studi kasus pada madrasah se-kecamatan karangawen, kabupate
Transcription
studi kasus pada madrasah se-kecamatan karangawen, kabupate
KONSEP JIHAD DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN DI MADRASAH (STUDI KASUS PADA MADRASAH SE-KECAMATAN KARANGAWEN, KABUPATEN DEMAK 2014) Oleh : ALI IMRON NIM. M1.12.002 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan Untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014 1 2 PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM LEMBAR PERSETUJUAN TESIS Nama : Ali Imron, S.Pd.I NIM : M1.12.002 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Konsentrasi : PAI Tanggal Ujian : 03 Oktober 2014 Judul Tesis : KONSEP JIHAD DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN DI MADRASAH (Studi kasus pada Madrasah se-Kecamatan Karangawen, kabupaten Demak 2014). Panitia Munaqosah Tesis 1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. _______________ 2. Sekretaris : Dr. Winarno, M.Pd. _______________ 3. Penguji I : Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A. _______________ 4. Penguji II : Dr.H. M. Zulfa, M.Ag. 5. Penguji III : Dr. Asfa Widiyanto, M.A. _______________ _______________ 3 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN “Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau Ijasah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.” Salatiga, 09 Oktober 2014 Yang Membuat Pernyataan Ali Imron, S.Pd.I NIM.M1.12.002 4 ABSTRAK Ali Imron. 2014. Konsep Jihad dan Implementasi terhadap pembelajaran di Madrasah (Studi kasus pada Madrasah se-Kec. Karangawen, Kab. Demak. Tahun 2014. Dosen Pembimbing: Dr. H.M.Zulfa, M.Ag. dan Dr. Asfa Widiyanto, Ph.D. Kata Kunci : Konsep Jihad, pembelajaran dan Madrasah Penelitian ini mengenai konsep Jihad dan implementasinya terhadap pembelajaran di Madrasah ( Studi kasus pada Madrasah se-kec.Karangawen, Kab.Demak Tahun pelajaran 2014). Dengan rumusan penelitian ini meliputi: (1) Bagaimana materi pembelajaran jihad di Madrasah?(2) Bagaimana pemahaman guru tentang pembelajaran jihad di Madrasah ?(3) Bagaimana guru mengimplementasikan konsep jihad di Madrasah-Madrasah se kecamatan karangawen kabupaten Demak ? Adapun Pendekatan Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, peneliti menggunakan metodologi penelitian berjenis kualitatif deskriptif, dengan cara peneliti hadir dan mengamati langsung objek penelitian, serta mengadakan wawancara langsung pada para guru dan siswa. Hasil penelitian ini adalah: (1) Konsep Jihad dalam Islam pandangan dari Guru-guru di Madrasah Nurul Hidayah dan Madrasah Al-Khoiriyah Karangawen Demak mempunyai banyak makna yang mencakup sejak dari sejak berjuang mengangkat senjata dalam peperangan sampai berjuang melawan hawa nafsu. Namun semua Guru-guru di Madrasah Nurul Hidayah dan Madrasah AlKhoiriyah Karangawen Demak sepakat memahami Jihad sebagai berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memerangi kebodohan atau suatu seruan kepada agama yang hak dan benar-benar harus diamalkan. Jihad artinya bersungguhsungguh/perjuangan, dan perjuangan tersebut bisa dilakukan dengan tangan atau lisan untuk mempertahankan agama Allah Swt termasuk di dalamnya sebagai perjuangan untuk memerangi ketertinggalan dan kebodohan (dunia pendidikan).(2).Guru-guru di Madrasah Nurul Hidayah dan Madrasah AlKhoiriyah Karangawen Demak menerapkan konsep jihad dalam pembelajaran dengan cara guru harus bariman kepada Allah, guru harus menjalankan proses pembelajaran dengan baik, menjalankan disiplin waktu dalam pendidikan (mengajar), dan juga mempuyai sifat yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi atau mengajar pada peserta didik. 5 PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988 A. Konsonan Tunggal. Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan Alif - Tidak dilambangkan Ba‟ B - Ta‟ T - Sa S S dengan titik diatas Jim J - HA‟ H H dengan titik dibawah Kha‟ Kh - Dal D - Zal Z Z dengan titik diatas Ra‟ R - Za‟ Z - Sin S - Syin Sy - Sad S S dengan titik dibawah 6 Dad D D dengan titik dibawah T T T dengan titik dibawah Za‟ Z Z dengan titik dibawah ‟ain „ Koma terbalik (apotrof tunggal) Gain G - Fa‟ F - Qaf Q - Kaf K - Lam L - Mim M - Nun N - Waw W Ha‟ H - Hamzah . Koma lurus miring (tidak untuk awal kata) Ya‟ Y - Ta‟ Marbutah H Dibaca ah ketika mauquf Ta‟ Marbutah H/t Dibaca ah / at ketika mauquf 7 B. Vokal Pendek ARAB LATIN KETERANGAN - A Bunyi pendek fathah - I Bunyi pendek kasrah - U Bunyi dammah pendek CONTOH C. Vokal Panjang ARAB LATIN KETERANGAN CONTOH A Bunyi panjang fathah / I Bunyi panjang kasrah - U Bunyi dammah panjang ARAB LATIN D. Diftong – KETERANGAN CONTOH Aw Bunyi fathah diikuti wau Ai Bunyi diikuti ya fathah E. Pembauran kata sandang tertentu. ARAB LATIN KETERANGAN aL-Qa Bunyi Qomariyyah CONTOH al 8 – Asy-sy … Bunyi Syamsiyyah dengan / (el) Diganti berikutnya Wal / Wasysy al huruf Bunyi al Qomariyyah / al Syamsiyyah diawali huruf hidup, maka tidak terbaca mandiri 9 PRAKATA Alhamdulillahirobbil‟alamin. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang menguasai seluruh alam jagat raya. Hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan, dan atas limpahan rahmat, taufiq, beserta hidayah-Nya kita masih diberikan ketetapan iman dan taqwa kepada-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan padi revormator dunia, yakni yang telah merubah zaman kegelapan (jahiliah) menjadi zaman yang terang benderang dengan manusia yang berakhlak melalui ajaran agama Islam yang dibawanya, serta syafaatnya senantiasa kita harapkan di hari kiamat kemudian. Atas pancaran ilmu-Nya yang dianugerahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Konsep Jihad dan Implementasinya terhadap pembelajaran di Madrasah” ( Studi kasus pada Madrasah se- Kecamatan Karangawen Kab. Demak Tahun Pelajaran 2014), dengan baik, dan lancar serta dapat menempuh perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan. Semua ini tidak lain adalah atas pertolongan dari Allah SWT. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 3. Bapak Dr. H. M. Zulfa, M.Ag. dan Bapak Dr. Asfa Widiyanto, M.A. selaku pembimbing yang penuh dengan keihlasan, kesabaran dan kejelian untuk memberikan penyusunan tesis ini. bimbingan dan arahan sampai terselesainya 10 4. Dr. Adang Kuswaya, M.Ag dan Dr. Budiono Saputro, M.Pd. selaku dosen mata kuliah di Program Pascasarjana STAIN Salatiga yang pernah berpesan kepada Mahasiswa dengan kalimat “ yang penting dijalani/teko dilakoni, alon-alon wathon kelakon”, beserta seluruh dosen dan karyawan Program Pascasarjana STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis. 5. Bpk. Masduki, S.Ag, M.Pd.I (Kepala Madrasah dan guru MTs Nurul Hidayah Margohayu), Bapak Sholikin, S.Pd.I. (Kepala Madrasah dan guru MTs Al-khoiriyah Wonosekar), beserta seluruh dewan guru, karyawan dan peserta didiknya yang telah memberikan kesempatan dan bantuan demi terselesainya penelitian kepada penulis. 6. Seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan mohon kekuatan, tidak lupa semoga amal baik mereka mendapat balasan yang lebih dariNya. Amin. Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan bahkan kekeliruan dari Tesis ini, penulis meyadari bahwa semua itu adalah kekurangan dari diri pribadi penulis, dengan ini mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pembaca untuk menjadi yang lebih baik. 11 Penulis berharap semoga Tesis ini memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan khususnya pada diri pribadi penulis dan pembaca serta dalam ilmu pendidikan secara umum. Amin ya robbal‟alamin. Salatiga, 09 Oktober 2014 Penulis, Ali Imron, S.Pd.I NIM. M1. 12.002 12 MOTTO “Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” Berusaha tanpa berdo‟a itu sombong Berdo‟a tanpa berusaha itu bohong Maka hiasilah hidupmu dengan Berusaha dan berdo‟a 13 PERSEMBAHAN 1. Kedua orang tuaku, yang telah membesarkan dan mendidikku hingga aku dewasa; 2. Kedua mertuaku yang selalu mendo‟akan aku; 3. Istriku tercinta yang selalu menyayangi dan memotivasi aku; 4. Kampusku STKIP Muhammadiyah Manokwari Papua Barat yang tercinta 5. Dr. Ir. H.Mulyadi Djaya, M.Si, KH. Sugihrta, S.Ag, S.Sos, MM, Kel. Bapak KH. Tejo Hartoko, SH, Kel. KH. Khusnu Panuju dan Kel abah Syafi‟i yang selalu memberikan motivasi kepada saya. 6. Kakakku (Siti Maryam), beserta keluarga yang selalu mendukungkku; 7. Keluarga besar mertua, yang ikut mendo‟akan aku; dan 8. Tidak lupa kepada mas Sutrisno, pak Capten Bambang Sukowati dan keluarga bapak KH.Jaka Rebawa yang senantiasa selalu mendukung sepenuh hati. 9. Kepada teman-teman PPs STAIN salatiga angkatan 2012 yang saya cintai. 10. Seluruh pembaca yang budiman. 14 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN .. ................................................................................. iii ABSTRAK....................................................................................................... ........... iv PANDUAN TRANSLITERASI ................................................................................. v KATA PRAKATA ..................................................................................................... ix MOTTO............................................................................................................ ........... xii DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xix DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xx BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 A. Latar Balakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah. ....................................................................... 8 C. Tujuan dan manfaat penelitian ...................................................... 9 D. Definisi Operasional ...................................................................... 10 E. Metode Penelitian .......................................................................... 15 F. Sistematika Penulisan ................................................................... 20 BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................ 22 A. Pengertian Jihad ............................................................................ 22 B. Dasar-dasar Jihad. ......................................................................... 28 C. Macam-macamJihad...................................................................... 34 D. Keutamaan Jihad ........................................................................... 36 E. Teori-teori pembelajaran. .............................................................. 44 F. Pengertian Madrasah ..................................................................... 46 G. Peran Madrasah ............................................................................. 58 BAB III HASIL PENELITIAN PENELITIAN ............................................... 69 A. Gambaran Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah ........................ 69 B. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 70 15 1. Tinjauan historis ..................................................................... 70 2. Visi dan misi .......................................................................... 70 3. Tinjauan Geografis ................................................................. 72 4. Data sarana dan Prasarana ...................................................... 72 5. Kegiatan Ekstrakulikuler ........................................................ 77 6. Kedaan guru dan karyawan .................................................... 78 7. Keadaan siswa ........................................................................ 79 C. Hasil wawancara dengan guru....................................................... 81 D. Hasil wawancara dengan siswa ..................................................... 86 E. Gambaran Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah........................... 88 F. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 88 1. Tinjauan historis ..................................................................... 89 2. Tinjauan Geografis ................................................................. 89 3. Visi dan misi .......................................................................... 91 4. Data sarana dan Prasarana ...................................................... 92 5. Kegiatan Ekstrakulikuler ........................................................ 91 6. Kedaan guru dan karyawan .................................................... 94 7. Keadaan siswa ........................................................................ 95 G. Hasil wawancara dengan guru....................................................... 101 H. Hasil wawancara dengan siswa ..................................................... 106 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 109 A. Materi Jihad di Madrasah. ............................................................. 109 B. Pemahaman guru dalam menganalisis konsep Jihad..................... 117 C. Pemahaman siswa dalam menganalisis konsep Jihad. .................. 120 D. Implementasi konsep Jihad di Madrasah. ..................................... 126 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 134 1. Simpulan............................................................................................... 134 2. Saran.. ................................................................................................ 135 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diskursus terorisme dan Jihad semakin aktual pasca peristiwa 11 september 2001 (september 11), pengeboman world Trade Center ( WTC). George W. Bush mengklaim bahwa pelaku pengeboman adalah jaringan islam radikal (Al-Qaeda) pimpinan Usamah bin ladin. Sebaliknya, kalangan islam radikal menyakini bahwa perbuatan mereka merupakan aktualisasi doktrin Jihad yang di perintahkan dalam islam.1 Jihad merupakan istilah dan ajaran yang tidak asing di dalam kehidupan. Apalagi jika ia dikaitkan dengan konteks kehidupan luas, mencakup banyak makna sejauh kesepakatan suatu kelompok yang menyepakatinya, baik di kalangan media massa maupun media cetak dan elektronik. Di Indonesia, sejak berlangsungnya kasus Bom Bali juga kasus Azhari, istilah Jihad menjadi marak kembali sehingga sering dikutip berbagai media, untuk memberi konteks pada munculnya gerakan-gerakan perlawanan yang dilakukan oleh sebagian kelompok kegamaan terhadap lainnya secara tidak adil.2 Media massa tidak jarang memberikan ulasan munculnya berbagai aksi pengeboman di berbagai tempat di Indonesia, sebagai bentuk perlawanan kelompok Islam terhadap kelompok lainnya. Dalam pada itu tak 1 Kasjim Salenda, Terorisme dan Jihad (Dalam Persepektif Hukum Islam), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, 21. 2 Kacung Marijan, “Terorisme dan Pesantren; Suatu Pengantar”, dalam Muhammad Asfar (Ed.), Islam Lunak, Islam Radikal; Pesantren, Terorisme dan Bom Bali, (Surabaya: Pusdeham dan JP Press, 2003), 201. 17 jarang, ajaran Jihad dipahami secara sederhana sebagai bahan Penelitian ini mengambil lokasi di Madrasah- Madrasah se kecamatan, karangawen kabupatenupaten Demak . tetapi dalam hal ini penulis batasi penelitianya yaiti di 2/3 dari 42 Madrasah di karangawen, yaitu di Madrasah yang ada di kelurahan desa Margohayu dan Madrasah yang ada di kelurahan wonosekar atau kelurahan Noreh. Lokasi ini dipilih dengan mempertimbangkan beberapa alasan, yang antara lain: 1. Madrasah ini berada di tengah-tengah kampung yang sangat jauh dari kota dan yang menurut banyak orang dianggap sangat representatif untuk di teliti, karena dengan keberadaannya di tengah kampung ternyata memiliki keunggulan dan kemungkinan besar bisa diangkat untuk dijadikan sebagai teori baru supaya bisa ditiru oleh lembaga lain. 2. Madrasah ini memiliki berbagai keunggulann dengan bukti telah beberapa kali meraih prestasi, baik prestasi akademik maupun non akademik di tingkat local maupun tingkat kecamatan karangawen. 3. Madrasah ini sering dikunjungi oleh berbagai pihak, termasuk para pejabat, pemimpin lembaga pendidikan, rombongan para guru dan murid dari lembagai lain. 4. Madrasah ini telah memiliki tenaga guru yang kebanykan lulusan dari akademik dan pesantren dan fasilitas sarana dan prasarana seperti gedung sekolahyang cukup memadai dan sekaligus menerapkan kurikulum agama yang seimbang. 5. Peminat yang masuk ke lembaga ini mayoritas golongan ekonomi 18 kebawah sampai menengah Istilah Jihad dalam umat Islam seringkali dipahami dengan dua pengertian. Pertama, dalam pengertian etimologis bahasa Arab yang artinya bersungguh-sungguh.3 Kedua, dalam pengertian terminologis, yakni Jihad dalam konsep hukum Islam, baik didasarkan al-Qur‟an, al-sunnah, atau pun ijma‟ para ulama. Namun, betapapun dua pengertian di atas dibedakan, tetap saja pengertian Jihad tidak dipahami dalam posisi yang benar, karena konsep Jihad yang dibangun tidak jarang didasarkan pada dua pengertian sekaligus, baik bahasa maupun teologi. Dari segi bahasa, terma Jihad dalam Al-Qur‟an dengan sejumlah kata turunanya berasal dari kata jahd atau juhd. Kata jahd dalam Al-Qur‟an terulang sebanyak lima kali,4 sedangkan kata juhd hanya 1 kali saja.5 Kata jahd biasanya di terjemahkan dengan sungguh-sungguh atau kesungguhan, letih atau sukar6 dan sekuat-kuat.7 Adapun kata juhd biasanya diterjemahkan dengan kemampuan,8 kesanggupan daya upaya dan kekuatan.9 Konsep Jihad dalam pertumbuhannya mempunyai banyak makna dan cakupan mulai dari berjuang melawan hawa nafsu sampai mengangkat senjata ke medan peperangan. Namun, ada substansi Jihad yang bisa dibenarkan oleh hampir semua ulama, yaitu memahami Jihad sebagai suatu 3 Imam Samudra, Aku melawan Teroris, Solo, Jazera, 2004, 108. Lihat lagi Q.S. Al-Maidah/5:53, Q.S. Al-an‟am /6:109, Q.S.An-Nahl /16:38, Q.S. AnNukr /24:53, dan Q.S. Al-Fathir /35:42 5 Lihat lagi Q.S. At-Taubah /9:79 6 M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an : Tafsir Maudhu‟i atas Berbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1996, 501. 7 M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qu‟an, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, Jakarta: Paramadina, 1996, 517. 8 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, 411. 9 M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qu‟an, 329. 4 19 seruan kepada agama yang hak. Jika kata Jihad dikaitkan dengan fi sabilillah (di jalan Allah), maka Jihad fi sabilillah berarti berjuang di jalan Allah. Jadi Jihad dalam arti di atas adalah perjuangan, dan perjuangan tersebut bisa dilakukan dengan tangan atau lisan untuk mempertahankan agama Allah. Karena cakupan arti Jihad yang luas, maka Jihad juga kerap diartikan sebagai perjuangan untuk memerangi ketertinggalan dan kebodohan. Guru yang mengajar dengan benar-benar guna membawa murid berhasil mengatasi ketertinggalan dan kebodohan, termasuk di dalam makna Jihad. Dengan pengertian di atas, perjuangan guru dalam pembelajaran juga dapat dikategorikan sebagai orang yang berJihad. Jihad itu kalau diibaratkan pohon yang tegak, maka harus ada dasar tenaga yang menjamin tegak dan kokohnya. Seperti kita jelaskan di atas dalam melaksanakan Jihad itu harus ada tiga unsur tenaga, dengan intiny tenaga ruh, roh itulah yang menghubungkan manusia dengan khaliknya. Tenaga roh ini mampu “menggerakkan” manusia, dan hanya tenaga roh ini pula yang mampu “menerima” petunjuk Ilahi.10 Jihad dalam pendidikan dan pengajaran yang dimaksud di sini adalah proses perjuangan menegakkan kalimat Allah Swt dengan menggunakan sarana pendidikan dan segala perlengkapannya. Pendidikan sendiri (Madrasah-Madrasah se kecamatan karangawen kabupatenupaten Demak), yang diartikan sebagai proses transformasi pengetahuan secara sempurna dan menyeluruh, termasuk teladan moral sang pendidik. Jadi, pendidikan bukan 10 Sutan Mansur, Jihad, Jakarta: Panji Masyarakat,1982, 23. 20 hanya pemberian keilmuan saja, melainkan menyangkut segala aspek yang diperlukan dalam rangka membentuk pribadi-pribadi muslim yang komit pada ajaran Islam, berwawasan luas, dan memiliki ilmu yang bermanfaat menurut spesialisasinya, baik secara formal di lembaga-lembaga pendidikan dengan kurikulum yang tersusun secara terinci maupun secara informal di majelis-majelis keilmuan yang diadakan untuk memenuhi keperluan kaum muslimin.11 Meskipun demikian, sistem pendidikan Islam yang dapat dikategorikan telah menjalankan Jihad fi sabilillah adalah apabila seluruh sistemnya berlandaskan ajaran Allah dan Rasul-Nya secara sempurna, yaitu sistem pendidikan yang akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang akan memperjuangkan tegaknya Islam dalam segala aspek kehidupan.12 Pada konteks inilah seorang pendidik seperti guru PAI (Pendidikan Agama Islam) memiliki peran strategis, yaitu sebagai sarana dalam proses transformasi nilai- nilai ajaran Islam untuk diterapkan. Sebab proses transformasi itu membutuhkan semangat Jihad, dan Jihad itu sendiri akan sia-sia bila tidak menelorkan produk yang berupa transformasi sosial yang lebih baik.13 Jihad di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mendidik generasi muda yang berwawasan luas dan beriman kepada Allah SWT tidak kalah pentingnya dari Jihad dengan rudal dan senapan, atau Jihad fisik.14 11 Himy Bakar al-Mascaty, Panduan Jihad untuk Aktivitas Gerakan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), 185. 