Jurnal Agriekstensia - Universitas Brawijaya
Transcription
Jurnal Agriekstensia - Universitas Brawijaya
rssN 14124866 Agriekstensia Jurnal Penelitian Terapan Bidang Sosial, Ekonomi dan Pertanian Vol. 11 No. 2, DESEMBER 2A12 Analisis Peran Kelembagaan Penyuluhan Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Malang Efektifitas Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Kjian Efisiensi Pola Tanam Tumpangsari Cabai Merah Keriting (capsicumAnnum L.) Dengan Beberapa Jenis Tanaman Sela Kaj ian Alat Tanam Padi Tipe Rotor Dengan Pendekatan Ergonomis Analisis Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pengembangan Kelembagaan Kelompok Tani Perempuan Dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sekitar Rumah Di Kabupaten Kediri (studi Kasus Pada Kelompok Tani Perempuan Desa Nambakan, Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri) Etos Kerja, Motivasi, Dan Sikap InovatifPetani Dampak Penerapan Pendekatan Dan Metoda Participatory Rural Appraisal (pra) Pada Kegiatan Penyuluhan Pertanian Terhadap Produktivitas Dan Kemandirian Petani Di Jawa Timur Reproduksi Pengetahuan Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan Pada Komunitas Petani Sayuran Kelimpahan Populasi Ulat Spodoptera Exigua Hub. Pada Berbagai Galur / Varietas Bawang Merah Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat Petani Dalam Percepatan Adopsi DanAlih Teknologi Di Jawa Timur Agriekstensia Vol. 11 No. 2 Hlm. 175-358 Malang, Desember 2012 rssN l4l2-4866 Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang " *.'\ # iekstensia l5=r. Penelitian' Terapen"B idang Sosia l, Ekonomidan Pertanian {{ Vol. '' 175 - No. 2n Desernber 2012 Daftar lsi 19.1 ,Analisis Peran Kele4baga4o Penyuluhan peningkatan Malang fherja Penyuluh Pertanian Upaya Pdry Kabupaten Di lg2-210 Efektifitas ,Penggu4qan Media Audio Visual :Dalapo Pelaksanaan PenYuluhan Pertmian .:..' 211-224 Kjian Efisiensi Pola Tanarr,r Tumpangsari Cabai Merah Gagpng S. Wahyuning P AchmadNizar Dwi Purnomo ?25. RfraDewi M 2,36 @ng .235 Kajian Alat Tanam Padi Tlpe Rotor Qengan Pendekatan Ergonomis - 260 Suryadi Analisis Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Peirgembangan Kelembagaan Kelompok Tani Perempuan Oatam pemanfaatan Lahan Pekarangan Sekitar Rumah Di Kabupaten Kedti (studi Kasus Pada Kelompok. Tkrni Perempuan Desa Nambakan, Kecamatan Ringinrejo KabupatenKediri) 261 -302 303 -323 Etos Kerj a, Motivasi, Dan Sikap InovatifPetani Dampak Penerapan Pendekatan Dan Metoda Participatory nurai Appraisal (pra) Pada Kegiatan Penyuluhan Pertanian Terhadap Produktivitas Dan Kemandfuian Peuni Di Jawa Timur Gunawan 324 - 337 Reproduksi Pengetahuan Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan Pada Komunitas Petani Sayuran Kliwon Hidayat Mangku Purnomo Harwanto 338 - 345 Kelimpahan Populasi Ulat Spodoptera Exigua Hub. Pada Berbagai Galur / Varietas Bawang Merah 346 - 358 Karakteristik Sosial Budaya Maqyarakat Petani Dalam PercepatanAdopsi Dan Alih Teknologi Di JawaTimur Nurul lstiqomah Anwar Sadad') Kasmiyati RikaAsnita AGRIEKSTE,NSIA VOL. 11 NO. 2, DESEMBER 2OI2,TLM324 _ 337 RERRODUKSI PENGETAEUAN INOVASI TEKNOI.OGI RAMAE LINGKUNGAN PADA KOMTINITA.S PETANI SAYT]RAN (Studi di Desa Tawangar3o, Kecamatan Karangplosoo Kabupaten Malang) Gunawanl), Kliwon L*dayaP,Mangku Purnomo2) ABSTRAK ini bertujuan menganalisis reproduksi pengetahuan inovasi teknologi ramah lingkungan pada komunitas petani sayuran.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitataiflokasi penelitian dilaksanakan di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso.Teknik analisis yang digunakan adalah model interaktif yang dikembangkan Miles dan Huberman. Keabsahan data diuji dengan cara menguji derajad kepercayaarl kiteria keteralihan dan kiteria kepastian,Hasil penelitian menunjukkan bahwa reproduksi pengetahuan merupakan hasil rekonstruksi pengetahuan petani antara inovasi teknologi ramah lingkungan yang diintroduksikan dengan kebiasaan petani dalam berusaha tani sayuran.Hasil reproduksi pengetahuan berupa pengetahuan baru tentang komponen Penelitian teknologi ramah lingkungan.Komponen inovasi teknologi ramah lingkungan meliputi penggunaan benih unggul, penggunaan pupuk bokashi, pengurangan pupuk kimia, pengurangan pestisida, penggunaan tricodherma dan penggunaan pestisida nabati. Koa Kunci: reprduksi pengelqhuon, tefuotogi ramah linghmgan, petani sayuran ABSTRACT The objective of research