income after tax which decreased by 18.3% from menurun sebesar 18,3% dari sebesar Rp 135,67 milyar Rp 135.67 billion in 2013 to Rp 110.85 billion in 2014. pada tahun 2013 menjadi Rp 110,85 milyar di tahun 2014. Akan tetapi, di tengah tekanan faktor eksternal yang Nevertheless, amid the strong pressure from external sangat tinggi, secara internal Perseroan tetap dapat factors, the Company still internally managed to maintain mempertahankan efektifitas dan efisiensi pengelolaan its effectiveness and efficiency in managing the Company‘s manajemen didalamnya operations, taking into consideration its risk management pengelolaan manajemen risiko yang semakin hari practices that became progressively more reliable. It semakin handal. Hal ini terlihat dengan penurunan was evident by the decrease in the internal audit findings temuan internal audit yang berpotensi merugikan with identified potential for material financial losses, and keuangan Perseroan serta berkurangnya permasalahan the decrease in the number of violations concerning the mengenai prinsip pengenalan nasabah yang terjadi implementation of “know you customers” principles, which dalam pembiayaan. might occur in the process of extending credit facility. Pada tahun 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah In 2014, the Financial Services Authority (FSA) had issued mengeluarkan Perseroan proses termasuk pemberian beberapa fasilitas termasuk several new regulations including the FSA Regulation No. diantaranya adalah Peraturan OJK No. 29 dan 30 peraturan 29 and 30 of 2014. The FSA Regulation No. 29 stipulated tahun 2014. Peraturan OJK No. 29 mengatur tentang the Conduct of Business Affairs of Finance Companies, Penyelenggaraan Pembiayaan, while the FSA Regulation No. 30 stipulated Good Corporate sedangkan Peraturan OJK No. 30 mengatur tentang Governance. Bound by the newly applied regulations, Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Dengan aturan baru the Company is required to be more prudent in granting ini, Perseroan dituntut untuk lebih berhati-hati dalam credit facilities, because financing companies now pemberian fasilitas pembiayaan karena kini perusahaan commence using a similar regulation requirements for pembiayaan Usaha hampir baru Perusahaan dalam banks in classification of collectibility level, computation pencadangan of allowance for doubtful accounts reserve, maximum piutang, batas maksimum pemberian kredit, dan lain- threshold for credit limit, etc. Although in the short term, lain. Walaupun peraturan baru ini dalam jangka pendek these new regulations might sway the Company to mungkin mengklasifikasi akan menyerupai tingkat perbankan kolektabilitas, mengurangi reduce the pace of its business expansion, we are certain ekspansi bisnis, kami yakin dan percaya secara jangka membuat Perseroan and hopeful that in the long term, these regulations will panjang akan memberikan lingkungan industri yang render healthier industry environment and will eventually lebih sehat dan pada akhirnya Perseroan akan lebih lead the Company to a better implementation of good meningkatkan lagi kualitas tata kelola perusahaan. corporate governance. In addition, in December the FSA Selain itu, pada bulan Desember OJK juga mengeluarkan also issued FSA Regulation No. 33 /POJK.04/2014 on Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi the Board of Directors and the Board of Commissioners dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. of Public Listed Company. In this rule, FSA regulated the Dalam peraturan ini, OJK secara rinci mengatur tentang adoption of good corporate governance, hence, being a penerapan tata kelola Perseroan yang baik, dan sebagai public company that is committed to ensuring the quality perusahaan publik yang berkomitmen untuk menjaga of the Company’s governance, the Board of Commissioners kualitas pengelolaan perusahaan, maka Dewan Komisaris and Directors of Buana Finance are committed to beserta Dewan Direksi Buana Finance berkomitmen comply with and implement the aforementioned rules. untuk menaati dan melaksanakan aturan tersebut. 16 Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk menjaga tata In line with the Company‘s commitment to maintain good kelola perusahaan yang baik, Dewan Komisaris senantiasa corporate governance, the Board of Commissioners berkonsultasi dengan Komite Audit untuk memastikan regularly consulted with the Audit Committee to ensure bahwa Perseroan telah (i) memiliki struktur organisasi, that the Company had (i) established an organizational kebijakan, sistem dan prosedur yang memadai, khususnya structure, policies, systems and procedures that were yang terkait dengan kerangka pengendalian risiko usaha adequate, particularly with regard to the framework of yang komprehensif; serta (ii) secara konsisten menjaga a comprehensive business risk management; and (ii) terbentuknya budaya kerja yang berdasarkan integritas consistently maintained work culture based on high integrity tinggi di antara para pemangku jabatan, termasuk among all the Company’s officers and employees. Based on seluruh karyawan Perseroan. Menilai laporan yang the report submitted by the Audit Committee, the Board diberikan oleh Komite Audit, Dewan Komisaris menilai of Commissioners considered that the Board of Directors bahwa pemenuhan kualitas tata kelola perusahaan and Management of the Company had satisfactorily oleh Direksi dan Manajemen Perseroan telah berjalan fulfilled the quality of corporate governance, without cukup baik, tanpa mengabaikan kepentingan untuk disregard for the need to continually improve in the future. terus melakukan upaya perbaikan di masa depan. Memasuki tahun 2015, kami yakin bahwa optimisme At the onset of 2015, we believe that the optimism of pelaku usaha semakin lama akan semakin membesar. business players will escalate gradually. Such optimism is Optimisme tersebut tentu sangat beralasan karena dengan built on the ground that under the new government led by pemerintahan baru dibawah pimpinan Bapak Joko Widodo, Mr. Joko Widodo, the government is committed to uphaul pemerintah berkomitmen untuk membenahi kebijakan- economic policies and stimulate better economic conditions kebijakan perekonomian untuk menciptakan kondisi than 2014. In the 2015 state budget (APBN-P), the new perekonomian yang lebih baik dibandingkan dengan tahun government has set some priority sectors of development, 2014. Dalam APBN-P tahun 2015, pemerintah baru telah namely agriculture, maritime and infrastructure and menetapkan beberapa sektor prioritas pembangunan yaitu pushed for accelerated investment in those leading pertanian, maritim dan infrastruktur serta mendorong sectors. To support this policy, the government already percepatan unggulan fixed the fuel subsidy policy. Under the new policy, fuel tersebut. Untuk mendukung kebijakan itu, pemerintah investasi pada sektor-sektor subsidy could be reduced to only around Rp 82 trillion from telah membenahi kebijakan subsidi BBM. Dengan cara Rp 276 trillion in the previous year (the figure of baru subisidi BBM dapat turun menjadi hanya sekitar Rp 82 trillion includes carry-over from the 2014’s Rp 82 trilyun dari sebelumnya yang sebesar Rp 276 trilyun Rp 25 trillion). Savings on the Government’s expenses on (angka subsidi Rp 82 trilyun termasuk carry over dari tahun fuel subsidies, will be used by the government to expand 2014 sebesar Rp 25 trilyun). Penurunan pengeluaran untuk its investments in those leading sectors. Optimism on subsidi BBM ini yang akan dipergunakan untuk membiayai the improvement is also evident in the prediction of Bank investasi pada sektor sektor unggulan. Optimisme Indonesia, stating that Indonesia‘s economic growth will grow perbaikan ini juga terlihat dari prediksi Bank Indonesia by around 5.4% to 5.8% or higher than the economic growth yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia in 2014 of 5.02%. In addition, Bank Indonesia also reflects akan tumbuh sekitar 5,4% hingga 5,8% atau lebih tinggi its optimism by confidently reducing the BI rate to 7.5%. dari pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 5,02%. Selain itu, optimisme Bank Indonesia juga tercermin dari kebijakan BI yang dengan percaya diri menurunkan tingkat suku bunga BI rate menjadi sebesar 7,5%. Dengan optimisme tersebut maka Dewan Komisaris Fueled with such optimism, the Board of Commissioners yakin atas prospek masa depan pertumbuhan industri is confident with the prospect of the finance industry’s pembiayaan. kapasitas growth. Taking into account the capacity of the Company Perseroan yang didukung oleh permodalan yang sangat which is supported by a very strong capital base, reliable kuat, kualitas sumber daya manusia yang handal, human resources, extensive marketing network coverage Buana Finance Dengan mempertimbangkan Laporan Tahunan 2014 Annual Report 17 jangkauan jaringan pemasaran dan nasabah yang luas and strong customer basis, and coupled with long serta dalamnya pengalaman industri yang telah teruji, experience in the industry, the Board of Commissioners Dewan Komisaris berpendapat bahwa tahun 2015 believes that 2015 is the right moment for the Company to merupakan saat menangkap peluang untuk bagi Perseroan baru, mengembangkan untuk berani seize new opportunities, innovate and creatively develop dan kreatif its business while still considering prudent principles. dengan tetap berinovasi usaha memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian. Akhirnya, Dewan Komisaris dengan penuh hormat Finally, the Board of Commissioners would like to express menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya gratitude profusely to all stakeholders for the trust, kepada seluruh pemangku kepentingan Perseroan atas support, and cooperation that have been going well so far, segala kepercayaan, dukungan, dan kerjasama yang telah so that Buana Finance could remain on track to maintain berjalan dengan baik selama ini, sehingga Buana Finance its position as a reputable finance company in Indonesia. tetap pada jalur yang tepat untuk mempertahankan The fact that the Company is able to consistently maintain diri sebagai perusahaan pembiayaan yang terpercaya its position as the preferred financial services provider for di Indonesia. Kemampuan dan konsistensi Perseroan more than three decades, cannot be separated from the untuk menjadi perusahaan penyedia jasa keuangan dedication and performance of the Company’s Board of pilihan selama lebih dari tiga dasawarsa ini, tentu tidak Directors, Management and employees which must also terlepas dari dedikasi dan prestasi yang merupakan be appreciated. sumbangsih dari Dewan Direksi, Manajamen dan seluruh karyawan Perseroan yang juga patut diapresiasi. Dengan selalu memohon rahmat dan pertolongan Tuhan By counting on blessing and guidance from God, and Yang Maha Esa, serta kerja sama yang lebih erat dengan with solid collaboration with all stakeholders, we are semua pemangku kepentingan, maka kami yakin Buana confident that Buana Finance will continue to thrive Finance di waktu yang akan datang akan terus mencapai and reach new achievements, as well as actively prestasi-prestasi baru dan secara aktif berperan serta participate in driving the growth of Indonesia’s economy. dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Karman Tandanu Komisaris Utama President Commissioner Corneiles Tedjo Endriyarto Komisaris Independen Independent Commissioner 18 Tjan Soen Eng Komisaris Commissioner Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors Soetadi Limin Herman Lesmana Antony Muljanto Direktur Utama President Director Direktur Director Direktur Director Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat, Dear Stakeholders, Pertama-tama sudah layak dan sepantasnya kita First and foremost, let us give praise to God Almighty for memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha all the blessings and protection so that the Company was Esa atas segala rahmat dan perlindunganNya sehingga able to continue to seize opportunities and overcome the Perseroan dapat terus menyambut peluang dan melalui challenges faced throughout 2014. As reported in research beragam tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2014. publication of World Bank, global economic growth in 2014 Sebagaimana disadur dari laporan riset Bank Dunia, was 2.6%, merely a slight increase from 2.5% in 2013 that pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2014 sebesar it had practically failed preceding market expectation that 2,6% ternyata hanya terpaut tipis dari pertumbuhan yang there would be a significant global economic recovery. rendah di tahun 2013 sebesar 2,5%, sehingga praktis It could be portrayed that convincing economic recovery telah mengecewakan ekspektasi pasar sebelumnya was only seen in a handful developed countries, one of akan adanya pemulihan ekonomi global yang signifikan. which was the United States of America (with annual Secara praktis dapat digambarkan bahwa pemulihan growth of 3%), while the European Union countries were ekonomi yang meyakinkan hanya terlihat di segelintir still overshadowed by the prospect of economic recession negara maju yang salah satunya adalah Amerika Serikat and deflation. In Asia, China seemed to focus more on (dengan pertumbuhan tahunan 3%), sementara negara- consolidating its effort in rearranging its domestic problems Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 19 negara kawasan Uni Eropa kembali dihantui oleh prospek so that its economic growth was estimated to barely resesi ekonomi dan deflasi. Di kawasan Asia sendiri, reach 7% in 2014, despite the fact that it was considered Negara Tiongkok terlihat lebih fokus untuk melakukan relatively high, but it seemed to be slowing down compared konsolidasi domestik to the previous year’s growth of 7.3% and was below sehingga pertumbuhan ekonominya diperkirakan hanya government’s target of 7.5%. Meanwhile, many developing mencapai 7% di tahun 2014, yang walaupun sebenarnya countries were also faced with the dilemma of economic tetap relatif cukup tinggi namun terlihat kembali melambat slowdown triggered by the decline in commodity prices and dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 7,3% dan berada political uncertainty. Abundant supply due to the increase in di bawah target pemerintah sebesar 7,5%. Sementara production capacity, weak demand amid unfavorable global itu, dihadapkan economic growth prospects, and the global strengthening pada dilema perlambatan ekonomi yang dipicu oleh of US Dollar, had again forced the widespread decline in penurunan harga komoditas dan ketidakpastian politik. commodity prices during the second half of 2014. The Melimpahnya pasokan akibat peningkatan kapasitas difference in this year’s phenomenon compared to that in produksi, melemahnya permintaan di tengah prospek 2013 was the significant decline in crude oil prices, whereby pertumbuhan ekonomi dunia yang mengecewakan, serta as an illustration, average crude oil price in December 2014 menguatnya mata uang Dollar Amerika Serikat secara reached USD 60.7/barrel, or plunged by approximately 42% global, telah kembali mendorong penurunan harga compared to average crude oil price throughout 2013. The komoditas secara meluas di sepanjang paruh kedua trend abruptly ended the anomaly in high oil prices which tahun 2014. Perbedaan fenomena kali ini dengan tahun were relatively stable over a period of 4 years. In line with 2013 adalah terjadinya penurunan harga minyak mentah the collapse of world oil price, the average price of rubber dunia yang sangat signifikan, di mana sebagai ilustrasi and iron ore in December had also declined by 43% and 50% harga rata-rata di bulan Desember 2014 telah mencapai respectively compared to the average prices during 2013. USD 60,7/barel, atau tergerus sekitar 42% dibandingkan Other Indonesia’s main commodities’ price movement were harga rata-rata sepanjang tahun 2013. Trend ini sekaligus varied, whereby coal, palm oil and copper prices were still mengakhiri anomali harga minyak tinggi yang relative continuing their decline by 26%, 20% and 12%. Only a handful stabil selama periode 4 tahun terakhir. Sejalan dengan of commodities like nickel and wood pulp still managed to ambruknya harga minyak dunia, harga rata-rata karet dan show anomalous price increases, each in the range of 6%. banyak menata negara ulang permasalahan berkembang juga bijih besi di bulan Desember telah tergerus sekitar 43% dan 50% dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun 2013. Pergerakan harga komoditas unggulan Indonesia lainnya terlihat cukup variatif, di mana untuk komoditas batu bara, minyak kelapa sawit dan tembaga masih melanjutkan trend pelemahan dari tahun sebelumnya sebesar 26%, 20% dan 12%. Hanya segelintir komoditas seperti nikel dan pulp kayu yang masih menunjukkan anomali penguatan harga, masing-masing di kisaran 6%. 20 Indonesia tidaklah luput dari fenomena pelemahan Indonesia was not spared from this global economic ekonomi global ini, terutama mengingat bahwa lebih dari downturn, especially due to to the fact that more than 60% dari ekspor barang Indonesia adalah berbasis bahan 60% of Indonesian exports had been raw materials and baku dan komoditas, sementara di sisi lain ketidakpastian commodities based, while on the other hand, the political politik yang dipicu oleh pesta demokrasi di tahun 2014 uncertainty triggered by the 2014 election had led to a telah berujung pada pemetaan kekuatan politik baru yang rather vulnerable new constellation of political forces, in terlihat rentan, di mana koalisi pemerintah yang dipimpin which the coalition government led by the elected President oleh presiden terpilih Bapak Joko Widodo ternyata harus Mr. Joko Widodo was unsettled by the opposition coalition berhadapan dengan koalisi oposisi yang menguasai that dominated the majority seats in parliament. Based on mayoritas kursi di parlemen. Berdasarkan data Badan the data from the Central Statistics Agency (BPS), Indonesia’s Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDB Indonesia di tahun cumulative GDP growth in 2014 was only recorded at 5.02%, 2014 secara kumulatif hanya tercatat sebesar 5,02% atau the lowest growth in the last five years. Tightening monetary diklasifikasikan sebagai yang terendah dalam kurun waktu policy by Bank Indonesia (BI) since the second half of lima tahun terakhir. Kebijakan pengetatan moneter oleh 2013 was thought to have contributed to the economic Bank Indonesia (BI) yang dimulai pada paruh kedua tahun downturn, considering that there had been a slowdown in 2013 diperkirakan juga turut mempunyai andil terhadap banking annual credit growth, which at the end of the year perlambatan ekonomi yang terjadi, menimbang telah only amounted to 11.6%, compared with the growth rate terjadinya perlambatan pertumbuhan kredit perbankan of 22.2% in the previous year. Unfortunately, BI’s efforts to secara tahunan yang pada akhir tahun hanya tercatat curb the spike in annual inflation rate in 2014 appeared to sebesar 11,6%, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan be less successful, looking at the final figure of 8.36% which sebesar 22,2% pada tahun sebelumnya. Sayangnya upaya exceeded the upper range of BI’s inflation target (although BI untuk meredam tingkat inflasi tahunan yang tinggi slightly better than the inflation rate of 8.38% in 2013). This di tahun 2014 tampaknya kurang berhasil, ditinjau dari was partly triggered by the decision of the new government pencapaian akhir sebesar 8,36% yang kembali melampaui on November 17, 2014 to raise the price of fuel oil by Rp. 2,000 rentang atas target inflasi BI (walaupun sedikit lebih baik per litre for premium gasoline and diesel fuel (equivalent dibandingkan tingkat inflasi tahun 2013 sebesar 8,38%). Hal to a rise of 30.8% and 36.4%) to cut the subsidy that was ini antara lain dipicu oleh keputusan pemerintah baru yang burdening the state budget; compounded by the electricity pada tanggal 17 November 2014 kembali menaikkan harga tariff adjustment and the increase in 12 kg LPG. On the other Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp. 2.000 per liter hand, BI’s success in keeping the exchange rate fluctuation untuk bensin premium dan solar (setara dengan kenaikan of Rupiah against US Dollar under control deserved 30,8% dan 36,4%) untuk memangkas beban subsidi di some appreciation, although the Rupiah exchange rate in anggaran belanja negara; di samping juga diakibatkan oleh closing continued to weaken to Rp. 12.440 or depreciated adanya penyesuaian tarif tenaga listrik dan kenaikan harga by approximately 2% from the closing rate in 2013 of LPG 12 kg. Di sisi lain keberhasilan BI dalam menjaga Rp. 12.189. This was in line with the increase in pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika foreign exchange reserves which had exceeded USD Serikat dalam rentang volatilitas yang relatif terkendali 111.9 billion, coupled with the impact of BI’s policy in pantas diapresiasi, walaupun kurs Rupiah tercatat kembali November to raise the level of BI rate further by 25 ditutup melemah ke level Rp. 12.440 atau terdepresiasi basis points to 7.75% in response to the government’s sekitar 2% dari angka kurs penutupan di tahun 2013 announcement of the reduction of fuel subsidy. sebesar Rp. 12.189. Hal ini diperkirakan sejalan dengan peningkatan cadangan devisa yang telah menembus angka USD 111,9 milyar dan dampak kebijakan BI yang pada bulan November kembali menaikkan tingkat suku bunga BI rate sebesar 25 basis poin ke level 7,75% sebagai respons atas pengumuman pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 21 Di tengah meningkatnya unsur ketidakpastian pasar In the midst of rising market and political uncertainties, dan politik, data industri perusahaan pembiayaan secara national multifinance industry data had also shown a nasional juga telah menunjukkan trend perlambatan di slowing growth trend where aggregate consumer finance mana untuk agregat portfolio pembiayaan konsumen portfolio only grew by 10.2% to Rp. 245.8 trillion, while leasing hanya mencatat pertumbuhan sebesar 10,2% menjadi sector had shrunk by 5.5% to Rp. 111 trillion (compared Rp. 245,8 triliun, sementara di sektor sewa guna usaha to the growth in 2013, which were 16.2% and 11.7%, bahkan telah terjadi kontraksi sebesar 5,5% menjadi respectively). In response to the current market condition Rp. 111 triliun (dibandingkan pertumbuhan masing-masing faced by national multifinance industry, the Financial sektor sebesar 16,2% dan 11,7% di tahun 2013). Menyikapi Services Authority (FSA) acting as the regulator paid greater perkembangan situasi pasar yang dihadapi industri attention to strengthen the quality of internal management pembiayaan nasional saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) of multifinance companies, as reflected in the publication selaku regulator terlihat menaruh perhatian yang lebih of two new regulations, namely OJK Ruling No. 29/ besar pula untuk memperkuat kualitas pengelolaan internal POJK.05/2014 on The Conduct of Business Affair of Finance perusahaan pembiayaan, yang tercermin dari terbitnya Companies and OJK Ruling No. 30/ POJK.05/2014 on Good 2 peraturan baru yaitu Peraturan OJK No. 29 tahun 2014 Corporate Governance. In general, it seemed that FSA had tentang Penyelenggaran Usaha Perusahaan Pembiayaan aligned the parameters used to monitor the management dan Peraturan OJK No. 30 tahun 2014 tentang Tata Kelola of finance companies by adopting the benchmark used on Perusahaan Yang Baik. Secara umum terlihat penyelarasan banking services, among others related to the classification parameter yang digunakan OJK untuk memonitor of financing collectibility, computation of allowance for pengelolaan perusahaan pembiayaan dengan mengadopsi provision of accounts receivable reserves, maximum lending tolak ukur yang digunakan untuk mengatur perusahaan limit, job certification, mandatory budget for trainings, jasa keuangan perbankan, antara lain terkait klasifikasi etc. The initiatives launched by FSA was believed to have kolektibilitas pembiayaan, perhitungan pencadangan positive impact on multifinance industry structure in the piutang, batas maksimum pemberian kredit, sertifikasi long term, although in the short term, it was thought to force jabatan, anggaran wajib untuk pelatihan karyawan, dan the market players to act more prudently which in general lain-lain. Inisiatif yang digulirkan oleh OJK ini diyakini akan would tend to reduce the growth of business expansion. berdampak positif terhadap tatanan industri perusahaan pembiayaan secara jangka panjang, kendati pada jangka pendek diperkirakan akan mendorong pelaku pasar untuk mengedepankan prinsip kehati-hatian yang pada umumnya akan cenderung mengerem laju ekspansi bisnis. 22 Dipengaruhi oleh tekanan kondisi eksternal yang kurang In response to the pressure of unfavourable external kondusif di atas, salah satu kebijakan strategis yang conditions above, one of the strategic policies taken by the diambil Direksi adalah dengan mengurangi limit wewenang Directors was to reduce the credit limit approval authority persetujuan kredit yang diberikan ke komite kredit cabang granted to the branches’ credit committee and to increase dan meningkatkan keterlibatan komite kredit kantor pusat the involvement of the head office’s credit committee and dan Direksi dalam mengevaluasi proposal pembiayaan the Directors in evaluating financing proposals. Despite yang dijajaki. Kendati kebijakan pengelolaan resiko ini such risk management policies believed to be relevant diyakini cukup relevan untuk kondisi yang dihadapi, for the occurring condition, it would seem predictable namun dapat diprediksi sebelumnya bahwa pengetatan that implementation of rigourous customers’ criteria and kriteria dan seleksi nasabah dalam proses pemberian selection would result in the increase in downpayments persetujuan kredit akan berdampak pada meningkatnya requirements and other conditions, which in some cases persyaratan uang muka dan kondisi lainnya dan bahkan resulted in the rejection of applications. As predicted, new dalam beberapa kasus berujung pada penolakan aplikasi. financing in 2014 fell by 14.7% to Rp. 2.23 trillion compared Sebagaimana diperkirakan, nilai pembiayaan baru di tahun to the previous year, which was contextually the lowest 2014 terkoreksi sebesar 14,7% menjadi Rp. 2,23 triliun new financing figure of the Company since 2011. As the dibandingkan tahun sebelumnya, dan secara kontekstual ramification of this condition, it was inevitable that net merupakan realisasi pembiayaan baru terendah Perseroan receivables of leasing and consumer financing portfolio of sejak tahun 2011. Sebagai ramifikasi dari kondisi ini, tak the Company began to show a declining trend by 6.9% and dapat dihindari bahwa nilai piutang bersih dari portfolio 4.6% to Rp. 2.79 trillion and Rp. 562.2 billion, respectively. sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen Perseroan On the other hand, a combination of marketing strategies mulai menunjukkan tren penurunan sebesar 6,9% dan that target on customer segments with lower credit risk, 4,6% menjadi Rp. 2,79 triliun dan Rp. 562,2 miliar. Di sisi the increase of financing in foreign currencies, particularly lain, kombinasi dari strategi pemasaran yang membidik for export-oriented customers as well as the increasing segmen nasabah dengan resiko kredit yang lebih rendah, strain in funding cost associated with the increase in BI peningkatan pembiayaan dalam valuta asing khususnya rate indicator (especially those related to the utilization terhadap nasabah berorientasi ekspor serta tekanan biaya of new loan facilities), had a negative impact on the net pendanaan yang terkait dengan peningkatan indikator BI interest margins, which shrank from the range of 5.77% rate (khususnya terkait utilisasi fasilitas pinjaman baru), in 2013 to about 4.84%. The ratio of operating expenses telah berdampak pada menyusutnya marjin bunga bersih against total net receivables also increased from 3.09% dari kisaran 5,77% pada tahun 2013 menjadi sekitar to around 3.5%, which was mainly driven by the increase 4,84%. Rasio biaya operasional terhadap total piutang in employees’ salaries which among others related to pembiayaan bersih juga turut meningkat dari kisaran inflation rate and regional minimum wage adjustments 3,09% menjadi sekitar 3,5%, yang terutama didorong as well as the increase in the number of employees from oleh tekanan biaya gaji karyawan yang antara lain 552 people to 592 people, which was mainly related to the terkait penyesuaian tingkat inflasi dan upah minimum recruitment of employees in the collection department regional serta peningkatan jumlah karyawan dari amidst the momentary freeze in new branch expansion. As 552 orang menjadi 592 orang, yang terutama terkait a result, the Company‘s financial performance in 2014 in rekrutmen karyawan bagian penagihan di tengah terms of net income after tax of Rp. 110.85 billion showed penundaan ekspansi pembukaan cabang baru. Sebagai a decline of about 18.3% compared to previous year’s akibatnya, kinerja keuangan Perseroan untuk tahun result of Rp. 135.67 billion, and approximately 9% lower 2014 ditinjau dari segi pendapatan bersih setelah pajak than the current year’s budgeted figure of Rp. 121.28 billion. sebesar Rp. 110,85 miliar telah menyusut sekitar 18,3% dibanding hasil tahun lalu sebesar Rp. 135,67 miliar, dan terpaut sekitar 9% lebih rendah dari hasil yang dianggarkan untuk tahun ini sebesar Rp. 121,28 miliar. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 23 Prospek usaha Perseroan di tahun 2015 akan sangat The Company‘s business prospect in 2015 will be dipengaruhi oleh perkembangan kondisi makroekonomi strongly influenced by the development in Indonesia‘s Indonesia, yang secara umum diperkirakan akan relative macroeconomic condition, which is generally expected to membaik dibandingkan dengan tahun 2014, kendati masih improve relatively compared to macroeconomic condition terdapat beberapa risiko gangguan internal maupun in 2014, although there will still be some risk of internal eksternal yang dapat melemahkan skenario pemulihan and external threats that could weaken the recovery ini. BI dalam siaran persnya di bulan Februari 2015 cukup scenario. In its press release in February 2015, BI was quite optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun optimistic that Indonesia‘s economic growth in 2015 would 2015 akan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2014 dan berada be higher than the growth in 2014, expected in the range pada kisaran 5,4 – 5,8%, didorong oleh ekspansi dan of 5.4 - 5.8%, driven by the expansion and acceleration of percepatan investasi pemerintah pada beberapa sektor government investments on a few priority sectors, namely prioritas yaitu pertanian, maritim dan infrastruktur, agriculture, maritime and infrastructure, as outlined in the sebagaimana telah disetujui DPR dalam APBN-P 2015. 2015 state budget that had been approved by the House of Peningkatan kapasitas fiskal pemerintah untuk menopang Representative. The increase in the government‘s fiscal kegiatan ekonomi produktif dimungkinkan oleh adanya capacity to support productive economic activities was reformasi kebijakan subsidi energi yang sekaligus made possible by the reformation of energy subsidy policy memanfaatkan momentum penurunan harga minyak which simultaneously took advantage of the momentum dunia yang signifikan. Pada awal bulan Januari 2015, of the significant decline in global oil prices. In the pemerintah perubahan beginning of January 2015, the government announced kebijakan yang berani terkait dengan harga dan another bold policy on fuel prices and subsidies, by subsidi BBM, yaitu menghapus subsidi bahan bakar completely removing subsidy on premium gasoline premium bakar and lowering the price of diesel fuel price by setting a solar kembali dan dengan mengumumkan menurunkan menetapkan harga sebesar fixed subsidy of Rp 1,000 per litre. As an illustration, the Rp. 1.000 per liter. Sebagai ilustrasi, untuk bulan Januari price of premium gasoline in January 2015 dropped 2015 harga bensin premium turun Rp. 1.000 menjadi by Rp. 1,000 to Rp. 7,600, while the price of diesel fell by Rp. 7.600 sementara harga solar turun Rp. 250 menjadi Rp. 250 to Rp. 7,250. Following the fundamental changes Rp. 7.250. Dengan adanya perubahan fundamental pada in the government’s policy, the government will effectively kebijakan pemerintah ini, maka pemerintah secara efektif adjust the fuel price on a monthly basis based on market akan melakukan penyesuaian penetapan harga BBM price mechanism, such that in estimation the government‘s secara bulanan yang dikaitkan dengan mekanisme harga budget for fuel subsidy can be reduced significantly from pasar, sehingga diperkirakan anggaran pemerintah untuk Rp. 276 trillion to Rp. 82 trillion, which would potentially beban subsidi BBM ini akan dapat turun signifikan dari reduce the government’s budget deficit to a healthier kisaran Rp. 276 triliun menjadi Rp. 60 triliun, dan berpotensi level in the range of 2% of GDP. On the other hand, the untuk memperkecil defisit anggaran pemerintah ke tingkat government’s initiative to expand the implementation yang lebih sehat di kisaran 2% dari PDB. Di sisi lain, of social security programs in Indonesia through the inisiatif pemerintah untuk memperluas penyelenggaraan establishment of the Social Security Agency (BPJS), program jaminan sosial di Indonesia melalui pembentukan with the execution of BPJS Healthcare Program in the Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dengan beginning of 2014, is expected to have positive and telah difungsikannya tetap awal significant impact on the welfare of society, which could tahun 2014, diperkirakan akan memberikan dampak in turn lead to a reallocation of purchasing power, which positif yang cukup signifikan terhadap kesejahteraan potentially will stimulate the consumption sector eventually. masyarakat, yang BPJS subsidi bahan Kesehatan selanjutnya dapat pada mendorong terjadinya realokasi daya beli masyarakat yang berpotensi untuk kembali menggairahkan sektor konsumsi. 24 Untuk membalikkan tren pelemahan pertumbuhan To reverse the trend of weakening economic growth ekonomi yang turut dipicu oleh pengetatan kondisi triggered by the tightening of monetary condition in moneter di tahun 2014, telah terlihat beberapa inisiatif 2014, several policy initiatives have been undertaken by kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik melalui the government through the FSA and BI. At the end of OJK dan BI. Pada penghujung bulan September 2014, September 2014, FSA set a new regulation on the OJK menetapkan regulasi pembatasan suku bunga Dana restrictions on the level of interest rates on Third Party Pihak Ketiga (DPK) dan insentif yang diberikan kepada Fund (TPF) and incentives given to depositors of major deposan bank-bank besar (buku 4) dan menengah banks (book 4) and medium banks (book 3) at the (buku 3), masing-masing sebesar 200 dan 225 basis maximum of 200 and 225 basis points above BI rate, point di atas BI rate. Langkah positif ini diambil untuk respectively. This positive move aimed at curbing the meredam melambungnya suku bunga pinjaman bank soaring banks’ lending rates which could potentially trigger yang berpotensi memicu ekonomi biaya tinggi, di mana high cost economy, in which FSA also required all banking OJK turut mewajibkan semua lembaga perbankan untuk institutions to immediately act on the decline in TPF interest segera menindaklanjuti penurunan suku bunga DPK ini rate with commitments to lower the lending rate in the dengan komitmen penurunan suku bunga kredit dalam banks’ 2015 business plan. In the middle of November rencana bisnis bank di tahun 2015. Pada pertengahan 2014, BI adopted a policy that relaxed the requirement on bulan November 2014, BI mengambil kebijakan yang Minimum Statutory Reserve Requirement by expanding memperlunak kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) the scope of the definition of deposits in the calculation of dengan memperluas cakupan definisi simpanan dalam Loan to Deposit Ratio (LDR), in which banks were allowed perhitungan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), di mana to include any securities issued (such as bonds, medium bank diijinkan untuk memasukkan surat-surat berharga term notes, etc.). The latest step taken by BI in mid- yang diterbitkan (seperti obligasi, medium term notes, February 2015 has in fact somewhat caught the market by dsb). Langkah terbaru yang diambil BI di pertengahan surprise, namely by deciding to cut BI rate by 25 basis points bulan Februari 2015 bahkan terbilang cukup mengejutkan to 7.5%. This policy was allegedly due to the optimism of pasar, yaitu dengan memutuskan penurunan suku bunga BI that the twin deficit in Indonesia‘s balance of payments BI rate sebesar 25 basis point menjadi 7,5%. Kebijakan ini would continue to decline, in line with the decline in the disinyalir seiring dengan optimisme BI akan berlanjutnya current account deficit, and was perhaps tied to BI’s aim to penurunan defisit neraca pembayaran Indonesia yang boost credit growth rate further to the range of 15% - 17%. sejalan dengan penurunan defisit transaksi berjalan, dan The prospect of sustained low global oil prices in 2015, mungkin dapat dikaitkan pula dengan harapan BI untuk which is supported by the prospect of improvement in the dapat menggenjot lebih tinggi laju pertumbuhan kredit supply of food staples, also assures BI that inflation rate di kisaran 155 - 17%. Prospek terus berlanjutnya harga will be lower compared to the previous year and is minyak dunia yang rendah di tahun 2015, yang didukung expected to be achieved in the range below the target oleh prospek membaiknya pasokan bahan pangan, juga of 4 + 1% per annum. meyakinkan BI bahwa tingkat inflasi akan turut membaik dibandingkan tahun sebelumnya dan diperkirakan dapat tercapai di kisaran bawah sasaran 4+1% per annum. Mengimbangi terkait However, despite the positive outlook on the development perkembangan kondisi makroekonomi nasional dan of national macroeconomic condition and government kebijakan pemerintah, terdapat beberapa faktor risiko dan policies, there are some remaining risk and challenges tantangan yang menjadi perhatian Perseroan. Yang pertama to be attended to. First, it is about the still unfavorable adalah kondisi eksternal yang masih kurang kondusif external conditions attributed to the dim outlook of global terkait prospek pelemahan ekonomi global antara lain economic slowdown that swamped EU countries, Japan negara Uni Eropa, Jepang dan terutama Tiongkok. and especially China. On one hand, these circumstances Di satu sisi kondisi ini akan menekan pemulihan may hamper the recovery of commodity prices in general, harga-harga and consequently Indonesia’s economic recovery, which pemulihan prospek komoditas pada cukup positif umumnya, ekonomi sehingga yang heavily relies on the commodity sectors, might also be masih sangat tergantung pada sektor komoditas akan hampered. Under this scenario, among other things, the Buana Finance pertumbuhan yang Indonesia Laporan Tahunan 2014 Annual Report 25 cukup terganggu. Salah satu dampak dari kondisi Company can no longer rely comfortably on the prospect ini adalah prospek pertumbuhan permintaan alat- of growth in the demand of heavy equipments, which alat berat yang menjadi salah satu fokus pembiayaan has been one of the focus of the Company’s financing, Perseroan selama ini masih akan sulit diandalkan. Di sisi lain, situasi ekonomi global yang anemik ini telah On the other hand, the anemic prospect of global economic memicu terjadinya peningkatan volatilitas nilai tukar growth has spurred the volatility of currency exchange mata uang negara berkembang, seperti Indonesia, karena rates of developing countries, such as Indonesia, as most sebagian negara maju disinyalir mengadopsi kebijakan developed countries have allegedly adopted financial keuangan yang secara sengaja melemahkan nilai tukar policies that intentionally weaken the exchange rate of mata uangnya sendiri untuk mendorong pertumbuhan their own currency in order to boost its economic growth. ekonomi. Kondisi seperti ini umumnya akan mengurangi In general, these unfavourable conditions might discourage minat penanaman modal langsung dari investor asing, direct investment interests from foreign investors, as a terkait meningkatnya biaya lindung nilai atas modal consequences of increasing hedging cost due to higher karena peningkatan risiko kurs, justru di saat Indonesia exchange rate risks, which timing unfortunately coincided sangat membutuhkan dukungan aliran modal investor with the moment when Indonesia direly needs the support global untuk mendukung upaya ambisius pemerintah from global investors in the form of capital inflows to dalam menggenjot pembangunan infrastruktur nasional. sustain Government‘s ambitious efforts to boost the Tantangan kedua yang cukup mencuri perhatian adalah development of national infrastructures. The second konsekuensi pemetaan kekuatan politik baru Indonesia challenge that demands our attention is the new Indonesian yang terlihat rentan, di mana koalisi pemerintah yang political constellation that seems vulnerable. The new dipimpin oleh pasangan presiden / wakil presiden government under the elected president and vice president terpilih Joko Widodo / Jusuf Kalla ternyata harus Joko Widodo / Jusuf Kalla have to deal with the opposition berhadapan dengan koalisi oposisi yang menguasai coalition that holds the majority seats in the parliament. mayoritas kursi di parlemen. Walaupun secara umum Although in general the market gives a positive response pasar cukup merespons positif atas komposisi Kabinet on the composition of the Work Cabinet, formed by Kerja yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo, President Joko Widodo, but since the parliament is likely namun sikap parlemen yang cenderung mengambil to take opposing stance, there is considerable doubt that posisi antagonistik dikhawatirkan akan mempersulit the Government could execute their program smoothly. kesinambungan bergulirnya program kerja pemerintah. 26 Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk secara In line with the Company‘s commitment to continuously berkesinambungan menjaga penerapan prinsip-prinsip maintain the application of the principles of good corporate tata kelola perusahaan yang baik, terdapat beberapa governance principles, there are several matters that must hal yang patut disampaikan Direksi atas kegiatan be reported by the Board of Directors pertaining to its pelaksanaannya di tahun 2014. Yang terutama terkait implementation in 2014. Primarily, on the aspects of legal aspek kepatuhan hukum, Direksi telah membentuk compliance, the Board of Directors has established a Work Unit Kerja Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Unit for Handling and Resolving Customer Complaints, Nasabah (UKP3N), untuk memenuhi ketentuan POJK pursuant to POJK No. 1/POJK.07/2013 on Consumer no. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Protection in the Financial Services Sector, and also Sektor Jasa Keuangan, dan juga secara proaktif melakukan proactively given due socialization on other OJK’s newly sosialisasi atas perkembangan POJK yang baru lainnya enacted regulations and explained in great lengths over dan penjelasan atas implikasinya kepada seluruh bagian their implications to all parts of the Company‘s manajemen Perseroan yang ada di kantor pusat maupun di management at headquarters as well as in the branch cabang. Termasuk dalam konteks ini, Perseroan juga telah offices. Included in this context, the Company has memulai upaya melakukan penilaian sendiri atas tingkat commenced risiko Perseroan, sebagaimana yang telah disyaratkan assess its enterprise risk level, as required in the dalam POJK No. 10/POJK.05/2014 tentang Penilaian POJK No. Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan Non Bank. Risk Level its self-assessment 10/POJK.05/2014 of Non-Bank on exercise Assessment Financial to of Institutions. Untuk POJK To confirm the fulfilment of POJK No. 4/POJK.05/2013, in No. 4/POJK.05/2013, pada bulan September 2014 Bapak September 2014, Mr Antony Muljanto had passed the fit and Antony Muljanto juga telah dinyatakan lulus dari penilaian proper test conducted by the FSA to qualify as a director of kemampuan dan kepatutan sebagai direktur perusahaan finance company, which underscored that all members of pembiayaan oleh OJK, sehingga saat ini seluruh anggota the Board of Directors and Commissioners had complied Dewan Direksi dan Komisaris Perseroan telah memenuhi to the government requirements. The Board of Directors persyaratan pemerintah tersebut. Direksi bersama dengan together with Internal Audit Division and Human Resources Divisi Internal Audit dan Komite Sumber Daya Manusia Committee constantly evaluate and follow up on the key Perseroan juga secara berkesinambungan melakukan findings and incoming suggestions from Whistleblowing evaluasi dan tindak lanjut atas temuan-temuan penting System managed by the Audit Committee, pertaining to the maupun masukan dari Sistem Pelaporan Pelanggaran accountability of employees and management, judged from yang dikelola oleh Komite Audit, terkait akuntabilitas both performance and integrity. In line with this, in October karyawan dan pimpinan, baik yang terkait kinerja maupun 2014 the Company updated its Codes of Conduct and integritas. Sejalan dengan hal ini, pada bulan Oktober 2014 Company Regulations to ensure their relevance and Perseroan juga telah melakukan pemutakhiran kembali conformity with the Company’s demands and regulatory atas Pedoman Kode Etik dan Peraturan Perusahaan requirements. untuk penegasan memastikan pemenuhan relevansi ketentuan dan keselarasannya dengan kebutuhan Perseroan dan perundangan. Sebagai akhir kata, Dewan Direksi mengucapkan terima Lastly, the Board of Directors would like to thank all the kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku stakeholders of the Company, primarily to the shareholders, kepentingan Perseroan, terutama kepada para pemegang for the unwavering trust and support, to the Board of saham Perseroan atas kepercayaan dan dukungannya, Commissioners for their direction and guidance, to our loyal kepada Dewan Komisaris atas arahan dan bimbingannya, customers, creditors and business partners of the Company kepada para pelanggan setia, kreditur dan mitra usaha for their trust and cooperation, and without exception to Perseroan atas kepercayaan dan kerjasamanya, dan tanpa the employees of the Company who have shown their terkecuali kepada para karyawan Perseroan yang telah dedication, cooperation and contribution to the achievement menunjukan dedikasi, kerjasama dan sumbangsihnya of the Company‘s performance. There might be plenty of untuk memberikan kontribusi positif atas pencapaian unexpected challenges and dynamics in 2015, such that sasaran kinerja Perseroan. Tahun 2015 yang akan kita we all need to be prepared and alert in order to be able to songsong mungkin akan tetap menyimpan banyak kejutan seize arising business opportunities in the increasingly dinamika dan tantangan yang membutuhkan kesigapan competitive environment. However, we believe, by the dan kejelian semua insan Perseroan untuk dapat tetap grace of God the Almighty, and the continued support from merebut peluang usaha di tengah kompetisi yang semakin all stakeholders of the Company, Buana Finance will be ketat. Namun kami percaya, dengan rahmat Tuhan Yang in good position to improve its performance and business Maha Esa, serta kesinambungan dukungan dari seluruh execution, in order to achieve our vision to become one pemangku kepentingan Perseroan, maka Buana Finance of the most preferred finance companies in Indonesia. dapat mewujudkan perbaikan kinerja dan eksekusi bisnis, demi tercapainya visi Perseroan untuk menjadi salah satu perusahaan pembiayaan yang paling diminati di Indonesia. Soetadi Limin Direktur Utama President Director Herman Lesmana Antony Muljanto Direktur Director Direktur Director Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 27 Peristiwa Penting 2014 Significant Events in 2014 Maret | March Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 200 milyar antara Perseroan dan Bank Panin pada tanggal 11 Maret 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 200 billion between the Company and Bank Panin on 11 March 2014. april | april Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman modal kerja sebesar Rp 50 milyar dan fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 250 milyar antara Perseroan dan Bank Danamon pada tanggal 3 April 2014. Signing of the working capital facility agreement in amount of Rp 50 billion and term loan facility agreement in amount of Rp 250 billion between the Company and Bank Danamon on 3 April 2014. Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan perpanjangan fasilitas kredit lokal sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank Central Asia pada tanggal 29 April 2014. Signing of the term loan facility agreement and renewal of local credit facility in amount of Rp 100 billion between the Company and Bank Central Asia on 29 April 2014. 28 Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar US$ 35 juta antara Perseroan dan Standard Chartered Bank (cabang Singapura) pada tanggal 30 April 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of US$ 35 million between the Company and Standard Chartered Bank (Singapore branch) on 30 April 2014. Mei | May Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 75 milyar antara Perseroan dan Bank ICBC pada tanggal 19 Mei 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 75 billion between the Company and Bank ICBC on 19 May 2014. Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank of China Limited (cabang Jakarta) pada tanggal 20 Mei 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 100 billion between the Company and Bank of China Limited (Jakarta branch) on 20 May 2014. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 29 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan diadakan pada tanggal 21 Mei 2014 di Mercantile Athletic Club, Gedung WTC, Jakarta. Beberapa hal yang diputuskan dalam rapat umum ini adalah pembagian dividen tunai sebesar Rp 60,- per lembar saham. The Company’s Annual and Extraordinary General Meetings of Shareholders were held on 21 May 2014, at Mercantile Athletic Club, WTC Building, Jakarta. Some decisions at these general meetings were the cash dividend distribution of Rp 60,- per share. Juni | june Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan Bank Nationalnobu pada tanggal 25 Juni 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 50 billion between the Company and Bank Nationalnobu on 25 June 2014. agustus | august Rapat Kerja Nasional Tengah Tahunan diadakan pada tanggal 18-20 Agustus 2014 di Hotel Aston Belitung, dalam rangka evaluasi pencapaian kinerja pertengahan tahun 2014. Rapat diikuti oleh seluruh kepala cabang, kepala bisnis, pemutus kredit dari seluruh Indonesia dan jajaran manajemen Perseroan. Mid Year - National Business Meeting was held from 18 to 20 August 2014 at Hotel Aston Belitung, to evaluate the performance during mid year 2014. The meeting was attended by the Company’s branch managers, business managers, credit officers the Company’s management. 30 across Indonesia and september | september Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan Bank Commonwealth pada tanggal 2 September 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 50 billion between the Company and Bank Commonwealth on 2 September 2014. Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman aksep sebesar Rp 90 milyar antara Perseroan dan Bank Capital pada tanggal 17 September 2014. Signing of the money market facility agreement in amount of Rp 90 billion between the Company and Bank Capital on 17 September 2014. Pada tanggal 19 September 2014, Perseroan menerima penghargaan Multifinance Award 2014 dari Majalah Infobank yang diadakan di Hotel Shangrila, Jakarta. On 19 September 2014, the Company received the celebrated Multifinance Award 2014 from Infobank Magazine at Shangrila Hotel, Jakarta. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 31 oktober | october Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 200 milyar antara Perseroan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) pada tanggal 1 Oktober 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 200 billion between the Company and Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) on 1 October 2014. Penandatanganan perjanjian fasilitas kredit berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank Permata pada tanggal 2 Oktober 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 100 billion between the Company and Bank Permata on 2 October 2014. november | november Perseroan melakukan pelunasan penuh atas Medium Term Notes (MTN) sebesar Rp 150 milyar pada tanggal 19 November 2014. The Company has fully repaid the Medium Term Notes (MTN) in amount of Rp 150 billion on 19 November 2014. 32 desember | december Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 250 milyar antara Perseroan dan Bank Panin pada tanggal 8 Desember 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 250 billion between the Company and Bank Panin on 8 December 2014. Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank KEB Hana pada tanggal 11 Desember 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 100 billion between the Company and Bank KEB Hana on 11 December 2014. Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank DKI pada tanggal 12 Desember 2014. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 100 billion between the Company and Bank DKI on 12 December 2014. Pada tanggal 20-21 Desember 2014, Perseroan turut berpartisipasi untuk melakukan program edukasi tentang produk dan jasa keuangan kepada masyarakat, melalui gelaran Pasar Keuangan Rakyat 2014 di Kemayoran Jakarta, yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) On 20-21 December 2014, the Company participated in carrying out public education program pertaining to financial products and services literacy, through the 2014 People’s Financial Fair event at Kemayoran Jakarta, which was sponsored by the Financial Services Authority. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 33 Penghargaan & Pemeringkatan Perseroan Company’s Award and Rating 34 Penghargaan yang diterima COMPANY’S AWARD Perseroan menerima penghargaan Multifinance Award 2014 dari Majalah InfoBank dengan kategori “Kinerja Keuangan 2013 Sangat Bagus” untuk kategori perusahaan dengan aset lebih dari Rp 1 trilyun. Acara pemberian penghargaan ini diselenggarakan di hotel Shangrila, Jakarta pada tanggal 19 September 2014 dan diterima langsung oleh Direktur Utama Perseroan. Penghargaan ini merupakan penghargaan dengan kategori “Sangat Bagus” yang ke-9 kalinya yang diterima Perseroan dalam 10 tahun terakhir. The Company received the celebrated Multifinance Award 2014 from Infobank Magazine, in the category of “Excellent 2013 Financial Performance”, for the category of companies with assets over Rp 1 trillion. The awards ceremony was held at the Shangrila Hotel, Jakarta on September 19, 2014 and received by the Company’s President Director. This award in the category of “Excellent Performance” was received by the Company for the 9th times in the last 10 years. Pemeringkatan Perseroan COMPANY’S RATING Pada tanggal 7 Oktober 2014, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat perusahaan “id A –“ (single A minus) untuk periode 7 Oktober 2014 sampai dengan 1 Oktober 2015. On October 7, 2014, Credit Rating Indonesia (Pefindo) has affirmed its “id A – “ (single A minus) company rating, for the period of October 7, 2014 to October 1, 2015. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 35 Sekilas Buana Finance Buana Finance in Brief “ 36 PT Buana Finance Tbk. berawal dari pendirian PT BBL Leasing Indonesia pada tanggal 7 Juni 1982 dengan sejarah operasional selama 32 tahun. Perseroan telah berkembang dari sebuah lembaga keuangan swasta campuran dengan modal awal Rp 1,8 milyar dan 2 kantor cabang menjadi perusahaan publik dengan modal lebih dari Rp 1 trilyun, total aset sebesar Rp 3,6 trilyun dan 21 kantor cabang serta 4 unit pemasaran. PT Buana Finance Tbk. owed its origin to the founding of PT BBL Leasing Indonesia on 7 June 1982, having a business legacy that spans over a period of 32 years. The Company has evolved from a private foreign joint venture finance company with start up equity of Rp 1.8 billion and 2 branch offices to a public company with an equity of more than Rp 1 trillion, total assets of Rp 3.6 trillion and 21 branch offices and 4 marketing outlets. Perseroan memperoleh izin operasi di bidang sewa guna usaha dan pada tahun itu mengubah nama menjadi PT BBL Dharmala Leasing. Tahun 1989, Perseroan berubah menjadi PT BBL Dharmala Finance sehubungan dengan ekspansi usaha menjadi perusahaan pembiayaan dengan izin operasi di bidang sewa guna usaha, modal ventura, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Di tahun yang sama, Perseroan menerbitkan obligasi pertama senilai Rp 10 milyar. The Company received an operating license to provide financial leasing, and later that year changed its name to PT BBL Dharmala Leasing. In year 1989, the Company changed its name again to PT BBL Dharmala Finance in conjunction with the expansion of its business into a multifinance company with the operating license for leasing, venture capital, factoring, credit card, and consumer finance. In that same year, the Company issued its first bonds of Rp 10 billion. Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham pada tahun 1990, menggalang modal segar sebesar Rp 15,6 milyar melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Selama tahun 1989-1997, Perseroan telah melakukan lima kali emisi di pasar modal, terdiri dari tiga emisi obligasi, satu penawaran umum saham, dan satu penawaran umum terbatas saham, senilai total Rp 218,63 milyar. Di samping itu, Perseroan juga mendapat kepercayaan berupa fasilitas pinjaman modal kerja dari beragam institusi keuangan multinasional melalui beberapa perjanjian kerjasama pendanaan. Dalam periode tahun 2001-2003 telah terjadi dua kali perubahan kepemilikan saham ini sehingga Perseroan mengubah nama menjadi PT BBL Danatama Finance Tbk., lalu menjadi PT Bina Danatama Finance Tbk pada tahun 2003. In 1990, the Company issued its Initial Public Offering raising Rp 15.6 billion in fresh equity capital through the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges. All told, between 1989 and 1997, the Company undertook five floatations in the Indonesian capital market, comprising of three debt issues, one initial public offering, and a rights issue, raising Rp 218.63 billion in total. In addition, through several funding agreements, the Company was entrusted with working capital loan from many multinational financial institutions. Throughout 2001-2003, there were two changes of main shares ownership and it changed the Company’s name into PT BBL Danatama Finance Tbk, and PT Bina Danatama Finance Tbk in 2003. Pada bulan Februari 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK) pemegang saham pendiri PT Bank Buana Indonesia Tbk., mengambil alih seluruh saham dan sebagian besar waran Perseroan yang sebelumnya dimiliki oleh pihak kreditur. Setelah proses penawaran tender kepada pemegang saham publik dan konversi waran, kepemilikan SDK meningkat menjadi 67,5% pada akhir tahun 2005 dan selanjutnya menjadi 67,6% setelah melakukan pembelian saham melalui Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2007. Perseroan berubah nama menjadi PT Buana Finance Tbk., sejak tanggal 3 Oktober 2005 dan fokus di bidang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. In February 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK), the founding shareholder of PT Bank Buana Indonesia Tbk., acquired all shares and a significant portion of warrants previously owned by the creditors. Following a tender offer process to public shareholders and conversion of the warrants, the ownership of SDK increased to 67.5% as at year-end 2005; and become 67.6% on 3 July 2007 by shares purchased through Jakarta Stock Exchange. Starting 3 October 2005, the Company changed its name to PT Buana Finance Tbk., and continued its business with focus in leasing and consumer financing. KEGIATAN USAHA PERSEROAN BUSINESS ACTIVITIES OF THE COMPANY Sesuai Keputusan Menteri Keuangan, dan sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan, maka Perseroan memiliki ijin usaha untuk menjalankan kegiatan dalam bidang usaha lembaga pembiayaan, yaitu : Pursuant to the Minister of Finance Decree, and as stated in the Company’s Article of Association, the Company has the business licenses to carry out activities in financial institution business, namely : • Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha dapat dilakukan dalam bentuk pembiayaan untuk pengadaan barang modal baik secara financial lease maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa-guna usaha dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. • Pembiayaan Konsumen Yaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen yang pembayarannya dilakukan secara berkala. • Anjak Piutang Yaitu pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang dari transaksi perdagangan, atau penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang perusahaan klien. • Kartu Kredit Yaitu penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan oleh pemegangnya untuk pembelian barang dan/atau jasa. • Leasing Leasing may be carried out in financing of capital goods procurement on the basis of financial lease and/or operating lease for lessee within a specified period by the regular repayment. • Consumer Financing It is financing by providing funds for goods procurement, based on consumer needs within a reguler repayment. • Factoring It is financing in the form of purchase or transfer of receivables arising from trade transactions or administering corporate client’s credit sales including the collections of receivables. • Credit Card It is credit card issuance which used for cardholders to purchase products and/or services. Pelaku Usaha Jasa Keuangan terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 37 Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile Warga Negara Indonesia, 63 tahun. Mengikuti pendidikan di Yock Eng High School (Singapore) pada tahun 1969. Ditetapkan sebagai Komisaris Utama Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013. An Indonesian citizen, 63 years old. Admitted to education in Yock Eng High School (Singapore) in 1969. Karman Tandanu Appointed as Company‘s President Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013. Komisaris Utama President Commissioner Pengalaman Kerja Working Experience 2009 – sekarang: Komisaris Utama Perseroan 2009 – present: President Commissioner of the Company 2012 – sekarang: Komisaris Utama PT Sari Dasa Karsa 2012 – present: President Commissioner of PT Sari Dasa Karsa 2005 – 2008: Komisaris PT Bank Buana Indonesia Tbk 2005 – 2008: Commissioner of PT Bank Buana Indonesia Tbk 1995 – 2005: Direktur Muda PT Bank Buana Indonesia Tbk 1995 – 2005: Junior Director of PT Bank Buana Indonesia Tbk 1988 – 2011: Komisaris PT Sari Dasa Karsa 1988 – 2011: Commissioner of PT Sari Dasa Karsa 1985 – 1995: Kepala Biro Luar Negeri PT Bank Buana Indonesia Tbk 1985 – 1995: Head of Foreign Affairs Bureau of PT Bank Buana Indonesia Tbk 1980 – 1985: Wakil Pimpinan Kantor Cabang Surabaya PT Bank Buana Indonesia Tbk 1980 – 1985: Deputy Head of Surabaya Branch Office of PT Bank Buana Indonesia Tbk 1979 – 1980: Pimpinan Kantor Cabang Senen, Jakarta PT Bank Buana Indonesia Tbk 1979 – 1980: Head of Senen (Jakarta) Branch Office of PT Bank Buana Indonesia Tbk 1975 – 1979: Wakil Kepala Biro Luar Negeri PT Buana Indonesia Tbk 1975 – 1979: Deputy Head of Foreign Affairs Bureau of PT Bank Buana Indonesia Tbk 38 Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Meraih gelar Doctor di bidang Strategic Management pada tahun 1988 dan gelar Master di bidang Administrasi Bisnis dari University of Nebraska, Lincoln (USA) pada tahun 1984. Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Atmajaya Jakarta, Indonesia pada tahun 1981. Ditetapkan sebagai Komisaris Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 72 tanggal 27 Mei 2009. Warga Negara Indonesia, 58 years old. Graduated with a Doctoral‘s Degree in Strategic Management in 1988 and a Master Degree in Business Administration from University of Nebraska, Lincoln (USA) in 1984. Also graduated with a Bachelor Degree in Economics from University of Atmajaya Jakarta, Indonesia in 1981. Tjan Soen Eng Komisaris Commissioner Appointed as Company‘s Commissioner as stated in the Minutes of Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 72 dated May 27, 2009. Pengalaman Kerja Working Experience 2009 – sekarang: Komisaris Perseroan 2009 – present: Commissioner of the Company 2007 – sekarang: Komisaris Utama di PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2007 – present: President Commissioner of PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2007 – sekarang: Komisaris Utama di PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk 2007 – present: President Commissioner of PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk 2010 – 2012: Komisaris Utama di PT Bayu Buana Tbk 2010 – 2012: President Commissioner of PT Bayu Buana Tbk 2008 – 2013: Komisaris Utama di PT Zurich Insurance Indonesia 2008 – 2013: President Commissioner of PT Zurich Indonesia 2007 – 2010: Komisaris di PT Bayu Buana Tbk 2007 – 2010: Commissioner of PT Bayu Buana Tbk 2007 – 2012: Komisaris Utama di PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 2007 – 2012: President Commissioner of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 2000 – 2007: Partner di Kantor Akuntan Publik Ernst & Young 2000 – 2007: Partner in Ernst & Young Public Accountant Firm 1996 – 1999: Direktur di PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk 1996 – 1999: Director of PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk 1990 – 1995: Direktur Keuangan PT BBL Dharmala Finance Tbk 1990 – 1995: Finance Director of PT BBL Dharmala Finance Tbk 1989 – 1990: Business Development Advisor di PT Arya Upaya Corporation 1989 – 1990: Business Development Advisor of PT Arya Upaya Corporation 1981 – 1982: Chief Accountant and Controller di PT Arga Soka 1981 – 1982: Chief Accountant and Controller in PT Arga Soka 1979 – 1981: Staff of Budgeting and Treasury Division di PT Indocement 1979 – 1981: Staff of the Budgeting and Treasury Division in PT Indocement Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 39 Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Meraih gelar Master di bidang Businesss Administration dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004. Ditetapkan sebagai Komisaris Independen Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013. Warga Negara Indonesia, 42 years old. Graduated with a Master‘s Degree in Business Administration from Waseda University, Tokyo, Japan in 2004. Corneiles Tedjo Endriyarto Komisaris Independen Independent Commissioner Appointed as Company‘s Independent Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013. Pengalaman Kerja 40 Working Experience 2013 – sekarang: Komisaris Perseroan 2013 – present: Commissioner of the Company 2013 – sekarang: Ketua Komite Audit Perseroan 2013 – present: Chairman of Audit Committee 2013 – sekarang: Komisaris Independen di PT Asuransi Buana Independent 2013 – present: Independent Commissioner of PT Asuransi Buana Independent 2004 – sekarang: Tax and Accounting Advisor di beberapa perusahaan swasta 2004 – present: Tax and Accounting Advisor at several private companies 2005 – 2013: Anggota Komite Audit Perseroan 2005 – 2013: 1994 – 2014: Senior Auditor di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Member of Audit Committee of the Company 1994 – 2014: Auditor in Inspectorate General of the Ministry of Finance Profil Dewan Direksi Board of Directors Profile Warga Negara Indonesia, 69 tahun. Meraih gelar Master di bidang Keuangan dan Perbankan dari Golden Gate University, San Francisco (USA) pada tahun 1988, dan gelar Sarjana dari Akademi Perbankan (Perbanas) Medan di tahun 1969. Ditetapkan sebagai Direktur Utama Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 74 tanggal 12 Mei 2010. An Indonesian citizen, 69 years old. He possessed an MBA degree in Banking and Finance, from Golden Gate University-San Fransisco (USA) in 1988 and Banking Degree from Akademi Perbankan (Perbanas) Medan in 1969. Soetadi Limin Direktur Utama President Director Appointed as Company‘s President Director as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 74 dated May 12, 2010. Pengalaman Kerja Working Experience 2010 – sekarang: Direktur Utama Perseroan 2010 – present: President Director of the Company 2000 – 2004: Komisaris di PT Bank Buana Indonesia Tbk 2000 – 2004: Commissioner of PT Bank Buana Indonesia Tbk 1996 – 1999: Wakil Direktur Utama PT Bank Buana Indonesia Tbk 1996 – 1999: Deputy President Director of PT Bank Buana Indonesia Tbk 1989 – 1995: Direktur Perbankan Internasional dan Treasuri PT Bank Buana Indonesia Tbk 1989 – 1995: Managing Director for International Banking and Treasury of PT Bank Buana Indonesia Tbk 1967 – 1988: Berbagai tugas eksekutif di PT Bank Buana Indonesia Tbk 1967 – 1988: Various executive assignments in PT Bank Buana Indonesia Tbk Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 41 Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Menyelesaikan pendidikan di bidang Manajemen Perusahaan (ekonomi) dari Akademi Pendidikan Kejuruan Jakarta pada tahun 1981. Ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Nomor 24 tanggal 17 Desember 2008. An Indonesian citizen, 58 years old. Graduated in Corporate Management (economy) from Akademi Pendidikan Kejuruan, Jakarta in 1981. Herman Lesmana Direktur Director Appointed as Company‘s Director as stated in the Minutes of the Extraordinary General Meeting of Shareholders of the Company Number 24 dated December 17, 2008. Pengalaman Kerja 42 Working Experience 2008 – sekarang: Direktur Perseroan 2008 – present: Director of the Company 2006 – sekarang: Komisaris PT Pro Car International Finance 2006 – present: Commissioner of PT Pro Car International Finance 2004 – 2006: Direktur Pemasaran PT ANJ Finance 2004 – 2006: Marketing Director of PT ANJ Finance 1983 – 2004: Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance 1983 – 2004: Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance 1976 – 1983: Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank 1976 – 1983: Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank Warga Negara Indonesia, 40 tahun. Meraih gelar Master di bidang Commerce-Funds Management dari University of New South Wales, Sydney, Australia pada tahun 2000 dan Sarjana di bidang Business Administration - Finance, Investment, and Banking dari University of Wisconsin, Madison (USA) pada tahun 1995. Ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 17 tanggal 18 April 2007. An Indonesian citizen, 40 years old. Graduated with a Master‘s Degree in Commerce-Funds Management from University of New South Wales, Sydney, Australia in 2000 and graduated with a Business Administration - Finance, Investment, and Banking Degree from University of Wisconsin, Madison (USA) in 1995. Antony Muljanto Direktur Director Appointed as Company‘s Director as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 17 dated April 18, 2007. Pengalaman Kerja Working Experience 2007 – sekarang: Direktur Perseroan 2007 – present: Director of the Company 2005 – 2007: Kepala Divisi Tresuri Perseroan 2005 – 2007: 2004 – 2005: Direktur di PT Karet Mas Treasury Division Head of the Company 2002 – 2003: Assistant Deputy Director di PT Karet Mas 2004 – 2005: Director of PT Karet Mas 2002 – 2003: 2001 – 2002: Treasury Analyst di American Express International, Inc., Singapore Regional Treasury Center Assistant to Deputy Director of PT Karet Mas 2001 – 2002: Treasury Analyst at American Express International, Inc.,Singapore Regional Treasury Center 1996 – 1999: Finance and Accounting Manager di PT Aneka Infokom Tekindo 1996 – 1999: Finance and Accounting Manager of PT Aneka Infokom Tekindo Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 43 Profil Komite Audit Audit Committee Profile Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Meraih gelar Master di bidang Businesss Administration dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004. Ditetapkan sebagai Komisaris Independen Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013. Warga Negara Indonesia, 42 years old. Graduated with a Master‘s Degree in Business Administration from Waseda University, Tokyo, Japan in 2004. Appointed as Company‘s Independent Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013. Corneiles Tedjo Endriyarto Ketua Komite Audit Chairman of Audit Committee Pengalaman Kerja 44 Working Experience 2013 – sekarang: Komisaris Perseroan 2013 – present: Commissioner of the Company 2013 – sekarang: Ketua Komite Audit Perseroan 2013 – present: Chairman of Audit Committee 2013 – sekarang: Komisaris Independen di PT Asuransi Buana Independent 2013 – present: Independent Commissioner of PT Asuransi Buana Independent 2004 – sekarang: Tax and Accounting Advisor di beberapa perusahaan swasta 2004 – present: Tax and Accounting Advisor at several private companies 2005 – 2013: Anggota Komite Audit Perseroan 2005 – 2013: 1994 – 2014: Senior Auditor di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Member of Audit Committee of the Company 1994 – 2014: Auditor in Inspectorate General of the Ministry of Finance Warga Negara Indonesia, 60 tahun. Meraih gelar Master di bidang Manajemen Pemasaran pada tahun 1995 dan gelar Master di bidang Keuangan pada tahun 1991 dari IPPM, Jakarta. Meraih gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti Jakarta, Indonesia pada tahun 1984. Diangkat sebagai anggota Komite Audit Perseroan pada tanggal 30 Mei 2013 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/ KOMBNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013. Warga Negara Indonesia, 60 years old. Graduated with a Master Degree in Marketing Management in 1995 and a Master Degree in Finance in 1991 from IPPM, Jakarta. Also graduated with an undergraduate degree in Economics Accountancy from University of Trisakti Jakarta, Indonesia in 1984. Hardianto Soefajin Anggota Komite Audit Member of Audit Committee Appointed as member of the Audit Committee on May 30, 2013 as established in the BOC Decision Letter No. 004/ KEP/KOM-BNF/V/2013 dated May 30, 2013. Pengalaman Kerja Working Experience 2013 – sekarang: Anggota Komite Audit Perseroan 2013 – present: 2014 – sekarang Anggota Komite Audit di PT Asuransi Jiwa BCA (BCA life) Member of Audit Committee of the Company 2014 – present 2014 – sekarang Anggota Komite Audit di PT Asuransi Mitra Maparya Tbk Member of Audit Committee of PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) 2014 – present 2013 – 2014: Financial Controller di PT Cowell DevelopmentTbk Member of Audit Committee of PT Asuransi Mitra Maparya Tbk 2013 – 2014: 2012 – 2013: VP, Head of Internal Audit and Special Project di PT Tira Austenite Tbk (anak perusahaan PT Wijaya Tunggal Sejahtera) Financial Controller in PT Cowell Development Tbk 2012 – 2013: 2011 – 2012: Head of Audit & Control di PT Widjajatunggal Sejahtera VP, Head of Internal Audit and Special Project in PT Tira Austenite Tbk (a subsidiary of PT Wijaya Tunggal Sejahtera) 2011 – 2012: 2002 – 2010: Anggota Komite Audit di PT Ecogreen Oleochemicals Head of Audit & Control in PT Widjajatunggal Sejahtera 2002 – 2010: 2002 – 2007: Anggota Komite Audit di PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Member of Audit Committee in PT Ecogreen Oleochemicals 2002 – 2007: 2000 – 2002: Personal Assistant Direksi, VP di CNI Group Member of Audit Committee in PT Indomobil Sukses Internasional Tbk 2000 – 2002: 1997 – 1999: Direktur Keuangan, CFO di PT Zurich Insurance Indonesia Personal Assistant Board of Directors, VP in CNI Group 1997 – 1999: 1995 – 1997: Direktur Keuangan di PT Ongko Life Insurance (JV dengan L& G Australia Pte. Ltd) Finance Director, CFO in PT Zurich Insurance Indonesia 1995 – 1997: 1986 – 1995: Berbagai jabatan di Akunting, Operation, Credit dan sebagai Kepala Cabang di Jakarta dan Manado di PT Bank Umum Nasional Finance Director in PT Ongko Life Insurance (JV with L&G Australia Pte. Ltd) 1986 – 1995: 1984 – 1986: Deputy Manager Internal Auditor di Dharmala Group Various assignments in Accounting, Operation, Credit and as Branch Manager in Jakarta and Manado in PT Bank Umum Nasional 1984 – 1986: 1980 – 1984: Auditor di Kantor Akuntant Publik SGV, Drs. Utomo & Co. Deputy Manager Internal Auditor in Dharmala Group 1980 – 1984: Auditor in Public Accountant SGV, Drs.Utomo & Co. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 45 Warga Negara Indonesia, 63 tahun. Meraih gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada tahun 1978. Diangkat sebagai anggota Komite Audit pada tanggal 10 Juni 2010 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 tanggal 10 Juni 2010. Warga Negara Indonesia, 63 years old. She possessed an undergraduate degree in Accountancy from Universitas Indonesia, Jakarta, in 1978. Winny Widya Appointed as member of the Audit Committee on June 10, 2010 as established in the BOC Decision Letter No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 dated June 10, 2010. Anggota Komite Audit Member of Audit Committee Pengalaman Kerja 46 Working Experience 2010 – sekarang: Anggota Komite Audit Perseroan 2010 – present: 2007 – sekarang: Anggota Komite Audit di PT Bank UOB Indonesia Member of Audit Committee of the Company 2007 – present: 1981 – 2006: Berbagai jabatan seperti Manajer bidang Akuntansi, Kepala Satuan Kerja Audit Intern, Kepala Biro Tata Usaha, Kepala Biro Akuntansi Pusat di PT Bank Buana Indonesia Tbk Member of Audit Committee at PT Bank UOB Indonesia 1981 – 2006: Various position as Accounting Manager, Head of Internal Audit Unit, Head of Administration, Head of Central Accounting in PT Bank Buana Indonesia Tbk 1978 – 1980: Internal Auditor di PT Bank Central Asia Tbk dan PT Lippo Indah Trading 1978 – 1980: Internal Auditor in PT Bank Central Asia Tbkand PT Lippo Indah Trading Kepala Divisi Perseroan Division Heads berdiri dari kiri ke kanan standing from left to right Miron D. Panjaitan Agung Yanuarianto Hesty Philip Hadinata Robertus I. Wayan Edwin Andu Ahmad Khaetami duduk dari kiri ke kanan seated from left to right Ted Suyani Nani Susanti Sudiono Pujo Irvan Satyawan Marketing CF Deputy Director Corporate Secretary Internal Audit Division Financial Lease Division R1 Financial Lease Division R2 Consumer Finance Division R1 Consumer Finance Division R2 Consumer Finance Division R3 HRD-GS Division Financial Control Division Legal & Compliance Division Branch Operation Support Division Risk Management Division Treasury Division Account Recovery CF Division Account Recovery FL Division Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report Rudianto Sebayang Suwanti Ida Fitrijati Philip Hadinata Yohanna Octaviani Ahmad Khaetami Miron D. Panjaitan Rudianto Sebayang Ted Suyani Robertus I. Wayan Hesty Irvan Satyawan Nani Susanti Sudiono Pujo Agung Yanuarianto Suwanti Edwin Andu Sudiono Pujo Ida Fitrijati 47 Struktur Organisasi Organization Structure Board of Commissioners Board of Directors President Director Marketing & Business Development Director Operation Director Marketing Consumer Finance Deputy Director Corporate Secretary & Investor Relation Internal Audit Division Unit Kerja Pengenalan Nasabah (UKPN) Unit Kerja Penanganan & Penyelesaian Pengaduan Nasabah (UKP3N) Audit Committee Financial Lease Division - regional 1 Consumer Finance Division - regional 1 Treasury Division Risk Management Financial Lease Division - regional 2 Consumer Finance Division - regional 2 Financial Control Division Branch Operation Support Division Consumer Finance Division - regional 3 Legal & Compliance Division Account Recovery Financial Lease Division Branches HRD-GS Division Account Recovery Consumer Finance Division 48 Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 49 Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Tinjauan Usaha Business overview Ekonomi Indonesia tidak luput dari fenomena pelemahan ekonomi global, dimana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 5,02% atau mengalami penurunan kembali dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5,78%. Pencapaian ini diklasifikasikan sebagai yang terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Beberapa faktor yang memicu penurunan ini adalah : (i) masih tingginya tingkat inflasi di tahun 2014 sebesar 8,36% yang melampau rentang atas target inflasi BI dan mengharuskan BI untuk mempertahankan pengetatan dalam kebijakan moneter; (ii) kontraksi komoditas kegiatan usaha terkait aktivitas usaha yang dibuktikan dari penurunan sebesar 3,43% pendapatan bisnis ekspor karena konsolidasi harga komoditas dan pembatasan ekspor mineral yang belum diolah; (iii) tingginya ketidakpastian politik karena pemilu yang panjang untuk anggota legislatif dan kepresidenan. Indonesian economy was overshadowed by the phenomenon of global economic slowdown, as based on the Statistics Bureau of Indonesia (BPS), Indonesia‘s economic growth was 5.02% in 2014, which was lower compared 5.78% in 2013. This constituted the lowest growth in the past five years. Some factors that triggered the decline were : (i) the high level of inflation in the year 2014 at 8.36% which was beyond the upper range of Bank Indonesia targeted inflation and forced BI to maintain tightening bias in its monetary policy; (ii) contraction of commodities related business activities as can be evidence from a 3.43% decline in export business revenue due to consolidation of commodities prices and export restriction on unprocessed mineral ores; (iii) heightened sense of political uncertainty due to the lengthy elections for both legislation members and the presidential office. Berdasarkan Data Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang dirilis oleh Bank Indonesia, total portfolio pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di seluruh Indonesia tahun 2014 menunjukkan trend perlambatan, dimana untuk portfolio pembiayaan sewa guna usaha turun dari Rp. 117,4 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 111 trilyun di tahun 2014. Sedangkan sektor pembiayaan konsumen masih mendominasi, kendati hanya mengalami sedikit kenaikan dari Rp. 222,9 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 245,7 trilyun di tahun 2014. Total portfolio piutang pembiayaan Perseroan di tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 3,43 trilyun, terkoreksi sebesar 6,7% dari tahun 2013 sebesar Rp. 3,68 trilyun. Secara rinci berdasarkan sektor usaha, portfolio pembiayaan sewa guna usaha di tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 2,86 trilyun, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp. 3,07 trilyun, sedangkan sektor pembiayaan konsumen juga mengalami penurunan tipis dari Rp. 589,4 milyar ditahun 2013 menjadi Rp. 562,2 milyar di tahun 2014. Dari skala industri pembiayaan secara nasional, pangsa pasar Perseroan ditahun 2014 sedikit terkoreksi menjadi 0,96%. Based on the Indonesian Financial Stastistics Data released by BI, the total financing portfolio of finance companies throughout Indonesia in 2014 showed moderating trend as leasing portfolio drop from Rp. 117.4 trillion in 2013 to Rp. 111 trillion in 2014. Meanwhile, consumer finance sector still dominated, although its growth was seen at a much reduced pace from Rp. 222.9 trillion in 2013 to Rp. 245.7 trillion in 2014. The total portfolio of the Company’s receivables in 2014 amounted to Rp. 3.43 trillion; slipped by 6.7% from the year 2013 amounting to Rp. 3.68 trillion. In more detail, categorized by industry sectors, the leasing portfolio in 2014 amounted to Rp. 2.86 trillion, lower compared with Rp. 3.07 trillion in year 2013, while consumer finance sector also experienced a slight decline from Rp. 589.37 billion in 2013 to Rp. 562.2 billion in 2014. On the national scale of financing industry, the Company‘s market share in the year 2014 was slightly shrank to 0.96%. (dalam trilyun Rupiah) (in trillion Rupiah) PIUTANG SEWA GUNA USAHA LEASING RECEIVABLES 2014 2014 2013 TOTAL PIUTANG TOTAL RECEIVABLES 2014 2013 Perseroan / Company 2.86 3.07 0.57 0.60 3.43 3.68 Nasional / National 111 117.4 245.7 222.9 356.7 340.3 2.58% 2.62% 0.23% 0.27% 0.96% 1.08% Pangsa Pasar / Market Share 50 2013 PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN CONSUMER RECEIVABLES Tinjauan Operasi Operations Overview Pembiayaan Sewa Guna Usaha Financing Leases Perseroan mencatatkan pembiayaan baru sewa guna usaha di tahun 2014 sebesar Rp. 1,79 trilyun atau lebih rendah 16,5% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp. 2,14 trilyun. Penurunan ini secara umum merupakan dampak dari melemahnya aktivitas sektor ekonomi berbasis komoditas berorientasi ekspor, yang dipicu oleh harga komoditas dan secara khusus tercermin pada menurunnya permintaan pasar terhadap kebutuhan alat berat. Berdasarkan data riset internal dari PT United Tractors Tbk, volume penjualan alat berat di Indonesia kembali mengalami penurunan sekitar 13,5% dari 10.252 unit di tahun 2013 menjadi 8.867 unit di tahun 2014, yang terutama dipicu oleh anjloknya permintaan dari industri pertambangan yang terganjal oleh kebijakan pengetatan ekspor oleh pemerintah dan penurunan permintaan global. Di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi makroekonomi Indonesia, Perseroan juga mengambil kebijakan untuk lebih selektif dalam memberikan pembiayaan, meningkatkan kewaspadaaan dalam memantau kualitas aset dan juga melakukan diversifikasi portfolio. Obyek sewa guna usaha yang dibiayai Perseroan meliputi alat berat, otomotif (bus dan truk), kapal serta mesin. Pembiayaan sewa guna usaha ini dialokasikan pada sektor usaha konstruksi, perkebunan, pertambangan, dan transportasi (pengangkutan kargo dan komoditas). The Company recorded a new lease financing in 2014 in the amount of Rp. 1.79 trillion, fell by 16.5% compared to the year 2013 in the amount of Rp. 2.14 trillion. In general, the decrease was a result of weakening economic activities sector based on export oriented commodity, which was triggered by commodity prices, specially reflected by the decrease in market demand for heavy equipments. Based on internal research data of PT United Tractors Tbk, heavy equipment sales volume in Indonesia decreased by 13.5% from 10,252 units in 2013 to 8,867 units in 2014, which as caused by plunged demand from mining industry which was hampered by the tightening of export by the government dan the decline in global demand. Amidst growing Indonesia’s uncertain macroeconomic condition, the Company also adopted policies to be more selective in providing financing, increasing its awareness in monitoring the assets quality and also diversifying its portfolio. Leased objects include heavy equipments, automotives (buses and trucks), vessels and machineries financing. Lease financing is allocated to construction, agriculture, mining, and transportation sectors (cargo and commodity transports). (dalam trilyun Rupiah) (in trillion Rupiah) PEMBIAYAAN BARU 2014 2013 PERTUMBUHAN / GROWTH Sewa Guna Usaha 1,792.4 2,146.6 -16.5% Leasing 437.3 458.0 -4.5 % Consumer Finance 0 9.4 -100.0 % Factoring 2,229.7 2,614.0 -14.7 % Total Pembiayaan Konsumen Anjak Piutang Total Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report NEW FINANCING 51 Pembiayaan Konsumen Consumer Finance Pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum masih ditopang oleh konsumsi domestik, salah satunya melalui penjualan sektor otomotif. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil baru di tahun 2014 mencapai 1,21 juta unit, turun dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 1,23 juta unit. Pembiayaan konsumen Perseroan di tahun 2014 mencapai sebesar Rp. 437 milyar lebih rendah dari tahun 2013 sebesar Rp. 458 milyar. Pembiayaan konsumen Perseroan selain dari sektor otomotif yang mencapai sebesar Rp. 367,9 milyar, juga mulai merambah segmen pembiayaan rumah sebesar Rp. 69,4 milyar. Dalam menjalankan usahanya untuk sektor otomotif, Perseroan lebih fokus pada pengembangan pembiayaan untuk kendaraan bekas, mengingat marjin yang relatif lebih besar di bandingkan pembiayaan mobil baru. Sepanjang tahun 2014, pembiayaan mobil bekas mencapai 88 % atau sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 dengan pencapaian sebesar 87%. Indonesia‘s economic growth generally is driven by domestic consumption, one of them through the sale in automotive sector. Based on data from the Indonesian Automotive Industry Association (Gaikindo), new car sales in 2014 reached 1.21 million units, a slight decrease compared to the year 2013 that reached 1.23 million units. The Company’s financing in 2014 reached Rp. 437 billion, lower than financing in 2013 amounting to Rp. 458 billion. Besides automotives financing that reached Rp. 367.9 billion, also started to explore mortgage financing segment of Rp. 69.4 billion. Company puts its focus on the development of financing of used vehicles, given the relatively higher margin than new car financing. Throughout 2014, used car financing reaches 88% or slightly higher than in 2013, with the achievement of 87%. PORTFOLIO PEMBIAYAAN KONSUMEN 2014 2013 CONSUMER FINANCING PORTFOLIO Kendaraan Baru 11.8% 13.5% New Car 88.2% 86.5% Used Car 100.0% 100.0% Kendaraan Bekas Total 52 Total ANALISA KINERJA KEUANGAN ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE Penyajian Laporan Keuangan Secara Umum The Presentation of Financial Statements in General Laporan keuangan untuk tahun berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) danPeraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggara Usaha Perusahaan Pembiayaan. The financial statements as of 31 December 2014 and 2013 are prepared and presented in accordance with Indonesia Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and Regulation of OJK No. 29/ POJK.05/2014 on Finance Companies Business. Analisis laporan keuangan di bawah ini dijabarkan berdasarkan laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja (anggota of Ernst & Young Global Limited), akuntan publik independen, berdasarkan standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dalam laporannya masingmasing tertanggal 9 Maret 2015 dan 10 Maret 2014. Analysis of the financial statements below is elaborated based on the Company’s financial statements for the year ended 31 December 2014 and 2013. The financial statements of the Company as of and for the year ended 31 December 2014 and 2013 were audited by the Public Accounting Firm Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited), an independent public accountant, in accordance to the auditing standard issued by Indonesian Institute of Certified Public Accountants (IAPI), with an unqualified opinion in its report dated 9 March 2015 and 10 March 2014. I. ANALISA POSISI KEUANGAN I. ANALYSIS OF FINANCIAL POSITION ASET Pada akhir tahun 2014, Perseroan mencatatkan total aset sebesar Rp. 3,59 trilyun terkoreksi sebesar 4.9% dibandingkan tahun sebelumnya ( 2013 : Rp. 3,77 trilyun). Penurunan aset disebabkan adanya penurunan pada investasi sewa guna usaha dan piutang pembiayaan konsumen seiring dengan penurunan penyaluran pembiayaan baru. Dari total aset yang ada, sebagian besar portfolio didominasi oleh pembiayaan sewa guna usaha yang menyumbang 78 % dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 16%. Aktiva tetap Perseroan naik dari Rp. 44,1 milyar di tahun 2013 menjadi Rp. 54,2 milyar di tahun 2014 karena adanya pembelian 3 (tiga) unit ruko di cabang Bekasi, Pontianak dan Kemayoran yang digunakan sebagai kantor cabang Perseroan, guna menghemat biaya sewa ruang kantor yang terus meningkat setiap tahunnya. ASSETS At the end of 2014, the Company recorded total assets amounting to Rp. 3.59 trillion, a correction of 4.9% compared to the previous year (2013: Rp. 3.77 trillion). The decline of assets was a result of the decrease in investment finance leases and consumer financing receivables which are in line with the lower new financing in 2014. Total assets were largely dominated by finance leases and net consumer financing receivables, which accounted for 78% and 16% of total assets, respectively. The fixed assets of the Company increased from Rp. 44.1 billion in 2013 to Rp. 54.2 billion in 2014 due to the purchase of three 3 (three) offices for Bekasi, Pontianak and Kemayoran to be used for branch offices in order to reduce office space rental cost that increases every year. Rincian dan komposisi aset Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah, sebagai berikut : The Company’s assets details and composition as of 31 December 2014 and 2013 are as follow : (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah) 2014 KETERANGAN 2013 % Amount % Amount DESCRIPTION 121,972 3.4% 86,576 2.3% Cash and cash equivalents 268 0.0% 177 0.0% Marketable securities Investasi sewa pembiayaan-neto 2,785,063 77.6% 2,994,235 79.4% Net investment in finance leases-net Piutang pembiayaan konsumenneto 562,197 15.7% 589,365 15.6% Consumer financing receivablesnet - 0.0% 1,722 0.0% Factoring receivables Piutang lain-lain 28,844 0.8% 21,176 0.6% Other receivables Aset derivatif 21,125 0.6% 20,838 0.6% Derivative asset 8,420 0.2% 7,935 0.2% Prepaid expenses 347 0.0% 0 0.0% Operating lease asset 54,186 1.5% 44,108 1.2% Fixed asset Kas dan setara kas Surat-surat berharga Tagihan anjak piutang Biaya dibayar dimuka Aset sewa operasi Aset tetap Aset tak berwujud Aset pajak tangguhan Total Aset Buana Finance 581 0.0% 469 0.0% Intangible asset 3,852 0.1% 3,870 0.1% Deferred tax assets 3,586,854 100.0% 3,770,471 100.0% Total Assets Laporan Tahunan 2014 Annual Report 53 Berdasarkan profil jatuh tempo aset, komposisi aset lancar ( jatuh tempo kurang dari 1 tahun) turun tipis dari Rp. 2,13 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 2,02 trilyun di tahun 2014. Demikian juga untuk aset jatuh tempo 1-3 tahun turun menjadi Rp. 1,36 trilyun di tahun 2014 dari Rp. 1,52 trilyun di tahun 2013. Di sisi lain aset jatuh tempo diatas 3 tahun meningkat menjadi Rp. 136,5 milyar dari Rp. 71,8 milyar di tahun 2014 yang disebabkan adanya pembiayaan kredit pemilikan perumahan dengan rata rata tenor pinjaman di atas 3 tahun. Based on the asset maturity profile, the composition of current asset (maturity of less than 1 year) slightly decreased from Rp. 2.13 trillion in 2013 to Rp. 2.02 trillion in 2014. Likewise, for asset maturity 1-3 year also fell to Rp. 1.36 trillion in 2014 from Rp. 1.52 trillion in 2013. On the other hand, asset maturity of more than 3 years increased to Rp. 136.5 billion from Rp. 71.8 billion in 2013 due to the mortgage financing with average tenors above 3 years. Struktur jatuh tempo aset Perseroan tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut : Asset maturity structure of the Company in 2014 and 2013 were as follows : (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah) KETERANGAN 2014 2013 REMARKS Aset Non Keuangan 66,584 55,584 Non Financial Assets Aset Jatuh Tempo 1 tahun 2,019,904 2,127,422 Asset Maturity of up to in 1 year Aset Jatuh Tempo 1-3 tahun 1,363,880 1,515,708 Asset Maturity of 1-3 year Aset Jatuh Tempo diatas 3 tahun Total Aset 136,486 71,757 3,586,854 3,770,471 Asset Maturity of more than 3 year Total Assets KEWAJIBAN LIABILITIES Total kewajiban Perseroan pada akhir tahun 2014 turun sebesar 6,9% atau sebesar Rp. 2,48 trilyun dari Rp. 2,67 trilyun di tahun 2013. Penurunan ini disebabkan hutang bank yang turun menjadi Rp. 2,39 trilyun di tahun 2014 dari Rp. 2,59 trilyun di tahun 2013 sebagai dampak penurunan penyaluran pembiayaan baru dan adanya pelunasan MTN I pada bulan November 2014 sebesar Rp. 150 milyar. 96% dari total kewajiban Perseroan merupakan total utang kepada lembaga keuangan dan bank. Total liabilities of the Company at the end of 2014 decreased by 6.9% or amounted to Rp. 2.48 trillion from Rp. 2.67 trillion in 2013. The decrease was due to the drop in bank loans to Rp. 2.39 trillion in 2014 from Rp. 2.59 trillion in 2013 as result of lower new financing and payment of MTN I in November 2014 in amount of Rp.150 billion. 96% of the total Company liabilities represented loans to financial institutions and banks. Rincian dan komposisi kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, sebagai berikut : The details and composition of the Company’s liabilities as of December 31, 2014 and 2013 were as follows : (in million Rupiah) (dalam juta Rupiah ) 2014 Keterangan Utang kepada lembaga keuangan dan bank % Amount 2,388,090 96.2% 2,437,158 % Description 91.4% Loans from financial insitutions and bank 0 0.0% 149,401 5.6% Medium term notes 11,177 0.5% 9,732 0.4% Taxes payable Utang dividen 233 0.0% 181 0.0% Dividends payable Utang lain-lain 30,546 1.2% 31,182 1.2% Other payable Medium term notes Utang pajak Uang muka lain-lain Beban akrual Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Liabilitas imbalan pasca kerja Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Total Kewajiban 54 Amount 2013 2,804 0.1% 3,374 0.1% Other advances 16,313 0.7% 14,231 0.5% Accured expenses 6,208 0.3% 6,673 0.3% Short term employee benefits liabilites 17,795 0.7% 15,075 0.6% Post-Employment benefits liabilites 9,096 0.4% 246 0.0% Currency and interest rate swap contracts 2,482,261 100.0% 2,667,254 100.0% Total Liabilities Berdasarkan profil jatuh tempo kewajiban di tahun 2014, tercatat kewajiban jatuh tempo dibawah 1 tahun sebesar Rp 1,46 trilyun, dimana sebesar Rp. 50 milyar merupakan pinjaman pasar uang jangka pendek dengan tenor kurang dari 1 bulan. Mayoritas hutang bank Perseroan merupakan hutang berjangka panjang sampai dengan 3 tahun dengan pembayaran angsuran bulanan atau triwulanan. Based on the liabilities maturity profile, liabilities maturity under 1 year in amount of Rp 1.46 trillion, of which Rp. 50 billion was a short-term money market loan with tenor less than 1 month. Majority of the Company‘s bank loans were long-term loans with tenor of more than 3 years with monthly or quarterly installment payments. Struktur jatuh tempo kewajiban Perseroan tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut : Liability maturity structure of the Company in 2014 and 2013 were as follows: (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah) KETERANGAN 2014 2013 REMARKS Kewajiban Non Keuangan 54,785 48,961 Non Financial Liabilities Kewajiban Jatuh Tempo dalam 1 tahun Kewajiban Jatuh Tempo 1-3 tahun Kewajiban Jatuh Tempo diatas 3 tahun Total Kewajiban 1,458,478 1,557,202 Liabilities Maturity of up to 1 year 968,998 1,061,091 Liabilities Maturity of 1-3 year 0 0 2,482,261 2,667,254 Liabilities Maturity more than 3 year Total Liabilities EKUITAS EQUITY Ekuitas Perseroan relatif stabil di tahun 2013 dan 2014 yaitu sebesar Rp. 1,10 trilyun dikarenakan dari total laba bersih tahun 2014 sebesar Rp. 110,8 milyar, Perseroan membagikan dividen ke pemegang saham sebesar Rp. 98,7 milyar. The Company‘s equity is relatively stable in 2013 and 2014 at Rp. 1.10 trillion which from net profit in 2014 amounted Rp. 110.8 billion, the Company distributed the dividends to the shareholders at Rp. 98.7 billion. Penjelasan lebih rinci atas modal ditempatkan dan disetor penuh beserta komposisi pemegang saham dan perubahannya dapat dilihat pada bagian Ikhtisar Saham dalam laporan tahunan ini. More detailed information on the issued and fully paid in capital with the composition of shareholders and changes can be seen in the Stock Highlights section in this annual report. (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah) KETERANGAN 2014 2013 REMARKS Modal ditempatkan dan disetor penuh 411,449 411,449 Issued and fully paid in capital 457 457 Saldo laba telah ditentukan penggunaannya 14,000 13,000 Appropriated for general reserve Saldo laba belum ditentukan penggunaannya 689,467 678,343 Unappropriated retained earnings Tambahan modal disetor Pendapatan komprehensif lain Total Ekuitas (10,780) (32) 1,104,593 1,103,217 Additional paid in capital Other comprehensive income Total Equity DIVIDEN DIVIDENDS Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahun 2014 yang diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2014, pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp.60 per saham atau sebesar Rp. 98,7 milyar, Perseroan telah melakukan pembayaran dividen tunai tersebut kepada pemegang saham pada tanggal 2 Juli 2014 sementara sisa dividen yang belum diambil oleh pemegang saham warkat disajikan sebagai utang dividen. Jumlah utang dividen yang belum diambil di tahun 2014 adalah sebesar Rp. 232,6 juta. In the General Meeting of Shareholders 2014 on 21 May 2014, shareholders agreed to distribute cash dividends amounting to Rp. 60 per share or a total of Rp. 98.7 billion, the Company has made its cash dividend payment to shareholders on 2 July 2014, while the remaining dividend that has not been claimed by the shareholders were presented as dividend payable. The dividends that have not been claimed in 2014 amounted to Rp. 232.6 million. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 55 II. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF II. STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME PENDAPATAN REVENUES Total pendapatan usaha Perseroan tahun 2014 mencapai sebesar Rp. 601,3 milyar, terkoreksi 4,2% dari tahun 2013 sebesar Rp. 627,4 milyar. Pendapatan usaha Perseroan terutama berasal dari pendapatan pembiayaan yang terdiri dari pembiayaan sewa guna usaha, pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan lain-lain. Dari total pendapatan, sebesar 93% merupakan pendapatan bunga atas piutang yang dikelola di tahun 2014 dan 2013, yang masing-masing mencapai nilai sebesar Rp. 3,43 trilyun dan Rp. 3,68 trilyun. Perincian pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Company‘s total operating revenues in 2014 amounted to Rp. 601.3 billion, fell 4.2% in 2013 amounted to Rp. 627.4 billion. The Company‘s operating income is mainly derived from financing income, namely leasing, consumer financing and other income. Of total revenue, 93% was derived from interest revenue for the managed receivables during 2014 and 2013, each amounted of Rp. 3.43 trillion and Rp. 3.68 trillion. Breakdown of revenue can be showed in the following : (dalam juta Rupiah) 56 (in million Rupiah) Keterangan 2014 2013 % Total pendapatan 601,296 627,364 -4.2% Total revenue Total beban 452,871 446,200 1.5% Total expenses Description Laba sebelum beban pajak 148,425 181,164 -18.1% Profit before tax expense Beban pajak (37,570) (45,492) -17.4% Tax expenses Laba tahun berjalan 110,855 135,673 -18.3% Profit for the year Pendapatan komprehensif lain (10,748) 2,181 -592.9% Other comprehensive income Total laba komprehensif tahun berjalan 100,107 137,853 -27.4% Total comprehensive income for the year Pendapatan Sewa Pembiayaan Finance Lease income Pendapatan sewa pembiayaan menyumbang sebesar 78% dari total pendapatan Perseroan. Di tahun 2014, pendapatan ini mengalami penurunan menjadi sebesar Rp. 469,3 milyar dari Rp. 482,1 milyar di tahun 2013 atau terkoreksi 2,7% seiring dengan adanya penurunan penyaluran sewa pembiayaan di tahun 2014 dari Rp. 2,14 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 1,79 trilyun di 2014 serta penurunan imbal hasil rata-rata portfolio pembiayaan dari 16,19% di tahun 2013 menjadi 15,7% di tahun 2014. Finance lease income accounted for 78% of the Company’s total revenue. In 2014, revenue decreased to Rp. 469.3 billion from Rp. 482.1 billion in 2013 or corrected by 2.7% in line with the decrease in lease financing in 2014 from Rp. 2.14 trillion in 2013 to Rp. 1.79 trillion in 2014 and decreased on average yield in financing portfolio from 16.19% in 2013 to 15.7% in 2014. Pendapatan Pembiayaan Konsumen Consumer Financing Income Pendapatan pembiayaan konsumen memberikan kontribusi sebesar 15% dari total pendapatan Perseroan. Di tahun 2014, pendapatan pembiayaan konsumen mengalami penurunan menjadi Rp. 92,1 milyar dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 105 milyar yang disebabkan juga oleh adanya penurunan penyaluran pembiayaan konsumen dari 458 miliar di tahun 2013 menjadi Rp. 437 miliar di tahun 2014. Selain itu, imbal hasil rata-rata pembiayaan juga mengalami penurunan yang disebabkan karena Perseroan pada tahun 2014 secara aktif menyalurkan pembiayaan rumah yang secara umum memiliki tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan pembiayaan mobil. Consumer financing income contributed 15% of the Company’s total revenue. In year 2014, consumer financing income decreased to Rp. 92.1 billion from the previous year of Rp. 105 billion, which was also caused also by the decrease in new financing consumer from 458 billion in 2013 to Rp. 437 billion in 2014. Besides, average financing yield also depressed since the Company actively finances housing loans throughout 2014 which generally has lower interest rate compared to car financing. Pendapatan lain-lain Other income Pendapatan lain-lain berasal dari pendapatan bunga dari penempatan deposito, jasa giro dan denda bunga atas keterlambatan pembayaran angsuran oleh konsumen, pendapatan administrasi, penerimaan kembali piutang yang telah dihapusbukukan dan keuntungan atau kerugian atas penjualan aset baik aset tetap maupun aset sewa operasi. Pendapatan lain-lain tahun 2014 relatif stabil sebesar Rp. 40 milyar dari tahun 2013 sebesar Rp. 39,8 milyar. Other income was primarily derived from interest income from time deposits, currenct accounts and penalties applied for late payment of installment by the consumer, administration income, recoveries on receivables previously written off and gain or loss on sale of fixed assets and the assets of both operating lease assets. Other income in 2014 was relatively stable at Rp. 40 billion from 2013 to Rp. 39.8 billion. (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah) Keterangan 2014 2013 % Pendapatan sewa guna usaha 469,269 482,081 -2.7% Finance lease income 92,056 105,049 -12.4% Consumer Finance income - 406 -100.0% Factoring income Pendapatan pembiayaan konsumen Pendapatan anjak piutang Description Pendapatan lain lain 39,971 39,828 0.4% Others income Total Pendapatan 601,296 627,364 -4.2% Total Revenues BEBAN EXPENSES Total beban Perseroan tahun 2014 sebesar Rp. 452,9 milyar, naik 1,5% dari tahun 2013 Rp. 446,2 milyar. Portfolio beban terbesar berupa beban keuangan dengan porsi sebesar 59,4%, yang merupakan biaya pembayaran bunga pinjaman kepada kreditur. Beban lainnya berasal dari beban umum dan administrasi dengan porsi sebesar 27,1%, diantaranya merupakan biaya gaji dan tunjangan karyawan. Selain itu total beban Perseroan terdiri dari beban kerugian nilai, beban pemasaran, rugi selisih kurs dan beban sewa operasi. Rincian beban Perseroan untuk tahun 2013-2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini: The total expense of the Company in 2014 amounted to Rp. 452.9 billion, slightly increased by 1.5% from 2013 of Rp. 446.2 billion. The Company’s biggest expenses was mainly derived from the financing cost with the portion of 59.4% which is consist of interest loan expense to creditors. The other expense was consist from general and administrative expenses which contribute 27.1%, most of them were salaries and benefits for employees. Besides, the Company total expense was consist of provision for impairment losses, marketing expenses, foreign exchanges loss,and operating lease expenses. The detail of Company expenses, for the years 2013-2014 can be seen in the following table: (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah) Keterangan 2014 2013 % Description Beban keuangan 268,845 269,343 -0.18% Financing costs Beban administrasi dan umum 122,855 108,243 13.50% General and administrative expenses Beban kerugian penurunan nilai 58,759 64,654 -9.12% Provision for impairment losses Beban lain-lain 2,412 3,960 -39.10% Other expenses Total Beban 452,871 446,200 1.50% Total Expenses Beban Keuangan Financing Cost Terdiri dari beban bunga dan provisi dari pinjaman bank, medium term notes yang diterbitkan serta pembayaran premi swap. Beban keuangan pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 268,8 milyar, turun tipis dari tahun 2013 sebesar Rp. 269,3 milyar. Pembayaran bunga pinjaman bank turun tipis dari Rp. 258 miliar (tahun 2013) menjadi Rp. 251 miliar (tahun 2014) terkait dengan penurunan kewajiban Perseroan kepada bank. Di sisi lain, rata-rata bunga pinjaman bank yang diterima sedikit beringsut naik dari 10,42% menjadi 10,86% terutama terkait dengan adanya pinjaman baru yang telah disesuaikan bunganya mengikuti kenaikan BI Rate sebesar 200 bps pada tahun sebelumnya. Consists of interest expense and provision of bank loans, medium term notes issuance and swap premium payment. Financing cost in 2014 amounted to Rp. 268.8 billion, drop slightly from Rp. 269.3 billion in 2013. Loan interest payment decline from Rp. 258 billion (year 2013) to Rp. 251 billion (year 2014) in relation to the decrease of the Company’s liability to bank. On the other hand, average bank loans’ interest rate rose slightly from 10.42% to 10.86%, mainly related to interest rates charged for new loans which have been adjusted following the increase in BI Rate by 200 bps in the previous year. Beban umum dan administrasi General and administrative expenses Beban umum terdiri dari gaji dan tunjangan, sewa, penyusutan dan amortisasi dan biaya-biaya yang secara tidak langsung terkait dengan aktivitas operasi Perseroan. Pada tahun 2014 beban umum dan administrasi adalah Rp. 122,9 milyar meningkat sebesar Rp. 14,7 milyar atau sebesar 13,5% dari tahun 2013. Gaji dan tunjangan masih menjadi komponen terbesar dari beban umum dan administrasi yang mencapai sebesar Rp. 85,4 milyar atau naik 14% dari Rp. 74,9 milyar di tahun 2013, seiring dengan General expenses consist of salaries and benefits, rent, depreciation and amortization and costs that are not directly related to the operating activities of the Company. In 2014, general and administrative expenses amounted to Rp. 122.9 billion, an increase of Rp. 14.7 billion or 13.5% those in 2013. Salaries and benefits are still the biggest component of general and administrative expenses which reached Rp. 85.4 billion or rose by 14% from Rp. 74.9 billion in 2013, following the increase in the number of Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 57 58 penambahan jumlah karyawan Perseroan dari 552 orang di tahun 2013 menjadi 592 orang di tahun 2014 serta penyesuaian gaji dengan tingkat inflasi. Sebagai konsekuensi dari berlakunya Peraturan OJK No. 03/ POJK.02/2014 tanggal 1 April 2014, Perseroan juga telah memulai kewajiban pembayaran iuran kepada OJK sebesar 0,03% dari total aset Perseroan atau sejumlah Rp. 999,8 juta pada tahun 2014. employees of the Company from 552 employees in 2013 to 592 employees in the year 2014 as well as salary adjustments due to inflation. As a consequence of OJK Regulation No. 03/POJK.02/2014 dated 1 April 2014, the Company has fulfilled its liability to pay OJK mandatory fee of 0.03% from total assets of the Company or equivalent to Rp. 999.8 million in 2014. Beban kerugian penurunan nilai Provision for impairment losses Pada tahun 2014, beban kerugian penurunan nilai berkurang dari Rp. 64,7 milyar di tahun 2013 menjadi Rp. 58,8 milyar. Beban kerugian penurunan nilai piutang sewa guna usaha naik dari Rp. 48,3 milyar (2013) menjadi Rp. 51,2 milyar (2014), sedangkan beban kerugian penurunan nilai pembiayaan konsumen turun dari Rp.16,4 milyar (2013) menjadi Rp. 7,6 milyar (2014). Berkaitan dengan penambahan biaya pencadangan ini, rasio total cadangan penurunan nilai terhadap total piutang pembiayaan Perseroan di tahun 2014 tercatat sebesar 2,35%, dibandingkan dengan 2,5% di tahun 2013. Perhitungan atas biaya pencadangan telah dilakukan dengan menggunakan metode migrasi yang konsisten dengan prinsip-prinsip PSAK No. 55 tahun 2011. In 2014, provision for impairment losses decreased from Rp. 64.7 billion in 2013 to Rp. 58.8 billion. Provision for impairment losses for financing lease receivables increased from Rp. 48.3 billion (year 2013) to Rp. 51.2 billion (year 2014), while the provision for consumer financing receivables dropped from Rp. 16.4 billion (2013) to Rp. 7.6 billion (2014). In relation with the increase in impairment losses provision, the ratio of the allowance for impairment losses to the Company‘s total receivables in 2014 was recorded at 2.35%, compared to 2.5% in 2013. The formula of the allowance has been performed using the migration method that is consistent with principles of SFAS No. 55 in 2011. Beban lain-lain Other expenses Beban lain-lain Perseroan terdiri dari beban pemasaran, rugi selisih kurs akibat fluktuasi selisih kurs dan beban sewa operasi. Pada tahun 2014, beban lain-lain adalah Rp. 2,4 milyar atau turun sebesar 39.1% dari tahun 2013 sebesar Rp. 3,9 milyar terutama disebabkan penurunan beban pemasaran dari Rp. 2,9 milyar di tahun 2013 menjadi Rp. 1,5 milyar di tahun 2014. Other expenses of the Company consists of marketing expenses, foreign exchange losses due to foreign exchange fluctuations and operating leases expenses. In 2014, other expenses amounted to Rp. 2.4 billion or declined by 39.1% in 2013 to Rp. 3.9 billion mainly due the decrease in marketing expenses from Rp. 2.9 billion in 2013 to Rp. 1.5 billion in 2014. Profitabilitas Profitability Marjin bunga bersih Perseroan di tahun 2014 mengalami sedikit penurunan menjadi 4,84% dibandingkan dengan 5,77% di tahun 2013 yang disebabkan oleh adanya penurunan pada imbal hasil rata-rata portfolio pembiayaan sebesar 0,49% dan peningkatan biaya pendanaan rata-rata sebesar 0,44%. Selain disebabkan karena kompetisi yang lebih ketat, penurunan imbal hasil rata-rata juga disebabkan karena penyaluran pembiayaan dalam mata uang USD serta diversifikasi usaha Perseroan ke pembiayaan kepemilikan rumah yang relatif lebih kompetitif. Peningkatan beban pendanaan rata-rata Perseroan didorong oleh penambahan pinjaman baru yang menggunakan tingkat suku bunga yang secara umum mengikuti kenaikan tingkat suku bunga acuan BI Rate pada tahun sebelumnya dan kondisi likuiditas perbankan yang relatif lebih ketat di tahun 2013. Kendati demikian, kenaikan beban pendanaan rata-rata Perseroan secara relatif masih dapat dimitigasi, mengingat mayoritas pinjaman Perseroan di tahun 2014 (sebesar 88%) adalah merupakan pinjaman dengan suku bunga tetap. The Company‘s net interest margin in 2014 amounted to 4.84%, fall from 5.77% in 2013 which was caused by the decline in the average yield in financing portfolio by 0.49% and the increase in average funding costs by 0.44%. Apart from tighter competition, the decrease in average financing yield was also due to USD financing as well as the diversification of the Company to housing loans which are relatively more competitive. The increase in the average financing cost of the Company are driven by the addition of new loans with interest rates which generally follow the increase in BI Rate in the previous year and tighter bank liquidity condition in 2013. However, the increase in average funding cost of the Company could still be mitigated relatively since most of the Company’s loan in 2014 (88%) were fixed rate loans. Tolak Ukur Profitabilitas 2014 2013 Profitability Measures Imbal hasil rata rata portfolio pembiayaan 15.70% 16.19% Average yield in financing portfolio Beban pendanaan rata-rata setelah penyesuaian 10.86% 10.42% Average adjusted financing cost Marjin bunga bersih 4.84% 5.77% Net interest margin Laba Tahun Berjalan Net Profit Laba tahun berjalan Perseroan pada tahun 2014 terkoreksi sebesar Rp. 24,8 milyar atau sebesar 18,3% menjadi Rp. 110,9 milyar (2013: Rp. 135,7 milyar). Secara umum penurunan ini disebabkan menurunnya total pendapatan dan naiknya beban Perseroan, sehingga beban pajak penghasilan pada tahun 2014 turun sebesar 17,4% menjadi Rp. 37,6 milyar (2013: Rp. 45,5 milyar). Company‘s profit for the year 2014 declined by Rp. 24.8 billion or 18.3% to Rp. 110.9 billion (2013: Rp. 135.7 billion). Generally, the decrease was due to lower total revenue and increased cost of the Company, hence the income tax expense in 2014 decreased by 17.4% to Rp. 37.6 billion (2013: Rp. 45.5 billion). (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah) Keterangan 2014 2013 % Description Laba sebelum pajak 148,425 181,164 -18.1% Profit before tax Laba setelah pajak 110,855 135,673 -18.3% Profit after tax Pendapatan komprehensif lain (10,748) 2,181 -592.9% Other comprehensive income Laba komprehensif 100,107 137,853 -27.4% Comprehensive income Pendapatan Komprehensif Lain dan Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Other comprehensive income and total comprehensive income for the year Perseroan memiliki instrumen derivatif yang digunakan untuk transaksi lindung nilai terhadap eksposur risiko suku bunga dan mata uang, yang mana kedua risiko tersebut timbul karena Perseroan memiliki transaksi pinjaman luar negeri yang menggunakan suku bunga mengambang dan dalam mata uang asing. Instrumen derivatif untuk tujuan manajemen risiko ini diukur pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan Perseroan dimana nilai wajar negatif menunjukkan posisi derivatif yang tercatat sebagai kewajiban Perseroan. Bagian efektif dari perubahan nilai wajar instrumen derivatif-lindung nilai arus kas disajikan sebagai pendapatan komprehensif lain-lain pada bagian ekuitas. The Company has derivative instruments that are utilized to hedge exposure to interest rate and currency risks, in which both risks arise as the Company has offshore loan transactions with floating interest rate and in foreign currency. Derivative instruments obtained for risk management purposes are measured at fair value in the financial statement of the Company which the fair value negative indicates derivative positions recorded as the Company’s liabilities. The effective portion of changes in fair value of derivative instruments-cash flow hedges are presented in other comprehensive income in the equity section. Pada akhir tahun 2014 tercatat kerugian komprehensif lain-lain sebesar Rp. 10,7 milyar, dibandingkan dengan laba komprehensif lain sebesar Rp. 2,2 milyar pada tahun 2013 yang mencerminkan adanya peningkatan kewajiban derivatif Perseroan terkait dengan transaksi lindung nilai atas pinjaman baru berdenominasi valuta USD dari Standard Chartered Bank sebesar USD 35 juta. Sejalan dengan hal ini, laba komprehensif Perseroan di tahun 2014 mencapai Rp. 100,1 milyar atau terkoreksi sebesar 27,38% dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai sebesar Rp. 137,9 milyar. At the end of 2014, the Company recorded other comprehensive loss of Rp. 10.7 billion, compared to other comprehensive income of Rp. 2.2 billion in 2013 which indicated an increase in the Company‘s derivative liabilities related to hedging transactions on USD-denominated new loans from Standard Chartered Bank in amount of USD 35 million. Hence, the Company‘s comprehensive income for 2014 reached Rp. 100.1 billion or declined by 27.38% compared to the year 2013 in amount of Rp. 137.9 billion. III. ARUS KAS III. CASH FLOWS Pada tanggal 31 Desember 2014, kas dan setara kas tercatat sebesar Rp. 122 milyar, naik sebesar 41% atau Rp. 35 milyar dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 87 milyar. Hal ini sejalan dengan penerimaan kas neto dari aktivitas operasi yang melampaui arus kas neto untuk aktivitas investasi dan pendanaan. As of 31 December 2014, cash and cash equivalents was recorded at Rp. 122 billion, an increase of 41% or Rp. 35 billion compared to Rp. 87 billion as of 31 Desember 2013. The hike was inline with the net cash provided by operating activities exceeded net cash used in investing and financing activities. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 59 (dalam juta Rupiah) Keterangan 2014 2013 Description Kas dan setara kas pada awal tahun 86,576 49,261 Cash and cash equivalents at the beginning of year Kas neto untuk aktivitas operasi 365,111 (69,140) Net cash used in operating activities Kas neto untuk aktivitas investasi (15,726) (9,341) Net cash used in investing activities Kas neto dari aktivitas pendanaan (311,082) 111,550 Net cash from financing activities 35,395 37,315 Increase (decrease) in net cash and cash equivalents 121,972 86,576 Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara kas Kas dan setara kas pada akhir tahun 60 (in million Rupiah) Cash and cash equivalents at end of year Arus Kas dari Aktivitas Operasi Cash Flows from Operating Activities Arus kas dari aktivitas operasi menggambarkan pergerakan kas untuk membiayai kegiatan-kegaiatan Perseroan. Pada tahun 2014, kas neto diperoleh dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp. 365 milyar. Hal ini disebabkan oleh penerimaan angsuran dari konsumen lebih besar dibandingkan dengan penyaluran pembiayaan baru. Penerimaan dari konsumen di tahun 2014 tercatat Rp. 3,01 trilyun, sementara pembayaran untuk pembiayaan baru tercatat sebesar Rp. 2,23 trilyun di tahun 2014. Di sisi lain, pembayaran untuk beban usaha mengalami peningkatan sebesar Rp. 19 milyar dibandingkan dengan tahun 2013 dari Rp.107 milyar menjadi Rp.126 milyar di tahun 2014. Cash flow from operating activities describes the movement of cash to fund the Company’s business activities. In 2014, the balance of net cash provided by operating activities amounted to Rp. 365 billion. This was due to higher increase in the receipt of installments and accelerated repayment from customers compared to the disbursement for new financing. Receipts from customers in 2014 increased to Rp. 3.01 trillion while payments for new booking were recorded at Rp. 2.23 trillion in 2014. On the other hand, payments for operating expenses increased by Rp. 19 billion compared to 2013 from Rp. 107 billion to Rp. 126 billion in 2014. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Cash Flows from Investing Activities Pada tahun 2014, kas neto digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp. 15,7 milyar, meningkat 68% dari tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan terjadi karena adanya pembelian aset tetap dari Rp 11,5 milyar di tahun 2013 menjadi 16,2 milyar atau naik sebesar 41%. Peningkatan ini sejalan dengan adanya pembelian tiga unit ruko yang digunakan untuk kantor cabang Perseroan. In 2014, net cash used in investing activities amounted to Rp. 15.7 billion, an increase of 68% from the previous year. The significant increase was caused by purchase of fixed assets from Rp 11.5 billion in 2013 to 16.2 billion or an increase of 41%. This increase was in line with the purchase of three office units which are used as the Company’s branch offices. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Cash Flows from Financing Activities Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan merupakan gambaran dari pergerakan kas yang diperoleh dari pinjaman-pinjaman dan pembayaran bunga kepada pihak perbankan/kreditur serta pembayaran dividen. Pada tahun 2014, kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp. 311,1 milyar. Pembayaran kembali hutang bank turun dari Rp. 3,38 trilyun menjadi Rp.2,74 trilyun dikarenakan penurunan utilisasi pinjaman jangka pendek (money market loan). Selain untuk pembayaran hutang bank, di tahun 2014 Perseroan melakukan pelunasan MTN I sebesar Rp.150 milyar serta pembayaran dividen sebesar Rp. 98,7 milyar. Cash Flows from Financing Activities describe the movement of cash received from loans and interest payments to banks/creditors as well as dividend payments. In 2014, net cash used in financing activities amounted to Rp. 311.1 billion. Repayments of bank loans declined from Rp. 3.38 trillion to Rp. 2.74 trillion due to lower utilization of short-term loans (money market loan). Other than repayments of bank loans, the Company has also repaid MTN I amounted to Rp. 150 billion as well as dividend payment of Rp. 98.7 billion. LIKUIDITAS LIQUIDITY Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang mana termasuk juga bagian dari pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan. Likuiditas Perseroan antara lain diukur berdasarkan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan aset lancar adalah aset yang dapat langsung digunakan atau diterima Perseroan, diantaranya berupa kas atau setara kas dan piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun. The level of liquidity reflects the Company’s ability to meet its short-term liabilities; primarily loans received by the Company to improve its performance in providing financing. The Company’s liquidity is measured by the ratio between current assets to current liabilites. The definition of current assets in this calculation are asset which can be used or obtained by the Company, such as those in the form of cash and receivables which will mature within one year. Kewajiban lancar sebagian besar merupakan pinjaman jangka pendek Perseroan berupa Pinjaman Rekening Koran (PRK) dan pinjaman pasar uang (money market) serta posisi angsuran pinjaman berjangka Perseroan yang wajib dibayar secara bulanan atau triwulanan dalam jangka waktu 1 tahun. Most of short-term liabilities are the Company’s liabilities which will due in less than a year such as Overdraft and Money Market Facility as well as the Company’s loans due in monthly or quarterly basis installments maturing in less than a year. Perseroan mencatatkan rasio lancar tahun 2014 sebesar 1,38 kali, naik tipis dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,37 kali dikarenakan adanya penurunan hutang lancar dari Rp. 1,56 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 1,46 trilyun di tahun 2014. The Company recorded current ratio of 1.38 times for the year 2014, a slight increase from 1.37 times in the year 2013 due to the decline in current liabilities from Rp. 1.56 trillion in 2013 to Rp. 1.46 trillion in 2014. Rincian aset lancar dan kewajiban lancar Perseroan pada tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut : The details of the Company‘s current assets and liabilities as of 2014 and 2013 are as follows : (dalam juta Rupiah) Total Aset Lancar : (in million Rupiah) 2014 2013 2,019,904 2,127,422 Total Current Assets : 121,972 86,576 Cash and cash equivalents 1,599,341 1,669,514 Lease financing receivables 281,355 335,459 0 1,722 Factoring receivables 17,236 34,151 Other assets 1,458,478 1,557,202 1,428,188 1,525,468 Beban akrual 15,085 13,873 Accrued expenses Hutang lain-lain 15,205 17,861 Other payables 561,426 570,220 1.38 x 1.37 x Kas dan setara kas Piutang sewa guna usaha Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Aset lain-lain Total Kewajiban Lancar : Hutang bank dan MTN Total Aset – Kewajiban Lancar Rasio Lancar Consumer financing receiables Total Current Liabilities : Bank loans and MTN Total Current Asset – Liabilities Current Ratio Di sisi lain, Perseroan juga memiliki total plafon fasilitas pinjaman yang masih dapat ditarik sebesar Rp. 830 milyar dari beberapa kreditur perbankan, yang merupakan bagian dari cadangan likuiditas Perseroan yang patut turut diperhitungkan. On the other hand, the Company also had total undrawn loan facilities in amount of Rp. 830 billion from several banks, which constitutes a part of the Company‘s liquidity reserves which should also be taken into account. Kualitas Aset Asset Quality Berlanjutnya kondisi makro ekonomi yang kurang kondusif yang dipersulit dengan pengetatan kondisi moneter telah berdampak pada meningkatnya tingkat tunggakan angsuran Perseroan. Di tahun 2014, total piutang bermasalah yang diukur dari rasio jumlah tunggakan di atas 60 hari tercatat sebesar 2,99%, naik dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 1,43%. Secara umum, peningkatan rasio piutang bermasalah ini didorong oleh penurunan kualitas portfolio pembiayaan sewa guna usaha (3,36% di tahun 2014 dibandingkan 1,52% di tahun 2013), sebaliknya, kualitas portfolio pembiayaan konsumen tercatat membaik (0,88% di tahun 2014 dibandingkan 0,91% di tahun 2013). Continued unfavorable macroeconomic conditions made worse by tightening monetary conditions had resulted in the increase of the Company’s installment delinquency level. In 2014, total non-performing receivables are measured from the ratio of the overdue over 60 days which stood at 2.99%, a rise from 1.43% in 2013. In general, the increase in the ratio of non-performing receivables was driven by the decline in the quality of the leasing portfolio (3.36% in 2014 compared to 1.52% in 2013), on the contrary, the quality of the consumer finance portfolio improved (0.88% in the year 2014 compared to 0.91% in 2013). Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 61 Berikut data tingkat kolektabilitas Perseroan untuk angsuran yang telah jatuh tempo diatas 60 hari : KOLEKTIBILITAS > 60 HARI 2014 The following data represents the Company collectibility measured from installments of more than 60 days : 2013 COLLECTIBILITY > 60 DAYS Angsuran jatuh tempo (juta Rupiah) Installment due (in million Rupiah) Sewa guna usaha 110,461 54,053 Leasing 5,041 5,491 Consumer Finance Pembiayaan konsumen Anjak Piutang 0 0 115,502 59,544 Sewa guna usaha 0.36 % 1.52 % Leasing Pembiayaan konsumen 0.88 % 0.91 % Consumer Finance 0% 0% 2.99 % 1.43 % Total kolektibilitas > 60 hari Factoring Total Collectibility > 60 days Angsuran jatuh tempo (dalam persentase) Installment due (in percentage) Anjak Piutang Total kolektibilitas > 60 hari Factoring Total Collectibility > 60 days Perseroan secara ketat telah mewaspadai kondisi penurunan kolektibilitas piutang yang terjadi, dan melakukan tindak lanjut penanganannya dengan memperkuat sumber daya manusia maupun produktivitas bagian penagihan Perseroan serta memperketat analisa risiko kredit dan seleksi pelanggan atas pembiayaan baru. Total cadangan penurunan nilai piutang pembiayaan yang telah dibentuk Perseroan adalah sebesar Rp. 80,67 milyar. Rasio cadangan ini terhadap total piutang pembiayaan Perseroan adalah sebesar 2,35% atau setara dengan 85% dari total piutang bermasalah Perseroan. The Company has strictly monitored the decrease in the quality of receivables collectibility, and performed follow-up actions by strengthening human resources and the productivity of remedial unit of the Company as well as implementing a more prudent credit risk analysis and selection of new customers for new financing. Total allowance for impairment of receivables that have been reserved by the Company is Rp. 80.67 billion. The reserve ratio against total financing receivables of the Company amounted to 2.35%, equivalent to 85% of the total non-performing receivables of the Company. PEMBAHASAN LAINNYA OTHER DISCUSSION Struktur Modal Perseroan dan Penggunaannya The Company‘s Capital Structure and The Appropriation Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa modal dasar Perseroan adalah berjumlah Rp 1,2 trilyun yang terdiri 4,8 milyar lembar saham dengan nominal Rp 250 untuk setiap lembar saham. Dari modal dasar tersebut, sebanyak 1,6 milyar lembar saham telah ditempatkan oleh para pemegang saham, sehingga modal ditempatkan Perseroan berjumlah Rp 411 milyar. The Company’s Articles of Association stipulates that the Company’s authorized capital is amounting to Rp 1.2 trillion comprising of 4.8 billion shares with a nominal value of Rp 250 for each share. The authorized capital, of 1.6 billion shares have been fully paid by the shareholders; hence, the Company’s issued and fully paid capital amounted to Rp 411 billion. Jumlah Lembar Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) Persentase % Number of Shares Total Nominal Value (Rp) Percentage % 4,800,000,000 1,200,000,000,000 Share Capital Issued and Paid Up Capital : Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1,112,584,069 278,146,017,250 67.60 PT Sari Dasa Karsa PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 133,281,585 33,320,396,250 8.10 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk Masyarakat 399,930,400 99,982,600,000 24.30 Public 1,645,796,054 411,449,013,500 100.00 3,154,203,946 788,550,986,500 PT Sari Dasa Karsa Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Note : Nilai nominal Rp 250 per saham 62 Total Issued and Paid Up Capital Total Shares in Portfolio Note : Nominal value Rp 250 per share Sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan tidak mengalami perubahan. Until this Annual Report is published, the capital structure and shareholders’ structure of the Company have not changed. Dalam pengelolaan permodalan, Perseroan mengacu pada Peraturan OJK No. 28/POJK.05/2014 tertanggal 19 November 2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No. 29/POJK.05/2014 tertanggal 19 November 2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, yang diantaranya mengatur ketentuan mengenai: - Modal disetor minimum Rp100 milyar; - Modal sendiri minimum sebesar 50% dari modal disetor; - Jumlah pinjaman terhadap modal sendiri dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan maksimal 10 kali, baik untuk pinjaman dalam maupun luar negeri. In the capital management, the Company refers to the Regulation of OJK No. 28/ POJK.05/2014 dated 19 November 2014 on Business License and Multifinance Companies Institute and Regulation of OJK No. 29/ POJK.05/2014 dated 19 November 2014 on Finance Companies Business, which regulate among others: - Minimum paid-up capital of Rp100 billion; - Minimum equity of 50% of the paid-up capital; - Total debt to equity and subordinated loans less investments up to 10 times, both for domestic and off-shore loans. Dalam hal ini, Perseroan telah memenuhi aturan-aturan di atas, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: In this regard, the Company has met the regulations above, as can be seen in the following table: Permodalan Perseroan Company‘s Capital POJK No. 28/ POJK.05/2014 & POJK No. 29/ POJK.05/2014 2014 2013 2012 Min. Rp 100 411 411 411 Modal Sendiri Terhadap Modal Disetor Min. 50% 268% 268% 247% Equity to Paid Up Capital Jumlah Pinjaman Terhadap Modal Sendiri (Gearing Ratio) Max. 10x 2.16x 2.34x 2.35x Total of Loan to Equity (Debt to Equity Ratio) Keterangan Modal Disetor (Rp Milyar) Description Paid Up Capital (Rp Billions) Penggunaan laba bersih tahun berjalan termasuk untuk penentuan penyisihan untuk cadangan wajib, pembagian dividen dan penggunaan lain diputuskan oleh pemegang saham dalam RUPS bilamana Perseroan memiliki saldo laba yang positif. Anggaran Dasar mengatur bahwa bagian dari laba bersih yang disediakan untuk dana cadangan wajib adalah minimal 20% dari modal yang ditempatkan. The appropriation of net income for the current year including the determination of the allowance for reserves, distribution of dividends and other uses determined by the shareholders at the GMS if the Company has positive retained earnings. The Articles of Association set that the portion of net income which must be allocated for general reserve is minimum 20% of paid-up capital. Ikatan Material atas Investasi Barang Modal Material Commitment on Capital Expenditure Investment Perseroan memiliki investasi atas aktiva tetap dalam upaya pengembangan usaha. Berikut rincian investasi barang modal sepanjang tahun 2013-2014: The Company invested in fixed assets as efforts in developing its business. Capital expenditure investments in 2013-2014 are as follows: (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah) Keterangan 2014 2013 Description Aktiva Tetap 54,186 44,108 Fixed Asset Di tahun 2014, sebagian besar investasi atas barang modal Perseroan adalah dalam bentuk pembelian bangunan kantor cabang dengan tujuan untuk mengurangi biaya sewa kantor Perseroan. In 2014, most of the Company’s capital expenditure is in the form of purchase of buildings for office branches with the aim to reduce the Company’s rental costs Informasi dan Fakta Material yang terjadi setelah tanggal Laporan Keuangan Material Information and Fact that occurred after the Financial Statement Date Pada tanggal 24 Pebruari 2015, Perseroan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka dan fasilitas pinjaman aksep dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebesar Rp 300 milyar dan dari PT Bank Capital Indonesia Tbk sebesar Rp 90 milyar. On 24 February 2015, the Company signed a term loan and money market facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk in amount of Rp 300 billion and from PT Bank Capital Indonesia Tbk in amount of Rp 90 billion. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 63 64 Prospek Usaha Tahun 2015 Business Prospect 2015 Prospek usaha Perseroan di tahun 2015 akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi makroekonomi Indonesia, yang secara umum diperkirakan akan relatif membaik dibandingkan dengan tahun 2014, kendati masih terdapat beberapa potensi hambatan yang dapat melemahkan skenario pemulihan ini. BI dalam siaran persnya di bulan Februari 2015 cukup optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 akan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2014 dan berada pada kisaran 5,4 – 5,8%, didorong oleh ekspansi dan percepatan investasi pemerintah pada beberapa sektor prioritas yaitu pertanian, maritim dan infrastruktur. The Company‘s business prospects in 2015 will be strongly influenced by the development of Indonesia‘s macro economic conditions, which are generally expected to be relatively improved compared to 2014, although there are still some potential barriers that could weaken the recovery scenario. BI in a press release in the month of February 2015 is quite optimistic that Indonesia‘s economic growth in 2015 will grow higher than in 2014 and is in the range from 5.4 to 5.8%, driven by the expansion and acceleration of government investment on some priority sectors, namely agriculture, maritime and infrastructure. Didukung oleh kekuatan jaringan mitra usaha dan basis pelanggan yang telah terbentuk selama lebih dari tiga dekade, serta strategi Perseroan dalam mendiversifikasi target pembiayaan pada beberapa sektor ekonomi strategis lainnya seperti konstruksi, infrastruktur, dan transportasi, maka Perseroan memperkirakan bahwa prospek usaha Perseroan ke depan akan relatif stabil. Dengan kesinambungan fokus Perseroan untuk memperbaiki keunggulan kompetitifnya, antara lain dengan peningkatan kualitas pelayanan, perluasan alternatif pendanaan dan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas, maka Perseroan cukup yakin dapat menciptakan pertumbuhan usaha di tahun 2015. Powered by the strength of the business partner network and customer base has been established for more than three decades, as well as the Company‘s strategy to diversify the funding targets in some other strategic economic sectors such as construction, infrastructure, and transportation, the Company estimates that the Company‘s future business prospects will be relatively stable. With the continuity of the Company‘s focus to improve its competitive advantages, among others, by improving the quality of service, the expansion of alternative funding and provision of qualified human resources, the Company is confident enough to create business growth in 2015. Realisasi Usaha Tahun 2014 2014 Business Performance Sepanjang tahun 2014, nilai pembiayaan baru mencapai Rp. 2,23 trilyun, lebih rendah sebesar 25% dari target yang telah ditetapkan di tahun 2013 sebesar Rp. 3 trilyun. Sebagai akibat dari kondisi ini, tak dapat dihindari bahwa nilai piutang bersih dari portfolio sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen Perseroan mulai menunjukkan trend penurunan sebesar 6,9% dan 4,6% menjadi Rp. 2,79 trilyun dan Rp. 562,2 milyar. Marjin bunga bersih turun dari kisaran 5,77% pada tahun 2013 menjadi sekitar 4,84% pada tahun 2014. Throughout 2014, the new financing amounted to Rp. 2.23 trillion, 25% lower than the target set in 2013 of Rp. 3 trillion. As the results of this condition, it was inevitable that the Company’s value of net investment in finance leases and net consumer financing receivables began to show decreasing trend by 6.9% and 4.6% to Rp. 2.79 trillion and Rp. 562.2 billion, respectively. Net interest margin decreased from 5.77% in 2013 to around 4.84% in 2014. Target Tahun 2015 2015 Target Pada tahun 2015, Perseroan menargetkan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 3 trilyun, yang terdiri dari pembiayaan sewa guna usaha sebesar Rp 2 trilyun dan pembiayaan konsumen sebesar Rp 1 trilyun. In 2015, the Company is targeting new financing of Rp 3 trillion, which consists of financial lease financing amounted to Rp 2 trillion and consumer financing amounted to Rp 1 trillion. Strategi Pemasaran Perseroan The Company‘s Marketing Strategy Sepanjang tahun 2014, perusahaan pembiayaan telah dihadapkan dengan berbagai tantangan, mulai dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga BI Rate yang terkerek menjadi 7,75%. Buana Finance menerapkan strategi-strategi secara konsisten demi tercapainya tujuan Perseroan dalam menghadapi persaingan yang ketat di dalam industri pembiayaan, yang mencakup : • Menjaga Hubungan yang Erat. Perseroan selalu menjaga hubungan yang baik, meningkatkan kepercayaan serta kepuasan konsumen dan rekan usaha dengan memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan, mitra usaha dan konsumen. During 2014, multifinance companies were faced with many challenges; starting from the rising process of fuel (BBM) to the increase in BI Rate to 7.75%. Buana Finance implements strategies consistently in order to achieve its objectives in the face of stiff competition in the finance industry, which includes: • Maintain Close Relationships The Company maintains good relationship and increases trust and satisfaction of both customers and business partners by providing the best value to the stakeholders, business partners and customers. • Penerapan Manajemen Risiko secara Hati-hati Perseroan selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam membiayai calon konsumen dengan mengkaji secara menyeluruh atas kemampuan keuangan serta penerapan prinsip 5C. • Implement Prudent Risk Management The Company always implements prudent principle in financing prospective customer by conducting a comprehensive survey on financial capability and the implementation of 5C principles. • Peningkatan Produktifitas dan Efisiensi Perseroan secara terus menerus berupaya untuk melakukan perbaikan dalam proses kerja dengan mengoptimalkan sumber Perseroan dalam rangka mencapai produktivitas yang maksimal serta melakukan pengelolaan biaya secara lebih efisien. • Increased Productivity and Efficiency The Company continuously strives to make improvements in work processes by optimizing its resources to achieve maximum productivity and a more efficient cost management. • Diversifikasi Sumber Pendanaan Selain memperoleh sumber pendanaan dari pihak perbankan, Perseroan juga mencari alternatif sumber pendanaan lain seperti melalui penerbitan Medium Term Notes (MTN) atau penerbitan obligasi sehingga Perseroan dapat menekan biaya sumber pendanaan. Dengan adanya sumber pendanaan yang lebih kompetitif, Perseroan memiliki peluang yang lebih baik untuk memperluas segmentasi nasabah. • Diversification of Funding Sources Apart from obtaining funding sources from banks, the Company also looks forother alternative sources of fund such as through Medium Term Notes and bonds issuance so that the Company could reduce cost of fund. With competitive source of funds, the Company has better opportunity to expand its customer segmentation. Kebijakan Dividen Dividend Policy Kebijakan dividen Perseroan dilakukan dengan mempertimbangkan kecukupan tingkat imbal hasil bagi pemegang saham, namun dengan tetap menjaga struktur permodalan yang sehat dan terjaganya kesinambungan dari kebijakan dividen itu sendiri. Di tahun 2014 Perseroan telah menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp. 60 per saham atau sebesar Rp. 98,7 milyar yang diambil dari laba bersih tahun 2013. Dividend policy of the Company is set by considering the adequacy of rate of return for the shareholders, while at the same time still maintaining a healthy capital structure and sustaining the continuity of the dividend policy itself. In 2014 the Company’s had declared dividend payment of Rp. 60 per share of Rp. 98.7 billion, which has distributed from the Company’s 2013 net profit. Keterangan 2014 2013 21 May 2014 28 May 2013 98,748 49,374 Tanggal pembagian dividen 02 July 2014 08 July 2013 Nilai dividen interim (Rp juta) 0 49,374 Tanggal RUPS Nilai dividen kas (Rp juta) Tanggal pembagian dividen interim Dividen per saham (dalam Rp) Rasio dividen terhadap laba bersih - 06 Dec 2012 60 60 0.73 0.65 Description Date of GMS Cash dividend (million Rp) Cash dividend date Interim dividend (million Rp) Interim dividend date Dividend per share (in Rp) Dividend pay out ratio Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan Transaction that Contains Conflict of Interest Perseroan tunduk dan taat pada Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas untuk mencegah tejadinya transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam Undang-undang (UU) tersebut. Perseroan tidak memiliki transaksi yang bersifat berbenturan kepentingan. The Company always abides and obey the Act of the Republic of Indonesia No. 40 of 2007 regarding Limited Liability Company to prevent any transaction that contains conflict of interest as stipulated in the Act. The Company does not have transaction that contains conflict of interest. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 65 66 Dampak Perubahan Perundang-undangan terhadap Laporan Keuangan Perseroan Impact of Legislation Amendment to the Company‘s Financial Statements Berikut merupakan peraturan perundangan yang telah diterbitkan pada tahun 2014 beserta dampak terhadap Laporan Keuangan Perseroan: The following are regulations issued in 2014, along with its impact on the Financial Statements of the Company: Peraturan Regulation Tanggal Peraturan Effective Date Pengaruh Terhadap Perusahaan Impact on the Company Peraturan OJK No. 03/POJK. 02/2014 tentang Tata cara Pelaksanaan Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan. 1 April 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan. Berdasarkan ketentuan POJK ini, Perseroan telah memenuhi dan melakukan pembayaran pungutan sesuai tata cara yang diatur. Regulation of OJK No. 03/ POJK.02/2014 on Procedures for Implementation of the levy by the Financial Services Authority. 01 April 2014 and effective since the promulgation. According to the provision of this POJK, the Company has fulfilled and made payment of mandatory fees in accordance with procedures set out in the regulation. Perubahan pada Kebijakan Akutansi Changes in Accounting Policies Pada tahun 2014, tidak terdapat perubahan pada kebijakan akuntansi Perseroan. There were no changes in accounting policies of the Company in 2014. Informasi Keuangan yang telah dilaporkan Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa Financial Information that has been reported that Contain Extraordinary Events Tidak terdapat kejadian yang sifatnya luar biasa, yang berpengaruh pada keuangan Perseroan di tahun 2014 There were no extraordinary events which affected the Company’s financial in 2014 Kewajiban Kontijensi dan Komitmen Contingent Liabilities and Commitments Perseroan tidak memiliki kewajiban kontijensi dan komitmen yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2014. The Company has no significant contingent liabilities and commitment as of 31 December 2014. Pengelolaan Risiko Risk Management “ Manajemen risiko merupakan salah satu aspek terpenting dalam memastikan kelangsungan usaha Perseroan. Tujuan utama diterapkan praktik manajemen risiko adalah untuk menjaga dan melindungi Perseroan terhadap risiko kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha yang dijalankan dan menjaga tingkat risiko agar sesuai dengan arahan yang sudah ditetapkan. Risk management is one of the most important factor in ensuring the continuity of the Company‘s business. The main objective of the risk management practices implementation is to preserve and protect the Company from losses that may arise from business activities and to maintain risks at determined levels to conform to predefined direction. Perseroan wajib menerapkan manajemen risiko yang komprehensif dan sistematis sebagai pendekatan dalam pengelolaan risiko. Pedoman standar penerapan manajemen risiko mencakup : The Company shall implement risk management as a comprehensive and systematic approach to risk management. Standard guidelines of risk management include: 1.Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi 1.Active Supervision by the Board of Commissioners and Directors In performing its oversight function, the Board of Commissioners and Directors are assisted by committees and units under them. The Board of Commissioners is supported by the Audit Committee and Risk Management Committee. While the Directors is supported by the Risk Management Committee, Credit Committee and Human Resources Committee. Directors are also responsible for developing internal audit system of the internal reporting process that includes a thorough mechanism of standard operating procedures, reporting lines and accountability structure. In carrying out these responsibilities, Directors is assisted by the Internal Audit unit in providing accountability to the Audit Committee. Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris dan Direksi dibantu oleh komite dan unit dibawahnya. Dewan Komisaris didukung oleh Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Sementara Direksi didukung oleh Komite Manajemen Risiko, Komite Kredit dan Komite Sumber Daya Manusia. Direksi juga memiliki tanggung jawab untuk merancang sistem audit internal terhadap proses pelaporan internal yang mencakup mekanisme menyeluruh dari prosedur operasi standar, jalur pelaporan dan struktur akuntabilitas. Dalam menjalankan tanggung jawabnya ini, Direksi dibantu oleh unit Audit Internal dalam memberikan pertanggung jawaban kepada Komite Audit. Pengawasan aktif dari Dewan mencakup : Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko seperti penetapan kewenangan dalam pemberian kredit serta tinjauan atas kualitas portofolio Mengadakan rapat berkala dengan Komite Audit dalam melaksanakan fungsi pengawasannya Membentuk komite yang terkait dengan penerapan manajemen risiko yaitu Komite Manajemen Risiko Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report Active surveillance of the Boards include: - Approve and evalute the risk management policies periodically - Evaluate and approve activities that require the approval of the Boards of Commissioners or Directors - Establish risk management policies and strategies including the establishment credit approval authority limits as well as portfolio quality review - Conduct regular meetings with Audit Committee in carrying out its supervisory function - Establish committees associated with the implementation of risk management, namely the Risk Management Committee 67 68 2.Kebijakan Pengelolaan Risiko Perseroan menuangkan kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko dalam Prosedur Operasi Standar yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perseroan juga memiliki kebijakan mengenai batasan otorisasi untuk persetujuan kredit maupun transaksi non kredit. 