12 Himy Bakar al-Mascaty, Panduan Jihad untuk Aktivitas Gerakan Islam, 187. 13 Muhaimin, Wacana Penegembangan Pendidikan, 229. 14 Mahmud Samir al-Munir, Guru Teladan di Bawah Bimbingan Allah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 37. 21 Karenanya, tugas dari guru agama Islam adalah sebagai pendidik agama Islam, baik itu di sekolah ataupun di luar sekolah yang hendaknya mendidik ajaran dan nilai- nilai Islam kepada siswa dan masyarakat serta membimbing dan mengarahkan agar mereka memiliki komitmen terhadap ajaran Islam serta menjadikannya sebagai way of life.15 Bertolak dari pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian atau pengkajian mengenai ajaran Jihad, yang untuk itu diberi judul “konsep Jihad dan Implementasinya Terhadap pembelajaran Pendidikan di Madrasah-Madrasah”. Dengan penelitian di atas, selain akan dapat digali konsep yang benar tentang Jihad juga akan dapat digali implikasinya bagi peningkatan daya juang guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pendidikan. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari pemahaman yang tidak dikehendaki mengenai beberapa kata yang ada di dalam judul tesis ini, maka dijelaskan beberapa istilah kunci dalam penelitian sebagai berikut ini. Istilah "Jihad" mempunyai makna dasar berikhtiar keras untuk mencapai tujuan yang terpuji, atau bekerja keras memperbaiki moral masyarakat islam. Kata Jihad diambil dari bahasa Arab, yang berarti "Tenaga".16 Dalam tesis ini, kata Jihad lebih dipakai dalam arti tenaga atau 15 Muhaimin, Wacana Penegembangan Pendidikan (Yogjakarta: Pustaka pelajar, 2003), 228. 16. John.L.Esposito, Ensikopledi Oxford (Dunia Islam Modern jilid 3), Mizan, Bandung, 2002, 1533. 22 usaha atau kekuatan yang dikerahkan dengan sungguh-sungguh bagi tercapainya sesuatu tujuan. Istilah "Implikasi/Implication" adalah "Keterlibatan/melibatkan atau keadaan terlibat", juga berarti "Apa yang termasuk atau tersimpul dari sesuatu yang disugestikan tetapi tidak dinyatakan", Begitu juga dengan menggunakan kata Implementasi/Implementation yakni sesuatu yang di terapkan, pelaksana/penerapan 17 , sedangkan mengimplementasikan itu bermakna menerapkan. Dalam penulisan tesis ini, penulis menggunakan kata implementasi karena lebih cocok di gunakan untuk proses kemudahan dalam memehami judul tesis yaitu penerapan/menerapakan konsep Jihad di Madrasah se kecamatan karangawen kabupatenupaten demak, sehingga dapat dipergunakan dalam menerapkan pembelajaran Jihad di Madrasah, utamanya dalam menopang tugas guru pendidikan agama Islam di dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dalam hali ini siswa dapat kita arahkan menjadi orang lebih baik, misalnya anak-anak di ajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, berbohong, mencuri dll, karena itu akibatnya tidak baik, sehingga menurut penulis itu juga bisa di kategorikan sebagai Jihad dalam diri sendiri karena anak-anak sudah memerangi yang negatif yaitu membuang sampah sembarangan, mencuri dan berbohong. Jadi penulis memaparkan bahwa Jihad yang penulis maksud bukan Jihad seperti teroris yang selama ini hangat di beritakan dalam televisi tapi Jihad dalam bentuk 17.Merriam Webster, Webster‟s Third New International Dictionary and Seven Language Dictionary ( Encyclopedia Britannica), America, Volume II H to R, 1961, 1135. 23 sikap perilaku peserta didik di madrasah. "Madrasah" yakni terdapat dua model sekolah pada masa prakolonial, yakni pertama, belajar dengan mendatangi guru-guru (kyai), dan kedua bersekolah di Madrasah. Dalam tesis ini penulis menggunakan dalam arti "Tempat orang untuk menuntut ilmu agama atau belajar mengenal Allah. Madrasah adalah tempat pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran yang berada di bawah naungan Departemen Agama. Madrasah tidak lain adalah kata arab untuk sekolah artinya tempat belajar. Jadi, yang dimaksud dengan judul “konsep Jihad dan Implementasinya terhadap pembelajaran Agama di Madrasah-Madrasah” dalam hal ini adalah suatu usaha yang dikerahkan dengan sungguh-sungguh dalam kehidupan baragama dan keterlibatannya dalam melaksanakan tugastugas sebagai guru Pendidikan Agama Islam kepada peserta didik. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan yang diangakat menjadi fokus penelitian ini adalah: 1. Bagaimana materi pembelajaran Jihad di Madrasah? 2. Bagaimana pemahaman guru dan Siswa tentang pembelajaran Jihad di Madrasah ? 3. Bagaimana guru mengimplementasikan konsep Jihad di MadrasahMadrasah se kecamatan karangawen kabupatenupaten Demak ? D. Tujuan penelitian 24 Untuk mengetahui arti Agar penelitian dapat memperoleh hasil yang baik, maka perlu dicanangkan rujukan yang hendak dicapai. Adapaun tujuan data, penulisan proposal tesis ini adalah : 1. Untuk mengetahui tentang materi Jihad di Madrasah. 2. Untuk mengetahui pemahaman guru dan Siswa tentang teori terutama konsep Jihad. 3. Untuk mengetahui implementasi materi Jihad terhadap pembelajaran Pendidikan Agama di Madrasah-Madrasah se Kecamatan Karangawen kabupaten.Demak E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini baik secara teoritis maupun secara praktis dapat diambil hikmahnya sebagai berikut : 1.Manfaat Secara Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan wawasan tentang konsep Jihad di Madrasah dan nantinya di harapakn para guru dapat memahami tentang Jihad sehingga bisa menjalankan peranya sebagai pendidik dengan sungguh-sungguh, maupun pada tingkatan mikro dalam administrasi pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. 2.Manfaat Praktis memberikan masukan kepada kepala Madrasah, diharapkan dapat menambah referensi dalam khazanah pengetahuan tentang penerapan konsep Jihad. bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya. , yang 25 nantiny bisa setelah guru memahami tentang konsep Jihad baru di implementasikana kepada peserta didik/siswa di dalam proses pembelajaran di Madrasah se kecamatan Karangawen kabupatenupaten Demak Dari tujuan penelitian di atas, maka diharapkan bahwa penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan dapat memberikan sumbangan referensi bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya di madrasah. b. Dapat dijadikan informasi oleh praktisi pendidikan Islam bahwa guru PAI dalam melakukan tugas dan tanggung jawab keguruannya sehingga siswa dapat memahami konsep Jihad, sehingga perlu dilakukan trobosan atau strategi pembelajaran optimal. F. Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai masalah Jihad maupun tugas guru Pendidikan Agama Islam telah banyak ditemukan baik dalam buku-buku maupun tulisantulisan tesis. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai posisi penelitian ini di hadapan kajian-kajian yang telah dilakukan, sekaligus membedakannya berikut penulis kemukakan beberapa pembahasan penelitian yang di lakukan orang terdahulu yang terkait dengan penelitian penulis yaitu sebagai berikut ini. Dalam tesis dengan judul “ Persepsi Jihad” ( kalangan pondok pesantren Al Mukmin Ngruki dan pondok pesantren Futuhiyah Mraggen) 26 yang di tulis oleh Fu‟ad Riyadi, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo semarang, menjelaskan bahwa hasil penelitianya yaitu: Jihad yang dipersepsikan dan diaplikasikan ponpes Al Mukmin adalah Jihad taa‟limi dan „idad al quwwah( kesungguhan dalam belajar dan mempersiapkan kekuatan). Hal ini relevan dengan firman Allah SWT surat Al-Mujadilah ayat 11 dan surat Al-Anfal ayat 60. a. Sedangkan penekanan persepsi Jihad Ponpes Futuhiyah Mranggen adalah Jihad taa‟limi dan amar ma‟ruf nahi mungkar (kesungguhan dalam belajar dan menyeru kapada kebaikan serta menjauhi kemungkaran). Hal ini relevan dengan firman Allah surat Al-Mujadilah ayat 11 dan surat AlImron ayat 119. Namun, apabila situasi mendesak, mereka tidak akan segan mengangkat senjata, seperti ketika mengusir penjajah dan melawan PKI. Sedangkan dalam skripsi yang berjudul “ implikasi konsep Jihad dalam profesi keguruan” penulis Imam wahyudi, UIN maulana Malik Ibrahim Malang, menjelaskan bahwa hasil penelitianya yaitu: a. Konsep jhad dalam pandangan guru PAI di Madrasah Malang sepakat memahami Jihad adalah perjuangan, dan perjuangan tersebut bisa menggunakan tangan atau lisan untuk mempertahankan agama Allah, termasuk di dalamnya sebagai perjuangan untuk memerangi ketertinggalan dan kebodohan, yang dalam hal ini siswa di Madrasah. b. Guru-guru PAI di Madrasah Malang menerapkan konsep Jihad dalam 27 profesi keguruan dengan cara guru harus beriman kepada Allah, guru harus menjalankan profesinya dengan baik, menjalankan disiplin waktu dalam pendidikan. Dan mempunyai sifat yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi dan mengajar pada paserta didik. Sedangkan perbedaanya dengan penelitian yang penulis teliti adalah terletak pada proses tentang pembelajaran Jihad di Madrasah di kecamatan, Karangawen kabupaten.demak.sehingga di harapkan nantinya dapat di ketahui sejauh mana proses pembelajaran meteri Jihad di Madrasah itu sendiri. Muhammad Chirzin dalam bukunya Jihad dalam al-Qur‟an, menjelaskan bahwa selama ini Jihad sering disalah artikan dengan suatu penyempitan makna. Padahal Jihad sendiri merupakan bagian yang integral dalam wacana Islam sejak masa-masa awal hingga kini. Demikian utamanya, sehingga dalam sejarah, kalangan Khawarij memasukkan Jihad ke dalam rukun Islam. Penerjamahan Jihad dengan “perang suci” selama ini yang dikombinasikan dengan pandangan Barat tentang Islam sebagai “Agama pedang” telah mereduksi makna batini dan spiritual dari “Jihad”, serta mengubah konotasinya. Secara morfologis, terma Jihad berasal dari kata kerja jahada yujahidu, yang berarti mencurahkan daya upaya atau bekerja keras, pengertian ini pada dasarnya menggambarkan perjuangan keras atau upaya maksimal yang di lakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu dan menghadapi sesuatu yang mengancam dirinya. 28 Menurut mazhab hanafi dalam” Fathul Qadir” oleh ibnul hammam , al Jihad ialah mengundang orang kafir kepada agama Allah dan memerangi mereka kalau mereka menolak undangan tersebut. Menurut Al kasani dalam Al badi‟ 9/4299, al Jihad ialah berjuang dengan segala daya dan upaya, berperang di jalan Allah Azza wajalla dengan jiwa, harta, lisan dan lain-lain. Menurut mazhab Maliki, al Jihad ialah memerangi orang kafir yang tidak terikat dengan perjanjian demi meninggikan kalimatullah atau menghadirkan-nya, atau menaklukan negerinya demi memenangkan agamaNya. Adapun menurut mazhab Asy Syafi‟i, Al Bajuri berkata al Jihad artinya berperang di jalan Allah . Ibnu hajar mengatakan bahwa menurut syariat, al Jihad adalah berjuang dengan sekuat-kuatnya untuk memerangi kaum kafir. Menurut mazhab Hambali, al Jihad adalah memerangi kaum kafir atau meegakan kalimat Allah.18 Jadi, buku di atas mencoba meluruskan pemaknaan Jihad yang sejauh ini dimaknai sempit selama dengan berbagai cakupan. Namun, penggolongan dalam pembahasan ini guru Pendidikan Agama Islam termasuk sebagai bagian dari Jihad, tidak disinggung di dalam pembahasan buku ini.19 Dalam buku Menelusuri Makna Jihad, mengungkap pengkategorian 18 Dr.Abdullah Azzam, Perang Jihad di Jaman Modern, Gema Insani Pres, Jakarta, 1992, 11. 19 Muhammad Chirzin, Jihad dalam al-Qur‟an; Telaah Normatif, Historis, dan Prospektif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 43. 29 Jihad pada dua kelompok yaitu Jihad besar dan Jihad kecil. Sebagaimana pemahaman mainstream saat ini, Jihad kecil, adalah Jihad fi sabilillah atau perang mengalahkan dan menghancurkan musuh Allah pada medan pertempuan. Kemudian Jihad besar, yaitu Jihad al-nafs, atau Jihad melawan hawa nafsu dalam upaya membangun kepribadian demi mencapai keutamaan akhlak yang agung. Namun, pembahasan pada buku konsep Jihad dan mujahid damai mengatakan bahwa makna dasarnya usaha yang tidak pernah berhenti. Jihad bisa berupa perjuangan batin ( untuk melawan kejahatan dalam diri seseorang).belum sampai pada cakupan Jihad secara menyeluruh, yang tidak hanya dilakukan secara fisik seperti perang, ataupun Jihad ruhani dengan melawan hawa nafsu yang sifatnya sangat privasi.20 Dari sudut pandang di atas jelas, bahwa buku ini belum membahas Jihad yang mencakup penggambaran Jihad secara menyeluruh, baik fisik, ruhani maupun pemikiran (Jihad intelektual) termasuk Jihad bagi guru. Namun, yang menyangkut persoalan keterkaitan tugas guru Pendidikan Agama Islam sebagai bagian dari Jihad tidak dibahas di dalam buku ini.21 Khalid Abdul Azis dalam tesisnya berjudul “Konsep Jihad Menurut Taqiyuddin al-Nabhani; Sebuah Kajian Hermeneutik,” mencoba memaparkan pandangan Jihad seorang tokoh gerakan politik, yaitu Taqiyuddin al- 20 Husain Mazhahiri, Menelusuri Makna Jihad; Dari Sudut Pandang Akhlak Sampai Kajian Sufistik, (Jakarta: Lentera, 2000), 21. 21 Abdullah Azzam, Fi al-Tarbiyah al-Jihadiyah wa al-Bina, (Peshwar Pakistan: Maktabah Khidmat al-Mujahiddin, 1990), 61. 30 Nabhani. Uraiannya membahas pengertian Jihad dalam cakupan yang luas termasuk di sini perang di sekitar pemikiran. Walaupun di situ diungkap tentang pandangan Taqiyuddin al-Nabhani tentang Jihad dalam arti yang sangat luas yang mencakup Jihad pemikiran dengan istilah yang cukup populer saat ini yaitu ghazw al-fikr (perang pemikiran), juga mengungkap Jihad sebagai upaya perlawanan terhadap dominasi Barat atas dunia muslim,22 namun tesis ini tidak menyinggung apa yang dibahas dalam penulisan tesis ini. Dari penjelasan di atas, cukup jelas dimana letak perbedaaan tesis ini di antara sekian banyak karya buku yang beredar dan karya tesis yang ada. Berdasarkan penjelasan ilustrasitif di atas, maka penelitian ini akan memfokuskan kajian terhadap “konsep Jihad dan Implementasinya terhadap pembelajaran di Madrasah. ”, sebagai pembahasan yang selama ini belum dibahas secara khusus oleh para penulis lain. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan( Field Research) yaitu yang dilakukan pada medan terjadinya kejala-kejala23Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.24 Karena dalam penelitian ini akan mendeskripsikan fenomena konsep Jihad dan Implementasinya terhadap 22 Khalid Abdul Azis, “Konsep Jihad Menurut Taqiyuddin al-Nabhani; Sebuah Kajian Hermeneutik”, (Semarang: Tesis Perpustakaan Pascasarjana IAIN Walisongo, 2003) 23 Hadi Sutrisno, Metodologi reseach, Jilid 1, Yogjakarta, Andi Offset UGM. 2000, 13. 24 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rosda Karya, 2003, 72-92. 31 pembelajaran di Madrasah. Dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif25.. 2. Sumber Data Data-data yang akan penulis kumpulkan dalam penulisan tesis ini adalah data yang bersifat library research yang berhubungan dengan kegiatan kepustakaan dan data penelitian lapangan (Field Research) yaitu research yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala.26 Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan data sebagai berikut: a. Data Primer Data Primer dalam penelitian ini adalah kajian teori tentang penerapan konsep Jihad. Data ini dikumpulkan dengan teknik telaah pustaka yaitu dari hasil interview. b. Data Sekunder Dalam penelitian ini adalah kondisi objektif Madrasah se Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak(Desa Margohayu dan Desa Wonosekar). Data ini berupa profil Madrasah se Kecamatan Karangawen Kabupatenupaten Demak, karena di Demak sangat perlu di adakan penelitian khususnya di pedesaan yang jauh dari kota besar sesuai apa yang penulis paparkan di latar belakang masalah. dan catatan implikasi tentang teori konsep Jihad dalam pembelajaran di Madrasah se Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak karena di Demak termasuk masyarakat yang religius. 25 Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogjakarta, Pustaka Pelajar, 2007, 6-7. Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid 1, Yogyakarta : Andi Offset, 2000, 9. 26 32 H. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan sebagai berikut : 1. Metode Interview Metode interview adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data27. Metode ini di tujukan pada beberapa orang yang akan di wawancarai, antara lain, beberapa guru. Para siswa yang akan di wawancarai adalah mereka siswa yang senior atau kelas tinggi. Karena merekalah yang layak dan pantas untuk di wawancarai. Sedangkan siswa-siswa yunior belum bisa menyerap pandangan Madrasah secara maksimal. 2. Metode Observasi Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan pangamatan, pencatatan yang sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki itu28. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden29. Metode ini penulis gunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung yaitu bagaimana para siswa menerima pembelajaran dari gurunya tentang pengertian 27 konsep Jihad tersebut, apakah siswa bener-bener Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid 1, 137. Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid 1, 137. 29 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2010, 28 137. 33 memahaminya apa tidak dan terhadap kondisi obyektif pelaksanaan teori konsep Jihad di Madrasah se kecamatan karangawen kabupaten.demak. Orang-orang yang akan diwawancarai di atas hanya sebagai sampel untuk mewakili pemahaman atau persepsi pada kedua Madrasah tersebut. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat atau mencatat dokumen yang ada. Dokumentasi dalam arti sempit adalah kumpulan verbal bentuk tulisan sedangkan dalam arti luas adalah meliputi arsip, dokumen, monumen, foto dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa dan keadaan karyawan di Madrasah se Kecamatan Karangawen kabupaten.Demak tahun 2014. Metode yang lain penulis dapatkan ini, ditempuh dengan cara pengumpulan data dengan melakukan pembacaan terhadap kitab-kitab tafsir, kitab-kitab hadis, serta buku-buku yang ada hubungannya dengan Jihad, kemudian buku-buku atau tulisan-tulisan yang membahas tentang posisi guru di madrasah, sebagai data primer. Selanjutnya, data-data dimaksud diikuti dengan penelaahan terhadap buku-buku serta tulisantulisan lain yang terkait sebagai data sekunder. Data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan penilaian dan penelaahan cermat. Dengan langkah ini, akan dapat diharapkan menghasilkan data atau informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. 34 I. Metode Analisis Data Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel yang sudah di tentukan. Dalam tahap pendahuluan ini untuk memberikan penilaian angket yang telah dijawab oleh responden dengan ketentuan yang sudah peneliti siapkan Setelah data terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data. Seluruh data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan metode, yaitu: Qualitatife Content Analisis, yaitu metode analisis kualitatif yang digunakan untuk menelusuri dan menggali tentang data serta dokumen tentang teori konsep Jihad.30 Dan menggali hasil interview/wawancara lagsung dengan pihak terkait dengan penelitian ini. mula-mula dengan metode ini, penulis mendetesiskan konsep Jihad dalam Islam dan tugas guru madrasah sehingga dapat dijelaskan posisi data yang sebenarnya dan dapat dideteksi kebenaran atau kesalahan dari suatu faktanya, kemudian dianalisa untuk memperhatikan sisi-sisi yang harus atau memang memerlukan analisa lebih lanjut.31 Dalam proses analisis di atas, kajian melakukan analisis secara filosofis terhadap data-data yang dijelaskan 30 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta, PT Raja Grafindo persada, 2011, 231. 31 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), 18. 35 sebelumnya baik yang berkaitan dengan data dari Al-Quran ataupun al-hadis maupun data di sekitar tugas pelaksanaan tugas guru di madrasah. Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan yang merupakan intisari yang diperoleh dari kajian ini. J. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman mengenai tata urut penulisan dari penelitian ini secara keseluruhan, maka sistematika penulisan tesis ini akan disusun dalam lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Pada bab ini penulis menjelaskan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaannya, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Kesemuanya berisi gambaran umum uraian Bab II sampai Bab V dari penulisan tesis ini. Bab II memaparkan pengertian Umum tentang Jihad dalam Islam. Uraiannya membahas secara rinci mengenai pembelajaran Jihad di Madrasah, dasar-dasar Jihad, dan macam-macam Jihad dan membahas tentang Madrasah, guru-gurunya, kompetensi guru itu sendiri. Bab III memaparkan detesis mengenai sejarah berdirinya Madrasah se kecamatan Karangawen kabupatenupaten Demak ( Madrasah di Desa Margohayu dan Desa Wonekar). Tujuan dan program kerja Madrasah, sumber dana, organisasi Madrasah. Bab IV menganalisis hasil penelitian di lapangan(Madrasah) Jihad dan 36 implementasinya dengan pembelajaran di Madrasah. Analisisnya membahas Jihad dalam kaitan dengan transformasi sosial oleh siswa di Madrasah, serta beberapa trobosan guru madrasah dalam melakukan transformasi sosial. Bab V penutup. Pada bagian ini penulis menarik kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dalam sub bab kesimpulan, dilanjutkan dengan pemberian saran-saran, dan diakhiri dengan uraian penutup. BAB II KAJIAN TEORI A. JIHAD 1. Pengertian Jihad Jihad dalam islam mempunyai kedudukan yang sangat tinggi. Bahkan sebagian ulama‟ memasukkanya ke dalam rukun Islam. Dikarenakan keutamaan Jihad banyak sekali tertera dalam Al-Qur‟an dan Al-sunnah. Rasullah SAW menganggapnya sebagai puncak amalan. Kemulyaan hal itu juga bisa dilihat dari menyatunya sebagai macam bentuk ibadah didalam Jihad. Memadukan ibadah lahiriyah maupun ibadah batiniyah. Dari aspek ibadah lahiriyah bisa ditilik pada pengorbanan tenaga, harta, pikiran dan jiwa. Sedangka dari aspek ibadah batiniyah didalamnya mencakup zuhud di dunia, meninggalkan tanah air dan tempat tinggalnya, dan meninggalkan kesenangan duniawi. Maka dalam Islam, Jihad juga disebut dengan “Ruhbaniyyah” (kependetaan), dalam hadits Abu Sa‟id hudhri disebutkan bahwa: “kuwasiatkan kepadamu untk bertaqwa kepada Allah, karenanya pangkal segala sesuatu, dan hendaknya kalian berJihad, karenanya kependetaan dalam islam, dan hendaknya kalian dzikir pada Allah dan membaca AlQur‟an, karenanya asamu di langit dan dzikirmu di bumi”. (HR.Ahmad)32. Bukan seperti kependetaan orang-orang non muslim yang berharap dekat dengan Tuhan dengan jalan menyepi di rumah-rumah ibadah, di 32 HR. Ahmad, kitab Baqi Musnad al Mukatsirin, no.11349. 37 38 gunung-gunung ataupun di tempat-tempat sunyi tanpa mau berinteraksi dengan masyarakat. Namun kependetaan dalam islam diwujudkan dengan perjuangan dan berinteraksi dengan masyarakat. Semakin tinggi tingkat spiritual dan kedekatan dengan sang pencipta, semakin tinggi pula tingkat sosialnya. Jihad dalam tata bahasa (Arab) berasal dari pada tiga huruf yaitu: aljim, al- haa, ad-daal. Adapun huruf alif pada kalimat (Jihad) itu adalah tambahan. Menurut etimologi bahasa arab “Jihad” itu adalah “isim mashdar kedua” yang bersal dari jaahada, yujaahidu, mujahadatan dan jihaadan. Jadi Jihad itu berarti bekerja sepenuh hati.33 Dalam hadits disebutkan: “ tidak ada hijrah setelah futuh(penaklukan Mekah) akan tetapi yang ada adalah Jihad dan niat”34. Ibn Mandhur mengatakan: ( - - ) adalah memeranginya dan berJihad di jalan Allah35. Jika ditelaah akar katanya dalam bahasa arab, kata Jihad berasal dari asal kata jahada-yajhadu-jahdan/juhdan, yang diartikan sebagai aththaqah, al- mashaqqah, dan mubalaqah “kesungguhan”, “kekuatan”, dan “kelapangan”. Adapun Jihad berkedudukan sebagai masdar “kata benda” dari pada jahada, yaitu bab faa‟ala dari pada jahada diatas dan diartikan sebagai: berusaha menghabiska segala daya kekutan, baik berupa kekuatan 33 Sutan Mansur, Jihad (Jakrata: Panji Masyarakat, 1982), 9. Abdul Baqi Ramdhun, Al-Jihad Sabiluna, solo, Pustaka Al „alaq, Januari, 2000, 15. 35 Ali ibn Nafi‟ Al „Ulyani, Ahammiyah Al Jihad, Riyadh, Dar al Thayyibah, 1985, 115. 34 39 maupun perbuatan.36 Dari segi bahasa, secara garis besarnya, Jihad dapat pula diartikan sebagai: penyuruan (ad-dakwah), menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah kemungkaran (Amar Ma‟ruf Nahi Munkar), penyerangan (Ghazwah), pembunuhan (Qital), peperangan (Harb), penaklukan (Syiar),menahan hawa nafsu (Jihad An- Nafs), dan lain yang semakna dengannya ataupun mendekati.37 Kata Jihad memiliki dua definisi atau dua pengertian: secara etimologi dan terminologi, secara etimologi, Jihad artinya berjuang atau perjuangan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh38. Atau dengan kata lain, Jihad adalah pengerahan maupun perbuatan, dalam peperangan. Kata Jahd atau Juhd artinya kekuatan, kekuasaan, atau kesanggupan. Ia juga bisa berarti Masyaqah (kesukaran atau kesulitan). Kata Jahd sama dengan kata Thaqah dan Wus (kekuatan dan kesanggupan). Kata Jahada--Yajhadu---Jahdan, dan kata Ijtahada, maknanya sama dengan kata Jada (bersungguh-sungguh).39 Dan jika kata Jihad dikaitkan denga kata Fii Sabilillah, maka masuklah definisi terminologi. Menurut definisi terminology, Jihad adalah memerangi kaum kafirin yang memerangi islam dan umat islam dalam 36 Himy Bakar al-Mascaty, Panduan Jihad untuk Aktivitas Gerakan Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), 23. 37 Himy Bakar al-Mascaty, Panduan Jihad untuk Aktivitas Gerakan Islam, 23. 38 Asep Burhanudin, Jihad Tanpa Kekerasan, Yogjakarta, PT LkiS Pelangi Aksara, 2005, 135. 39 Abdul Baqi Ramadhun, Jihad Jalan Kami, Terj., Imam Fajarudin. (Solo: Era Intrmedia, 2002), 11. 40 rangka menengakkan kalimat Allah.40 Istilah Jihad berasal kata Jahadah (kata benda abtrak, Juhud), yang bermakna “berusaha”. Secara yuridis-teologis berarti berusaha sekuat tenaga di jalan Allah,. Untuk menyebarkan keimanan dan firman-firman Allah ke seluruh dunia. Ajaran yang bersifat individual ini merupakan suatu upaya pencapaian keselamatan, sebab Jihad merupakan tuntunan Allah yang dapat mengantarkan manusia langsung menuju surga.41 Ahmad Warson Munawwir dalam kamus Arab Indonesia AlMunawwir mengartikan lafal Jihad sebagai kegiatan mencurahakan segala kemampuan. Jika dirangkai dengan lafal Fii Sabilillah, berarti berjuang, berJihad, berperang di jalan Allah. Jadi kata Jihad artinya perjuangan.42 M. Quraish Shihab membahas Jihad sebagai salah satu dari berbagai persoalan umat. Kesimpulanya, Jihad itu beraneka ragam. Memberantas kebodohan, kemiskinan, dan penyakit adalah Jihad yang tidak kurang pentingnya dari pada mengangkat senjata.Ilmuan berJihad dengan memanfaatkan ilmunya, karyawan bekerja dengan baik, guru dengan pendidikan yang sempurna, pemimpen dengan keadilannya, penguasa sengan kejujuranya, dan seterusnya.43 Penyebaran tanda-tanda kebesaran Allah bersifat semesta. Seorang 40 Abdul Baqi Ramadhun, Jihad Jalan Kami., hlm. 12. Majid Khaduri, Perang dan Damai dalam hukum Islam, terj.Kuswanto, Yogyakarta, Tarawang Press, 2002, 47. 42 Muhammad Chirzin,Jihad dalam Al-Qur‟an telaah Normative, Histories, Prospektif,Yogyakarta, Mitra Pustaka,1997, 12. 41 43 Muhammad Chirzin, kontroversi Jihad di Indonesia Modernis Vs Fundamentalis, Yogyakarta, Nuansa Aksara, 2006, 11. 41 Nabi tidak peduli terhadap kritik orang kafir, ia meneruskan Jihadnya yang terbesar bersenjataan wahyu Allah. Menurut Hamka ayat tersebut merupakan himbauan kepada Nabi agar tidak tunduk pada orang-orang kafir dan dorongan kepada Nabi untuk meneruskan Jihad dengan bersenjataan Al-Qur,an44, dan dalam Al-Quran Surah Al-Furqan ayat: 52 dijelaskan sebagai berikut: “Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berJihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur‟an dengan Jihad yang besar” (Q.S. Al – Furqan/25: 52).45 Sehubungan dengan ini Ibnu Qoyyim menjelaskan: tidak diragukan lagi bahwa peritanyah Jihad mutlak datang selepas hijrah, adapun Jihad Hujjah (Jihad keterangan) diperintakan-Nya di mekah dengan firman-Nya “Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berJihadlah terhadap mereka dengan Al- Qur‟an dengan Jihad yang besar.” Inilah surah makiyyah, dan Jihad di dalamnya adalah Jihad Tabligh dan Jihad Hujjah.46 Jelaslah bahwa arti Jihad pada ayat ini adalah menyampaikan Hujjah pada orang-orang yang ingkar ataupun berdiskusi dengannya dengan menggunakan dalil-dalil pasti yang akan membuat mereka yakin terhadap 44 Muhammad Chirzin, Jihad dalam Al-Qur‟an telaah Normative, Histories, Prospektif, 45 Depag, Al-Qu‟an dan terjemahan, 567. Hilmi Bakar Almascaty, Panduan Jihad untuk Aktivitas Gerakan Islam, 14. 48. 46 42 kebenaran islam, Jihad dengan pengertian ini semakna dakwa atau seruan ke jalan Islam. Dan disamping itu kata Jihad juga mengandung makna pengertian bersungguh- sungguh melaksanakannya, dengan ketabahan dan kesabaran untuk mendapatkan ridha Allah di jalannya, seperti pada surat al-Ankabut ayat: 69 “Dan orang-orang yang berJihad untuk (mencari keridhaan) kami benar-benar akan kami tunjukan kepada meraka jalamjalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik.”(Q.S. Al-Ankabut/29:69).47 Di samping itu, ada pula ulama‟ berpendapat, “jika kata Jihad diiringi kalimat Fii Sabilillah sesudahnya, kata itu tidak mengandung pengertian lain kecuali berperang menggunakan senjata. Akan tetapi, jika tidak diiringi kalimat Fii Sabilillah setelahnya dapat dirtikan selain dari berperang, baik sebagai dakwa maupun menahan hawa nafsu.48 Kata Jihad dalam ayat tersebut mengandung pengertian peperangan, yaitu memerangi orang-orang yang ingkar dengan menggunakan senjata agar mereka takluk di bawah kekuasaan islam. Arti Jihad seperti ayat inilah yang selalu diartikan kebanyakan untuk kata Jihad.49 Dari beberapa ayat tersebut, jelaslah bahwa di dalam Al-Qur‟an, 47 Depag, Al-Qur‟an dan terjemahan, 638. Hilmi Bakar Almascaty, Panduan Jihad untuk Aktivitas Gerakan Islam, 16. 49 Hilmi Bakar Almascaty, Panduan Jihad untuk Aktivitas Gerakan Islam, 16. 48 43 Jihad tidak hanya digunakan untuk satu pengertian satu saja, namun digunakan untuk beberapa pengertian yang mengandung makna sebagai Tablig, dakwa, pemeksaan, kesugguhan, ataupun peperangan. 2. Dasar-dasar Jihad Jihad merupakan bagian integral wacana Islam sejak masa awalawal muslim hingga masa kontemporer. Pembicaraan tentang Jihad dan konsep-konsep yang dikemukakan sedikit atau banyak mengalami pergeseran dan perubahan sesuai dengan konteks dan lingkungan masingmasing pemikir. Demikian sentralnya Jihad dalam Islam hingga cukup beralasan kalua Jihad ditafsirkan berbeda-beda menurut para ahli tafsir. Ayat-ayat dasar Jihad yang berkaitan dengan kekerasan dapat dilihat pada ayat-ayat dibawah ini: Q.S.Surat Al-Baqoroh 216 Artinya: diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Q.S. At-Taubah 41. 44 Artinya:. Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkaitan dengan pendidikan dapat dilihat di bawah ini. “Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” Ayat-ayat al- Qur‟an yang menyebutkan pentingnya Jihad antara lain dapat ditemukan dalam surat al-Baqarah (2) ayat 218 yang menyebutkan: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan barJihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. al-Baqarah/2: 218).50 Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman yang 50 Depag, Al-Qur‟an dan terjemahan, 53. 45 tetap pada pada keimanannya dan ikut hijrah berasama Rasulullah S.A.W. atau melakukan Jihad bersama Rasulullah untuk membela agama Islam, meninggikan kalimatullah, dan melawan orang-orang kafir dengan sekuat tenaga, mereka itulah orang-orang pantas mengharapkan rahmat dan ridha dari Allah51. Surat al-Baqarah (2) ayat 244 menyebutkan: “Dan berperanglah kamu sekalian di jalan Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”(Q.S. al-Baqarah/2: 244).52 Berperang Fii Sabilillah, ialah beperang dengan niat meninggikan Kalimatullah, mengamankan lancarnya dakwah dan tersiarnya agama Islam. Tujuannya ialah agar para pemeluknya tidak diganggu dan tidak ada yang mencegah tersiarnya agama atau perintah-perintah agama. Selain itu, juga untuk mempertahankan negara dari serangan musuh yang hendak menjajah, mengeruk kekayaannya, dan mengingjak-injak kemerdekaannya53. Selain itu, surat al-Nisa‟(4) ayat 74 menyebutkan: 51 Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al- Maraghi, Juz II, Semarang, Toha Putra, 1984, 52 Depag, Al-Qur‟an dan terjemahan, 60. Ahmad Musthafa al-maraghi, Tafsir Al-Maraghi, 389. 257. 53 46 “Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar”(Q.S. al-Nisa‟/4: 74).54 Ayat ini menunjukkan pada kemuliaan berperang di jalan Allah, karena ia dilakukan dalam rangka menegakkan yang hak, keadilan dan kebaikan, bukan dalam rangka menuruti hawa nafsu dan ketamakan. Ayat ini juga menunjuk, bahwa hendaknya orang yang beperang itu menetapkan dirinya pada salah satu dari dua perkara; apakah musuh akan membunuhnya dan dia memuliakan dirinya dengan mati syahid, ataukah dia akan dapat mengalahkan musuhnya sehingga dia menjayakan kalimat yang hak dan agama Islam. Jangan ada di dalam hatinya bisikan-bisikan untuk lari dari peperangan, karena jika dia melakukan hlm yang demikian, maka dia akan segera masuk ke dalam perangkap yang telah dibuat oleh dirinya sendiri.55 Surat al-Anfal (8) ayat 15 dan ayat 16 juga menyebutkan: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan 54 55 Depag, Al-Qur‟an dan terjemahan, 130. Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Juz V, 150. 47 orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya”(Q.S. al-Anfal/8: 15-16).56 Ayat di atas secara global menjelaskan bahwa Allah S.W.T. memberikan hukum umum dari peristiwa-peristiwa dan peperanganpeperangan yang bakal terjadi sepanjang zaman, meski keterangan-Nya ini disampaikan dalam kaitannya dengan kisah tentang perang Badar. Sebab, begitu pentingnya memperhatikan hukum tersebut di atas dan sebagai anjuran kepada kaum muslimin agar tetap memeliharanya. Ayas tersebut sekaligu memberi petunjuk bahwa lari dari peperangan merupakan dosa besar.57 Surat al-Taubah (9) ayat 44 juga menyebutkan: “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berJihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orangorang yang bertakwa”. (Q.S. al-Taubah/9: 44).58 Ayat ini menjelaskan bahwa bukan perbuatan orang beriman kepada Allah yang telah mewajibkan berperang atas mereka, dan kepada hari 56 Depag, Al-Qur‟an dan terjemahan, 262. Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi , Juz IX, 345-346. 58 Depag, Al-Qur‟an dan terjemahan, 286. 57 48 kemudian yang pada hari itu setiap amal akan mendapatkan balasannya, untuk meminta izin kepada Rasul dalam masalah Jihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka, jika keadaan menutut mereka untuk itu. Orang-orang beriman ialah mereka yang maju ke medan perang ketika datang kewajiban untuk itu, tanpa meminta izin.59 Di samping ayat-ayat di atas, masih berpuluh-puluh ayat lain yang secara khusus dijadikan sandaran mengenai pentingnya Jihad. Sedangkan hadits-hadits yang dijadikan rujukan pentingnya Jihad dalam Islam, misalnya dapat dilihat pada hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abu Amr Asy-Syaibani: “Dari Abu Amr Asy-Syaibani, dia berkata: Abdullah bin Mas‟ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, „Wahai Rasulullah, apakah perbutan yang paling utama?‟ Beliau menjawab, „sholat pada awal waktunya‟. Aku bertanya lagi, „Kemudian apa?‟ Beliau menjawab, „Berbakti kepada kedua orang tua‟. Aku berkata, „Kemudian apa?‟ Beliau menjawab, „Jihad di jalan Allah‟. Aku pun berhenti (untuk) bertanya kepada Rasulullah SAW. Sekiranya aku menambah pertanyaan niscaya beliau akan menambah jawabannya kepadaku”.(H.R. al- Bukhari)”.60 Dan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Said AlKhudri: “Dari Abu Said Al-Khudri RA, bahwa ada Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, “Ya Rasulullah, Manusia yang bagaimana yang lebih utama?” Rasulullah SAW menjawab, “yaitu orang yang berjuang di jalan Allh dengan 59 Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghit, Juz X, 214-215. Tirmidzi, Hadits tentang Jihad, Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadist, 154. 60 49 harta dan jiwanya”. lelaki itu bertanya lagi,“setelah itu siapa?” Rasulullah SAW menjawab, “Orang beriman (yang bertempat tinggal) di lembah gunung. Ia beribadah kepada Allah dan menghindari manusia dari kejahatannya”.(H.R. muslim)”. Dan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah: “Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, „Allah SWT akan menjamin orang yang keluar (berjuang) di jalan-Nya, seraya berfirman, “sesunggunya orang yang berangkat keluar untuk berJihad kepada-Ku, karena keimanan kepada-Ku dan membenarkan (segala ajaran) pada rasul-Ku, maka ketahuilah bahwasanya Aku-lah yang akan menjamin untuk masuk ke dalam surga, atau akan mengembalikannya ke tempat tinggal, di mana pertama kali ia keluar, dengan membawa pahala dan ghonimah (harta rampasan). (H.R.Muslim)”.61 Dan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik: “Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, „Rasulullah SAW bersabda, „sesunggunya berangkat ke jalan Allah di waktu pagi dan siang hari lebih baik dari pada dunia dan seisanya. (H.R. Muttafaqun “alaih)”62. Dan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Abbas: 61 Muslim, Hadist tentang Jihad, Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadist, 1052. Abu Zakaria, Riadhus Shalihin terjemahan, Bandung, PT Al-Ma‟arif, 1976, 275. 62 50 “Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, „tidak ada hijrah setelah pembebasan (makkah), akan tetapi Jihad dan niat. Apabila kamu diperintahkan untuk berangkat berperang maka berangkatlah‟.” (H.R. al-Bukhari)”63. Dari beberapa kutipan ayat al-Qur‟an maupun hadits di atas dapat diketahui tentang pentingnya Jihad dalam Islam. Nash di atas dapat dijadikan rujukan Jihad, baik dalam pengertian aktivitas yang berhubungan dengan perang maupun pengertian sebagai usaha yang serius di jalan Allah. 3. Macam-macam Jihad Jihad bisa dibagi menjadi beberapa berdasarkan muatan yang berbeda: a. Berdasarkan alat yang dipakai terbagi menjadi tiga bagian: 1. Jihad dengan jiwa, yakni dengan memasuki kancah peperangan antara ahlul haq versus ahlul batil dalam rangka memenuhi panggilan Allah. 2. Jihad dengan harta, yakni mengorbankan hartanya di jalan Allah dengan memberikan komsumsi untuk mujahidin beserta keluarga yang dibawah tanggung jawabnya. 3. Jihad dengan lisan, yakni dengan memberikan suara yang bisa mendatangakan maslahah bagi mujahidin atau menghindari bahaya yang akan menimpa mereka, apapun bentuknya.64 63 64 2002, 20. Bukhori, Hadist Jihad, Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadist, 264. Abdul Baqi Ramadhun, Jihad jalan kami, terj.Imam Fajaruddin, Solo, Era Intrmedia, 51 b. Berdasarkan sasaran Pembagian target sasaran Jihad dibagi menjadi lima: 1. Jihad melawan hawa nafsu, yakni seseorang mendidik jiwanya untuk taat beragama kepada Allah, meninggalkan syahwat dan fitnah syubhat, serta melkasanakan kewajiban meskipun berat dan tidak disukai jiwa. 2. Jihad melawan syetan, yakni meninggalkan fitnah syahwat dan subhat yang dihembuskan setan kepada seorang hamba. 3. Jihad melawan orang kafir, yakni dengan memerangi mereka dan mengorbankan segala yang dibutuhkan dalam peperangan, baik berupa harta, pengalaman, dan lain sebagainya. 4. Jihad melawan orang-orang munafik, yakni hal ini dilakukan dengan lisan, menegakkan hujjah atas mereka, melarang dan mencegah mereka dari kekafiran yang tersembunyi, membongkar permainan dan maker-makar meraka, serta mewaspadai segala tanduk-tanduk, rencana mereka, dan upaya-upaya mereka yang lain. 5. Jihad melawan orang-orang fasik, yakni dilakukan dengan tangan, jika tidak mampu, maka dengan lisan. Dan jika tidak mampu maka dengan hati.65 c. Berdasarkan hukumnya, bagian ini mamiliki dua keadaan berbeda. Pertama, hukum-hukum Jihad turun secara bertahap dalam beberapa fase. Kedua, Jihad memiliki ketetapan hukum dan syariat 65 Abdul Baqi Ramadhun, Jihad jalan kami, 22-23. 52 Jihad dari segi hukum talah final, hal ini terjadi karena sebelum memiliki hukum yang final, hukum Jihad telah melewati empat fase: Fase pertama, fase ini meliputi seluruh fase makkah, pada fase itu, orang-orang beriman dilarang memerangi orang-orang kafir, tetapi diperbolehkan berJihad dengan Al-Qur‟an dan dakwah yang lurus. Fase kedua, turunnya fase ini berarti menghapus fase sebelumnya yang memerintahkan mereka menahan tangan mereka, tanpa mewajibkan atau mefardhukan Jihad. Fase ketiga, dalam fase ini, kaum muslimin diperintahkan hanya memerangi siapa saja yang memerangi mereka dengan meninggalkan orang-orang yang tidak memerangi. Fase keempat, inilah fase diwajibkannya memerangi orang-orang kafir, dimulai dari oang-orang kafir yang lebih dekat dengan kaum muslimin, tindahkan ini telah dilakukan Nabi terhadap orang-orang kafir arab.66 4. Keutamaan Jihad dan Hubunganya dengan manusia. a. Keutamaan Jihad menurut Al-Qur‟an Penunjukan ayat Al-Qur‟an agar melakukan Jihad di jalan Allah SWT dalam beberapa ayatnya, mempunyai makna penting dan mengindikasikan bahwa Jihad harus betul-betul diwujudkan dalam aktivitas bermanfaat, baik untuk kepentingan dirinya sendiri, agama, maupun masyarakat. Keutamaan-keutamaan Jihad harus dijadikan 66 Abdul Baqi Ramadhun, Jihad jalan kami, 24-25. 53 landasan moral dalam melaksanakan aktivitas tersebut. Salah satu tawaran Allah SWT untuk dapat menyelematkan dirimanusia dari adzab-Nya ialah dengan melakukan Jihad. Hal ini dapat dilihat dalam Q.S.Shaf/61.ayat 10 dan 11. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berJihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa,selain beriman kepada Allah dan rasulNya, Jihad juga dapat menyelamatkan manusia dari ancaman Allah Swt, dengan dikiaskan sebagai perniagaan (tijarah) yang menguntungkan. Orang yang telah melakukan Jihad dengan harta dan jiwa raganya dalam menjalani kehidupan dan membela agama akan memperoleh balasan berupa pengampunan dosa dari Allag Swt akan memasukanya kedalam surga. Keutamaan lain dari Jihad adalah dapat mengantarkan sesorang kepada tingkat kepribadian mukmin yang baik. Seseorang yang 54 sanggup dan gemar melakukanya, maka akan semakin tinggi tingkat keimanan yang ia peroleh. Sebaliknya, seseorang yang jarang dan tidak berani melakukan Jihad, maka semakin lemah imanya. Itulah sebabnya dalam beberapa ayat tentang Jihad, penyebtan orang-orang yang beriman dikaitkan dengan orang-orang yang berhijra, berJihad dan bersifat sabar. Orang yang mau berJihad berarti telah menghargai dirinya sendiri, sadar akan kelemahanya dan menyadari potensi dirinya yang terus menerus berkompetensi antara baik dan buruk. Sebagai makhluk ia sadar bahwa agama yang ia anut harus diwujudkan dalam kehidupan beragama dan ancaman-ancaman terhadap agama harus dimusnahkan. Sebagai makhluk sosial, ia sadar bahwa masyarakat dan negara harus bebas dari berbagai ancaman dab gangguan. Oleh karena itu, kekacauan dan ketidakadilan harus dimusnahkan, kemungkaran tidak boleh terjadi, dan masyarakat serta negara harus dilindungi. Semua ini tidak dapa mungkin tidak dapat dilakukan tanpa didorong oleh semangat Jihad yang tinggi67. 67 Rohimin, Jihad makna dan hikmah, Jakarta, Erlangga, 2006, 57. 55 b. Jihad dan Iman Orang yang mau berJihad adalah orang yang memiliki iman yang sebenarnya. Jihad yang mereka lakukan adalah bukti bahwa mereka betul-betul beriman dengan sebenarnya. Dengan iman yang sebenarnya ini, apapun ancaman yang mereka hadapi tidak membuat semangat Jihad mereka pudar, bahkan mendorong mereka agar tetap tegar berjuang menegakkan ajaran agama. Dalam Q.S.al-Ahzab/33:39 ditegaskan: Artinya: ” (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan”. Ayat ini menunjukan, bahwa iman (keyakinan sejati) yang dimiliki oleh seorang mujahid berperan sebagai pendorong yang sangat besar dalam mengarahkan dirinya untuk melakukan perbuatan baik. Dengan landasan iman seseorang termotivasi untuk membebaskan dirinya dari rasa takut dan mencurahkan segenap kemampuanya untuk meraih kemenangan.68 68 Rohimin, Jihad makna dan hikmah, Jakarta, Erlangga, 62. 56 c. Jihad dan Hijrah Jihad dan hijrah merupakan dua bentuk ajaran agama yang langsung diperintahkan al-Qur‟an. Kedua ajaran ini punya peran penting dalam sejarah perjuangan agama. Banyaknya uraian Al-qur‟an tentang kedua ajaran ini mengindikasikan bahwa setiap Muslim seharusnya berupaya agar dapat melakukanya, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan umum. Orang yang beriman, berhijrah dan berJihad adalah orang yang meharapkan rahmat Allah Swt dan mencari ridho-Nya. Disisi lain, hijrah juga merupakan respon terhadap keinginan besar masyarakat arab madinah yang secara terbuka menerima ajaran Nabi Saw untuk berpaling kepada ajaran tauhid. Sementara itu, mereka juga berharap besar dengan kedatangan seorang nabi untuk mendamaikan pertikaian antar suku di Madinah. Dengan kedatangan seorang nabi sebagai pemimpin, mereka berharap tidak lagi terjadi persaingan antar suku dalam menentukan pemimpin. Oleh karena itu, begitu mereka tau kemunculan seorang Nabi yang selalu disebut-sebut orang yahudi langsung mereka terima dengan penuh gembira dan sikap siap membantu serta melindungi. d. Jihad dan Sabar Seruan Al-Qur‟an agar bersikap sabar, terutama dalam konteks Jihad merupakan seruan yang paling fundamental untuk menumbuhkan kekuatan moral Mujahid. Esensi sabar merupakan aspek keyakinan 57 yang ditunjukan seseorang ketika ia dituntut untuk melkukan Jihad dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Seandainya ia mampu memposisikan dirinya sebagai orang yang sabar, maka Jihad yang ia lakukan menjadi Jihad yang sebenarnya, Jihad yang betul-betul yang dilakukan atas dasar keyakinan. Seseorang mungkin bisa melakukan Jihad dalam berdakwah, tapi belum tentu ia bisa sabar menerima penderitaan yang dialaminya. Seseorang mungkin bisa berJihad menafkahkan harta kekayaannya dijalan allah swt, akan tetapi belum tentu ia sabar menerima ujian yang diberiakn kepadanya. Seseorang mungkin mampu berJihad memerangi orang-orang kafiir dan munafik, tetapi belum tentu ia mampu menerima kenyataan dalam peperangan tersebut. 5. Pandangan Al-Qur’an tentang Jihad a. Tujuan Jihad 1. Untuk memperluas penyebaran Agama Dakwah dan Jihad tidak dapat dipisahkan, salah satu tujuan Jihad, terutama Jihad perang adalah untuk kepentingan dakwah itu sendiri, hanya saja persoalannya, mana yang harus didahulukan antara keduanya. Tujuan Jihad adalah untuk menegakkan agama Allah Swt, yang tidak mungkin bisa dilakukan tanpa perjuangan, dan perjuangan tidak mungkin tanpa hambatan, gangguan, rintangan dan ancaman. Oleh karena itu, menghubungkan dakwah sebagai sebagai 58 Jihad dijala Allah swt merupakan hal yang wajar. Karena, baik dakwah maupun Jihad sama-sama berjuang dijalan Allah Swt. Orang yang melakukannya dianggap sebagai orang mujahid, dan matidalam kegiatan dakwah adalah mati syahid. 2. Untuk menguji kesabaran Melakukan Jihad hendaklah diikuti dengan sikap sabar, dan sabar itu sendiri sudah merupakan Jihad. Sulit memperoleh kemenangan jika Jihad diiringi dengan sikap sabar. Elakukan Jihad, baik Jihad dalam pengertian dakwah, perang, dalam pengertian lain dan apapun bentuknya memang tidak mudah untuk melakukannya. Maka dalam konteks ini, Jihad tidak semata-mata dipahami dengan perang menghadapi musuh yang nyata. Sabar menghadapi malapetaka, kesengsaraan, dan aneka cobaanjuga termasuk berJihad. Dalam ayat lain dinyatakan untuk dapat masuk surga haruslah diuji terlebih dahulu dengan ajaran Jihad dan berbagai cobaan lain. Q.S.Ali Imron/3:142 Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berJihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”. 59 3. Untuk mencegah ancaman musuh Jihad itu sendiri menurut Asfahani dapat di kategorikan menjadi 3 yaitu: a) Jihad terhadap musuh yang jelas b) Jihad terhadap setan c) Jihad terhadap hawa nafsu 4. Untuk mencegah kezaliman 5. Untuk menjaga perjanjian b. Fungsi Jihad 1. Aspek Ibadah Sebagai ibadah, Jihad yang dilakukan tidak semata-mata untuk mempertahankan diri dan mengejar kepentingan politis yang bersifat duniawi, seorang hamba tetapi lebih jauh untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Melalui Jihad, diharapkan dapat membuktikan ketaatannya seorang hamba beribadah kepada Allah Swt, dengan harapan menjadi syuhada, mendapat pahala, dan masuk surga. Dalam al-Qur‟an banyak ditemukan tentang Jihad yang menunjukkan fungsi Jihad sebagai usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah swt untuk mendapatkan rahmat, ampunan dan balasan dariNya. 2. Aspek Dakwah Fungsi terpenting dari aspek dakwah ini adalah menegakkan “kalimat Tauhid” dan pengamalan syariat Islam. Oleh karena itu, 60 setiap orang berkewajiban menyampaikannya kepada orang lain yang belum mengtahuinya. Orang yang menerima islam sebagai agamanya atau beriman, berarti telah memperoleh petunjuk dari Allah Swt. Rasullah Saw dan para dai tidak punya otoritas untuk memberi petunjuk kepada manusia agar masuk Islamdan taat kepada agamanya. 3. Aspek Politik dan Militer Dilihat dari aspek politik dan militer, Jihad mempunyai fungsi yang amat penting. Dan adanya syariat Jihad yang berkaitan dengan perang serta perintah agar mempersiapkan kekuatan militer, umat islam dapat menggertikan agresi musuh yang akan dilancarkan kepada mereka, dan selanjutnya umat Islam terhindar dari ancaman dan penganiayaan. Sekalipun perang ini pada hakekatnya tidak dikehendaki dan harus dihindari, disisi lain menjadi kekuatan umat Islam.69 4. Aspek spiritual Keagamaan c. Kriteria Jihad Banyak sekali ayat-ayat al- Qur‟an yang menyebutkan kata Jihad atau yang semakna dengan Jihad. Jihad di dalam al-Qur‟an mengandung beberapa pengertian menurut urutan turunya ayat. Jihad pada mulanya adalah mendakwahi manusia untuk menerima agama Islam, mendekatkanya ke akal dan pikirn mereka, membuat 69 Rohimin, Jihad makna dan hikmah, Jakarta, Erlangga, 120. 61 hati dan dada cinta kepadanya, serta mengokohkan kedalam jiwa dan sanubari. Jihad dalam hal ini menggunakan hujjah, penjelasan, tutur kata yang bijak dan nasehat lembut serta berdebat dengan cara yang baik. “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.70 Ayat ini turun di mekah sebelum turunya perintah untuk berJihad melawan orang-orang kafirdengan pedang dan memeranginya mereka dengan senjata. Ibn Jarir mengatakan: “ apa yang diturunkan kepada Nabi berupa AlQur‟an, Al-Sunah dan Mau‟idhoh Hasanah, di dalamnya mencakup peringatan dan peristiwa yang terjadi pada masa lalu, agar ingat akan siksa Allah yang padih”.71 Maka Jihad dalam fase ini adalah Jihad melawan hawa nafsu dalam proses penyucian dan perbaikan diri. Dakwah dengan belajar, mengajar dan menyebarkan islam pada manusia dengan bekal sabar dalam 70 Depag, Al-Qur‟an dan terjemahan,... Ibn Katsir, Tafsir Al-Quran Al Adhim, Beirut Lebanon,Daal Ma‟rifah.1996,juz II, 613. 71 62 mengahadapi tantangan dan cobaan serta membalas dan memaafkan perilaku buruk. B. Teori-teori Pembelajaran Tujuan pengajaran yang dilaksanakan didalam kelas menurut Mager adalah menitik beratkan pada perilaku siswa atau perbuatan sebagai suatu jenis Out Put yang terdapat pada siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan belajar.72 Tugas pengajar tidaklah berakhir tatkala telah selesai menyampaikan materi pelajaran didalam kelas dengan baik. Mendapatkan pengalaman diluar kelas merupakan bagian strategi kognitif di mana seseorang dapat belajar dari pengalaman dirinya dan pengalaman orang lain. Ada 3 fungsi dari teori-teori pembelajaran: 1. Teori pembelajaran adalah pendekatan terhadap suatu bidang pengetahuan, suatu cara menganalisis, membicarakan dan meneliti pembelajaran. 2. Teori pembelajaran berupaya meringkas sekumpulan besar pengetahuan mengenai hukum-hukum pembelajaran kedalam ruang yang cukup kecil. 3. Teori pembelajaran secara kreatif berupaya menjelaskan apa itu pembelajaran dan mengapa pembelajaran berlangsung seperti adanya.73 Beberapa teori pembelajaran seperti teori gestal, teori behavioaris, 72 73 Martinis yamin, Paradigma pendidikan konstruktivistik, Jakarta, GP Press, 2008, 1. Winfred f. Hill, Teori-Teori Pembelajaran, Bandung, Nusa Media, 2009, 28. 63 teori belajar sosial, teori Humaistik dan teori Kontruktivis memiliki beberapa perbedaan anatara satu dengan yang lain, bahkan pada beberapa teori perbedaan tersebut bertolak belakang, sehingga jika konsep yang dianut oleh perancang pembelajaran adalah teori tertentu maka pasti akan mempengaruhi tentang bagaimana perencanaa pembelajaran berikutnya dikembangkan74. C. Tinjauan Tentang Madrasah 1. Perkembangan Madrasah di Indonesia Perkembangan Madrasah di Indonesia sejak zaman penjajahan belanda hingga kemerdekaan mengalami pasang naik dan pasang surut, yang banyak hal seirama dengan bentuk kebijakan yang diambil pemerintah maupun pergumulan intern umat Islam. Pada masa penjajahan Belanda, kebijakan terhadap pendidikan Islam pada dasarnya bersifat menekan dan membatasi karena kekhawatiran akan munculnya militansi kaum muslimin terpelajar. Bagi pemerintah penjajah, pendidikan di Hindia bukan sekedar pedagogis kultural, tapi juga psikologis-politis. Pandangan ini disatu pihak memunculkan kesadaran bahwa pendidikan dianggap begitu vital dalam upaya mempengaruhi budaya masyarakat. Dengan pendidikan ala belanda dapat diciptakan kelas masyarakat terdidik yang berbudaya Barat sehingga lebih akomodatif terhadap kepentingan penjajah. Namun dipihak lain pandangan diatas juga mendorong pengawasan yang berlebihan terhadap 74 Farida Nurmaliyah, Perencanaan Pembelajaran, Malang, UIN-Maliki Press, 2010, 18. 64 perkembangan pendidikan Islam seperti Madrasah dengan segala bentuknya termasuk didalamnya Madrasah Diniyah. Kendatipun pengorganisasian Madrasah menerima pengaruh dari sistem sekolah belanda, namun muatan keagamaan di lembaga ini pada akhirnya menambah semangat kritis umat Islam terhadap sistem kebudayaan yang dibawa oleh kaum penjajah.75 Setelah indonesia merdeka perhatian terhadap Madrasah tampak lebih baik, BPKNIP (badan Pekerja Nasional Indonesia Pusat) dalam maklumatnya 22 Desember 1945, diantaranya menganjurkan :” dalam memajukan pendidikan dan pengajaran sekurang-kurangnya diusahakan agar pengajaran di langgar, surau, masjid dan Madrasah berjalan terus dan ditingkatkan. Pada tanggal 27 Desember 1945, BPKNIP menyarankan agar Madrasah dan pesantren mendapakan perhatian dan bantuan materiel dari pemerintah, karena Madrasah dan pesantren pada hakekatnya adalah salah satu alat dan sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat yang sudah berurat berakar dalam masyarakat indonesia.76 Perhatian pemerintah terhadap Madrasah dan pesanten semakin terbukti dengan berdirinya kementrian agama pada 3 januari 1946. Dikeluarkanlah perturan menteri agama no.1 tahun 1945 tentang pemberian bantuan kepada madrasah. Kemudian disempurnakan dengan peraturan menteri agama no.7 tahun 1952. Dalam ketentuan ini, Madrasah 75 Mastuki, dkk. Menelusuri Pertumbuhan Madrasah di Indonesia, Jakarta, Dirjen bagais Depag RI, 2000, 12. 76 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 43. 65 ialah tempat pendidikan yang telah diatur sebagai sekolah dan membuat pendidikan dan ilmu pengetahuan agama islam menjadi pokok pengajaranya.77 Uraian di atas membicarakan perkembangan Madrasah secara umum yaitu meliputi Madrasah yang dalam kategori pendidikan sekolah maupun Madrasah dalam kategori pendidikan luar sekolah. Seiring dengan perkembangan Madrasah pada umumnya yang mengalami pasang naik dan pasang surut, maka demikian pula dengan Madrasah Diniyah pun mengalami pasang naik dan pasang surut sesuai dengan situasi dan kondisi yang mempengaruhinya. 2. Tinjauan Guru di Madrasah Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan, walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut diluar bidang kependidikan78. Jabatan guru merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya harus memenui kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara lain bahwa jabatan itu melibatakan kegiatan intelektual, mempuyai batang tubuh yang khusus, memerlukan waktu yang lama untuk memangkunya dan harus mempuyai kode etik. Guru adalah orang yang (mata pencahariannya, profesinya ) mengajar. Guru tidak hanya yang bekerja pada pendidikan formal saja, 77 78 Abdurahman Saleh, Penyelenggaraan Madrasah, Jakarta,Darma Bakti,1984, 8. Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2007, 115. 66 lembaga non formal pun bisa dikatakan sebagai guru, misalnya pesantren yang lazim disebut dengan ustadz. Pendidikan artinya proses pengubahan sikap dan tata laku atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkam untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satu usaha untuk meningkatakan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di Madrasah. Dan pendidikan juga dapat mempengarui perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan dan ketakwaan manusia. Dari kata pendidikan itu kemudian muncul “Pendidik”, istilah lain dari pada guru adalah pengajar yang muncul dari kata pengajaran, namun demikian antara pendidik dan pengajar tidak dapat dibedakan, kalaupun ada pembedaan ini didasarkan pada penekanannya yaitu pendidikan tekanannya pada aspek nilai, sedangkan pengajaran pada aspek inetelektual. Menurut Harun Nasution agama berasal dari kata, yaitu alDin, religi (relegere, religare) dan agama. al-Din (semit) berarti undangundang atau hukum. Kemudian dari bahasa arab, kata itu mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, dan kebiasaan. Dan menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau. (A = tidak, Gama = pergi). Jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun menurun. 67 Jadi salah satu sifat agama, yang diwarisi secara turun menurun dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Joe Park sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir merumuskan pendidikan sebagai “The art or process of imparting or acquiring knowledge and habit through instructional as study”. Pendidikan adalah sebuah seni memberitahukan atau memperoleh pengetahuan melalui pengajaran. Intinya definisi ini menekankan pada aspek pengajaran (instruction). Seseorang dikatakan sebagai guru tidak cukup “tahu” sesuatu materi yang akan diajarkan, tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memiliki “kepribadian guru”, denagn segala cirri tingkat kedewasaanya. Dengan kata lain untuk menjadi pendidik aau guru, seseorang harus memiliki kepribadian. Masalahnya yang penting adalah mengapa guru dikatakan sebagai “pendidik”. Guru memang seorang “pendidik”, sebab dalam pekerjaanya ia tidak hanya “mengajar” seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melatih beberapa ketrampilan dan terutama sikap mental anak didik. “mendidik” sikap mental seseorang tidak cukup “mengajarkan” sesuatu pengetahuan, tetapi bagaiman pengetabuan itu harus dididikan, dengan guru sebagai idolanya. Mengenai pengertian pendidikan agama Islam adalah hal-hal yang berkaitan dengan upaya sadar yang dirancang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pandangan hidup, sikap hidup maupun keterampilan yang berorientasi pada terbentuknya kepribadian muslim. 68 Karena itu pendidikan agama islam memperoleh pengetahuan atau pengajaran yang melalui tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan dengan cara pengabdian dan penyerahan kepada Tuhan penciptan-Nya. D. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa dengan mengamalkan ajaran Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup sehari-hari. Selain itu guru adalah orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak. Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya. Allah SWT. Berfirman: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu 69 menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat ". ( Q.S. AnNisa / 4: 58 ).79 Sebagai pemegang amanat orang tua dan sebagai salah satu pelaksana pendidikan Islam guru tidak hanya bertugas memberikan pendidikan ilmiah. Tugas guru hendaknya merupakan kelanjutan dan sinkron dengan tugas orang tua, yang juga merupakan tugas pendidik muslim pada umumnya, yaitu memberi pendidikan yang berwawasan manusia seutuhnya. Guru hendaknya mencontoh peranan yang telah dilakukan para Nabi dan pengikutnya. Tugas mereka pertama- tama ialah mengkaji dan mengajarkan ilmu Al-Kitab. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. " Tidak wajar sebagai seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembahpenyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata), "hendaklah kamu menjadi orang-orang yang rabbani karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya ". ( Q.S. Al-Imran /3 : 79 ).80 79 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahan, Jakarta, Danakarya ( mekar Surabaya), 2004, ... 80 Depag, Al-Qur‟an dan terjemahan, 75. 70 Sebagai pemegang amanat orang tua untuk mendidik ia bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konversasi nilai. Karena melalui poses pendidikan diusahakan tercipta nilai-nilai baru. Kehadiran guru dalam proses belajar mangajar atau pengajaran masih memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses belajar mengajar belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape-recorder, ataupun computer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, system niali, perasaan, motivvasi, kebiasaan, dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dalam proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruan dengan guru sebagai pemegang peranan penting. Peristiwa belajar-mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujutan proses belajar-mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce Joyce dan Marshal Weil mengumukakan 22 model mengajar yang dikelompokkan ke dalam 4 hal, yaitu (1) proses informasi, (2) perkembangan pribadi, (3) interaksi sosial, dan (4) modifikasi tingkah laku. Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Guru haus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bias dilakukan oleh orang lain, kecuali oleh dirinya. Demikian pula guru harus sadar bahwa dalam melaksanakan 71 tugasnya selalu dituntut untuk bersungguh-sungguh dan bukan pekerjaan sambilan. Guru harus sadar bahwa yang dianggap benar saat ini, belum tentu benar di masa yang akan datang. Oleh karena itu guru dituntut agar selalu meningkatakn pengetahuan, kemampuan dalam rangkan pelaksanan profesinya. Berdasarkan peranan profesional guru modern maka sudah barang tentu menimbulkan dan menambah tanggung jawab guru menjadi lebih besar. Tanggung jawab guru itu sebagai berikut: 1. Guru harus menuntut murid-murid belajar. 2. Turut serta membina kurikulum Madrasah. 3. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, dan jasmani). 4. Memberikan bimbingan pada murid. 5. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar. 6. Menyelenggarakan penelitian. 7. Mengenal masyarakat dan iktu serta aktif. 8. Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila. 9. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia. 10. Turut menyukseskan pembangunan. 72 11. Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru81. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai - nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengebangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilam ketrampilan pada siswa. Tugas guru adalah sesuatu yang wajib dikerjakan oleh guru yang menjadi tanggung jawabnya yaitu menjadi seorang guru (pengajar dan pendidik). Guru hendaknya mencontoh peranan yang telah dilakukan para Nabi dan pengikutnya. Tugas mereka pertama- tama ialah mengkaji dan mengajarkan ilmu Al-Kitab82. Jadi tugas guru PAI secara garis besar meliputi empat hal yitu tugas profesi, tugas keagamaan, tugas kemanusiaan, dan tugas kemasyarakatan. Ciri-ciri guru yang baik yaitu: 1. Guru yang baik memahami dan menghormati murid. 2. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya. 3. Guru yang baik menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran. 4. Guru yang baik menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu. 5. Guru yang baik mengaktifkan murid dalam hal belajar.83 81 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), 127-132. Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: logos, 1999), 95. 83 Nasution, Didaktik Azas-Azas Mengajar I, Bandung, Jemmars, 11-12. 82 73 E. Tugas Guru Madrasah Tugas guru PAI adalah mengajar, mendidik, melatih dan menilai atau mengevaluasi proses dan hasil belajar mengajar. 1. Mengajar Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam Madrasah (kelas). Ia menyampaikan agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain dari itu ia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, ketramoilan, kebiasaan hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya. 2. Mendidik Mendidik adalah kegiatan guru dalam memberi contoh, tuntunan, petunjuk dan keteladanan yang dapat diterapkan atau ditiru peserta didik dalam sikap dan perilaku yang baik (akhlakul karimah) dalam kehidupan sehari–hari. Adapun aspek yang dominan untuk dikembangkan dalam proses pendidikan ini adalah aspek afektif (sikap dan nilai). Di sinilah tugas utama guru Pendidikan Agama Islam, tidak hanya mengajar dalam arti mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi mentransfer nilai–nilai kepada peserta didiknya (transfer of value), yang akan diwujudkan dalam tingkah laku mereka sehari–hari. Oleh karena itu, pribadi guru itu sendiri merupakan perwujudan dan nilai–nilai yang akan ditransfer. Hal ini sesuai pendapat Dr. Zafar Alam yang menyatakan bahwa: 74 " …. from the point of view education, the personality of teacher Interaksi Sosial of crucial importance. If the teacher embodies and reflects the value he Interaksi Sosial teaching than the impression he leaves on his pupils Interaksi Sosial very deep and indelible"84. “…di dalam pendidikan kepribadian seseorang guru adalah sangat penting. Jika guru mewujudkan dan menggambarkan nilai–nilai dia mengajar yang kemudian jejaknya dicontoh oleh para peserta didiknya sangat mendalam atau membekas dan tidakdapat dihilangkan ". Di sini terjadi proses transfer nilai–nilai yang ada pada guru (pribadi guru) kepada peserta didiknya yang kemudian pribadi guru akan tercermin pada pribadi peserta didik. Dengan demikian, secara esensial dalam proses pendidikan guru itu bukan hanya berperan sebagai " pengajar " yang transfer of knowledge tetapi juga "pendidik" yang transfer of values. "Ia bukan saja pembawa ilmu pengetahuan, akan tetapi menjadi contoh seorang pribadi manusia yang baik"85. 3. Melatih Melatih adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam membimbing, memberikan contoh dan petunjuk–petunjuk yang praktis yang berkaitan dengan gerakan, ucapan perbuatan lainnya dalam rangka mengembangkan aspek psikomotor (ketrampilan) peserta didik. Adapun aspek yang perlu dikembangkan dalam Pendidikan Agama Islam antara lain adalah: Ibadah (khususnya) shalat, berwudlu, membaca dan 84 Zafar Alam, Education Interaksi Early Islamic Periode (Delhi: Markazi Maktaba Islami Publishers, 1997), 37. 85 Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2008, 136. 75 menyalin Al–Qur'an, menjadi khatib, imam dan sebagainya. Oleh karena itu guru PAI dituntut untuk memiliki kualitas sebagai pelatih dari berbagai kegiatan keagamaan. Perlu diketahui bahwa: " ….. the success of the prophet as a teacher lies Interaksi the fact that the practice whatever he taught to others, and as such was the model for his companions, both Interaksi profession and practice".86 Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Artinya “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. ( Q.S. As-Shaaf / 61: 2-3 )87. 4. Menilai dan mengevaluasi proses hasil belajar - mengajar Penilaian proses belajar-mengajar menyangkut penilaian tehadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa, dan keterlaksanaan progam belajar-mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang88. Dan Ralph tyler, mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya 89. "Kegiatan penilian atau evaluasi mencakup penilaian terhadap kemajuan belajar 86 Zafar Alam, .37. Depag, Al-Qur‟an dan terjemahan,.928. 88 Nana Sudjana, Penilaian hasil proses belajar mengajar, bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1991, 1. 87 89 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan Ed. Revisi. Cet. IV, Jakarta, Bumi Aksara, 2003, 3. 76 peserta didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesudah mengikuti proses pembelajaran". F. Peran Madrasah Guru Madrasah dalam pendidikan Islam juga mengemban tugas keagamaan, yaitu tugas dai yang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran (Amar Ma'ruf Nahi Munkar). Ia harus dapat mencurahkan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mengajak dan membawa peserta didiknya menjadi insan yang bertakwa kepada Allah SWT. Tentu saja untuk dapat melaksanakan tugas ini seorang guru harus bertakwa kepada Allah SWT dan memiliki akhlakul karimah, karena ia ditiru dan dijadikan figur teladan oleh para peserta didiknya. 1. Tugas Kemanusiaan Tugas guru dalam bidang kemanusian di Madrasah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanyan dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menhadapi yang tidak menarik. Pelajaran tidak akan dapat diserap sehingga setiap lapisan masyarakat (homoludens, homopuber, dan homosapirns) dapat mengerti bila menghadapi guru. 2. Tugas Kemasyrakatan 77 Profil guru tidak hanya berlaku di kelas saja, hal itu juga dibawa dalam masyarakat. Sebagai guru agama yang tinggal di dalam masyarakat tidak dapat mengelakkan dirinya sebagai pemimpin agama, sehingga sewaktuwaktu ada kegiatan keagamaan, diminta atau tidak diminta oleh masyarakat harus tampil ke depan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sangat cepat berpengaruh kepada masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan filter yang kuat, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dan goyah oleh derasnya perubahan dewasa ini. Untuk itu sebagai seorang figur agama ia harus dapat menempatkan diri, yakni ingngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yaitu di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi. 3. Tanggung jawab Guru Agama Islam di Madrasah Tanggung jawab dan Peranan guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams dan Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekpeditor, perencana, supervisor, motvator, dan konselor90. Sehubungan dengan fungsi sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang duharapkan dalam berbagai interksinya, baik dengan siswa (yang utama), 90 Moh User Usman, Menjadi Guru Profesional, bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset, 2008, 4. 78 sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajarmengajar dan berinteraksi dengan siswanya91. Peranan guru dalam proses kegiatan belajar - mengajar, secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut: a. Informator Sebagai pelaksana cara mengajar informative, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. b. Organisator Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi dalam belajar pada diri siswa. c. Motivator Peranan guru sebagai motivator ini sangat penting dalam interkasi belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan pendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri. d. Pengarah/director Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan 91 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar, 143. 79 kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Guru harus juga “handayani”. e. Inisiator Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya. Jadi termasuk dalam semboyan “Ing Ngarso Sang Tulodo”. f. Transmitter Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijksanaan pendidikan dan pengetahuan. g. Fasilitator Berperan sebagai fasilitatir, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, hal ini bergayut dengan semboyang “Tut Wuri Handayani”. h. Mediator Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar - mengajar siswa. 80 i. Evaluator Ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator, guru mempuyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehimgga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak92. Prinsip yang lebih penting dalam pelaksanaan pendidikan agama islam adalah pendidikan keimanan. Usaha pendidikan keimanan memang hanya sedikit sekali dapat dilakukan oleh Madrasah. Padahal penanaman itu adalah inti pendidikan agama dan iman itu inti dari agama. Maka jelaslah bahwa orang tua harus menyelenggarakan pendidikan keimananam di rumah tangga. Dalam hal penanaman iman ini, sekalipun guru ingin berperan banyak, ia tidak mungkin mampu memainkan peran itu. Itupun menjadi dasar kuat perlunya kerja sama orang tua di rumah dan guru di Madrasah. Dan tidak hanya guru dan orang tua saja yang mempuyai peranan itu. Akan tetapi kepala Madrasah, guru-guru dan aparat lainya berkewajiban mencapai tujuan pendidikan, yaitu pembentukan siswa merupakan suatu kepribadian. Ini artinya pencapaian itu harus dilakukan dalam suatu kerja sama, bukan sama - sama bekerja, bukan sendiri - sendiri. Selain peranan guru juga harus mempuyai akhlak dan etika dalam di kelas maupun diluar Madrasah yang patut dimiliki oleh seorang guru, adapun etika itu adalah: 92 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar, 144-146. 81 1) Akhlak dan etika guru yang patut dimiliki di dalam kelas a) Niat ibadah kepada Allah SWT. Dengan mengajarkan ilmu. b) Jangan mengandalkan kemampuan dan usaha belaka dalam mengajar. Tetapi harus berdoa dan mintak pertolongan pada Allah. c) Saat mengajar harus menjaga akhlak dan beretika yang baik. d) Di dalam kelas, harus berwibawa, tenang, khusyu, tawadhu, dan menunjukkan vitalitas serta keuletan agar para siswa tidak merasa malas. e) Harus menjadi teladan para siswa dalam segala perkataan, perbuatan, dan perilaku. f) Harus menjaga diri, jangan mengeluarkan tangan meminta bantuan orang lain dalam urusan-urusan pribadi93. 2) Akhlak dan etika guru di luar Madrasah a) Zuhud, tidak terpesona oleh keindahan dan kenikmatan dunia. b) Mengatur waktu, berusaha agar tidak ada waktu yang terlewatkan tanpa mendatangkan manfaat duniawi dan ukhrawi. c) Mengabdi kepada masyarakat dan mambantu orang lain dengan sikap lembut dan tawadhu. d) Menjahukan diri dari rezeki yang rendah (hina) secara fitrah dan yang makruh secara syara‟94. 93 Mahmud Samir Al Munir, Guru teladan dibawah Bimbingan Allah, Jakarta, Gema Insani Press, 2003, 22-23. 94 Mahmud Samir Al Munir, Guru teladan dibawah Bimbingan Allah, 21. 82 4. Keahlian Guru Agama Islam Keahlian guru (teacher skill) the ability of a teacher to responsibility perform has or her duties appropriately. Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajibankewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruan95. Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, di samping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang bersifat teknis ini, terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar-mengajar. Di dalam kegiatan mengelola interaksi belajarmengajar, guru paling tidak harus memiliki dua modal, yakni kemampuan mendesain progam dan ketrampilan mengomunikasikan progam itu kepada anak didik96. Dalam melaksanakan tugas sebagai guru yang bertanggung jawab dan layak, maka seorang guru harus melaksanakan kompetensi guru dengan baik. George J. Mouly membagi kompetensi guru menjadi tiga bidang yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, ke tiga kompetensi itu adalah: a. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intekektual. b. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesedian guru terhadap 95 96 Moh User Usman, Menjadi Guru Profesional, 14. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar , 163. 83 berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. c. Kompetensi bidang perilaku/performance, artinya kemampuan guru dalam berbagai ketrampilan dan perilaku97. 97 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengaja, 18. BAB III HASIL PENELITIAN A. Diskripsi MTs Nurul Hidayah Margohayu dan MTs Al-Khoiriyah Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak 1. Diskripsi MTs Nurul Hidayah Margohayu Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak a. Sejarah berdirinya Madrasah MTs Nurul Hidayah Margohayu, kecamatan karangawen, Kabupaten Demak. Pendidikan adalah merupakan upaya meningkatkan kemampuan dalam kehidupan berbangsa dan beragama, artinya kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat pendidikannya. Disamping itu dalam Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan pemerintah tentang pendidikan, bahwa dalam pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, relefansi dan efisiensi managemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan, sehinga perlu dilakukan perencanaan pendidikan secara terarah dan berkesinambungan.98 Dari segi perencanaan pendidikan Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional, dan Amandemen Undang Undang Dasar 1945 yang menetapkan alokasi anggaran 98 Buku Pedoman MTs Nurul Hidayah Margohayu, karangawen, Demak 2014/2015. 84 85 pendidikan 20% dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), ini adalah merupakan angin segar yang perlu direspon positif bagi kalangan dunia pendidikan, artinya ini menunjukan perhatian pemerintah pada dunia pendidikan secara besar. Seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya laju teknologi dan informasi memaksa dunia pendidikan harus adaptif terhadap perkembangan tersebut, tuntutan untuk menciptakan akan suatu pendidikan yang bermutu, berkwalitas inilah yang menjadi ganjalan di setiap lembaga pendidikan Madrasah maupun madrasah penyelenggara pendidikan, khususnya adalah Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah Margohayu Kec. Karangawen Kab. Demak. Guna mengimplentasikan pendidikan Madrasah yang bermutu dan berkwalitas kami mengusulkan program-program perencaan pendidikan sebagai langkah untuk memajukan lembaga pendidikan demi terciptanya cita-cita kami dan masyarakat, yang memiliki suatu lembaga pendidikan yang bermutu sesuai standar pendidikan yang bersifat nasional maupun internasional.99 b. Visi, Misi dan tujuan Madrasah Nurul Hidayah 1) Visi Madrasah : Terwujudnya anak sholeh – sholehah yang berprestasi, disiplin dan tanggung jawab dengan landasan Iman dan taqwa dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sehingga bersifat Kritis, 99 2013/2014 Kepala Madrasah, Dokumentasi Data Sejarah, Margohayu, MTs Nurul Hidayah, 86 Kreatif dan Inofatif. 2) Misi Madrasah : a) Meningkatkan kegiatan keagamaan di Madrasah dengan mengefektifkan sholat berjamaah dan kajian kitab kuning. b) Mewujudkan madrasah sebagai pusat Transformasi IMTAQ dan IPTEK. c) Meningkatkan Proses belajar mengajara dan bimbingan belajar secara maksimal sesuai dengan kompetensi siswa, agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. d) Mengoptimalkan kegiatan kegiatan ekstrakurikuler yang ada, untuk menghasilkan lulusan yang trampil 3) Tujuan Madrasah a) Mensukseskan Program Pemerintah Wajib Belajar sembilan Tahun b) Memenuhi kebutuhan Pelayanan pendidikan Masyarakat. c) ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.100 100 Ibid kepada 87 4) Identitas Madrasah 1. Nama Madrasah 2. No. Statistik Madrasah (NSM) 3. Akreditasi Madrasah 4. Alamat Lengkap Madrasah 5. NPWP Madrasah 6. Nama Kepala Madrasah 7. No. Telp./ HP Kepala Madrasah 8. Nama Yayasan 9. Alamat Yayasan 10. No. Telp. Yayasan 11. No. Akte PendirianYayasan 12. Kepemilikan Tanah 13. Status Bangunan 14. Luas Bangunan 15. E-mail : MTs NURUL HIDAYAH : 121233210025 : B ( Baik ) : Jl. Masjid Dukuh Curug Desa / Kelurahan : Margohayu Kecamatan : Karangawen Kab/ Kota : Demak Provinsi : Jawa Tengah No. Telp. : 081325513431 : 00.464.186.6-504.000 : Masduki, S.Ag : 081325513431 : NURUL HIDAYAH : Jl. Masjid Dukuh Curug Margohayu Karangawen :: No. 3 tanggal 15 Desember 1994 : Milik Yayasan a. Status Tanah :Wakaf b. Luas Tanah : 1.372 m2 : Yayasan : 974 m2 mts.nurulhidayahmargohayu@yahoo.co.id 5) Progam Kerja Madrasah a) Sarana prasarana dan ketenagaan (1) Meningkatkan pendayagunaan buku paket dan LKS bagi murid dan guru utamanya mata pelajaran ujian negara. (2) Berusaha meningkatkan pendayagunaan tenaga yang ada secara efesien dan efektif, serta berusaha 88 meningkatkan kerja sama semua staf (karyawan/guru) dengan cara sebaik-baiknya. (3) Mengupayakan peningkatan pengetahuan dan kemampuan guru/pegawai dengan cara : - Mengikutkan penataran baik yang diadakan oleh depag (MTsN/pengawas) lembaga Maarif atau KKM. - Membentuk sanggar M G M P MTs. - Pembinaan rutin - Meningkatkan pelaksanaan monitoring terhadap guru / karyawan terhadap tugasnya.101 - Meningkatkan usaha untuk pembekalan dan pembinaan terhadap siswa. Utamanya pada kelas terakhir (tiga) dalam rangka mempersiapkan siswa mengikuti Ujian Nasional (UN) dengan memberikan les atau kegiatan-kegiatan pelatihan secara rutin dan terprogram. - Mengajukan permohonan pada pengurus Madrasah Tsanawiya Nurul Hidayah untuk memperbaiki ruang-ruang yang kurang baik dan menambah ruangan baru. b) Kurikulum dan Evaluasi: 101 Ibid 89 (1) Meningkatkan pembinaan kurikulum pada guru mata pelajaran melalui KKM dan lembaga pendidikan Islam. (2) Menertibkan penelitian dan evaluasi melalui kegiatan Ektra, Intra dan Korikuler, baik melalui evaluasi formatif atau sumatif. (3) Mengupayakan penuntasan penguasaan program kurikuler dengan melalui les atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang penyelesaian. c) Kesiswaan dan Porseni: (1) Meningkatkan pengenalan siswa terhadap lingkungan Madrasah melalui orientasi siswa. (2) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT. melalui pengajian diniyah setelah shubuh dan setelah maghrib (3) Meningkatkan pelatihan kepemimpinan siswa melalui kegiatan Ekstra kurikuler yang berupa : 102 2014/2015 - Latihan Kepemimpinan Osis ( LKO ) - Peringatan hari-hari besar islam - Perlombaan-perlombaan ( Class Metting ) - Kepramukaan - Kesenian102 Ur Kurikulum, Dokumentasi Data Kurikulum, Demak, MTs Nurul Hidayah, 90 d) Humas (1) Mengadakan kerja sama dengan Kandepag, Dikbud dan LP. Islam sehubungan dengan pelaksanaan orientasi siswa baru. (2) Meningkatkan hubungan dengan masyarakat sekitar dengan memberi penjelasan tentang kebijakasanaan Madrasah, situasi dan perkembangan Madrasah. (3) Menampung saran-saran dan pendapat masyarakat untuk memajukan Madrasah. e) Sumber dana Sesuai dengan penjelasan Kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah Margohayu, bahwa biaya pendirian gedung tersebut adalah swadaya murni masyarakat Margohayu, melalui musyawarah dengan beberapa tokoh masyarakat sekaligus memberikan sumbangan yang relatif besar. Sumber dana yang diperoleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan Madrasah, diantaranya: (1) Dari SPP murid. (2) Infaq dan Sadaqoh dari para dermawan. (3) Sumbangan dari instansi pemerintah. Pendistribusian keuangan Madrasah untuk menunjang kegiatan dapat dibagi beberapa kelompok antara lain untuk : 91 (1) Honorarium guru / pegawai dan pembina ekstrakurikuler. (2) Kegiatan operasional guru. (3) Pengadaan fasilitas sarana dan prasarana yang sangat penting. (4) Pembinaan profesional guru dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kesejahteraan guru. f) Bangunan gedung MTs Nurul Hidayah Margohayu, Karangawen, Demak Bangunan yang dimiliki MTs Nurul Hidayah itu ada beberapa gedung.untuk lebih jelsnya lihat tabel dibawah ini. Tabel 1 Bangunan di MTs Nurul Hidayah No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ruang Juml ah Ruang kelas 6 R. kepala sekolah 1 R. guru 1 R. tata usaha 1 R. laboratorium 1 R. BP 1 R. perpustakaan 1 R. UKS 1 R. koperasi 1 Masjid 1 R. gudang 1 Kamar mandi dan WC 3 3 Ukuran 2 (M 7x8) 2,5x2,5 7x8 4x5 2,5x2,5 2x6 7x8 3x7 3x7 3 x 2,5 3x3 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada denah MTs Nurul Hidayah Margohayu Karangawen Demak dalam lampiran I. 92 c. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MTs Nurul Hidayah Margohayu merupakan aktif siswa yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah : 1) Kegiatan yang bersifat keagamaan (a) Musabaqoh Tilawalil Qur'an (MTQ) (b) Peringatan hari besar Islam (c) Pengumpulan zakat fitrah (d) Penyembelihan hewan qurban (e) Pembagian daging qurban (f) Pengumpulan dana amal (g) Kuliah Ramadhan 2) Kegiatan yang bersifat umum (a) Kepramukaan (b) Kesenian, meliputi: seni rupa, teater,Drum Band 3) Kegiatan yang bersifat Sosial (a) Latihan Palang Merah Rcmaja (PMR) (b) kemah bakti PMR d. Strukutur Organisasi Struktur organisasi yang dipergunakan di MTs Nurul Hidayah 93 Margohayu kecamatan Karangawen kabupaten Demak adalah sebagai berikut: 94 Gambar 1 Struktur Organisasi MTs Nurul Hidayah Margohayu kecamatan Karangawen kabupaten Demak Depdikbub Departemen Agama Yayasan Nurul Hidayah Kepala Madrasah Tsnawiyah Masduki, S.Ag, M.Pd.I Wk. Kurikulum Wk. Sarana Prasarana Wali Kelas Lembaga Pendidikan Islam Tata Usaha Muqorrobin,S.Pd.I Wk Kesiswaan Wali Kelas Wk. Humas Wali Kelas Dewan Guru Siswa e. Kondisi Obyektif Guru dan Siswa a. Jumlah Guru Untuk mengetahui keadaan guru dan latar belakang pendidikannya, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:103 103 Ibid 95 Tabel 2 Daftar Guru MTs Nurul Hidayah Margohayu, Kec.Karangawen. Kab.Demak No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nama Guru Masduki Muh.Junaidi Sonhaji Sugiyanto Dakwan Istianah Abu Tholib Ahmad Zen Nasoka Maryati Nur hasanah Slamet Zaenal abiding Asroful Anam Muh.Abulrozak kosim Muhson Mukorobin Muzaesaroh Rasipah Rokhayati b. Ijazah Terakhir S-2/Tarbiyah/PAI/2010 S-1/Tarbiyah/PAI/2007 S-1/IKIP/PPKn S-1/IKIP/Bahasa Inggris S-1/Tarbiyah/PAI/2000 S-2/2002 S-1/UNNES/ekonomi S-1/Tarbiyah/PAI/2000 S-1/Tarbiyah Bahasa Inggris/2001 S-1/Tarbiyah/PAI/1999 S-1/Tarbiyah/2001 S-1/komputer/2001 S-1/Ekonomi/2001 S-1/Sastra Inggris/2004 S-1/IKIP/IPS/2004 S-1/Walisembilan/2005 S-1/IAIN/2004 S-1/walisembilan/2010 S-1/walisembilan/2007 Jumlah Siswa Sedangkan untuk mengetahui jumlah siswa tahun ajaran 2014-2015 di MTs Nurul Hidayah margohayu dapat dilihat pada tabel berikut ini:104 Tabel 3 Daftar Siswa MTs Nurul Hidayah margohayu, Kec. Karangawen. Kab. Demak Tahun Ajaran 2014-2015 NO 1 2 3 104 Kelas Jml Kelas VII VIII IX 1 1 1 Banyaknya Siswa L P 25 34 26 30 23 30 Jumlah 59 56 53 Keluarga Miskin 7 3 3 Ur Kesiswaan, Dokumen keadaan siswa, Demak, MTs Nurul Hidayah, 2014/2015 96 f. wawancara dengan guru tentang konsep Jihad dan Implementasinya terhadap pembelajaran di Madrasah a. Pemahaman tentang Jihad 1) Guru A bernama Masduki S.Sg, M.Pd.I Jihad itu harus diartikan dalam bentuk paling mendasar yakni kebersungguhan kita dalam rangka memperdayakan kehidupan masyarakat, umat, dan bangsa yang menuju pada peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan. “Jihad itu adalah bersugguh-sungguh dalam segala hal yang bersifat kebaikan dan 105 menunjukkan pada orang kejalan yang baik.. 2) Guru B bernama Asroful Anam, S.Pd.I Jihad adalah tidak harus identik dengan mengangkat senjata (perang) akan tetapi bisa diartikan seseorang yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya hanya niat karena Allah, tanpa berfikir nanti ada balasanya atau tidak dari apa-apa yang sudah dikerjakanya, baik itu dilakukan dengan harta atau diri mereka. Dan dalam Al-qur‟an dijelaskan bahwa ada arti ayat yang berkaitan dengan Jihad yaitu: “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berJihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. al-Taubah: 44). “…kalau di kaitkan dengan zaman sekarang, Jihad pada saat yang seperti sekarang lebih utama melakukan ajaran Jihad dalam dunia pendidikan karena dalam pendidikan seseorang akan bisa melakuakn penyebaran agama islam, karena mengajar agama islam pada peserta didik, dan juga bisa dilakukan dalam pendidikan formal atau non formal”. “…Seorang guru dapat dikatakan sudah berJihad, kalau seorang guru sudah benar-benar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru dan sudah melaksanakan tugas profesinya dengan niat karena Allah, dan kalaupun ada niat yang lain, seperti “mencari hidup dalam dunia pendidikan” itu tidak bisa dikatakan berJihad. Jadi bisa dikatakan seorang guru harus kaya dahulu baru berJihad dalam dunia pendidikan”..106 105 106 Wawancara dengan bapak Masduki, tanggal 14 juli 2014, Pukul 11.15 WIB Wawancara dengan bapak Asroful Anam, Tanggal 15 Juli 2014, Pukul 09.30 WIB 97 3) Guru C bernama Muqorrobin, S.Pd.I “Jihad artinya ialah orang yang bersungguh-sungguh untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, baik itu tugas apapun. Dan kalau dikaitkan pada guru juga bisa dikatakan ikut berJihad, jika seorang guru menjalankan tugas profesinya dengan rasa tanggung jawab dan niat karena Allah, dikatakan dalam AlQur‟an barang siapa yang mau meninggikan kalimat Allah maa orang itu sudah ikut dalam berJihad” Istilah Jihad berarti, kesungguhan berjuang dengan perang dalam membelah agama dan menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Hal ini biasanya bisa berupa penghujjahan agama Allah, pembelajaran ilmu yang berupa ilmu tafsir, fiqih, hadits, dan ulumul Qur‟an. Amar ma‟ruf nahi mungkar..107 b. Kajian teori konsep Jihad di Madrasah 1) Guru A bernama Masduki, S.Ag, M.Pd.I Pendidikan di Madrasah perlu mengintroduksi cara berpikir kritis dan berkesenian. Jika dua hal ini dikembangkan di lembaga Islam, maka ajaran Jihad tidak akan dipahami dalam satu pengertian saja, yakni “berperang atau bertempur melawan musuh”, tetapi lebih dari itu Jihad dapat dipahami dalam konteks kemanusiaan yang lebih luas, misalnya belajar giat, berjuang menegakkan keadilan, dan bergiat dalam meraih kemajuan. Intinya, Jihad demi kemakmuran dan kemaslahatan seluruh umat manusia. Inilah pengertian sesungguhnya, dari adagium “Islam rahmatan lil‟alamin”. Dalam istilah pendidikan Islam, Jihad di maknai sebagai upaya untuk mendidik umat dalam membentuk dan membina mental, melahirkan generasi, membina umat dan budaya serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban. Semua itu dimaksudkan untuk merubah manusia dari pemahaman yang menyimpang tentang keyakinan dan keimanan, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah dan kemantapan. Sehingga wujud dari pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih sensibilitas individu sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkahlangkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka terhadap semua ilmu pengetahuan diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam dirasakan. 2) Guru B bernama Asroful Anam, S.Pd.I Kajian teori Jihad di Madrasah sangat memperlukan waktu untuk dapat di kenalkan kepada siswa karena dengan teori inilah 107 Wawancara dengan bapak Muqorrobin, Tanggal 15Juli 2014, Pukul 10.15 WIB 98 nantinya secara tidak langsunga akan membentuk karakter yang baik dari siswa itu sendiri. Dengan pendidikan Islam itu mereka akan terlatih dan secara mental sangat berdisiplin sehingga mereka ingin memiliki pengetahuan bukan saja untuk memuaskan rasa ingin tahu intelektual atau hanya manfaat kebendaan yang bersifat duniawi, tetapi juga untuk tumbuh sebagai makhluk yang rasional, berbudi dan menghasilkan kesejahteraan spiritual, moral dan fisik, kedamaian keluarga, masyarakat dan umat manusia. 3) Guru C bernama Muqorrobin, S.Pd.I Kajian teori Jihad perlu adanya dorongan dari kalangan para guru sampai pemerintah agar nantinya konsep Jihad dapat di masukan dalam pembelajaran madrasah. Dan menurut saya dengan inilah seorang guru mampu menjalankan amanah dengan baik dan benar-bener bisa mengamalkan konsep Jihad itu sendiri. Pembelajaran di Madrasah termasuk pembelajaran yang formal dan pembentukan karakter yang berasal dari pembelajaran Jihad sendiri merupakan praktek dari kurikulum 2013 yang mengedepankan pendidikan karakter dan budi pekerti. c. Cara menjelaskan materi konsep Jihad terhadap siswa 1) Guru A bernama Masduki, S.Ag, M.Pd.I Mula-mula guru menjelaskan konsep Jihad kepada siswa dengan semudah mungkin untuk dipahami, sehingga Jihad itu bermakna dalam rangka mewujudkan kesungguhan kita dalam berislam, dalam mewujudkan hakikat Islam itu dalam konteks perjuangan. Perjuangan itu ada dalam beberapa bentuk yakni perjuangan akidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Jihad itu tak mesti tindakan-tindakan frontal, perjuangan melalui hati pun sudah bisa disebut Jihad, misalnya berjuang untuk tetap istiqamah, ini adalah Jihad qalbi atau Jihad individual. Jihad kolektif bisa dilakukan melalui organisasi. Adanya upaya yang sungguhsungguh dari berbagai organisasi Islam untuk memberantas kemiskinan, itu juga Jihad. Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mendirikan Madrasah-madrasah, melakukan berbagai penelitian dan pengkajian, itu juga Jihad. Jadi Jihad itu punya pengertian yang amat luas dan nilai-nilai yang mendukungnya juga murni. 2) Guru B bernama Asroful Anam, S.Pd.I Awalnya dengan kehadiran teori Jihad para guru bingung bagaimana harus menjelaskan Jihad itu sendiri, tetapi bagaimanapun juga guru di tuntut harus bisa mengajarkan teori Jihad. 99 Pertama kali mengajarkan konsep Jihad saya berupaya tidak langsung mendoktrin kepada siswa bahwa Jihad itu perang, akan tetapi Jihad itu banyak seakli bentuknya. Dan lama-kelamaan siswa mengetahui Jihad yang sebenarnya yaitu dengan bersungguh-sungguh dalam belajar itu juga termasuk dalam kontek Jihad, jadi Jihad tidak harus identik dengan kekerasan. 3) Guru C bernama Muqorrobin, S.Pd.I Penjelasan pada teori Jihad kepada siswa tidak semudah apa yang kita bayangkan, tetapi tidak sesulit apa yang kita pikirkan. Jihad itu sendiri sebenarny mudah untuk siswa pahami tergantung cara guru saja menjelaskannya. Pertama kali guru mengenalkan teori Jihad itu dengan menggunakan beberapa metode yang sekiranya cocok dengan teori Jihad, mungkin dengan menggunakan metode bermain peran justru malah anak paham langsung daripada hanya dengan menggunakan metode ceramah. d. Cara menerapkan konsep Jihad terhadap siswa di Madrasah 1) Guru A bernama Masduki, S.Ag, M.Pd.I Cara menerapkan konsep Jihad di Madrasah yang harus dilakukanya oleh para guru yaitu ketika mengajar pelajaran tau yang lain dan siswa langsung diajak terjun ke lapangan dengan mempraktekan konsep Jihad dengan kehidupan siswa di Madrasah seperti: membuang sampah pada tempatnya, saling tolongmenolong antar teman siswa, dan masih banyak lagi kegiatan yang berkaitan dengan materi konsep Jihad, jadi untuk anak-anak lebih baiknya langsung diparaktekan ke dalam Madrasah. 2) Guru B bernama Asroful Anam,S.Pd.I Konsep Jihad di Madrasah yang harus diperhatikan adalah bagaimana guru menerapakan konsep Jihad itu sendiri tanpa adanya kekerasan, konsep Jihad itu sendiri dikalangan pelajar sangat rawan kekerasan tanpa adanya pantauan dari guru, maka muculah Jihad sebagai pelengkap pembentukan karakter, dengan inilah siswa diajarkan bagimana siswa menghoramti orang yang lebih tua baik dimanapun siswa berada dan siswa juga bisa menerapkanya dala kehidupan di luar Madrasah. 3) Guru C bernama Muqorrobin, S.Pd.I Penerapan konsep Jihad di Madrasah untuk para siswa itu bentuknya banyk sekali dari mulai siswa ketika bertemu guru dilatih untu berjabat tangan sambil dicium, siswa dilatih untuk tidak saling berbohong antar sesama siswa. 100 Dengan adanya konsep Jihad saya sangat mendukung bila Jihad masuk dalam kurikulum di Madrasah karena saya melihat bila kurikulum 2013 di gabung dengan adanya teori Jihad saya yakin pasti ada perubahan yang signifikan walau hasilnya tidak secara langsung dirasakan sekarang. e. Cara guru mengimplementasi materi konsep Jihad di Madrasah. 1) Guru A bernama Masduki, S.Ag, M.Pd.I Konsep materi tentang Jihad banyak kaitanya dengan tugas seorang guru dan penerapanya di Madrasah itu adalah salah satu bukti bahwa guru sudah menerapkan konsep Jihad diantara: guru datang tepat waktu ketika mengajar, disiplin dalam mengajar, siap menerima gaji yang tidak banyak(GTT) tapi dengan semangat yang tinggi, para guru tetap mengajar dan lain-lain. 2) Guru B bernama Asroful Anam, S.Pd.I Tugas seorang guru sangatlah berat karena kalau kita kaitkan dengan teori Jihad maka tugas guru semua bisa disamakan dengan Jihad kalau itu didasari dengan keikhlasan. Penerapan Jihad menurut saya adalah salah satunya mengajar dengan sungguh-sungguh walau gaji tidak sebanding dengan kenyataan mengajar. Terutama guru honor maka kalau tidak didasari dengan Jihad yang kuat maka tidak di namakan Jihad tetapi jahat. Bayangkan Saya gaji hanya Rp.400.000/bulan, apa cukup untuk mecukupi kebutuhan keluarga. Untuk itu saya tidak hanya mengajar saja akan tetapi juga cari penghasilan diluar jam mengajar demi memnuhi kebutuhan hidup.itu yang saya terapkan di Madrasah. 3) Guru C bernama Muqorrobin, S.Pd.I Menurut saya penerapan konsep Jihad di Madrasah adalah dengan guru di siplin dalam beberapa hal contohnya disiplin dalam mengajar, disiplin datang tepat waktu, disiplin dalam aspek apa saja, jadi banyak sekali penerapan-penerapan dari konsep Jihad yang kita tanamkan dalam kehidupan di Madrasah dan itu sangat bermanfaat untuk kita semua. Apalagi kalau semua itu kita niati dengan mencari ridho Allah Swt, maka semuanya akan berjalan baik-baik saja dan penuh dalam keberkahan. 101 g. Wawancara tentang konsep Jihad dengan siswa a. Persepsi tentang Jihad bagi siswa 1) Siswa A bernama Nafis Pengertian Jihad menurut saya yaitu bersungguh-sungguh dalam belajar, sehingga nantinya menjadi anak yang cerdas serta bisa mengetahuti mana yang baik dan mana yang buruk, jadi Jihad tidak harus sama dengan perang, Jihad bagi siswa itu adalah memerangi kebodohan.108 2) Siswi B bernama Sari Saya memahami Jihad itu adalah berjuang sekuat tenaga untuk belajar dengan rajin supaya nanti saya menjadi anak yang pintar dan bisa meneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Jihad yang pak guru ajarkan seperti itu, maka saya menafsirkan Jihad seperti itu dan Jihad tidak harus berkelahi dengan teman gara-gara masalah sepele.109 3) Siswa C bernama Fathur Rohman Jihad menurut saya yaitu yakin dengan apa yang saya lakukan, misalnya kalau saya yakin belajar pastinya nanti bisa mendapat nilai yang baik dan orang tua bangga dengan saya apa yang sudah saya lakukan selama ini. Itu makna Jihad menurut 110 saya. b. Penyampaian Jihad di Madrasah 1) Siswa A bernama Nafis Sebelum mengajar para guru biasanya memasukan Jihad ke dalam pendidikan yaitu suatu mata pelajaran yang ada kaitanya dengan Jihad dan di sampaikan kepada siswa dengan penuh teliti agar nanti apra siswa dengan mudah memahami apa maksud Jihad yang sebenarnya dan berusaha agar siswa mampu menerapkan konsep Jihad dalam kehidupan seahri-hari. 2) Siswi B bernama Sari Menurut saya sebelum guru menyampaikan materi Jihad, yang pertama kali guru sampaikan yaitu memberikan arahan dan 108 Wawancara dengan siswa bernama Nafis, Tanggal 14 Juli 2014 Wawancara dengan siswa bernama Sari, Tanggal 14 Juli 2014 110 Wawancara dengan siswa bernama Nafis, Tanggal 14 Juli 2014 109 102 maksud tujuan pembelajaran Jihad. Dan menurut saya dalam penyampaian Jihad sangat menarik karena saya tau kalau Jihad iti tidak kearah yang negatif. 3) Siswa C bernama Fathur Rohman Penyampaian Jihad di Madrasah dalam hal konsep Jihad itu sangat penting karena di butuhkan waktu untuk benar-benar Jihad itu dapat di praktekan dilapangan. Hal ini tidak lepas dari peran seorang guru yang bisa membawa suasana menjadi lebih menarik, berbagai metode pasti bisa diterapkan akan hal ini karena untuk menunjang karakter siswasebagai pelakunya. c. Cara siswa menerapkan konsep Jihad di Madrasah 1) Siswa A bernama Nafis Konsep Jihad di madrasah sangat penting bagi para siswa, ketika seorang guru menyampaikan materi Jihad maka harus di praktekan dalam kelas atau di luar kelas dengan cara: belajar dengan sungguh-sungguh, menghormati guru dan lain-lain. Dalam era modern yang serba global ini sebenarnya kita juga bisa berJihad. Tentu Jihadnya bukan dengan senjata atau bom. Kita sebagai umat Islam sudah saat memiliki semangat baru dalam mengggunakan kata Jihad, seperti Jihad al dakwah, Jihad al tarbiyah, Jihad bi al lisan, Jihad bi al qolam, yakni Jihad dengan perantara lisan dan pena, Jihad intelektual. 2) Siswa B bernama Sari Cara siswa menerapkan ajaran Jihad di madrasah itu banyak sekali bentuknya, dari hal dasar aja itu sudah termasuk kedalam ajaran Jihad, mulai awal masuk siswa sebelum masuk ke kelas, para siswa di suru berbaris dlu baru habis itu anak di suruh masuk kelas satu persatu sambil bersalaman sambil cium tangany. Itu sudah menurut saya yang salah satunya bisa dikatakan sebagai Jihad. Jadi menurut saya sebagai siswa, cara menerapakan ajaran Jihad adi Madrasah itu dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat untuk yang lainnya. 3) Siswa C bernama fathur Rohman Kalau menurut saya, cara penerapan konsep Jihad di Madrasah itu dengan saya belajar sungguh-sungguh sehingga nantinya bisa mendapatkan nilai yang baik, dan berusaha menjadi siswa yang baik serta bisa menjadi contoh buat teman-teman. 103 B. Diskripsi MTs Al-Khoiriyah Wonosekar, Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak 1. Sejarah berdirinya MTs Al-Khoiriyah Wonosekar, Kabupaten Demak. Madrasah Al-Khoiriyah Wonosekar kecamatan Karangawen Kabupaten Demak mempunyai sejarah pertumbuhan dan perkembangan sendiri. Hal ini diawali dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah AlKhoiriyah Wonosekar, Madrasah ini dulunya adalah Madrasah Diniyah yang didirikan untuk dipersiapkan menjadi tempat belajar anak-anak tiap sore, lama kelamaan yayasan ini berencana untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekitar wonosekar akhirnya di dirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI), karena perkembangan zaman yang semakin modern maka yayasan berupa bagaimana meningkatkan sumber daya manusia yang ada di sekiatar desa tersebut,maka pada tahun 90 an berdirialah Madrasah Tsanawiyah yang di dirikan oleh yayasan Islam yang beranggotakan para pemuka agama dan masyarakat sekitar.111 Dari perjalanan MTs Al-Khoiriyah mengalami dinamika yang berarti, yaitu selain tempatnya kurang mendukung dan sarana prasarana juga kurang memadai sehingga betul-betul perjuangan yang sangat luar biasa. Dinamika ini membawa MTs A-Khoiriyah semakin dewasa 111 Wawancara dengan kepala Madrasah Bapak Sholikin, S.Pd.I, 2014, Pukul 10.15 WIB 104 dalam menapak perjalannya. Berbagai masalah yang muncul, dapat terselesaikan dengan tuntas dengan baik Dalam perkembangan kemudian MTs Al-Khoiriyah mempunyai sebidang tanah sendiri seluas + 450 M dengan dibangun gedung dan lokal untuk PBM dan pada tahun 1997, dimana setelah SK pada tanggal 17 Maret 1997 siswanya meledak bertambah besar yang semulanya 62 siswa, menjadi + 73 siswa. Sedangkan tahun ajaran 2014/2015 berkembang menjadi 77 . Pada tahun 2004/2005 siswa-siswa MTs Al-Khoiriyah sudah bisa menempati pada gedungnya sendiri yang megah dengan luas + 3000 M dan berlantai 2 (dua), sehingga sekarang PBM dan kegiatan lainnya pun bisa dijalankan dengan baik oleh Madrasah, ini semua berkat kegigihan orang tua murid (Komite Madrasah), guru, pegawai dan instansi terkait, dengan gedung yang megah di tanah yang luas hingga kini. 2. Letak Geografis MTs Al-Khoiriyah Wonosekar adalah terletak di Desa wonosekar, sedangkan teluk terletak di Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.Dan desa ini dilalui oleh sebuah jalan protokol yang menghubungkan kecamatan Karangawen dengan kecamatan-kecamatan lain disekitarnya, seperti kecamatan Mranggen dan Kecamatan Tegowanu. Adapun desa Wonosekar ini berbatasan dengan desa-desa disekitarnya, yaitu sebelah utara dengan desa noreh Kecamatan 105 Karangawen, disebelah selatan berbatasan dengan desa Tlogogedong Kecamatan Karangawen, disebelah timur berbatasan dengan desa Tegowanu Kecamatan Tegowanu, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Sumberjo Kecamatan Mranggen. Desa Wonosekar terbagi menjadi dua daerah desa yaitu Wonosekar kulon dan Wonosekar wetan.112 3. Struktur organisasi Agar terjadi mekanisme kerja yang lancar dan tertib, maka disusunlah struktur organisasi sekolah, adapun struktur organisasi MTs Al-Khoiriyah Wonosekar, tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut : 112 Tata Usaha, Dokumentasi data letak geografis, MTs Al-Khoiriyah Wonosekar, 2014. 106 Ketua yayasan KOMITE MADRASAH Ur. KURIKULUM Ur KESISWAAN Sie Kesenian DanMading Sie Olah Raga Dan UKS TATA USAHA Ur SARPRAS Sie Drum Band Dan PKS Sie Pramuka Pi Dan PMR Ur HUMAS Sie Keagamaan Sie Pramuka Pa Wali Kelas Dewan Guru Peserta Didik MTs Al-Khoiriyah Wonosekar Keterangan = = Garis Intruksional = Garis Koordinasi Gambar 2 Bagan Organisasi MTs Al-Khoiriyah Tahun Pelajaran 2014 4. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah Wonosekar Madrasah Al-Khoiriyah Wonosekar kecamatan Karangawen kabupaten Demak sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, 107 lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah, juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era reformasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Al-Khoiriyah Wonosekar kecamatan Karangawen kabupaten Demak ingin mewujudkan harapan dan respon dalam Visi Madrasah Al-Khoiriyah Wonosekar kecamatan Karangawen kabupaten Demak yaitu: “Terbentuknya serta Terwujudnya generasi Islam yang berakhlaq mulia, berprestasi, berkualitas, berwawasan luas dan terampil di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berlandaskan iman dan taqwa (IMTAQ)”. Adapun Visi Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah: 1) Berprestasi (Disiplin dan Kreatif) a) Naik kelas 100% secara normative b) Mempertahankan Lulus UM 100% pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik dari 7,5 menjadi 7,7 c) Memepertahankan lulus UN 100% pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik dari 7,5 menjadi 7,7 d) Memperoleh juara dalam kompetisi / lomba mapel e) Minimal 20% output diterima di sekolah/Madrasah favorit 108 f) Masuk Madrasah tepat waktu g) Pulang dari Madrasah tepat waktu h) Memakai pakaian sesuai aturan Madrasah i) Melaksanakan tata tertib Madrasah 2) Terampil dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kreatif) a). Terampil, kreatif dan aktif mengikuti berbagai macam lomba / olympiade mata pelajaran, seni dan bahasa. b). Terampil dan kreatif dalam mengoperasikan peralatan teknologi, Komunikasi dan Informasi (ICT). c). Terampil, Kreatif dalam semua bidang d). Terampil, kreatif dan memiliki life skill dalam bidang kerajinan tangan (seni budaya). 3) Berakhlakul Karimah Berlandaskan Iman dan Taqwa (Religius dan Jujur) a). Terbiasa mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan sesama warga Madrasah. b). Terbiasa menghargai dan menghormati kepada sesama warga Madrasah. c). Hafal Asmaul Husna dan surat-surat pendek dalam Al Qur‟an. d). Mampu membaca Al Qur‟an dengan baik dan benar. e). Terbiasa menjalankan sholat lima waktu dan sholat sunnah. f). Terbiasa menjalankan sholat berjamaah. 109 g). Peserta didik gemar bershodaqoh. h). Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang i). Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian. b. Misi Madrasah 1) Menjadikan Madrasah Al-Khoiriyah Wonosekar kecamatan Karangawen kabupaten Demaksebagai lembaga pendidikan yang religius, jujur, disiplin, kreatif dan berperan dalam masyarakat. 2) Menyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran profesional dan bermakna yang menumbuhkan dan mengembangkan peserta dengan nilai UN di atas rata-rata dengan landasan religius, jujur, disiplin dan kreatif. 3) Menyelenggarakan program bimbingan secara efektif untuk menggali dan menumbuh kembangkan minat, bakat peserta didik yang berpotensi agar dapat berkembang secara optimal yang religius, jujur, disiplin dan kreatif. 4) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al-Qur‟an dan Hadits serta menjadikannya sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari berlandaskan religius, jujur, disiplin dan kreatif. 5) Meningkatkan pengetahuan dan teknologi serta profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia 110 pendidikan yang berlandaskan religius, jujur, disiplin dan kreatif. 6) Menumbuhkembangkan budaya akhlakul karimah pada seluruh warga Madrasah dengan berlandaskan nilai religius, jujur, disiplin dan kreatif. 7) Melaksanakan pembelajaran ekstra kurikuler secara efektif sesuai bakat dan minat sehingga setiap peserta didik memiliki keunggulan dalam berbagai lomba keagamaan, unggul dalam berbagai lomba mapel, olahraga dan seni dengan landasan nilai religius, jujur, disiplin dan kreatif. c. Tujuan Pendidikan Madrasah Secara Wonosekar umum kecamatan pendidikan Madrasah Al-Khoiriyah Karangawen kabupaten Demakadalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlaq mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, Madrasah Al-Khoiriyah Wonosekar kecamatan Karangawen kabupaten Demak mempunyai tujuan sebagai berikut 1) Membiasakan prilaku Islami di lingkungan Madrasah dan masyarakat berlandaskan nilai-nilai religius, jujur, disiplin dan kreatif. 2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan 111 Menyenangkan (PAIKEM) dan Contextual Teaching Learning (CTL). 3) Meningkatkan prestasi akademik peserta didik . 4) Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat peserta didik melalui layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. 5) Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa Jawa dengan indikator 90 % peserta didik mampu berbahasa jawa sesuai dengan konteks. 6) Menjadikan peserta didik terampil, kreatif dan memiliki life skill dalam bidang kerajinan tangan (seni budaya). 7) Menumbuhkan kecintaan terhadap Al Qur‟an, menjadikan peserta didik sebagai generasi Islam yang Qur‟ani. 8) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut. 9) Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat yang mandiri dan berguna. 10) Menjadikan peserta didik naik kelas 100% secara normative 11) Mempertahankan kelulusan UM 100% dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik dari 7,5 menjadi 7,7 12) Mempertahankan kelulusan UN 100% dengan peningkatan nilai rata-rata UN 7,5 menjadi 7,7 112 13) Mempersiapkan peserta didik agar dapat meraih juara pada event / lomba mapel, olah raga, seni dan bahasa tingkat kabupaten, karesidenan dan propinsi. 14) Peserta didik dapat melanjutkan pendidikan di sekolah favorit di Karangawen dan sekitarnya 15) Pada akhir tahun pelajaran peserta didik hafal Asmaul Husna dan surat-surat pendek dalam Al-Qur‟an 16) Peserta didik dapat membaca Al Qur‟an dengan baik dan benar 17) Seluruh peserta didik sadar untuk menjalankan sholat wajib lima waktu 18) Peserta didik terbiasa untuk bershodaqoh 19) Tertanamnya jiwa dan sikap kedisiplinan peserta didik 20) Memiliki tim yang handal dalam bidang kepramukaan 21) Memperoleh prestasi dalam lomba-lomba di bidang kepramukaan di tingkat kecamatan atau ranting, kabupaten dan propinsi 22) Peserta didik memiliki ketrampilan dalam menulis artikel untuk mengisi majalah dinding. 23) Tertanamnya pembiasaan akhlakul karimah pada peserta didik 24) Peserta didik terbiasa menghargai dan menghormati kepada sesama warga madrasah. 113 5. Keadaan Guru dan Karyawan Madrasah Al-Khoiriyah Wonosekar kecamatan Karangawen kabupaten Demakmempunyai tenaga edukatif yang cukup baik bila ditinjau dari jenjang pendidikan yang dimiliki. Dari masing-masing pendidik mengampu bidang studi sesuai profesianya. Dewan guru yang ada di MTs Al-Khoiriyah kurang lebih berjumlah 22 dewan guru, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut : 6. Data guru MTs Al-Khoiriyah Tabel 4 Daftar Guru MTs Nurul Al-Khoiriyah Wonosekar, Kec.Karangawen. Kab.Demak No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Nama Guru Solikin, S.Pd.I K.Syamsuri, S.Pd.I Muhlison, S.Pd.I Zaenal Arifin, S.Pd.I Nur shihah, S.Pd Alwahidah, S.Pd.I Istiqomah, S.Pd Slamet, S.Ag. Zaenuddin, S.Pd Abdul Kharits, S.Pd Ngudi Rahayu, S.Pd Khabib, S.Sos Nisaur Rohmah, S.Pd Mulyadi, SE Elvira wahyu, S.Pd. Syarkowi, S.Pd.I Muis Anwar, S.Pd.I H. Kasmijan Ijazah Terakhir S-1/Tarbiyah/PAI/1999 S-1/Tarbiyah/PAI/2007 S-1/Tarbiyah/PAI/1994 S-1/Tarbiyah/PAI S-1/Tarbiyah/IKIP S-1/Tarbiyah/PAI S-1/Tarbiyah S-1/Tarbiyah S-1/Tarbiyah S-1/Tarbiyah S-1/UNNES S1/ Sosiologi S-1/Ekonomi/2001 S-1/Ekonomi S-1/IKIP/IPS/2004 S-1/Tarbiyah/PAI/ S-1/Tarbiyah/PAI/ S-1/Tarbiyah/PAI 114 7. Data siswa MTs Al-Khoiriyah Sedangkan untuk mengetahui jumlah siswa tahun ajaran 2014-2015 di MTs Al-Khoiriyah wonosekar dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5 Daftar Siswa MTs Al-Khoiriyah Wonosekar, Kec. Karangawen.Kab.Demak Tahun Ajaran 2013-2014 NO 1 2 3 8. Kelas VII VIII IX Jml Kelas 1 1 1 Banyaknya Siswa L P 22 34 26 36 25 33 Jumlah 59 62 58 Keluarga Miskin 5 3 3 Sarana dan Prasarana Pada saat penelitian berlangsung, Madrasah Tsanawiyah AlKhoiriyah Wonosekar memiliki 1 buah gedung satap sehingga bisa di gunakan untuk yang lain. kantor, ruang guru, laborat, UKS, perpustakaan, koperasi, ruang TU, ruang tamu, ruang pelatihan komputer dan gudang. Dalam tiap-tiap kelas dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, seperti kursi guru dan siswa, meja guru dan siswa, almari, papan tulis dan fasilitas lain. Untuk lebis jelas tentang fasilitas yang ada dapat dilihat dalam tabel berikut 113 : 113 Ur Sarana Dan Prasarana, Dokumen data MTs Al-Khoiriyah, Demak, 2014 115 Tabel 6 Sarana Dan Prasarana MTs Al-Khoiriyah Wonosekar Tahun 2014/2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 29 20 21 22 23 24 Jenis Barang/Ruang Ruang Belajar Ruang kepala Ruang Guru Ruang Tamu Ruang Perpustakaan Ruang Laborat Ruang Koperasi Ruang Tu Ruang UKS Papan Tulis Almari Besar Almari Kecil Kursi, Meja Guru Meja Siswa Kursi Siswa Komputer Papan garis Sound Telpon Alat Musik TV Sharp 20 inc Bola Voli Bola Kaki Raket 25 26 27 28 29 30 31 32 Net Lapangan LCD Proyektor Lap Top Bola Takro Kamar Mandi WC Vidio Tape Jumlah Kondisi Keterangan 6 1 1 1 1 1 1 1 1 6 3 2 10 63 126 3 4 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sebagian rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Rebana dan Drum Band - 1 1 1 1 3 2 6 2 1 1 2 2 2 2 2 - Dalam melakukan PBM dan dalam upaya memudahkan pemahaman sekaligus penguasan materi oleh siswa, selain itu juga dalam rangka 116 pencapaian tujuan pembelajaran Madrasah, Madrasah Tsanawiyah AlKhoiriyah Wonosekarmemiliki media pendidikan untuk digunakan sebagai berikut : a. Lap Top b. LCD Proyektor c. Bagan Peta (lokal, regional, Nasional, dan Dunia) d. Tape e. TV f. Mikropo g. DVD h. Kaset i. Spiker Aktif j. Komputer k. CD l. Buku m. Perpustakaan n. Gambar berbagai macam hewan o. Gambar berbagai macam rumah adat dan pakaian adat. 9. Hasil wawancara dengan guru tentang konsep Jihad dan Implementasinya terhadap pembelajaran di Madrasah a. Pemahaman tentang Jihad 1) Guru A bernama bapak Solikin, S.Pd.I Menurut saya, arti dan makna dari Jihad seperti sekarang ini tidak sama dengan Jihad waktu di zaman Rasullah yaitu perang melawan kaum kafir, akan tetapi yang saya maksud Jihad dalam hal kontek di madrasah itu adalah bersugguh-sungguh dalam segala hal yang bersifat untuk memerangi kebodohan( mengenalkan ajaran tauhid) dan mengajak kebaikan serta menunjukkan pada orang kejalan yang lebih baik. dan Jihad sendiri mempuyai banyak makna yan mulai dari memerangi hawa nafsu sampai perang dengan senjata, dan dari sini kalau tidak bisa memerangi diri sendiri dari nafsu yang jelek semua akan sia-sia atau tidk akan perna sukses, wapaupun itu tugas mulia seperyi Jihad karena Jihad itu membutuhkan pengorbanan dan kesabaran dan orang sabar itu akan di sayang sama Allah. Itu di tegaskan dalam firman-Nya”. Allah bersama- 117 sama orang yang sabar”114. 2) Guru B bernama Ibu Alwahidah, S.Pd.I bersungguh- sungguh melaksanakannya, dengan ketabahan dan kesabaran untuk mendapatkan ridha Allah di jalannya.supaya apa yang kita lakukan mendpatkan nilai positif untuk diri kita.itu dapat kita lihat kita lihat dalam surat al-Ankabut ayat: 69 “dan orang-orang yang berJihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”115. Di lihat dari ayat tersebut maka Jihad adalah tidak harus identik dengan mengangkat senjata (perang) akan tetapi bisa di artikan seseorang yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya hanya niat karena Allah, tanpa berfikir nanti ada balasanya atau tidak dari apa-apa yang sudah dikerjakanya, yang penting niat kita ihklas karena Allah dan baik itu dilakukan dengan harta atau diri mereka“…kalau di kaitkan dengan zaman sekarang, Jihad pada saat yang seperti sekarang lebih utama melakukan ajaran Jihad dalam dunia pendidikan karena dalam pendidikan seseorang akan bisa melakuakn penyebaran agama islam, karena mengajar agama islam pada peserta didik, dan juga bisa dilakukan dalam pendidikan formal atau non formal, karena anak didik zaman sekarang sangat memprihatinkan karena ganasnya pergaulan yag tidak baik.116 3) Guru C bernama Bapak Slamet, S.Ag Jihad artinya ialah orang yang bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, baik itu tugas apapun. Dan kalau dikaitkan pada guru juga bisa dikatakan ikut berJihad, jika seorang guru menjalankan tugas profesinya dengan rasa tanggung jawab dan niat karena Allah, dikatakan dalam Al-Qur‟an barang siapa yang mau meninggikan kalimat Allah maa orang itu sudah ikut dalam berJihad” Istilah Jihad berarti, kesungguhan berjuang dengan perang dalam membelah agama dan menegakkan kalimat Allah di muka bumi117. 114 Wawancara dengan bapak Solikin, Tanggal 17 Juli 2014 Depag, Op.Cit 116 Wawancara dengan Ibu Alwahidah, Tanggal 17 Juli 2014 117 Wawancara dengan bapak Slamet, Tanggal 17 Juli 2014 115 118 b. Kajian teori konsep Jihad di Madrasah 1) Guru A bernama bapak Solikin, S.Pd.I Pendidikan di Madrasah sangat vital keberadaanya, karena disitulah tempat anak-anak mencari ilmu dan kajian tori Jihad hadis dalam rangka untuk membentuk karakter anak didik yang nantinya untuk bekal hidupnya. Kajian Jihad di Madrasah secara global itu sangat berpengaruh signifikan dan perlu adanya pengawasan yang tepat guna untuk memberikan contoh kepada anak-anak. 2) Guru B bernama bapak Alwahidah, S.Pd.I Kajian Jihad di Madrasah Dengan pendidikan Islam itu mereka akan terlatih dan secara mental sangat berdisiplin sehingga mereka ingin memiliki pengetahuan bukan saja untuk memuaskan rasa ingin tahu intelektual atau hanya manfaat kebendaan yang bersifat duniawi, guru berperan aktif dalam pembentukan sifat seorang anak yang berjihad untuk melawan hawa nafsunya sendiri. Tetapi juga untuk tumbuh sebagai makhluk yang rasional, berbudi dan menghasilkan kesejahteraan spiritual, moral dan fisik, kedamaian keluarga, masyarakat dan umat manusia. Madrasah sangat memperlukan waktu untuk dapat di kenalkan kepada siswa dan harus sabar karena dengan teori inilah nantinya secara tidak langsunga akan membentuk karakter yang baik dari siswa itu sendiri dan guru sangat berpengaruh di dalamya proses belajar. 3) Guru C bernama bapak Slamet, S.Ag Kajian teori Jihad perlu adanya dorongan dari kalangan para guru dan keluarga untuk mengetahui perkembangan anak didiknya. Konsep Jihad dapat di masukan dalam pembelajaran Madrasah. Dan menurut saya dengan inilah seorang guru mampu menjalankan amanah dengan baik dan benar-bener bisa mengamalkan konsep Jihad itu sendiri. Tidak akan sis-sia bila konsep Jihad di Madrasah kita jalankan penuh dengan tanggung jawab dan penuh harapan ridho dari Allah swt. c. Cara menjelaskan materi konsep Jihad terhadap siswa 1) Guru A bernama bapak Solikin, S.Pd.I Pertama-tama yang saya ajarkan tentang konsep Jihad di Jihad yaitu dengan cara saya memperkenalkan ajaran Jihad dlu yang sebenarnya supaya anak tau, terus kalau anak sudah paham baru saya masukan konsep Jihad di kelas dengan berbagai aktivitas yang positif sehingga anak tidak selalu memahami Jihad itu perang. 119 Setelah anak paham akan Jihad yang sebenarnya baru saya ajak anak-anak untuk selalu mempunyai positif thinking agar anak bisa membedakan mana jihad yang negatif dan Jihad yang postif. 2) Guru B bernama Ibu Alwahidah, S.Pd.I Pertama kali mengajarkan konsep Jihad saya berupaya tidak langsung mengatakan kepada siswa bahwa Jihad itu perang, akan tetapi Jihad itu banyak seakli bentuknya. Dan lama-kelamaan siswa mengetahui Jihad yang sebenarnya yaitu dengan bersungguh-sungguh dalam belajar itu juga termasuk dalam kontek Jihad, jadi Jihad tidak harus identik dengan kekerasan. Setelah paham anak-anak baru mengerti dan memahami yang sebenarnya makna Jihad itu sendiri. 3) Guru C bernama bapak Slamet, S.Ag Penjelasan pada teori Jihad kepada siswa membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena anak-anak harus perlahan-lahan diajarkan konsep Jihad yang selama ini menjadi omok yang menakutkan atau dikatakan sebagai teroris. Pertama kali guru mengenalkan teori Jihad itu dengan menggunakan beberapa metode yang sekiranya cocok dengan teori Jihad, mungkin dengan menggunakan metode demontrasi. Dengan harapan anak-anak paham maksud dari Jihad itu sendiri. d. Cara menerapkan/mengimplementasikan konsep Jihad terhadap siswa di Madrasah 1) Guru A bernama bapak Solikin, S.Pd.I Siswa akan mudah memahami jika para guru dengan mudah memahamkan anak-anak tentang Jihad, dan banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari anak didik kita. Cara menerapkan konsep Jihad di Madrasah yang harus dilakukanya oleh para guru yaitu ketika mengajar pelajaran tau yang lain dan siswa langsung diajak terjun ke lapangan dengan mempraktekan konsep Jihad dengan kehidupan siswa di Madrasah seperti: membuang sampah pada tempatnya, saling tolong-menolong antar teman siswa, dan masih banyak lagi kegiatan yang berkaitan dengan materi konsep Jihad, jadi untuk anak-anak lebih baiknya langsung diparaktekan ke dalam Madrasah. 120 2) Guru B bernama Ibu Alwahidah, S.Pd.I Pertma kali saya mengajarkan Jihad dan pembelajaran di Madrasah yang harus diperhatikan adalah bagaimana guru menerapakan konsep Jihad itu sendiri tanpa adanya rasa takut, konsep Jihad itu sendiri dikalangan pelajar sangat rawan kekerasan tanpa adanya pantauan dari guru, maka muculah Jihad sebagai pelengkap pembentukan karakter, dengan inilah sosok seorang pendidik sangat dibutuhkan untuk kebutuhan anak didik. Dan anak-anak diajarakan untuk selalu hirmat kepada guru dan orang yang lebih tua dari kita. 3) Guru C bernama bapak Slamet, S.Ag Penerapan konsep Jihad di Madrasah untuk para siswa itu bentuknya banyk sekali dari mulai siswa ketika bertemu guru dilatih untu berjabat tangan sambil dicium, siswa dilatih untuk tidak saling berbohong antar sesama siswa. Saya melihat kurikulum 2013 identik dengan pembelajaran Jihad, karena didalamnya mengandung unsur-unsur yang bersifat positif dan budi pekerti salah satu unsur dari pembelajaran konsep Jihad. Karena Jihad juga mengajarkan kepada siswa agar selalu menanamkan rasa peduli sesama siswa yang lain dan bisa dikembangkan kedalam kehidupan diluar madrasah. e. Cara guru mengimplementasi materi konsep Jihad di Madrasah. 1) Guru A bernama bapak Solikin, S.Pd.I Konsep materi tentang Jihad tercermin dalam seluruh aktifitas kehidupan. Mulai dari Jihad melawan hawa nafsu, seperti berJihad menghadapi sifat malas, serakah akan jabatan, kikir dak korupsi waktu jam mengajar itu juga harus kita hindari sebagai seorang pendidik. Apabila semua itu dapat kita jalankan sesuai amanah yang kita emban, insyallah semua akan mendapatkan pahala yang setimpal dengan usaha kita. 2) Guru B bernama Ibu Alwahidah, S.Pd.I Tugas seorang guru di Madrasah menurut saya sangat berat apalagi kalau sudah menyangkut masalah honor bagi guru yang tidak PNS, kalau niat kita mengajar hanya karena materi maka semuanya tidak akan cukup, karena itula guru mendapat gelar guru berjuang tanpa jasa. Jihad itu harus kita tampakkan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di Madrasah, implementasi Jihad bisa berupa kita memerangi sifat iri dan dengki kepada antar sesama guru di Madrasah karena musuh yang paling berat yaitu kita melawan hawa nafsu diri kita sendiri. 121 3) Guru C bernama bapak Slamet, S.Ag Menurut saya penerapan konsep Jihad di Madrasah adalah dengan mengorbankan harta benda. Dalam konteks ini, Jihad yang dapat dilakukan antara lain dengan kita membayar zakat, infak, sarana ekonomi, sedekah yang bertujuan untuk membangun kekuatan umat. Hal ini sebagaimana tercermin dalam firman Allah pada Q.S Al-Anfal ayat 60. Artinya. dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). 10. Wawancara tentang konsep Jihad dengan siswa a. Persepsi tentang Jihad bagi siswa 1) Siswa A bernama Anam Pengertian Jihad menurut saya yaitu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah, di sini saya juga dalam berJihad karena bersungguh dalam belajar mendalami ajaran tauhid. Karena orang yang hidupnya tidak mengenal Tuhan-Nya maka dia akan celaka dunia akhirat. Jihad itu bisa bermmanfaat bila kita manfaatkan sebaik mungkin baik di rumah maupun di madrasah. Orang di katakan berJihad bila bersungguh-sungguh ingin merubah hidupnya dan tingkah lakunya sendiri. 2) Siswi B bernama Rokhimin Saya memahami Jihad itu sebagai bentuk pengabdian kepada orang tua dengan saya belajar dan mencari ilmu di madrasah, karena dengan kita berilmu maka hidup kita akan lebih tenang dan nyaman. Berbagai bentuk cobaan dan rintangan pasti ada dalam diri saya 122 yaitu malas ketika mengerjakan PR, untuk itu, saya bersungguh-sungguh untuk tidak menjadi anak yang malas dan akan rugi nantinya. 3) Siswa C bernama Aditya Jihad menurut saya yaitu yakin dengan apa yang saya lakukan, dan hasilnya nanti akan saya rasakan kemudian, misalnya kalau saya iri ada teman yang pandai maka selamanya saya akan iri dan itu akan erusak dirisendiri, untuk itu belajar pastinya nanti bisa mendapat nilai yang baik dan orang tua bangga dengan saya apa yang sudah saya lakukan selama ini. Itu makna Jihad menurut saya. b. Penyampaian Jihad di Madrasah 1) Siswa A bernama Anam Penyampaian Jihad menurut saya bagus akan tetapi bila tidak dijelaskan secara detail maka akan dipahami Jihad sebagai perang. Sebelum mengajar para guru biasanya memasukan Jihad ke dalam pendidikan yaitu suatu mata pelajaran yang ada kaitanya dengan Jihad dan perlahan-lahan pak guru mencoba memberikan pengertian makna tentang Jihad dan di sampaikan kepada siswa dengan penuh teliti agar nanti apra siswa dengan mudah memahami apa maksud Jihad yang sebenarnya dan berusaha agar siswa mampu menerapkan konsep Jihad dalam kehidupan seahri-hari. 2) Siswi B bernama Rokhimin Dalam mengajar, guru menyampaiakn Jihad dengan penuh bercanda untuk di samarkan dengan perbuatan di madrasah, Menurut saya sebelum guru menyampaikan materi Jihad, yang pertama kali guru sampaikan yaitu memberikan arahan dan maksud tujuan pembelajaran Jihad. Dan menurut saya dalam penyampaian Jihad sangat menarik karena saya tau kalau Jihad iti tidak kearah yang negatif dan bisa berubah menjadi positif. 