is to analyze the reproduction of the environmental friendly technological innovation knowledge based in the vegetable farmer community, Research method is qualitative approach. The location of research is at Tawangargo Village, Karangploso Subdistrict. The analysis technique is Miles and Huberman's interactive model. Data validity is tested by examining the trust degree, shiftiness criteria and certainty criteria. Result of research indicates that reproduction of knowledge represents a reconstructive result of farmer knowledge about the relationship between the envirsnmental friendly technological innovation and the farmer habit in cultivating vegetable. The outcome of reproduction of knowledge is a new knowledge on the environmental friendly technology component. The environmental friendly technology component is involving the use ofsuperior seed, the use of bokashi fertilizer, the reduction of chemical fertilizer, the reduction of pesticide, the use of tricodherma and the use of vegetative pesticide. Key word: the Reprodrction o/ Knowledge, Envirorunenlal Friendly techrnlogt, wgetable Farmer Comrmmity r) 2) 324 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya sumberdaya PEIYDAHULUAN Pertanian Sebagai basis Pertanian, desa memiliki peran strategis dalam pembangunan pertanian.Pembangunan di perdesaan tidak dapat kebijakan dipisahkm dari pertanian lokal, mulai Badan Litbang tahun 20Ll Model melaksanakan Program Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) sebagai -progran pembangunan Peranian melalui sistem diseminasi multi pembangunan Pertanian Yang memfoluskan Pada PencaPaian swasembada pangan berkelanjutaru peningkatan diversifrkasi pangan, peningkatan nilai tamball daya saing channel. TujuannYa meningkatkan kemandirian untuk pangao, nilai tambah, daya saing dan kesejahteraan petani. Muatan pertaniaa ini kesejahteraan petani (Litbang, 2010). Pembangunan pertanian di perdesaan yarg bertujuan untuk mewujudkan kemandirian pembangunan pedesaan memiliki konteks penyebarluasan inovasi yamrg berorientasi pada suatu kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan sumberdaya alam dan kearifan tokal (endogenous lntowledge) khususnya yang didasarkan pada potensi wilayah pertanian. dan ekspor, serta desa diarahkan Pada yang berbasis sumberdaya Peningkatan Pe,mbangunan PendaYagunaan alam dan sumberdaYa manusi4 dengan memanfaatkan ketersediaan teknologi pertaniarq guna mengembangkan sistem agribisnis, yaitu mengembangkan industri hulu pertanian, industri hilir pertanian dan indusfti jasa seraoa simultan dan harrnonis. Dukungan ketersediaan inovasi teknologi tepat guna, spesifik lokasi, muratL mudah diterapkan oleh petani, mengandung muatan bahan baku lokal, dan tidak menimbulkan gangguan ekosistem, sangat berarti dan diperlukan dalam mensukseskan pembangunan pertanian perdesaan. Dalam rangka mendukung pembanguaan Pertanian menuju terwujudnya Pertanian ugguian berkelanjutan Yffig berbasis qgnafr fuprodu"Egi <Peflgetofuon lwvasi tefi"nofogi Ling fritngan Aada I(omunitas Qetffii Soyuran perdesaan dalam model Skala Pengembangan disesuaikan dengan basis usaha yang dilakukaru terganhrng pada kondisi wilayah di masing-masing lokasi. Salah satu model pe,rgembangan pertanian melalui penerapan inovasi teknologi di Kabupaten Malang dilaksanakan di Kecamatan Ksr:angploso khususnYa Desa Tawangargo, dengan basis usaha pada pengembangan sayuran Yang mengarah ke produk ramah lingkungan. Pemilihan inovasi teknologi ramah lingkungan berbasis tanaman sayuran didasarkan Pada keunggulan sumberdaya lokal. Desa Tawangargo perdesaan Kecamatan KarangPloso meruPakan wilayah yang memPunYai toPografi perbukitan dengan ketinggian tempat 700-1000 m dp1 dan curah hujan 1-5002.000 mm/th. Dengan kondisi tersebut maka wilayah Desa Tawangargo sangat 325 cocok untu& pengembangan pertanian lhususnyS komoditas sayuran. Luas wilayah desa Tawangargo 784 ha yang terdiri dari permukiman 98 ha" sawah 204ha\ tegalan 315 ha perkebunan 130 ha serta hutan produksi 37 ha. Sekitar 65 o/o dari luas lahan pertanian desa Tawangargo, saat ini didominasi usahatani aneka sayuran (sawi, brokoli, letfuce, kobis, cabai, andewi, buncis, tomat, jagung manis). (Anonim, 2008; Rahayu,2010). ' program Pelaksanaan pengembangan pertaniau pedesaan melalui intoduksi inovasi teknologi rarnah lingkungan di Desa Tawangargo dilalrukan dengan model partisipasi. Peinbangunan yang partisipatif