2.Risk Management Policies The Company describes policies related to risk management in Standard Operating Procedures that is disseminated to all employees. The Company also has policies regarding the authorization limits for credit approval and non-credit transactions. 3.Identifikasi Risiko Dalam melakukan identifikasi dan pengukuran risiko kredit, Perseroan memiliki instrumen penilaian kredit dalam bentuk credit scoring. Identifikasi risiko dilakukan semua karyawan di seluruh unit kerja, namun pemantauan risiko dilakukan oleh fungsi kerja yang independen. 3.Risk Identification In applying identification and measurement of credit risk, the Company has credit assessment instrument in the form of credit scoring. Identification of risks is done by all employees in every work unit, however monitoring is carried out by independent work function. RISIKO-RISIKO YANG DIHADAPI PERSEROAN RISKS OF THE COMPANY Kedisplinan dalam seluruh aspek usaha merupakan faktor kunci dalam penerm penerapan pengelolaan risiko. Perseroan secara terus menerus melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan, prinsip dan prosedur pengelolaan risiko dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Discipline in the impementation of risk management is an important factor in all aspects of the business. The Company keeps on making improvements to the policies, principles and procedures of risk management with emphasis on prudent principles. Beberapa risiko utama yang dihadapi oleh industri pembiayaan secara umum maupun Perseroan secara khusus adalah : Some of the major risks faced by the multifinance industry in general and the Company in particular are : Risiko kredit Risiko kredit merupakan risiko utama yang dihadapi oleh perusahaan pembiayaan pada umumnya. Risiko ini timbul apabila nasabah tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran angsuran kepada Perseroan. Credit Risk Credit risk constitutes major risk faced by financial industry in general. This risk arises if customers fail to to meet their installments repayment obligations to the Company. Perseroan secara berkala melakukan identifikasi dan pengukuran risiko kredit berdasarkan indikator-indikator yang relevan agar risiko kredit dapat terukur secara lebih akurat. Perseroan juga senantiasa memantau penerapan kebijakan kredit yang berlaku dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan, sesuai dengan kondisi saat ini. Perseroan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko, yang dimulai dari proses penerimaan aplikasi kredit yang ditangani dengan prinsip kehati-hatian, diikuti dengan analisa kredit sampai dengan proses persetujuan kredit. The Company periodically performs identification and measurement of credit risk based on some relevant indicators to ensure that credit risk can be measured accurately. The Company also monitors the implementation of credit policies and makes required changes, in accordance with current conditions. The Company has policies in encountering risk, starting from credit application process which is handled with prudent principles, followed by credit analysis, up to credit approval process. Dalam penerapan manajemen risiko kredit, Perseroan telah menerapkan beberapa kebijakan untuk mengantisipasi dan memitigasi risiko kredit, antara lain adalah: • Penerapan prinsip pengenalan nasabah ( “Know Your Customer”) dan melakukan analisa yang ketat dalam setiap proses pemberian kredit, antara lain dengan melakukan survei ke calon nasabah untuk memastikan kebenaran identitas dan bidang usaha yang dijalankan, pemeriksaan dokumen, kelayakan tujuan pembiayaan dan verifikasi kemampuan keuangan nasabah. In the implementation of credit risk management, the Company has applied some policies to anticipate and mitagate credit risks, such as: • Adoption of “Know Your Customer” principle and conducts prudent analysis in every credit processes by conducting surveys on potential customers to verify th eir identity and their field of business, examination of related documents, feasibility of financing purpose and verification of customers’ financial capability. • Penerapan standar yang ketat terkait dengan besaran jumlah minimum simpanan jaminan (uang muka) dan kebijakan yang selektif atas jenis serta kualitas barang modal yang akan dibiayai. • Menganalisa prospek industri nasabah serta korelasi dan antisipasi terhadap kebijakan pemerintah yang mungkin timbul, sehingga proses pengambilan keputusan dapat diambil dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. • Menerapkan sistem dual control dan pengendalian batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang dan kewenangan Komite Kredit. Kewenangan Komite Kredit dibagi dalam beberapa jenjang mulai dari Kepala Cabang sampai level Dewan Direksi dan Komisaris Perseroan sesuai batas plafon. Perseroan juga menerapkan konsep “one obligor”, yang mengidentifikasikan individu dan/atau kelompok Perseroan yang terkait satu sama lain secara kepemilikan atau manajemen. Kebijakan kredit yang mewajibkan nasabah untuk mengasuransikan semua unit yang dibiayai dengan minimal pengcoveran Total Loss Only (TLO) melalui beberapa perusahaan asuransi terpercaya yang sudah terikat perjanjian kerjasama dengan Perseroan. • Melakukan kajian portfolio usaha sesuai dengan perkembangan bisnis dan ekonomi, dengan melakkan diversifikasi pembiayaan terhadap sektor-sektor industri dan obyek pembiayaan. Sepanjang tahun 2014, portfolio industri tersebar secara cukup merata di sektor konstruksi, pertambangan, perkebunan dan kehutanan, serta transportasi. Seiring dengan belum pulihnya kondisi perekonomian global dan melemahnya harga minyak mentah dunia yang berimbas pada sektor pertambangan, Perseroan memutuskan untuk mengurangi portofolio di sektor pertambangan (khususnya batu bara). Pada tahun 2014, kontribusi sektor pertambangan adalah sebesar 10,6% atau turun dari 12,4% di tahun 2013, sementara sektor pengangkutan barang naik dari 16,8% menjadi 17,6% di tahun 2014. 2014, kontribusi sektor pertambangan adalah sebesar 10,6% atau turun dari 12,4% di tahun 2013, sementara sektor pengangkutan barang naik dari 16,8% menjadi 17,6% di tahun 2014. • The implementation of strict standards related to the minimum amount of security deposit (down payment) and a selective policy on the type and quality of asset financed. • Analyzing customers’ industry prospects and its correlation and anticipation of government policies that may arise, so that decision-making process can be taken by prioritizing prudent principles. • Implements dual control system and supervise on credit approval limits according to the authority levels of the Credit Committee. The authority of Credit Committee is structured into several layers, ranging from the authority given to the Branch Managers up to the Directors and Board of Commissioners in accordance with plafond limit. In addition, the Company also applies “one-obligor” concept, which identifies individual and/or group of companies which are interconnected by the lines of ownership or management. • Review of business portfolio in accordance with business and economic development, by diversifying financing to industry sectors and leased objects. Throughout 2014, industry portfolio is dispersed evenly in construction, mining, plantations and forestry, as well as transportation sectors. Due to global economic downturn and weakening crude oil prices impacting on the mining sector, the Company decided to reduce portfolio in the mining sector (particularly coal). In 2014, the contribution of the mining sector was 10.6% or decreased from 12.4% in 2013, while cargo transport sectors increased from 16.8% to 17.6% in 2014. Saldo Piutang / Outstanding Receivables SEKTOR INDUSTRI 2014 2013 INDUSTRY SECTORS Leasing Sewa Guna Usaha Konstruksi 18.3% 21.6% Construction Pengangkutan Barang 17.6% 16.8% Cargo Transport Perkebunan dan Kehutanan 16.3% 14.6% Agribusiness, Logging & Forestry Pertambangan 10.6% 12.4% Mining Pengangkutan Penumpang 3.1% 4.4% Passenger Transport Manufaktur 5.7% 4.4% Manufacturing Jasa 6.0% 3.5% Services Lain - lain 6.1% 6.0% Others Total Sewa Guna Usaha 83.7% 83.7% Total Leasing Pembiayaan Konsumen 16.3% 16.2% Consumer Finance Anjak Piutang 0.0% 0.1% Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report Factoring 69 Untuk pembiayaan sewa guna usaha, pembiayaan alat berat mengalami penurunan 72,2% di tahun 2013 menjadi 55,5% di tahun 2014, seiring dengan penurunan penjualan alat berat di Indonesia; sementara pembiayaan otomotif (kendaraan roda empat, bus dan truk) meningkat signifikan dari 8,2% di tahun 2013 menjadi 25,4% di tahun 2014. For financial lease, financing of heavy equipment decreased from 72.2% in 2013 to 55.5% in 2014, in line with the decreased in heavy equipment sales in Indonesia; while automotive financing (four wheel cars, buses and trucks) increased significantly from 8.2% in 2013 to 25.4% in 2014. Saldo Piutang / Outstanding Receivables OBYEK PEMBIAYAAN SEWA GUNA USAHA 2014 2013 ASSETS UNDER LEASE FINANCING Alat Berat 55.5 % 72.2 % Heavy Equipments Otomotif 25.4 % 8.2 % Automotives Kapal 14.0 % 15.3 % Vessels Mesin dan lain-lain 5.1 % 4.3 % Machineries and Others 100.0 % 100.0 % Total Dari sisi demografi, portofolio Perseroan di tahun 2014 tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia dengan portofolio terbesar ada di wilayah Sumatera (27,8%) and Jabotabek (21%). Portofolio wilayah Kalimantan mengalami penurunan dari 25,2% menjadi 19,0% seiring dengan melambatnya sektor pertambangan yang mendominasi sektor usaha di Kalimantan. Total Demographically, the Company’s portfolio in year 2014 was diversified evenly throughout Indonesia with the largest portfolio in Sumatera (27.8%) and Jabotabek (21%). Portfolio in Kalimantan decreased from 25.2% to 19.0% in line with the slowdown in the mining sector which dominates business sector in Kalimantan. Saldo Piutang / Outstanding Receivables DIVERSIFIKASI GEOGRAFI 2014 2013 GEOGRAPHIC DIVERSIFICATION Sumatera 27.8 % 25.9 % Sumatera Jabotabek 21.0 % 19.2 % Jabotabek Jawa Bali (non Jabotabek) 19.3 % 19.7 % Jawa Bali (non Jabotabek) Kalimantan 19.0 % 25.2 % Kalimantan Sulawesi 12.9 % 10.0 % Sulawesi 100.0 % 100.0 % Total 70 Total Risiko Likuiditas Liquidity Risk Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan apabila Perseroan tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo disebabkan ketidaksesuaian jatuh tempo antara aktiva dengan pasiva Perseroan. Liquidity risk is the risk that may arise when the Company is not able to meet obligations that have matured due to the maturity mismatch between assets and liabilities of the Company. Sumber keuangan bagi kegiatan usaha dan modal kerja sehari-hari Perseroan, selain dari penerimaan pembayaran angsuran customer, juga bergantung pada tersedianya fasilitas dari perbankan dan sumber pendanaan seperti Medium Term Notes (MTN). Dengan demikian, Perseroan dapat memilih sumber yang tepat dengan struktur dan biaya pendanaan yang paling efisien. Sources of fund for business activities and working capital of the Company are derived apart from customers’ installment payment, also from funding availability from banks and other funding sources such as through the issuance of Medium Term Notes. Therefore, the Company is able to choose the appropriate sources of fund with the most efficient structure and financing cost. Untuk mengelola risiko likuiditas, beberapa kebijakan yang diambil oleh Perseroan antara lain : (i) Memantau secara ketat jatuh tempo kewajiban pinjaman yang diterima dari kreditur serta kebutuhan pendanaan secara terperinci. (ii) Mengupayakan sumber pendanaan yang jatuh temponya selaras dengan peneriman dari pembayaran angsuran nasabah . (iii) Memperluas dan mendivesifikasikan sumber maupun struktur pendanaan dari lembaga perbankan dan pasar modal. (iv) Pengelolaan likuiditas dilaksanakan oleh Divisi Treasuri yang memiliki akses dengan pihak perbankan, sehingga dapat membantu mempercepat proses pengambilan keputusan. (v) Menjaga hubungan baik dengan seluruh kreditur. Saat ini Perseroan memiliki dukungan perbankan dari 25 bank rekanan dan lembaga keuangan, baik yang berskala nasional maupun global. To manage liquidity risk, some policies taken by the Company are as follows : (i) Close monitoring on the maturity of loans attained from creditors and detailed funding requirements. (ii) Obtaining sources of fund with maturities that are matched with cash receiptsfrom customers’ installment payments. (iii) Expanding and diversifying sources and structure of funding from banking institutions and capital markets. (iv) Liquidity management was implemented by Treasury Division which has access to banking institutions, so that decision making process can be accelerated. (v) Maintaining good relationships will all creditors. Presently, the Company has the support of 25 banking partners and financial institutions, from both national and global scale. Efektifitas strategi dan sistem pengendalian risiko likuiditas terlihat dari profil risiko likuiditas Perseroan. Ada 2 (dua) indikator utama yang terkait dengan risiko likuiditas Perseroan yaitu : The effectiveness of the strategies and liquidity risk management system can be seen from the Company’s liquidity risk profile. There are 2 (two) key indicators in relation to the Company’s liquidty risk, namely : a. Rasio Hutang terhadap Modal Rasio hutang terhadap modal Perseroan per 31 Desember 2014 adalah sebesar 2,16 kali atau tidak mengalami perubahan signifikan dibanding tahun 2013 sebesar 2,34 kali. Dibandingkan dengan batas maksimum yang ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan yaitu sebesar 10 kali, maka risiko likuiditas Perseroan masih relatif rendah. a. Debt to Equity Ratio The Company’s debt to equity ratio as of 31 December 2014 was 2.16 times or did not change significantly compared to 2.34 in 2013. Compared with the maximum limit prescribed by the Ruling of the Minister of Finance which stipulats debt to equity ratio at the maximum of 10 times, the Company’s liquidity risk is still relatively low. b. Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar Perseroan per 31 Desember 2014 adalah sebesar 1,38 kali (2013: 1,37 kali), yang mencerminkan Perseroan memiliki likuiditas yang sangat baik untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan maturity gap (selisih dari aktiva lancar terhadap hutang lancar) sebesar Rp. 561 miliar, Perseroan memiliki sumber likuiditas internal yang sangat memadai untuk pemenuhan kewajiban keuangannya apabila terjadi kondisi likuiditas yang ketat di pasar uang. b. Ratio of Current Assets to Current Liabilities The Company’s ratio of current assets to current liabilities was recorded at 1.38 times as of 31 December 2014, (2013: 1.37 times), which indicates that the Company has excellent liquidity in repaying its short-term debts. With maturity gap (difference between current assets and current liabilities) of Rp. 561 billion, the Company has strong internal liquidity sources to meet its financial obligations should there be tight liquidity conditions in capital markets. (dalam juta Rupiah) AKTIVA DAN HUTANG LANCAR (in million Rupiah) 2014 2013 Total Aktiva Lancar 2,019,904 2,127,422 Total Current Assets Total Hutang Lancar 1,458,245 1,557,202 Total Current Liabilities 561,426 570,220 1.38x 1.37x Selisih Aktiva dan Hutang Lancar Rasio Lancar Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report CURRENT ASSETS AND LIABILITIES Gap between Current Assets and Liabilities Current Ratio 71 Risiko Pasar Market Risk Risiko pasar merupakan risiko eksternal yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (suku bunga dan nilai tukar, termasuk turunan dari kedua jenis risiko pasar tersebut) terhadap portofolio Perseroan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi Perseron. Market risk is external risk arising from the movement in market variables (interest rates and exchange rates, includingderivatives of those two types of market risk) of the Company’s portfolio which will potentially create losses to the Company. Risiko Pasar dibagi menjadi : Market risk is divided into: a. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi Perseroan yang mengandung risiko suku bunga. Perseroan senantiasa memantau pergerakan suku bunga untuk meminimalkan risiko suku bunga dengan menjaga komposisi antara sumber pendanaan dengan suku bunga mengambang dan tetap. Sumber pendanaan Perseroan di tahun 2014 merupakan kombinasi antara pinjaman berbunga mengambang dan pinjaman berbunga tetap. Per 31 Desember 2014, sebesar 88,1% (setara Rp 2,1 triliun) merupakan pinjaman dengan tingkat bunga tetap. a. Interest Rate Risk Interest rate risk is the potential loss arising from movements of interest rates in the markets against the Company’s position or transactions that contain interest rate risk. The Company closely monitors the movement of interest rate to reduce interest rate risk by maintaining the composition of floating and fixed interest rate funding sources. The Company’s sources of fund in 2014 were a combination of floating and fixed interest loans. As of 31 December 2014, 88.1% (equivalent to Rp 2.1 trillion) was fixed interest rate loans. b. Risiko nilai tukar timbul dari pergerakan nilai tukar mata uang terhadap mata uang lainnya, dimana pergerakan nilai tukar tersebut menimbulkan dampak kerugian kurs baik secara transaksi pencatatan keuangan maupun secara arus kas bagi Perseroan. Pengelolaan resiko nilai tukar Perseroan dilakukan dengan menjaga Posisi Devisa Neto (PDN), yang dihitung dari selisih antara aktiva dan pasiva Perseroan dalam mata uang asing. Perseroan memiliki beberapan pinjaman mata uang asing, namun Perseroan juga melakukan transaksi pertukaran mata uang maupun tingkat suku bunga bunga (swap) atas pinjaman tersebut untuk menjaga PDN dalam posisi minimal, sehingga potensi kerugian akibatf fluktuasi nilai tukar mata uang tidak akan berdampak material bagi Perseroan. Per 31 Desember 2014, PDN Perseroan tercatat sebesar USD 690.251 (short position). Berikut ini adalah tabel aset dan liabilitas Perseroan dalam mata uang asing serta nilai PDN dalam 2 tahun terakhir: b. Exchange rate risk arises from changes in exchange rate of one currency against other currencies, where the exchange rate movements may induce exchange rate losses either in the form of accounting transactions or on in the fom of cash flow basis for the Company. Managing currency risk is established by maintaining Net Open Position (NOP), which is measured from the difference between assets and liabilities denominated in foreign currencies. The Company has several foreign currency debts; however, the Company has entered into cross currency and interest rate swap contracts on the loans to maintain NOP at the minimum level, so that potential loss due to exchange rate fluctuations will not have any material impact on the Company. As of 31 December 2014, the Company’s NOP was recorded at US$ 690,251 (short position). Below is the Company’s table of the assets and liabilities denominated in foreign currencies as well as NOP figures in the last 2 years: (dalam US$) AKTIVA DAN HUTANG DALAM MATA UANG ASING 72 (in US$) ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES 2014 2013 Total aset dalam valuta asing 12,935,096 12,359,528 Total assets denominated in foreign currencies Total liabilitas dalam valuta asing (48,625,347) (17,086,831) Total liabilities denominated in foreign currencies Saldo kontrak pertukaran valuta asing 35,000,000 5,869,445 Swap FX Contract Balance Posisi Devisa Neto (PDN) (690,251) 1,142,142 Net Open Position (NOP) Risiko Operasional Operational Risk Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan kurang memadai dan/atau tidak berfungsinya proses internal, sumber daya manusia, kegagalan sistem atau problem eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan. Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem teknologi informasi dari kantor pusat hingga ke cabang-cabang yang berlokasi di seluruh Indonesia. Pengelolaan resiko operasional bertujuan untuk memastikan seluruh aktivitas operasional telah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku, dengan didukung oleh individu bertanggung jawab terhadap pekerjaan utamanya dan terlindungi dari tindakan kecurangan dari oknum yang bertujuan merugikan Perseroan. Perseroan sangat peduli terhadap risiko operasional, karena kegagalan mengelola risiko operasional dengan benar dapat menyebabkan dampak dan berpengaruh luas bagi kinerja Perseroan secara keseluruhan. Operational risk is the risk which is caused by, among others, insufficiency and/or internal process malfunction, human error and system failure or external problems that affect the Company’s operations. This risk is inherent in all business process, operational activities, and information technology system from head office to all the branches located throughout Indonesia. Failure to manage operational risk properly can lead to financial loss and influence the reputation of Company. Operational risk management aims to ensure that all operational activities have been conducted according to stipulated procedures, supported by individuals who are responsible for their main tasks and protected from fraudulent actions from elements aimed at harming the Company. The Company is very concerned about operational risk, because failiure in managing operational risks properly may result in negative wide impact on the performance of the Company as a whole. Penanganan risiko opersional dalam Perseroan secara umum dapat dilakukan dengan cara : 1. Mengidentifikasi risiko yang melekat dalam setiap produk dan aktivitas operasional. 2. Mengukur profil risiko Perseroan untuk mendapat gambaran dari efektivitas penerapan manajemen risiko serta tingkat kepatuhan terhadap prosedur dan kebijakan. Perseroan memiliki Standar Operasi yang mengatur kegiatan operasional serta pelaksanaannya dipantau secara rutin oleh Internal Audit. Unit ini akan melakukan pemantauan di semua cabang dan bersifat independen terhadap unit-unit lainnya. Hasil evaluasi berikut rencana-rencana yang berhubungan dengantindakan yang bersifat koreksif dilaporkan langsung kepada manajemen setelah proses audit selesai dilakukan. Perseroan terus melakukan pembaruan dan sosialisasi Standar Prosedur Operasional untuk menjamin adanya akuntabilitas dan tanggung jawab dari setiap fungsi dalam organisasi. 3. Perseroan juga telah mengasuransikan seluruh fasilitas utama dan pendukung operasional kantor pusat dan cabang. Dalam pengelolaan dokumen, seluruh dokumen jaminan maupun dokumen kredit (bukti kepemilikan jaminan, perjanjian kredit, polis asuransi) diatur secara tertib sesuai dengan prosedur penyimpanan dan perlindungan dokumen, Untuk memastikan keamanan dokumen kredit perseroan memiliki fasilitas ruang tahan api ataupun lemari tahan api untuk penyimpanan dokumen tersebut.Perseroan juga memiliki Disaster Recovery Center yang siap untuk melindungi dan mencegah gangguan-gangguan operasional dan menjamin kontinuitas kegiatan usaha jika terjadi peristiwa-peristiwa yang merugikan Perseroan. Operational risk management in the Company generally can be managed by : 1. Identifying all risk attached to every products and operational activities. 2. Measuring the Company’s risk profile to obtain a general view of the effectiveness of risk management implementation as well as compliance level of available procedures and policies. The Company has Standard Operating Procedures which regulate the Company’s operational activities which implementation are monitored periodically by Internal Audit. This unit will monitor branches and is independent of all other units. The findings on the evaluations will be followed with corrective actions plans and are reported immediately to management after the audit processes was completed. The Company regularly updates and socializes Standard Operating Procedures to ensure accountability and responsibility of each functions in the organization. 3. The Company has also insured all major and supporting operational facilities of the headquarters and branch offices. On documentation management, all credit and security documents (collateral title documents, credit agreement, insurance policies) are arranged in an orderly manner in accordance to document storage and protection procedure. To ensure the security of credit documents, the Company has facilities such as fireproof rooms and cabinets for the safekeeping of the documents. The Company also has Disaster Recovery Center that is ready to protect and prevent operational disruptions and ensures the continuity of business activities should adverse events happened to the Company. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 73 Data cadangan terletak dilokasi yang terpisah dengan server utama dan telah melalui tahap pengujian secara berkala dan dipastikan sepenuhnya berfungsi apabila terjadi bencana/gangguan serius pada perangkat keras pada server utama. 74 Data backups are located in separate location from themain server and have periodically tested to ensure that they are fully operational in case of any disaster/serious disruptions affecting the hardware of the main server. Risiko Kepatuhan Compliance Risk Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perseroan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Perseroan memiliki Corporate Secretary yang melakukan pengawasan dan melaporkan semua masalah yang terkait dengan risiko kepatuhan, antara lain memastikan RUPS dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan Otoritas Jasa keuangan (OJK), memastikan bahwa Perseroan selalu taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku sebagai perusahaan pembiayaan, memastikan Perseroan patuh terhadap ketentuan-ketentuan pasar modal, menyiapkan pedoman Tata Kelola Perusahaan yang baik dan mengawasi pelaksanannya serta menyiapkan pedoman dan pelaksanaan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dalam kegiatan usaha yang terkait. Compliance risk is the risk due to the Company’s non compliance or unimplemented legislations and other prevailing regulations. The Company has Corporate Secretary who conducts supervision and reports on all issues related to compliance risk, among others, ensuring that the GMS are held in accordance with the Articles of Association and the provisions of the Indonesia Financial Supervisory Authority (FSA), ensuring that the Company always adheres with the law and regulations as financing company, ensuring the Company adheres to the capital market regulations, preparing the guidelines of Good Corporate Governance and supervising its implementations as well as preparing and implementing Know Your Customer Principles guidelines in all related business activities. Risiko Reputasi Reputation Risk Risiko reputasi terkait dengan kebijakan, prosedur, tindakan Perseroan yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dan persepsi nasabah, masyarakat maupun regulator. Risiko ini umumnya berawal dari adanya keluhan nasabah maupun proses litigasi yang melibatkan Perseroan. Manajemen meyakini tidak ada peristiwa yang secara material dapat mempengaruhi reputasi Perseroan. Reputational risks are those associated with the Company’s policies, procedures and activities that may influence the confidence dan perception of customers, public or regulators. These risks generally arise from customer complaints or litigation involving the Company. Management believes that there are no events that could materially impact the Company‘s reputation. Risiko Hukum Legal Risk Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan. Selain aspek yuridis, risiko hukum timbul bilamana terjadi permasalahan antara Perseroan dengan pihak ketiga terkait dengan produk dan layanan. Perseroan memiliki Divisi Legal yang bertanggung jawab melakukan penanganan dan pengelolaan seluruh aspek hukum terkait dengan aktivitas dan operasional Perseroan, memberikan pertimbangan hukum kepada manajemen serta menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian terkait dengan paparan risiko hukum bagi Perseroan. Sepanjang tahun 2014 tidak ada perkara atau tuntutan hukum di badan peradilan yang secara material berdampak negatif bagi kondisi keuangan ataupun kelangsungan usaha Perseroan. Legal risk is the risk caused by the weakness in legal aspects, among others due to lawsuits, absence of supporting legislation or weakness in agreements. Apart from legal aspects, legal risk also arises if problems occurred between the Company and third parties related with products and services. The Company has Legal Division that is responsible for the handling and managing of all legal aspects related to the Company’s acitivies and operations, giving legal opinions to the management as well as supervising and controlling legal risks associated with the Company’s legal risks exposures. During 2014, the Company did not face any legal cases or lawsuits in court institutions which have material impact on the Company’s financial condition or the continuity of business activities. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 75 Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development “ Untuk mencapai tujuan dan visinya, Perseroan secara terus menerus melakukan pengembangan kemampuan tehnis maupun pengembangan karakter seluruh karyawan agar Perseroan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas di setiap lini organisasi. Perseroan menyakini sumber daya manusia merupakan elemen utama yang harus dikelola sebaik-baiknya dan merupakan faktor utama bagi keberhasilan perusahaan. To accomplish its goals and vision, the Company continuously cultivates technical skill and character development of all employees in order to have qualified human resources at all level of the organization. The Company believes that human resources are the main elements that must be managed well and they have become a key factor for the Company’s success. Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan karyawan diukur bukan saja dari jumlah karyawan yang berhasil direkrut, namun juga dari kualitas karyawan. Kuantitas karyawan dirumuskan dalam bentuk Man Power Planning (MPP) yang menjadi tolak ukur Perseroan untuk melakukan perekrutan karyawan, sejalan dengan kebutuhan bisnis Perusahaan. Di sisi lain, kualitas dan kompetensi setiap karyawan mutlak diperlukan untuk terus dikembangkan. Setiap karyawan diharapkan memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. Perseroan yakin bahwa kualitas karyawan yang direkrut adalah hasil dari pola rekrutmen dan seleksi yang tepat, dan terkait erat dengan proses penyusunan kualifikasi calon karyawan sampai dengan program orientasi bagi karyawan baru. Achievement in fulfilling the Company’s needs for human capital is measured not only by the number of employees successfully recruited, but also from the quality of them. The number of employees needed by the company is formulated in the form of Man Power Planning (MPP), which is the benchmark used in recruiting employees, in line with the Company’s business needs. On the other hand, the quality and competence of each employee is crucial to be developed further. Every employee is expected to have remarkable competence in accordance with the Company’s requirements. The Company believes that the recruitment of quality employees resulted from recruitment pattern and proper selection, and is closely related to the process in designing criteria up to the orientation program for new employees. Keterangan 76 Jumlah karyawan Number of employees Description Jumlah karyawan seleksi tahap akhir 378 Number of candidates on final stage selection Jumlah karyawan diterima 133 Number of employees recruited Sepanjang tahun 2014, jumlah karyawan yang diterima Perseroan dibandingkan dengan jumlah karyawan yang masuk pada tahap seleksi akhir adalah sebesar 35,2%. Jumlah karyawan Perseroan pada tahun 2014 tercatat sebesar sebesar 592 orang atau naik 7,2% dibandingkan tahun 2013, dengan mayoritas memiliki tingkat pendidikan diploma dan sarjana. Perseroan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh calon karyawan dalam proses seleksi karyawan, dan juga kesempatan yang sama untuk meniti karir secara profesional. Throughout 2014, the number of employees recruited by the Company compared to the number of candidates who are selected on the final stage is 35.2%. The number of employees of the Company in 2014 is 592 employees, increased 7.2% compared to the year 2013; majority of them own diploma and university degree education. The Company provides equal opportunity for all candidates in the employee selection process and also equal opportunity in pursuing professional career. Berikut merupakan komposisi sumber daya manusia (termasuk Dewan Direksi) Perseroan berdasarkan usia, tingkat pendidikan, jenjang manajemen dan status karyawan : Below is the composition of human resources (including the Board of Directors) of the Company based on age, education level, managerial level and employee status : USIA (TAHUN) 2014 2013 AGE (YEARS) 18-25 tahun 74 72 18-25 years 26-35 tahun 261 261 26-35 years 36-45 tahun 176 158 36-45 years 46-55 tahun 76 55 46-55 years > 55 years > 55 tahun Total TINGKAT PENDIDIKAN Sarjana 5 6 592 552 2014 2013 382 357 Total EDUCATION LEVEL University Diploma 87 85 Academy SMU 113 99 High School SD dan SMP 10 11 Primary & Elementary School 592 552 2014 2013 25 15 Total JENJANG MANAJEMEN Manajer Senior Total MANAGERIAL LEVEL Senior Manager Manajer 58 67 Manager Officer Senior 68 70 Senior Officer Officer 111 104 Officer Staff 330 296 Staff Total 592 552 Total 2014 2013 Karyawan Tetap 506 465 Permanent Employee Karyawan Kontrak 86 87 Contract Employee 592 552 STATUS KARYAWAN Total Rekrutmen atas seluruh karyawan kontrak Perseroan telah memenuhi ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report STATUS OF EMPLOYMENT Total The recruitment of all contract employees of the Company has complied with the Labour Law No. 13 Year 2003. 77 78 Program Pelatihan Karyawan Employee Training Programs Untuk mengembangkan kompetensi karyawan, Perseroan menyelenggarakan serangkaian aktivitas untuk meningkatan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman ataupun perubahan sikap karyawan. Pengembangan tersebut merupakan tahap persiapan bagi setiap individu untuk mengemban tanggung jawab yang lebih tinggi atau fungsi kerja yang berbeda dalam Perseroan. Pengembangan juga berkaitan erat dengan pembentukan karakter setiap individu yang terkait dengan kepemimpinan dan integritas, yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Oleh karena itu Perseroan menetapkan program pelatihan dan pengembangan karyawan berbasis kompetensi dan berkesinambungan sehingga dapat memperoleh SDM dengan kualifikasi yang tepat. SDM yang kompeten, profesional, disiplin, mempunyai integritas dan motivasi yang tinggi akan menjadi penyokong utama dalam strategi pertumbuhan Perseroan. To enhance employees’ competency, the Company conducted a series of activities to develop skills, knowledge and experience or transformations in employee behaviour. Such enhancement constitutes a preliminary stage for each individuals to carry more responsibility or take on different job functions within the Company. The enchancement is also closely related with the character development of each individual related with leadership and integrity needed to perform better at tasks. Therefore, the Company established traning programs and human resources development with sustainable competency-based programs in order to have qualified human resources. Having competent, professional, discipline employees with high integrity and motivation is the ultimate support in the Company’s growth strategy. Sepanjang tahun 2014, Perseroan mengadakan 16 kali program pelatihan internal dan 21 kali pelatihan eksternal, diantaranya adalah : Throughout 2014, the Company conducted 16 internal training programs and 21 external training programs, including: 1. Pelatihan Internal 1. Internal Training • Pelatihan Orientasi Karyawan Baru Perseroan mewajibkan karyawan yang baru bergabung di Perseroan baik di kantor Pusat maupun di kantor cabang untuk mengikuti pelatihan ini, dengan penekanan pada pengenalan visi, misi dan nilai-nilai Perseroan, pengenalan dan pemahaman proses bisnis, prosedur dan kebijakan umum yang berlaku di Perseroan. • New Employee Orientation Trainings All new employees in all branches as well as the Company‘s head office, are obliged to attend this trainings, with emphasis on the introduction of vision, mission, corporate values, business processes, general policies and procedures applicable in the Company. • Pelatihan Fungsional dan Pengenalan Produk Pelatihan ini dilaksanakan untuk memastikan agar setiap karyawan memahami dan mampu untuk menjalankan fungsi dan pekerjaan mereka, misalnya pelatihan pengenalan dan analisa produk. Pelatihan ini merupakan pelatihan teknis yang terkait dengan bidang pekerjaan masing-masing. • Product Knowledge & Functional Trainings These trainings are conducted to ensure that every employee understand and able to run their job functions, such as product analysis and product knowledge trainings. This training is technical in accordance with respective fields. • Pelatihan Kepemimpinan Pelatihan kepemimpinan dan pelatihan pengembangan kompetensi terutama diberikan kepada karyawan di tingkat penyelia maupun manajerial. • Leadership Trainings Leadership and competency development trainings are particularly given to employees at supervisory or managerial level. 2. Pelatihan Kerja 2. On The Job Training Penekanan pelatihan ini adalah untuk peningkatan ketrampilan tehnis karyawan agar dapat mempercepat proses kerja dan menekan tingkat kesalahan, salah satunya melalui praktek kerja langsung. This training emphasizes on enriching technical skills of employees to accelerate work processes and reduce the level of errors, through on the job training programs. 3. Pelatihan Eksternal 3. External Training Pelatihan eksternal bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan efektivitas dalam melakukan pekerjaan, sosialisasi peraturan baru, ataupun pengembangan karakter. Pelatihan ini diikuti oleh karyawan sesuai dengan bidang pekerjaaan dan kebutuhan seperti pelatihan risk based internal audit, how to be a good & qualified branch manager, serta strategi manajemen risiko bagi lembaga keuangan. External training is useful in improving the knowledge and effectiveness in performing the work, socialization of new regulations, or character development. This training is attended by employees in accordance with the fields of employment and training needs such as risk-based internal audit, how to be a good and qualified branch manager, and risk management strategy for financial institutions trainings. (dalam juta Rupiah) JENIS PELATIHAN (in million Rupiah) JUMLAH BIAYA PELATIHAN TRAINING COST TYPE OF TRAINING Internal 974 Internal Eksternal 133 Eksternal Total 1,107 Total Pada tahun 2014, Perseroan juga telah menyediakan tempat pelatihan yang khusus didedikasikan untuk penyelenggaraan pelatihan-pelatihan bagi karyawan Perseroan di kantor cabang Serpong. In 2014, the Company has also designated a dedicated training facility to conduct training for employees in Serpong branch office. Penilaian Kinerja dan Remunerasi Performance Evaluation and Remuneration Penilaian kinerja karyawan dilakukan secara rutin setiap semester. Standar dan pedoman penilaian kinerja diterapkan dengan menggunakan Indikator Penilaian Kinerja (KPI), yang dilakukan oleh masing-masing karyawan (self assessment), dan selanjutnya dibahas dengan atasan terkait melalui mekanisme konseling. Dalam konseling tersebut, atasan akan memberikan arahan dan masukan kepada karyawan terkait untuk dapat mencapai hasil kerja yang lebih baik. Employee performance appraisal is conducted every semester. Assessment standard and guidelines are applied using Key Performance Indicators (KPI), which is prepared by employees (self-assessment method) and then discussed with the relevant senior through counseling mechanism. In such counseling, the senior level will provide guidance and advice to employees in order to achieve a better performance. Perseroan juga memberikan perhatian terhadap aspek remunerasi karyawan agar tetap bisa kompetitif dengan kondisi pasar, khususnya remunerasi yang secara umum berlaku di industri pembiayaan. Konsep remunerasi yang diterapkan oleh Perseroan adalah “adil secara internal dan kompetitif secara eksternal”, sehingga Perseroan dapat mempertahankan karyawan terbaiknya serta menarik karyawan baru yang berkualitas. Perseroan memiliki sistem remunerasi dan tunjangan berdasarkan beberapa kategori seperti pangkat, jabatan dan masa kerja. Perseroan tidak mentolerir adanya perlakuan khusus kepada karyawan tertentu dalam penerapan sistem remunerasi. Perseroan juga telah menetapkan standar gaji yang lebih baik dibandingkan standar upah minimum yang ditetapkan pemerintah. The Company also ensures that employees remuneration stays competitive with market condition, in particular the level of remuneration which is generally applicable in finance industry. Remuneration concept implemented by the Company is “fair internally and competitive externally”, hence the Company could retain its best employees and attract new qualified employees. The Company has a system of remuneration and benefits based on several categories such as grade, position, and years of service. The Company does not tolerate special treatment to any particular employees in the execution of remuneration system. The Company has also set a higher salary standard above the minimum wage set by the government. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 79 Beberapa jenis tunjangan Perseroan antara lain adalah : • • • • • • • 80 yang diberikan Tunjangan kesehatan (rawat jalan, rawat inap, penggantian biaya kelahiran), baik yang dikelola Perseroan sendiri ataupun bekerjasama dengan perusahaan asuransi Tunjangan kendaraan dan komunikasi Tunjangan hari raya Lebaran Tunjangan jabatan Asuransi kecelakaan dan asuransi jiwa Insentif atau bonus yang sesuai dengan kinerja dari masing-masing karyawan dan kinerja keuangan Perseroan Dana pensiun yang dikelola oleh Perusahaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Several types of benefits provided by the Company include: • • • • • • • Health benefits (outpatient, inpatient, reimbursement of labor cost), both managed by the Company or in cooperation with the insurance companies Vehicles and communication allowances Lebaran allowances Allowance for position level Accident insurance and life insurance Incentive or bonus in accordance with the employee performance and financial result of the Company Pension funds managed by the Pension Fund Institution. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Human Resource Information System Perseroan terus meningkatkan sistem teknologi informasi melalui Human Resources Integrated System (HRIS) dalam melakukan pengelolaan SDM. HRIS merupakan sistem terintegrasi yang berfungsi untuk memantau dan mengolah data ketenagakerjaan. HRIS ini memudahkan dan memberdayakan setiap karyawan Perseroan dalam pengelolaan data pribadinya seperti : kegiatan administrasi karyawan, pengajuan cuti, absensi karyawan dan pengajuan klaim biaya medis. The Company continues to improve information technology system through the Human Resources Integrated System (HRIS) in managing human resources. HRIS is an integrated system which serves to monitor and manage employment data. HRIS facilitates and empowers every employee in the management of personal data such as employee administration, leave applications, employee attendances, and medical expenses claim. Pengembangan SDM Tahun 2015 Human Resources Development 2015 Pengembangan SDM di tahun 2015, selain berfokus pada persiapan calon-calon pimpinan baru yang termasuk dalam ”talent pool”, juga fokus pada program peningkatan kompetensi dan ketrampilan karyawan, sejalan dengan arahan strategis manajemen untuk tahun 2015, yaitu ”Revive The Champion’s Guts Within” (membangkitkan semangat juara dalam diri kita). Apart from focusing on the preparation of candidates for the new leadership that has been classified in “talent pool“, human resources development in 2015 will also focus on programs to increase the competence and skills of employees, in line with the strategic direction of management for 2015, namely “Revive The Champion‘s Guts Within“ (uplifting the champion spirit in ourselves). Untuk mendukung terciptanya iklim pembelajaran di Perseroan di sepanjang tahun 2015, beberapa program yang dipersiapkan antara lain adalah: a. Pelaksanaan tes kompetensi bagi karyawan frontliner dan back office untuk mengetahui tingkat pemahaman karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan juga terhadap aturan yang terkait dengan pekerjaannya. b. Pelaksanaan pelatihan secara online terkait pengetahuan dasar dan petunjuk pelaksanaan teknis bagi semua karyawan dengan cara mengakses sendiri (employee self-service) dan selanjutnya program ini akan diselaraskan dengan rencana promosi karyawan. c. Pengembangan sistem HRIS tahap II dengan fokus pada area Penilaian Kineja dan Pengembangan Pelatihan. d. Pemantauan produktivitas karyawan serta penegakan sistem penghargaan dan sanksi. e. Survei kepada karyawan baru mengenai pengetahuan dasar, ketrampilan dan sikap yang wajib diketahui oleh karyawan baru melalui pelatihan induksi. Apabila karyawan belum memperoleh pelatihan induksi, maka SDM akan mewajibkan atasan untuk segera melaksanakan pelatihan tersebut. f. Perseroan akan menerapkan Indikator Penilaian Kerja yang baru yang berbasis pada proses kerja yaitu penilaian terhadap hasil kinerja yang akan dinilai secara triwulan. Semua program tersebut dilakukan dengan basis teknologi informasi yang dapat diakses oleh masing-masing karyawan dan pada tahap awal akan diterapkan di area pemasaran. To support the creation of a learning climate in Company throughout 2015, several programs were prepared, including: a. Implementation of competency tests for frontline and back office staffs to determine employees’ level of understanding of the work performed as well as rules associated with the job. b. Implementation of online training (e-learning) related to basic knowledge and technical implementation guidelines for all employees by accessing the online training (self-service method); this program will also be aligned with employee promotion plan. c. HRIS system development phase II which will focus on Performance Assessment Training and Development area. d. Monitoring employee productivity and enforcement of reward and punishment system. e. Survey on new employees related to basic knowledge, skills and attitudes that must be understood through induction training program. Should employees have not received induction training, HR will remind senior level to carry out the training. f. The Company will apply the new key performance indicators based on the work process will be assessed on a quarterly basis. These programs have been implemented based on information technology that can be accessed by each employee and will be applied in the area of marketing in the early stages. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 81 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance “ 82 Tata Kelola Perusahaan Yang Baik adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ Perusahaan untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan dan berlandaskan peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika. Good Corporate Governance is a structure and process used and applied by the organs of the Company to improve the achievement of business objectives and optimize enterprise value for all stakeholders and based on the laws and ethical values. Tata kelola merupakan sarana penting untuk menjaga kelangsungan Perseroan. Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) memastikan praktik operasional yang sehat, kepatuhan terhadap peraturan, dan terjalinnya hubungan yang baik antar perusahaan dengan karyawan, masyarakat serta lingkungan sekitar. Corporate Governance is an important means to maintain the continuity of the Company. GCG implementation ensures healthy operating practices, regulatory compliance, and good relations between the company and employees, society and the environment. Perseroan terus berupaya melakukan pengendalian terhadap dinamika bisnis dan pengembangan organisasi melalui sistem dan prosedur sejalan dengan prinsip-prinsip GCG yang berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan, seperti : The Company continues to exercise control over the business dynamics and organizational development through systems and procedures in line with good corporate governance principles are based on the provisions stipulated in Financial Services Authority, such as : 1. Keterbukaan Perseroan senantiasa memberikan informasi kepada pemegang saham, pemangku kepentingan, kreditur dan pihak-pihak yang terkait, mengenai kejadian penting Perseroan, termasuk laporan kinerja keuangan Perseroan. 1. Transparency The Company continually provides information to shareholders, stakeholders, creditors and related parties regarding significant events in the Company such as the Company‘s financial performance report. 2. Akuntabilitas Fungsi, tugas, dan tanggung jawab organ Perseroan yakni Direksi, Dewan Komisaris, dan RUPS, berjalan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, sehingga pengelolaan Perseroan berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan efisien. 3. Responsibilitas Perseroan senantiasa mematuhi ketentuan Anggaran Dasar Perseroan serta peraturan perundangan yang berlaku dan nilai-nilai etika. 2. Accountability The functions, duties, and responsibilities of the Company‘s organs which include the Directors, Board of Commissioners, and General Meeting of Shareholders are in accordance with their respective scope of authority hence, the management of the Company could be transparent, fair, effective, and efficient. 3. Responsibility The Company consistently complies with the Company‘s Articles of Association, prevailing laws and regulations as well as ethical values. 4. Independensi Perseroan dikelola secara mandiri dan profesional serta bebas dari benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. 4. Independency The Company is managed independently and professionally and free of conflicts of interest and influence or pressure from any parties. 5. Kewajaran dan Kesetaraan Perseroan memastikan penerapan prinsip kewajaran dan kesetaraan dengan selalu memastikan pemenuhan hak serta kepentingan pemegang saham, juga pemangku kepentingan. 5. Fairness and Equality The Company ensures the implementation of fairness principle by consistently addressing the fulfillment of rights and the interests of the shareholders and stakeholders. Struktur Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Structure Struktur penting dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik antara lain adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Audit Internal dan Sekretaris Perusahaan. Berikut ini penjelasan singkat tentang aktivitas mereka sepanjang tahun 2014. Major structures in implementing Good Corporate Governance, among others, are the General Meeting of Shareholders, the Board of Commissioners, the Directors, Audit Committee, Internal Audit, and Corporate Secretary. Brief explanations of their activities throughout 2014 are as follows. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan komponen utama Perseroan yang berwenang untuk merubah Anggaran Dasar, mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan alokasi penggunaan laba Perseroan, menetapkan akuntan publik, dan menyetujui laporan tahunan. Pelaksanaan RUPS dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). The General Meeting of Shareholders (GMS) is the Company’s highest component which has the authority to amend the Company’s Articles of Association, appoint and terminate members of the Board of Commissioners and Directors, determine the utilization of profits, appoint public accountant firm, and approve the annual financial statements. The GMS exercises its authority through the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS). RUPS Tahun 2014 2014 GMS Pada tahun 2014 Buana Finance melaksanakan 1 (satu) kali RUPST dan 1 (satu) kali RUPSLB pada tanggal 21 Mei 2014 di Mercantile Athletic Club, Jakarta Selatan yang dihadiri oleh 84,54% pemegang saham Perseroan. In 2014 Buana Finance had held 1 (one) AGMS and 1 (one) EGMS on 21 May 2014 in Mercantile Athletic Club, South Jakarta, which were attended by 84.54% shareholders. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 83 Proses Pelaksanaan RUPS 2014 2014 GMS Implementation Process RUPST dan RUPSLB di tahun 2014 telah dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT), Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam dan LK) Nomor IX.I.1 Tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham dan Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku. The AGMS and EGMS held in 2014 were conducted in accordance with the applicable legislation such as Law No. 40 Year 2007 concering Limited Companies (UUPT), Regulation of Indonesia Financial Services Authority (formerly Indonesian Capital Market and Financial Supervisiory Agency/ Bapepam-LK) No. IX.I.1 concerning the Plan and the Implementation of General Meeting of Shareholders, and the Company’s Article of Association. Berikut prosedur pelaksanaan RUPS 2014: Hereinafter, the procedures on the implementation of 2014 GMS: Prosedur RUPS Procedure of GMS Pelaksanaan Implementation Persyaratan UUPT dan/atau Peraturan Bapepam dan LK dan/atau Anggaran Dasar Perusahaan Law of Limited Company Requirements, Bapepam-LK Regulations and/ or Articles of Association Keterangan Remarks Pemberitahuan Rencana RUPS ke Otoritas Jasa Keuangan 14 April 2014 atau 7 hari kalender sebelum Pemberitahuan RUPS diiklankan Perseroan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam dan LK) mewajibkan agenda RUPS harus disampaikan kepada OJK paling lambat 7 hari kalender sebelum Pemberitahuan rencana RUPS diiklankan Perseroan Telah sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (Bapepam dan LK). Notification of GMS Plan to the Financial Services Authority 14 April 2014 or 7 calendar days prior the GMS Notification was advertised by the Company Regulation of OJK requires the GMS agenda to be reported to OJK at the latest 7 calendar days prior to the Notification of GMS plan being advertised by the Company. In accordance with the regulations of OJK. Tanggal 21 April 2014 atau 14 hari kalender sebelum tanggal iklan Panggilan RUPS tanpa memperhitung -kan tanggal Pemberitahuan dan tanggal Panggilan, diiklankan di harian Media Indonesia. UUPT dan Anggaran Dasar Perusahaan mewajibkan Pengumuman rencana RUPS harus dilakukan 14 hari kalender sebelum tanggal Pemanggilan RUPS dengan tanpa memperhitungkan tanggal Pemberitahuan dan tanggal Panggilan. Telah sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. On 21 April 2014 or 14 calendar days prior the date of GMS without counting the Notification and Summoning dates, advertised in the Media Indonesia newspaper. Law of Limited Companies and the Article of Association require the Announcement of GMS plan to be conducted 14 calendar days prior to the GMS Summoning date without counting the Notification and Summoning dates. In accordance with the provisions of Articles of Association. Pemanggilan RUPS Tanggal 6 Mei 2014 atau 14 hari kalender sebelum tanggal iklan Panggilan RUPS tanpa mempehitungkan tanggal Pemanggilan dan tanggal Pelaksanaan RUPS, diiklankan di harian Media Indonesia. Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. Telah sesuai dengan ketentuan UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan. GMS Summoning On 6 May 2014 or 14 calendar days prior the date of GMS without counting the date of Summoning and Implementation of GMS, advertised in the Media Indonesia newspaper. GMS Summoning was conducted not later than 14 days prior the implementation of GMS, without counting the date of Summoning and the date of GMS. In accordance with the provisions of Law of Limited Companies and the Articles of Association. Pemberitahuan Rencana RUPS Notification of GMS Plan 84 RUPST dan RUPSLB dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2014 bertempat di Merchantile Athletic Club, Jakarta Selatan. UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan mewajibkan RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau ditempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya yang utama sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar atau di tempat kedudukan bursa dimana saham Perseroan dicatatkan. Domisili kantor pusat Perseroan adalah di Jakarta Selatan. Telah sesuai dengan UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan. AGMS and EGMS held on 21 May 2014 at Merchantile Athletic Club, South Jakarta. Law of Limited Companies and the Article of Association requires the GMS to be held at the Company’s office or where its main business activities are located as regulated in the Article of Association or where its shares are listed. The Head Office of the Company is domiciled in South Jakarta. In accordance with the provisions of Law of Limited Company and the Articles of Association. Pemberitahuan Hasil RUPS Pada tanggal 23 Mei 2014 atau 2 hari setelah pelaksanaan RUPS, hasil RUPS telah dilaporkan kepada OJK (dahulu Bapepam dan LK) dan diiklankan di harian Bisnis Indonesia dan Media Indonesia, keduanya berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional. Perusahaan wajib menyampaikan hasil RUPS paling lambat 2 hari setelah dilaksanakannya RUPS kepada OJK (dahulu Bapepam dan LK) dan mengumumkannya kepada publik sekurang-kurangnya dalam 2 surat kabar berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional. Telah sesuai dengan peraturan OJK (dahulu Bapepam dan LK). Notification of GMS Results On 23 May 2014 or 2 days after the GMS implementation, GMS results were reported to OJK (formerly BapepamLK) and advertised in Bisnis Indonesia newspapers and Media Indonesia, both in Indonesian language and circulated nationally. The Company is required to report the GMS results maximum in 2 days after the implementation of the GMS to OJK (formerly Bapepam-LK) and announce it to the public at least in 2 Indonesian language newspapers, one of which is nationally circulated. In accordance with the OJK (formerly Bapepam-LK) regulations. Pelaksanaan RUPS GMS Implementation Hasil RUPST pada tanggal 21 Mei 2014 Keputusan-keputusan RUPST: Usulan AGMS results on 21 May 2014 Decisions of the AGMS: Realisasi Proposal Realization 1. Menyetujui laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku 2013 termasuk didalamnya laporan kegiatan Perseroan dan pelaksanaan tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris; 2. Mengesahkan laporan keuangan Perseroan tahun buku 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) sebagaimana dimuat dalam Laporan Auditor Independen No. RPC-4868/ PSS/2014 tertanggal 10 Maret 2014, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; Persetujuan RUPS telah dituangkan dalam Akta Berita Acara RUPS No. 65 tanggal 21 Mei 2014 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmy, S.H., Notaris di Jakarta 1. Approve the annual report of the Company for the 2013 including the supervisory report of the Board of Commissioners; 2. Authorized the financial statement of the Company for the 2013 fiscal year which has been audited by the Public Accountant Office of Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) as stated in the Independent Auditor Report No. RPC-4868/ PSS/2014 dated 10 March 2014, with unqualified opinion; AGM approval has been stated in the AGM Official Record Deed No. 65 dated 21 May 2014, drawn up before Fathiah Helmy, S.H., Notary in Jakarta Agenda Pertama Rapat: First Meeting Agenda: Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 85 Usulan Realisasi Proposal Realization Agenda Kedua Rapat: Second Meeting Agenda: 1. Menyetujui penggunaan laba bersih Peseroan sebagai berikut : a. Dibagi sebagai dividen tunai dengan jumlah sebesar Rp. 60,- (enam puluh Rupiah) per saham atau seluruhnya berjumlah maksimum sebesar Rp. 98.747.763.240,(sembilan puluh delapan milyar tujuh ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu dua ratus empat puluh Rupiah), yang akan dibagikan secara proporsional kepada para pemegang saham yang berhak sesuai dengan Daftar Pemegang Saham pada tanggal 18 Juni 2014 pukul 16.00 WIB (recording date), dengan ketentuan dividen tunai tersebut akan diperhitungkan dan dipotong pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku. Sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar Rupiah) ditetapkan dan dibukukan sebagai cadangan umum guna memenuhi ketentuan pasal 70 Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Pasal 23 Anggaran Dasar Perseroan; dan Seluruh sisanya ditetapkan dan dibukukan sebagai Laba Ditahan. b. c. 2. • Dividen telah dibayarkan pada tanggal 2 Juli 2014 dengan jumlah sebesar Rp. 60,per saham atau seluruhnya sebesar Rp. 98.747.763.240,-; • Sebesar Rp. 1.000.000.000,Cadangan ;dan • Sisa laba Perseroan. bersih Perseroan telah telah disisihkan dicatat sebagai sebagai Laba Dana Ditahan Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan dalam melaksanakan pembayaran dividen tunai tersebut kepada masing-masing pemegang saham, termasuk tetapi tidak terbatas untuk merubah jadwal dan tata cara pembagian dividen tersebut di atas. 1. Approved the utilization of net profit of the Company with the following details : a. b. c. 2. Distributed as cash dividend in the amount of Rp. 60,- (sixty Rupiah) per share or in maximum Rp. 98.747.763.240,(ninety eight billion seven hundred forty seven million seven hundred sixty three thousand two hundred forty Rupiah), which will be paid proportionally to the shareholders whose names are recorded in the Register of Shareholders of the Company on 18 June 2014 at 16.00 WIB (recording date), with the provisions that the cash dividend will be deducted with dividend tax in accoradance with the prevailing taxation regulation; Rp. 1.000.000.000,- (one billion Rupiah) will be set aside and booked as reserved fund to comply with the provisions of Article 70 of the Law of Limited Companies and Article 23 of the Article of Association of the Company; and The remaining net profit will be set aside and booked as Retained Earnings. • Dividends were paid on 2 July 2014 in the amount of Rp. 60,- per share or a total of Rp. 98.747.763.240,-; • Rp. 1.000.000.000,- was set aside as a Reserve Fund; and • The remaining net profit of the Company has been recorded as Retained Earnings. Conferring power and authority to the Directors with the right of substitution to provide power and authority to the Directors with the right of substitution to perform all actions in implementing the payment of cash dividends to each shareholder, including but not limited to changing the schedule and procedures for dividend distribution mentioned above. Agenda Ketiga Rapat: Third Meeting Agenda: Menyetujui untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2014 dan memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan honorarium dan persyaratan penunjukan akuntan publik. Telah direalisasikan, yang mana Dewan Komisaris telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) untuk memeriksa pembukuan Perseroan untuk tahun buku 2014 pada tanggal 21 Mei 2014. Approved the appointment of Purwantono, Suherman & Surja to audit the financial statements for the 2014 fiscal year and give the power and authority to the Board of Commissioners to determine the amount of honorarium and requirements of the appointment of public accountant. It has been realized. The Board of Commissioners have appointed Public Accountant Firm Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) to audit the bookkeeping of the Company for the 2014 fiscal year on 21 May 2014. 86 Usulan Proposal Realisasi Realization Agenda Keempat Rapat: Fourth Meeting Agenda: 1. 2. 1. 2. Menetapkan honorarium anggota Dewan Komisaris Perseroan maksimum atau setinggi-tingginya sebesar Rp. 3.998.000.000,- (tiga milyar sembilan ratus sembilan puluh delapan juta Rupiah) Gross per tahun dan pembagiannya diserahkan kepada Dewan Komisaris. Memberi kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besarnya gaji dan tunjangan bagi setiap anggota Direksi Perseroan, termasuk jika perlu untuk menetapkan dan/atau merubah pembagian tugas dan wewenang dari setiap anggota Direksi Perseroan. • Honorarium anggota Dewan Komisaris Perseroan telah ditetapkan sebesar Rp. 3.998.000.000,- pada tanggal 21 Mei 2014. • Dewan Komisaris Perseroan telah menetapkan besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan pada tanggal 21 Mei 2014. Determined the honorarium of members of the Board of Commissioner of the Company at the maximum of Rp. 3.998.000.000,- (three billion nine hundred and ninty eight million Rupiah) Gross per year and give the authority of the distribution to the Board of Commissioner. Authorized the power and authority to the Board of Commissioners to determine the salary and allowances for each member of the Directors, including if necessary to determine and/or change the roles and responsibilities of each member of the Directors. • The honorarium of the Board of Commissioners has determined to be amounted to Rp. 3.998.000.000,- on 21 May 2014. • The Board of Commissioners of the Company has determined the distribution of salary and allowances for member of the Directors of the Company on 21 May 2014. Hasil RUPSLB pada tanggal 21 Mei 2014 Selain RUPST, RUPLB pada tanggal 21 Mei 2014 menghasilkan keputusan: Usulan EGMS results on 21 May 2014 In addition to AGMS, EGMS on 21 May 2014 generated the following decisions: Realisasi Proposal Realization Menyetujui perubahan beberapa pasal dan penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan, yang mana atas keputusan ini Direksi diberikan wewenang dan kuasa untuk menandatangani akta yang diperlukan sehubungan dengan: Keputusan tentang perubahan dan penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan sesuai RUPSLB tanggal 21 Mei 2014 telah dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Buana Finance Tbk No. 29 tertanggal 22 Juli 2014 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmy, SH., Notaris di Jakarta dan telah sah dan mengikat sejak adanya penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar PT Buana Finance Tbk dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-04760.40.21.2014 tertanggal 24 Juli 2014 dan Daftar Perseroan No. AHU-0076998.40.80.2014 tertanggal 24 Juli 2014. Agenda Pertama Rapat: First Meeting Agenda: a. Putusan acara pertama rapat ini; b. Pernyataan kembali seluruh pasal-pasal Anggaran Dasar Perseroan termasuk untuk melaporkan dan/atau meminta persetujuan dari instansi berwenang sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 29 tanggal 22 Juli 2014. Approve the amendments to several articles and restatement of the Articles of Association of the Company, in which the Directors are authorized and empowered to sign the deed required in connection with: a. The decision made on the first meeting agenda; b. Restatement of the Articles of Association of the Company, including to report and / or seek approval from the authorized institutions as stated in the Deed No. 29, dated 22 July 2014. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report Decisions about the amendments and restatements in the Articles of Association of the Company in accordance with the EGMS on 21 May 2014 have been set forth in the Deed of Meeting Resolution Statement of PT Buana Finance Tbk No. 29 dated 22 July, drawn up before Fathiah Helmy, SH., Notary in Jakarta and have been legally binding by virtue of an Acceptance Letter of Notification of Amendments to the Articles of Association of PT Buana Finance Tbk from the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-04760.40.21.2014 dated 24 July 2014 and Company Register No. AHU-0076998.40.80.2014 dated 24 July 2014. 87 Usulan Proposal Realisasi Realization Agenda Kedua Rapat: Second Meeting Agenda: 1. Memberikan persetujuan kepada Direksi Perseroan untuk menjadikan jaminan utang lebih dari 50% atau seluruh harta kekayaan Perseroan dalam rangka mendapatkan pinjaman atas fasilitas yang akan diterima oleh Perseroan dari Bank, Lembaga Keuangan dan/atau masyarakat dalam rangka penerbitan surat berharga termasuk surat hutang dan/ atau obligasi di pasar modal dengan memperhatikan peraturan di pasar modal; 2. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan jumlah pinjaman yang akan diterima oleh Perseroan. 3. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan hak subsitusi untuk melakukan semua dan setiap tindakan hukum yang diperlukan sehubungan dengan keputusan untuk menjaminkan lebih dari 50 % (lima puluh persen) atau seluruh harta kekayaan Perseroan dalam rangka mendapatkan pinjaman atas fasilitas yang akan diterima Perseroan dari Bank, Lembaga Keuangan dan/atau masyarakat, dalam rangka penerbitan surat berharga dan atau obligasi di pasar modal sesuai dengan ketentan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keputusan tentang persetujuan penjaminan lebih dari 50 % atau seluruh harta kekayaan Perseroan telah dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Buana Finance Tbk No. 66 tertanggal 21 Mei 2014 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmy, SH., Notaris di Jakarta. 1. Giving the approval to the Directors of the Company as loan security for more than 50% or all assets of the Company in order to obtain loan facilities received from Banks, Financial Institutions and/or public for the issuance of bonds, including debt securities and/or bonds in the capital market with regard to the prevailing regulations. 2. Give the power and authority the Board of Commissioners of the Company to determine the amount of loan to be received by the Company; and 3. Give the power and authority to the Directors with the right of substitution to take all necessary legal actions needed related to the pledge of more than 50% or all assets of the Company in order to obtain loan facilities which will be received from Banks, Financial Institutions and/or public for the issuance of bonds, including debt securities and/or bonds in the capital market with regard to the prevailing regulations. GMS approval regarding the approval to pledge of more than 50% or the entire assets of the Company has been set forth in the Deed of Meeting Resolution Statement PT Buana Finance Tbk No. 66 dated 21 May 2014 drawn up before Fathiah Helmy, SH., Notary in Jakarta. Seluruh hasil RUPST dan RUPSLB Perseroan yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2014 telah diumumkan melalui harian Bisnis Indonesia dan Media Indonesia pada tanggal 23 Mei 2014 serta telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, PT Bursa Efek Indonesia dan pihak-pihak lain. All results of the Annual GMS and Extraordinary GMS held on 21 May 2014 have been announced in the Bisnis Indonesia newspapers and Media Daily on 23 May 2014, and have been reported to Financial Services Authority, the Indonesia Stock Exchange (IDX) and other parties. Selain memuat hasil RUPS, iklan pengumuman yang disampaikan Perseroan juga memuat jadwal pembagian Dividen Tunai sebagai pelaksanaan keputusan Agenda Kedua RUPS Tahunan. Adapun pengumuman tersebut adalah sebagai berikut: In addition to publishing the results of the GMS, the Company’s announcement also advertised the schedule for distribution of Cash Dividends, as the implementation of Second Agenda of the Annual GMS results. The announcement is as follows: Jadwal Pembagian Dividen Tunai 1. Cum Dividen di Pasar Regular & Negosiasi : 13 Juni 2014 2. Ex Dividen di Pasar Reguler & Negosiasi : 16 Juni 2014 3. Cum Dividen di Pasar Tunai : 18 Juni 2014 4. Ex Dividen di Pasar Tunai : 19 Juni 2014 5. Recording Date yang berhak atas Dividen : 18 Juni 2014 6. Pembayaran Dividen : 2 Juli 2014 88 Schedule for Distribution of Cash Dividends 1. Cum Dividends in Regular & Negotiation Market : 13 June 2014 2. Ex Dividends in Regular & Negotiation Market : 16 June 2014 3. Cum Dividends in Cash Market : 18 June 2014 4. Ex Dividends in Cash Market : 19 June 2014 5. Recording Date of parties entitled for Dividends : 18 June 2014 6. Payment of Dividends : 2 July 2014 DEWAN KOMISARIS Board of commissioners Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Duties and Responsibilities of the Board of Commissioners 1. Melakukan pengawasan terhadap Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Direksi, dengan mengarahkan, memantau dan mengevaluasi implementasi kebijakan strategis dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. 2. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, menjalankan keputusan-keputusan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar Biasa serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Mengadakan pertemuan berkala dengan Direksi maupun Komite Audit dan secara konstruktif memberikan arahan dan masukan strategi serta meninjau kinerja Perseroan. 1. To oversee the Directors in carrying out the duties and responsibilities of the Directors by directing, moniting and evaluating the implementation of strategic policies and good corporate governance principles. 2. To perform its duties, authorities, and responsibilities according the Company’s Articles of Association, to perform the AGMS decisions and/ or EGMS and the prevailing laws and regulations 3. To hold a periodic meeting with the Directors as well as Audit Committee and constructively provide guidance and feedback strategies as well as reviewing Company’s performance. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Komisaris Appointment and Dismissal of the Board of Commissioners Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, khususnya Pasal 111 dan Anggaran Dasar Perseroan, pengangkatan dan pemberhentian para anggota Dewan Komisaris dilakukan melalui mekanisme RUPS. Selain itu juga diatur mengenai masa jabatan masing-masing anggota Dewan Komisaris yang akan berakhir pada penutupan RUPST ketiga setelah tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi hak RUPS untuk sewaktu-waktu memberhentikan anggota Dewan sebelum masa jabatannya berakhir. In accordance with the provisions of Law Limited Companies No. 40 of 2007, in particular Article 111 and the Article of Association of the Company, the appointment and dismissal of the Board of Commissioners are conducted through the GMS mechanism. In addition, it also determines that the service period of each member of the Board of Commissioners which will expire at the close of the third AGMS after the date of appointment, without limiting the right of GMS to dismiss Board of Commissioners at any time prior to the expiration of their service period. Susunan dan Independensi Dewan Komisaris Composition and Independency of the Board of Commissioners Susunan terakhir Dewan Komisaris Perseroan ditetapkan berdasarkan keputusan RUPST pada tanggal 21 Mei 2014, terdiri dari 3 (tiga) orang anggota sebagai berikut: The latest structure of Board of Commissioners was appointed based on resolution of the AGMS on 21 May 2014, consisting of 3 (three) members are as follows: Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 89 NAMA Name Karman Tandanu JABATAN Position ANGGOTA SEJAK TAHUN BERAKHIR Member Since Year Ended 2013 2016 Komisaris Utama President Commissioner Tjan Soen Eng Komisaris Commissioner 2009 2016 Corneiles Tedjo Endriyarto Komisaris Independen Independent Commissioner 2013 2016 JABATAN LAIN DILUAR PERSEROAN Other Position Outside the Company Komisaris Utama PT. Sari Dasa Karsa President Commissioner of PT. Sari Dasa Karsa Komisaris Utama PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk President Commissioner of PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk Komisaris Utama di PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk President Commissioner of PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Komisaris Independen PT. Asuransi Buana Independen Independent Commissioner of PT. Asuransi Buana Independen Keterangan mengenai pengalaman kerja dan riwayat pendidikan masing-masing anggota Dewan Komisaris dapat dilihat pada Bagian Data Perseroan Profil Dewan Komisaris. Brief description of work experiences and education of each member of the Board of Commissioners can be viewed in the Corporate Data Section Profile of the Board of Commissioners. komisaris independen Independent Commissioner Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. IX.I.6 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-A tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, Perusahaan wajib memiliki Komisaris Independen dengan jumlah minimal 30% dari seluruh anggota Dewan Komisaris Perusahaan. Anggota Komisaris Independen Perseroan saat ini terdiri dari 1 (satu) orang dari keseluruhan jumlah anggota Dewan Komisaris Perseroan yang berjumlah 3 (tiga) orang atau berjumlah 33% dari keseluruhan jumlah anggota Dewan Komisaris Perseroan. In accordance with Regulation of Financial Service Authority No. IX.I.6 concerning the Formation and Implementation Guidelines of the Audit Committee and Regulation of Indonesia Stock Exchange No. I-A concerning the Listing of Shares and Non-Share Equity Securities Issued by Listed Company, the Company is required to have Independent Commissioner at least 30% of the number of the Board of Commissioners. The member of Independent Commissioner of the Company currently consists of 1 (one) out of 3 (three) Commissioners or 33% of the total member. Sesuai dengan peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pelaksanaan Komite Audit, Komisaris Independen juga wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan Perusahaan dalam waktu 6 bulan terakhir; 2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan; 3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perusahaan, anggota Dewan Komisaris Perusahaan, anggota Direksi Perusahaan atau Pemegang Saham Utama Perusahaan; 4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perusahaan. In accordance with Bapepam-LK regulation No. IX.I.5 on the Establishment and Implementation of the Audit Committee, Independent Commissioner is also required to fulfil the following criteria: 1. Not a person who works or has an authority or responsibility to plan, lead, control or supervise the management of the Company in the last 6 months; 2. Not having shares either directly or indirectly in the Company; 3. Not having affiliation with the Company, members of the Board of Commissioners of the Company, members of the Directors or majority Shareholders of the Company; 4. Not having business engagement either directly or indirectly related to the Company’s business. 90 Prosedur Pemilihan Anggota Komisaris Independen Independent Commissioner Election Procedure: 1. Dewan Komisaris dan/atau Direksi dapat mengusulkan nama-nama calon anggota Komisaris Independen kepada Dewan Komisaris. Calon yang diajukan harus memenuhi persyaratan kompetensi dan independensi yang diperlukan. 2. Dewan Komisaris akan melakukan wawancara dan meneliti persyaratan calon yang diajukan dan kemudian menyampaikan rekomendasi atas calon yang akan diangkat sebagai anggota Komisaris Independen kepada Pemegang Saham Perseroan. 3. Dewan Komisaris akan mengusulkan pengangkatan Komisaris Independen tersebut kepada RUPS Perseroan. 4. Pengangkatan anggota Komisaris Independen dilakukan oleh RUPS. 1. The Board of Commissioners and/or Directors owns the right to propose the candidates to the Board of Commissioners. The candidates shall meet the competence and independence requirements. 2. The Board of Commissioners will interview and examine the requirements of proposed candidates and submit recommendations on the candidates who will be appointed as Independent Commissioner to the Shareholders of the Company. 3. The Board of Commissioners will propose the appointment of Independent Commissioner to GMS. 4. GMS appoints the Independent Commissioner. Sebelum diangkat sebagai Komisaris Independen, calon anggota Komisaris Independen wajib menandatangani pernyataan independensi dengan merujuk kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. IX.I.6 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Prior to the appointment of Independent Commissioner, candidates must sign the independence statement refering to Regulation of Financial Service Authority No.IX.I.6 concerning the Formation and Implementation Guidelines of Audit Committee. Status kelulusan Uji Kemampuan dan Kepatutan Anggota Dewan Komisaris pada tanggal diterbitkannya Laporan Tahunan ini adalah sebagai berikut: The fit and proper test passing status of the member of the Board of Commissioners as at publication of this Annual Report is as follows: Tanggal Lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan Fit and Proper Test Passing Date NAMA Name Karman Tandanu 27 Oktober 2005 27 October 2005 Keterangan Description Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank Indonesia, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil pengujian dinyatakan masih berlaku. Fit and proper test was conducted by Bank Indonesia, and in accordance with Regulation of OJK No. 4 Year 2013 Article 23 Paragraph 1, this result remain valid. Tjan Soen Eng 13 Desember 2007 13 December 2007 Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bapepam LK, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil pengujian dinyatakan masih berlaku. Fit and proper test was conducted by Bapepam LK with Ministry of Finance, and in accordance to Regulation of JK No. 4 Year 2013 Article 23 Paragraph 1, this result remain valid. Corneiles Tedjo Endriyarto 15 Februari 2013 15 February 2013 Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 5 POJK No. 4 Tahun 2013 dan berlaku selama 5 tahun. Fit and proper test was conducted by OJK, and in accordance with Regulation of OJK No. 4 Year 2013 Article 23 Paragraph 5 and valid for 5 years. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 91 Hubungan Keluarga dan Keuangan Dewan Komisaris Family and Financial Relationships of the Board of Commissioners Mayoritas anggota Dewan Komisaris Perseroan, tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali Perseroan. The majority of the serving members of Buana Finance’s Board of Commissioners do not have family ties with other members of the Board of Commissioners, Directors, and/or the controlling shareholder of the Company. HUBUNGAN KELUARGA / Family Relationship HUBUNGAN KEUANGAN / Financial Relationship NAMA Name Karman Tandanu PEMEGANG SAHAM PENGENDALI Controlling Shareholder DEWAN KOMISARIS PEMEGANG SAHAM PENGENDALI Controlling Shareholder DIREKSI Board of Commissioner Directors DEWAN KOMISARIS DIREKSI Board of Commissioner Directors ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No √ - - √ - √ - √ - √ - √ Tjan Soen Eng - √ - √ - √ - √ - √ - √ Corneiles Tedjo Endriyarto - √ - √ - √ - √ - √ - √ Kepengurusan dan Kepemilikan Saham pada Perusahaan Pembiayaan Lainnya oleh Dewan Komisaris Management and Ownership of Shares in Other Financing Companies by the Board of Commissioners Sesuai ketentuan Peraturan OJK No. 33/POJK. 04/2014 tertanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan dilarang menjadi anggota Dewan Komisaris di lebih dari 2 Perusahaan Publik lainnya. In accordance with Regulation of OJK No. 33/ POJK.04/2014 dated 8 December 2014 on Directors and Board of Commissioners of Emiten or Public Company, members of Board of Commissioners of a Financing Company are prohibited from becoming Commissioner at more than 2 (two) other listed Companies. Salah satu anggota Dewan Komisaris Perseroan yaitu Tjan Soen Eng, saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama di PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk dan PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Currently, one of the member of the Company’s Board of Commissioners, Tjan Soen Eng, also serves as President Commissioners in PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk and PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi Joint Meeting of the Board of Commissioners and Directors Rapat Gabungan dilakukan sebagai wujud pelaksanaan fungi pengawasan terhadap kinerja Direksi Perseroan dan hal-hal lain yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Sepanjang tahun 2014, Dewan Komisaris mengadakan rapat gabungan dengan direksi sebanyak 11 (sebelas) kali rapat. Joint meetings are held as a manifestation of monitoring function on the performance of the Directors and other important matters to improve the Company‘s performance. During 2014, Board of Commissioners had attended joint meeting with the Directors of 11 (eleven) meetings Jumlah kehadiran para anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam Rapat Gabungan selama tahun 2014 adalah sebagai berikut: The number of meeetings attended by Commissioners and Directors in Joint Meetings in 2014 is as follows: 92 NAMA Name JUMLAH RAPAT Number of Meetings JUMLAH KEHADIRAN Attendance Karman Tandanu 11 10 91% Tjan Soen Eng 11 11 100% Corneiles Tedjo Endriyarto 11 11 100% Soetadi Limin 11 11 100% Antony Muljanto 11 11 100% Herman Lesmana 11 11 100% Laporan singkat Rapat Gabungan selama tahun 2014 adalah sebagai berikut: No. TANGGAL Date 1. 28 Januari 2014 28 January 2014 2. 20 Maret 2014 20 March 2014 3. % KEHADIRAN % Attendance Brief Report of Joint Meetings during 2014: AGENDA PEMBAHASAN Discussion Agenda • Laporan Kinerja Bulanan • Rencana Pembelian Ruang Kantor • Monthly Performance Report • Purchase Plan of Office Space • Laporan Bulanan • Rencana Penyelenggaraan RUPS 2014 • Penunjukkan Kantor Akuntan Publik • Monthly Performance Report • Plan for 2014 GMS • Appointment of Public Accounting Firm 24 April 2014 24 April 2014 • Laporan Kinerja Bulanan • Fasilitas Kredit dari Bank Asing • Data Write-Off • Monthly Performance Report • Credit Facility from Offshore Bank • Write-Off Data 4. 16 Mei 2014 16 May 2014 • Laporan Kinerja Bulanan • Persiapan RUPS • Pembagian Wilayah Kerja Kantor Cabang Utama • Monthly Performance Report • Preparation of GMS • Separation of Work Areas for Main Branch 5. 19 Juni 2014 19 June 2014 • Laporan Kinerja Bulanan • Seminar Fit & Proper bagi Dewan Komisaris • Penanganan Non-Performing Loan (NPL) • Monthly Performance Report • Fit & Proper Seminar for the Board of Commissioners • Management of Non-Performing Loan (NPL) 6. 14 Juli 2014 14 July 2014 • Laporan Kinerja Bulanan • Rencana Mid Raker • Pemisahan Wewenang Direktur Marketing • BPJS untuk Perusahaan • • • • 7. No. 29 Agustus TANGGAL2014 29 August Date 2014 • Laporan Kinerja Bulanan AGENDA PEMBAHASAN • Data Write Off Discussion Agenda • Evaluasi Hasil Mid Raker & Raker • Monthly Performance Report • Write-Off Data • Evaluation of Mid and Annual Business Conference Result 8. 30 September 2014 30 September 2014 • Laporan Kinerja Bulanan • Penanganan Account Problem Consumer Finance (CF) • Monthly Performance Report • Management of Consumer Finance (CF) Account Problem 9. 21 Oktober 2014 21 October 2014 • Laporan Kinerja Bulanan • Rencana Penambahan Plafond Kredit • Monthly Performance Report • Planning for Additional Credit Plafond 10. 24 November 2014 24 November 2014 • Laporan Kinerja Bulanan • Strategi Bisnis untuk tahun 2015 • Rating Perusahaan • Monthly Performance Report • Business Strategy for 2015 • Corporate Rating 11. 19 Desember 2014 19 December 2014 • Laporan Kinerja Bulanan • Persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) • Monthly Performance Report • Preparation for Annual National Business Conference Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report Monthly Performance Report Plan for Mid-Year Business Conference Division of Marketing Director Authority BPJS for Company 93 Prosedur Remunerasi Dewan Komisaris Remuneration Procedures of the Board of Commissioners RUPS Tahunan menetapkan besarnya gaji dan honorarium Dewan Komisaris. The AGMS determines the amount of salary/ honorarium and benfits for the Board of Commissioners. Program Pelatihan Dewan Komisaris Dalam rangka meningkatkan kompetensi, sepanjang tahun 2014 anggota Dewan Komisaris telah mengikuti pelatihan sebagai berikut: Training Programs of the Board of Commissioners In order to improve the competency of the Board of Commissioners, in 2014, Commissioners participated in the following trainings : Nama / Name Karman Tandanu Nama Pelatihan dan Seminar / Name of Training and Seminar • • Tjan Soen Eng Corneiles Tedjo Endriyarto • • • • • • 94 International Seminar The Global & Asian Economic Outlook 2015 pada tanggal 3 Oktober 2014 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) di Singapura International Seminar The Global & Asian Economic Outlook 2015 on 3 October 2014 which was organized by Indonesian Financial Services Association in Singapore International Seminar The Global & Asian Economic Outlook 2015 pada tanggal 3 Oktober 2014 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) di Singapura Year 2014 Indonesian Economic and Political Outlook for Insurance Professionals, February 2014 International Seminar The Global & Asian Economic Outlook 2015 on 3 October 2014 which was organized by Indonesian Financial Services Association in Singapore Year 2014 Indonesian Economic and Political Outlook for Insurance Professionals, February 2014 International Seminar Welcoming the Year of 2015 Oportunities & Challenges pada tanggal 9 December 2014 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) di Jakarta International Seminar Welcoming the Year of 2015 Opportunities & Challenges on 9 December 2014 which was organized by Indonesian Financial Services Association in Jakarta DIREKSI DIRECTORS Tugas Direksi Masing-masing anggota Direksi Perseroan memiliki tugas dan wewenang untuk memastikan pengelolaan Perseroan berjalan secara teratur dan terarah. Setiap anggota Direksi diberikan tugas untuk menjalankan fungsi sebagai berikut: Duties of the Directors Each member of the Company‘s Directors has their own duties and responsibilities to ensure the Company‘s management can be conducted with a focus and clear direction. Each member of the Directors performs the following functions: Direktur Utama • Memimpin pengelolaan seluruh kegiatan usaha Perseroan. • Membawahi Divisi Internal Audit, Unit Kerja Penanganan & Penyelesaian Pengaduan Nasabah (UKP3N), Unit Kerja Pengenalan Nasabah (UKPN), Sekretaris Perseroan & Hubungan Investor, Treasuri, Pengendalian Keuangan, Hukum & Kepatuhan, Sumber Daya Manusia dan Pemulihan Akun Pembiayaan Konsumen. • Mengarahkan proses - proses perbaikan dan perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan persaingan usaha. • Memastikan berjalannya sistem pengendalian internal serta pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku. • Memastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan optimal melalui pengembangan karyawan, President Director • Leads the management of all Company‘s business activities. • Oversees Internal Audit Division, Handing & Settlement of Customer Complaints Work Unit, Know Your Customer (KYC) Work Unit, Treasury, Financial Control, Legal & Compliance, Human Resources and Consumer Finance Remedial. • To direct necessary processes of improvement and change to meet business competition. • Ensuring observance of internal control system and enforcement of compliance to the prevailing rules and regulations. • Ensures that human resources management runs optimally through employee development. • Memastikan berjalannya pengelolaan dan pengawasan keuangan Perseroan. • Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Perusahaan dan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. • Ensures the Company’s financial operation and supervision. • To lead and coordinate the implementation of Good Corporate Governance and the implementation of KYC Principles. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis • Membawahi Divisi Sewa Guna Usaha dan Divisi Pembiayaan Konsumen. • Mengelola dan memastikan adanya strategi serta pengembangan produk untuk mencapai tingkat penjualan yang telah ditetapkan, sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing kantor cabang Perseroan. • Mengembangkan kegiatan usaha kantor cabang terkait dengan aspek pemasaran, pembukaan kantor cabang serta strategi pemasaran. • Memimpin dan mengkoordinasikan secara efektif kegiatan promosi produk pembiayaan sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen sesuai dengan hasil survei dan segmen pasar. • Meningkatkan citra Perseroan melalui pengembangan produk jasa yang tepat sasaran serta membina hubungan baik dengan nasabah dan supplier. Marketing and Business Development Director • Leads Financial Lease Division and Consumer Finance Division. • Manages and ensures the existence of strategies and product development to achieve level of sales set, in accordance with the potential and capability of respective Company‘s branches. • Develop branches‘ business activities in relation to marketing aspect, the opening of branches, as well as marketing strategy. • To lead and coordinate the promotion activities of lease and consumer financing effectively in accordance with the survey results and market segments. • Improves Company‘s image through services development and fostering good relations with both customers and suppliers. Direktur Operasional • Membawahi Divisi Manajemen Risiko, Dukungan Operasional Cabang dan Pemulihan Akun Pembiayaan Sewa Guna Usaha. • Menetapkan serta memastikan penggunaan sistim teknologi yang dapat mendukung berjalannya proses operasional Perseroan. • Memastikan terselenggaranya sistem pengendalian risiko, pengelolaan risiko serta mitigasi risiko Perseroan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Operational Director • Leads Risk Management, Branch Operation Support and Account Recovery Financial Lease. • Sets and ensures the use of technology systems that can support operational process of the Company. • Ensures the implementation of risk contol system, risk management and risk mitigation so that the Company could function well in accordance with prevailing regulations. Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, khususnya Pasal 94 dan Anggaran Dasar Perseroan, pengangkatan dan pemberhentian para anggota Direksi dilakukan melalui mekanisme RUPS. Selain itu juga diatur mengenai masa jabatan masing-masing anggota Direksi yang akan berakhir pada penutupan RUPST ketiga setelah tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi hak RUPS untuk sewaktu-waktu memberhentikan anggota Direksi sebelum masa jabatannya berakhir. Appointment and Dismissal of the Directors In accordance with the provisions of Law of Limited Company No. 40 of 2007, in particular Article 94 and the Articles of Association of the Company, the appointment and dismissal of the Directors are conducted through the GMS mechanism. In addition, it also determines that the service period of each member of the Directors which will expire at the close of the third AGMS after the date of appointment, without limiting the right of GMS to dismiss Directors at any time prior to the expiration of their service period. Susunan dan Independensi Direksi Susunan terakhir Direksi Perseroan ditetapkan berdasarkan keputusan RUPST pada tanggal 21 Mei 2014, terdiri dari 3 (tiga) orang anggota sebagai berikut: Composition and Independency of the Directors The latest structure of Directors was appointed based on resolution of the AGMS on 21 May 2014, consisting of 3 (three) members are as follows: Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 95 ANGGOTA SEJAK Member Since TAHUN BERAKHIR Year Ended JABATAN LAIN DILUAR PERSEROAN Other Position Outside the Company Direktur Utama President Director 2010 2016 - Antony Muljanto Direktur Director 2007 2016 - Herman Lesmana Direktur Director 2008 2016 NAMA Name Soetadi Limin JABATAN Position Komisaris Utama di PT. Pro Car International Finance President Commissioner of PT. Pro Car International Finance Keterangan mengenai pengalaman kerja dan riwayat pendidikan masing-masing anggota Direksi dapat dilihat pada Bagian Data Perseroan Profil Direksi. Brief description of work experiences and education of each member of the Directors can be viewed in the Corporate Data Section Profile of the Directors. Status kelulusan Uji Kemampuan dan Kepatutan Anggota Direksi pada tanggal diterbitkannya Laporan Tahunan ini adalah sebagai berikut: The fit and proper test passing status of the member of the Directors as at publication of this Annual Report is as follows: NAMA Name TANGGAL LULUS UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN Fit and Proper Test Passing Date Soetadi Limin 11 Nopember 2002 Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank Indonesia, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil pengujian dinyatakan masih berlaku. 11 November 2002 Fit and proper test was conducted by Bank Indonesia, and in accordance with Regulation of OJK No. 4 Year 2013 Article 23 Paragraph 1, this result remain valid. 15 September 2014 Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 5 POJK No. 4 Tahun 2013 dan berlaku selama 5 tahun. 15 September 2014 Fit and proper test was conducted by OJK, and in accordance with Regulation of OJK No. 4 Year 2013 Article 23 Paragraph 5 and valid for 5 years. 13 Oktober 2008 Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bapepam LK, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil pengujian dinyatakan masih berlaku. 13 October 2008 Fit and proper test was conducted by Bapepam LK with Ministry of Finance, and in accordance to Regulation of OJK No. 4 Year 2013 Article 23 Paragraph 1, this result remain valid. Antony Muljanto Herman Lesmana KETERANGAN Description Hubungan Keluarga dan Keuangan Direksi Family and Financial Relationships of the Board of Directors Semua anggota Direksi Perseroan, tidak memiliki hubungan keuangan dan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali. All of the Company’s Directors do not have any financial and family relationship with the Board of Commissioners, other members of Directors, and/or the Controlling Shareholder. 96 HUBUNGAN KELUARGA / Family Relationship HUBUNGAN KEUANGAN / Financial Relationship PEMEGANG SAHAM PENGENDALI Controlling Shareholder NAMA Name DEWAN KOMISARIS PEMEGANG SAHAM PENGENDALI Controlling Shareholder DIREKSI Board of Commissioner Directors DEWAN KOMISARIS DIREKSI Board of Commissioner Directors ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No Soetadi Limin - √ - √ - √ - √ - √ - √ Antony Muljanto - √ - √ - √ - √ - √ - √ Herman Lesmana - √ - √ - √ - √ - √ - √ Kepengurusan dan Kepemilikan Saham pada Perusahaan Pembiayaan Lainnya oleh Direksi Management and Ownership of Shares in Other Financing Companies by the Board of Directors Sesuai ketentuan Peraturan OJK No. 30/ POJK.05/2014 tertanggal 19 November 2014 tentang Tata Kelola Perusahan yang Baik bagi Perusahaan Pembiayaan, anggota Direksi Perusahaan Pembiayaan dilarang menjadi anggota Direksi di perusahaan lainnya. In accordance with Regulation of OJK No. 30/ POJK.04/2014 dated 8 December 2014 on Good Corporate Governance for Finance Company, members of Directors are prohibited from becoming Directors in other companies. Salah satu anggota Direksi, yaitu Herman Lesmana, juga menjabat sebagai Komisaris Utama di PT. Pro Car International Finance. One of the Directors, namely Herman Lesmana, also serves as President Commissioner in PT. Pro Car International Finance. Rapat Direksi Meeting of the Directors Direksi menyelenggarakan rapat secara berkala untuk menjalankan tugas-tugasnya. Secara umum, rapat dilakukan untuk mendiskuskan hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja Perseroan. The Directors conducts regular meetings to perform their duties. In general, these meetings are held to discuss important matters to improve the Company‘s performance. Selama tahun 2014, Direksi telah melakukan Rapat Direksi sebanyak 5 (lima) kali, dengan tingkat kehadiran mencapai 100%. Tingkat kehadiran yang maksimal ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari seluruh anggota Direksi Perseroan. In 2014, the Directors conducted 5 (five) meetings, with the attendance level reaching 100%. This level of attendance shows a strong commitment from Directors. NAMA Name Soetadi Limin JUMLAH RAPAT Number of Meetings JUMLAH KEHADIRAN Attendance % KEHADIRAN % Attendance 5 5 100% Antony Muljanto 5 5 100% Herman Lesmana 5 5 100% Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 97 Laporan singkat Rapat Direksi selama tahun 2014 adalah sebagai berikut: No. TANGGAL Date Brief Report of Director’s Meetings during 2014: AGENDA PEMBAHASAN Discussion Agenda • Bisnis KPR • Laporan Pencapaian Target Penjualan • Laporan Collection dan Remedial • Housing Loan Business • Sales Target Achievement Report • Collection and Remedial Report 1 April 2014 1 April 2014 • Pembahasan kinerja cabang • Rencana Penandatanganan Fasilitas Kredit dengan beberapa bank • Discussion on branches performance • Signing of Credit Facilities Plans with several banks 3. 5 Mei 2014 5 May 2014 • Persiapan RUPS 2014 • Rencana Mid Raker • Plan for 2014 GMS • Plan for Mid-Year Business Conference 4. 29 September 2014 29 September 2014 • Proses Verifikasi Dokumen • Penanganan Akun Bermasalah • Prospek Nasabah Sewa Guna Usaha • Laporan dan Evaluasi Hasil Mid Raker • • • • 5. 17 Nopember 2014 17 November 2014 • Strategi dan Koordinasi terkait Sumber Daya Manusia • Strategy and Coordination related to Human Resources 1. 5 Februari 2014 5 February 2014 2. Document Verification Process Problem Accounts Handling Leasing Pipeline Report and Evaluation of Mid-Year Business Conference Prosedur Remunerasi dan Penilaian Kinerja Direksi Remuneration Procedures Performance of the Directors RUPS memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besarnya gaji/ honorarium dan tunjangan bagi Direksi. Sementara penilaian kinerja Direksi secara kumulatif dilakukan oleh Dewan Komisaris dan RUPS berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan, antara lain pertumbuhan usaha dan keuangan Perseroan, peningkatan laba bersih dan pengelolaan risiko serta konsistensi dalam peningkatan pengembalian investasi bagi para pemegang saham. The GMS grants authority upon the Board of Commissioners to determine the amount of salary/ honorarium and benefits for the Directors.Appraisal process for the Directors cummulatively conducted by Board of Commissioners and GMS according to established performance indicators such as business and financial growth of the Company, net profit and risk management performance and consistency in increasing return of investment of the shareholders. Pelatihan/Seminar Direksi Training/Seminars of the Directors Dalam rangka meningkatkan kompetensinya, anggota Direksi telah mengikuti pelatihan sebagai berikut: In order to improve their competency and knowledge, the Directors participated in some trainings such as: Nama / Name Nama Pelatihan dan Seminar / Name of Training and Seminar Soetadi Limin - International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review, Mei 2014. - International Seminar Welcoming the Year of 2015 Opportunities & Challanges, Desember 2014. - International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review, May 2014. - International Seminar Welcoming the Year of 2015 Opportunities & Challanges, December 2014. Antony Muljanto - Effective Credit and Collection Strategies yang diselenggarakan oleh Universal Network Inteligence (UNI). - Leadership For Business Success yang diselenggarakan oleh Frontier Consulting Group. - Effective Credit and Collection Strategies which was organized by Universal Network Intelligence (UNI). - Leadership for Business Success which was organized by Frontier Consulting Group. Herman Lesmana - The Training Program on Credit Information System for Indonesia yang diselenggarakan oleh The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) di Jepang. - Optimalisasi Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Mengatur dan Mengawasi Sektor Keuangan di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin). - The Training Program on Credit Information System for Indonesia which was organized by The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) in Japan. - Optimization of Duties and Authorities of Indonesia Financial Services Authority (IFSA) in Regulating and Supervising Financial Sector in Indonesia which was organized by Chambers of Commerce and Industry (Kadin). 98 KOMITE AUDIT AUDIT COMMITTEE Dalam membantu tugas dan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, Komite Audit dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. To support the Board of Commissioner monitoring function, Audit Committee was established by and is responsible to the Board of Commissioners. Piagam Komite Audit Audit Committee Charter Komite Audit telah memiliki pedoman kerja berupa Piagam Komite Audit yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 15 April 2013. Piagam tersebut digunakan sebagai pedoman dan tata tertib kerja anggota Komite Audit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dan independen. Piagam Komite Audit berisi tentang komposisi, struktur, persyaratan keanggotaan, tugas dan tanggung jawab, penyelengaraan rapat, tata cara dan prosedur kerja, masa tugas anggota Komite, sistem pelaporan kegiatan dan penanganan pengaduan terkait pelaporan keuangan. Piagam Komite Audit dikaji kembali setiap tahun. The Audit Committee has had working guidelines in the form of Audit Committee Charter which has been approved by the Board of Commissioners on 15 April 2013. The Charter is used as working guidelines and rules of members of the Audit Committee in carrying out their tasks and responsibilities professionally and independent. The Audit Committee Charter sketches out the composition, structure, members’ qualification, tasks and responsibilities, organizing meeting, working rules and procedure, tenure of Committee members, activity reporting systems and handling complaints related to financial report. Audit Committee Charter is reviewed annually. Keanggotaan Membership Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen selaku Ketua Komite Audit dengan 2 (dua) anggota, yang keseluruhannya memiliki kompetensi yang memadai sesuai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya sehingga telah memenuhi persyaratan keanggotaan Komite Audit untuk memperkuat fungsi pengawasan terhadap terselenggaranya tata kelola yang baik. The Audit Committee is led by Independent Commissioner acting as the Chairman of the Audit Committee with 2 (two) members, all of whom possess adequate competence with appropriate educational background and work experience that meet the membership requirements of the Audit Committee to strenghten monitoring function for the implementation of good corporate governance. Susunan Komite Audit Perseroan yang ada saat ini berlaku sejak tanggal 30 Mei 2013 sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan pada tahun 2016 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013. Adapun susunan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut : The composition of the present Audit Committee is effective starting on 30 May 2013 up to the end of the General Meeting of Shareholders in 2016 as established in the Board of Commissioner Decision Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated 30 May 2013. The composition of Audit Committee is as follows: JABATAN Position NAMA Name POSISI DI PERSEROAN Position in the Company Ketua Komite Audit Chairman of Audit Committee Corneiles Tedjo Endriyarto Komisaris Independen Independent Commissioner Winny Widya Pihak Independen Independent party Hardianto Soefajin Pihak Independen Independent party Anggota Komite Audit Member of Audit Committee Anggota Komite Audit Member of Audit Committee Keterangan mengenai pengalaman kerja dan riwayat pendidikan masing-masing anggota Komite Audit yang masih menjabat sampai dengan dibuatnya Laporan Tahunan ini dapat dilihat pada Bagian Data Perseroan Profil Komite Audit. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report Information on work experience and educational history of each member of the Audit Committee who still serves up to the publication of this Annual Report can be viewed in the Corporate Data Section Profile of the Audit Committee. 99 Independensi Komite Audit Independence of the Audit Committee Dalam menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawab, Komite Audit memiliki independensi yang mandiri dan tidak diintervensi oleh pihak lain. Hal ini dibuktikan dengan profesionalitas anggota Komite Audit yang tidak memiliki hubungan keluarga, keuangan, kepengurusan dan kepemilikan. In performing its functions, duties, and responsibilities, the Audit Committee has autonomous independency and there is no intervention from the other parties. It is proven by the professionalism of the members of the Audit Committee who do not have family, business relationship, management, or ownership relationships. Hubungan keluarga dan keuangan dari anggota Komite Audit dengan anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi serta pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Family and financial relationships of members of the Audit Committee with (other) Commissioners, Directors and/ or controlling shareholder as on publication date of this Annual Report are as follows: HUBUNGAN KEUANGAN / Financial Relationship NAMA Name Corneiles Tedjo Endriyarto PEMEGANG SAHAM PENGENDALI Controlling Shareholder DEWAN KOMISARIS DIREKSI Board of Commissioner HUBUNGAN KELUARGA / Family Relationship PEMEGANG SAHAM PENGENDALI Controlling Shareholder Directors DEWAN KOMISARIS DIREKSI Board of Commissioner Directors ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No ADA Yes TIDAK No - √ - √ - √ - √ - √ - √ Winny Widya - √ - √ - √ - √ - √ - √ Hardianto Soefajin - √ - √ - √ - √ - √ - √ Seluruh anggota Komite Audit juga tidak memiliki hubungan kepengurusan dan kepemilikan di perusahaan pembiayaan lain. All members of the Audit Committee also do not have management and ownership relationship in other finance companies. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Duties and Responsibilities of the Audit Committee Dalam melakukan fungsinya, Komite Audit berpedoman kepada Peraturan Bapepam No. IX.I.5. (Kep.643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012) tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. In performing its function, the Audit Committee is guided by Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) Regulation No. IX.I.5. (Kep.643/BL/2012 dated 7 December 2012) on The Establishment and the Implementation Guidelines of Audit Committee. Secara garis besar, Komite Audit melaporkan kegiatannya secara berkala kepada Dewan Komisaris dan memberikan rekomendasi atas hal-hal yang memerlukan perhatian, persetujuan maupun relevan dengan tugas pengawasan Dewan Komisaris seperti: 1.Melakukan penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan serta meyakinkan bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. 2.Membahas dengan Akuntan Publik dan Auditor Internal tentang kecukupan pengendalian internal termasuk pengendalian keuangan, operasional dan kepatuhan dan terselenggaranya praktik tata kelola yang sehat. 3.Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut Direksi atas hasil temuan Unit Audit Internal, Kantor Akuntan Publik dan hasil pengawasan OJK, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. In general, Audit Committee periodically report its activities to the Board of Commissioners and provide recommendations on matters that require attention, approval or relevant to the supervisory duty of the Board of Commissioners such as: 1.Conducting a review of financial information which will be issued by the Company to ensure that financial statements are prepared in accordance with applicable accounting standards. 2.Discuss with the Public Accountant and Internal Audit on the adequacy of internal controls including financial controls, operational control and compliance as well as the implementation of good governance practices. 3.Monitoring and evaluating the implementation of the Directors follow-ups on findings of the Internal Audit Unit, Public Accountant Firm and the supervision results of OJK, in order to make recommendations to the Board of Commissioners. 100 4.Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. 5.Menelaah dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan. 4.Provide recommendations on the appointment of the Public Accountant Firm to the Board of Commissioners to be submitted to the GMS. 5.Review and report to the Board of Commissioners on complaints relating to the Company. Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit memiliki kewenangan untuk mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, asset, sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya serta kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris. In performing its duties, the Audit Committee has the authority to access fully, independently and without limitations the Company‘s documents, employees, funds, assets, other resources of the Company in connection with the implementation of its duties as well as performing other actions assigned by the Board of Commissioners. Rapat Komite Audit Audit Committee Meetings Ketentuan mengenai Rapat Komite Audit : • Komite Audit akan menyelenggarakan Rapat Komite secara berkala paling kurang satu kali dalam 3 (tiga) bulan. • Rapat Komite hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota. • Keputusan Rapat Komite diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak. • Rapat Komite Audit dipimpin oleh Ketua Komite. Jika Ketua Komite Audit tidak hadir, maka salah satu anggota Komite Audit yang hadir dalam Rapat ditunjuk untuk memimpin Rapat Komite Audit. • Hasil Rapat Komite Audit dan perbedaan pendapat yang terjadi beserta alasan perbedaan tersebut wajib dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan secara baik. Provisions regarding Audit Committee meetings: • The Audit Committee will conduct a committee meeting regularly at least once in three (3) months. • Committee meetings can only be conducted if is attended by more than ½ (one half) of the members. • Committee meeting decisions are taken based on consensus. If consensus does not achieved, decision making is conducted based on majority vote. • Audit Committee Meetings are led by the Chairman of the Committee. In the event the Chairman of the Audit Committee is not present, one member of the Audit Committee who attends the meeting shall be appointed to led the Audit Committee Meeting. • Results of Audit Committee Meetings and difference of opinions as well as the reasons for these differences shall be noted in minutes of the meetings and well-documented. Selama tahun 2014, Komite Audit telah melakukan 11 (sebelas) kali pertemuan dengan tingkat kehadiran anggota Komite Audit mencapai 100%. Tingkat kehadiran yang maksimal ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari seluruh anggota Komite Audit Perseroan. During 2014, the Audit Committee held 11 (eleven) meetings with attendance level of 100%. This maximum level of attendance demonstrates the high commitment from all members of the Audit Committee. Jumlah kehadiran anggota Komite Audit dalam Rapat Komite Audit selama tahun 2014 adalah sebagai berikut: List of Audit Committee meetings attended during 2014 is as follows: NAMA Name JUMLAH RAPAT Number of Meetings JUMLAH KEHADIRAN Attendance % KEHADIRAN % Attendance Corneiles Tedjo Endriyarto 11 11 100% Winny Widya 11 11 100% Hardianto Soefajin 11 11 100% Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 101 Laporan singkat Rapat Komite Audit selama tahun 2014 adalah sebagai berikut: No. TANGGAL Date 1. 23 Januari 2014 23 January 2014 2. 26 Februari 2014 26 February 2014 3. 3 April 2014 3 April 2014 4. 6 Mei 2014 TANGGAL Date2014 19 May 6. 23 Juni 2014 a) Analysis of the 31 December 2013 financial statements. b) Planning of inspection and monitoring activities to be carried out by the Internal Audit Division. c) Findings from audit results of Internal Audit in 2013. The Committee receive, review and provide advice and recommendations on Internal Audit activities. a) Penjelasan usaha terkait dengan adanya peraturan pemerintah di bidang Sumber Daya Mineral. b) Laporan atas temuan-temuan dari hasil pemeriksaan cabang . a) Business explanation related to government regulation in the field of Mineral Resources. b) Reporting of audit findings in some branches. a) Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Februari 2014. a) Reporting of corrective action on audit results conducted in February 2014. a) Laporan atas temuan-temuan dari hasil pemeriksaan cabang . b) Penyampaian rencana audit atas beberapa cabang yang akan dilakukan pada bulan Mei 2014. AGENDA PEMBAHASAN Agenda a) Discussion of Management Letter fromDiscussion the Office of Public Accountants on the examination of the Financial Audit and Information Technology. a) Penjelasan atas pelaksanaan offsite audit yang dilakukan oleh Divisi Internal Audit sesuai dengan rencana pemeriksaan tahun 2014. b) Sosialisasi atas adanya rencana diberlakukannya Peraturan Perlindungan Konsumen oleh OJK. c)Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Mei 2014. d) Pembahasan terkait dengan Pelaporan Pelanggaran. a)Explanation of the implementation of offsite audit conducted by the Internal Audit Division in accordance with the audit plan for 2014. b)Socialization of the implementation plan of Consumer Protection Act by the OJK. c)Reporting of corrective action on audit results conducted in May 2014. d)Discussion related to Whistler Blower implementation. 6 Agustus 2014 a) Pembahasan terkait pelatihan yang dilakukan Divisi Sumber Daya Manusia. b) Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Juni 2014. 12 September 2014 12 September 2014 29 Oktober 2014 a) Discussion on trainings conducted by Human Resource Division. b) Reporting of corrective action on audit results conducted in June 2014. a) Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Juli-Agustus 2014. a) Reporting of corrective action on audit results conducted in July-August 2014. a) Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di September 2014. 29 October 2014 a) Reporting of corrective action on audit results conducted in September 2014. 18 Desember 2014 a)Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Oktober-November 2014. b) Pembahasan atas perkembangan usaha Perseroan. 18 December 2014 a)Reporting of corrective action on audit results conducted in October-November 2014. b) Discussion on the business development of the Company. Selain aktivitas di atas, Komite Audit juga membahas tentang kecukupan dan efektivitas sistim pengendalian internal (termasuk sistim pengendalian keuangan, operasional, kepatuhan, manejemen risiko dan tata kelola) serta usulan penyempurnaan Piagam Komite Audit untuk direkomendasikan kepada Dewan Komisaris. 102 Divisi 23 June 2014 6 August 2014 10. dari a) Pembahasan Management Letter dari Kantor Akuntan Publik atas pemeriksaan di bidang keuangan dan informasi teknologi. 19 Mei 2014 9. a) Analisa posisi laporan keuangan tanggal 31 Desember 2013 b) Rencana aktivitas pemeriksaan dan pengawasan yang akan dilakukan oleh Divisi Internal Audit. c) Temuan-temuan dari hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal selama tahun 2013. Komite menerima, mengkaji dan memberikan saran serta rekomendasi terhadap aktivitas Audit Internal. a) Reporting of audit findings in some branches. b) Delivery of audit plan over several branches which will be conducted on May 2014. 5. 8. AGENDA PEMBAHASAN Discussion Agenda 6 May 2014 No. 7. Brief Report of Audit Committee Meeting during 2014: Apart from above activities,the audit committee also discussed on the adequacy and effectiveness of the internal control system (including the systems of financial control, operational, compliance, risk management and governance) as well as improvement proposal of Audit Committee Charter to be recommended to the Board of Commissioners. Seluruh temuan, catatan dan rekomendasi dari hasil pelaksanaan kegiatan, penelaahan dan analisa Komite Audit selama tahun 2014 telah dikomunikasikan dan didiskusikan dengan Manajemen Perseroan dan Auditor Eksternal, serta telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris Perseroan. All findings, notes and recommendations of activities result, reviews and analysis of the Audit Committee during 2014 were communicated and discussed with the management and External Auditors, and were reported to the Board of Commissioners. PENGENDALIAN INTERNAL INTERNAL CONTROL Pengendalian internal mencakup serangkaian aturan, kebijakan, dan prosedur yang diterapkan suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis serta untuk memberikan keyakinan memadai bahwa: • laporan keuangan Perseroan handal; • operasional Perseroan efektif dan efisien; • kegiatan usaha Perseroan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Internal controls encompass a set of rules, policies, and procedures an organization implements to achieve its strategic goals and objectives as well as to provide reasonable assurance that: • the financial reports of the Company are reliable; • the operations of the Company are effective and efficient; • the activities of the Company has comply with the applicable laws and regulations. Sistem pengendalian internal merupakan tanggung jawab semua karyawan; mulai dari level manajemen sampai dengan level staf yang melaksanakan berbagai kegiatan pengendalian. Internal control system is the responsibility of all employees, from management to staff level who execute various control activities. Sistem pengendalian internal Perseroan meliputi pengendalian keuangan dan operasional: 1. Dalam aspek pengendalian keuangan, Perseroan memastikan agar kegiatan usaha Perseroan dicatat sesuai dengan prinsip akuntasi dan standar akuntansi yang berlaku sehingga laporan keuangan Perseroan dapat dipercaya. 2. Dalam aspek pengendalian operasional, Perseroan memastikan bahwa struktur organisasi telah dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab yang tegas seperti: a.Perseroan menerapkan sistem pengendalian batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang kewenangan Komite Kredit, mulai dari kewenangan yang diberikan kepada Kepala Cabang sampai dengan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. b.Perseroan secara tegas menerapkan sistem dual kontrol dengan memisahkan antara bagian pemasaran dan unit manajemen risiko. Divisi Pemasaran bertanggungjawab terhadap Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran, sementara Divisi Pengelolaan Resiko bertanggungjawab kepada Direktur Operasional. c.Divisi Pengendalian Keuangan dan Akuntansi dipisahkan dengan Divisi Treasuri yang melakukan otorisasi pengeluaran biaya, sehingga pejabat yang memiliki kewenangan dalam melakukan otorisasi pengeluaran biaya dipisahkan dengan pejabat yang melakukan pencatatan akuntansi dan pengawasan. Internal control systems of the Company include both financial and operational control: 1. From financial control aspect, the Company ensures that business activities of the Company are recorded in accordance with the applicable accounting principles and accounting standards so that financial statements of the Company can be relied upon. 2. From operational control, the Company ensures that its organization structures has accommodate a clear segregation of duties and responsibilities such as: a.The Company adheres to credit approval limits regulating the authority levels of the Credit Committee, ranging from the authority given to the Branch Managers up to the Directors and Commissioners. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report b.The Company strictly implemented dual control system by separating marketing and risk management units. Marketing Division is responsible to Business Development and Marketing Director, whereas Risk Management Division is responsible to Operation Director. c. Financial Control and Accounting is separated from Treasury Division who has expense authorization, accordingly, there is a segregation of duties between authorized officer for expenses, recording and controlling. 103 Adapun komponen yang telah dibangun Perseroan dan menjadi dasar dalam proses pengendalian di atas adalah sebagai berikut: The components that have been built by the Company and have been used as the foundation of internal control processes above are as follows: Lingkungan Pengendalian Control Environment Lingkungan Pengendalian adalah dasar atas komponen pengendalian internal lainnya yang membentuk budaya dan perilaku manusia atas pentingnya kesadaran pengendalian. Perseroan menerapkan Lingkungan Pengendalian yang efektif dimana semua karyawan mengerti mengenai tugas dan tanggung jawab mereka, batas kewenangan mereka, mempunyai pengetahuan yang memadai, dan mengerti serta berkomitmen untuk melakukan aktivitas yang benar dengan cara yang benar. Dewan Komisaris dan Direksi berkomitmen dalam mengembangkan, memelihara dan meningkatkan lingkungan pengendalian internal guna terciptanya lingkungan dengan etika kerja dan integritas yang tinggi serta terciptanya suatu kultur organisasi yang mendukung pencapaian sasaran usaha dengan risiko yang terukur. Control Environment is the foundation upon which all other components of internal control that set the tone of the organization, which influences the control awareness of its people. The Company implements effective control environment is where all employees understand their job and responsibilities and the limits of their authorities, in possession of sufficient knowledge, and are committed to performing their duties correctly. The Board of Commissioners and Directors are committed to develop, preserve and enhance internal control environment so as to create an environment with high work ethics and integrity, as well as creating a culture in the organization supporting achievements of business targets with measurable risk. Penilaian Risiko Risk Assessment Perseroan senantiasa mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko dalam mencapai sasaran usaha yang ditetapkan. Perseroan telah melakukan identifikasi atas risiko-risiko yang dihadapi Perseroan yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, serta risiko lainnya yang meliputi risiko hukum, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Penilaian risiko dilakukan secara berkesinambungan untuk mengukur tingkat risiko yang dihadapi Perseroan, dimana hasil serta rekomendasi untuk dilakukannya perbaikan disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. The Company continuously identifies and analyses the relevant risks faced in achieving its defined business objectives. The Company has identified the following risks faced by the Company such as credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, as well as other risks which encompass legal risk, compliance risk, and reputational risk. Risk assessment is conducted sustainably to measure the level of risk faced by the Company, whereby the results and recommendations for improvement are submitted to the Directors and Board of Commissioners. Penjelasan terperinci atas kinerja manajemen risiko dapat dilihat pada bagian Manajemen Risiko. Detailed description on the performance of risk management can be viewed in the Risk Management section. Aktivitas Pengendalian Control Activities Aktivitas pengendalian merupakan penerapan prinsip-prinisip dan teknik-teknik pengendalian internal yang dituangkan dalam kebijakan, prosedur dan penetapan batas kewenangan untuk memitigasi risiko yang telah diidentifikasikan dan diukur. Setiap kebijakan dan prosedur didokumentasikan, dipelihara dan dikinikan secara berkala dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan bisnis Perseroan. Control activities are the implementation of principles and techniques of internal control specified in policies, procedures and authority limit establishment to mitigate risk that has been identified and measured. All policies and procedures are documented, preserved and updated periodically to ensure adequate control of activities, taking into account changes in business enviroments faced by the Company. 104 Informasi dan Komunikasi Information and Communication Perseroan telah membuat sistem informasi dan komunikasi yang baik dan handal dalam organisasi sehingga setiap karyawan Perseroan selalu mempunyai akses atas informasi yang relevan, terpercaya, tepat waktu, dan tersedia dalam format yang konsisten. Pengembangan sarana komunikasi guna memfasilitasi terjadinya komunikasi yang efektif dan tepat waktu untuk menyampaikan strategi dan pencapaian sasaran usaha, risiko-risiko yang dijumpai serta kendala-kendala dalam pelaksanaan pengendalian internal. Hal ini dilakukan antara lain berupa adanya sistem teknologi informasi realtime online yang terintegrasi (dari operasional sampai pelaporan) dengan seluruh cabang serta sistem intranet Perseroan dimana informasiinformasi terkini dapat diakses oleh seluruh karyawan Perseroan. The Company has created a good and reliable information and communication system within the organization so that every employee of the Company always has access to information which is relevant, reliable, punctual and available in consistent formats. Communication channels should be developed to facilitate effective and punctual communications on business strategies and target achievements, risks and obstacles faced in performing internal control. Activities in this section include realtime online information technology system which is integrated (from operating to reporting stage) with all branches as well as intranet system where up-to-date information could be accessed by all employees. Pemantauan Monitoring Manajemen Perseroan melakukan penilaian berkelanjutan dan berkala terhadap kualitas kinerja pengendalian internal untuk menentukan apakah pengendalian telah beroperasi sebagaimana diharapkan dan dimodifikasi melalui Divisi Internal Audit. Kekurangan yang signifikan dan kelemahan material selalu dikomunikasikan kepada Komite Audit sebagai bagian dari setiap pemeriksaan. Dengan demikian, komunikasi yang tepat waktu ini dapat membantu manajemen dalam memperbaiki masalah tentang pengendalian internal. The management of the Company conducts ongoing and periodic assessment of the quality of internal control performance to determine whether controls are operating as intended and modified when needed through Internal Audit Division. Significant deficiencies and material weaknesses are always communicated to the Audit Committee as a part of every audit. Hence, this timely communication may help management in correcting the problem on internal control. Evaluasi atas Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Evaluation on Effectiveness of Internal Control System Dalam mendukung efektivitas pengendalian internal di Perseroan, Divisi Audit Internal berkoordinasi dengan Komite Audit untuk memastikan bahwa fungsi pengendalian internal dan manajemen risiko diterapkan pada semua aspek dan lini Perseroan. Berdasarkan hasil penilaian Internal Audit selama 2014 sebagaimana telah dilaporkan juga kepada Komite Audit dan Dewan Komisaris. Secara keseluruhan sistem pengendalian intenal dan manajemen risiko telah memadai dan berjalan efektif. To support the effectiveness of internal control in the Company, Internal Audit Division coordinates with Audit Committee to ensure that the internal control and risk management is implemented in all aspects of the Company‘s business lines. Based on results of Internal Audit assessments in 2014, which have been reported to the Audit Committee and the Board of Commissioners. Overall, internal control system and risk management were adequate and effective. KEPATUHAN COMPLIANCE Perseroan selalu memastikan seluruh ketentuan perundang-undangan terkait kegiatan usaha Perseroan dalam seluruh aktivitas usaha Perseroan telah dipatuhi, sehingga risiko kepatuhan dapat dikelola secara baik. The Company ensure that all provisions of the legislation relating to the Company’s business activities in all business activities are complied with so that compliance risk can be managed well. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 105 Kepatuhan sebagai Perusahaan Pembiayaan Compliance as a Multifinance Company Sebagai perusahaan pembiayaan yang telah berdiri sejak tahun 1982, Perseroan senantiasa taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan saat ini diatur dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 28/ POJK.05/2014 dan No. 29/POJK.05/2014, keduanya tertanggal 19 Nopember 2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan dan tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Dalam peraturan OJK tersebut terdapat beberapa ketentuan yang harus ditaati Perseroan diantaranya adalah sebagai berikut: As a finance company established since 1982, the Company continues to obey the prevailing laws and regulations. The business activities of financing companies are currently governed by Regulation of Indonesia Financial Services Authority No. 28/POJK.05/2014 and No. 28/POJK.05/2014 dated 19 November 2014 on Business License and Institution of Multifinance Companies and on Finance Companies Business. There are some provisions that must be adhered to by the Company in the regulation of OJK, among others are as follows: 106 KETERANGAN Remarks STATUS Status CATATAN Note Modal sendiri minimum Memenuhi ketentuan Modal sendiri Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah 268,89% dari modal disetor, jauh di atas syarat minimum modal sendiri yaitu sebesar 50% dari modal disetor. Minimum equity Complied The Company’s minimum equity as of 31 December 2014 was 268.89% of the fully paid capital. This was beyond the minimum requirement of equity amounting to 50% of fully paid capital. Pembatasan jabatan untuk Direksi Memenuhi ketentuan Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan telah memenuhi syarat pembatasan jabatan untuk Direksi, karena tidak ada Direktur Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lain atau tidak menjadi Komisaris di lebih dari 1 (satu) perusahaan pembiayaan lain. Position restriction for Directors Complied Based on the current documents and data as of 31 December 2014, the Company complied with the position restriction on Directors, as there is only one Company’s Directors who is concurrently a Commissioners in 1 (one) other financing company. Pembatasan jabatan untuk Komisaris Memenuhi ketentuan Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan telah memenuhi syarat pembatasan jabatan untuk Komisaris, karena dari seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan tidak ada yang merangkap jabatan di lebih dari 2 (dua) perusahaan pembiayaan lain. Position restriction for Commissioners Complied Based on the current documents and data as of 31 December 2014, the Company complied with the position restriction on Commissioners, as there were no Company Commissioners who have concurrent positions at more than 2 (two) other financing companies. Jumlah minimum piutang pembiayaan Memenuhi ketentuan Jumlah piutang pembiayaan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 95 % dari jumlah aset. Rasio tersebut berada di atas syarat minimum jumlah piutang pembiayaan yang harus dimiliki yaitu sekurang-kurangnya 40% dari jumlah aset. Minimum Amount of Financing Receivables Complied The amount of Company’s financing receivables as of 31 December 2014 was 95 % of total assets. The ratio is beyond the minimum amount of financing receivables requirement of at least 40% of total assets. Jumlah pinjaman dibanding modal sendiri Memenuhi ketentuan Jumlah pinjaman yang dimiliki Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 2,16 kali dari modal sendiri, atau jauh di bawah ketentuan maksimum sebesar 10 kali, baik untuk pinjaman luar negeri maupun dalam negeri. Debt to Equity Ratio Complied The amount of Company’s loan as of 31 December 2014 was 2.16 times of the total equity, or which was still below the maximum limit of 10 times, both for foreign and domestic loans. Modal disetor minimum Memenuhi ketentuan Modal disetor Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 411,4 milyar, telah sesuai dengan syarat modal disetor minimum sebesar Rp 100 miliar untuk perusahaan pembiayaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas. Minimum Fully Paid Capital Complied The Company’s minimum fully paid capital as of 31 December 2014 was Rp 411.4 billion, in compliance with the requirement of minimum paid-up capital of Rp100 billion for a limited liability finance company. Perseroan Peraturan Perseroan peraturan senantiasa memastikan terpenuhinya OJK sebagai wujud tanggung jawab untuk selalu tunduk dan patuh pada perundang-undangan yang berlaku. The Company continuously ensures that OJK Regulations are fulfilled as a manifestation of the Company’s responsibility to always comply and adhere to the prevailing law and regulation. Adapun laporan yang disampaikan Perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut: The reports submitted by the Company to OJK and Bank Indonesia throughout year 2014 are as follows: NAMA LAPORAN Report Name INSTANSI Institution TANGGAL PENYAMPAIAN Submission Date 1. Laporan Keuangan Bulan Januari 2014 Monthly Financial Report of January 2014 OJK, Bank Indonesia 10 Pebruari 2014 10 February 2014 2. Laporan Keuangan Bulan Pebruari 2014 Monthly Financial Report of February 2014 OJK, Bank Indonesia 10 Maret 2014 10 March 2014 3. Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan 2013 Submission of the 2013 Annual Financial Reports Kementerian Keuangan, OJK, Bank Indonesia Ministry of Finance, OJK, Bank Indonesia 24 Maret 2014 NO. 4. Penyampaian Bukti Pengumuman Laporan Keuangan Tahunan 2013 Submission of Notification Proof of the 2013 Annual Financial Reports 24 March 2014 OJK, BEI 24 Maret 2014 OJK, IDX 24 March 2014 5. Laporan Keuangan Bulan Maret 2014 Monthly Financial Report of March 2014 OJK, Bank Indonesia 11 April 2014 11 April 2014 6. Penyampaian Laporan Tahunan 2013 OJK, Bank Indonesia, BEI,Kementerian Perindustrian dan Perdagangan OJK, Bank Indonesia,IDX, Ministry of Industry and Trade 28 April 2014 Submission of the 2013 Annual Report 28 April 2014 7. Laporan Keuangan Bulan April 2014 Monthly Financial Report of April 2014 OJK, Bank Indonesia 9 Mei 2014 9 May 2014 8. Laporan Keuangan Bulan Mei 2014 Monthly Financial Report of May 2014 OJK, Bank Indonesia 9 Juni 2014 9 June 2014 Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 107 9. Laporan Keuangan Bulan Juni 2014 Monthly Financial Report of June 2014 OJK, Bank Indonesia 10 Juli 2014 10 July 2014 10. Laporan Keuangan Bulan Juli 2014 Monthly Financial Report of July 2014 OJK, Bank Indonesia 11 Agustus 2014 11 August 2014 11. Laporan Keuangan Bulan Agustus 2014 Monthly Financial Report of August 2014 OJK, Bank Indonesia 10 September 2014 10 September 2014 12. Laporan Keuangan Bulan September2014 Monthly Financial Report of September 2014 OJK, Bank Indonesia 9 Oktober 2014 9 October 2014 13. Laporan Keuangan Bulan Oktober 2014 Monthly Financial Report of October 2014 OJK, Bank Indonesia 10 Nopember 2014 10 November 2014 14. Laporan Keuangan Bulan Nopember 2014 Monthly Financial Report of November 2014 OJK, Bank Indonesia 10 Desember 2014 10 December 2014 15. Laporan Keuangan Bulan Desember 2014 Monthly Financial Report of December 2014 OJK, Bank Indonesia 9 Januari 2015 9 January 2015 AUDIT INTERNAL INTERNAL AUDIT Divisi Pengawasan Internal merupakan satuan kerja yang independen dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Divisi Pengawasan Internal secara langsung membantu Direksi untuk memastikan berjalannya pengendalian internal Perseroan dengan melakukan pendekatan audit berbasis risiko atas seluruh aktivitas Perseroan. Untuk mendukung independensi dan menjamin kelancaran pemeriksaan, anggota Komite Audit dapat setiap waktu berkomunikasi langsung dengan Divisi Pengawasan Internal untuk mendapat informasi berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan pemeriksaan. Pemberian informasi tersebut harus dilaporkan kepada Direktur Utama, dan apabila dibutuhkan maka Komite Audit dapat menerbitkan surat kepada Direksi untuk mempercepat proses perbaikan dan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan tersebut. The Internal Audit Division is a unit that is independent and directly responsible to the President Director. Internal Audit Division provides direct assistance to the Directors to ensure the implementation of the Company‘s internal control by implementing a risk-based audit approach for all Company‘s activities. In order to maintain its independence and to assure efficient inspection, the Audit Committee members could directly communicate with the Internal Audit Division at any time to inform various matters related to the examination activities. This provision of information has to be reported to the President Director, and if needed, the Audit Committee could issue letters to the Directors to accelerate corrective process and follow up the result of the inspection. Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal Duties and Responsibilities of the Internal Audit 1.Mengarahkan dan melakukan pengendalian semua aktivitas pemeriksaan dan pengawasan secara independen terhadap seluruh aktivitas, seperti: penilaian kecukupan dan validitas standar operasional Perseroan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam implementasinya terhadap seluruh kebijakan dan prosedur maupun aktivitas yang dijalankan, kebenaran, ketepatan dan kewajaran seluruh aktivitas baik yang tertuang dalam laporan keuangan dan usaha, maupun seluruh aktivitas yang dijalankan seluruh pelaku di semua unit kerja di Perseroan. 1.Directs and controls all inspection and supervision activities independently in all activities such as: assessment on the adequacy and validity of the Company‘s standard operating procedures, quality and quantity of human resources in implementing all policies and procedures as well as other activites, fact, accuracy, and fairness of all acitivies both contained in financial statements and business, and all activities carried out by work units in the Company. 108 2.Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap seluruh aktivitas Perseroan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut mengacu pada kebijakan yang berlaku dan prosedur internal Perseroan. 3.Melakukan pemeriksaan dan pengawasan dengan sistem kegiatan berbasis risiko (risk based audit) dan mengoptimalkan fungsi pengawasan untuk mencapai “Early Warning System” dalam mendeteksi permasalahan yang beresiko dihadapi Perseroan. 4.Bertanggung jawab terhadap kualitas temuan dan rekomendasi yang dapat diimplementasikan untuk kepentingan terjaganya dan perbaikan kinerja Perseroan. 5.Melakukan pengawasan secara berkala untuk memastikan telah di tindak lanjutinya temuan oleh unit kerja terkait. 6.Secara berkesinambungan melakukan pengembangan kemampuan pemeriksa/ pengawas di Divisi Pengawasan Internal serta melakukan evaluasi untuk peningkatan kinerja. 2.Inspects and monitors Company‘s acitivies to ensure that they conform to the prevailing policies and Company‘s internal procedures. 3.Inspects and monitors risk-based system and optimizes surveillance function to obtain “Early Warning System” in detecting risky issues that could be faced by the Company. 4.Responsibles for the quality of findings and recommendations that could be implemented in order to maintain and improve the performance of the Company. 5.Undertaken regular monitoring to ensure that findings on related work unit have been followed up. 6.Develops the ability of the inspectors / supervisors in Internal Audit sustainably and evaluates performance enhancement. Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Divisi Pengawasan Internal Appointment and Dismissal of the Internal Audit Division Head Kepala Divisi Pengawasan Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris.Kepala Divisi Pengawasan Internal Perseroan saat ini dijabat oleh Ahmad Khaetami sejak tanggal 17 September 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 686/HR-GS/BNF/IX/2013 . The head of Internal Audit Division is appointed and relieved of duty by the President Director, with approval from the Board of Commissioners. The position of the Internal Audit Division Head has been held by Ahmad Khaetami since 17 September 2013 based on Director Letter of the Company No. 686/HRGS/BNF/IX/2013. Struktur Organisasi Divisi Pengawasan Internal The Organizational Structure of The Internal Audit Saat ini Divisi Pengawasan Internal Perseroan didukung oleh 10 tenaga pemeriksa dengan komposisi: Currently, the Internal Audit is supported by 10 auditors with the following composition: Buana Finance JABATAN Position JUMLAH (ORANG) Total (Person) Kepala Divisi / Division Head 1 Pengawas / Supervisor 4 Staf / Staff 5 Laporan Tahunan 2014 Annual Report 109 110 Untuk memastikan tersedianya sumber daya manusia/pemeriksa yang handal dan memiliki pengetahuan, keterampilan serta kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan tanggung jawabnya, Divisi Pengawasan Internal melakukan pengembangan dan pelatihan secara berkesinambungan dengan mengikutsertakan dalam program pendidikan dan pelatihan profesi berkelanjutan, baik internal maupun eksternal. To ensure the the availability of realiable human resources/auditor who possesses knowledge, skills and competency needed to carry out their responsibilities, the Internal Audit Division continually develop and train by enrolling in training program and sustainable profession training, internal as well as external. Pelaksanaan tugas Divisi Pengawasan Internal pada tahun 2014 dikelompokkan sebagai berikut: Execution of Internal Audit Division’s duties were categorized as follows: 1. Audit Reguler (Pemeriksaan Rutin) 1. Regular Audit - Melakukan audit di cabang-cabang yang dipilih berdasarkan risk based approach dan juga melakukan beberapa audit khusus atas permintaan Direksi maupun Komisaris yang tidak termasuk dalam rencana kerja audit pada awalnya. - Melakukan evaluasi atas pelaksanaan unit kerja dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sampai dengan pencatatan transaksi pembukuan yang dilakukan. - Melakukan evaluasi atas Prosedur Standar Operasi (SOP) yang dibuat dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan/aktifitas kerja masing-masing unit kerja disesuaikan dengan ketentuan Perseroan atau peraturan pemerintah yang berlaku. - Conducts audit on selected branches based on risk based approach and conduct some special audit upon request from Directors or Commissioners which are not initially included in the audit work plan. - Perfoms evaluation on the implementation of work units in carrying out its functions in accordance with the duties and responsibilities up to the recording of accounting transactions. - Performs evaluation of the Standard Operating Procedures (SOP) made and used as the basis for the implementation/work activities in respective work units in accordance with policies of the Company or prevailing government regulations. 2. Operational Audit 2. Operational Audit Melakukan pemeriksaan yang menyeluruh atas unit kerja untuk menilai prestasi kerja yang diukur dengan tujuan-tujuan atau target yang telah ditetapkan oleh Manajemen. Audit operasional fokus pada efisiensi dan efektifitas atas operasi Perseroan. Conducts comprehensive examination of work units to assess work performance measured along with goals and targets set by Management. Operational audit focuses on the efficiency and effectiveness of Company’s operations. 3. Financial Audit 3. Financial Audit Melakukan pemeriksaan atas kelayakan dan kewajaran transaksi/laporan keuangan, penelaahan atas akun-akun yang dihasilkan oleh sistem dan membandingkannya dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum. Examines the feasibility and fairness of financial transactions/reports, reviews accounts produced by system and compares them with generally accepted financial accounting standards. 4. Audit Khusus dan Investigasi 4. Special and Investigation Audit Audit Khusus dan Investigasi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan kelemahan pengendalian yang ada, membantu Divisi Pengelolaan Risiko dalam menentukan jumlah kerugian/kecurangan dan membantu manajemen dengan merekomendasikan perbaikan-perbaikan untuk mencegah kejadian yang berulang di kemudian hari termasuk melakukan upaya meminimalisir terjadinya kecurangan dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan risiko terjadinya kecurangan. Special and Investigation Audit is an examination conducted to determine the weakness of existing controls, assisting Risk Management Division in determining the losses/fraud and helpmanagement by recommending improvements to prevent recurrent events in the future, including making effort to minimize the occurrence of fraud by identifying activities which will potentially cause risk of fraud. Perencanaan dan realisasi Pengawasan Internal pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Internal Audit plan and realization in 2014 was as follows: a. Rencana dan Realisasi a. Plan and Realization Dari total 22 perencanaan pemeriksaan, 19 penugasan pemeriksaan dapat direalisasikan di tahun 2014, baik pemeriksaan rutin maupun pemeriksaan khusus/investigasi. From 22 audit plan, 19 audit assignments successfully conducted during year 2014, both regular and special audit/investigation. JABATAN Position RENCANA Plan REALISASI Realization Cabang / Branch 22 19 Total Penugasan Audit Internal / Total Internal Audit Assignments 22 19 b. Hasil Temuan Audit b. Audit Findings Results Dari pelaksanaan pemeriksaan, beberapa hasil temuan pada umumnya terkait dengan penerapan prinsip KYC, pengendalian dan penyimpanan dokumen cabang, pengelolaan biaya, dan masalah operasional cabang. From the audit implementation, some audit finding results generally related to KYC principles implementation, control and security of branch document, expense control and branch operation. Hasil temuan audit selama tahun 2014 telah diterbitkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan Umum, Khusus atau Investigasi, dimana hasil analisa audit dijabarkan secara keseluruhan, dengan penekanan khusus terhadap penyimpangan/ pelanggaran serta rencana tindakan perbaikan, termasuk sanksi/penalti apabila diperlukan. The audit findings results during 2014, have been issued in the form of General, Specific or Investigation Audit Reports, in which audit findings results were elaborated, with special emphasis on deviations/ violations and recommendations for corrective actions as well as corrective action plans, including sanctions/penalties where necessary. Setiap laporan hasil audit disampaikan kepada Manajemen Perseroan dan pihak yang diaudit. Temuan yang mengandung unsur kelalaian, kecurangan, atau menyebabkan kerugian secara keuangan, telah ditindaklanjuti oleh manajemen dengan melibatkan Komite HRD dalam menetapkan berbagai sanksi kepada pihak yang terlibat. Each audit report is submitted to the Management and the audited party. Findings involving elements of negligence, fraud, or resulted in financial losses had been followed up by management by engaging Human Resources Committee who imposed a variety of sanctions to the related employees. Sedangkan terhadap berbagai temuan yang disebabkan karena tidak dijalankannya prosedur, pihak manajemen juga telah menindaklanjuti dengan melakukan penyempurnaan kebijakan/ prosedur, maupun meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan sosialisasi melalui berbagai pelatihan dan pendampingan. Selain menyampaikan hasil audit kepada Direktur Utama, laporan juga disampaikan kepada Komite Audit Perseroan. On the other hand, for findings related to the failure in implementing procedures, follow-up actions have also been taken by management, including improvement of policies/ procedures and improvement in the quality and quantity of socialization through trainings and mentoring. In addition to submitting audit reports to the President Director, the report is also submitted to the Audit Committee. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 111 PENGAWASAN EKSTERNAL EXTERNAL AUDIT Perseroan menunjuk pemeriksa eksternal untuk memastikan bahwa laporan keuangan Perseroan telah disajikan secara baik dan benar. The Company appoints an external auditor to ensure that the Company’s financial statements have been prepared well and properly. Penunjukkan Pemeriksa Eksternal Appointment of External Auditors RUPST yang diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2014 telah menyetujui pemberian wewenang kepada Direksi berdasarkan persetujuan dari Dewan Komisaris, setelah mendapatkan rekomendasi dari Komite Audit untuk mengangkat Akuntan Publik tahun buku 2014 dan menetapkan jumlah honorarium serta persyaratan lainnya bagi Akuntan Publik yang ditunjuk tersebut, guna melakukan pemeriksaan independen atas Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2014, dan Direksi telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited). The AGMS on 21 May 2014 has agreed to grant Directors the authority, based on Board of Commissioners’ approval upon gaining recommendation from Audit Committee, to appoint a Public Accountant to perform an independent audit on the Company’s 2014 Financial Report and to decide the honorarium and other requirements for the designated Public Accountant to perform an independent audit on the Company’s 2014 Financial Report, and Directors has appointed Public Accounting Firm Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited). Periode Penugasan dan Honorarium Auditor Eksternal Assignment Period and Honorarium of External Auditor Tahun 2014 adalah tahun kelima bagi Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) sebagai Auditor Independen Eksternal Perseroan. 2014 is the fifth year for the Public Accountant Firm of Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) as the external auditor. Berikut adalah Akuntan dan Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit Perseroan selama lima tahun terakhir: Below are Accountant and Public Accounting Firm that performs audits of the Company for the past five years: TAHUN BUKU Fiscal Year KANTOR AKUNTAN PUBLIK Public Accountant Firm NAMA AKUNTAN Name of Accountant JENIS JASA Type of Services BIAYA JASA AUDIT Audit Services Fee 2014 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono, Suherman & Surja Danil S. Handaya Audit Laporan Keuangan Financial Statements Audit US$ 66.000 2013 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono, Suherman & Surja Indrajuwana Komala Widjaja Audit Laporan Keuangan Financial Statements Audit US$ 63.800 2012 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono, Suherman & Surja Sinarta Audit Laporan Keuangan Financial Statements Audit US$ 60.500 2011 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono, Suherman & Surja Roy Iman Wirahardja Audit Laporan Keuangan Financial Statements Audit US$ 57.200 2010 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono, Suherman & Surja Roy Iman Wirahardja Audit Laporan Keuangan Financial Statements Audit US$ 57.200 112 Komunikasi antara Pemeriksa Eksternal dengan Komite Audit Communication between the External Auditor and the Audit Committee Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Pemeriksa Eksternal melakukan komunikasi dengan Komite Audit Perseroan, untuk selanjutnya hasil komunikasi tersebut dilaporkan kepada Dewan Komisaris oleh Komite Audit. Pada tahun 2014, telah dilakukan rapat antara Komite Audit dan Pemeriksa Eksternal sebanyak 1 (satu) kali, yaitu pada tanggal 19 Mei 2014. In order to carry out its duties, the external auditor communicates with the Audit Committee, the communication results are further reported to the Board of Commissioners via the Audit Committee. In 2014, the Audit Committee and the external auditor conducted 1 (one) meetings, on 19 May 2014. SEKRETARIS PERUSAHAAN CORPORATE SECRETARY Sebagai perusahaan terbuka, Sekretaris Perusahaan dibentuk berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Sekretaris Perusahaan menjalankan peran penghubung antara Perseroan dengan otoritas pasar modal, pemodal, masyarakat, dan pemegang saham melalui berbagai kegiatan, termasuk pelaksanaan RUPS dan RUPSLB. Sekretaris Perusahaan juga membantu Direksi dalam menciptakan keterbukaan informasi atas hal-hal material Perseroan yang perlu diketahui oleh masyarakat. Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah : 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal dan memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi peraturan yang berlaku di Pasar Modal. 2. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan seperti keterbukaan informasi, penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan, serta penyelenggaraan dan dokumentasi RUPS dan Rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris. As a public company, the Corporate Secretary is established under the provisions of Financial Services Authority. The Corporate Secretary plays the liaison role between the Company and the capital market authority, investors, public, and shareholders through several activities, including Annual and Extraordinary GMS. The Corporate Secretary also assists the Directors in creating transparency of information on the Company‘s material matters that should be informed to the public. In general, the roles and responsibilities of the Corporate Secretary are: 1. To keep up with the development in the Capital Market and to give advices to the Directors to comply with the Capital Market regulations. 2. To assist Directors and Commissioners in the implementation of Good Corporate Governance, such as disclosure of information, submission of reports to Financial Service Authority, as well as the convention and documentation of GMS and Directors and Commissioners’ meetings. Sepanjang tahun 2014 Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan semua tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain adalah menghadiri setiap rapat Direksi, rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris maupun rapat-rapat lainnya. Sekretaris Perusahan juga membuat risalah rapat-rapat tersebut, melaksanakan RUPS Tahunan, RUPS Luar Biasa dan Paparan Publik, membuat dan menyampaikan laporan dan keterbukaan informasi ke publik. During 2014, the Corporate Secretary has performed all duties in accordance with the prevailing regulations, for instance, by attending each meeting of the Directors, joint meetings of the Board of Commissioners and the Directors, and other meetings. The Corporate Secretary also prepared the minutes of such meetings, carried out the AGMS, EGMS and Public Exposes, and provided reports and disclosure of information to the public. Sekretaris Perusahaan saat ini dijabat oleh Yohanna Oktaviani, SH yang sebelumnya dijabat oleh Sudiono Pujo, SH, berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.007/HR-GS/BNF/I/2015 tanggal 20 Januari 2015. Lahir di Bandung, 24 Januari 1983, meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung pada tahun 2007. Selanjutnya mengikuti pendidikan dan pelatihan, antara lain telah lulus pelatihan Pengembangan Sekretaris Perusahaan. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Departemen Credit Review, Monitoring and Procedure. Currently, the position of the Corporate Secretary has been held by Yohanna Oktaviani, SH which effected the change of incumbent from the former Sudiono Pujo, SH, based on Director Letter of the Company No.007/ HR-GS/BNF/I/2015 dated 20 January 2015. Born in Bandung on Januari 24, 1983, she obtained graduate degree in Law from Parahyangan Chatolic University in Bandung in 2007. She attended and passed training program, such as Corporate Secretary Development training. Previously, she served as the Credit Review, Monitoring and Procedure Department Head. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 113 Penyerahan Laporan Berkala Submission of Periodic Reports Akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu laporan berkala dan laporan tahunan senantiasa menjadi perhatian utama Perseroan. Selain laporan-laporan berkala sesuai dengan Peraturan Pasar Modal, Perseroan sebagai perusahaan pembiayaan juga senantiasa menyampaikan laporan-laporan yang diwajibkan dalam Peraturan OJK No. 29/ POJK.05/2014 tertanggal 19 Nopember 2014, antara lain laporan keuangan bulanan, laporan kegiatan usaha semesteran dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Menteri Keuangan dan Bank Indonesia. The accuracy, completeness and timeliness of periodic and annual reports are always a major concern of the Company. In addition to the periodic reports, in accordance with the Capital Market Regulation, the Company as a finance company also continues to submit reports required by IFSA Regulations No. 29/ POJK.05/2014 dated 19 November 2014, among others monthly financial reports, the semiannual business activity reports, and the audited annual financial statements to the Ministry of Finance and Bank Indonesia. Laporan keuangan dan laporan tahunan Perseroan dapat diperoleh di kantor pusat Perseroan melalui Sekretaris Perusahaan dan juga dapat diakses melalui situs resmi Perseroan di www.buanafinance.co.id. The Company’s financial statements and Annual Report can be obtained in the Company’s Head Office through the Corporate Secretary and also accessed in the Company’s website of www.buanafinance.co.id. Publikasi Informasi Perseroan Corporate Information Publication Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, maka Perseroan telah mempublikasikan berbagai informasi terkait Perseroan selama tahun 2014, termasuk senantiasa mempublikasikan informasi material kepada publik sesuai dengan Peraturan OJK. To comply with the laws and regulations, the Company published various information relating to the Company during 2014, which includes constantly publishing matrerial information to the public in accordance to OJK Regulation. Selama tahun 2014, Perseroan telah melakukan berbagai publikasi sebagai berikut: During 2014, the Company has disclosed several publications as follows: TANGGAL Date PENGUMUMAN Announcement NAMA MEDIA Name of Media 26 Maret 2014 26 March 2014 Laporan Keuangan Tahunan 2013 2013 Annual Financial Statements Bisnis Indonesia, Investor Daily 21 April 2014 Pemberitahuan Rencana RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa Annual GMS and Extraordinary GMS Plan Notification Media Indonesia 6 Mei 2014 6 May 2014 Panggilan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa Notification of Annual GMS and Extraordinary GMS Media Indonesia 23 Mei 2014 Pengumuman Hasil RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa Announcement of the Annual GMS and Extraordinary GMS Results Bisnis Indonesia Media Indonesia, Laporan Keuangan Tahunan 2013 dan Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2014 2013 Annual Financial Statements and 2014 Semi Annual Financial Statements Bisnis Indonesia, Investor Daily 21 April 2014 23 May 2014 26 Maret 2014 dan 25 Juli 2014 26 March 2014 and 25 July 2014 114 Akses Informasi Perseroan Corporate Information Access Publik dapat mengakses informasi tentang Perseroan di situs www.buanafinance.co.id yang menyediakan informasi kompherensif tentang kegiatan operasional dan kinerja Perseroan. Untuk keperluan internal Perseroan maupun untuk berbagi informasi di antara karyawan, Perseroan memiliki jaringan intranet yang menyediakan informasi tentang perkembangan operasional, keuangan dan administrasi di lingkungan Perseroan, yang dapat diakses oleh seluruh karyawan Perseroan. The public can access information about the Company through its website at www.buanafinance.co.id, which provides comprehensive information regarding the Company‘s operational activities and performance. For the Company‘s internal purpose or information sharing among the employees, the Company has the intranet network that provides information regarding the operational, financial and administrative development within the Company‘s area, which can be accessed by all employees of the Company. Pemeringkatan Perseroan Company Rating Pada tahun 2014 Perseroan memperoleh 2 (dua) sertifikat hasil pemeringkatan dengan data sebagai berikut: In 2014, the Company obtained 2 (two) certificate which are the results of rating results with the following data: PERIHAL Subject TANGGAL Date Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas MTN I Tahun 2013 PT Buana Finance Tbk periode 7 Oktober 2014 sampai dengan 19 Nopember 2014 Annual Monitoring Rating Certificate on MTN I Year 2013 of PT Buana Finance Tbk for the period of 7 October 2014 to 19 November 2014 7 Oktober 2014 No. 1. 2. Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas PT Buana Finance Tbk periode 7 Oktober 2014 sampai dengan 1 Oktober 2015 Annual Monitoring Rating Certificate of PT Buana Finance Tbk for the period 7 October 2014 to 1 October 2015 HASIL PEMERINGKATAN Rating Result idA(Single A Minus) 7 October 2014 7 Oktober 2014 idA(Single A Minus) 7 October 2014 Terdapat dua jenis sertifikat pemeringkatan yang diperoleh Perseroan, yaitu pemeringkatan atas surat hutang yang diterbitkan dan pemeringkatan atas Perseroan. Untuk pemeringkatan atas surat hutang yang diterbitkan (MTN), Perseroan mempertahankan peringkat “idA-” (Single A Minus) yang berarti obligor mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang yang kuat. Sementara untuk peringkat Perseroan dengan hasil “idA-” (Single A Minus; Stable Outlook), mencerminkan posisi Perseroan yang baik dan berpengalaman dalam bisnis sewa pembiayaan (sewa guna usaha), permodalan yang sangat kuat, dan profitabilitas yang sehat. There are two types of rating certificates acquired by the Company, which are rating on MTN issuance and Company rating. For the MTN rating, the Company succeeded in maintaining the rating of “idA-” (Single A Minus) which indicates that obligor has strong ability to meet its long-term financial obligations.The Company also obtained the result of “idA-” (Single A Minus; Stable Outlook) for the Company rating. This rating reflect the Company’s long-standing presence in the leasing business, very strong capitalization, and sound profitability. Kode Etik dan Budaya Kerja Codes of Ethic and Corporate Culture Perseroan telah memiliki kode etik yang berlaku bagi seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi maupun karyawan Perseroan untuk memberikan pedoman yang jelas. Etika bisnis ditetapkan dengan mengacu kepada Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perseroan, dan menjadi pedoman dasar yang berkenaan dengan hal-hal yang terkait dengan pertentangan kepentingan, penanganan informasi The Company has had a code of ethics that applies to both of the Board of Commissioners, Directors and employees of the Company to provide clear guidelines. Business ethic refers to the Vision, Mission, and Corporate Values in its development, and it used as the basic guidelines for resolving matters related to conflicts of interest, information management, and the upholding of Company‘s Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 115 116 serta penegakan peraturan Perseroan. Kode etik ini tercantum pada buku Peraturan Perusahaan yang diperbaharui secara berkala, yang secara konsisten dan terus menerus disosialisasikan oleh Perseroan melalui surat elektronik ataupun pelatihan. regulations. The code of ethics is stated within the Company‘s regulation book which is updated regularly and it has been consistently and continuously internalized by the Company through emails and trainings. Pokok-pokok kode etik Perseroan adalah sebagai berikut : The principles of the Company‘s Code of Ethics are as follows : 1.Kode etik terkait benturan kepentingan. Kode etik ini secara umum mengatur mengenai hubungan antara karyawan dengan pihak ketiga (nasabah, suplier, relasi, rekanan) dimana Perseroan secara tegas membatasi benturan kepentingan yang berpotensi terjadi dengan pihak ketiga terkait dengan pengambilan keputusan, pengadaan barang dan jasa mapun penerimaan fasilitas. 2.Kode etik terkait penanganan informasi. Kode etik ini secara umum mengatur tentang penanganan dan kerahasiaan informasi yang wajib dijaga oleh seluruh karyawan Perseroan. Namun Perseroan sebagai perusahaan publik juga memiliki mekanisme penyampaian informasi kepada para pemangku kepentingan terkait dengan keterbukaan informasi yang memang harus diketahui oleh publik. 1.Code of ethics related to conflict of interest. In general, this code of ethics govern the relationship between employees and third parties (customers, suppliers, associates, partners) in which the Company expressly limits conflicts of interest that might occur with any third party associated with decision making, procurement of goods and services, or acceptance of facilities. Pelanggaran terhadap kode etik Perseroan dapat dikenakan sanksi dalam bentuk pemberian surat peringatan, penurunan pangkat sampai pemutusan hubungan kerja. Perseroan juga menyediakan sarana Sistim Pelaporan Pelanggaran sebagai fasilitas untuk melaporkan atau mengadukan adanya dugaan pelanggaran kode etik Perseroan. Punishment for violation of the Company‘s business ethics may impose in the form of warning letters, demotion, or even termination. In addition, the Company has also provided Whistleblowing System as a facility to report or notify conjecture on code of ethics violation. Sistim Pelaporan Pelanggaran Perseroan Whistleblowing System of the Company Dalam menerapkan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, dimana diperlukan adanya keterbukaan, keadilan, dan pertanggung-jawaban, Perseroan mengacu pada Peraturan OJK tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik yang telah mengatur mengenai Sistem Pelaporan Pelanggaran di lingkungan Perseroan. In implementing Good Corporate Governance, where transparency, fairness, and accountability/ responsibility are necessary, the Company referred to OJK Regulation on Submission of Annual Report of Publicly Listed Companies regarding Whistleblowing System within the Company. Unsur penting dalam mendapatkan informasi terkini yang akurat terkait dengan terjadinya pelanggaran terhadap prosedur operasional, kebijakan, ataupun indikasi tindak pidana oleh karyawan Perseroan adalah melalui informasi yang disampaikan oleh karyawan di semua lini dari seluruh unit kerja yang ada di Perseroan. Untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan saling menghargai, Perseroan menekankan kepada karyawan untuk saling mengingatkan akan rambu-rambu yang harus diikuti dan senantiasa menjaga praktek-praktek A vital part in acquiring current and accurate information associated with a breach of operational procedures, policies, or indication of a crime (fraud) by a Company‘s employee is through information submitted by employees from all layers within all work units of the Company. In creating a conducive working atmosphere and mutual respect, the Company urges its employees to remind each other of signs that should be followed and continuously good work practices, and helped campaign for the implementation of Good Corporate Governance. All employees are encouraged 2.Code of ethics related to information management. This code of conduct generally regulates the handling and confidentiality of information that must be maintained by employees of the Company. However, as a public company, the Company has information delivery mechanism to stakeholders associated with the disclosure of information that must be known by the public. kerja yang baik, serta turut mengkampanyekan terciptanya penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Perseroan mendorong semua karyawan untuk wajib melaporkan apabila menemukan, melihat ataupun mendengar terjadinya indikasi kuat terhadap pelanggaran maupun kecurangan yang melibatkan karyawan Perseroan. to report when they found, witnessed or overheard any evolving strong indications of violations or intentional fraud involving employees of the Company. Mekanisme penyampaian laporan maupun penyampaian saran-saran dapat dilakukan melalui alamat email: komiteaudit@buanafinance.co.id atau melalui alamat surat ke kantor pusat Perseroan, ataupun dapat menyampaikan secara langsung kepada manajemen. Perseroan telah menetapkan Komite Audit untuk mengelola dan menangani pengaduan yang masuk melalui Whistleblowing System. Setiap hasil proses penanganan pengaduan disampaikan kepada Direksi Perseroan. Mechanism to report or suggestion submissions could be done through email: komiteaudit@buanafinance. co.id, or through the company‘s mailing address, or direct submission to management. The Company has nominated Audit Committee to manage and deal with any reports coming in through the Whistleblowing System. Any result of actions dealt will be submitted to the Directors of the Company. Perseroan memastikan perlindungan bagi kerahasiaan identitas pelapor, serta jaminan dari Perseroan bahwa pelapor tidak akan mendapatkan konsekuensi atas dampak yang terjadi dari laporan yang disampaikan secara bertanggung jawab. Dengan adanya mekanisme pelaporan pelanggaran maupun perlindungan bagi pihak pelapor, Perseroan yakin bahwa seluruh karyawan akan semakin menyadari pentingnya penerapan GCG dalam seluruh aktivitas usaha Perseroan. The Company ensures confidentiality protection of the identity of the informant as well as Company‘s assurance that informant will not be penalized for any outcome arising from a responsibly submitted report. With the existence of violations reporting mechanism and protection for the informant, the Company believes that all employees will be increasingly aware of the importance of the implementation of GCG in all of the Company‘s business activities. Selama tahun 2014, tidak ada pengaduan yang masuk untuk menyampaikan pelaporan adanya dugaan pelanggaran kode etik pegawai. In the year of 2014, there was no incoming complaint received to report any suspected violations of code of ethics allegations. Kasus Kecurangan Fraud Cases Kecurangan adalah tindakan atau perbuatan yang melanggar kebijakan Perseroan dan mengakibatkan kerugian atau risiko kerugian bagi Perseroan atau pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung dan memberikan keuntungan bagi pelaku. Seluruh kejadan kecurangan akan ditangani secara serius dan sanksi akan diberikan kepada seluruh pihak yang terlibat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Fraud is actions or activities that deviate from policy which result in a loss or risk of loss for the Company or other parties either directly or indirectly, while benefiting the perpetrators. All fraudulent incidents are dealt with seriously and serious sanctions are imposed on all parties involved. Perseroan telah melakukan berbagai langkah pencegahan untuk memperkecil peluang terjadinya kecurangan dengan memperkuat budaya Perseroan, memperbaiki sistem dan prosedur kerja, maupun dengan mensosialisasikan secara terus menerus kepada seluruh karyawan Perseroan. The Company has taken various preventive measures to minimize opportunities for frauds by strengthening the Corporate Culture, improving work systems and procedures, and continuously socializing to all Company employees. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 117 Jumlah kecurangan yang terjadi dalam 1 tahun adalah sebagai berikut: The number of fraud incidents that occurred in 1 year is as follows: JUMLAH KASUS YANG DILAKUKAN OLEH Number of Cases Conducted by : JUMLAH KECURANGAN Total Fraud PENGURUS KARYAWAN TETAP KARYAWAN TIDAK TETAP Management Permanent Employee Non Permanent Employee 2014 2013 2012 2014 2013 2012 2014 2013 2012 Jumlah Kecurangan / Number of Fraud - - - 3 4 6 - - - Telah diselesaikan / Resolved - - - 3 4 6 - - - Dalam proses penyelesaian / In progress - - - - - - - - - Belum diupayakan penyelesaiannya Settlement has not been conducted - - - - - - - - - Ditindaklanjuti melalui proses hukum Followed up to litigation process - - - - - - - - - Dari tabel di atas, jumlah kecurangan terlihat terus membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebagai hasil penerapan sistem pengendalian internal yang ketat dan komprehensif. From the table above, the number of frauds improves steadily as a result of tighter and more comprehensive implementation of internal control system. Kasus Hukum Perseroan Legal Cases of the Company Sepanjang tahun 2014, Perseroan menghadapi beberapa kasus hukum dan/atau tuntutan dari pihak ketiga yang nilainya tidak material dan tidak berdampak negatif bagi Perseroan. Kasus-kasus hukum yang dihadapi Perseroan sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut: During 2014, the Company faces several litigation cases and/or claims from third parties with immaterial values and would not cause adverse impact on the Company. Legal cases faced by the Company during 2014 are as follows: PENGADILAN Court No. PERKARA Case No. PN Surabaya 6 5 3 / Pd t . G / 2 0 1 2 / PN.SBY POSISI PERSEROAN Position POSISI LAWAN Against PROSES PERKARA DI TINGKAT PERADILAN Case Status Tergugat PT. BHGC Kasasi Buana Finance digugat Debitur a/n PT. BHGC sehubungan dengan telah ditarik dan dijualnya barang modal. Gugatan di tingkat Pengadilan Negeri ditolak oleh Majelis, namun Debitur mengajukan Banding. Putusan Banding di tingkat Pengadilan Tinggi juga ditolak oleh Majelis, sehingga Penggugat mengajukan Kasasi. Rp. 553 juta Cassation Buana Finance was sued by Debitor on behalf of PT. BHGC in relation with the repossession and sale of capital goods. The lawsuit was refused in Disctrict Court, however the Debitor Appeal. Appeal Decision in High Court was also refused, hence the Plaintiff requested for Cassation. Rp. 553 milion Defendant 118 Uraian Perkara Case Description Nilai Perkara Case Amount PN Makasar 304/Pdt.G/ 2012/PN.MKS Tergugat MN Defendant No. 1. 2. 3. 4. Pengadilan Tinggi (Banding) Buana Finance digugat Debitur a/n MN sehubungan dengan telah ditarik dan dijualnya barang modal secara lelang. Gugatan di tingkat Pengadilan Negeri ditolak oleh Majelis, namun Debitur mengajukan Banding. Rp. 111 juta High Court (Appeal) Buana Finance was sued by Debitor on behalf of MN in relation with the repossession and auction of capital goods. The lawsuit was refused in Disctrict Court, however the Debitor Appeal. Rp. 111 milion Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Perseroan Changes in the Laws and Regulations that have Significantly Impact on the Company Selama tahun 2014, terdapat beberapa perubahan peraturan perundangan; sebagian berpengaruh cukup signifikan terhadap jalannya usaha Perseroan, beberapa aturan baru tidak berpengaruh karena telah dilakukan Perseroan, sehingga hanya sedikit penyesuaian dalam standar operasi prosedur. During 2014, there were several changes in the legislation; some have significant impact to the way the Company business is run, while others do not as some have been implemented, hence, only minor adjustment in existing standard operating procedures. PERATURAN Regulation TANGGAL PERATURAN Effective Date PENGARUH TERHADAP PERSEROAN Impact on the Company Peraturan OJK No. 10/ POJK.05/2014 tentang Penilaian Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan Non Bank 28 Agustus 2014 Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan peraturan tersebut. Pelaporan penilaian tingkat resiko sudah dilaporkan ke OJK pada tanggal 2 Maret 2015. Regulation of OJK No. 10/ POJK.05/2014 on Risk Level Assessment of Non-Bank Financial Institution 28 August 2014 There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has implemented the regulation. Risk Assessment Report has been submitted to OJK on 2 March 2015. Peraturan OJK No. 11/ POJK.05/2014 tentang Pemeriksaan Langsung Lembaga Jasa Keuangan Non Bank 28 Agustus 2014 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha Perseroan. Regulation of OJK No. 11/ POJK.05/2014 on Direct Examination on Non-Bank Financial Institution 28 August 2014 There were no significant impacts on the performance of the Company. Peraturan OJK No. 28/ POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan 19 November 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan, kecuali terhadap beberapa ketentuan peralihan. Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan peraturan tersebut, akan tetapi, penyesuaian terus dilakukan agar sebelum masa transisi berakhir di 18 November 2017 semua persyaratan yang diperlukan akan terpenuhi. Regulation of OJK No. 28/ POJK.05/2014 on Business License and Multifinance Companies Institute 19 November 2014 and effective since the promulgation, except for some transitional provisions There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has implemented the regulation, however, adjustments continue to be made in order so that before the end of transition period in 18 November 2017, all requirements have been fulfilled. Peraturan OJK No. 29/ POJK.05/2014 tentang Penyelenggaran Usaha Perusahaan Pembiayaan 19 November 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan, kecuali terhadap beberapa ketentuan peralihan Terdapat perluasan kegiatan usaha yang dapat berpengaruh positip bagi kinerja maupun operasional usaha Perseroan di masa depan karena terbukanya peluang usaha lain selain daripada usaha yang saat ini dijalankan oleh Perseroan. Regulation of OJK No. 29/ POJK.05/2014 on Finance Companies Business 19 November 2014 and effective since the promulgation, except for some transitional provisions There is expansion of business activities that can have a positive impact on the performance and operation of the Company in the future because there are new business opportunities apart from the current business conducted by the Company. Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 119 5. 6. Peraturan OJK No. 30/ POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan 19 November 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan, kecuali terhadap beberapa ketentuan peralihan. Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan peraturan tersebut, akan tetapi, penyesuaian terus dilakukan agar sebelum masa transisi berakhir di 18 November 2017 semua persyaratan yang diperlukan akan terpenuhi. Regulation of OJK No. 30/ POJK.05/2014 on Good Corporate Governance for Finance Companies 19 November 2014 and effective since the promulgation, except for some transitional provisions There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has implemented the regulation, however, adjustments continue to be made in order so that before the end of transition period in 18 November 2017, all requirements have been fulfilled. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/ POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka 8 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap RUPS yang selama ini diadakan setiap tahunnya, untuk yang masih perlu disesuaikan saat ini terus dilakukan perbaikan oleh Perseroan, sehingga sebelum masa transisi berakhir di tanggal 7 Desember 2015 semua persyaratan yang diperlukan akan terpenuhi. Regulation of OJK No. 32/ POJK.04/2014 on Planning and Implementation of General Meeting of Shareholders for Public Companies 8 December 2014 and effective since the promulgation There was no significant impact on the GMS which has been held annually, adjustments continue to be made in order so that before the end of transition period in 7 December 2015, all requirements have been fulfilled. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/ POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik 8 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan peraturan tersebut, akan tetapi, penyesuaian terus dilakukan agar sebelum masa transisi berakhir di 7 Desember 2015 semua persyaratan yang diperlukan akan terpenuhi. Regulation of OJK No. 33/ POJK.04/2014 on Directors and Board of Commissioners of Public Listed Company 8 December 2014 and effective since the promulgation There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has implemented the regulation, however, adjustments continue to be made in order so that before the end of transition period in 7 December 2015, all requirements have been fulfilled. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/ POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik 8 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena selama ini Dewan Komisaris telah menjalankan fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi, sedangkan untuk yang masih perlu disesuaikan saat ini terus dilakukan perbaikan oleh Perseroan, sehingga sebelum masa transisi berakhir yaitu tanggal 7 Desember 2015 akan terpenuhi. Regulation of OJK No. 34/ POJK.04/2014 on Nomination and Remuneration Committee of Public Listed Company 8 December 2014 and effective since the promulgation There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Board of Commissioners has undertaken the function of Nomination and Remuneration Fuction, however, adjustments continue to be made in order so that before the end of transition period in 7 December 2015, all requirements have been fulfilled. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/ POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik 8 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan sudah menunjuk Sekretaris Perusahaan sebelum jangka waktu transisi yang ditentukan 6 (enam) bulan sejak diundangkannya Peraturan tersebut. Perubahan yang dilakukan hanya perubahan struktur organisasi; sebelumnya posisi tersebut dirangkap oleh Kepala Divisi Remedial dan Legal akan tetapi saat ini sudah dilakukan pemisahan dimana Sekretaris Perusahaan tidak merangkap jabatan lain apapun di Perseroan. Regulation of OJK No. 35/ POJK.04/2014 on Corporate Secretary of Public Listed Company 8 December 2014 and effective since the promulgation There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has appointed Corporate Secretary within 6 (six) months since the promulgation of this Regulation. The only changes made was the change in organizational structure; previously the position of Corporate Secretary was concurrently held by Remedial and Legal Division Head, however, segregation has been made so that Corporate Secretary does not hold other position in the Company. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 38/ POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka tanpa Memberi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. 30 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan. Regulation of OJK No. 38/ POJK.04/2014 on Additional Capital of Public Listed Company without Preemptive Rights 30 December 2014 and effective since the promulgation There was no significant impact on the performance and operation of the Company. 7. 8. 9. 10. 120 Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 121 Tanggungjawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Perseroan tidak hanya berorientasi kepada pertumbuhan bisnis, namun kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat juga telah menjadi bagian penting bagi Perseroan sebagai perwujudan tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) kepada masyarakat. Keberadaan Perseroan sebagai suatu entitas diharapkan dapat memberikan kontribusi dan nilai tambah bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. “ The Company is not merely oriented towards growing its business, but caring for the environment and community has become an important aspect to the Company as a manifestation of corporate social responsibility (CSR) to the community. The existence of the Company as an entity is expected to bring contribution and added value to the sustainability of environment and public welfare. 122 Kebijakan Dasar Basic Policies Pelaksanaan kegiatan CSR Perseroan di tahun 2014 bertumpu pada bidang pendidikan, sosial dan bidang lingkungan, baik dilakukan secara langsung ataupun bekerjasama dengan organisasi independen yang memiliki kesamaan visi CSR dengan Perseroan. Semangat melayani yang telah menjadi salah satu nilai luhur Perseroan, diyakini dapat menjadi pijakan untuk mengembangkan kegiatan CSR Perseroan, dan menumbuhkan kepedulian karyawan untuk mengembangkan kualitas hidup masyarakat. Implementation of CSR activities of the Company in 2014 was focused on education, social and environment area, whether undertaken directly or in collaboration with independent organizations that share common CSR vision with the Company. Spirit to serve, which has become one of the Company’s core values, is believed to be the foundation for developing the Company‘s CSR activities, and cultivating employees’ awareness to improve the quality of life. Tanggung jawab Sosial dalam bidang Lingkungan Social Responsibilities in the Environment Pada tahun 2014, salah satu bentuk kegiatan tanggung jawab sosial Perseroan terhadap lingkungan adalah dengan mengikuti program “Save Belitung Project”. Program ini fokus pada keberlangsungan pelestarian lingkungan melalui beberapa kegiatan utama seperti: • Pembiakan dan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut. • Pelestarian dan penanaman terumbu karang di beberapa pantai Belitung. • Penanaman kembali hutan bakau untuk mempertahankan ekosistem pantai. In 2014, one of the corporate social responsibility activities to care for the environment was the initiative of Save Belitung Project“. This program focused on the sustainability of environmental preservation through several major efforts such as: • Breeding and freeing of hatchlings (baby turtles) to the sea. • Preserving and planting of coral reefs in several Belitung coasts. • Replanting mangroves to preserve coastal ecosystems. Through the Save Belitung Project“ initiative, on August 22, 2014, the Company provided financial assistance amounted to Rp 20 million to the surrounding community in Belitung. Melalui program “Save Belitung Project”, pada tanggal 22 Agustus 2014, Perseroan memberikan bantuan dana sebesar Rp 20 juta kepada komunitas lingkungan di Belitung. Tanggung jawab SoSial dalam bidang Ketenagakerjaan Social Responsibilities in Employment Kebijakan Perseroan dalam bidang ketenagakerjaan khususnya terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja, dilakukan dengan mendorong terciptanya lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan aman bagi seluruh karyawan. Beberapa langkah yang diambil Perseroan untuk meningkatkan sektor kesehatan dan keselamatan kerja bagi seluruh karyawan adalah: • Perseroan menyediakan tempat dan fasilitas kerja yang bersih dan sehat. • Perseroan menyediakan peralatan kerja yang layak dan keamanan tempat bekerja bagi karyawan. • Perseroan menyediakan fasilitas kesehatan bagi karyawan, baik secara langsung ataupun melalui asuransi kesehatan. The Company’s policy in the field of employment particularly in relation to health and safety at work, conducted by encouraging the establishment of clean, comfortable and safe working environment for all employees. Some of the steps taken by the Company to improve the health and safety sector of all employees are: Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report • • • The Company provides clean and healthy facilities and workplaces. The Company provides safe working tools and secure office environment for employees. The Company provides medical facilities for employees, either directly or through health insurance. 123 Di bidang ketenagakerjaan, Perseroan memiliki kebijakan kesetaraan gender untuk setiap kesempatan kerja, serta pemberian pelatihan bagi karyawan. Beberapa pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang ketenagakerjaan di sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut : • Perseroan mempekerjakan 592 karyawan, yang terdiri dari 390 karyawan laki-laki dan 202 karyawan perempuan. • Tingkat keluar masuk karyawan (turnover) adalah sebesar 13%. • Seluruh kantor cabang Perseroan telah dilengkapi sarana keselamatan kerja seperti alat pemadam kebakaran, serta tata ruang yang aman dan nyaman. • Sepanjang tahun 2014, Perseroan telah melakukan program pelatihan (baik internal maupun eksternal) sebanyak 39 kali, dengan jumlah partisipasi 323 orang. In the human resources aspect, the Company has a policy of gender equality for each job opportunity and provision of employee trainings. Some implementation of corporate social responsibility during 2014 in the aspect of human resources are as follows: • • • • The Company employs 592 employees, which consisted of 390 male employees and 202 female employees. The turnover ratio of employees was 13%. All of the Company’s branches have been equipped with safety devices such as fire extinguishers, as well as secure and comfortable workspaces. Throughout 2014, the Company has conducted 39 training programs (both internal and external programs), with the number of participation of 323 people. Tanggung jawab Sosial terhadap Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan Social Responsibilities in Social and Community Development Fokus utama Perseroan dalam pengembangan sosial dan kemasyarakatan adalah dalam bidang pendidikan. Pada bulan Desember 2014, Perseroan memberikan bantuan dana pendidikan sebesar Rp 60 juta melalui Titian Foundation. Titian Foundation merupakan organisasi nirlaba yang memiliki visi untuk meningkatkan pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan masyarakat Indonesia, salah satunya melalui pemberian beasiswa kepada siswa sekolah. The Company‘s main focus in social and community development lies on educational field. In December 2014, the Company provided financial assistance amounted to Rp 60 million for education through Titian Foundation. Titian Foundation is a non-profit organization whose vision is to improve education, knowledge and skills of Indonesians, one of them by providing scholarships programs for school students. Pada tanggal 17 Desember 2014, Perseroan memberikan bantuan bagi korban bencana tanah longsor yang menimpa desa Jemblung, kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Bencana tanah longsor ini terjadi pada tanggal 12 Desember 2014, dan telah menghancurkan ratusan rumah penduduk serta menewaskan puluhan warga setempat. Perseroan memberikan bantuan langsung dalam bentuk kasur, sarung, pakaian, tas dan peralatan sekolah, kue, susu dan bubur untuk anak, serta bantuan tunai yang disalurkan melalui Palang Merah Indonesia - Banjarnegara. On December 17, 2014, the Company provided assistance to victims of a landslide that struck the village of Jemblung, Banjarnegara district, Central Java. The landslide occurred on December 12, 2014, and destroyed hundreds of houses and killed dozens of local residents. The Company provided direct assistance in the form of mattress, gloves, clothing, bags and school supplies, meals, milk and porridge for children, as well as funds assistance channeled through the Indonesian Red Cross of Banjarnegara. Tanggung jawab Sosial terhadap Konsumen Social Responsibilities to Customers Pada tanggal 20-21 Desember 2014, Perseroan turut berpartisipasi dalam gelaran Pasar Keuangan Rakyat 2014 di Kemayoran Jakarta, yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Lembaga Jasa Keuangan . Kegiatan Pasar Keuangan Rakyat ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat terutama terkait informasi mengenai sektor jasa keuangan, serta beragam produk dan layanan keuangan. Dalam acara ini, Perseroan membuka layanan dan secara langsung membagikan pengetahuan tentang dunia keuangan, khususnya terkait dengan produk dan jasa yang disediakan oleh lembaga pembiayaan. On 20-21 December 2014, the Company participated in 2014 People’s Financial Fair event at Kemayoran Jakarta, which was sponsored by the Financial Services Authority (FSA) together with the Financial Services Institutions. The People’s Financial Fair event aims to improve the financial literacy of the community, especially in connection with information on the financial services sector, as well as the variety of financial products and services. In this event, the Company provided assistance and directly shared knowledge on the financial sector, particularly related to the products and services provided by financial institutions. 124 Informasi Perseroan Company Information Nama Perusahaan / Company Name PT Buana Finance Tbk Agen Pembayaran / Payment Agent 7 June 1982 PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1 Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telp. (021) 5299-1099 Alamat Perusahaan / Company Address Pemeringkat Efek / Rating Agency Pendirian Perusahaan / Company Establishment Plaza Chase Lantai 17 Jl Jend. Sudirman Kav. 21 Jakarta 12920 Telp. (021) 520-8066 Fax. (021) 520-8055 Situs Internet / Website PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Panin Tower Senayan City Lantai 17 Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta 10270 Telp. (021) 7278-2380 Kantor Akuntan Publik / Public Accountant Firm Yohanna Octaviani, SH yohanna.octaviani@buanafinance.co.id KAP Purwantono, Suherman & Surja (anggota Ernst & Young) Gedung BEJ Tower II Lantai 7 Jl Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190 Telp. (021) 5289-5000 Pencatatan Saham / Stock Listing Kantor Notaris / Public Notary www.buanafinance.co.id Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) under stock code “BBLD” Biro Administrasi Efek / Share Registrar Fathiah Helmi, SH Gedung Graha Irama Lantai 6C JL HR Rasuna Said Blok X-1 Kav.1 & 2 Kuningan, Jakarta Selatan Telp. (021) 5290-7304 PT EDI Indonesia Divisi Biro Administrasi Efek Wisma SMR Lantai 10 Jl Yos Sudarso Kav. 89 Jakarta 14350 Telp. (021) 651-5130 AGEN PEMANTAU / MONITORING AGENT PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Treasury Division I Desk Investment BRI II Building, 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210 Telp. (021) 575-8130 Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 125 Lokasi Kantor Cabang Branch Offices Location HEAD OFFICE JAKARTA Balikpapan Jakarta - Chase Plaza Chase Lt. 17 Jl. Jend. Sudirman Kav 21, Jakarta 12920 Telp. (021) 5208066 Fax. (021) 5208055 Jakarta Pusat Super Blok Mega Kemayoran Blok B 22, Jl. Angkasa kav B 6, Kotabaru, Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat 10610 Telp. (021) 29371420 Fax. (021) 29371419 Jl. MT Haryono No. 6, Balikpapan 76114 Telp. (0542) 7206868 Fax. (0542) 7206878 KANTOR CABANG UTAMA Jakarta - Chase Plaza Chase Lt. 19 Jl. Jend. Sudirman Kav 21, Jakarta 12920 Telp. (021) 5208066 Fax. (021) 5214077 TANGERANG Jl Jalur Sutera 29A No. 48, Paku Alam, Serpong Utara Tangerang Selatan - Banten Telp. (021) 5398688 Fax. (021) 5398666 Jakarta Selatan Kompleks Ruko Graha Mas Fatmawati Blok A No. 37 Jl. RS Fatmawati No. 71, Jakarta 12150 Telp. (021) 7247266 Fax. (021) 7204658 Jakarta Barat Arjuna Square, Jl. Arjuna Utara No. 7B Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 Telp. (021) 56970223 Fax. (021) 56970228 Banjarmasin Jl. Gatot Subroto No. 1 Kel. Kuripan, Banjarmasin Timur Banjarmasin 70235 Telp. (0511) 3272626 Fax. (0511) 3272525 Bekasi Ruko Sentra Niaga Kalimalang Blok A9/14, Jl Jend. A. Yani, Bekasi Telp. (021) 88851026 Fax. (021) 88851024 Denpasar Jl. Gatot Subroto No. 80, Unit 3 Denpasar 80111 Telp. (0361) 426111 Fax. (0361) 423444 126 Jambi Palembang Outlet Jl. Hayam Wuruk No. 20A, Jelutung, Jambi 36136 Telp. (0741) 20975 Fax. (0741) 20974 Jl. Angkatan 45 Raya No. 8 K - L, Demang Lebar Daun Palembang 30137 Telp. (0711) 360800 Fax. (0711) 356217 Solo Lampung Pekanbaru Jl. Pangeran Diponegoro No. 179 A Bandar Lampung 35119 Telp. (0721) 264141 Fax. (0721) 264142 Rukan Mega Asri Green Office blok A2/A3, Jl. Arifin Achmad, Tangkerang Tengah, Marpoyan Damai Pekanbaru 28282 Telp. (0761) 8417088 Fax. (0761) 8417089 Makassar Komp. Ruko Pelita Marga Mas Blok B/16, Jl. Gunung Latimojong Makasar 90157 Telp. (0411) 325651 Fax. (0411) 331367 Manado Jl. Bethesda No. 34 Ruko 34D Sario Kotabaru Manado 95116 Telp. (0431) 8880055 Fax. (0431) 8880052 Medan Jl. Suka Mulia No. 7 & 8, Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur Medan 20151 Telp. (061) 4558260 Fax. (061) 4153335 Palangkaraya Jl. RTA. Milono Km 2,5 Menteng Jekan Raya Palangkaraya 73112 Telp. (0536) 3238619 Fax. (0536) 3239619 Buana Finance Pontianak JL.Perdana, Komplek Ruko Central Perdana B-17 Pontianak 78121 Telp. (0561) 766812 Fax. (0561) 766822 Samarinda Jl. KH Wahid Hasyim RT 11 No. 28, Sempaja Selatan, Samarinda 75119 Telp. (0541) 7272903 Fax. (0541) 737083 Semarang Komplek Solo Bisnis Square, Ruko Narendra JD-17 Grogol Solo Baru 67552 Telp. (0271) 625262 Fax. (0271) 623396 Sampit Jl. Pelita Barat RT 45 RW. 09 Kel. Mentawa Baru Hilir, Kec. Mentawa Baru Ketapang 74323 Kalimantan Tengah Telp. (0531) 21499 Singkawang Ruko Wahana Graha Jl. A.Yani Depan Hotel Dangau Kel. Paciran, Kec. Singkawang Barat Singkawang 79123 Telp. (0562) 635899 Jember Jl. Karimata No. 17 C Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari, Jember 68121 Jawa Timur Komplek Pertokoan Depok Asri D-6 Jl. Depok No. 35, Semarang 50133 Telp. (024) 3511327 Fax. (024) 3549366 Surabaya Rukan Darmo Square B-1 Jl. Raya Darmo No.54-56 Surabaya 60281 Telp. (031) 5651958 Fax. (031) 5651959 Laporan Tahunan 2014 Annual Report 127 Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2014 PT Buana Finance Tbk Statement Letter of The Board of Commissioners and Directors on Responsibility of The Annual Report 2014 PT Buana Finance Tbk Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Buana Finance Tbk tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. We, the undersigned, declare that all information contained in the Annual Report of PT Buana Finance Tbk for the year 2014 is complete and we are fully responsible for the content of the Company‘s Annual Report. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. This statement letter is made truthfully. Jakarta, 8 April 2015 Jakarta, April 8, 2015 Karman Tandanu Komisaris Utama President Commissioner Tjan Soen Eng Corneiles Tedjo Endriyarto Komisaris Commissioner Komisaris Independen Independent Commissioner Soetadi Limin Direktur Utama President Director Herman Lesmana Direktur Director 128 Antony Muljanto Direktur Director Laporan Keuangan Financial Statement PT Buana Finance Tbk Laporan Keuangan beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Financial Statements with independent auditor’s report years ended December 31, 2014 and 2013 Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 129 130 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PT BUANA FINANCE Tbk. FINANCIAL STATEMENTS AS OF DECEMBER 31, 2014 AND FOR THE YEAR THEN ENDED WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT Daftar Isi Table of Contents Halaman/ Page Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Posisi Keuangan......................................... 1-2 .............................. Statement of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif ............................ 3 .................... Statement of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas ..................................... 4 ............................. Statement of Changes in Equity Laporan Arus Kas ..................................................... 5 ....................................... Statement of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan .............................. 6-95 ........................... Notes to the Financial Statements ********************** The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2014 (Expressed in Rupiah) 31 Desember 2014/ December 31, 2014 Catatan/ Notes 31 Desember 2013/ December 31, 2013 ____________________________ ASET ASSETS Kas dan setara kas 121.971.677.696 Surat-surat berharga (setelah penyesuaian nilai wajar sebesar Rp156.935.175 dan Rp247.620.550 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013) Investasi sewa pembiayaan neto Piutang sewa pembiayaan Nilai residu yang dijamin Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan Simpanan jaminan 268.039.825 3.283.200.737.753 1.935.907.137.991 12,34 5a (426.386.625.369) (1.935.907.137.991) Investasi sewa pembiayaan neto Cadangan kerugian penurunan nilai Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen - neto Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Aset sewa operasi, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp53.333.337 pada tanggal 31 Desember 2014 Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp45.076.044.805 dan Rp42.152.620.172 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013) Aset tidak berwujud (setelah dikurangi akumulasi amortisasi Rp5.397.398.895 dan Rp4.988.652.918 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013) Aset pajak tangguhan - neto TOTAL ASET 4,34 Cash and cash equivalents 177.354.450 Marketable securities (net of fair value adjustments of Rp156,935,175 and Rp247,620,550 as of December 31, 2014 and 2013, respectively) 3.552.366.898.806 1.864.185.344.375 Net investment in finance leases Lease receivables Guaranteed residual value (481.738.530.265) (1.864.185.344.375) ____________________________ 2.856.814.112.384 3.070.628.368.541 (71.750.985.236) 5b 2.785.063.127.148 571.120.813.634 86.576.211.167 (76.393.322.416) 2.994.235.046.125 6a,12 604.860.450.006 6b (15.495.200.812) (8.924.290.255) 562.196.523.379 589.365.249.194 - 7a 28.844.137.467 Net investment in finance leases Allowance for impairment losses Net investment in finance leases, net of allowance for impairment losses Consumer financing receivables Allowance for impairment losses Consumer financing receivables - net 1.721.970.771 Factoring receivables 21.175.608.170 Other receivables Currency and interest rate swap contracts Advances, prepayments and others Operating lease asset, net of accumulated depreciation of Rp53,333,337 as of December 31, 2014 21.124.558.101 8 20.837.668.203 8.420.215.900 9,34 7.935.100.650 346.666.663 Unearned lease income Security deposits - 54.186.439.364 10 44.107.822.394 581.089.096 3.851.520.535 11 14d,14e 469.080.197 3.870.009.535 Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp45,076,044,805 and Rp42,152,620,172 as of December 31, 2014 and 2013, respectively) Intangible assets (net of accumulated amortization of Rp5,397,398,895 and Rp4,988,652,918 as of December 31, 2014 and 2013, respectively) Deferred tax assets - net 3.770.471.120.856 TOTAL ASSETS 3.586.853.995.174 Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements. 1 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah) 31 Desember 2014/ December 31, 2014 PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued) As of December 31, 2014 (Expressed in Rupiah) Catatan/ Notes 31 Desember 2013/ December 31, 2013 ____________________________ LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes - neto Utang pajak Utang dividen Utang lain-lain Uang muka dan lain-lain Beban akrual Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Liabilitas imbalan pasca-kerja Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Total liabilitas EKUITAS Modal saham Modal dasar - 4.800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp250 per saham; ditempatkan dan disetor penuh 1.645.796.054 saham Tambahan modal disetor Saldo laba - telah ditentukan penggunaannya - belum ditentukan penggunaannya Pendapatan komprehensif lain LIABILITIES 2.388.089.619.966 12,34 2.437.158.083.938 11.177.015.083 232.645.282 30.546.081.619 2.804.250.516 16.312.983.910 13,35 14a,34 21 15,34 16,34 17,34 149.400.883.290 9.732.099.603 181.258.688 31.181.763.807 3.374.209.688 14.230.731.928 6.207.868.630 17.794.679.000 18 6.673.368.295 15.075.202.000 9.095.624.999 8 246.330.410 Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes - net Taxes payable Dividends payable Other payables Advances and others Accrued expenses Short-term employee benefits liabilities Post-employment benefits liabilities Currency and interest rate swap contracts 2.667.253.931.647 Total liabilities 2.482.260.769.005 411.449.013.500 456.564.650 1b,19 20 411.449.013.500 456.564.650 14.000.000.000 689.467.416.228 (10.779.768.209) 21 13.000.000.000 678.343.294.023 (31.682.964) 8 EQUITY Share capital Authorized - 4,800,000,000 shares with par value of Rp250 per share; issued, and fully paid 1,645,796,054 shares Additional paid-in capital Retained earnings - appropriated for general reserve - unappropriated Other comprehensive income Ekuitas - neto 1.104.593.226.169 1.103.217.189.209 Equity - net TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 3.586.853.995.174 3.770.471.120.856 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements. 2 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME For the Year Ended December 31, 2014 (Expressed in Rupiah) Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/ Year Ended December 31 _________________________________________________________________________________ Catatan/ Notes 2014 Pendapatan Pendapatan sewa pembiayaan Pendapatan pembiayaan konsumen Pendapatan anjak piutang Pendapatan sewa operasi Pendapatan bunga Laba selisih kurs - neto Pendapatan lain-lain - neto 469.269.173.500 92.056.137.325 203.840.000 29.088.289.607 10.678.257.513 Total pendapatan 601.295.697.945 Beban Beban keuangan Beban umum dan administrasi Beban kerugian penurunan nilai (sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen dan anjak piutang) Beban pemasaran Rugi selisih kurs - neto Beban sewa operasi 22 23 24 8,28 25 2013 ____________________________ 482.080.934.947 105.049.286.993 406.252.114 25.564.063.315 2.614.504.080 11.648.868.118 627.363.909.567 268.845.097.313 122.855.076.039 26 27 58.758.693.973 1.509.430.208 848.888.748 53.333.337 29 8,28 Revenues Finance lease income Consumer financing income Factoring income Operating lease income Interest income Foreign exchange gain - net Other income - net Total revenue Expenses 269.343.010.879 Financing costs 108.242.741.382 General and administrative expenses Provision for impairment losses (finance lease, consumer 64.653.609.908 financing and factoring) 2.935.696.858 Marketing expenses Foreign exchange loss - net 1.024.566.637 Operating lease expenses Total beban 452.870.519.618 446.199.625.664 Total expenses Laba sebelum beban pajak 148.425.178.327 181.164.283.903 Profit before tax expense Beban pajak - neto (37.570.245.000) Laba tahun berjalan 110.854.933.327 Pendapatan komprehensif lain: (Kerugian) keuntungan atas perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif untuk lindung nilai arus kas - neto (10.748.085.245) Total laba komprehensif tahun berjalan 100.106.848.082 Laba per saham dasar 14b,14d 67 8 30 Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. (45.491.713.563 ) Tax expense - net 135.672.570.340 Profit for the year 2.180.621.577 Other compherensive income: (Loss) gain on changes in fair value of derivative instrument for cash flow hedge - net 137.853.191.917 Total comprehensive income for the year 82 Basic earnings per share ____________________________ The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements. 3 PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah) The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY For the Year Ended December 31, 2014 (Expressed in Rupiah) - 411.449.013.500 456.564.650 - - 456.564.650 - - (31.682.964) 2.180.621.577 - (2.212.304.541) 13.000.000.000 - 1.000.000.000 12.000.000.000 - - 12.000.000.000 Telah Ditentukan Penggunaannya/ Appropriated for General Reserve 678.343.294.023 (49.373.881.620) (1.000.000.000) 728.717.175.643 - 135.672.570.340 593.044.605.303 Belum Ditentukan Penggunaannya/ Unappropriated 1.103.217.189.209 (49.373.881.620) 1.152.591.070.829 2.180.621.577 1.014.737.878.912 Ekuitas, Neto/ Equity, Net - Dividends Retained earnings appropriated for general reserve Saldo Laba/ Retained Earnings - - (31.682.964) Pendapatan Komprehensif Lain/ Other Comprehensive Income 411.449.013.500 - Tambahan Modal Disetor/ Additional Paid-in Capital - 456.564.650 Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Share Capital Issued and Fully Paid 8 - Catatan/ Notes Laba neto tahun 2013 Laba neto atas perubahan nilai wajar instrumen derivatif dari lindung nilai arus kas 21 411.449.013.500 - - - 456.564.650 - - (10.779.768.209) - - (10.779.768.209) (10.748.085.245) - 14.000.000.000 - 1.000.000.000 13.000.000.000 - - 689.467.416.228 (98.730.811.122) (1.000.000.000) 789.198.227.350 - 110.854.933.327 1.104.593.226.169 (98.730.811.122) - 1.203.324.037.291 (10.748.085.245) Dividends - net Retained earnings appropriated for general reserve Balance December 31, 2013 135.672.570.340 Net profit for the year 2013 Net gain on changes in fair value of derivative instrument on cash flow hedge Balance December 31, 2012 Saldo laba digunakan untuk cadangan umum 21 Saldo 31 Desember 2012 Dividen 411.449.013.500 - Saldo 31 Desember 2013 - 456.564.650 110.854.933.327 Net profit for the year 2014 Net loss on changes in fair value of derivative instrument on cash flow hedge - 8 21 411.449.013.500 Laba neto tahun 2014 Kerugian neto atas perubahan nilai wajar instrumen derivatif dari lindung nilai arus kas Saldo laba digunakan untuk cadangan umum 21 The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements. Balance December 31, 2014 Dividen - neto Saldo 31 Desember 2014 Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF CASH FLOWS For the Year Ended December 31, 2014 (Expressed in Rupiah) Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 _________________________________________________________________________________ Catatan/ Notes 2014 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari konsumen Pembayaran kepada pemasok Pembayaran untuk beban usaha Penerimaan bunga Pembayaran bunga dan biaya keuangan lainnya Pembayaran pajak penghasilan Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Pembelian aset tidak berwujud Pembelian aset sewa operasi Uang muka lain-lain Hasil penjualan aset tetap Penerimaan dari penjualan aset sewa operasi Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari utang bank Pembayaran kembali utang bank Penerimaan dari penerbitan efek hutang Pembayaran pokok efek hutang yang diterbitkan Pembayaran dividen Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 2013 ____________________________ 3.013.511.692.790 (2.229.680.860.131) (126.497.160.850) 2.061.429.090 2.958.981.077.038 (2.613.969.761.145 ) (107.492.392.284 ) 1.139.766.746 (256.830.352.169) (37.454.164.000) (258.502.286.690 ) (49.296.260.000 ) CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Receipts from customers Payments to suppliers Payments for operating expenses Interest received Interest and other financing costs paid Payments for corporate income tax (69.139.856.335) Net cash provided by (used in) operating activities 365.110.584.730 (16.217.414.057) (520.754.876) (400.000.000) (80.352.928) 10 11 1.492.037.282 10 - (15.726.484.579) (9.341.265.205) 2.681.352.500.000 (2.743.755.133.274) - CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES (11.513.588.781 ) Purchase of fixed assets (198.961.095 ) Purchase of intangible assets - Purchase of operating leased assets (65.970.783) Other advances Proceeds from sale of 1.069.073.636 fixed assets Proceeds from sale of 1.368.181.818 operating lease asset 3.391.140.000.000 (3.380.250.337.186 ) 13 150.000.000.000 (150.000.000.000) 13 - (98.679.424.530) 21 (49.339.658.262 ) Net cash used in investing activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from bank loans Repayments of bank loans Proceed from issurance of debt securities Payment of principal of debt securities issued Payment of dividends (311.082.057.804) 111.550.004.552 Net cash provided by (used in) financing activities Pengaruh perubahan kurs terhadap kas dan setara kas (2.906.575.818) 4.246.375.983 Effects of exchange rate on cash and cash equivalents KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS 35.395.466.529 37.315.258.995 NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 86.576.211.167 49.260.952.172 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 121.971.677.696 86.576.211.167 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR 4 Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements. 5 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) UMUM a. 1. Pendirian dan aktivitas Perusahaan GENERAL a. The Company’s activities establishment and PT Buana Finance Tbk. (“Perusahaan”) didirikan tanggal 7 Juni 1982 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, S.H., No. 74 dan Anggaran Dasar Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-1677-HT.01.01.Th.82 tanggal 8 Oktober 1982 yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 17 Desember 1982, Tambahan No. 1384. PT Buana Finance Tbk. (the “Company") was established on June 7, 1982 based on the Notarial Deed No. 74 of Kartini Muljadi, S.H. and the Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in his Decision Letter No. C2-1677-HT-01.01.Th.82 dated October 8, 1982, which was announced in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 101 dated December 17, 1982, Supplement No. 1384. Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai lembaga keuangan yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. KEP-049/KM.11/1982 tanggal 19 Oktober 1982. The Company obtained its license to operate as a financial institution from the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia by virtue of decree No. KEP-049/KM.11/1982 dated October 19, 1982. Nama Perusahaan telah diubah beberapa kali dan yang terakhir menjadi PT Buana Finance Tbk. disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 3 Oktober 2005 yang keputusannya diaktakan dalam Akta No. 1 tanggal 3 Oktober 2005 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-28319HT.01.04.TH.2005 tanggal 14 Oktober 2005. The name of the Company has been changed several times, the latest change became PT Buana Finance Tbk. and was approved during the Extraordinary General Shareholders’ Meeting dated October 3, 2005 which was notarized in Deed No. 1 dated October 3, 2005 of Fathiah Helmi, S.H. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No. C-28319HT.01.04.TH.2005 dated October 14, 2005. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir diaktakan dalam Akta No. 29 tanggal 22 Juli 2014 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-04760.40.21.2014, tanggal 24 Juli 2014. The Company’s Articles of Association have been amended several times, the latest amendment which was notarized in Deed No. 29 dated July 22, 2014 of Notary Fathiah Helmi, S.H. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No.AHU-04760.40.21.2014 dated July 24, 2014. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan kegiatan dalam bidang sewa (sewa pembiayaan dan sewa operasi), pembiayaan konsumen dan anjak piutang. The scope of the Company’s activities involves leasing (finance leases and operating leases), consumer financing and factoring. Kantor pusat terletak di Gedung Chase Plaza, Lantai 17 dan 19, Jalan Jendral Sudirman No. 21, Jakarta. Pada saat ini Perusahaan memiliki 21 cabang yaitu di Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Samarinda, Denpasar, Serpong, Bekasi, Pontianak dan Palangkaraya. The head office is located at the Chase Plaza Building, 17th and 19th Floors, Jalan Jendral Sudirman No. 21, Jakarta. Currently, the Company has 21 branches located in Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Samarinda, Denpasar, Serpong, Bekasi, Pontianak and Palangkaraya. 6 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) UMUM (lanjutan) b. 1. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan GENERAL (continued) b. The Company’s public changes in share capital offering and Berdasarkan Surat Izin Emisi Saham yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI-088/SHM/MK.10/1990 tanggal 19 Maret 1990, Perusahaan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat dengan jumlah nominal Rp2.500.000.000 yang terbagi dalam 2.500.000 saham. Dengan dilakukannya penawaran umum tersebut, modal saham ditempatkan dan disetor penuh meningkat dari Rp12.500.000.000 yang terbagi atas 12.500.000 saham menjadi Rp15.000.000.000 yang terbagi atas 15.000.000 saham. Based on the License for Public Offering of Shares issued by the Capital Market Supervisory Board (BAPEPAM-LK) on behalf of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. SI-088/SHM/MK.10/1990 dated March 19, 1990, the Company offered and sold its shares to the public with a total nominal value of Rp2,500,000,000 consisting of 2,500,000 shares. The effect of this public offering was to increase the issued and paid up capital from Rp12,500,000,000 consisting of 12,500,000 shares to Rp15,000,000,000 consisting of 15,000,000 shares. Sejak penawaran umum saham ke masyarakat pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah melakukan beberapa kali perubahan modal saham melalui tindakan korporasi sebagai berikut: Since the public offering held on March 1990, the Company’s share capital has been changed several times through the following corporate actions: Tanggal/Date 17 Mei 1993/ May 17, 1993 10 Mei 1994/ May 10, 1994 3 April 1995/ April 3, 1995 9 Juli 1997/ July 9, 1997 Keterangan (Catatan 20)/Descriptions (Note 20) Total saham Setelah Transaksi/ Total Shares After Transactions Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah 12.000.000 saham/ Issuance of bonus shares which originated from the capitalization of the additional paid-in capital amounting to 12,000,000 shares. 27.000.000 Penawaran umum terbatas saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 18.000.000 saham. BAPEPAM-LK mengeluarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran No.S-834/PM/1994 tanggal 9 Mei 1994/ Limited public offering of 18,000,000 shares through a rights issue. BAPEPAM-LK issued the Acknowledgment Letter of Effective Registration No.S-834/PM/1994 dated May 9, 1994. 45.000.000 Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah 45.000.000 saham/ Issuance of bonus shares which originated from the capitalization of the additional paid-in capital amounting to 45,000,000 shares. 90.000.000 Pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp1.000 menjadi Rp500/ Change in a par value per share (stock split) from Rp1,000 to Rp500. 7 180.000.000 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) UMUM (lanjutan) b. 1. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan) GENERAL (continued) b. The Company’s public offering changes in share capital (continued) and Sehubungan dengan restrukturisasi utang Perusahaan, pinjaman sebesar Rp135.000.000.000 dikonversi menjadi saham pada tanggal 5 Februari 2004 dengan menerbitkan 270.000.000 saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp500 per saham dan 64.285.714 waran. Waran dapat dikonversi menjadi saham biasa sampai dengan 31 Desember 2008, dengan harga Rp700 per lembar saham. Konversi saham tersebut meningkatkan modal saham ditempatkan dan disetor dari Rp90.000.000.000 yang terbagi atas 180.000.000 saham menjadi Rp225.000.000.000 yang terbagi atas 450.000.000 saham. Konversi saham tersebut juga meningkatkan tambahan modal disetor sejumlah Rp141.750.000.000 (Catatan 20). In connection with the Company’s debt restructuring, loans amounting to Rp135,000,000,000 were converted to shares on February 5, 2004 by issuing new 270,000,000 common shares with nominal value of Rp500 per share and 64,285,714 warrants. Warants are exercisable to subscribe to the Company’s ordinary shares until December 31, 2008 at a price of Rp700 per share. The share conversion increased the issued and paid up capital from Rp90,000,000,000 consisting of 180,000,000 shares to Rp225,000,000,000 consisting of 450,000,000 shares. The share conversion also created a additional paid-in capital of Rp141,750,000,000 (Note 20). Pada tanggal 14 April 2005, PT Sari Dasa Karsa (“SDK”) resmi menjadi pemegang saham pengendali Perusahaan dengan memiliki 289.345.020 saham dan 47.866.747 waran, setelah melakukan akuisisi atas saham dan waran milik para kreditur Perusahaan dan menyelesaikan proses penawaran tender atas sisa saham publik. Pada tanggal 15 November 2005, SDK mengkonversi seluruh waran yang dimilikinya menjadi saham biasa sehingga meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya menjadi 337.211.767 lembar atau 67,53% dari jumlah modal yang disetor. On April 14, 2005, PT Sari Dasa Karsa (“SDK”) officially became the majority shareholder of the Company with ownership of 289,345,020 common shares and 47,866,747 warrants, brought about by the acquisition of shares and warrants previously owned by the Company’s creditors and the completion of the tender offer process on the remaining shares owned by the public. On November 15, 2005, SDK exercised all of its warrants owned on its ordinary shares and increased its total ownership to 337,211,767 or 67.53% of the paid in capital. Dalam tahun 2005, sejumlah 49.351.247 waran (termasuk di dalamnya 47.866.747 waran milik SDK) dikonversi ke saham biasa dengan nilai nominal Rp500 per lembar. Konversi waran ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp225.000.000.000 yang terbagi atas 450.000.000 saham menjadi Rp249.675.623.500 yang terdiri atas 499.351.247 saham. Konversi waran ini juga meningkatkan tambahan modal disetor sebesar Rp9.870.249.400 (Catatan 20). In 2005, a total of 49,351,247 warrants (including 47,866,747 warrants owned by SDK) were exercised on the common shares with nominal value of Rp500 per share. The exercised warrants increased the issued and paid up capital from Rp225,000,000,000 consisting of 450,000,000 shares to Rp249,675,623,500 consisting of 499,351,247 shares. The exercised warrants also increased the total additional paid-in capital by Rp9,870,249,400 (Note 20). Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perusahaan melakukan pemecahan saham dari nilai nominal Rp500 menjadi Rp250 per saham. Pemecahan saham ini mengubah modal dasar dari 720.000.000 saham menjadi 1.440.000.000 saham dan modal ditempatkan dan disetor dari 499.351.247 saham menjadi 998.702.494 saham. On October 5, 2006, the Company made a stocksplit from nominal value of Rp500 to Rp250 per share. The stocksplit changed the authorized capital from 720,000,000 shares to 1,440,000,000 shares and the issued and paid up capital from 499,351,247 shares to 998,702,494 shares. 8 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) UMUM (lanjutan) b. 1. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan) GENERAL (continued) b. The Company’s public offering changes in share capital (continued) and Sehubungan dengan pemecahan saham, Perusahaan juga mengubah harga pelaksanaan waran dari Rp700 menjadi Rp350 per waran yang menyebabkan peningkatan jumlah waran beredar dari 14.934.467 menjadi 29.868.934 waran. In connection with the stocksplit, the Company also changed the exercise price of warrant from Rp700 to Rp350 per warrant which resulted in increase in number of oustanding warrants from 14,934,467 to 29,868,934 warrants. Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 April 2007, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor dengan perbandingan setiap pemegang 5 saham berhak atas 2 saham bonus. Penerbitan saham bonus ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp349.545.872.750 yang terbagi atas 1.398.183.491 saham. In accordance with resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 18, 2007, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of the additional paid-in capital, with bonus ratio of 2 bonus shares for each holder of 5 shares. The issuance of bonus shares increased the issued and paid up capital to Rp349,545,872,750 consisting of 1,398,183,491 shares. Perusahaan juga melakukan perubahan atas Anggaran Dasar Perusahaan, yaitu sebagai berikut: - meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan menjadi sejumlah 1.440.000.000 saham dengan nilai nominal Rp360.000.000.000. - meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp360.000.000.000 yang terbagi atas 1.440.000.000 saham menjadi sebesar Rp1.200.000.000.000 yang terbagi atas 4.800.000.000 saham. The Company also changed the Company’s Articles of Association as follows: Sehubungan dengan pengeluaran saham bonus, Perusahaan juga melakukan penyesuaian atas harga pelaksanaan waran dari Rp350 menjadi Rp250 per waran. Penyesuaian menyebabkan peningkatan jumlah waran beredar dari 29.868.934 menjadi 41.816.507 waran. In connection with the issuance of bonus shares, the Company also adjusted the exercise price of warrants from Rp350 to Rp250 per warrant. The adjustment has resulted in increase in number of outstanding warrant from 29,868,934 to 41,816,507 warrants. Pada tanggal 2 Juli 2008 dan 26 Desember 2008, sejumlah 37.938.821 waran dikonversi ke saham biasa dengan nilai nominal Rp250 per lembar. Konversi waran ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp349.545.872.750 yang terbagi atas 1.398.183.491 saham menjadi Rp359.030.578.000 yang terdiri atas 1.436.122.312 saham. On July 2, 2008 and December 26, 2008, 37,938,821 warrants were exercised to common shares with nominal value of Rp250 per share. The exercised warrants increased the issued and paid up capital from Rp349,545,872,750 consisting of 1,398,183,491 shares to Rp359,030,578,000 consisting of 1,436,122,312 shares. Sampai dengan berakhirnya masa konversi waran pada tanggal 31 Desember 2008, sejumlah 3.877.686 waran tidak dikonversi menjadi saham. Up until to the expiry date of the warrants at December 31, 2008, the 3,877,686 warrants were not converted into common shares. - increase the issued and paid up capital to 1,440,000,000 shares with nominal value Rp360,000,000,000. - increase the authorized shares from Rp360,000,000,000 consisting of 1,440,000,000 shares to Rp1,200,000,000,000 consisting of 4,800,000,000 shares. 9 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) UMUM (lanjutan) b. c. 1. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan) GENERAL (continued) b. The Company’s public offering changes in share capital (continued) and Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2013, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor dengan perbandingan setiap pemegang 500 saham berhak atas 73 saham bonus. Penerbitan saham bonus ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp411.449.013.500 yang terbagi atas 1.645.796.054 saham. In accordance with resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated May 28, 2013, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of the additional paid-in capital, with a bonus ratio of 73 bonus shares for each holder of 500 shares. The issuance of bonus shares increased the issued and paid up capital to Rp411,449,013,500 consisting of 1,645,796,054 shares. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya sejumlah 1.645.796.054 saham di Bursa Efek Indonesia. The Company has listed all of its 1,645,796,054 shares on the Indonesia Stock Exchange. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Perusahaan c. The Company’s Boards of Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees The composition of the Boards of Commissioners, Directors and Audit Committee of the Company as of December 31, 2014 and 2013 are as follows: Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014 dan 2013/ December 31, 2014 and 2013 _________________________________________________________________________________ Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Board of Commissioners Karman Tandanu Tjan Soen Eng Corneiles Tedjo Endriyarto*) Direksi Directors Direktur Utama Direktur Direktur Soetadi Limin Herman Lesmana Antony Muljanto President Director Director Director Komite Audit Ketua Anggota Anggota President Commissioner Commissioner Commissioner Audit Committe Corneiles Tedjo Endriyarto Hardianto Soefajin Winny Widja *) Chairman Member Member *) Merangkap sebagai Komisaris Independen *) Also act as Independent Commissioner Perubahan susunan Dewan Komisaris didasarkan atas Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 28 Mei 2013 yang diaktakan dalam Akta No. 281 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-0080995.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 28 Agustus 2013. The changes in the composition of Board of Commissioners is based on the Decision Statement of General Shareholders’ Meeting dated May 28, 2013 which was notarized in Deed No. 281 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. This notarial deed was approved by the Ministry of Laws and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-0080995.AH.01.09.Tahun 2013 dated August 28, 2013. 10 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) UMUM (lanjutan) c. d. 1. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Perusahaan (lanjutan) GENERAL (continued) c. The Company’s Boards of Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees (continued) Komite Audit dibentuk berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris No. Kep/Kom/01/BDF/V/05 tanggal 18 Mei 2005 dalam rangka memenuhi surat keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012. The Audit Committee was established based on decision letter of the Board of Commissioners No. Kep/Kom/01/BDF/V/05 dated May 18, 2005 in order to comply with decision letter of BAPEPAM Chairman No. KEP-643/BL/2012 dated December 7, 2012. Perubahan susunan Komite Audit didasarkan atas Surat KeputusanDewan Komisaris Perusahaan Nomor: 004/KEP/KOM/BNF/V/ 2013 tanggal 30 Mei 2013, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dan PT Bursa Efek Indonesia, masing-masing pada tanggal 31 Mei 2014. The changes in Audit Committee is based on Company’s Decision Letter of Board of Commissioners No. 004/KEP/KOM/BNF/V/ 2013, based on terms applied and has been registered to Financial Service Authority (“OJK”) and Indonesia Stock Exchange on May 31, 2014. Komisaris, Direksi, dan Komite Audit menerima remunerasi masing-masing sebesar Rp3.563.538.600, Rp10.985.433.895 dan Rp602.339.000 untuk 31 Desember 2014 dan Rp2.804.329.850, Rp9.566.206.628 dan Rp383.904.670 untuk 31 Desember 2013. The Commissioners, Directors and Audit Committee received remuneration totaling to Rp3,563,538,600, Rp10,985,433,895 and Rp602,339,000 for the year ended December 31, 2014, respectively and Rp2,804,329,850, Rp9,566,206,628 and Rp383,904,670 for the year ended December 31, 2013, respectively. Perusahaan mempunyai 584 dan 552 karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (tidak diaudit). The Company has 584 and 552 employees as of December 31, 2014 and 2013 (unaudited), respectively. Pemegang saham akhir dari Perusahaan adalah PT Sari Dasa Karsa, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Jakarta. The Company’s ultimate parent is PT Sari Dasa Karsa, an investment company located in Jakarta. Penyelesaian laporan keuangan d. Completion of the financial statements The Company’s management is responsible for the preparation of accompaying financial statements which were completed and authorized for issue by the Company’s Directors on March 9, 2015. Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 9 Maret 2015. 11 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR PENTING KEBIJAKAN AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. SUMMARY POLICIES OF SIGNIFICANT ACCOUNTING Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta peraturan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”, yang fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya atau surat utang yang diperdagangkan kepada masyarakat. Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: The financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards covering the Statement of Financial Accounting Standards and rules established by the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (“Bapepam-LK”, which function has been transferred to Financial Service Authority (“OJK”) starting at January 1, 2013) for companies offering their shares or has publicly traded debt security. The significant accounting principles which were applied consistently in the preparation of the financial statements as of and for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows: a. a. Pernyataan Kepatuhan The financial statements as of and for the years ended December 31, 2014 and 2013 are prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards which comprise the Statements and Interpretations issued by the Board of Indonesian Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants and the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“Bapepam-LK”, which function has been transferred to Financial Service Authority (“OJK”) starting at January 1, 2013) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Issuers or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012. Laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”, yang fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. b. Statement of Compliance Prinsip penyajian laporan keuangan b. Basis of preparation of financial statements Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan - jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. The preparation of financial statements in conformity with the Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and - the reported amounts of revenues and expenses during the reported period. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates. 12 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) AKUNTANSI b. laporan c. d. Prinsip penyajian (lanjutan) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. keuangan SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b. ACCOUNTING Basis of preparation of financial statements (continued) Laporan keuangan telah disusun berdasarkan konsep harga perolehan kecuali untuk suratsurat berharga diperdagangkan dan tersedia untuk dijual dan instrumen keuangan derivatif yang disajikan pada nilai wajar. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas. The financial statements have been prepared on the basis of historical costs except for trading and available-for-sale marketable securities and derivative financial instruments which are recorded at fair value. The financial statements are prepared on an accrual basis, except for the statement of cash flows. Laporan arus kas telah disusun berdasarkan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. The statement of cash flows have been prepared using the direct method by classifying the cash flows from operating, investing and financing activities. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional. The presentation currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing c. Foreign balances currency transactions and Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan. The Company maintains its accounting records in Rupiah. Transactions in currencies other than Rupiah are recorded at the rates of exchange in effect on the date of the transactions. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the statement of comprehensive income. Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 untuk menjabarkan mata uang Dolar AS ke dalam Rupiah adalah masing-masing sebesar Rp12.385/US$1 dan Rp12.189/US$1. Exchange rates used as of December 31, 2014 and 2013 to translate US Dollars into Rupiah were US$1/Rp12,385 and US$1/Rp12,189, respectively. Transaksi dengan pihak berelasi d. Transactions with related party Dalam laporan keuangan ini, istilah pihakpihak berelasi digunakan sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”. In these financial statements, the term related party is used as defined in SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related Party Disclosures”. Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya. A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements. 13 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) d. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) d. ACCOUNTING Transactions with related party (continued) a) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person: a) Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; i. has control or joint control over the reporting entity; ii. memiliki pengaruh entitas pelapor; atau atas ii. has significant influence reporting entity; or iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. iii. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity. signifikan over the b) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies : b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya). i. has control or joint control over the reporting entity; The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iii. Both entities are joint ventures of the same third party. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. v. vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). vi. The entity is controlled, or jointly controlled by a person identified in (a). vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity). 14 The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) d. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) d. Transactions with related party (continued) Transactions and balances of accounts with related parties, whether or not transacted at normal terms and conditions similar to those with non-related parties, are disclosed in the notes to the financial statements. Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dengan persyaratan dan kondisi normal yang sama untuk pihak-pihak yang tidak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e. ACCOUNTING Instrumen Keuangan e. i. Aset Keuangan Financial Instruments i. Financial Assets Pengakuan awal Initial recognition Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun. Financial assets within the scope of SFAS No. 55 (revised 2011) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, heldto-maturity investments and available-forsale financial assets. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at each financial year end. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset. Financial assets are recognized initially at fair value plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classifications. Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan setara kas, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen neto, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain, aset lain-lain (bagian dari uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya) yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, serta surat-surat berharga, dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar dalam laba rugi. The Company’s financial assets include cash and cash equivalents, net investment in finance leases, net consumer financing receivables, factoring receivables, other receivables, other asset (as part of advances, prepayments and other) which are classified as loans and receivables, and marketable securities and currency and interest rate swap contracts classified as financial assets at fair value through profit or loss. Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: The subsequent measurement of financial assets depends on their classification as follows: • • Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi 15 Financial assets at fair value through profit or loss The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. i. Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran (lanjutan) • setelah pengakuan SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING Financial Instruments (continued) i. Financial Assets (continued) Subsequent measurement (continued) awal Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi (lanjutan) • Financial assets at fair value through profit or loss (lanjutan) Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Financial assets at fair value through profit or loss include financial assets held for trading and financial assets designated upon initial recognition at fair value through profit or loss. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Financial assets are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling in the short term. Derivative assets are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Financial assets at fair value through profit or loss are carried in the statement of financial position at fair value with gains or losses recognized in the statement of comprehensive income. Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak. Derivatives embedded in host contracts are accounted for as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to the host contracts and the host contracts are not carried at fair value. These embedded derivatives are measured at fair value with gains or losses arising from changes in fair value recognized in the statement of comprehensive income. Reassessment only occurs if there is a change in the terms of the contract that significantly modifies the cash flows that would otherwise be required. Surat-surat berharga dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga termasuk dalam kategori ini. Marketable securities and currency and interest rate swap contracts are included in this category. 16 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Instrumen Keuangan (lanjutan) • • setelah pengakuan ACCOUNTING e. Financial Instruments (continued) i. Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i. Financial Assets (continued) Subsequent measurement (continued) awal Pinjaman yang diberikan dan piutang • Loans and receivables Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in the statement of comprehensive income when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process. Kas dan setara kas, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen neto, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain dan aset lain-lain (bagian dari uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya) termasuk dalam kategori ini. The Company’s cash and cash equivalents, net investment in finance leases, net consumer financing receivables, factoring receivables, other receivables, and other asset (as part of other current financial assets and advances, prepayments and others) are included in this category. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual • Financial assets available-for-sale Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale. After initial measurement, available-for-sale financial assets are measured at fair value with unrealized gains or losses recognized in the equity until the investment is derecognized. At that time, the cummulative gain or loss previously recognized in equity, are reclassified to the statement of comprehensive income. The Company did not have any available-for-sale financial asset as of December 31, 2014 and 2013. Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui pada ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan tidak memiliki investasi tersedia untuk dijual pada tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2014 dan 2013. 17 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. • setelah pengakuan ACCOUNTING e. Financial Instruments (continued) Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i. Financial Assets (continued) Subsequent measurement (continued) awal Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo • Financial assets held-to-maturity Non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities are classified as held-to-maturity when the Company has the positive intention and ability to hold it to maturity. After initial measurement, held-to-maturity investments are measured at amortized cost using the effective interest method, less impairment. The Company did not have any held-to-maturity financial asset as of December 31, 2014 and 2013. Aset keuangan non-derivatif yang memiliki pembayaran yang dapat ditentukan atau ditetapkan dan tanggal jatuh tempo yang tetap dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan dikurangi dengan penurunan nilai. Perusahaan tidak memiliki aset finansial yang dimiliki hingga jatuh tempo selama tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013. ii. Liabilitas Keuangan ii. Financial Liabilities Pengakuan awal Initial recognition Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi dan liabilitas keuangan lainnya yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Financial liabilities within the scope of the SFAS No. 55 (Revised 2011) are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss and other financial liabilities measured at amortized cost. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. The Company determines the classification of their financial liabilities at initial recognition. Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs. Liabilitas keuangan Perusahaan mencakup utang kepada lembaga keuangan dan bank, efek hutang yang diberikan - Medium Term Notes, utang dividen, utang lain-lain, liabilitas lain-lain (bagian dari uang muka dan lain-lain) dan beban akrual, yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. The Company’s financial liabilities include loans from financial institutions and banks, debt securities issued - Medium Term Notes, dividends payable, other payables, other liabilities (as part of advances and others) and accrued expenses, which are classified as financial liabilities measured at amortized cost and currency and interest rate swap contracts classified as financial liabilities at fair value through profit or loss. 18 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Instrumen Keuangan (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING e. Financial Instruments (continued) ii. Liabilitas Keuangan (lanjutan) ii. Financial Liabilities (continued) Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: The measurement of financial liabilities depends on their classification as follows: • • • Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Financial liabilities at fair value through profit or loss Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Financial liabilities at fair value through profit or loss include financial liabilities held for trading and financial liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit or loss. Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Financial liabilities are classified as held for trading if they are incurred for the purpose of selling in the near term. Derivative liabilities are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Gains or losses on liabilities held for trading are recognized in the statement of comprehensive income. Liabilitas keuangan lainnya yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi • Other Financial liabilities measured at amortized cost Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. After initial recognition, interest-bearing financial liabilities are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya. Gains and losses are recognized in the statement of comprehensive income when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process. 19 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Instrumen Keuangan (lanjutan) ACCOUNTING e. Financial Instruments (continued) iii. Saling hapus instrumen keuangan iii. Offsetting of financial instruments Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the statement of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards. iv. Nilai wajar instrumen keuangan v. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) iv. Fair value of financial instruments Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir tahun pelaporan. The fair value of financial instruments that are actively traded in organized financial markets is determined by reference to quoted market bid prices at the close of business at the end of the reporting year. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. Such techniques may include using recent arm’s length market transaction, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models. Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan v. Amortized instruments cost of financial Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment losses and principal repayment. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate. Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. 20 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e. 2. Instrumen Keuangan (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING e. Financial Instruments (continued) vi. Penurunan nilai aset keuangan vi. Impairment of financial assets Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. The Company assesses at each statement of financial position dates whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. • • Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi Financial assets carried at amortized cost Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. For financial assets carried at amortized cost, the Company first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment. Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut. Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter bankruptcy and default or delinquency in payments are considered as indicators that the financial assets are impaired. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Perusahaan menetapkan aset keuangan yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual jika telah menunggak lebih dari 90 hari dan secara individual memiliki nilai signifikan tertentu. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment. The Company determines financial assets to be evaluated for impairment through individual evaluation if it has been overdue more than 90 days and individually have certain significant value. 21 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e. 2. Instrumen Keuangan (lanjutan) vi. Penurunan (lanjutan) • nilai aset SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING e. Financial Instruments (continued) keuangan vi. Impairment (continued) • Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan) of financial assets Financial assets carried at amortized cost (continued) Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. If a financial assets measured at amortized cost has a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss is the current effective interest rate. Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Aset keuangan beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an allowance for impairment account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the financial asset. Financial assets, together with the associated allowance, are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Company. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance for impairment account. If a future write-off is later recovered, the recovery is recognized in the statement of comprehensive income. 22 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e. 2. Instrumen Keuangan (lanjutan) vi. Penurunan (lanjutan) • nilai aset SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING e. Financial Instruments (continued) keuangan vi. Impairment (continued) • Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan) of financial assets Financial assets carried at amortized cost (continued) Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. For the evaluation purpose of collective impairment, financial assets are classified based on the similarity on their credit risk characteristics. The characteristics chosen are those which are relevant to the estimated future cash flows from related asset classes which indicate the debtors’ repayment ability to pay all the debts according to the term of the evaluated assets. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada tahun terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada tahun-tahun historis namun sudah tidak ada lagi saat ini. Future cash flows from a group of financial assets that uses collective impairment is estimated based on contractual cash flows over the assets in the related group and historical loss over assets that have similar credit risk characteristics with the related group. The historical losses will then be adjusted with the most recent data that could be observed to reflect the current conditions that have no relation with the historical losses, and to eliminate the impact from the historical years but no longer exists today. vii. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan aset dan vii. Derecognition of financial assets and liabilities Aset keuangan Financial assets Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah A financial asset (or where applicable, a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized when: (1) the rights to receive cash flows from the asset have expired; or (2) the Company has transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the cash flows received in full without material delay to a third party under a “passthrough” arrangement; and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor 23 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan) vii. Penghentian pengakuan aset liabilitas keuangan (lanjutan) f. 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) ACCOUNTING e. Financial Instruments (continued) dan vii. Derecognition of financial assets and liabilities (continued) Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued) satu diantara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut. the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset. Penghentian pengakuan piutang pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang yang telah mengalami penurunan nilai akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 360 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang tersebut bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan. Finance leases, consumer financing and factoring receivables are derecognized when these receivables are collected and written-off. Impaired receivables are written-off when they have been overdue for more than 360 days or determined to be uncollectible. The write-offs of impaired receivables do not eliminate the right to collect and hence are still to be pursued for collection continuously. Liabilitas keuangan Financial liabilities Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or has expired. Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the statement of comprehensive income. Kas dan setara kas f. Cash and cash equivalents Cash on hand and in banks and all unrestricted time deposit with maturities of three months or less from the date of placement and not pledged as collateral to loans are considered as cash and cash equivalents. Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang tidak dibatasi penggunaannya yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan. 24 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) f. 2. Kas dan setara kas (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) f. h. Cash and cash equivalents (continued) Cash and cash equivalents are carried at nominal value. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominalnya. g. ACCOUNTING Surat-surat berharga g. Marketable securities Surat-surat berharga pada awalnya disajikan sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi kecuali untuk aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi masing-masing. Securities are initially measured at fair value plus transaction costs except for financial assets measured through profit or loss and subsequently accounted for depending on their classification. Penilaian surat-surat berharga didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut: The value of securities is stated based on the classification of the securities as follows: (1) Surat berharga untuk diperdagangkan dilaporkan sebesar nilai wajar. Laba/rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan/penurunan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. (1) Securities held for trading purposes are reported at fair value. Unrealized gains/losses resulting from the increase/decrease in fair value are recognized in the current year statement of comprehensive income. (2) Surat-surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. (2) Held-to-maturity marketable securities are carried at amortized cost using the effective interest method. (3) Surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan surat berharga tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif. (3) Available-for-sale marketable securities are carried at fair value. Interest income is recognized in the statement of comprehensive income using the effective interest method. Foreign exchange gains or losses on available-for-sale marketable securities are recognized in the statement of comprehensive income. Fair value changes are recognized directly in equity until the marketable securities is sold or impaired, where upon the cumulative gains and losses previously recognized in equity are recognized in the statement of comprehensive income. Akuntansi sewa h. Accounting for leases Perusahaan sebagai lessee: The Company as a lessee: Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa. Under an operating lease, the Company recognizes lease payments as an expense on a straight-line method over the lease term. 25 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) h. 2. Akuntansi sewa (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) h. Accounting for leases (continued) Perusahaan sebagai lessor: The Company as a lessor: i) i) ii) Perusahaan mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan ditambah nilai residu yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui. Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif. ACCOUNTING The Company recognizes assets held under a finance lease receivables in its statement of financial position and present them as receivable plus the residual value at the end of the lease period and stated net of unearned lease income, security deposits and allowance for impairment losses. The difference between the gross lease receivable and the present value of the lease receivable is recognized as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to current year statement of comprehensive income based on a constant rate of return on the net investment using effective interest rates. Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewapembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan. The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement. Pada saat perjanjian sewa pembiayaan dimulai, penyewa pembiayaan memberikan simpanan jaminan. Simpanan jaminan ini akan digunakan sebagai pembayaran pada akhir masa sewa pembiayaan sebagai hak opsi. At the time of execution of the financing assets contracts, the lessee pays a security deposits. The security deposits will be used as the final installment at the end of the financing lease period as a purchase option. Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income. ii) Dalam sewa menyewa biasa, Perusahaan mengakui aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas metode garis lurus selama masa sewa. 26 Under an operating lease, the Company presents assets subject to operating leases in its statement of financial position according to the nature of the asset. Initial direct costs incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term on the same basis as rental income. Contingent rents, if any, are recognized as revenue in the periods in which they are earned. Lease income from operating leases are recognized as income on a straight-line method over the lease term. The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) i. j. 2. Akuntansi pembiayaan konsumen SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i. ACCOUNTING Accounting for consumer financing Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai. Consumer financing receivables are presented net of amounts of receivables after deducting unearned consumer financing income and allowance for impairment losses. Pendapatan pembiayaan konsumen yang ditangguhkan merupakan selisih jumlah angsuran yang akan diterima dan pokok pembiayaan. Pendapatan yang ditangguhkan diakui dan dicatat sebagai pendapatan berdasarkan proporsi waktu menggunakan tingkat bunga efektif selama periode kontrak. Apabila angsuran piutang konsumen telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran. Unearned consumer financing income represents the difference between the total installments to be received and the principal amount financed. Unearned income is amortized and recognized as income over the terms of consumer financing agreements using the effective interest rates of the financing agreements. In the event the installment of consumer receivables are overdue for 90 days, no income is recognized until such payments are received. Selisih neto antara pendapatan yang diperoleh dari konsumen pada saat pertama kali perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani dan beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan kredit pembiayaan konsumen ditangguhkan dan diakui sebagai penyesuaian atas imbal hasil pembiayaan konsumen dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif selama jangka waktu pembiayaan konsumen dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan pembiayaan konsumen” pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. The net difference between income earned from the consumer at the first time the financing agreement is signed and initial direct costs related to consumer financing facility is deferred and recognized as an adjustment to the yield received using effective interest rate throughout the consumer financing period and presented as a part of “Consumer financing income” in the statement of comprehensive income for the current year. Akuntansi tagihan anjak piutang j. Accounting for factoring receivables Anjak piutang with recourse dan without recourse diakui sebagai tagihan anjak piutang sebesar nilai piutang yang diperoleh dan dinyatakan sebesar nilai neto yang dapat direalisasi, setelah dikurangi pendapatan anjak piutang ditangguhkan. Selisih antara tagihan anjak piutang with recourse dengan jumlah pembayaran ke klien diakui sebagai pendapatan anjak piutang ditangguhkan, yang akan diakui sebagai pendapatan anjak piutang berdasarkan proporsi waktu selama periode kontrak menggunakan tingkat suku bunga efektif. Selisih antara tagihan anjak piutang without recouse dengan jumlah pembayaran kepada klien diakui sebagai pendapatan anjak piutang pada saat transaksi anjak piutang. Factoring receivables with recourse and without recourse are recognized as a factoring receivable at the amount of receivables acquired and are presented at the net realizable value, net of deferred income. The difference between the factoring receivables with recourse and the amount of payments made to the client is recognized as deferred factoring income and will be recognized as factoring income over the terms of the respective factoring agreements using the effective interest rate. The difference between the factoring receivables without recourse and the amount of payments made to the client is recognized as factoring income at the time of the factoring transaction. Apabila tagihan anjak piutang with dan without recourse telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran. In the event factoring receivables with and without recourse are overdue by 90 days, no factoring income is recognized until such payments are received. 27 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) k. 2. Cadangan kerugian penurunan nilai SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) k. Allowance for impairment losses The Company assesses whether there is any objective evidence that a financial asset is impaired according to SFAS No. 55 (Revised 2011) as explained in Note 2e, which is assessed individually and collectively. Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011) seperti dijelaskan pada Catatan 2e, yang dilakukan secara individual maupun kolektif. l. ACCOUNTING Instrumen keuangan derivatif l. Derivative financial instrument Instrumen derivatif diakui pertama-tama pada nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif. Derivative instruments are initially recognized at fair value on the date the contracts are entered into and are subsequently remeasured at their fair values. Derivatives are carried as assets when the fair value is positive and as liabilities when the fair value is negative. Metode pengakuan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar tergantung pada apakah derivatif tersebut adalah instrumen lindung nilai, dan sifat dari unsur yang dilindungi nilainya. The method of recognizing the fair value gain or loss depends on whether the derivative is designated as a hedging instrument and, if so, the nature of the item being hedged. Perusahaan menggunakan instrumen keuangan derivatif, cross currency dan interest rate swap, sebagai bagian dari aktivitas manajemen aset dan liabilitas untuk melindungi dampak risiko tingkat suku bunga dan risiko mata uang asing atas pinjaman perusahaan. Perusahaan menerapkan akuntansi lindung nilai arus kas pada saat transaksi tersebut memenuhi kriteria perlakuan akuntansi lindung nilai. The Company uses derivative instruments, cross currency and interest rate swap as part of its asset and liability management activities to manage exposures to interest rate and foreign currency on the Company’s bank loan. The Company applies cash flow hedge accounting when transactions meet the specified criteria for hedge accounting treatment. Pada saat terjadinya transaksi, Perusahaan membuat dokumentasi mengenai hubungan antara instrumen lindung nilai dan unsur yang dilindungi nilainya, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Proses dokumentasi ini menghubungkan derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai dengan aset dan liabilitas tertentu atau dengan komitmen penuh tertentu atau transaksi yang diperkirakan. The Company documents, at the inception of the transaction, the relationship between hedging instruments and hedged items, as well as its risk management objective and strategy for undertaking various hedge transactions. This process includes linking all derivatives designated as hedges to specific assets and liabilities or to specific firm commitments or forecast transactions. Pada saat terjadinya transaksi lindung nilai dan pada periode berikutnya, Perusahaan juga membuat dokumentasi atas penilaian apakah derivatif yang digunakan sebagai transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas dari unsur yang dilindungi nilainya. The Company also documents its assessment, both at the hedge inception and on an ongoing basis, as to whether the derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in fair values or cash flows of hedged items. 28 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) l. 2. Instrumen keuangan derivatif (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) l. Derivative financial instrument (continued) Lindung nilai dinyatakan efektif oleh Perusahaan hanya jika memenuhi kriteria sebagai berikut: The Company assesses a hedge as highly effective only if the following criteria are met: i) pada saat terjadinya dan sepanjang umur transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas yang melekat pada risiko-risiko yang dilindungi nilainya dan i) ii) tingkat efektivitas lindung nilai berkisar antara 80% sampai dengan 125%. Perusahaan akan menghentikan penerapan akuntansi lindung nilai ketika derivatif tersebut tidak atau tidak lagi efektif; ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dibayar; pada saat unsur yang dilindungi tersebut jatuh tempo, dijual atau dibayar kembali; atau ketika transaksi yang diperkirakan akan terjadi tidak lagi diperkirakan akan terjadi. ii) actual results of the hedge are within a range of 80% to 125%. The Company discontinues hedge accounting when it determines that a derivative is not, or has ceased to be, highly effective as a hedge; when the derivative expires or is sold, terminated or exercised; when the hedged item matures, is sold or repaid; or when a forecast transactions is no longer deemed highly probable. Bagian yang efektif atas perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan memenuhi kualifikasi sebagai lindung nilai arus kas, diakui sebagai “Pendapatan komprehensif lain” pada bagian ekuitas. Keuntungan atau kerugian atas bagian yang tidak efektif diakui langsung sebagai laba atau rugi. Jumlah akumulasi keuntungan atau kerugian dalam ekuitas dibebankan sebagai laba atau rugi komprehensif ketika unsur yang dilindungi nilainya mempengaruhi laba neto. Ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual atau ketika suatu lindung nilai tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai, akumulasi keuntungan maupun kerugian yang ada pada ekuitas saat itu dibebankan sebagai laba atau rugi. The effective portion of changes in the fair value of derivatives that are designated and qualify as cash flow hedges are recognized in “Other comprehensive income” and reported to equity. The gain or loss relating to the ineffective portion is recognized immediately in profit or loss. Amounts accumulated in equity are recycled to profit or loss in the periods in which the hedged item will affect net profit. When a hedging instrument expires or is sold, or when a hedge no longer meets the criteria for hedge accounting, any cumulative gain or loss existing in equity at that time is charged in profit or loss. m. Biaya dibayar di muka at inception of the hedge and throughout its life, the hedge is expected to be highly effective in achieving offsetting changes in fair value or cash flows attributable to the hedged risks, and m. Prepaid expenses Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using straight-line method. Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. n. ACCOUNTING Aset tetap dan aset tidak berwujud n. Fixed assets and intangible assets Aset tetap Fixed assets Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. Such cost includes the cost of replacing part of the fixed asets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met. 29 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) n. Aset tetap (lanjutan) dan aset tidak 2. berwujud SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) n. Fixed assets (continued) and ACCOUNTING intangible assets Aset tetap Fixed assets Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Likewise, when a major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in statement of comprehensive income as incurred. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut: Depreciation is calculated using a straight-line method over the estimated useful lives of the assets as follows: Tahun/Years Bangunan 20 Buildings Kendaraan 5 Vehicles Peralatan dan perlengkapan kantor 5 Furniture, fixtures and office equipment Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Land is stated at cost and are not depreciated. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara total neto hasil pelepasan dan total tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognizing of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in the statement of comprehensive income in the year the asset is derecognized. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. The asset’s residual values, useful lives and methods of depreciation are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at each financial year end. Aset tidak berwujud Intangible assets Aset tidak berwujud berupa perangkat lunak yang dibeli oleh Perusahaan, sesuai dengan PSAK No. 19 (Revisi 2010): “Aset Tak Berwujud”, dicatat sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Intangible assets which consists of software acquired by the Company, according to SFAS No. 19 (Revised 2010), “Intangible Assets”, are stated at cost less accumulated amortization and allowance for impairment losses. Pengeluaran selanjutnya untuk perangkat lunak akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomi di masa mendatang untuk aset yang bersangkutan. Semua pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya. Subsequent expenditure on software assets is capitalized only when it increases the future economic benefits embodied in the specific asset to which it relates. All other expenditures are expensed as incurred. 30 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) n. o. Aset tetap (lanjutan) dan aset tidak 2. berwujud SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) n. Fixed assets (continued) and ACCOUNTING intangible assets Aset tidak berwujud (lanjutan) Intangible assets (continued) Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya, dimulai dari tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai. Estimasi masa manfaat perangkat lunak adalah 5 (lima) tahun. Amortization is recognized in the statement of comprehensive income on a straight-line method over the estimated useful life of software, from the date that it is available for use. The estimated useful life of software is 5 (five) years. Metode amortisasi, estimasi masa manfaat dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan jika dianggap tepat. Amortization methods, useful lives and residual values are reviewed at each financial year-end and adjusted if appropriate. Liabilitas imbalan kerja o. Employee benefits liabilities Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees. Imbalan pasca-kerja Post-employment benefits Perusahaan menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji pokok karyawan, sebesar 3% yang ditanggung oleh karyawan dan 5% ditanggung oleh Perusahaan. Bagian iuran yang ditanggung oleh Perusahaan dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya. The Company has a defined contribution plan covering all of its qualified permanent employees. Contributions are computed based on employees’ basic salaries at the rate of 3% by the employees and at rates 5% by the Company. The Company’s share to such plan is charged directly to operations when incurred. Program dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (DPLK BNI) dan PT Manulife yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-1100/KM.17/1998 tanggal 23 November 1998. Imbalan pensiun akan diberikan apabila karyawan tersebut pensiun, cacat atau meninggal dunia. The defined contribution plan is managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (DPLK BNI), for which the deed of establishment was approved by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. KEP-1100/KM.17/1998 dated November 23, 1998. Employees, after serving a qualifying period, are entitled to benefits on retirement, disability or death. Perusahaan memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti di atas. The Company’s policy is to calculate and recognize the higher of the benefits under the Labor Law and those under such defined contribution plan. 31 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) o. p. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Liabilitas imbalan kerja (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) o. ACCOUNTING Employee benefits liabilities (continued) Imbalan pasca-kerja (lanjutan) Post-employment benefits (continued) Sehubungan dengan kebijakan Perusahaan dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revised 2010), “Imbalan Kerja”, Perusahaan melakukan cadangan untuk taksiran liabilitas manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja tersebut. In relation with the Company’s policy and in line with Labor Law No. 13/2003 (the Labor Law) dated March 25, 2003 and SFAS No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, the Company recognizes provisions for estimated liabilities for employee benefits in addition to the benefits provided under the Company’s defined contribution retirement plan, as discussed in the previous paragraph, in order to meet and cover the minimum benefits required to be paid to employees in accordance with the aforesaid Labor Law. Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan dengan Metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja partisipan program tersebut. Beban jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the Company’s defined benefit obligations are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lifes of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. Pesangon pemutusan hubungan kerja Termination benefits Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon dibayarkan sekaligus. Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognizes termination benefits when it has demonstrably committed to terminate the employment of once terminated current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Termination benefits paid in lump sum. Pengakuan pendapatan dan biaya p. Revenue and expense recognition Pengakuan pendapatan yang berasal dari kegiatan utama Perusahaan telah dijelaskan dalam Catatan 2h, 2i dan 2j. Beban diakui pada saat terjadinya, kecuali beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan aset dan liabilitas keuangan seperti dijelaskan pada Catatan 2e. Revenue recognition from the Company’s main operations is explained in Notes 2h, 2i and 2j. Expenses are recognized when these are incurred, except for initial direct cost relating to the financial assets and liabilities as explained in Note 2e. Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya, menggunakan dasar akrual. Income and expense are recognized as incurred on an accrual basis. 32 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) p. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Pengakuan pendapatan dan biaya (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) p. Efek utang yang diterbitkan recognition q. Debt securities issued meliputi Debt securities issued consist of medium-term notes. Efek utang yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal. Biaya emisi sehubungan dengan penerbitan efek utang diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi untuk menentukan hasil emisi neto efek utang yang diterbitkan tersebut. Debt securities issued are presented at nominal value. Issuance costs in connection with the debt securities issuance are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of debt securities issuance to determine the net proceeds of the debt securities issued. Efek utang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu efek utang yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Debt securities issued are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the debt securities issued using the effective interest method. Efek utang yang medium-term notes. r. expense For all financial instruments measured at amortized cost, interest income or expense is recorded using the effective interest rate, which is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments or receipts over the expected life of the financial instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or liability. Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, selama periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. q. Revenue and (continued) ACCOUNTING diterbitkan Pajak penghasilan r. Income tax Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognized in the statement of comprehensive income. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable. Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perusahaan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak. The management periodically evaluates the positions taken in tax returns with respect to situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities. 33 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) r. s. AKUNTANSI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) YANG 2. Pajak penghasilan (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) r. Income tax (continued) Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode laporan perubahan posisi keuangan untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Deferred income tax is determined using the statement of financial position method, for all temporary differences arises between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at statement of financial position date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity. Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut. Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilized. Aset pajak tangguhan di laporan posisi keuangan disajikan sebesar nilai neto setelah dikurangi dengan liabilitas pajak tangguhan. Deferred tax assets are presented net of deferred tax liabilities in the statement of financial position. Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. Amendments to tax obligations are recorded when an assessment (“SKP”) is received or, if appealed by the Company, when the result of appeal is determined. Penurunan nilai aset non-keuangan s. Segmen usaha Sebuah segmen operasi komponen dari perusahaan: i. t. adalah Impairment of non-financial assets The Company assesses at each reporting date whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimate of the asset’s recoverable amount. Pada setiap akhir tahun pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut. t. ACCOUNTING Business segments An operating segment is a component of company which: suatu i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); 34 involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity); The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) t. AKUNTANSI YANG 2. Segmen usaha (lanjutan) Sebuah segmen operasi adalah komponen dari perusahaan: (lanjutan) u. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) t. ACCOUNTING Business segments (continued) An operating segment is a component of company which: (continued) suatu ii. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); ii. involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity); iii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan penilaian kinerjanya; dan, iii. operation result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and assessment of its performance; and, iv. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. iv. separate financial information is available. Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi. The Company presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decisionmaker is the Directors. Segmen operasi Perusahaan disajikan berdasarkan segmen usaha dan wilayah geografis (Catatan 37). The Company discloses the operating segment based on business segments and geographical area (Note 37). Laba per saham dasar u. Basic earnings per share Basic earnings per share is computed by dividing the profit for the year by the daily weighted average number of shares issued and fully paid. Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba tahun berjalan dibagi dengan jumlah ratarata tertimbang harian dari modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING 3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS Pertimbangan Judgments Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods. 35 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 3. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan) 3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued) Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements: Usaha yang berkelanjutan Going concern Manajemen telah melakukan penilaian atas kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. The management has assessed the Company’s ability to continue as a going concern and believes that the Company has the resources to continue its business in the future. In addition, management was not aware of any material uncertainty which may cast significant doubt to the Company’s ability to continue as going concern. Therefore, the financial statements have been prepared on going concern basis. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Classification of financial assets and financial liabilities Perusahaan menetapkan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e. The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2e. Sewa Leases Perusahaan mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana Perusahaan bertindak sebagai lessee untuk sewa tempat. Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), yang mensyaratkan Perusahaan untuk membuat pertimbangan dengan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset. The Company has several leases whereas the Company act as lessee in respect of rental location. The Company evaluates whether significant risks and rewards of ownership of the leased assets are transferred based on SFAS No. 30 (Revised 2011) which requires the Company to make judgment and estimates of the transfer of risks and rewards related to the ownership of assets. Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan Perusahaan atas perjanjian sewa tempat yang ada saat ini, maka transaksi sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Based on the review performed by the Company for the current rental agreement of rental location accordingly, the rent transactions were classified as operating lease. 36 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 3. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan) 3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued) Nilai wajar instrumen keuangan Fair value of financial instruments Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Perusahaan harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 2e.iv. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan (judgment) yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu. In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Company must use the valuation techniques as described in Note 2e.iv. For financial instruments that are traded infrequently and have little price transparency, fair value is less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument. Estimasi dan asumsi Estimates and assumptions Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir tahun pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the interim financial statements were prepared. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Existing circumstances and assumptions about future developments, may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions as they occur. Sumber utama ketidakpastian estimasi Source of uncertainty in estimates aset a. Allowance for impairment losses of financial assets Evaluasi atas cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan pada Catatan 2e.vi dan 2k. Allowance for impairment losses of financial assets carried at amortized cost are evaluated as explained on Notes 2e.vi and 2k. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual For financial assets carried at amortized cost, the Company first assess whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. a. Cadangan keuangan kerugian penurunan nilai 37 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 3. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan) 3. Estimasi dan asumsi (lanjutan) Sumber utama (lanjutan) ketidakpastian Estimates and assumptions (continued) estimasi Source of uncertainty in estimates (continued) nilai aset a. Allowance for impairment losses of financial assets (continued) Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment. Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, jika telah menunggak lebih dari 90 hari termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5, 6 dan 7. The Company evaluates specific accounts when information about related customers who are unable to meet their financial obligations surfaces. In these cases, the Company uses judgment, based on the best available facts and circumstances, that if it has been overdue for more than 90 days, including but not limited to, the length of its relationship with the customers, and the their current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions on customers’ outstanding amounts to reduce receivable amounts that the Company expects to collect. These specific provisions are reevaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables. Further details are disclosed in Notes 5, 6 and 7. a. Cadangan kerugian keuangan (lanjutan) b. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) penurunan b. Post-employment benefits Imbalan pasca-kerja The determination of the Company’s liability for employment benefits is dependent on its selection of certain estimates and assumptions used by the independent actuaries in calculating such accounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turnover rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. 38 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 3. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan) Sumber utama (lanjutan) ketidakpastian 3. estimasi SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Source of uncertainty in estimates (continued) b. Post-employment benefits (continued) b. Imbalan pasca-kerja (lanjutan) Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 18. Actual results that differ from the Company’s assumptions which affects are more than 10% of the defined benefit obligations are deferred and being amortized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual results or significant changes in the Company’s assumptions may materially affect its estimated employee benefits liability and net employees’ benefits expense. Further details are disclosed in Note 18. c. Penyusutan dan estimasi sisa umur manfaat aset tetap c. Depreciation and estimated useful lives of fixed assets Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 (lima) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10. The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line method over its estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these fixed assets ranging from 5 (five) to 20 (twenty) years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. Further details are disclosed in Note 10. d. Amortisasi dan estimasi sisa umur manfaat aset tidak berwujud d. Amortization and estimated useful lives of intangible assets Biaya perolehan aset tidak berwujud diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tidak berwujud sampai dengan 5 (lima) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11. The costs of intangible assets are amortized on a straight-line method over its estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these intangible assets to 5 (five) years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. Further details are disclosed in Note 11. 39 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 3. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan) Sumber utama (lanjutan) ketidakpastian 3. estimasi SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Source of uncertainty in estimates (continued) e. Fair value of financial instruments e. Nilai wajar instrumen keuangan Where the fair values of financial assets and financial liabilities recorded in the statement of financial position cannot be derived from active markets, they will be determined using internal valuation techniques which are generally accepted market valuation models. The inputs to these models are taken from observable markets where possible, but where this is not feasible, a degree of judgment is required in establishing fair value. Saat nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan tidak dapat diperoleh dari pasar aktif, maka akan ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian intern dengan menggunakan model penilaian pasar yang berlaku umum. Input untuk model ini, jika memungkinkan, diambil dari pasar yang dapat diobservasi, namun jika tidak dapat dilakukan, judgment dibutuhkan dalam menentukan nilai wajar. f. f. Pajak penghasilan Income tax Significant judgment is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transaction and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Further details are shown in Note 14c. Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14c. g. Allowances for impairment nonfinancial assets g. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset yang bukan aset keuangan losses of Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset yang bukan aset keuangan dijelaskan di Catatan 2s. Non-financial assets are evaluated for impairment on a basis described in Note 2s. Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau Unit Penghasil Kas ("UPK") melebihi nilai terpulihnya, yaitu yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. An impairment exists when the carrying value of an asset or Cash Generating Unit ("CGU") exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm's length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing the asset. h. Deferred tax assets h. Aset pajak tangguhan Deferred tax assets are recognized for the future recoverable taxable income arising from temporary difference. Management judgment is required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing on level of future taxable profits, together with future tax planning strategies. Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan. 40 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 4. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS 31 Desember/December 31 2014 Kas Bank - pihak ketiga Deposito berjangka - pihak ketiga Total kas dan setara kas 2013 141.000.000 56.805.677.696 65.025.000.000 129.020.000 55.352.691.167 31.094.500.000 Cash on hand Cash in banks - third parties Time deposits - third parties 121.971.677.696 86.576.211.167 Total cash and cash equivalents Berikut ini adalah perincian kas di berdasarkan mata uang dan nama bank: A detailed analysis of cash in banks based on the currencies and banks are as follows: bank 31 Desember/December 31 2014 Bank terdiri dari: Pihak ketiga: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pan Indonesia Tbk. PT Bank Commonwealth PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank DKI PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Ganesha PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk. PT Bank MNC International Tbk. Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta PT Bank SBI Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. PT Bank Agris PT Bank Victoria International Tbk. Lainnya (masing-masing di bawah Rp50.000.000) Total Rupiah Dolar Amerika Serikat: PT Bank Pan Indonesia Tbk. (US$464.243 pada tahun 2014 dan US$406.262 pada tahun 2013) PT Bank OCBC NISP Tbk. (US$150.507 pada tahun 2014) PT Bank Commonwealth (US$69.884 pada tahun 2014 dan US$65.819 pada tahun 2013) PT Bank QNB Indonesia Tbk. (US$25.124 pada tahun 2014 dan US$82.870 pada tahun 2013) PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. (US$10.751 pada tahun 2014 dan US$15.275 pada tahun 2013) PT Bank Chinatrust Indonesia (US$10.510 pada tahun 2014 dan US$2.336 pada tahun 2013) Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta (US$9.085 pada tahun 2014 dan US$9.564 pada tahun 2013) Total Dolar Amerika Serikat Total saldo bank 2013 18.714.659.203 6.790.363.780 6.505.206.872 6.127.192.669 10.227.142.132 7.649.629.695 5.771.038.484 2.864.461.679 2.271.749.383 693.295.041 642.896.871 418.232.988 376.136.412 356.938.997 315.749.169 284.393.107 267.152.109 3.162.715.163 509.904.611 2.243.255.902 5.384.258.500 63.944.866 98.608.051 434.461.974 323.460.461 179.170.206 159.429.472 163.577.575 221.485.141 182.153.561 66.373.929 57.355.534 57.171.643 194.859.455 388.448.312 77.710.685 56.267.368 10.042.302.251 782.672.534 770.808.242 47.639.486.437 48.257.147.590 5.749.650.800 4.951.937.400 1.864.024.979 - 865.513.464 802.272.304 311.166.684 1.010.100.845 133.157.079 186.184.903 130.165.854 28.472.041 112.512.399 116.576.084 9.166.191.259 7.095.543.577 56.805.677.696 55.352.691.167 41 Cash in banks consists of: Third Parties: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pan Indonesia Tbk. PT Bank Commonwealth PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank DKI PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Ganesha PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Permata Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk. PT Bank MNC International Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank SBI Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. PT Bank Agris PT Bank Victoria International Tbk. Others (each below Rp50,000,000) Total Rupiah US Dollar: PT Bank Pan Indonesia Tbk. (US$464,243 in 2014 and US$406,262 in 2013) PT Bank OCBC NISP Tbk. (US$150,507 in 2014) PT Bank Commonwealth (US$69,884 in 2014 and US$65,819 in 2013) PT Bank QNB Indonesia Tbk. ($25,124 in 2014 and US$82,870 in 2013) PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. (US$10,751 in 2014 and US$15,275 in 2013) PT Bank Chinatrust Indonesia (US$10,510 in 2014 and US$2,336 in 2013) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (US$9,085 in 2014 and US$9,564 in 2013) Total US Dollar Total cash in banks The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 4. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) A detailed analysis of time deposits based on the currency and banks is as follows: Berikut ini adalah perincian deposito berjangka berdasarkan mata uang dan nama bank: 31 Desember/December 31 2014 Deposito berjangka Pihak ketiga: Rupiah: PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk . PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank SBI Indonesia PT Bank KEB Hana Indonesia PT Bank Bukopin Tbk. 10.000.000.000 15.000.000.000 - Time deposits Third parties: Rupiah: PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk. PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank SBI Indonesia PT Bank KEB Hana Indonesia PT Bank Bukopin Tbk. - 6.094.500.000 US Dollar: PT Bank QNB Indonesia Tbk. (2013: US$500,000) 65.025.000.000 31.094.500.000 Total time deposits 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 25.000.000 Dolar Amerika Serikat: PT Bank QNB Indonesia Tbk. (2013: US$500.000) Total deposito berjangka 2013 Time deposits were placed on weekly and monthly maturities. Interest rates are as follows: Deposito berjangka merupakan deposito berjangka mingguan dan bulanan. Suku bunga deposito adalah sebagai berikut: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31 2014 2013 ___________________________________________________________________ Rupiah Dolar Amerika Serikat ___________________________________________________________________ 7,00% - 11,50% 1,50% - 3,25% 6,00% - 11,50% 1,50% Rupiah United States Dollar Applied interest rates for current accounts are as follows: Suku bunga rekening giro yang berlaku adalah sebagai berikut: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31 2014 2013 ___________________________________________________________________ Rupiah Dolar Amerika Serikat 5. INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO a. ___________________________________________________________________ 0,00% - 11,00% 0,00% - 0,15% 0,00% - 11,00% 0,00% - 0,75% 5. NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES a. Berikut ini adalah saldo piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan: Rupiah United States Dollar Set out below are the balances of the lease receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due: 31 Desember/December 31 2014 Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 90 hari 2013 49.933.729.023 28.138.293.440 19.155.436.359 91.305.439.667 42 44.538.935.518 22.886.564.926 14.188.464.410 39.864.350.525 Overdue 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 90 days The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 5. INVESTASI (lanjutan) a. SEWA PEMBIAYAAN PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) NETO 5. NET INVESTMENT (continued) a. Berikut ini adalah saldo piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan: (lanjutan) IN FINANCE LEASES Set out below are the balances of the lease receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due: (continued) 31 Desember/December 31 2014 2013 Belum jatuh tempo Satu tahun Dua tahun Tiga tahun Lebih dari tiga tahun 1.765.806.536.893 937.464.886.508 307.480.002.516 83.916.413.347 1.944.251.706.416 1.063.648.693.106 362.973.645.795 60.014.538.110 Total 3.283.200.737.753 3.552.366.898.806 Current One year Two years Three years More than three years Total Set out below are the balances of lease receivables by currencies: Berikut ini adalah saldo piutang sewa pembiayaan yang disajikan berdasarkan mata uang yang digunakan: 31 Desember/December 31 2014 2013 Rupiah Dolar Amerika Serikat 3.117.048.423.450 166.152.314.303 3.397.452.155.021 154.914.743.785 Rupiah United States Dollar Total 3.283.200.737.753 3.552.366.898.806 Total Effective interest rates are as follows: Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31 2014 Rupiah Dolar Amerika Serikat 2013 _________________________________ _________________________________ 11,00% - 26,03% 8,50% - 9,50% 13,62% - 26,41% 7,50% - 9,50% Rupiah United States Dollar Pada saat perjanjian sewa pembiayaan dimulai, lessee memberikan simpanan jaminan. Simpanan jaminan ini akan digunakan sebagai pembayaran pada akhir masa sewa pembiayaan sebagai hak opsi. At the time of execution of the financing asset contracts, the lessee pays a security deposits. The security deposits will be used as the final installment at the end of the financing lease period as a purchase option. Sehubungan dengan utang bank, piutang sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan atas utang kepada lembaga keuangan, bank, dan MTN. Jumlah piutang sewa pembiayaan yang dijaminkan adalah setara dengan 80% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 12 dan 13). In connection with the Company’s bank loans, the finance lease receivables is pledged as collateral for loans from financial institutions, banks and MTN. Total pledged financial lease receivables is required to be equivalent to 80% - 120% of the outstanding loan balances (Notes 12 and 13). Perusahaan tidak memiliki investasi sewa pembiayaan neto dengan pihak berelasi. The Company does not have net investment in finance leases with related party. 43 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 5. INVESTASI (lanjutan) b. SEWA PEMBIAYAAN PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) NETO 5. NET INVESTMENT (continued) b. Cadangan kerugian penurunan nilai IN FINANCE LEASES Allowance for impairment losses 31 Desember/December 31 2014 76.393.322.416 51.157.714.311 54.019.424.751 48.297.569.410 Pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai Penghapusan piutang (24.343.905.189) (31.456.146.302) (15.394.794.205) (10.528.877.540) 71.750.985.236 76.393.322.416 Saldo akhir tahun 6. 2013 Saldo awal tahun Penambahan cadangan (Catatan 29) Balance at end of year Piutang sewa pembiayaan, pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dievaluasi secara individual dan kolektif terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah menyisihkan cadangan kerugian penurunan nilai. Financing lease receivables as of December 31, 2014 and 2013, are individually and collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses. Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan. Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible finance lease receivables. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN a. Balance at beginning of year Additional provision (Note 29) Interest income recognized on the unimpaired portion of the impaired receivables Accounts written-off 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES a. Analisis rincian piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan adalah sebagai berikut: A detailed analysis of consumer financing receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due is as follows: 31 Desember/December 31 2014 Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 90 hari Pendapatan bunga yang ditangguhkan Neto Belum jatuh tempo Dalam satu tahun Satu hingga dua tahun Dua hingga tiga tahun Tiga hingga empat tahun Pendapatan bunga yang ditangguhkan Neto Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen - neto 2013 8.714.275.215 1.975.290.843 1.108.616.941 3.932.021.367 10.541.943.358 2.670.892.551 1.348.292.858 4.142.631.154 (1.819.787.572) 13.910.416.794 (2.296.385.681) 16.407.374.240 399.451.296.111 190.524.945.929 79.555.250.665 17.125.936.149 397.830.824.186 202.706.723.098 70.138.531.578 17.175.421.292 (129.447.032.014) 557.210.396.840 (99.398.424.388) 588.453.075.766 571.120.813.634 604.860.450.006 (8.924.290.255) 562.196.523.379 44 (15.495.200.812) 589.365.249.194 Overdue 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 90 days Unearned interest income Net Current Within one year Between one year and two years Between two years and three years Between three years and four years Unearned interest income Net Consumer financing receivables Less: allowance for impairment losses Consumer financing receivables - net The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 6. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) 6. CONSUMER (continued) FINANCING RECEIVABLES konsumen All consumer financing transactions are in Rupiah. Perusahaan tidak memiliki piutang pembiayaan konsumen dengan pihak berelasi. The Company does not have consumer financing receivables from related party. Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: Effective interest rates are as follows: Seluruh transaksi pembiayaan menggunakan mata uang Rupiah. Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31 2014 Rupiah b. 2013 11,00% - 26,22% 13,46% - 31,06% Rupiah Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan bermotor dan/atau sertifikat tanah. As collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificates of Ownership (“BPKB”) of the motor vehicles and/or land title deeds. Sehubungan dengan utang bank, piutang pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan atas utang kepada lembaga keuangan, bank dan MTN. Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah setara dengan 80% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 12 dan 13). In connection with the Company’s bank loans, the consumer financing receivables is pledged as collateral for loans from financial institutions, banks and MTN. Total pledged consumer financing receivables is required to be equivalent to 80% - 120% of the outstanding loan balances (Notes 12 and 13). b. Cadangan kerugian penurunan nilai Allowance for impairment losses 31 Desember/December 31 2014 2013 Saldo awal tahun Penambahan cadangan (Catatan 29) 15.495.200.812 7.600.979.662 16.310.691.539 16.364.519.264 Pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai Penghapusan piutang (769.342.404) (13.402.547.815) (1.729.059.760) (15.450.950.231) 8.924.290.255 15.495.200.812 Saldo akhir tahun Balance at beginning of year Additional provision (Note 29) Interest income recognized on the unimpaired portion of the impaired receivables Accounts written-off Balance at end of year Piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dievaluasi secara individual dan kolektif terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah mencadangkan cadangan kerugian penurunan nilai. Consumer financing receivables as of December 31, 2014 and 2013 are individually and collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses. Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen. Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible consumer financing receivables. 45 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 7. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) TAGIHAN ANJAK PIUTANG a. 7. FACTORING RECEIVABLES a. Berikut ini adalah analisis rincian tagihan anjak piutang kepada pihak ketiga: A detailed analysis of factoring receivables from third parties is as follows: 31 Desember 2013/ December 31, 2013 Jatuh tempo dalam satu tahun Pendapatan anjak piutang yang ditangguhkan 1.721.970.771 - Due within one year Deferred factoring income Neto Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai 1.721.970.771 - Net Less: allowance for impairment losses Tagihan anjak piutang - neto 1.721.970.771 Factoring receivables - net Seluruh transaksi anjak piutang menggunakan mata uang Rupiah. All factoring transactions are in Rupiah. Perusahaan tidak memiliki tagihan piutang dengan pihak berelasi. The Company does not have receivable from related party. anjak factoring Effective interest rates are as follows: Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013/ December 31, 2013 Rupiah b. 15,00% - 16,00% b. Cadangan kerugian penurunan nilai Rupiah Allowance for impairment losses 31 Desember 2013/ December 31, 2013 Saldo awal tahun Pemulihan cadangan (Catatan 29) 8.478.766 (8.478.766) Saldo akhir tahun - Balance at beginning of year Reversal of provision (Note 29) Balance at end of year Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat tagihan anjak piutang yang digunakan sebagai jaminan. As of December 31, 2014 and 2013, there is no factoring receivable used as collateral. Piutang anjak piutang pada tanggal 31 Desember 2013 dievaluasi secara individual terhadap penurunan nilai dan Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan anjak piutang. Factoring receivables as of December 31, 2013, is individually evaluated for impairment and Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible factoring receivables. 46 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 8. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF 8. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS Untuk mengendalikan risiko fluktuasi tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Catatan 12), Perusahaan melakukan 4 (empat) kontrak pertukaran tingkat suku bunga pada tanggal 29 April 2010, 4 Agustus 2010, 18 Juni 2010 dan 23 Juni 2010 dengan nilai nosional awal masingmasing sebesar Rp20.000.000.000, Rp40.000.000.000, Rp25.000.000.000 dan Rp15.000.000.000. Untuk transaksi-transaksi tersebut, Perusahaan membayar tingkat suku bunga tetap dan menerima tingkat suku bunga mengambang yang jatuh tempo pada tanggaltanggal 29 April 2013, 6 Agustus 2013, 21 Juni 2013 dan 24 Juni 2013. To manage its exposure on fluctuation of the floating interest rate on bilateral loan from PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Note 12), the Company entered 4 (four) interest rate swap contracts on April 29, 2010, August 4, 2010, June 18, 2010 and June 23, 2010 with notional amounts of Rp20,000,000,000, Rp40,000,000,000, Rp25,000,000,000 and Rp15,000,000,000, respectively. For those transactions, the Company agreed to pay fixed interest rate and receive floating interest rate which matured on April 29, 2013, August 6, 2013, June 21, 2013 and June 24, 2013. Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari OCBC (Catatan 12), Perusahaan melakukan 3 (tiga) kontrak pertukaran nilai mata uang dan tingkat suku bunga pada tanggal 25 Maret 2011, 6 April 2011 dan 1 Juni 2011 dengan nilai nosional awal masingmasing sebesar US$3.000.000 untuk kontrak tanggal 25 Maret 2011 dan 6 April 2011, serta US$5.050.000 untuk kontrak tanggal 1 Juni 2011. To manage its exposure on fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from OCBC (Note 12), the Company entered 3 (three) cross currency and interest rate swap contracts on March 25, 2011, April 6, 2011 and June 1, 2011 with notional amount US$3,000,000 each for contracts dated March 25, 2011 and April 6, 2011, and $5,050,000 for contract dated June 1, 2011. Untuk transaksi pertukaran nilai mata uang tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp95.207.000.000 dan menerima sebesar US$11.050.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo. For cross currency swap contracts, Company should pay Rp95,207,000,000 and received US$11,050,000 at maturity date. Nilai nosional kontrak swap dengan OCBC akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, sebesar US$1.425.000 pada tanggal 31 Desember 2013 dan telah berakhir pada tanggal 18 April 2014. The swap contracts notional amount with OCBC would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of the relevant loans, amounting to amounted US$1,425,000 as of December 31, 2013, and expired on April 18, 2014. Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta (SCB) (Catatan 12), Perusahaan melakukan 2 (dua) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB pada 31 Mei 2011 dan 16 Juni 2011 atas pinjaman bilateral dari SCB (Catatan 12) dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$25.000.000 dan US$5.000.000. Untuk transaksi pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp260.225.000.000 dan menerima sebesar US$30.000.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo pada 15 April 2014. To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) (Note 12), the Company entered into 2 (two) cross currency swap contracts and interest rate swap contracts with SCB on May 31, 2011 and June 16, 2011 for the bilateral loan from SCB (Note 12) with notional amounts of US$25,000,000 and US$5,000,000, respectively. For cross currency swap and interest swap contracts, Company should pay Rp260,225,000,000 and receive US$30,000,000 at maturity date on April 15, 2014. Nilai nosional kontrak swap dengan SCB akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal 31 Desember 2013 tercatat sebesar US$4.444.444 untuk pinjaman bilateral dari SCB. The swap contracts notional amount with SCB would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of pertaining loans, which as of December 31, 2013 amounted to US$4,444,444 for bilateral loan from SCB. 47 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 8. 9. PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF (lanjutan) 8. DERIVATIVE (continued) FINANCIAL INSTRUMENTS Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari Standard Chartered Bank (SCB) (Catatan 12), Perusahaan melakukan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB pada 7 Mei 2014 atas pinjaman bilateral dari SCB (Catatan 12) dengan nilai nosional awal sebesar US$35.000.000. Untuk transaksi pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp404.250.000.000 dan menerima sebesar US$35.000.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo pada 28 April 2017. To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from Standard Chartered Bank (SCB) (Note 12), the Company entered into cross currency swap contracts and interest rate swap contracts with SCB on May 7, 2014 for the bilateral loan from SCB (Note 12) with notional amounts of US$35,000,000. For cross currency swap and interest swap contracts, the Company should pay Rp404,250,000,000 and receive US$35,000,000 at maturity date on April 28, 2017. Nilai nosional kontrak swap dengan SCB akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal 31 Desember 2014 tercatat sebesar US$35.000.000 untuk pinjaman bilateral dari SCB. The swap contracts notional amount with SCB would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of pertaining loans, which as of December 31, 2014 amounted to US$35,000,000 for bilateral loan from SCB. Nilai wajar kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB dan OCBC diestimasi sebesar Rp21.124.558.101 (piutang) dan Rp9.095.624.999 (utang) pada 31 Desember 2014 dan Rp20.837.668.203 (piutang) dan Rp246.330.410 (utang) pada 31 Desember 2013 dan disajikan masing-masing dalam akun kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga di aset dan liabilitas di dalam laporan posisi keuangan. The fair value of cross currency and interest rate swap contracts with SCB and OCBC is estimated at Rp21,124,558,101 (receivable) and Rp9,095,624,999 (payable) at December 31, 2014 and Rp20,837,668,203 (receivable) and Rp246,330,410 (payable) at December 31, 2013 and presented under currency and interest rate swap contracts account in assets and liabilities, respectively, in the statement of financial position. Transaksi instrumen keuangan derivatif tersebut di atas memenuhi kriteria dan berlaku efektif sebagai lindung nilai arus kas. Selisih nilai wajar dari transaksi derivatif dan keuntungan/kerugian selisih kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS Dolar pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp10.748.085.245 dan keuntungan/kerugian selisih kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS Dolar pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp2.180.621.577 yang dicatat pada pendapatan komprehensif lainnya di ekuitas setelah memperhitungkan pajak. The above derivative financial transactions qualified as effective cash flow hedge. Therefore, the fair value difference of the hedging instrument and foreign exchange gain/loss of US Dollar loan as of December 31, 2014 amounting to Rp10,748,085,245 and foreign exchange gain/loss of US Dollar loan as of December 31, 2013 amounting to Rp2,180,621,577 is presented in equity under other comprehensive income, net of tax. Untuk seluruh kontrak derivatif yang dimiliki Perusahaan, pembayarannya dilakukan melalui basis bulanan dan tiga bulanan. For all of the Company’s derivatives, the payments are on monthly basis and three months basis . Perusahaan tidak memiliki kontrak derivatif dengan pihak berelasi. The Company does not have derivative agreement with related party. UANG MUKA, BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN LAINNYA 9. ADVANCES, PREPAYMENTS AND OTHERS This account represents costs related to rental prepayments, security deposits for telephone lines, prepaid office rent and others. Akun ini merupakan biaya dibayar di muka sehubungan dengan sewa, simpanan jaminan untuk saluran telepon, sewa kantor dibayar di muka dan lainnya. 48 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 10. ASET TETAP 10. FIXED ASSETS Fixed assets consist of: Aset tetap terdiri dari : Saldo Awal/ Beginning Balance Penambahan/ Additions Saldo Akhir/ Ending Balance Pengurangan/ Deductions 31 Desember 2014 Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Peralatan dan perlengkapan kantor Aset dalam penyelesaian December 31, 2014 At Cost Land Buildings Vehicles Furniture, fixtures and office equipments Construction in progress 2.837.650.000 13.130.600.000 9.889.927.837 42.357.612.305 18.044.652.424 2.027.281.091 8.109.124.364 3.033.529.683 3.047.478.919 - 610.000.000 1.204.600.000 1.400.772.454 - 4.864.931.091 20.629.724.364 11.718.857.520 44.004.318.770 18.044.652.424 Total harga perolehan 86.260.442.566 16.217.414.057 3.215.372.454 99.262.484.169 Total cost Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Peralatan dan perlengkapan kantor 2.219.708.087 4.307.350.254 35.625.561.831 757.804.676 2.063.551.743 2.585.987.087 302.458.373 815.004.976 1.366.455.524 2.675.054.390 5.555.897.021 36.845.093.394 Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture, fixtures and office equipments Total akumulasi penyusutan 42.152.620.172 5.407.343.506 2.483.918.873 45.076.044.805 Total accumulated depreciation Nilai buku 44.107.822.394 54.186.439.364 Net book value Saldo Awal/ Beginning Balance Penambahan/ Additions Saldo Akhir/ Ending Balance Pengurangan/ Deductions 31 Desember 2013 Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Peralatan dan perlengkapan kantor Aset dalam penyelesaian 2.837.650.000 13.130.600.000 9.126.004.979 39.651.221.533 12.186.943.352 2.213.610.000 3.442.269.709 5.857.709.072 1.449.687.142 735.878.937 - 2.837.650.000 13.130.600.000 9.889.927.837 42.357.612.305 18.044.652.424 December 31, 2013 At Cost Land Buildings Vehicles Furniture, fixtures and office equipments Construction in progress Total harga perolehan 76.932.419.864 11.513.588.781 2.185.566.079 86.260.442.566 Total cost Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Peralatan dan perlengkapan kantor 1.574.428.079 3.329.828.174 33.400.996.059 645.280.008 1.840.518.448 2.955.817.671 862.996.368 731.251.899 2.219.708.087 4.307.350.254 35.625.561.831 Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture, fixtures and office equipments Total akumulasi penyusutan 38.305.252.312 5.441.616.127 1.594.248.267 42.152.620.172 Total accumulated depreciation Nilai buku 38.627.167.552 44.107.822.394 Net book value Beban penyusutan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp5.407.343.506 dan Rp5.441.616.127 dibebankan ke beban umum dan administrasi (Catatan 27). Depreciation of fixed assets for the years ended December 31, 2014 and 2013, amounting to Rp5,407,343,506 and Rp5,441,616,127, respectively, were charged to general and administrative expenses (Note 27). Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: Details of construction in progress as of December 31, 2014 and 2013, were as folllows: 31 Desember/December 31, 2014 Jumlah/ Amount Aset dalam penyelesaian untuk kantor pusat dan kantor cabang utama di Ciputra World 2 18.044.652.424 Estimasi tahun penyelesaian/ Estimated year of completion 2016 49 Persentase pembayaran/ Percentage of payment 50% Construction in progress for head office and main branch office at Ciputra World 2 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 10. ASET TETAP (lanjutan) 10. FIXED ASSETS (continued) 31 Desember/December 31, 2013 Estimasi tahun penyelesaian/ Estimated year of completion Jumlah/ Amount Aset dalam penyelesaian untuk kantor pusat dan kantor cabang utama di Ciputra World 2 18.044.652.424 Persentase pembayaran/ Percentage of payment 2016 50% Construction in progress for head office and main branch office at Ciputra World 2 Perusahaan mencatat kepemilikan atas aset dalam penyelesaian yaitu unit 38A-F di Ciputra World 2 Jakarta yang terletak di Jalan Prof. DR. Satrio Kav 11 Jakarta. Nilai kontrak pembelian seluruh unit sebesar Rp36.349.993.260. Persentase jumlah angsuran yang telah dibayarkan terhadap nilai kontrak sebesar 50%. The Company recorded the ownership of asset designated as construction in progress pertaining to units 38A-F in Ciputra World 2 Jakarta, located in Prof. DR. Satrio street Kav 11 Jakarta. The purchase contract amount for all units are Rp36,349,993,260. Percentage of the installment paid to contract value is 50%. Perusahaan melakukan perlindungan asuransi yang sesuai untuk aset tetapnya dan manajemen berkeyakinan bahwa perlindungan asuransi tersebut sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tetap. The Company maintains appropriate insurance coverage for its fixed assets and this management believes that the insurance coverage is adequate to cover any potential loss of its fixed assets. Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan PT Asuransi Buana Independen dan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. dengan jumlah pertanggungan asuransi masing-masing sebesar Rp27.559.135.648 dan Rp1.955.195.000, pada tanggal 31 Desember 2014 dan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp27.366.479.336 dan Rp1.334.785.000, pada tanggal 31 Desember 2013 yang menurut manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran, huru-hara dan gempa bumi. Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with PT Asuransi Buana Independen and PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. for a sum insured of Rp27,559,135,648 and Rp1,955,195,000, respectively as of December 31, 2014 and for a sum insured of Rp27,366,479,336 and Rp1,334,785,000, respectively as of December 31, 2013 which according to the management is sufficient to cover possible losses due to fire, flood, public disorder/riots and earthquake. Rincian keuntungan/kerugian dari aset tetap yang dihentikan pengakuannya adalah sebagai berikut: Details of gain/loss from discontinued recognition of fixed assets were as folllows: 31 Desember/December 31 2014 Hasil penjualan aset tetap Nilai buku aset tetap Laba atas penjualan aset tetap 2013 1.492.037.282 (731.453.581) 1.069.073.636 (591.317.812) 760.583.701 477.755.824 Proceeds from sale of fixed assets Book value Gain on sale of fixed assets Keuntungan atas pelepasan aset tetap diakui sebagai bagian dari “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi komprehensif (Catatan 25). Gain on sale of fixed assets is recognized as part of “other income” in the statement of comprehensive income (Note 25). Berdasarkan penilaian atas total aset tetap yang dapat dipulihkan kembali, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggaltanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Based on the assessment of the recoverability of the fixed assets, management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of these assets are not recoverable as of December 31, 2014 and 2013. 50 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 10. ASET TETAP (lanjutan) 10. FIXED ASSETS (continued) Perusahaan memiliki aset tetap yang telah disusutkan sepenuhnya tetapi masih digunakan dengan jumlah tercatat bruto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp36.167.692.823 dan Rp32.724.604.000 (tidak diaudit). The Company has fully depreciated fixed assets but still being used as of December 31, 2014 and 2013, with gross carrying amount of Rp36,167,692,823 and Rp32,724,604,000, respectively (unaudited). Perusahaan tidak memiliki aset tetap yang tidak digunakan untuk sementara yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. The Company does not have unused fixed assets as of December 31, 2014 and 2013. Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat aset tetap yang digunakan sebagai jaminan. As of December 31, 2014 and 2013, there are no fixed asset used as collateral. Jenis pemilikan hak atas tanah Perusahaan berupa “Hak Guna Bangunan” (HGB). Hak atas tanah tersebut mempunyai sisa jangka waktu penggunaan sampai dengan antara tahun 2024 sampai dengan tahun 2042. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. The titles of ownership on the Company’s landrights are in the form of “Land Building Rights” or “Hak Guna Bangunan”. These landrights will be due ranging from 2024 to 2042. The Company’s management has the opinion that the terms of these landrights can be renewed/extended upon their expiration. 11. ASET TAK BERWUJUD 11. INTANGIBLE ASSETS Akun ini merupakan biaya perolehan perangkat lunak dan lisensi perangkat lunak yang digunakan dalam aktivitas operasional Perusahaan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi. This account represents acquisition costs for softwares and software license which are used in the Company’s operational activities, net of accumulated amortization. Aset tak berwujud terdiri dari : Intangible assets consist of: Saldo Awal/ Beginning Balance 31 Desember 2014 Harga perolehan Akumulasi amortisasi Nilai buku 31 Desember 2013 Harga perolehan Akumulasi amortisasi Nilai buku 5.457.733.115 4.988.652.918 Penambahan/ Additions 520.754.876 408.745.977 Saldo Akhir/ Ending Balance Pengurangan/ Deductions - 469.080.197 5.258.772.020 4.509.893.498 198.961.095 478.759.420 748.878.522 - 5.978.487.991 5.397.398.895 December 31, 2014 At Cost Accumulated amortization 581.089.096 Net book value 5.457.733.115 4.988.652.918 December 31, 2013 At Cost Accumulated amortization 469.080.197 Net book value Beban amortisasi aset tak berwujud dibebankan ke beban umum dan administrasi (Catatan 27). Amortization expense of intangible assets were charged to general and administrative expenses (Note 27). Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tak berwujud mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of intangible assets are not recoverable as of December 31, 2014 and 2013. Berdasarkan penilaian atas total aset tak berwujud yang dapat dipulihkan kembali, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Based on the assessment of the recoverability of the intangible assets, management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of these assets are not recoverable as of December 31, 2014 and 2013. 51 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS The details of this account are as follows: Rincian dari akun ini adalah sebagai berikut: 31 Desember/December 31 2014 2013 Setara Rupiah/ Rupiah equivalent US$ Setara Rupiah Rupiah equivalent US$ Pihak ketiga: Pinjaman Bilateral: Standard Chartered Bank, Cabang Singapura Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank): - Rupiah - Dolar AS PT Bank Pan Indonesia Tbk.: - Rupiah - Dolar AS PT Bank DKI PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank ICBC Indonesia JA Mitsui Leasing Limited Bank of China Limited, Cabang Jakarta PT Bank Commonwealth: - Rupiah - Dolar AS PT Bank KEB Hana Indonesia PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Nationalnobu Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk. - Rupiah - Dolar AS PT Bank Permata Tbk. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.: - Rupiah - Dolar AS PT Bank Ganesha PT Bank SBI Indonesia PT Bank MNC International Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk.: - Dolar AS PT Bank Victoria International Tbk Sub-total pinjaman bilateral Third parties: Bilateral loans: 35.000.000 429.214.584.237 - - - 4.444.444 1.000.000 283.167.564.933 12.385.000.000 1.500.000 - 264.567.857.254 7.500.000 128.225.451.129 103.507.353.246 108.345.449.244 92.493.182.342 800.000 - - 91.239.776.372 - 505.556 - 58.510.986.709 6.256.927.304 50.000.000.000 49.985.000.000 42.840.434.447 38.030.290.621 1.738.889 - 2.492.222 - 28.561.217.786 30.799.915.644 24.978.798.465 4.137.556 - 1.750.000 - 7.480.508.752 21.629.374.412 19.941.089.250 9.989.057.965 7.492.311.748 2.916.667 - - - 1.425.000 - 48.247.778 1.909.642.131.860 16.962.556 Standard Chartered Bank, Singapore Branch Standard Chartered Bank, 54.086.190.234 Jakarta Branch Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank): 326.520.049.974 - Rupiah 18.283.500.000 - US Dollar PT Bank Pan Indonesia Tbk.: 270.988.910.322 - Rupiah 9.737.488.087 - US Dollar 166.142.972.552 PT Bank DKI 83.575.627.911 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 85.714.522.718 PT Bank ICBC Indonesia JA Mitsui Leasing Limited Bank of China Limited, Jakarta Branch PT Bank Commonwealth: 32.421.228.131 - Rupiah 21.154.595.440 - US Dollar PT Bank KEB Hana Indonesia (11.250.000) PT Bank Capital Indonesia Tbk. 30.128.934.350 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Nationalnobu Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk. 68.393.265.148 - Rupiah 50.257.357.827 - US Dollar 95.591.201.698 PT Bank Permata Tbk. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.: 12.448.652.533 - Rupiah 35.432.509.887 - US Dollar 29.875.249.772 PT Bank Ganesha 19.945.731.504 PT Bank SBI Indonesia 27.990.624.771 PT Bank MNC International Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk.: 17.358.415.063 - US Dollar 2.082.710.130 PT Bank Victoria International Tbk. - 1.458.118.488.052 Pihak ketiga: Pinjaman Sindikasi: PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. Sub-total pinjaman sindikasi Total a. Sub-total bilateral loans Third parties: Syndicated loans: - 461.076.007.339 17.371.480.767 - 787.807.962.324 191.231.633.562 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. - 478.447.488.106 - 979.039.595.886 Sub-total syndicated loans 48.247.778 2.388.089.619.966 16.962.556 2.437.158.083.938 Total a. Pinjaman bilateral Bilateral loans Perusahaan telah mendapat fasilitas pinjaman bilateral dari beberapa bank dalam dan luar negeri dengan perincian sebagai berikut: The Company has secured funding facilities from the following domestic and overseas banks: 1. Tanggal 15 April 2011, Perusahaan menandatangani 2 (dua) perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta (SCB) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$25.000.000 dan US$5.000.000 yang memiliki jangka waktu pinjaman selama sama-sama 33 bulan. Kedua fasilitas pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya pada 15 April 2014. 1. On April 15, 2011, the Company signed 2 (two) term loan facility agreements with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) with maximum credit limit of US$25,000,000 and US$5,000,000 which have same 33 months of tenor. The facilities have been fully drawn in 2011 and fully paid in April 15, 2014. 52 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman dengan SCB, Perusahaan melakukan 2 (dua) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dengan SCB dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$25.000.000 dan US$5.000.000. To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate on loan obtained from SCB, the Company entered into 2 (two) cross currency swap contracts and interest rate swap contracts with SCB with initial notional amounts of US$25,000,000 and US$5,000,000. Perusahaan secara efektif telah menetapkan nilai kurs Dolar AS terhadap Rupiah masing-masing pada Rp8.690 dan Rp8.595 untuk 1 (satu) Dolar AS. The Company has effectively fixed the US Dollar exchange rate to Rupiah at Rp8,690 and Rp8,595 for 1 (one) US Dollar, respectively. 2. Tanggal 23 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman modal kerja dan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan untuk fasilitas pinjaman modal kerja dan Rp100.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan untuk fasilitas pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Agustus 2016, sedangkan untuk fasilitas modal kerja memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 23 Februari 2013. 2. On February 23, 2012, the Company signed a working capital facility agreement and a term loan facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period for working capital facility and Rp100,000,000,000 with 36 months of tenor for term loan facility. The term loan facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on August 16, 2016 while the working capital facility with 1 (one) year tenor will be expire on February 23, 2013 Tanggal 22 Februari 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka revolving (fasilitas modal kerja) dan perjanjian fasilitas kredit angsuran berjangka revolving dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dan Rp100.000.000.000 dengan masa berlaku 12 bulan yang akan berakhir pada 25 Februari 2014 untuk keduanya. Penarikan dilakukan sebesar Rp35.000.000.000 dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 16 Agustus 2016. On February 22, 2013, the Company signed a revolving loan facility agreement and a revolving term loan facility agreement (working capital facility) with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and Rp100,000,000,000, respectively, with availability period up of 12 months, and will be expired on February 25, 2014 for both facilities. The drawdown was done in Rp35,000,000,000 with a maximum 36 month tenor for the term loan facility. The term loan facility will be matured on August 16, 2016. 53 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) Tanggal 20 Februari 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka revolving (fasilitas modal kerja) dan perjanjian fasilitas kredit angsuran berjangka revolving dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dan Rp100.000.000.000 dengan masa berlaku 12 bulan yang akan berakhir pada 25 Februari 2015. Untuk fasilitas kredit angsuran berjangka, sampai dengan 31 Desember 2014, telah dilakukan penarikan sebesar Rp95.000.000.000 dengan jangka waktu maksimal 24 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 16 Mei 2016. On February 20, 2014, the Company signed a revolving loan facility agreement and a revolving term loan facility agreement (working capital facility) with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and Rp100,000,000,000, respectively, with availability period up of 12 months, and will be expired on February 25, 2015 for both facilities. For term loan facility agreement, up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp95,000,000,000 with a maximum 24 month tenor. The term loan facility will be matured on May 16, 2016. Tanggal 3 April 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka revolving (fasilitas modal kerja) dan perjanjian fasilitas kredit angsuran berjangka revolving dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan untuk fasilitas modal kerja dan Rp250.000.000.000 dengan jangka waktu maksimal 48 bulan untuk fasilitas kredit angsuran berjangka. On April 3, 2014, the Company signed a revolving loan facility agreement (working capital facility) and a revolving term loan facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period for working capital facility and Rp250,000,000,000 with maximum 48 months of tenor for term loan facility. 3. Tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Februari 2014 3. On September 30, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in February 2014. Tanggal 9 Juni 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Juli 2014. On June 9, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in July 2014. 54 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) Tanggal 15 September 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Penarikan dilakukan sebesar Rp76.000.000.000 dan US$2.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini telah jatuh tempo pada 11 Desember 2014 dan telah dilunasi seluruhnya. On September 15, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2011. The drawdown were done in Rp76,000,000,000 and US$2,500,000. The term loan facility has been matured on December 11, 2014 and has been fully paid. Tanggal 12 April 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Juni 2015. On April 12, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on June 11, 2015. Tanggal 21 September 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Desember 2015. On September 21, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used. The term loan facility will mature on December 11, 2015. Tanggal 11 Maret 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 24 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya di bulan Maret 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Maret 2016. On March 11, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 24 months. The facility has been fully used in March 2014. The term loan facility will mature on March 11, 2016. Tanggal 8 Desember 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp250.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 24 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2014, telah dilakukan penarikan sebesar Rp50.000.000.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Desember 2016. On December 8, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp250,000,000,000 and with term of 24 months. Up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp 50,000,000,000. The term loan facility will mature on December 11, 2016. 55 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) 4. Tanggal 27 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan telah dilunasi seluruhnya pada bulan Maret 2013. 4. On October 27, 2009, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2010 and fully paid on March 2013. Tanggal 10 Maret 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp150.000.000.000 dan dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan September 2014. On March 10, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp150,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in September 2014. Pada tanggal 1 Maret 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku pinjaman selama 12 bulan yang akah berakhir pada 1 Maret 2013 untuk pinjaman aksep dan Rp100.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan untuk fasilitas pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 September 2015. On March 1, 2012, the Company signed a money market facility agreement and a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period which will expire on March 1, 2013 for money market facility and Rp100,000,000,000 with 36 months of tenor for term loan facility. The term loan facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on September 27, 2015. Pada tanggal 1 Maret 2013, PT Bank Permata Tbk. telah setuju untuk memperpanjang fasilitas pinjaman aksep (money market line) yang diterima Perusahaan secara sementara sampai dengan 30 April 2013. On March 1, 2013, PT Bank Permata Tbk. has agreed to temporarily extend the money market facility received by the Company until April 30, 2013. Pada tanggal 26 April Permata Tbk. telah memperpanjang fasilitas (money market line) Perusahaan dengan 12 bulan yang telah 1 Maret 2014. On April 26, 2013, PT Bank Permata Tbk. has agreed to extend the money market facility received by the Company with availability period up of 12 months and has been expired on March 1, 2014. 2013, PT Bank setuju untuk pinjaman aksep yang diterima masa berlaku berakhir pada 56 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) 2014, PT Bank setuju untuk pinjaman aksep yang diterima masa berlaku berakhir pada On October 2, 2014, PT Bank Permata Tbk. has agreed to extend the money market facility received by the Company with availability period up of 12 months and will be expired on March 1, 2015. Tanggal 2 Oktober 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman berjangka. On October 2, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The term loan facility has not been used. 5. Tanggal 12 April 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Agustus 2013. 5. On April 12, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank OCBC NISP Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2010 and fully paid in August 2013. Tanggal 24 Maret 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Fasilitas pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah atau Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Juni 2014. On March 24, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank OCBC NISP Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. This facility can be drawdown in Rupiah or US Dollar. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in June 2014. 6. Tanggal 19 April 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Juni 2013. 6. On April 19, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2010 and fully paid in June, 2013. Tanggal 24 Juni 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Juli 2013. On June 24, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2010 and has been fully paid in July, 2013. Pada tanggal 2 Oktober Permata Tbk. telah memperpanjang fasilitas (money market line) Perusahaan dengan 12 bulan yang akan 1 Maret 2015. 57 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) Tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Januari 2014. On September 30, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in January 2014. Tanggal 30 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit ini pada bulan Oktober 2013. On May 30, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011. The Company made early settlement for credit facility in Oktober 2013. Tanggal 24 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 21 Maret 2015. On February 24, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on March 21, 2015. Tanggal 8 Mei 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 26 Juli 2016. On May 8, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on July 26, 2016. Tanggal 19 Mei 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Agustus 2017. On May 19, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2014. The term loan facility will mature on August 7, 2017. 58 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) 7. Tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Victoria International Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit sejumlah Rp25.000.000.000 pada bulan November 2012 dan sisanya telah dilunasi seluruhnya pada 28 Maret 2014. 7. On July 9, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Victoria International Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011. The Company made early settlement for credit facility amounting Rp25,000,000,000 in November 2012 and the remaining facility has been fully paid on March 28, 2014. 8. Tanggal 1 September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank MNC International Tbk. (dahulu PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan April 2014. 8. On September 1, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank MNC International Tbk. (formerly PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in April 2014. Tanggal 14 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank MNC International Tbk. (dahulu PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Juni 2015. On February 14, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank MNC International Tbk. (formerly PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on June 7, 2015. 9. Tanggal 15 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan fasilitas kredit lokal dengan PT Bank Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masingmasing sejumlah Rp75.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp25.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit lokal telah berakhir pada 15 Desember 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Maret 2014. 9. On December 15, 2010, the Company signed term loan facility and local credit facility agreement with PT Bank Central Asia Tbk. which have a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 with term of 36 months for term loan facility and Rp25,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2011, while the local credit facility has been expired on December 15, 2011 and fully paid in March 2014. 59 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) Tanggal 9 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan penambahan fasilitas kredit lokal dengan PT Bank Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman berjangka sejumlah Rp25.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan penambahan fasilitas kredit lokal sejumlah Rp25.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan, sehingga jumlah maksimal fasilitas pinjaman kredit lokal menjadi Rp50.000.000.000. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit lokal telah berakhir pada 15 Desember 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini telah dilunasi seluruhnya pada 12 Mei 2014. On May 9, 2011, the Company signed a term loan facility and an addition on their previous local credit facility agreement with PT Bank Central Asia Tbk. which have a maximum credit limit of Rp25,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and addition of Rp25,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility, which had made local credit facility became Rp50,000,000,000 in total. The term loan facility has been fully used in 2011, while the local credit facility has been expired on December 15, 2011. The term loan facility has been fully paid on May 12, 2014. Tanggal 20 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan perpanjangan fasilitas kredit lokal yang akan berakhir pada 15 Desember 2011 dengan PT Bank Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012, sedangkan untuk fasilitas kredit lokal memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 15 Desember 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 13 Februari 2015. On October 20, 2011, the Company signed a term loan facility and renewal of local credit facility agreement which will be expired on December 15, 2011 with PT Bank Central Asia Tbk. which have a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and Rp50,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2012, while the local credit facility has 1 (one) year tenor until December 15, 2013. The term loan facility will mature on February 13, 2015. Tanggal 29 April 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan perpanjangan fasilitas kredit lokal yang telah berakhir pada 15 Desember 2013 dengan PT Bank Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014, sedangkan untuk fasilitas kredit lokal memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 15 Desember 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 8 Mei 2017. On April 29, 2014, the Company signed a term loan facility and renewal of local credit facility agreement which has been expired on December 15, 2013 with PT Bank Central Asia Tbk. which have a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with term of 36 months for term loan facility and Rp50,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2014, while the local credit facility has 1 (one) year term until December 15, 2014. The term loan facility will mature on May 8, 2017. 60 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) 10. Pada tanggal 22 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir pada 24 Februari 2013. 10. On February 22, 2012, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has not yet been used, while the facility has been expired on February 24, 2013. Pada tanggal 5 April 2013, Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir pada 24 Februari 2014. On April 5, 2013, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has not yet been used. The money market facility has not yet been used, while the facility has been expired on February 24, 2014. Pada tanggal 17 September 2014, Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Penarikan dilakukan sebesar Rp50.000.000.000. Fasilitas pinjaman aksep ini akan jatuh tempo pada 24 Februari 2015. On September 17, 2014, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. The drawdown was done in Rp50,000,000,000. The money market facility will mature on February 24, 2015. 11. Tanggal 15 Juni 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Agustus 2014. 11. On June 15, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in August 2014. Tanggal 13 Juni 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 Juli 2015. On June 13, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on July 27, 2015. 61 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Bilateral loans (continued) Tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 Agustus 2016. On July 26, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on August 27, 2016. Tanggal 12 Desember 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2014 telah dilakukan penarikan sebesar Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 23 Desember 2017. On December 12, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. Up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp 50,000,000,000 with a maximum 36 month tenor for the term loan facility. The term loan facility will mature on December 23, 2017. 12. Tanggal 21 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 9 Januari 2015. 12. On October 21, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on January 9, 2015. Tanggal 23 Juli 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 9 Oktober 2015. On July 23, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on October 9, 2015. Tanggal 20 Agustus 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Penarikan dilakukan sebesar Rp 181.700.000.000 dan US$ 1.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 24 Januari 2017. On August 20, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar. The drawdown were done in Rp181,700,000,000 and US$1,500,000. The term loan facility will mature on January 24, 2017. 62 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) Tanggal 1 Oktober 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2014, telah dilakukan penarikan sebesar Rp100.000.000.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 6 November 2017. On October 1, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. Up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp100,000,000,000. The term loan facility will mature on November 6, 2017. 13. Tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank SBI Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 17 September 2015. 13. On August 31, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank SBI Indonesia with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on September 17, 2015. 14. Tanggal 5 Desember 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Commonwealth dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 yang dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Penarikan dilakukan sebesar Rp65.000.000.000 dan US$3.700.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 28 Juni 2015. 14. On December 5, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Commonwealth with maximum credit limit of Rp100,000,000,000 that can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2012. The drawdown amounted to Rp65,000,000,000 and US$3,700,000. The term loan facility will mature on June 28, 2015. Tanggal 2 September 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Commonwealth dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 26 November 2017. On September 2, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Commonwealth with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2014. The term loan facility will mature on November 26, 2017. 15. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Harda Internasional dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp25.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012 dan dilunasi seluruhnya pada Mei 2013. 15. On May 15, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Harda Internasional with a maximum credit limit of Rp25,000,000,000 and with term of 12 months. The facility has been fully used in 2012 and fully paid in May, 2013. 63 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) 16. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB Indonesia Tbk. (dahulu PT Bank QNB Kesawan Tbk.) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 12 Juli 2015. 16. On May 15, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank QNB Indonesia Tbk. (formerly PT Bank QNB Kesawan Tbk.) with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on July 12, 2015. Tanggal 9 April 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB Indonesia Tbk. (dahulu PT Bank QNB Kesawan Tbk.) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp70.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Penarikan dilakukan sebesar Rp20.000.000.000 dan US$4.936.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 30 Juli 2016. On April 9, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank QNB Indonesia Tbk. (formerly PT Bank QNB Kesawan Tbk.) with a maximum credit limit of Rp70,000,000,000 and with term of 36 months. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar. The facility has been fully used ini 2013. The drawdown were done in Rp20,000,000,000 and US$4,936,000. The term loan facility will mature on July 30, 2016. 17. Pada tanggal 27 November 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Penarikan dilakukan sebesar Rp15.000.000.000 dan US$3.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Mei 2016. 17. On November 27, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2013. The drawdown were done in Rp15,000,000,000 and US$3,500,000. The term loan facility will mature on May 7, 2016. 18. Pada tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Ganesha dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 29 Juli 2016. 18. On July 26, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Ganesha with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully drawdown in 2013. The term loan facility will mature on July 29, 2016. 64 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) Bilateral loans (continued) 19. Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan JA Mitsui Leasing Limited dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$10.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 13 Maret 2017. 19. On December 16, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with JA Mitsui Leasing Limited with a maximum credit limit of US$10,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully drawdown in 2014. The term loan facility will mature on March 13, 2017. 20. Pada tanggal 30 April 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Standard Chartered Bank, Cabang Singapore (SCB) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$35.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan (termasuk jangka waktu penarikan pinjaman). Pinjaman telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 30 April 2017. 20. On April 30, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with Standard Chartered Bank, Singapore Branch (SCB) with a maximum credit limit of US$35,000,000 and with term of 36 months (including availability period). The facility has been fully used in 2014. The term loan facility will mature on April 30, 2017. Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman dengan SCB, Perusahaan melakukan 1 (satu) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dengan SCB dengan nilai nosional awal sebesar US$35.000.000. To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate on loan obtained from SCB, the Company entered into 1 (one) cross currency swap contracts and interest rate swap contract with SCB with initial notional amounts of US$35,000,000. Perusahaan secara efektif telah menetapkan nilai kurs Dolar AS terhadap Rupiah pada Rp11.550 untuk 1 (satu) Dolar AS. The Company has effectively fixed the US Dollar exchange rate to Rupiah at Rp11,550 for 1 (one) US Dollar. 21. Pada tanggal 20 Mei 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Bank of China Limited, Cabang Jakarta, dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 16 September 2017. 21. On May 20, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with Bank of China Limited, Jakarta Branch, with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. This term loan facility has been fully used 2014. The term loan facility will mature on September 16, 2017. 22. Pada tanggal 25 Juni 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Nationalnobu Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 24 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 10 Juli 2016. 22. On June 25, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Nationalnobu Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 24 months. This term loan facility has been fully used in 2014. This term loan facility will mature on July 10,2016. 65 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a. 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a. Pinjaman bilateral (lanjutan) 23. On December 11, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank KEB Hana Indonesia with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. Up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp50,000,000,000. This term loan facility will mature on December 15, 2017. 23. Pada tanggal 11 Desember 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank KEB Hana Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2014, telah dilakukan penarikan sebesar Rp50.000.000.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 15 Desember 2017. b. Bilateral loans (continued) b. Pinjaman sindikasi Syndicated loans 1. Pada tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi berjangka sebesar Rp600.000.000.000 dengan sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. dan Bank of China Limited Cabang Jakarta. Agen fasilitas dan agen jaminan untuk pinjaman sindikasi ini adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Jangka waktu pinjaman sindikasi berjangka ini adalah selama 36 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 15 April 2015. 1. On July 18, 2011, the Company signed a Rp600,000,000,000 syndicated term loan facility agreement with syndicated banks comprising of PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. and Bank of China Limited Jakarta Branch. The facility and security agent for this syndicated loan is PT Bank OCBC NISP Tbk. The facility has been fully used in 2012. The term of the facility is 36 months. The term loan facility will mature on April 15, 2015. 2. Pada tanggal 19 Oktober 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi berjangka sebesar Rp1.000.000.000.000 dengan sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Permata Tbk., Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim), PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua), dan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. Agen fasilitas dan agen jaminan untuk pinjaman sindikasi ini adalah PT Bank Central Asia Tbk. Jangka waktu pinjaman sindikasi berjangka ini adalah selama 36 bulan dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 23 September 2016. 2. On October 19, 2012, the Company signed a Rp1,000,000,000,000 syndicated term loan facility agreement with syndicated banks comprising of PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Permata Tbk., Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim), PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua), and PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. The facility and security agent for this syndicated loan is PT Bank Central Asia Tbk. The term of the facility is 36 months and has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on September 23, 2016. 66 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) 12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) Pembayaran kembali dari seluruh fasilitas pinjaman yang diterima Perusahaan dilakukan dengan basis bulanan, kecuali untuk fasilitas pinjaman dari PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk., Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), JA Mitsui Leasing Limited, Bank of China Limited Cabang Jakarta dan Standard Chartered Bank Cabang Singapura (SCB) yang pembayarannya dilakukan dengan basis per 3 (tiga) bulan dan PT Bank SBI Indonesia dan PT Bank Ganesha yang pembayaran pokoknya dilakukan dengan basis tahunan. The repayment of bank loan facilities received by the Company are on monthly basis, except those from PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk., Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), JA Mitsui Leasing Limited, Bank of China Limited Jakarta Branch and Standard Chartered Bank Singapore Branch (SCB), which are on quarterly basis and from PT Bank SBI Indonesia and PT Bank Ganesha which are on annualy basis for the principal repayment. Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perusahaan. The loan facilities are used for the Company’s working capital. Suku bunga pinjaman pada tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: Interest rates of the loan in 2014 and 2013 are as follows: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31 2014 Rupiah Dolar Amerika Serikat 2013 8,05% - 12,50% 3,00% - 6,35% 7,68% - 12,75% 3,57% - 6,35% Rupiah United States Dollar Pinjaman-pinjaman diatas dijamin dengan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen perusahaan sebesar 100% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 5 dan 6). The above loans are secured with the Company’s finance leases and consumer financing receivables amounting to 100% - 120% from outstanding loan balances (Notes 5 and 6). Pinjaman Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 akan jatuh tempo dalam tahun-tahun berikut ini: The Company’s loans as of December 31, 2014 and 2013 will be due on the following years: Setara Rupiah pada 31 Desember 2014/ Rupiah equivalent at December 31, 2014 Setara Rupiah pada 31 Desember 2013/ Rupiah equivalent at December 31, 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 1.428.187.543.505 729.114.168.648 230.787.907.813 1.376.067.273.351 799.010.946.632 262.079.863.955 - In 2014 In 2015 In 2016 In 2017 Total 2.388.089.619.966 2.437.158.083.938 Total Under the above-mentioned billateral and syndicated loans facility agrements, the Company is required to maintain certain financial ratios and comply to certain restrictions including not exceeding established limits, among others, in areas of making any loans or granting any credit, giving any guarantee or indemnity, disposal of assets, changes in business, acquisition of other companies or businesses, capital expenditures, transactions with affiliates, forgiveness of receivables and security interest. The Company is also required to conduct certain leasing operation procedures. The Company has complied with all the above requirements. Dalam perjanjian-perjanjian fasilitas pinjaman bilateral dan sindikasi yang disebutkan di atas, Perusahaan diharuskan menjaga rasio-rasio keuangan dan memenuhi pembatasanpembatasan tertentu termasuk tidak melebihi dari batas yang telah ditetapkan, antara lain, di dalam bidang melakukan pinjaman, pemberian piutang, pemberian jaminan atau ganti rugi, pelepasan aset, perubahan bisnis, akuisisi perusahaan dan bisnis, pengeluaran untuk barang modal, transaksi dengan afiliasi, penghapusan piutang dan security interest. Perusahaan juga diharuskan untuk melaksanakan prosedur-prosedur tertentu dalam kegiatan sewa pembiayaan. Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan-persyaratan di atas. 67 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 13. EFEK HUTANG YANG DITERBITKAN 13. DEBT SECURITIES ISSUED 31 Desember 2013/ December 31, 2013 Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 35) 90.000.000.000 60.000.000.000 Third parties Related parties (Note 35) 150.000.000.000 Dikurangi: Biaya emisi MTN yang belum diamortisasi Tagihan anjak piutang - neto Less: (599.116.710) Unamortized MTN issuance cost 149.400.883.290 Factoring receivables - net Pada tanggal 14 November 2013, Perusahaan menerbitkan MEDIUM TERM NOTES BUANA FINANCE 2013 (MTN) dengan nilai nominal sebesar Rp150.000.000.000. Perusahaan menerbitkan MTN dengan tujuan untuk modal kerja Perusahaan. MTN memiliki tingkat suku bunga tetap sebesar 9,75% per tahun dan telah jatuh tempo pada 19 November 2014. On November 14, 2013, the Company issued MEDIUM TERM NOTES BUANA FINANCE 2013 (MTN) with a nominal value of Rp150,000,000,000. The Company issued MTN for the purpose of funding the Company’s working capital. The MTN has a fixed interest rate of 9.75% per annum and has been matured on November 19, 2014. Pembayaran pokok utang MTN dilakukan dengan pembayaran penuh pada saat jatuh tempo, sedangkan pembayaran bunga dilakukan dengan basis bulanan yaitu setiap tanggal 14 (empat belas), kecuali pembayaran bunga terakhir yang dilakukan pada tanggal 19 November 2014 mengikuti pembayaran pokoknya. MTN ini telah dilunasi seluruhnya pada 19 November 2014. Payment on principal of MTN will be a bullet payment on due date, while the payment of it’s interests will be done in monthly basis, on the 14th (fourteenth) every months, except for the final interest payment which has been paid on November 19, 2014, simultaneously with the principal payment. The said MTN has been fully paid on November 19, 2014. Dalam perjanjian fasilitas MTN yang disebutkan di atas, Perusahaan diharuskan memenuhi pembatasan-pembatasan tertentu termasuk tidak melebihi dari batas yang telah ditetapkan, antara lain, di dalam bidang melakukan pinjaman, melakukan penjaminan ulang atas jaminan, pelepasan aset, perubahan bisnis, akuisisi perusahaan dan bisnis, pengajuan pailit, pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor. Perusahaan telah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas. Under the above-mentioned MTN facility agrements, the Company is required to comply to certain restrictions including not exceeding established limits, among others, in areas of making any loans or granting any credit, doublepledging of guarantees, disposal of assets, changes in business, acquisition of other companies or businesses, bankruptcy petition, reduction of authorized, issued and paid up capital. The Company has complied with the above requirements. 14. PERPAJAKAN a. 14. TAXATION a. Utang pajak Taxes payable 31 Desember/December 31 2014 Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan pasal 21 karyawan Pajak penghasilan pasal 23, 26 dan lainnya Total 2013 6.882.576.000 3.845.294.730 6.784.984.000 2.751.973.890 449.144.353 195.141.713 Corporate income tax Employee income tax - article 21 Withholding taxes - articles 23, 26 and others 11.177.015.083 9.732.099.603 Total 68 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) b. 14. TAXATION (continued) b. Manfaat (beban) pajak Tax benefit (expense) Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2014 c. 2013 Tahun berjalan Tangguhan (37.551.756.000) (18.489.000) (46.238.222.000) 746.508.437 Current Deferred Total (37.570.245.000) (45.491.713.563) Total c. Rekonsiliasi pajak Tax reconciliation The reconciliations of profit before tax (expense) benefit as shown in the statement of comprehensive income and taxable income, are as follows: Rekonsiliasi antara laba sebelum (beban) manfaat pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak sebagai berikut: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2014 Laba sebelum (beban) manfaat pajak Ditambah/(dikurangi) perbedaan tetap: Beban bunga pinjaman Beban pajak Sumbangan Pendapatan bunga deposito Pendapatan jasa giro Penyusutan aset tetap 2013 148.425.178.327 3.106.957.928 46.347.242 498.200.196 (851.708.388) (1.131.494.311) 187.500.000 150.280.980.994 Ditambah/(dikurangi) perbedaan temporer: Penyisihan imbalan kerj a karyawan Kenaikan nilai surat berharga Penyusutan aset tetap Amortisasi aset tidak berwujud Penyusutan aset sewa operasi Penghasilan kena pajak 181.164.283.903 1.635.099.092 24.632.898 205.149.222 (409.515.141) (739.460.561) 86.664.841 Profit before tax (expense) benefit Add/(deduct) permanent differences: Interest expense Tax expense Donations Interest income on time deposits Interest income on savings accounts Depreciation of fixed assets 181.966.854.254 Add/(deduct) temporary differences: 2.719.477.000 (90.685.375) (2.775.448.448) 94.365.930 (21.666.664) 150.207.023.437 69 2.959.324.000 (62.778.150) (413.530.299) 437.309.192 65.709.005 184.952.888.002 Provision for employee benefits Increase in value of marketable securities Depreciation of fixed assets Amortization of intangible asset Depreciation of operating lease asset Taxable income The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) c. 14. TAXATION (continued) c. Rekonsiliasi pajak (lanjutan) Tax reconciliation (continued) Reconciliations between tax expense calculated using the prevailing tax rate of accounting profit before tax (expense) benefit and income tax expense as shown in the statement of comprehensive income for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows: Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba akuntansi sebelum (beban) manfaat pajak, dengan beban pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2014 Laba sebelum (beban) manfaat pajak Beban pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas perbedaan tetap Beban pajak - neto 2013 148.425.178.327 181.164.283.903 Profit before tax (expense) benefit 37.106.294.582 45.291.070.975 Income tax expense at prevailing tax rate 463.950.418 200.642.588 Effect of permanent differences 37.570.245.000 45.491.713.563 Tax expense - net Taxable income from the above reconciliation will become the basis for filing Annual Corporate Tax Return for the year ended December 31, 2014. Laba kena pajak hasil rekonsiliasi di atas akan menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. d. d. Perhitungan beban pajak penghasilan Corporate income tax calculation The calculations of current income tax expense and corporate income tax payable are as follows: Perhitungan beban pajak tahun berjalan dan utang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut: 31 Desember/December 31 2014 2013 Pajak kini Current Tax Penghasilan kena pajak 150.207.023.437 184.952.888.002 Taksiran beban pajak penghasilan tahun berjalan Dikurangi: Pajak dibayar di muka 37.551.756.000 (30.669.180.000) 46.238.222.000 (39.453.238.000) Utang pajak penghasilan badan 6.882.576.000 6.784.984.000 70 Taxable income Estimated current income tax expense Less: Prepaid income tax Corporate income tax payable The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Perhitungan (lanjutan) beban 14. TAXATION (continued) pajak d. penghasilan Corporate income tax calculation (continued) Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2014 2013 Pajak Tangguhan Deferred Tax Pajak penghasilan tangguhan terdiri atas: Penyisihan imbalan kerja Kenaikan nilai surat berharga Penyusutan aset tetap Amortisasi aset tidak berwujud Penyusutan aset sewa operasi Manfaat (beban) pajak tangguhan e. 679.869.715 739.831.000 (22.671.343) (693.862.189) 23.591.483 (5.416.666) (15.694.538) (103.382.575) 109.327.298 16.427.252 (18.489.000) 746.508.437 e. Pengaruh dari perbedaan temporer menurut akuntansi dan fiskal pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sebagai berikut: Deferred income tax consists of: Provision for employee benefits Increase in value of marketable securities Depreciation of fixed assets Amortization of intangible asset Depreciation of operating fixed asset Deferred tax benefit (expense) The effect of temporary differences between accounting and tax bases as at December 31, 2014 and 2013 were as follows: 31 Desember/December 31 2014 Aset pajak tangguhan: Penyisihan imbalan kerja Surat-surat berharga 4.448.670.215 39.233.794 3.768.800.500 61.905.137 4.487.904.009 3.830.705.637 Liabilitas pajak tangguhan: Aset tetap Aset tidak berwujud Aset sewa operasi Aset pajak tangguhan - neto 2013 (576.665.958) (54.300.850) (5.416.666) 117.196.231 (77.892.333) - (636.383.474) 39.303.898 3.851.520.535 Manajemen berpendapat bahwa aset tangguhan dapat dipulihkan seluruhnya. 3.870.009.535 Deferred tax assets: Provision for employee benefits Marketable securities Deferred tax liabilities: Fixed assets Intangible assets Operating lease assets Deferred tax assets - net Management believes that the deferred tax assets can be fully realized. pajak 15. UTANG LAIN-LAIN 15. OTHER PAYABLES 31 Desember/December 31 2014 Pihak ketiga Titipan konsumen Utang kepada perusahaan asuransi Lain-Lain Total utang lain-lain 2013 15.887.976.569 14.219.176.780 14.327.237.383 330.867.667 16.857.069.328 105.517.699 30.546.081.619 31.181.763.807 71 Third parties Customer deposits Payable to insurance companies Others Total other payables The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 16. UANG MUKA LAIN-LAIN 16. OTHER ADVANCES 31 Desember/December 31 2014 2013 Pihak ketiga Premi asuransi pelanggan Lain-lain 359.107.016 2.445.143.500 488.049.106 2.886.160.582 Third parties Consumer insurance premium Others Total uang muka lain-lain 2.804.250.516 3.374.209.688 Total other advances This account mainly represents advances received from customers related to insurance premiums, notary fees and administration charges. The insurance premium and notary fees will be paid to the corresponding insurance companies and the notary. Akun ini terutama merupakan uang muka yang diterima dari pelanggan sehubungan dengan premi asuransi, biaya notaris dan biaya administrasi. Premi asuransi dan biaya notaris akan dibayarkan pada perusahaan asuransi dan notaris yang bersangkutan. 