merupakan proses yang melibatkan petani dalam keputusan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Keterlibatan petani dimulai perencanaan yaitu penggalian potensi wilayah desa dan permasalahan dari yang iberkembang, sampai pada pelaksanaan kegiatan melalui penerapan inovasi'teknologi ramah lingkungan. Komponen inovasi teknologi tersebut meliputi pemberian pupuk organik, penggwuran benih unggul, pelrggunaan ficodenna, pengurangan dosis pupuk kimiq pengurangan dosis pestisid4 dan penggunaan pestisida nabati. Transfer teknologi dari sumber inovasi teknologi ramah lingkungan kepada pengguna juga komunitas petani sayuran Desa Tawangargo. Hal ini tak lepas dari kenyataan bahwa ilmu pengetahuan baru secara alamiah akan berbaur bersama petani yang telah mapan sebelumnya. Ilmu pengetahuan baru sebagai hasil konstruksi petani inilah yang akan diuji apakah ia lebih dekat dengan ilmu pengetahuan dari BPTP atau ilrnu pengetahuan mereka sendiri. Hasil'dari analisis tersebut selanjutrya menjadi standard baru apakah ilmu pengetahuan dari BPTP terintroduksi secara efektif atau tidak pada komunitas petani sayuan Desa Tawangargo. petani menentukan keberhasilan penerapm inovasi yang diinginkan. Kegiatan penyuluhan lebih 326 diutanaakan sebagai proses pendidikan dalam mengubah perilaku petani agar menjadi lebih berkualitas melalui proses komunikasi. Penyebarluasan informasi, inovasi dan teknologi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani harus dilalcukan dengan pendekatan dan metode yang tepat. Petani mempunyai kapasitas untuk menyerap apa yang terjadi di sekelilingny4 selanjutrya menganlisis dan menafsirkan baik sebagai hasil pengamatan maupun pengalaman, ymg pada gilirannya dapat digunakan untuk meramalkan ataupun sebagai dasar pertimbangan dalam pengaarbilan keputusan. Oleh karena itu menarik dikaji bagaimana pengetahuan inovasi teknologi ramah lingkungan diintroduksikan pada Fokus dan Rumusan Masalah lnovasi teknologi lingkungan ini ramah diperkenalkan oleh Qunawan, [f;f, BPTP Jawa Timtr kePada Petani sayuran Desa Tawangargo.Sementara itu petani sayuran Desa Tawangargo telah mempunyai pengetahuan lokal dalarn berbudidaya sayuran melalui pengalaman dalam berusalu tani. Selain itu petani Desa Tawangargo terbuka dalam meirerima informasi teknologi dari sumber-sumber informasi teknologi yang lain sqrerti pedagang' perusahaam benih dan Perusahaan pestisida Penelitian ini difokuskan pada reproduksi Pengetahuan dan penerapan inovasi teknologi ramah lingkungan pada komunitas Petani sayuran Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, KabuPaten Malang. belakang Berdasarkan agat atas perrnasalahan latar dan di memahami secara mendalam dalam penelitian ml, maka dirumuskan masalah penelitian yaitu: bagumana pengetahuan inovasi teknologi ramah tingkungan direProduksi oleh komunitas petani sayuran di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Malaag (c) terdaPat Program Model Pengerrbangan Pertanian Perdesaan Metalui inovasi (MP3tv{I) Dalam penelitian ini Penentuan informan ditentukan secara sengaja Qrurpossive) sesuai dengan yaurta 2 yang diangkx informan kunci, 2 orurg petani perrrasalalran orang yang tenru$uk dalam kelomPok PeAni 5 orang Petani murni dan 4 orang petani serabutan, 1 orang PPL dm 2 orang Petugas dari BPTP' Infomran penelitian ditentukan dan dagang, diwawancarai berdasarkan kemungkinannya dalam me'mberikan data secara menyeluruh dan mendalm' Peneliti melakukan rrawalc,-qra secara mendalam terhadap para informan yang telah dipilih secara selektif. Teknik analisa data digunakan dalam penelitian ini Yaog adalah model interaktif sePerti Yaflg Huberrnan dan Miles oleh dikeinukakan Malang? Metode Penelitian Penelitian Malang dengan beberaPa pecimbamgan antara tain; (a) sebagai pengembangan kawasan saYuran kabupaten Malang O) akan dibangun desa wisata Pertanian oleh Pemda Kabupaten ini dirancang dengan metode kualitatif.Dalam pendekatan kualitaJiq fenomena ini diPahami menurut paham emik Yaitu sudut pandang subyek yang diteliti.Lokasi kasus penelitian berada di Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso togi fu'maft ryprof,u*gi <Pengetafruan hmnsi te fuw rfuda Qewti Salnmn Ling fiagon Konunitas (1992).Model ini terdiri dari tiga hat pokok yaitu reduksi data penyajian daa dan penarikan kesimpulan.Ketiga hal ini saling jalin-menjalin pada saa! selama dan setelah pengumpulan data dilalflrkan sehingga seakan-akan meinbentuk siklus yang interaktif. 327 Penyajian data Prinsip-prinsip verivikasi data meliputi empat macam yaitu: (1) kepercayaan (creadtbility), (2) keteralihan (3) kebergantungan (dependibility), (4) kepastian (tranferability), (confirmability). HASIL DAN PEMBAHASAN Polanyi dalamlumbantobing htowledge merupakan knowledge yang diqrn di dalam benak manusia dalam bentuk intuisi, persepsi, keahliaq dan pengalaman individu yang sangat sulit diformalisasikan dan dr-share dengan lain" orang sedangkan knowledge explicitknowledge adalah yang dapat atau sudah terkodifikasi dalam bentuk dokumen atau bentuk berwujud lainnya sehingga dapat (201 1),' menyatakan bahwa knowledge dengan mudah ditransfer terdiri atas dua jenis yaitu didistribusikan dengan menggunakan tacit lmowledge dan explicit lmowledge.Tocil 'acit dan berbagai media. Trcit..-r IV tirl I x 15 g5' m x E. 6 Ery${$l nat"*u"n | | Effiffi:E-J Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) kedua jenis lmowledge .tersebut proses konversi, yaitu: Sosialisasi, dapat dikonversi melalui empat jenis lnternalisasi. Keempat 328 Eksternalisasi, Kombinasi dan jenis proses $uruwan, dfrd konversi ini disebut SECI Process. Empat model konversi lmowledge, yaitu: (1) Sosialisasi merupakan proses sharing dan penciptaan tacitlonwledge melalui interaksi dan Pengalaman langsung, (2) Eksternalisasi merupakan tacitknowledge pengartikulasian menjadi explicitknowledge melalui proses dialog dan refleksi, (3) dapat meirgurangr ponberian puprft kimia sebesar 6A-700/o Pada musim kemarau dan 30o/o Pada musim penghujan. Manfaat lain dari penggunaan pupuk organik adatah ketahanan tanaman terhadaP seranganhama dan penyakit lebih tinggi, sehingga penggun,um pestisida Kombinasi merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi explicitknowledge yang baru melalui dengan sendirinya menjadi berkurang. Pemahaman lain tentang Penggunarm pupuk organik adalah cara pembuatan dan pemberiannya mudah dilakukan. dan Pembuatan pupuk organik oleh petani sistemisasi PengaPlikasian explicitlotowledge dan inforrnasi, dan (4) Internalisasi merupakan proses pembelajaran dan akuisisi lmowledge yang dilakukan oleh anggota kelompok mengacu pada teknologi yang telatt diinfroduksikan.Pemberian Pupuk organik dilakukan Pada saat terhadap explicitkrtowledge yang pemupukan dasar setelah Pembuatm bedengan. Hal lain yang dirasakan disebarkan melalui pengalaman sendiri berbeda sehingga menjadi tacitknowledge yang baru. baru tentang sayuran Pengetahuan petani pupuk organik diberikan semakin komPonen banyak maka tanaman sexnakin baik. Sedangkan apabila pupuk kandang diberikan terlalu banyak maka tanaman cepat kelihatan layu dan rentm terhadap penyakit.Ketersediaan bahan untuk pupuk organik cukup tersedia sehingga harganya masih terjangkau teknologi ramah lingkungan meliputi; pemberian pupuk organit penggun&n benih unggul, penggunaan tricodenn4 pengurangan dosis pupuk kimia pengurangan dosis pestisida" orgaoik dan r Pemahaman Petani tentang penggunaan pupuk organik diyakini lebih petani oleh menguntungkan.Keuntungan dengan menggunakan pupuk organik Yaitu dapf menyuburkan penggunaan Pupuk pupuk kandang Yang organik dengan petani adalah apabila biasa digunakan komunitas inovasi penggunarn pestisida nabati. a). Pemberian pupuk dari tanah dan mengurangi pemakaian pupuk kimia. Menurut petani, dengan Pengunaan pupuk organik sebesar 10 ton/trektar fuproduftEi cPengetafr.uan Inansi te fu,0 bgt Aonafr Ling fr3tng an cPata l(omunitas {Peuni S ayuron oleh petani. Pe'ngetahuan te'lfang oleh komunitas petani sayuran terbentuk dari pengguoaan pupuk organik individu dengan individu mauPun individu dengan lingkungannYa. Ditinjau dari teori knowledge manajemenl (Nonaka dan Takeuchi, 1995), proses Pembentukan pengetahuan tentang penggunaim pupuk 329 organik'melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, dan intemalisasi. Sosiafisdsi yaitu proses konversi Merall Pertiwi (produknya benih jagung manis talenta dan jambore), Tanindo, AMS dan lain-lain. petani pengetahuan tasit baru melalui berbagi diajak studi banding oleh petugas dari perusahaan benih tersebut ke daerah pengalaman. Karena petani tinggal dalam l6smrrnifas. yang samq mereka berbagi pengalaman antar petani tentang pe,ngetahuan penggun:un pupuk kandang. Selain penyuluhan itu petani mengikuti dan pelatihan tentang pembuatan pupuk Eksternalisasi yaitu organik. proses