17. BEBAN AKRUAL 17. ACCRUED EXPENSES 31 Desember/December 31 2014 2013 Bunga pinjaman bank Bunga dari efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Lain lain 15.084.794.474 13.141.823.751 1.228.189.436 731.250.000 357.658.177 Interest on bank loans Interest on debt security issued Medium-term notes Others Total beban akrual 16.312.983.910 14.230.731.928 Total accrued expenses 18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA 18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES Seperti dijelaskan dalam Catatan 2o, Perusahaan mempunyai imbalan pasca-kerja yang terdiri atas imbalan pasca-kerja iuran pasti. Perusahaan mengakui liabilitas atas imbalan pasca-kerja karyawan berdasarkan perhitungan aktuaria yang dihitung oleh Prima Aktuaria dalam laporan aktuaria tertanggal 2 Maret 2015 untuk tahun 2014 dan 4 Februari 2014 untuk tahun 2013 dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. As mentioned in Note 2o, the Company provides post-employment benefits which consists of defined contribution plans. The Company recognized the employee benefits liabilities based on the actuarial calculations made by Prima Aktuaria in the actuary report dated March 2, 2015 for 2014 and February 4, 2014 for 2013 using the “Projected Unit Credit” method. Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut: The key assumptions used for the said actuarial calculations are among others as follows: 31 Desember 2014/ December 31, 2014 31 Desember 2013/ December 31, 2013 __________________________________________________________________ Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tabel mortalitas Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri Umur pensiun normal ___________________________________________________________________ 8,45% 9,07% 10% 10% Tabel Mortalita Indonesia Tabel Mortalita Indonesia 2011 2011 10% dari/from TMI-2011 10% dari/from TMI-2011 10% pada usia sampai dengan 20 tahun dan berkurang hingga 2,50% pada usia 45 tahun/10% up to age 20 then decrease linearly down to 2.50% at age 45 years old 55 tahun/55 years old 72 Discount rate Salary growth rate Mortality table Disability rate Resignation rate Normal retirement age The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan) 18. POST-EMPLOYMENT (continued) BENEFITS LIABILITIES Berikut ini ikhtisar komponen-komponen status dana pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut: The following table summarizes the components of the fund status as at December 31, 2014 and 2013, and the employee benefits expenses recognized in the statement of comprehensive income for the year then ended: a. a. Liabilitas imbalan kerja Employee benefits liabilities 31 Desember/December 31 2014 Nilai kini liabilitas Total yang belum diakui: - Kerugian aktuarial Cadangan yang diakui di laporan posisi keuangan b. 2013 15.058.071.000 11.286.044.000 2.736.608.000 3.789.158.000 Present value obligation Unrecognized amounts: - Actuarial loss 15.075.202.000 Allowance recognized in the statement of financial position 17.794.679.000 b. Beban imbalan kerja Employees’ benefits expenses Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2014 c. 2013 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu dan kerugian aktuarial 2.541.218.000 942.263.000 2.004.795.000 904.147.000 131.653.000 87.882.000 Current service costs Interest costs Amortization of past service costs and actuarial losses Beban imbalan kerja karyawan 3.615.134.000 2.996.824.000 Employees’ benefits expenses c. Mutasi dalam liabilitas neto yang tercatat dalam laporan posisi keuangan: Movements in the net liabilities recognized in the statement of financial position: 31 Desember/December 31 2014 d. 2013 Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran imbalan pasca-kerja 15.075.202.000 3.615.134.000 Saldo akhir tahun 17.794.679.000 (895.657.000) 12.115.878.000 2.996.824.000 (37.500.000) 15.075.202.000 d. Mutasi dalam nilai kini liabilitas Balance at beginning of year Expenses during the year Post-employment benefits payment Balance of end of year Movements present value benefit obligation 31 Desember/December 31 2014 2013 Saldo awal tahun Biaya jasa kini Biaya bunga Pembayaran imbalan pasca-kerja (Keuntungan) kerugian aktuarial 11.286.044.000 2.541.218.000 942.263.000 Saldo akhir tahun 15.058.071.000 (895.657.000) 1.184.203.000 73 14.461.091.000 2.004.795.000 904.147.000 (37.500.000) (6.046.489.000) 11.286.044.000 Balance at beginning of year Current service costs Interest costs Post-employment benefits payment Actuarial (gain) loss Balance of end of year The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan) e. 18. POST-EMPLOYMENT (continued) e. Tabel berikut menunjukkan analisa sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan beban jasa kini dan beban bunga pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013: BENEFITS LIABILITIES The following table demonstrates the sensitivity analysis to a reasonably possible change in discount rates, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of December 31, 2014 and 2013: 2014 Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Employee benefits obligation Kenaikan suku bunga sebesar 1% Penurunan suku bunga sebesar 1% Biaya jasa kini/ Current service cost (13.133.300.000) 17.353.808.000 (2.225.141.000) 2.925.116.000 Increase in interest rate of 1% Decrease in interest rate of 1% 2013 Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Employee benefits obligation Kenaikan suku bunga sebesar 1% Penurunan suku bunga sebesar 1% f. Biaya jasa kini/ Current service cost (1.452.239.000) 1.726.821.000 (249.103.000) 301.443.000 f. Jumlah penyesuaian yang timbul pada aset program dan liabilitas program untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan tiga tahun sebelumnya adalah sebagai berikut: Increase in interest rate of 1% Decrease in interest rate of 1% The amounts of experience adjustments arising on the plan assets and plan liabilities for the year ended December 31, 2014 and previous three annual periods of employee benefits: 31 Desember/December 31 (dalam ribuan Rp/in thousand Rp) Nilai kini liabilitas Nilai wajar aset program Defisit Penyesuaian liabilitas program Penyesuaian aset program 2014 2013 2012 2011 15.058.071 15.058.071 11.286.044 11.286.044 14.461.091 14.461.091 12.048.125 (3.968.133) 8.079.992 1.184.203 (6.046.489) (1.054.762) 1.339.556 - - 3.968.133 19. MODAL SAHAM Present value obligation Fair value of plan assets Deficit Experience adjustment on liability (203.717) Experience adjustment on asset 19. SHARE CAPITAL The composition of shareholders of the Company as of December 31, 2014 and 2013 based on report of PT EDI Indonesia, Securities Administration Bureau, is as follows: Komposisi pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, PT EDI Indonesia adalah sebagai berikut: Total saham/ Number of Shares Ditempatkan dan disetor penuh Rupiah/ Issued and paid up capital Rupiah Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 31 Desember/December 31 Pemegang Saham/ Shareholders 2014 2013 2014 2013 PT Sari Dasa Karsa PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Masyarakat (masingmasing tidak melebihi 5%)/ Public (individually less than 5%) 1.112.584.069 1.112.584.069 2014 67,60 67,60 278.146.017.250 278.146.017.250 133.281.585 133.281.585 8,10 8,10 33.320.396.250 33.320.396.250 399.930.400 399.930.400 24,30 24,30 99.982.600.000 99.982.600.000 Total 1.645.796.054 1.645.796.054 100,00 100,00 411.449.013.500 411.449.013.500 74 2013 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 19. MODAL SAHAM (lanjutan) 19. SHARE CAPITAL (continued) Komisaris dan Direksi Perusahaan tidak memiliki kepemilikan saham atas Perusahaan. The Commissioners and Directors of Company do not have ownership on the shares of Company. Sejak penawaran umum saham ke masyarakat pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah melakukan beberapa kali perubahan modal saham melalui tindakan korporasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 1b. Since the public offering held on March 1990, the Company’s share capital has been changed several times through the corporate actions. Futher details are disclosed in Note 1b. 20. TAMBAHAN MODAL DISETOR 20. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL Saldo akun ini merupakan jumlah yang timbul dari perbedaan antara nilai nominal per saham dengan harga pasar saham yang diterbitkan dikurangi jumlah yang dikapitalisasi sebagai modal saham bonus dan jumlah yang timbul dari perbedaan antara harga pasar dan harga nominal saham yang diterbitkan sebagai bagian dari restrukturisasi utang. The balance of this account represents the amount resulting from the difference between the share offering price and par value of shares issued, less amounts capitalized as bonus share capital and the amount resulting from the difference between the market price and par value of shares issued, as part of the debt restructuring. Tambahan modal disetor dari penawaran umum awal adalah Rp13.125.000.000 dimana sejumlah Rp12.000.000.000 dikapitalisasi sebagai modal saham pada tanggal 17 Mei 1993 melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b). The additional paid-in capital from the initial public offering was Rp13,125,000,000 of which Rp12,000,000,000 was capitalized as share capital on May 17, 1993 through a bonus shares issue (Note 1b). Pada tanggal 9 Juli 1994, Perusahaan menerbitkan 18.000.000 saham baru pada harga Rp3.500 per lembar yang menghasilkan tambahan modal disetor sebesar Rp45.000.000.000 (Catatan 1b). On July 9, 1994, the Company issued 18,000,000 new shares based on a rights issue offered at Rp3,500 per share resulting in additional paid-in capital of Rp45,000,000,000 (Note 1b). Pada tanggal 19 Juni 1995, Perusahaan mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp45.000.000.000 ini menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b). On June 19, 1995, the Company capitalized this Rp45,000,000,000 additional paid-in capital into share capital via a bonus shares issue (Note 1b). Pada tanggal 5 Februari 2004, Perusahaan menerbitkan 270.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp500 per saham kepada pemberi pinjaman sebagai bagian dari restrukturisasi utang. Perbedaan antara nilai nominal per saham Rp500 dengan harga pasar per saham Rp1.025 menghasilkan tambahan modal disetor sebesar Rp141.750.000.000 (Catatan 1b). On February 5, 2004, the Company issued 270,000,000 new common shares with a nominal value of Rp500 per share to its lenders as part of the debt restructuring. The differrence between the nominal value of the share of Rp500 and the market value of a share of Rp1,025 has resulted in additional paid-in capital amounting to Rp141,750,000,000 (Note 1b). Pada tanggal 22 Februari 2005, 6 Mei 2005 dan 15 November 2005 sejumlah 49.351.247 waran telah dikonversi menjadi saham biasa dimana harga per lembar waran tersebut adalah Rp700, sehingga menghasilkan agio sebesar Rp9.870.249.400 (Catatan 1b). On February 22, 2005, May 6, 2005 and November 15, 2005, 49,351,247 warrants were converted to new common shares at exercise price of Rp700 per share. This transaction has resulted in additional paid-in capital of Rp9,870,249,400 (Note 1b). Pada tanggal 28 Mei 2007, Perusahaan mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp99.870.249.250 menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b). On May 28, 2007, the Company capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp99,870,249,250 into share capital through a bonus share issuance (Note 1b). Pada tanggal 24 Mei 2012, Perusahaan mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp52.418.435.500 menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b). On May 24, 2012, the Company capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp52,418,435,500 into share capital through a bonus share issuance (Note 1b). 75 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 21. DIVIDEN DAN CADANGAN UMUM 21. DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Buana Finance Tbk. yang diaktakan dalam Akta No. 279 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,MSi, pemegang saham menyetujui penggunaan laba neto tahun 2012 untuk: (a) pembagian dividen tunai sebesar Rp60 per saham, dengan ketentuan dividen tunai tersebut akan diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp30 per saham yang telah dibagi dan dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal 6 Desember 2012 (b) dialokasikan ke dalam cadangan umum sebesar Rp1.000.000.000 dan (c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo laba. Jumlah aktual dividen tunai yang didistribusikan adalah sebesar Rp49.373.881.620. Based on the Resolution of the Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Buana Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 279 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo S.H.,MSi, the shareholders approved to use of 2012 net profit for: (a) distribution of cash dividends of Rp60 per share, provided that it will be calculated with the interim dividends of Rp30 per share which has been distributed and paid to shareholders on December 6, 2012 (b) appropriation for general reserve in the amount of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as retained earnings. Total actual cash dividends distributed amounted to Rp49,373,881,620. Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp49.339.658.262 pada bulan Juli 2013 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen. The Company had paid cash dividends to shareholders in the amount of Rp49,339,658,262 in July 2013 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables. Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Buana Finance Tbk. yang diaktakan dalam Akta No. 65 tanggal 28 Mei 2014 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,MSi, pemegang saham menyetujui penggunaan laba neto tahun 2013 untuk: (a) pembagian dividen tunai sebesar Rp60 per saham, yang telah dibagi dan dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal 18 Juni 2014 (b) dialokasikan ke dalam cadangan umum sebesar Rp1.000.000.000 dan (c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo laba. Jumlah aktual dividen tunai yang didistribusikan adalah sebesar Rp98.747.763.240. Based on the Resolution of the Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Buana Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 279 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo S.H.,MSi, the shareholders approved to use of 2012 net profit for: (a) distribution of cash dividends of Rp60 per share, which has been distributed and paid to shareholders on June 18, 2014 (b) appropriation for general reserve in the amount of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as retained earnings. Total actual cash dividends distributed amounted to Rp98,747,763,240. Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp98.679.424.530 pada bulan Juli 2014 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen. The Company had paid interim dividends to shareholders in the amount of Rp98,679,424,530 in July 2014 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables. Jumlah utang dividen pada tahun 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp232.645.282 dan Rp181.258.688. Dividends payable in 2014 and 2013 amounting to Rp232,645,282 and Rp181,258,688, respectively. Jumlah dividen yang tidak diambil pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp16.952.118. Unclaimed dividends as of December 31, 2014 is amounted to Rp16,952,118. 76 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 22. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN 22. FINANCE LEASE INCOME Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari transaksi sewa pembiayaan yang meliputi barang modal untuk konstruksi, pertambangan, pertanian, perkebunan, transportasi dan lain-lain. Tidak ada pelanggan dengan nilai pendapatan neto melebihi 10% dari jumlah pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. This account represents income arising from finance leases involving various capital goods for construction, mining, agricultural, plantation, transportation and other sectors. No income from single customer of more than 10% of the total income for the years ended December 31, 2014 and 2013. Pendapatan sewa pembiayaan termasuk amortisasi atas pendapatan provisi dan selisih premi asuransi dan biaya transaksi piutang sewa pembiayaan sebesar Rp27.094.199.823 dan Rp29.999.628.954 masing-masing pada tahun 2014 dan 2013. Finance lease income includes amortization of provison fee and income on insurance premium discount and transaction cost on lease receivables amounting to Rp27,094,199,823 and Rp29,999,628,954 in 2014 and 2013, respectively. Perusahaan tidak memiliki pendapatan sewa pembiayaan yang berasal dari pihak berelasi. The Company does not have financing lease income originated from related party. 23. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 23. CONSUMER FINANCING INCOME Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari transaksi pembiayaan untuk pembelian barang-barang konsumsi. Tidak ada pelanggan dengan nilai pendapatan neto melebihi 10% dari jumlah pendapatan untuk tahun berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. This account represents income arising from financing transactions for consumer goods. No income from single customer of more than 10% of total income for the years then ended December 31, 2014 and 2013. Pendapatan pembiayaan konsumen termasuk amortisasi atas pendapatan selisih premi asuransi dan biaya transaksi piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp4.267.952.262 dan Rp6.592.283.836 masing-masing pada tahun 2014 dan 2013. Consumer financing income included amortization of income on insurance premium discount and transaction cost on consumer financing receivables amounting to Rp4,267,952,262 and Rp6,592,283,836 in 2014 and 2013, respectively. Perusahaan tidak memiliki pendapatan pembiayaan konsumen yang berasal dari pihak berelasi. The Company does not have consumer financing income originated from related party. 24. PENDAPATAN BUNGA 24. INTEREST INCOME Akun ini merupakan pendapatan bunga dari penempatan deposito, jasa giro dan denda bunga atas keterlambatan pembayaran piutang sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. This account represents interest income from time deposits, current accounts, and penalties applied for late payment of leases and consumer finance installments. Perusahaan tidak memiliki pendapatan bunga yang berasal dari pihak berelasi. The Company does not have interest income originated from related party. 25. PENDAPATAN LAIN-LAIN - NETO 25. OTHER INCOME - NET Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2014 Pendapatan administrasi Penerimaan kembali piutang yang telah dihapusbukukan Keuntungan atas penjualan aset tetap Kerugian atas penjualan aset sewa operasi Pendapatan rupa-rupa Neto 2013 6.277.935.907 6.252.825.173 2.019.266.250 4.709.552.889 760.583.701 477.755.824 1.620.471.655 (1.701.784.616) 1.910.518.848 10.678.257.513 11.648.868.118 77 Administration income Recoveries on receivables previously written-off Gain on sale of fixed assets Loss on sale of leased operating asset Miscellaneous income Net The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 26. BEBAN KEUANGAN 26. FINANCING COSTS Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2014 2013 Bunga pinjaman bank Premi swap Bunga atas efek utang yang diterbitkan - Medium-term notes Lain-lain 238.048.119.990 17.385.941.791 258.386.582.705 8.778.377.146 12.878.125.000 532.910.532 2.001.747.540 176.303.488 Interest on bank loans Swap premium Interest on debt securities issued - Medium-term notes Others Total 268.845.097.313 269.343.010.879 Total 27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 27. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2014 Gaji dan tunjangan Sewa Penyusutan dan amortisasi (Catatan 10 dan 11) Imbalan kerja karyawan (Catatan 18b) Jasa manajemen Asuransi Transportasi dan komunikasi Alat-alat tulis dan perlengkapan Pemeliharaan dan perbaikan Jasa profesional Perizinan dan pengurusan Listrik Pelatihan dan rekrutmen Jasa konsultan Administrasi bank dan meterai Lainnya Total 2013 85.370.172.663 6.278.099.673 74.860.496.149 5.993.431.410 5.816.089.483 3.615.134.000 2.903.707.223 2.741.746.905 2.170.219.108 1.897.406.478 1.888.328.108 1.522.025.237 1.460.107.542 1.310.109.388 1.289.922.165 303.797.700 83.300.998 4.204.909.368 5.920.375.547 2.996.824.000 2.553.082.695 2.683.373.518 2.255.411.855 1.423.041.555 1.536.218.270 788.717.355 363.027.505 1.145.258.905 2.597.809.005 232.382.820 66.204.382 2.827.086.411 Salaries and benefits Rent Depreciation and amortization (Notes 10 and 11) Employee benefits (Note 18b) Management fee Insurance Transportation and communication Stationery and supplies Repairs and maintenance Professional fees License fees Electricity Training and recruitment Consultant fees Bank charges and stamp duties Others 122.855.076.039 108.242.741.382 Total 28. LABA (RUGI) SELISIH KURS - NETO 28. FOREIGN EXCHANGE GAIN (LOSS) - NET This account represents gain or loss arising from the fluctuation of the exchange rates between Rupiah and US Dollar for the years ended December 31, 2014 and 2013. Akun ini merupakan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat fluktuasi selisih kurs antara Rupiah dengan Dolar Amerika Serikat selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. 78 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 29. BEBAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI - NETO 29. PROVISION FOR IMPAIRMENT LOSSES - NET Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2014 2013 Piutang sewa pembiayaan (Catatan 5) Piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6) Tagihan anjak piutang (Catatan 7) 51.157.714.311 48.297.569.410 7.600.979.662 - 16.364.519.264 (8.478.766) Total 58.758.693.973 64.653.609.908 30. LABA PER SAHAM DASAR Financing lease receivables (Note 5) Consumer financing receivables (Note 6) Factoring receivables (Note 7) Total 30. BASIC EARNINGS PER SHARE Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 Laba neto Rata-rata tertimbang jumlah saham ditempatkan dan disetor 2014 2013 110.854.933.327 135.672.570.340 Net profit 1.645.796.054 1.645.796.054 Weighted average number of shares issued and outstanding 67 82 Basic earnings per share Laba per saham dasar 31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan perusahaan terfokus pada ketidakpastian pasar keuangan dan meminimumkan potensi kerugian yang berdampak pada kinerja Perusahaan. The Company is exposed to market risk, credit risk, and liquidity risk. The Company’s overall risk management program focuses on the uncertainty of financial markets and seeks to minimize potential adverse effects on the Company’s financial performance. Risiko pasar Market risk Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar terkait dengan risiko tingkat suku bunga dan risiko selisih kurs mata uang asing antara Rupiah dan Dolar Amerika Serikat. Kebijakan Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut adalah dengan melakukan kontrak derivatif. The Company’s market risks pertain to interest and foreign exchange rate risk between Rupiah and US Dollar. Market risks are managed by entering into derivatives • • Risiko tingkat bunga Interest rate risk Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company’s policy is to manage related risk by obtaining loans using fixed rate. Risiko tingkat bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam suku bunga pasar. Kebijakan Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut dengan mengupayakan pinjaman dengan suku bunga tetap yang berimbang terhadap total sumber pendanaan. 79 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued) • • Risiko tingkat bunga (lanjutan) Interest rate risk (continued) The following tables represent a breakdown of maturity dates of the Company’s assets and liabilities which are affected by interest rate: Tabel di bawah ini menggambarkan rincian jatuh tempo aset dan liabilitas Perusahaan yang dipengaruhi oleh tingkat bunga: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Bunga tetap/Fixed Interest Bunga mengambang/ Floating interest ASET Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain Aset non-keuangan Total aset LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Utang dividen Utang lain-lain Liabilitas lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Liabilitas non-keuangan Total liabilitas Neto Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year Tidak dikenakan bunga/Non interest sensitive 1-3 tahun/ 1-3 years Lebih dari 3 tahun/ More than 3 years 1.108.525.083.381 215.040.384.640 3.078.032.078 77.143.661.416 18.602.532.507 1.137.944.610 141.000.000 268.039.825 23.068.038.306 121.971.677.696 268.039.825 2.785.063.127.148 562.196.523.379 28.844.137.467 - - - 802.360.000 66.583.571.558 21.124.558.101 802.360.000 66.583.571.558 ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts Other asset Non-financial assets 131.873.087.640 1.940.590.259.213 1.326.643.500.099 96.884.138.533 90.863.009.689 3.586.853.995.174 Total assets 284.084.747.567 1.279.052.854.416 - 824.952.017.983 - - 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 2.388.089.619.966 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 - - - 54.785.204.702 9.095.624.999 54.785.204.702 LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Dividends payable Other payables Other liabilities Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Non-financial liabilties 293.180.372.566 1.279.052.854.416 824.952.017.983 - 85.075.524.040 2.482.260.769.005 Total liabilities 501.691.482.116 96.884.138.533 5.787.485.649 1.104.593.226.169 Net 56.805.677.696 65.025.000.000 686.559.527 1.598.707.822.824 53.256.292.316 275.297.313.916 1.560.122.473 21.124.558.101 - 9.095.624.999 - (161.307.284.926) 661.537.404.797 Total 31 Desember 2013/December 31, 2013 Bunga tetap/Fixed Interest Bunga mengambang/ Floating interest ASET Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain Aset non-keuangan Total aset LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Utang dividen Utang lain-lain Liabilitas lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Liabilitas non-keuangan Total liabilitas Neto Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year Tidak dikenakan bunga/Non interest sensitive 1-3 tahun/ 1-3 years Lebih dari 3 tahun/ More than 3 years 1.270.026.648.380 238.821.154.754 2.373.504.929 54.298.235.568 11.295.573.808 853.447.308 129.020.000 177.354.450 16.666.149.515 86.576.211.167 177.354.450 2.994.235.046.125 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170 - - - 798.060.000 55.583.952.776 20.837.668.203 798.060.000 55.583.952.776 ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts Other asset Non-financial assets 80.969.930.379 2.038.478.088.989 1.511.221.308.063 66.447.256.684 73.354.536.741 3.770.471.120.856 Total assets 356.973.516.439 1.123.076.961.958 957.107.605.541 - - 2.437.158.083.938 55.352.691.167 31.094.500.000 794.473.250 1.669.115.688.927 3.985.097.759 335.263.422.873 1.721.970.771 1.282.506.418 20.837.668.203 - Total - 149.400.883.290 - - - 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 246.330.410 - - - - 48.961.356.080 246.330.410 48.961.356.080 LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes Dividends payable Other payables Other liabilties Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Non-financial liabilties 357.219.846.849 1.272.477.845.248 957.107.605.541 - 80.448.634.009 2.667.253.931.647 Total liabilities 554.113.702.522 66.447.256.684 (7.094.097.268) 1.103.217.189.209 Net (276.249.916.470) 766.000.243.741 80 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued) • • Risiko tingkat bunga (lanjutan) The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in interest rates, with all other variables held constant, of the Company’s profit before tax (through the impact on floating interest rate): Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap laba sebelum pajak Perusahaan (melalui dampak dari suku bunga mengambang): Kenaikan (penurunan) suku bunga dalam basis poin/Increase (decrease) on interest rate in basis points Tahun: 2014 Tahun: 2013 • Interest rate risk (continued) Dampak terhadap laba sebelum pajak/ Effect on profit before tax +100 -100 2.774.976.846 (2.774.976.846) +100 -100 4.067.441.498 (4.067.441.498) • Risiko selisih kurs mata uang asing Year: 2014 Year: 2013 Foreign exchange risk Risiko mata uang asing adalah risiko nilai wajar arus kas di masa depan yang berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Perusahaan terpengaruh risiko perubahan mata uang asing terutama berkaitan dengan fasilitas pinjaman dari bank dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (Catatan 12). Perusahaan mengelola risiko ini dengan melakukan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga. Pinjaman kredit berjangka dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga mempunyai persyaratan kritikal yang sama (Catatan 8). Foreign currency risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchanges rates. The Company’s exposure to the risk of changes in foreign exchange rates relates to primarily the bank loan facilities in US Dollar currency (Note 12). The Company manages this risk by entering into a cross currency swap contract. The term loan and cross currency swap contract have the same critical terms (Note 8). Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat kurs pertukaran Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap laba sebelum pajak Perusahaan: The following tables demonstrate the sensitivity to a reasonably possible change in foreign exchange rates between Rupiah and US Dollar, with all other variables held constant, of the Company’s profit before tax: Kenaikan (penurunan) kurs mata uang asing dalam basis persentase/ Increase (decrease) on foreign exchange rate in percetage Tahun: 2014 Tahun: 2013 Dampak terhadap laba sebelum pajak/ Effect on profit before tax +10% -10% (854.875.814) 854.875.814 +10% -10% 1.392.155.823 (1.392.155.823) 81 Year: 2014 Year: 2013 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko kredit Credit risk Risiko kredit adalah risiko jika pihak lawan tidak memenuhi liabilitasnya dalam kontrak pelanggan yang menyebabkan kerugian keuangan. Perusahaan menghadapi risiko kredit, yaitu ketidakmampuan konsumen untuk membayar kembali pembiayaan yang diberikan. Risiko ini terjadi jika kelayakan pelanggan dan piutang pembiayaan konsumen, sewa guna usaha dan anjak piutang tidak dikelola dengan baik. Perusahaan menerapkan kebijakan pemberian kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian, melakukan monitoring portofolio kredit secara berkesinambungan dan melakukan pengelolaan atas penagihan angsuran untuk meminimalkan risiko kredit. Credit risk is the risk that counterparty will not meet its obligations under a debtor contract, leading to a financial loss. The Company is exposed to credit risk from the defaulting customers. Improper assessment on debtor’s credit worthiness and collection management will trigger the credit risk. The Company applies prudent credit acceptance policies, performing ongoing credit portfolio monitoring as well as managing the collection of customer financing, financing leases and factoring receivables in order to minimize the credit risk exposure. Pengelolaan risiko kredit perusahaan diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non-Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk memperoleh return yang optimal. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses peninjauan dan analisa kredit sebelum disetujui oleh Komite Kredit. The Company’s credit risk management is directed to improve the balance between healthy credit expansion with a prudent credit management prevent the decline in loan quality or the onset of Non-Performing Loan, and to manage capital towards obtaining optimal rates of return. It starts from the process of screening credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process before being approved by the Credit Committee. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non-Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan. The Company also implemented the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 30/PMK.010/2010 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions and the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) Regulation No. PER-05/BL/2011 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Multifinance Companies. Perusahaan juga telah menjalankan aturan uang muka kendaraan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 43/PMK.010/2012 tentang “Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan” serta Surat Edaran BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor yang diberlakukan sejak 15 Juni 2012. The Company also has implemented down payment regulation as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 43/PMK.010/2012 concerning “Down Payment for Consumer Financing”, and Bank Indonesia Circular Letter No.14/10/DPNP dated 15 March 2012 concerning The Application of Bank’s Risk Management on Mortgages and Motor Vehicle Credit effective 15 June 2012. Untuk setiap kategori aset keuangan, Perusahaan mengungkapkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit. For each financial asset category, the Company discloses the maximum exposure to credit risk and concentration of credit risk analysis. 82 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) i. i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit The Company’s exposure to credit risk mainly comes from the net investments in financial leases and consumer financing receivables, of which the maximum exposure to credit risk equals to the carrying amount (without taking into account any collateral held). Eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang investasi neto dalam sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat (tanpa memperhitungkan agunan). ii. Maximum exposure to credit risk Analisis konsentrasi risiko kredit ii. Concentration of credit risk analysis As of December 31, 2014 and 2013 credit risk exposure of financial asset is divided into: Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Mengalami Penurunan Nilai/ Impaired Tidak Mengalami Penurunan Nilai/ Non-impaired Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Allowance for Impairment Losses (71.750.985.236) (8.924.290.255) - Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain 91.305.439.667 3.932.021.367 - 121.971.677.696 268.039.825 2.765.508.672.717 567.188.792.267 28.844.137.467 - 21.124.558.101 802.360.000 Total 95.237.461.034 3.505.708.238.073 (80.675.275.491) Total 121.971.677.696 268.039.825 2.785.063.127.148 562.196.523.379 28.844.137.467 21.124.558.101 802.360.000 Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts Other asset 3.520.270.423.616 Total 31 Desember 2013/December 31, 2013 Mengalami Penurunan Nilai/ Impaired Tidak Mengalami Penurunan Nilai/ Non-impaired Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Allowance for Impairment Losses (76.393.322.416) (15.495.200.812) - Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain 39.732.264.359 4.142.631.154 - 86.576.211.167 177.354.450 3.030.896.104.182 600.717.818.852 1.721.970.771 21.175.608.170 - 20.837.668.203 798.060.000 Total 43.874.895.513 3.762.900.795.795 (91.888.523.228) Total 86.576.211.167 177.354.450 2.994.235.046.125 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170 20.837.668.203 798.060.000 Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts Other asset 3.714.887.168.080 Total Financing receivables with installments overdue for more than 90 days are classified as impaired financial assets. Piutang pembiayaan yang pembayaran angsurannya telah menunggak lebih dari 90 hari diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang mengalami penurunan nilai. 83 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko likuiditas Liquidity risk Perusahaan memantau risiko likuiditas dengan menggunakan analisa gap yang mengukur mismatch antara jatuh tempo aset dan liabilitas. Metode analisa profil jatuh tempo diperkuat dengan proyeksi arus kas dan scenario analysis untuk mengetahui besarnya potensi kerugian atau dampak terhadap arus kas, laba, dan permodalan pada kondisi pasar yang tidak normal atau ekstrim dari eksposur risiko likuiditas. The Company monitors liquidity risk by using gap analysis which measures the mismatch between assets and liabilities maturity. Maturity profile analysis method supported by cash flow projection and scenario analysis are performed to assess potential loss or effect to cash flow, earnings and equity in the abnormal or extreme market condition from liquidity risk exposure. Kebijakan Perusahaan dalam mengelola risiko ini adalah dengan melakukan mirroring waktu jatuh tempo sumber dana agar memiliki durasi yang mendekati profil waktu jatuh tempo aset. The Company manages such risk by mirroring the maturity period of the funding in order to have similar period with the assets' maturity profile. Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan pembayaran kontraktual: The tables below summarize the maturity profile of the Company’s assets and liabilities at December 31, 2014 and 2013 based on contractual payments: 31 Desember 2014/December 31, 2014 ASET KEUANGAN Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain Aset non-keuangan Total aset Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Does not have contractual due date Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months 3-12 bulan/ 3-12 months 56.946.677.696 268.039.825 - 65.025.000.000 552.400.319.308 84.842.095.438 11.563.018.726 1.046.941.024.973 196.512.513.103 4.602.757.630 1.108.578.121.451 225.582.721.752 8.594.902.393 77.143.661.416 55.259.193.086 4.083.458.718 121.971.677.696 268.039.825 2.785.063.127.148 562.196.523.379 28.844.137.467 66.583.571.558 55.000.000 - 747.360.000 - 21.124.558.101 - - 21.124.558.101 802.360.000 66.583.571.558 FINANCIAL ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts Other asset Non-financial assets 123.798.289.079 713.885.433.472 1.248.803.655.706 1.363.880.303.697 136.486.313.220 3.586.853.995.174 Total assets 1-3 tahun/ 1-3 years >3 tahun/ >3 years Total LIABILITAS KEUANGAN Utang kepada lembaga keuangan dan bank Utang dividen Utang lain-lain Liabilitas lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Liabilitas non-keuangan - 441.626.036.614 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 986.561.506.891 - 959.902.076.461 - - 2.388.089.619.966 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 54.785.204.702 - - 9.095.624.999 - - 9.095.624.999 54.785.204.702 FINANCIAL LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Dividends payables Other payables Other liabilities Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Non-financial liabilties Total liabilitas 54.785.204.702 471.916.355.952 986.561.506.891 968.997.701.460 - 2.482.260.769.005 Total liabilities Neto 69.013.084.377 241.969.077.520 262.242.148.815 394.882.602.237 136.486.313.220 1.104.593.226.169 Net >3 tahun/ >3 years Total 31 Desember 2013/December 31, 2013 ASET KEUANGAN Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain Aset non-keuangan Total aset Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Does not have contractual due date Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months 3-12 bulan/ 3-12 months 55.481.711.167 177.354.450 - 31.094.500.000 507.009.357.757 95.195.922.585 1.721.970.771 9.118.835.352 1.162.505.079.096 240.263.277.126 3.218.904.449 1.270.422.373.704 239.315.943.993 5.969.216.929 54.298.235.568 14.590.105.490 2.868.651.440 86.576.211.167 177.354.450 2.994.235.046.125 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170 55.583.952.776 30.000.000 - 20.837.668.203 768.060.000 - - - 20.837.668.203 798.060.000 55.583.952.776 FINANCIAL ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts Other asset Non-financial assets 111.243.018.393 644.170.586.465 1.427.592.988.874 1.515.707.534.626 71.756.992.498 3.770.471.120.856 Total assets 1-3 tahun/ 1-3 years 84 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued) Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan pembayaran kontraktual: (lanjutan) The tables below summarize the maturity profile of the Company’s assets and liabilities at December 31, 2014 and 2013 based on contractual payments: (continued) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Does not have contractual due date LIABILITAS KEUANGAN Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Utang dividen Utang lain-lain Liabilitas lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Liabilitas non-keuangan Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months 3-12 bulan/ 3-12 months 1-3 tahun/ 1-3 years >3 tahun/ >3 years Total - 402.135.762.447 973.931.510.904 1.061.090.810.587 - 2.437.158.083.938 - 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 149.400.883.290 - - - 149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 48.961.356.080 - 246.330.410 - - - 246.330.410 48.961.356.080 FINANCIAL LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes Dividends payables Other payables Other liabilities Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Non-financial liabilties Total liabilitas 48.961.356.080 433.623.040.376 1.123.578.724.604 1.061.090.810.587 - 2.667.253.931.647 Total liabilities Neto 62.281.662.313 210.547.546.089 304.014.264.270 454.616.724.039 71.756.992.498 1.103.217.189.209 Net The tables below show the remaining contractual maturities of financial liabilities based on undiscounted cash flows as of 31 December 2014 and 2013. Tabel di bawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan berdasarkan pada undiscounted cash flows pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. 31 Desember 2014/December 31, 2014 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Does not have contractual due date Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months 3-12 bulan/ 3-12 months LIABILITAS KEUANGAN Utang kepada lembaga keuangan dan bank Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga - - Total - 472.279.502.371 441.989.183.033 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 1-3 tahun/ 1-3 years >3 tahun/ >3 years Total 1.150.839.626.407 - - - 9.095.624.999 - 9.095.624.999 FINANCIAL LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Dividends payables Other payables Other advances Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts 999.959.451.782 1.159.935.251.406 - 2.632.174.205.559 Total 999.959.451.782 - 2.592.788.261.222 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 31 Desember 2013/December 31, 2013 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Does not have contractual due date LIABILITAS KEUANGAN Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Total Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months 3-12 bulan/ 3-12 months 1-3 tahun/ 1-3 years >3 tahun/ >3 years Total - - 246.330.410 - - 246.330.410 FINANCIAL LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes Dividends payables Other payables Other advances Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts - 433.714.533.432 1.135.846.339.995 1.202.086.863.290 - 2.771.647.736.717 Total - 402.227.255.503 986.199.126.295 1.202.086.863.290 - 2.590.513.245.088 - 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 149.400.883.290 - - - 149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 85 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 32. PENGELOLAAN MODAL 32. CAPITAL MANAGEMENT Kebijakan Perusahaan adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar. The Company’s policy is to maintain a healthy capital structure in order to secure access to funding at a reasonable cost. Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. The primary objective of the Company’s capital management is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value. Selain itu, Perusahaan dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas efektif tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut dipertimbangkan oleh Perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham. In addition, the Company is also required by the Corporate Law effective on August 16, 2007 to contribute and maintain a non-distributable reserve fund until the said reserve reaches 20% of the issued and fully paid share capital. This externally imposed capital requirements are considered by the Company at the Annual General Shareholders’ Meeting. Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. The Company manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of the changes in economic conditions. To maintain or adjust its capital structure, the Company may adjust the dividend payment to shareholders, issue new shares or fund the Company through loans/bank loans. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 26 April 2012 yang diaktakan dalam Akta No. 265 tanggal 25 Mei 2012 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa Perusahaan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perusahaan berakhir berdasarkan keputusan Direksi dan dengan persetujuan Dewan Komisaris. Based on the resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 26, 2012 which was notarized in Deed No. 265 dated May 25, 2012 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, the Company’s Articles of Association resolved that the Company can distribute interim dividend before the end of financial year with the approval of Directors and Board of Commissioners. Termasuk dalam kebijakan pengelolaan modal Perusahaan, Perusahaan juga mempertimbangkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 dimana Perusahaan menjaga jumlah pinjamannya dibandingkan dengan jumlah modal sendiri dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan (gearing ratio) ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 10 (sepuluh) kali. Included in the Company’s capital management policies, the Company also considers Ministry of Finance Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated September 29, 2006 which regulate that Company should maintain the total loan against own capital plus subordination loan subtracted by investment (gearing ratio) at the maximum of 10 (ten) times. Perusahaan telah mematuhi Peraturan Menteri Keuangan tersebut. Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan memiliki gearing ratio sebesar masing-masing 2,16x dan 2,34x. The Company has complied with the regulation. For the years ended December 31, 2014 and 2013, Company’s gearing ratio were 2.16x and 2.34x, respectively. 86 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 33. NILAI WAJAR KEUANGAN ASET DAN PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) LIABILITAS 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES The tables below are a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments that are carried in the financial statements: Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan: Kas dan setara kas Surat-surat berharga - neto Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen - neto Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain Total aset keuangan Nilai wajar/ Fair value Financial assets: Cash and cash equivalents Marketable securities - net 121.971.677.696 268.039.825 121.971.677.696 268.039.825 2.785.063.127.148 2.765.086.846.290 562.196.523.379 28.844.137.467 493.937.843.236 25.719.411.151 Net investment in financing leases, net of allowance impairment losses Consumer financing receivables - net Other receivables 21.124.558.101 802.360.000 21.124.558.101 753.562.862 Currency and interest rate swap contracts Other asset 3.520.270.423.616 3.428.861.939.161 Total financial assets Liabilitas keuangan: Utang kepada lembaga keuangan dan bank Utang dividen Utang lain-lain Liabilitas lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 2.388.089.619.966 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 2.194.686.562.733 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 Financial liabilities: Loans from financial institutions and banks Dividends payable Other payables Other liabilities Accrued expenses 9.095.624.999 9.095.624.999 Currency and interest rate swap contracts Total liabilitas keuangan 2.427.475.564.303 2.234.072.507.070 Total financial liabilities 31 Desember 2013/December 31, 2013 Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan: Kas dan setara kas Surat-surat berharga - neto Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen - neto Tagihan anjak piutang - neto Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain Total aset keuangan Liabilitas keuangan: Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Utang dividen Utang lain-lain Liabilitas lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Total liabilitas keuangan Nilai wajar/ Fair value Financial assets: Cash and cash equivalents Marketable securities - net 86.576.211.167 177.354.450 86.576.211.167 177.354.450 2.994.235.046.125 2.912.784.200.167 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170 594.306.820.045 1.699.662.698 19.278.614.440 Net investment in financing leases, net of allowance impairment losses Consumer financing receivables - net Factoring receivables - net Other receivables 20.837.668.203 798.060.000 20.837.668.203 765.477.301 Currency and interest rate swap contracts Other asset 3.714.887.168.080 3.636.426.008.471 Total financial assets 2.437.158.083.938 2.227.731.086.279 149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 137.224.932.868 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 Financial liabilities: Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes Dividends payable Other payables Other liabilities Accrued expenses 246.330.410 246.330.410 Currency and interest rate swap contracts 2.618.292.575.567 2.396.689.627.486 Total financial liabilities 87 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 33. NILAI WAJAR ASET KEUANGAN (lanjutan) DAN PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) LIABILITAS 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued) Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan: The following tables set out the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Nilai wajar melalui laba atau rugi/ Fair value through profit or loss Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables ASET Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain 21.124.558.101 - Total aset Biaya perolehan diamortisasi lainnya/ Other amortized cost Tersedia untuk dijual/ Available for sale Nilai tercatat/ Carrying value Nilai wajar/ Fair value - - 121.971.677.696 268.039.825 2.785.063.127.148 562.196.523.379 28.844.137.467 121.971.677.696 268.039.825 2.765.086.846.290 493.937.843.236 25.719.411.151 802.360.000 - - 21.124.558.101 802.360.000 21.124.558.101 753.562.862 ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts Other asset 21.392.597.926 3.498.877.825.690 - - 3.520.270.423.616 3.428.861.939.161 Total assets 121.971.677.696 268.039.825 - 2.785.063.127.148 562.196.523.379 28.844.137.467 LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Utang dividen Utang lain-lain Liabilitas lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga - - - 2.388.089.619.966 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 2.388.089.619.966 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 2.194.686.562.733 232.645.282 14.647.105.050 325.774.532 15.084.794.474 9.095.624.999 - - - 9.095.624.999 9.095.624.999 LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Dividends payables Other payables Other liabilities Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Total liabilitas 9.095.624.999 - - 2.418.379.939.304 2.427.475.564.303 2.234.072.507.070 Total liabilities 31 Desember 2013/December 31, 2013 Nilai wajar melalui laba atau rugi/ Fair value through profit or loss Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables ASET Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Aset lain-lain 20.837.668.203 - Total aset Biaya perolehan diamortisasi lainnya/ Other amortized cost Tersedia untuk dijual/ Available for sale Nilai tercatat/ Carrying value Nilai wajar/ Fair value - - 86.576.211.167 177.354.450 2.994.235.046.125 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170 86.576.211.167 177.354.450 2.912.784.200.167 594.306.820.045 1.699.662.698 19.278.614.440 798.060.000 - - 20.837.668.203 798.060.000 20.837.668.203 765.477.301 ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts Other asset 21.015.022.653 3.693.872.145.427 - - 3.714.887.168.080 3.636.426.008.471 Total assets 86.576.211.167 177.354.450 - 2.994.235.046.125 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170 LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Utang dividen Utang lain-lain Liabilitas lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 246.330.410 - - - 246.330.410 246.330.410 LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes Dividends payables Other payables Other liabilities Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Total liabilitas 246.330.410 - - 2.618.046.245.157 2.618.292.575.567 2.396.689.627.486 Total liabilities - - - 2.437.158.083.938 2.437.158.083.938 2.227.731.086.279 - - - 149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 137.224.932.868 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751 88 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 33. NILAI WAJAR ASET KEUANGAN (lanjutan) DAN PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) LIABILITAS 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued) Tabel di bawah ini menyajikan instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar berdasarkan hirarki yang digunakan Perusahaan untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen keuangan: The following tables set out the financial instruments at fair value based on hierarchy used by Company in determine and disclose the financial instrument’s fair value: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Keterangan Aset Surat-surat berharga Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Total aset Tingkat 1/ Level 1 Tingkat 2/ Level 2 Tingkat 3/ Level 3 Total Description - 21.124.558.101 - 21.124.558.101 Assets Marketable securities Currency and interest rate swap contracts 268.039.825 21.124.558.101 - 21.392.597.926 Total assets 268.039.825 - - 268.039.825 Liabilitas Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga - 9.095.624.999 - 9.095.624.999 Liability Currency and interest rate swap contracts Total liabilitas - 9.095.624.999 - 9.095.624.999 Total liability 31 Desember 2013/December 31, 2013 Keterangan Aset Surat-surat berharga Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Tingkat 1/ Level 1 Tingkat 2/ Level 2 Tingkat 3/ Level 3 Total Description 177.354.450 - - 177.354.450 - 20.837.668.203 - 20.837.668.203 Assets Marketable securities Currency and interest rate swap contracts 177.354.450 20.837.668.203 - 21.015.022.653 Total assets Liabilitas Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga - 246.330.410 - 246.330.410 Liability Currency and interest rate swap contracts Total liabilitas - 246.330.410 - 246.330.410 Total liability Total aset Perusahaan mengukur nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar dengan menggunakan tingkat hirarki berikut ini: The Company measures fair value for financial instrument recognized at fair values using the following hierarchy level: - - - Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar yang aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis, Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi, Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. - Level 1: Quoted market price in an active market for an identical instrument, Level 2: Valuation techniques based on observable inputs, Level 3: Valuation techniques using significant unobservable inputs. Fair value is defined as the amount at which the instrument could be exchanged in a current transaction between knowledgeable willing parties in an arm’s length transaction, other than in a forced or liquidation sale. Fair values are obtained from quoted market prices, discounted cash flow models and option pricing models as appropriate. Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya. 89 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 33. NILAI WAJAR ASET KEUANGAN (lanjutan) LIABILITAS 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued) Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan: Financial instruments presented in the statement of financial position are carried at the fair value, otherwise, they are presented at carrying values as either these are reasonable approximation of fair values or their fair values cannot be reliably measured. The following methods and assumptions are used to estimate the fair value of each class of financial instruments: a. b. DAN PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi a. Financial instruments carried at fair value or amortized cost Surat-surat berharga dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada pasar kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif dan teknis valuasi. Investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen neto, tagihan anjak piutang, pinjaman karyawan (bagian dari piutang lain-lain), aset lain-lain dan utang kepada lembaga keuangan dan bank dan efek hutang yang diterbitkan dengan suku bunga tetap dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama. Marketable securities and currency and interest rate swap contracts are carried at fair value using the quoted prices published in the active market and valuation technique, respectively. Net investment in financing leases and net consumer financing receivables, factoring receivables, employee loan (part of other receivables), other asset and loans from financial institutions and banks and debt securities issued with fixed interest rate are carried at amortized cost using the effective interest rate method and the discount rates used are the current market incremental lending rate for similar types of lending. Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya b. Financial instruments with carrying amounts that approximate their fair values Nilai wajar untuk kas dan setara kas, piutang lain-lain, utang dividen, utang lain-lain, liabilitas lain-lain dan beban akrual mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari utang kepada lembaga keuangan dan bank dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala. The fair value of cash and cash equivalents, other receivables, dividends payable, other payables, other liabilities and accrued expenses approximate their carrying values due to their short-term nature. The carrying values of loans from financial institutions and banks with floating interest rates approximate their fair values as they are re-priced frequently. 34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING 34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY Posisi aset dan liabilitas dalam valuta asing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: Details of assets and liabilities denominated in foreign currency as of December 31, 2014 and 2013 are as follows: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Setara Rp/ Rupiah Equivalent (US$) Aset dalam valuta asing Kas dan setara kas Investasi sewa pembiayaan neto Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya 740.104 11.973.694 9.166.191.259 148.294.200.872 221.298 2.740.771.514 Assets denominated in foreign currency Cash and cash equivalents Net investment in financing leases Advances, prepayments and others Total aset dalam valuta asing 12.935.096 160.201.163.645 Total assets denominated in foreign currency 90 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING (lanjutan) 34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY (continued) Posisi aset dan liabilitas dalam valuta asing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: (lanjutan) Details of assets and liabilities denominated in foreign currency as of December 31, 2014 and 2013 are as follows: (continued) 31 Desember 2014/December 31, 2014 Setara Rp/ Rupiah Equivalent (US$) Liabilitas dalam valuta asing Liabilities denominated in foreign currency Utang kepada lembaga keuangan dan bank Beban akrual Uang muka dan lain-lain Utang lain-lain (48.247.778) (318.390) (4.945) (54.234) (597.548.727.224) (3.943.259.533) (61.243.825) (671.689.330) Loans from financial institutions and banks Accrued expenses Advances and others Other payables Total liabilitas dalam valuta asing (48.625.347) (602.224.919.912) Total liabilities denominated in foreign currency Total liabilitas neto dalam valuta asing (35.690.251) (442.023.756.267) Total liabilities denominated in foreign currency - net 31 Desember 2013/December 31, 2013 Setara Rp/ Rupiah Equivalent (US$) Aset dalam valuta asing Assets denominated in foreign currency Kas dan setara kas Investasi sewa pembiayaan neto Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya 1.082.126 11.256.722 13.190.043.577 137.208.184.992 20.679 252.054.259 Cash and cash equivalents Net investment in financing leases Advances, prepayments and others Total aset dalam valuta asing 12.359.527 150.650.282.828 Total assets denominated in foreign currency Liabilitas dalam valuta asing Liabilities denominated in foreign currency Utang kepada lembaga keuangan dan bank Beban akrual Uang muka dan lain-lain Utang lain-lain (16.962.556) (72.638) (2.018) (49.619) (206.756.593.476) (885.387.386) (24.594.111) (604.808.185) Loans from financial institutions and banks Accrued expenses Advances and others Other payables Total liabilitas dalam valuta asing (17.086.831) (208.271.383.158) Total liabilities denominated in foreign currency Total liabilitas neto dalam valuta asing (4.727.304) (57.621.100.330) Total liabilities denominated in foreign currency - net To hedge the risk associated with the fluctuation of foreign currency and floating interest rate of the bank loan, the Company uses derivative financial instruments (Note 8). Untuk melindungi dari risiko yang berkaitan dengan fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang dari pinjaman bank, Perusahaan menggunakan instrumen keuangan derivatif (Catatan 8). 91 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 35. SALDO DAN TRANSAKSI BERELASI PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) KEPADA PIHAK 35. BALANCES AND RELATED PARTY TRANSACTIONS WITH The Company issued MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 with a nominal value of Rp150,000,000,000 for the purpose of funding the Company’s working capital. The related party balance consist of key management amounting Rp nil and Rp60,000,000,000 as of December 31, 2014 and 2013, respectively (Note 13). Perusahaan menerbitkan MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 dengan nilai nominal Rp150.000.000.000 yang bertujuan untuk modal kerja Perusahaan. Saldo dengan pihak berelasi adalah kepada manajemen kunci sebesar Rp nil dan Rp60.000.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Catatan 13). 36. LIABILITAS KONTINJENSI 36. CONTINGENT LIABILITIES The Company does not have any significant contingent liabilities as of December 31, 2014 and 2013. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi yang signifikan. 37. INFORMASI SEGMEN USAHA 37. BUSINESS SEGMENT INFORMATION For management reporting purposes, the Company’s operating results are reported in two business segments, i.e., lease financing and consumer financing as follows: Untuk tujuan pelaporan manajemen, hasil operasi Perusahaan dilaporkan dalam dua segmen usaha, yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan sebagai berikut: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2014/ Year ended December 31, 2014 Keterangan Pendapatan Hasil segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat dialokasikan Laba sebelum beban pajak Beban pajak Laba neto Aset dan liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen Sewa pembiayaan/ Finance lease Pembiayaan konsumen/ Consumer financing Tidak Dapat Dialokasikan/ Unallocated Total Description 490.141.383.386 106.997.304.865 4.157.009.694 268.845.097.313 184.025.422.305 601.295.697.945 268.845.097.313 184.025.422.305 148.425.178.327 37.570.245.000 110.854.933.327 Revenues Segment income Financing costs Unallocated expenses Profit before tax expense Tax expense Net profit 2.794.399.924.633 10.620.324.079 563.012.210.488 2.569.063.715 229.441.860.053 2.469.071.381.211 3.586.853.995.174 2.482.260.769.005 Assets and liabilities Segment assets Segment liabilities 17.218.521.861 5.816.089.483 17.218.521.861 5.816.089.483 3.615.134.000 3.615.134.000 Informasi segmen Lainnya Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi Beban nonkas lainnya: - Imbalan kerja karyawan Other segment information Capital expenditure Depreciation and amortization Other non-cash expenses: - Employee benefit expense Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013 Keterangan Pendapatan Hasil segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat dialokasikan Laba sebelum beban pajak Beban pajak Laba neto Aset dan liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen Sewa pembiayaan/ Finance lease Pembiayaan konsumen/ Consumer financing Tidak Dapat Dialokasikan/ Unallocated Total Description 507.110.503.252 115.809.558.921 4.443.847.394 269.343.010.879 176.856.614.785 627.363.909.567 269.343.010.879 176.856.614.785 181.164.283.903 45.491.713.563 135.672.570.340 Revenues Segment income Financing costs Unallocated expenses Profit before tax expense Tax expense Net profit 3.001.476.524.331 9.725.845.958 590.131.775.506 2.562.064.848 178.862.821.019 2.654.966.020.841 3.770.471.120.856 2.667.253.931.647 Assets and liabilities Segment assets Segment liabilities 11.778.520.659 5.920.375.547 11.778.520.659 5.920.375.547 2.996.824.000 2.996.824.000 Informasi segmen Lainnya Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi Beban nonkas lainnya: - Imbalan kerja karyawan 92 Other segment information Capital expenditure Depreciation and amortization Other non-cash expenses: - Employee benefit expense The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 37. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 37. BUSINESS (continued) SEGMENT INFORMATION Geographical information are as follows: Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2014/ Year ended December 31, 2014 Keterangan Jawa dan Bali/ Java and Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Pendapatan 234.619.465.592 166.752.287.356 109.397.316.567 90.526.628.430 601.295.697.945 Revenues Total Beban 213.672.145.148 110.388.216.001 74.925.802.846 53.884.355.623 452.870.519.618 Total expenses Beban keuangan Beban umum dan administrasi Beban kerugian penurunan nilai 106.936.661.747 75.934.850.629 49.128.858.117 36.844.726.820 268.845.097.313 84.573.855.678 17.978.052.271 12.678.827.445 7.624.340.645 122.855.076.039 20.188.905.023 16.164.792.847 13.073.967.623 9.331.028.480 58.758.693.973 Financing costs General and administrative expense Provision for impairment losses 20.947.320.444 56.364.071.355 34.471.513.721 36.642.272.807 148.425.178.327 Profit before tax expense 1.549.018.478.764 2.460.956.574.952 955.565.562.953 8.805.284.696 645.677.085.676 7.131.366.776 436.592.867.781 3.586.853.995.174 5.367.542.581 2.482.260.769.005 Assets and liabilities Assets Liabilities ______________________________ Laba sebelum beban pajak Aset dan liabilitas Aset Liabilitas Total Description ___________________________________ Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013 Keterangan Jawa dan Bali/ Java and Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Pendapatan 236.427.245.687 162.261.996.194 125.052.626.578 103.622.041.108 627.363.909.567 Revenues Total Beban 193.712.785.249 115.544.685.676 75.094.303.161 61.847.851.578 446.199.625.664 Total expenses Beban keuangan Beban umum dan administrasi Beban kerugian penurunan nilai 102.936.901.567 72.789.116.356 51.946.428.674 41.670.564.282 269.343.010.879 73.732.454.212 15.410.556.805 11.497.261.770 7.602.468.595 108.242.741.382 14.718.688.162 26.240.399.527 11.373.374.488 12.321.147.731 64.653.609.908 Financing costs General and administrative expense Provision for impairment losses 42.714.460.438 46.717.310.518 49.958.323.417 41.774.189.530 181.164.283.903 Profit before tax expense 1.572.159.983.641 2.643.916.923.508 947.203.453.523 9.745.568.791 729.581.236.306 7.044.542.792 521.526.447.386 3.770.471.120.856 6.546.896.556 2.667.253.931.647 Assets and liabilities Assets Liabilities ______________________________ Laba sebelum beban pajak Aset dan liabilitas Aset Liabilitas 38. PERNYATAAN STANDAR KEUANGAN YANG DIREVISI AKUNTANSI Total Description ___________________________________ 38. REVISED STATEMENTS OF ACCOUNTING STANDARDS FINANCIAL Berikut ini adalah beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2014: The following are several Indonesian Financial Accounting Standards issued by the Board of Indonesian Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants that are considered relevant to the financial reporting of the Company but not yet effective for 2014 financial statements: • • PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku efektif 1 Januari 2015. SFAS No. 1 (Revised 2013): Presentation of Financial Statements, adopted from IAS 1, effective 1 January 2015. This SFAS change the grouping of items presented in Other Comprehensive Income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified. PSAK ini mengubah penyajian kelompok pospos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. 93 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 38. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan) • 38. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued) • PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2015. This SFAS, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures. PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. • • PSAK No. 46 (Revisi 2014): Pajak Penghasilan, yang diadopsi dari IAS 12, berlaku efektif 1 Januari 2015. • PSAK No. 48 (Revisi 2014): Penurunan Nilai Aset, yang diadopsi dari IAS 36, berlaku efektif 1 Januari 2015. • PSAK No. 50 (Revisi 2014): Instrumen Keuangan: Penyajian, yang diadopsi dari IAS 32, berlaku efektif 1 Januari 2015. SFAS No. 50 (Revised 2014): Financial Instruments: Presentation, adopted from IAS 32, effective 1 January 2015. This SFAS provides more deep about criterion on legally enforceable right to set off the recognized amounts and criterion to settle on a net basis. PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto. • SFAS No. 48 (Revised 2014): Impairment of Assets, adopted from IAS 36, effective 1 January 2015. This SFAS provides additional disclosure terms for each individual asset (including goodwill) or a cash-generating unit, for which an impairment loss has been recognized or reversed during the period. PSAK ini memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual (termasuk goodwill) atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode. • SFAS No. 46 (Revised 2014): Income Taxes, adopted from IAS 12, effective 1 January 2015. This SFAS now provides additional provision for deferred tax asset or deferred tax liability arises from a non-depreciable asset measured using the revaluation model, and those arises from investment property that is measured using the fair value model. PSAK ini memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar. • SFAS No. 24 (Revised 2013): Employee Benefits, adopted from IAS 19, effective 1 January 2015. • PSAK No. 55 (Revisi 2014): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang diadopsi dari IAS 39, berlaku efektif 1 Januari 2015. SFAS No. 55 (Revised 2014): Financial Instruments: Recognition and Measurement, adopted from IAS 39, effective 1 January 2015. This SFAS, among others, provides additional provision for the criteria of not an expiration or termination of the hedging instrument, and provision to account financial instruments at the measurement date and after initial recognition. PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kedaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrumen keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal. 94 The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in Rupiah) 38. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan) • 38. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued) • PSAK No. 60 (Revisi 2014): Instrumen Keuangan: Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS 7, berlaku efektif 1 Januari 2015. This SFAS, among others, provides additional provision on offsetting disclosures with quantitative and qualitative information, and disclosures on Transfers of financial instruments. PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan. • SFAS No. 60 (Revised 2014): Financial Instruments: Disclosures, adopted from IFRS 7, effective 1 January 2015. • PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif 1 Januari 2015. SFAS No. 68: Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13, effective 1 January 2015. PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan. This SFAS provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted. Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tersebut terhadap laporan keuangan Perusahaan. The Company is presently evaluating and has not yet determined the effects of these Statement Financial Accounting Standards (SFAS) on its financial statements. 39. PERISTIWA SETELAH PELAPORAN TANGGAL PERIODE 39. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD Tanggal 24 Februari 2015, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka dan perjanjian fasiltias angsuran berjangka (revolving) dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal batasan kredit sebesar Rp300.000.000.000, dan dengan jangka waktu sampai dengan 36 bulan. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan. On February 24, 2015, the Company signed a term loan facility agreement and revolving term facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk., with a maximum credit limit of Rp300,000,000,000 with term of 36 months. The loan facility is secured with the Company’s finance lease and consumer financing receivables. Tanggal 24 Februari 2015, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman aksep dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal batasan kredit sebesar Rp90.000.000.000, dan dengan jangka waktu sampai dengan 12 bulan. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan. On February 24, 2015, the Company signed a money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk., with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 with term of 12 months. The loan facility is secured with the Company’s finance lease and consumer financing receivables. 95 PT BUANA FINANCE TBK Jl. Jend. Sudirman Kav. 21 Jakarta 12920 Phone : 021 - 5208066 Fax : 021 - 5208055