menguugkapkan pengetahuan tasit menjadi, pengotahuan eksplisit. Contoh eksternalisasi yaitu petiuri menerapkan hasil pengetahuan yang diperoleh dari penyuluhan di lahannya., Proses, kombinasi belum terlihat pada proses reproduksi pengetahuan teknologi ponggunaan pupuk organik. Sedangkan proses internalisasi dilakukan setelah petani menerapkan hasil pengetahuan bwv (explicit knowledge) secara terus me,oerus menjadi suatu keahlihan atau tacit lotowledge yang baru. b) .Penggunaan benih unggul Pemahaman. petani tentahg penggunaatr benih unggul mernberikan, fianfaat dalam usaha taninya Menurut peani dengan menggunakan benih unggul maka akan mengasilkan tanaman yang lebih sehat, perturnbuhan benih serempak dan tahan terhadap Panah Wajak Malang sebagai penangkaran kawasan benih. Dengan demikian petani lebih borpengalaman dalam hal pemilihan benih yang bermutu. Menurut petani benih-benih unggul tersebut harganya masih terjangkau dan mudah didapatkan di kios-kios pertanian ataupun didapatkan dari pedagang sayuran. , Benihkomoditas yang ditanam oleh kebanyaksn, petani berasal dari perusahaan beqih yang sudah tersedia di kios-kios pertanian. Contoh beberapa komoditas sayuran yang banyak ditanam beserta merk dagangnya antara lain sawi daging (fornrn, pak choi gtreen), sawi (panah emas), tomat (lentana), jagung manis (iambore, talent4 siminis, bisi sweet, konghuan, sweetboy, sugar), lombok (calaa). Ada sebagian keoil petani serabutan yang mombuat benih sendiri untuk ditanam seperti lomboh sawi, kacang pandang. Alasau petani, membuat sendiri karena pembuatannya rnudah dan hemat biaya. Caranya sebagian tanamar dibiarkan buahnya sampai tua atau berbunga untuk diambil bijinya sebagai benih, dibandingkan , dengan menggunakan, benih, biasa. Hal lair yang mendukung pe,tani me,nggunakan kerentanan terhadap serangan hama dan perusahaan-perusahaan benih, rseperti penyakit. Menurut petani ada sayuran yang rentan terhadap hama/penyakit, sayurau yaog agak rentan dan kurang penyakit benih unggul karena , idaerah Tawangargo sering dikuqiungi 330 Pemahaman komoditas ,sayurau lain t€otang yaitu tentang Quruwoa {ftfr secara terus menenrs sehingga metrjadi rentan terhadap harna/penyakit. Jenis sayuran yang rentan hama/penyakit antara lain bawang merah, cabe besar, toma! kentang. keahlihm at^u tacit l*towledge yang baru Dari proses tersebut dapat suatu terhadaP - dilihat bahwa pengetahuan petani (tacit lotowledge manaiemenl, pengetahuan tentang penggunaan benih unggul oleh komunitas petani sayuran terbenhrk lorowledge) sama dengan teknologi ymg diinnoduksikan oleh BPTP. c). Penggunaan trichodemta Pemahaman Petani tentang penggunaan trichodenna dirasakan pemni dqat merrberikan manfaat dalm usaha taninYa. Menurut Peani dagang dan Petani murni, manfaat tichoderma antara lain dapat mencegah timbulnya penYakit terutama busuk akar, busuk daun dan hama mauPun melalui Proses sosialisasi, eksternalisasi, dan internalisasi.' Sedangkan menurut sayuran agak Yang terhadap hama/penyakit Je,nis rentan antara lain; kubis, lectuce, andewi, blomcoll, brokolli. Sedangkan je,nis sayuran yang hrang rentan terhadap hama/penyakit antara lain sawi sawi daging, bayanl kangkung, jaguog rnanis. Ditinjau dari PersPektif teori Sosialisasi yaitu proses konversi pengetahuan tasit baru melalui berbagi pengalaman. Contoh sosialisasi adalah mereka berbagi Pengalaman antar petani tentang pengetahuan pengguruum benih unggul.Petani mengikuti dan Pelatihan tentang penggunaan benih wrggul' Eksternalisasi Yaitu Proses penyuluhan penyakit ytrtg berasal dari petani serabutan manfaat pemberian trichoderrna adalah untuk membantu pupuk organik dalam tanah. Me,nurut peani cata pemberian trichodema Pada tanman juga mudah yaitu diberikan me,lryuburkan pada waktu persemaian dan tanarn atau dicarnpur pupuk organik pada waktu pemupukan dasar. TetaPi menurut petani, frichoderrna masih mahal dan di kios-kios pertanian. Menurut petani ada produk trichocompos Yang harganYa RP' 70.000 per kg. Sedangkan aPabila me,mbuat sendiri, menurut petani cara tersedia mengungkapkan Pengetahuan tasit menjadi pengetahuan eksplisit. Contoh eksternalisasi yaitu petani menerapkan pengetahuan tentang teknologi penggunaan benih unggul di lahannya. agak Kombinasi meruPakan pembuatannya rumit. Proses tanah' jer;arrLg eksPlisit Ditinjau dari PersPektif teori menjadi lebih komplek dan sistematisProses kombinasi belum terlihat dalam lmowledge manajemenl, Pengetahum mengubah pengetahuan proses pembentukan pengetahuan di petani. Sedangkan proses internalisasi dilakukan setelah peani menerapkan benih unggul (explicit lttotuledge) c*gnafr Qqpro[ufr€i Qengetafiaon I nowsi te{notagi Ling fumgon Aa[a't{,omunitas t?etani Salutan t€otang Penggunaan trichodema melalui proses sosialisasi. Proses sosialisasi yaitu penyuluhan tentang penggunaan trichoderma oleh penyutuh/BPTP. Materi penyuluhan 331 yaitu tetrtang cara penggun&m dan manfaat . dari trochoderma bagi tanarnan. Sedangkan proses eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi tidak dilakukan karena pengetahuarurya kembali pada tacit knowledge yaitu tidak menggunakan triehoderma. Alasan petani tidak menerapkan karena ketersediaan produk trichoderma di kios pertanian dan masih mahal. Dengan demikian proses pembentukan pengetahuan petani tidak linier dengan teori knowledge manajement. d). Penggunaan pestisida nabati Pemahaman petani terhadap petrggunaan pestisida nabati dirasakau dapat memberikan manfaat daun morres, daun mauni yffig dihaluskan dicampur dengan air. Disamping itu biasanya petani juga membuat perekat yang terbuat dari bahan-bahan seperti daun pepaya lidah buaya dan klerek. Fungsi perekat adalah merekatkan pestisida nabati pada darur sayuran terutama pada musim hujan agar pestisida tersebut tidak cepat hilang oleh air hujan. Ketersediaan bahan untuk pestisida nabati cukup mudah dan murah didapatkan. Namun produk pestisida nabati yang sudah jadi di kios-kios pertanian tidak ada. Sehingga apabila petani ingin menggunakan produk tersebut harus membuat terlebih dulu. dalam Ditinjau dari pesrpektif teori tani. Selain itu knowlegde manajement, pengetahuan tentang penggunaan pestisida nabati dalam pengendaian harna. melalui penghematan biaya usaha pestisida nabati dapat membantu Namun menurut petani kemanjurannya masih kalah dibanding dengan pestisida kimia sehingga dalam penggunaannya hanya untuk selingan. Pestisida nabati hanya dibuat pelengkap pestisida kimia; Menurut petani pestisida nabati lebih banyak digunakan pada waktu musim kemarau dibanding dengan musim penghujan. Hat ini karena musim kemarau serangan hama dan penyakit tidak sebanyak pada waktu musim penghujan, sehingga pestisida nabati masih efektif untuk digunakan. Dosis penggunaan pestisida nabati yaitu tOZ0ccfiiter. Dari cara pembuatan dan penggunaanya cukup mudah. Pestisida nabati dibuat dari bahan.bahan seperti laos, daun mindi, serai, daun pahitan, 332 proses sosialisasi, eksternalisasi dan internalisasi. Proses sosialisasi yaitu penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan dan penggunaan pestisida nabati oleh penyuluh/BPTP. Materi penyuluhan yaitu tentang cara penggun€un dan manfaat dari pestisida bagi tanaman, Materi pelatihannya yaitu tentang pembuatan pestisida nabati. Sedangkan proses eksternalisasi yaitu p€tani menerapkan penggunaan pestisida nabati pada waktu musim kemarau, sedangkan pada waktu musim hujan jarang digunakan, Penerapan yang dilakukan petani secara terus menerus sebagai proses internalisasi untuk membentuk taci t lmow I edge yang baru. e). Penguangan pupuk kimia Qunawan, dfrfr Pengurangan pupuk kimia dipahami petani sebagai usaha yang menguntungkam, terutama dalarn penghematan biaya usaha tani. Menurut petani penguangan pemberian pupuk kimia tersebut akibat diberikannya pupuk organik pada tanaman. Pengurangan pupuk kimia berbeda menurut jenis tanaman maupun musim tanamnya. Jenis sayuran yang berumur pendek seperti sawi, sawi daging, andewi, lectuce lebih pengurangan banyak pupuk yaitu proses mengungkapkan pe,ngeahuan tasit menjadi pengetahuan eksplisit. Contoh ekste,malisasi yaitu petani menerapkan teknologi pengurangan pupuk kimia di lahannya. Proses kombinasi tidak terlihat dalam pembentukan pengetahuan petani. Sedangk& proses intemalisasi dilakukan setelatr petani menerapkan pengetahuan baru (exPlicit lmowledge) secara terus m€,nerus menjadi $ratu keahlihan atau tacit hasil ymgbru. kimianya jenis yang sayuran dengan dibanding berumur panjang seperti tomat, lombok, jagung manis, dll. Hal ini karena pengaruh pupuk organik yang diberikan pada saat pengolahan tanah ada pada memberikan manfaat dalam penghematan biaya usaha tani. sayuran yang berumur Pengurangan pestisida pendek. juga berbeda pada musim trnamnya. Pada musim kemarau pengurangan pupuk kimia lebih banyak dibanding pada waktu musim penghujan. Pengurangan pupuk kimia pada musim kemarau bisa mencapai 60-70 o/o, sedangkan pada musim penghujan pengurangan pupuk kimia mencapai 30olo. Ditinjau dari perspektif teori Pengurangan pupuk kimia lmowledge manajement, proses pembentukan pengetahuan tentang pengurangan pupuk kimia melalui 3 proses yaitu sosialisasi, eksternalisasi, dan internalisasi. Sosialisasi yaitu proses konversi pengetahuan tasit baru melalui berbagi pengalarnan Contoh sosialisasi adalah petani mengikuti penyuluhan tentang penggunaan pupuk kimia secara bijaksana. Eksternalisasi cfigpro[ufrgi Sengetafiuan I nwasi te foto bgi c4gmafr Lingfutnqan Aata {omunitas cPeuri Sojuran knowledge f). Pengurangan pestisida kimia Pemahaman pengurangan pestisida petani terhadaP kimia dirasakan kimia tersebut akibat dampak dari pemberian pupuk organilg pengglmaan pestisida nabati dan juga pemaharnan petani terhadap pengendalian hama dan penyakit. Menurut petani pengendalian hama dan penyakit disezuaikan dengan harna dan penyakit yailg menyerang tanaman. Seperti pada pengurangan pupuk kimia, pengurangan pestisida kimia dipahami juga berbeda menurut jenis tanaman dan musim tanamnya. Jenis sayuran yang rentan terhadap hama penyakit, pengurangan pestisida kimia lebih sedikit dibanding dengan jenis sayuran yang kurang rentan tbrhadap hama dan penyakit. Hal fersebut terkait dengan jurnlah serffigan hmru datr peayakit pada sayuran yang rentan terhadaP hama penyakit lebih besar. Sehingga diperlukan penggunaan pestisida yang ))) lebih, agr resiko kegagalan dupx dihindari. Jenis saywan yang rentan seperti bawang merah, eabe besr, tomat, kentang. Sedangkan sayuran yang kmang rentan seperti sawi, sawi daglng jaguog ,manis. Pengurangan pestisida kimia juga berbeda pada musim tanrnnya. Pada meoJadi pengetahuan eksplisit. Contoh eksternalisasi yaitu petani menerapkan p€ngurangan pestisida kimia Iahannya Sedangkan di proses internalisasi dilakukan setelah petani menerapkan hasil pengetahuan baru (explieit l*towledge) secara terus rnusim penghujan p€ngurangan pestisida kimia lebih sedikit dibanding dengan musim msnerus me,rjadi suatu keahlihan atau tocit htowledge yang baru. kemarau, inovasi teknologi ramah lingkungan dapat diringkas dalam tiga komponen Hal ini terkait dengan serangaa hama dan penyakit lebih tinggr terjadi pada musim penghujan. Menurut peAni p'engurangan pestisida Penerapan, en:lm komponen utama budidaya sayuran ramah kimia pada waktu musim kemarau lingkrmgan.Ketiga komponen utama tersebut meliputi penggunaan benih sebesar 40% sedangkan pada musim penghujm bisa berkurang 25%. penggun:lan , Ditinjau dari perspeltif teori lmowledge manajement, proses pupuk meliputi penggunaan pupuk organik dan pupuk kimiaPenggunaan pe,mbenttrkan pengetahuan tentang pengurangm pestisida kimia melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, dan internalisasi. Sosialisasi yaitu proses konversi pengeahuan tasit baru melalui berbagi pengalaman. Contoh intemalisasi adalah petani mengikuti pestisida meliputi penggunaan pestisida penyuluhan tenting penggunaan pestisida kimin 3estra bijaksana dengan menerrykan prinslp 5 tepat. Kelima prisip ters*ut yaitu; 1) tepat sasaran ( jenis tmman dm hamanya),2) tepx jenis (iemis pestisidanya), 3) Tepat dosig semai dengan anjuran yang di label kemasaq 4) tepat wakhr tidak melakukm pada waktu angin l6sasang, hujan dan panas terik matahri dan 5) tepat cxr4 sesuai dengan cara-caruyzng dianjurkm- Eksternalisasi yaitu proses me,ngungft4kan pengetahuan tasit 334 unggul, penggunaan pupuk dan pestisida.Penggunaan nabati pestisida kimia dan penggunaan trichoderrna.Teknologi penggunaan bibit unggul dan pupuk cenderung sesuai de,ngan teknologi yang diirroduksikan oleh BPTP baik dimusim kemarau maupun musim hujan.Penggunaan pestisida dimusim kemarau terutama pestisida nabati dan kimia cenderung sesuai dengan teknologi BPTP.Sedangkan dimusim hujm cenderung kembali ke teknologi lokal petani.Khusus untuk penggunaan richoderma, petani cenderung menerapkm sesuai teknologi lokal petmi baik,dimusim kemarau mauprm musim hujan.Secara ringkas penerapm teknologi ramah lingkungan dapaJ dijela*an seperti gffiibar. Qunawara df;fr Musim Kemarau o zu .E Eil ?a €€ ce o! ooF I ! PO Pesnab PK Peskim '6 o o I c Fo o'6 !J o9 E J o t c o o o Pestisida Keterangan: BU: Benih Pesnab: Pestisida Unggul; Nabati PO: Pupuk Organik; Peskim: Pestisida Kimia PK: Pupuk$imia TD: Trichoderma Gambar. Penerapan komponen teknologi ramah lingkungan di musim kemarau Musim Huian '6 o o c oE Fo oii yx o9 c Eir p6 €E OJ oo ts l Eoc oo Pesnab Keterangan: BU: Benih Unggul; Pesnab: Pestisida Nabati PO: Pupuk Organik; Peskim: Pestisida Kimia PK: Pupuk kimia TD: Trichoderma Gambar. Penerapan komponen teknologi ramah lingkungan.di musim hujan tani sampai 30-40% pada musim kema:au dall kurang lebih 20o/o pada musim berkurangnya biaya usaha Manfad yang dirasakan petani sangat besar dalam budidaya sayuran rarnah lingkungan terutama cpp ro [ufu i <?enga afrinn I naw.ri te fun hgt Kanw Lirg fumgan Aadt l@munitas Seuni Saluran fr. 335 penghujan.Hal ini karena adanya pengmangan dosis pemberian pupuk kimia dan pestisida.selain itu manfaat yang dirasakan adalah tetap te.Jaga kesuburan tanahnya dan mengrnmgi psncemaran lingkungan. Perdesaan Melalui Inovasi, BB2TP Bogor Agustina, 201t. Pertanian Berkelanjutan. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Malang Berger, Peter L. & Thomas Luclflnann 1990.Tafsir Sosial Kenyataan: Risalah Kesimpulan Reproduksi pengetahuar inovasi teknologi ramah lingkungan dilakukan melalui proses internalisasi, objektivasi dan eksternalisasi. Pengetahuan baru yang dihasilkan adalah (1) penggunaan benih unggul, (2) penggunaan pupuk bokashi sebanyak 6-10 ton/trektar, (3) pengurangan pupuk kimia sebanyak 607Aa/o pada musim kemmau dan 30o/o pada musim hujan, (4) pengurangan pestisida kimia sebanyak 40o/o pada musim kemarau daln 25Yo pada musim hujan, (5) penggun.nn trochoderma bennanfaat untuk mencegah hama dan penyakit dalam tanah serta (6) pengBminn pestisida nabati efektif dilakukan pada musim kemarau tetapi kurang efektif di *u:r* hujan. atas tentang Sosiologi Pengetahuan (diterjemahkan dari buku asli The Social Construction of Reality oleh Hasan Basari). Jakarta: LP3ES. Buckrnan, R. H. 2004. Bulding a Knowledge-Driven O r gani zali on. Electronical Jurnal of Knowledge Management. Creswel, John W. 2010. Research Design. Penelitian Kualitati{ Kuantitatif dan Mixe{ Edisi Ketiga. Pustaka Pelajar. Jakarta Filemon, A. Uriarte, Introduction to Jr. 2008. Knowledge Manajemenl. ASEAN Fondation. Jakarta Indonesia. I. 2009. Ekologi Manusia dan Pembangunan Isakandar, DAX'TAR PUSTAKA Berkelanjutan. Anonimous. 2408. Penyuluhan Programa Kecamatan Karangploso, Malang 2010. Rencana Strategis Kementerian Republik Kementeraian Pertanian lndonesia Pertanian-berkel anjutan. Diakses 3 April 2012 Pertanian, Kartono.2009. Persepsi Petani dan Penerapan Inovasi Teknologi Model Pertanim Pengelolaan Tanmran d4n Sumberdaya Terpadu Padi Jakarta. Pengembangano Universitas Padjadjaran. Bandung Jarnanto, A. 2010. Pertanian Berkelanjutan. htfp//taoimulya blog. com/ --201l.Panduan 336 Qunnwaa d{,fr Sawah di lokasi Primatani , KabuPaten Serang, Provinsi Banten.[PB- Bogor Lumbantobing, Paut. 2011' Manajemen Knowledge Sharing Berbasis , Creation. Oxford UniversitY Press. Polanyi, Komunitas-Knowledge Management SocietY Indonesia' Bandung Mardikanto, T., 2AO9- Sistern PenYuluhan Peranian' Penerbit Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UNS Press. Surakarta' Jawa Tengah. 20L0a. Komunikasi Pembangunan' Sebelas Maret UniversitY Press' Surakarta 2010b. Model PemberdaYaan MasYarakat' Sebelas Mret UniversitY Press' Surakarta Moleong texY J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif' Remaja Rosdakarya: Bandung Mosher, A.T., lg8T.Mqrggerakkan dan Pertanian' Membangun Yasagun4 Jakarta' Nonaka I. And Takeuchi, H' L995' The Creating CamPanY.Axfotd UniversitY Knowledge Press. Nonaka, M- t967- The Tacit Dimension-Routledge and Kegan Paul. Inndon Prasetya, Taufan. 2010' Knowledge manaianent loJl'ry.tl taufanprasetya. blog'binusian' or 23luh20l2' Rogers, E.M., and F.F. Shoemaker, g/. dialses I gS7.Me,masYarakdkan lde-Ide Baru. Usaha Nasionaf SurabaYa. Setiawan, B. 20A9. Progrart di Jawa Pembangunan Pertanian Timur. Pertemuan Komisi Tim Teknis Teknologi Pertanian' Balai Pengkajian Telnologi Pertanian JawaTimur. Malang Syahyuti. 2006. Ketahanan Pangm' Pengkajian dan Dalam Buku : 30 KonseP Penting Dalam Pembangunan Pedesaan dan PertanianPenjelasan tentang : "Konsq), istilah, teori, dan indikator serta variabel"' PT' Bina Perra Paiwra' JakartaTiwana A. Z}C{-.The Essential Guide to Knowledge ManagemenLPrsntice Hall PTR. New JerseY' I. G.V.Krogh dan K'Ichijo' 2000. Enabling Knowledge {efunhgt' Rotnafi fuprodufigi Aeagetafiwn lwrnsi rPetad LingfJmgan Qlla {omwitas $aymtt 337