3) Siswa C bernama Aditya Penyampaian Jihad di Madrasah dalam hal konsep Jihad itu sangat penting karena di butuhkan waktu untuk benar-benar Jihad itu dapat di praktekan dilapangan. Hal ini tidak lepas dari peran seorang guru yang bisa membawa suasana menjadi lebih menarik, berbagai metode pasti bisa diterapkan akan hal ini karena untuk menunjang karakter siswasebagai pelakunya. 123 c. Cara siswa menerapkan konsep Jihad di Madrasah 1) Siswa A bernama Anam Penerapan Konsep Jihad di madrasah sangat penting bagi para siswa, ketika seorang guru menyampaikan materi Jihad maka harus di praktekan dalam kelas atau di luar kelas dengan cara: beJihad melawan rasa malas belajar dan berJihad melawan rasa iri kepada teman. Dalam era sekarang yang serba global ini sebenarnya kita juga bisa berJihad. Tentu Jihadnya bukan dengan senjata. Kita sebagai umat Islam sudah saat memiliki semangat baru dalam mengggunakan kata Jihad, Jihad yang saya pakai adalah Jihad melawan hawa nafsu yang tadi sudah saya sampaiakan sebelumnya.. 2) Siswa B bernama Rokhimin Cara saya menerapkan ajaran Jihad di Madrasah itu banyak sekali bentuknya, dari hal dasar aja itu sudah termasuk kedalam ajaran Jihad, kalau di Madrasah kami itu basanya mulai awal masuk siswa sebelum masuk ke kelas, para siswa di suru berbaris dlu baru habis itu anak di suruh masuk kelas satu persatu sambil bersalaman sambil cium tangany. Itu sudah menurut saya yang salah satunya bisa dikatakan sebagai Jihad. Dilihat dari prakteknya Jadi menurut saya sebagai siswa, cara menerapakan ajaran Jihad adi Madrasah itu dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat untuk yang lainnya dan itu metode yang tepat untu menerapkan konsep Jihad di Madrasah 3) Siswa C bernama Aditya Kalau menurut saya menerapkan konsep Jihad di Madrasah itu beragam bentuknya dan dari yang sederhana sampai hal yang sifatnya bersungguh-sungguh. Dalam hal ini saya menerapakan konsep Jihad di Madrasah dengan bagaimana saya menghormati guru dan tidak berbohong kepada guru saya dan saya berusaha menjadi anak yang pandai. Itulah harapan saya yang bisa saya terapkan di Madrasah. . 124 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis konsep Jihad dan Implementasinya terhadap pembelajaran didalam Madrasah 1. Materi Jihad di Madrasah Materi Jihad yang diterapkan di Madrasah itu bisa di lihat dari pelajaran agama Islam Sebelum memaparkan lebih lanjut penulis memberi contoh mapel pelajaran agama di Madrasah. Definisi mata pelajaran AlQur‟an Hadis, berikut ini akan penulis kemukakan cakupan materi ajaran agama Islam. Menurut penulis materi ajaran Agama Islam dapat dibedakan menjadi empat jenis. Pertama, materi dasar, yaitu materi yang penguasaannya menjadi kualifikasi lulusan dari pengajaran yang bersangkutan dan diharapan dapat secara langsung membantu terwujudnya sosok individu “berpendidikan” yang diidealkan. Di antara materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Tauhid atau Akidah (dimensi kepercayaan), Fikih (dimensi perilaku ritual dan sosial), dan Akhlak (dimensi komitmen). Kedua, materi sekuensial, yaitu materi yang dimaksudkan untuk dijadikan dasar untuk mengembangkan lebih lanjut materi dasar. Dengan kata lain, materi ini menjadi landasan yang akan mengokohkan materi dasar. Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Al-Qur‟an dan Hadis. 125 126 Ketiga, materi instrumental, yaitu materi yang secara tidak langsung berguna untuk meningkatkan keberagamaan, tetapi penguasaannya sangat membantu sebagai alat untuk mencapai penguasaan materi dasar keberagamaan. Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Bahasa Arab. Keempat, materi pengembang personal, yaitu materi yang secara tidak langsung meningkatkan keberagamaan ataupun toleransi beragama, tetapi mampu membentuk kepribadian yang sangat diperlukan dalam “kehidupan beragama”. Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah sejarah kehidupan manusia, baik sejarah di masa lampau maupun di masa kontemporer. Materi ini biasanya diimplementasikan dalam materi Sejarah Kebudayaan Islam. Dengan demikian, materi ajaran Agama Islam yang berkaitan dengan Jihad terdiri atas Tauhid/Akidah, Fikih/Ibadah, Akhlak, Al-Qur‟an Hadis, Bahasa Arab, dan Tarikh Islam/Sejarah Kebudayaan Islam. Sebenarnya, materi ini dapat dikembangkan dan diperluas. Sehingga, materi ajaran agama Islam tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu keislaman semata, tetapi juga ilmu lain yang dapat membantu pencapaian keberagamaan Islam secara komprehensif. Akan tetapi, untuk tingkat madrasah, penulis kira enam materi ajaran agama Islam di atas sudah memadai. Selanjutnya, secara definitif, mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis adalah mata pelajaran agama Islam yang titik tekannya bertumpu pada kemampuan membaca Al-Qur‟an dan hadis, pemahaman surat-surat 127 pendek, serta mengaitkan konsep Jihad dengan kandungan Al-Qur‟an dan hadis dengan kehidupan sehari-hari. Biasanya mata pelajaran ini diajarkan kepada siswa di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Program Keagamaan (dulu bernama MAPK dan MAK), Sebagaimana dikemukakan di depan, mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis menjadi landasan yang akan mengokohkan materi lainnya, yakni Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Berdasarkan kerangka pilar-pilar agama Islam (akidah, syariah, akhlak) inilah penulis mencoba mengambil contoh dengan cara menganalisis dan memetakan materi mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), khususnya materi mata pelajaran AlQur‟an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX, yang penulis gambarkan dalam bagan berikut ini. No. Materi Pelajaran Al-Qur’an 1 Menimbun harta (serakah) → cinta dunia dan melupakan kebahagiaan hakiki 2 Hukum fenomena alam 3 Sebaran Kelas VIII Semester 2 Kelas IX Semester 1 Menghargai waktu dan menuntut Kelas IX ilmu Semester 2 Pilar-pilar Islam Muamalah (Syariah) Akhlak Akidah Akhlak Ibadah Berdasarkan pemetaan di atas, penulis menyimpulkan bahwa materi mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX masih kurang komprehensif, yakni kurang 128 mencakup pilar-pilar dan dasar-dasar ajaran Islam secara keseluruhan terutama yang berkaitan dengan Jihad. Walaupun demikian, sebaran materi pelajaran Al-Qur‟an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX sudah lumayan seimbang, dalam arti mencoba merangkul pilar-pilar akidah, syariah, dan akhlak. Bahwa sistem pendidikan Islam yang dapat dikategorikan telah menjalankan Jihad fii Sabilillah adalah apabila seluruh sistemnya berlandaskan ajaran Allah dan Rasul-Nya secara sempurna, yaitu sistem pendidikan yang akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang akan memperjuangkan tegaknya Islam dalam segala aspek kehidupan dengan spesialisasi keilmuannya, kejayaan Islam dan umatnya senantiasa menjadi tujuan utamnya. Juga sistem pendidikan yang melahirkan pribadi-pribadi yang agung yang senantiasa mencintai ilmu pengetahuan, mempelajari dan mengembangkannya demi kebaikan diri dan generasi sesudahnya. Bukannya sistem pendidikan yang melahirkan para penentang Islam secara langsung dan tidak langsung, atau pribadi-pribadi yang ragu dan bimbang dengan keIslamannya. Walaupun sistem pendidikan tersebut menyebut dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam dan mencantumkan label Islam di antara nama institusinya. Peranan guru-guru Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen tidak disangsikan lagi, bahwa peranan beliau-beliau dalam pendidikan yang tersusun rapi dan menyeluruh sangat penting untuk mengangkat harkat dan martabat suatu 129 kaum agar menjadi kaum yang maju dan berperadaban. Pada konteks inilah guru-guru Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen kabupaten Demak, khususnya guru-guru yang mengajar pendidikan Islam memiliki peran strategis, yaitu sebagai sarana dalam proses transformasi nilai-nilai ajaran Islam untuk diterapkan. Sebab proses transformasi itu membutuhkan semangat Jihad, dan Jihad itu sendiri akan sia-sia jika tidak ada niatan karena Allah dan tidak mengajarkan ilmu agama yang baik kepada peserta didik, dan mencegah kemungkaran, dan mengentaskan kebodohan dengan cara mengajarkan ilmu agama dengan sunguh-sunguh. Bila pembelajaran semacam ini berkembang dan membudaya di kalangan guru di Madrasah, bisa jadi ajaran Jihad dalam Islam menjadi suatu ide-ide yang menjadikan para guru-guru untuk semangat dalam mengajar dan mendidik pada peserta didik. Dan kata Jihad pada bab terdahulu telah berasal dari bahasa Arab yang berarti “Berusaha dengan sungguh-sungguh, mencurahkan segala kemampuan, berjuang”. Kata Ijtihad dalam konteks pemikiran, dan Mujahadah dalam konteks kesufian, juga ada kaitan dengan makna asalnya, yaitu kesungguhan pelakunya atau mencurahkan segala kemampuan dalam melakukan pemikiran (Ijtihad) dan atau penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran Islam (Mujahadah). Dari kata sungguh-sungguh inilah guru-guru Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen melakukan tanggung jawab sebagai guru pengajar dengan baik dan bersungguh-sungguh mencerdasakan anak 130 didik. Guru-guru Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen tidak hanya bersunguh-sungguh saja, akan tetapi guru harus bisa menahan diri dari hawah nafsu yang mengajak pada kemungkaran dan juga harus bisa bersifat sabar dalam mengahdapi peserta didik, tapi guru-guru juga harus bisa berkorban apa-apa yang dimilikinya baik itu harta atau dirinya dalam menjalankan tanggung jawab sebagai guru, sebagimana dalam al-Qur‟an surat at-Taubah ayat 44: “orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” Al-Qur‟an juga menyatakan bahwa kata Jihad dikaitkan dengan kesabaran, sebagaimana firman- Nya dalam Q.S. al-Nahl ayat 110, Q.S. AlImran ayat 142. “ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”. Disini menunjukkan bahwa dalam berjihad seyogyanya Guru-guru 131 Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah AlKhoiriyah karangawen senantiasa disertai dengan sikap ketelitian dan kecermatan serta kebanggaan terhadap pekerjaan yang bermutu. Dalam berjihad juga tidak diperkenankan untuk takut pada celaan orang lain yang suka mencela, atau takut kritik. Artinya, bahwa jihad harus disertai dengan sikap terbuka, mau menerima kritik dari siapap pun demi kebaikan hasil pekerjaannya (usahanya). Orang yang berjihad seyogyanya memiliki wawasan jangka panjang atau masa dengan yang lebih baik dan yang diridhoi oleh-Nya. Jika diamati, kajian terhadap pandangan-pandangan ajaran jihad menurut Guru-guru Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen dan ayat-ayat al-Qur‟an mengenai makna jihad maka dapat dipahami bahwa istilah jihad mengandung makna: “kemampuan bekerja keras (dengan mencurahkan segala kemampuannya, baik fisik/materiil maupun totalitas dirinya) menuju jalan Allah, mempunyai sikap ketelitian dan kecermatan, serta terbuka terhadap kritik dari luar, mempunyai kebanggaan terhadap pekerjaan yang bermutu (bukan asal kerja), dan mempunyai wawasan jangka panjang (harapan masa depan). Berdasarkan keterangan di atas dapat dirumuskan bahwa tugas dan peran guru dapat dikatakan berjihad, bila memenuhi kriteria tertentu, seperti: 1. Ketika melakukan pengajaran agama Islam kepada peserta didik diperlukan konsentrasi dengan jalan mencurahkan segala kemampuan yang dimiliki sesuai dengan bekal yang diperoleh melalui pre-service 132 education atau program pendidikan tenaga kependidikan/keguruan yang ditempuh oleh sebelum bertugas menjadi guru agama. 2. Ketika menjalankan tugas profesinya guru agama harus mempuyai karkteristik bersungu-sungguh dalam melakukan tugas, dan juga harus bisa menahan dii dari nefsu yang jelek, dan niat karena Allah. 3. Ketika menjalankan tugasnya disertai sikap ketelitian, kecermatan dan terbuka terhadap kritik, serta peka terhadap informasi dan perkembangan baru yang terkait dengan tugasnya. 4. Memiliki kebanggaan terhadap tugasnya dan komitmen serta peduli dengan kualitas kerja (proses dan hasilnya), dan mendahulukan masalah pendidikan dari pada masalah pribadi. 5. Selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri baik aspek personal dan sosialnya maupun profesionalnya melalui otodidak ataupun inservice education, yakni pendidikan yang ditempuh oleh seseorang yang sudah memiliki jabatan guru dan/atau inservice training, yakni program pelatihan yang diikuti oleh seseorang yang sudah memiliki jabatan guru agama, baik melalui penataran, kursus, lokakarya ataupun lainnya guna meningkatkan kemampuannya dalam melakukan tugas sehari-harinya dengan lebih baik sebagai pendidik. 6. Memiliki wawasan dan jangkauan masa depan. Sebab, dengan usahausaha semacam itu akan bisa melahirkan produktivitas prestasi, yakni produknya punya daya tahan, daya saing karena kualitasnya dan daya guna karena dibutuhkan bagi umat manusia. 133 B. Pemahaman guru didalam memandang konsep Jihad di Madrasah. 1. Analisis hasil wawancara guru dan siswa di MTs Nurul Hidayah Margohayu a) Pemahaman tentang Jihad tentang Jihad di Madrasah yang dipahami oleh guru-guru itu hasilnya berbeda-beda dan ada kesamaan makna yaitu: 1) Jihad yang disampaikan pak Masduki adalah bersungguh-sungguh dalam segala hal yang bersifat kebaikan dan menunjukkan kepada orang kejalan yang baik. 2) Jihad yang disampaikan pak Asroful Anam adalah tidak harus dengan mengangkat senjata akan tetapi bisa diartikan seseorang yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya hanya niat karena Allah dan bersungguh- sungguh melaksanakannya. 3) Jihad yang disampaikan pak Muqorrobin adalah Jihad artinya ialah orang yang bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, baik itu tugas apapun. Sehingga dari hasil wawancara dan analisisnya apabila dihubungkan dengan konsep Jihad di Madrasah adalah para guru bersunggu-sungguh dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik serta mengajak orang-orang kejalan kebaikann didalam 134 melaksanakan kehidupan bermasyarakat. b) Kajian Jihad di Madrasah Dari analisis kajian tentang Jihad maka Jihad perlu dimaknai sebagai upaya untuk mendidik umat dalam membentuk dan membina mental. Jihad yang pernah dilakukan ternyata teori Jihad di Madrasah memiliki arti dan peran yang sangat penting karena dari konsep Jihad itulah dapat memebentuk sifat-sifat yang lebih baik dan menjadikan lebih bermakna. Dengan pendidikan Islam itu sendiri, maka dari kajian di Madrasah membuat anak dapat terkatih secara mental dan disiplin sehingga anak didik akan memiliki penegetahuan dari sisi intelektualitas yang bersifat duniawiyah.sehingga anak didik terbiasa dengan karakter ada di Madrasah Konsep Jihad memiliki peran yang sangat penting yang nantinya menjadi motivasi kepada anak dan juga keluarganya guna mendorong perkembangan anak didik kearah pembentukan karakter dan disiplin karena kurikulum 2013 itu salah satunya adalah budi pekerti. c) Penjelasan Jihad terhadap siswa Dasaranya yang diajarkan kepada siswa tentang pemahaman Jihad di kelas itu semudah mungkin anak paham, bukan hanya pemahaman bahwa jihad itu perang, akan tetapi anak-anak diajarkan konsep Jihad yang sebenarnya adalah bersungguh-sungguh dalam mewujudkan hakekat Islam dalam kontek perjuangan. 135 Konsep Jihad pada awalnya guru pada bingung, bagaimana anak nanti bisa paham akan makna Jihad. Jihad bukan hanya semata-mata untuk berperang akan tetapi banyak bentuknya yang ada kaitanya dengan penjelasan Jihad kepada anak. Penjelasan teori Jihad kepada siswa membutuhkan waktu yang lama dan menggunakan harus bisa menggunakan banyak cara/metode tertentu agar siswa dapat memahami arti Jihad yang sebenarnya dan tergantung cara guru menjelaskannya. d) Penerapan konsep Jihad di Madrasah Penerapan konsep Jihad yang dilakukan guru di kelas yaitu banyak sekali bentuknya bisa berupa anak untuk di latih disiplin dalam belajar, mengerjakan PR dengan baik, mengucapkan salam bila bertemu teman dan lain-lain. Dan anak praktek langsung ke lapangan yang sesuai dengan kehidupan siswa di Madrasah. Dengan demikian pemahaman siswa tentang Jihad yang sebenarnya akan terbentuk melalui kebiasaan yang sesuai dengan norma dan kaidah agama di Madrasah yang didalamny untuk mencapai kehidupan yang baik ditengah-tengah masyarakat dan sekitarnya. e) Implementasi konsep Jihad terhadap guru Implementasi Jihad di Madrasah adalah dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari oleh seorang guru agar selalu datang tepat waktu ketika mengajar, siap menerima gaji di bawah standar, 136 disiplin dalam mengajar dan lain-lain. Implementasi konsep Jihad yang lain, hampir sama dengan yang sebelumnya yaitu Jihad dapat diwujudkan seorang guru bagaimana dia memberikan contoh guru yang lain, sesama guru dan masyarakat sekitar yaitu dengan saling tolong menolong didalam kebaikan, dan semua itu harus di landasi dengan niat yang ikhlas dan mencari Ridho dari Allah swt. C. Hasil analisis wawncara dengan Siswa 1) Jihad menurut Siswa Setelah saya amati dari hasil wawancara ternyata saya mempunya analisis bahwa pendangan Jihad yang mempunyai arti penting bagi mereka, karena jihad mempunyai arti bersungguh di dalam belajar dan berjuang sekuat tenaga demi meraih masa depan yang lebih cerah dan lebih baik. Disamping bersunggug di dalam belajar, jihad juga diartikan oleh para siswa yaitu beryakinan apa yang dilakukan siswa nantinya akan membuahkan hasil yang maksimal, misalnya kalau belajar dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan nilai yang memuaskan dan membuat bangga orang tua. 2) Penyampaian Jihad di Madrasah Penyampian materi Jihad di Madarsah tidak serta merta anak-anak langsung di jelaskan bahwa jihad itu perang akan tetapi 137 dengan pelan-pelan seorang guru memahamkan jihad kepada siswa agar tau makna Jihad yang sebenarnya. Agar penyampaian materi Jihad dapat menarik, penyampaian guru kepada siswa agar di sesuaiakan dengan realita kehidupan siswa sehari-hari Sehingga menurut saya bahwa penyampaian konsep Jihad di Madrasah tidak langsung anak-anak di doktrin bahwa jihad itu perang dan anak-anak bisa dilibatkan dalam aktifitas kehidupan di Madrasah yang ada kaitanya dengan peran materi Jihad. 3) Penerapan konsep Jihad di Madrasah bagi Siswa Banyak sekali penerapan konsep jihad pada siswa di Madarsaah yang berkaitan dengan kajian teori, baik kehidupan di Madarsah amaupun diluar Madrasah. Salah satu penerapan konsep jihad secra langsung di Madarsah ini yiatu dengan anak-anak belajar dengan sungguhsungguh, menghormati sesama teman kelas, saling tolong menolong dan banyak lagi yang lainya. Di sini siswa mampu diarahkan untuk mengimplemntasikanya kedalam kehidupan di Madrasah. 2. Analisis hasil wawancara guru dan siswa di MTs Al-Khoiriyah Wonosekar a) Pemahaman tentang Jihad Pemahaman tentang Jihad di Madrasah yang dipahami oleh 138 guru-guru itu hasilnya berbeda-beda dan ada kesamaan makna yaitu: 1) Jihad yang disampaikan pak Zaenul adalah bersungguh-sungguh didalam memerangi kebodohan dan mengajak kepada hal yang menuju kebaikan serta tidak harus mengangkat senjata dimedan perang. 2) Jihad yang disampaikan pak Mu‟anan adalah bersungguh- sungguh melaksanakannya, dengan ketabahan dan kesabaran untuk mendapatkan ridha Allah di jalannya.supaya apa yang kita lakukan mendpatkan nilai positif untuk diri kita. 3) Jihad yang disampaikan pak Husaini adalah Jihad artinya ialah orang yang bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, baik itu tugas apapun. Sehingga dari hasil wawancara dan analisisnya apabila dihubungkan dengan konsep Jihad menurut para ahli adalah para guru bersunggu-sungguh dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik yaitu memerangi kebodohan dan mengajak kepada kebaikan didalam melaksanakan kehidupan ini. b) Analisis kajian jihad di Madrasah Dari berbagai narasumber yang pernah dilakukan ternyata teori Jihad di Madrasah memiliki arti dan peran yang sangat penting karena dari konsep Jihad itulah dapat memebentuk karakter anak didik sebagai bekal hidup mereka kelak 139 Dari kajian di Madrasah membuat anak dapat terkatih secara mental dan disiplin sehingga anak didik akan memiliki penegetahuan dari sisi intelektualitas yang bersifat duniawiyah. Dengan konsep Jihad inilah anak didik diajarkan untuk melawan hawa nafsunya. Konsep Jihad memiliki motivasi kepada anak dan juga keluarganya guna mendorong perkembangan anak didik kearah pembentukan karakter dan disiplin. c) Penjelasan Jihad terhadap siswa Yang diajarkan kepada siswa tentang pemahaman Jihad di kelas bukan hanya pemahaman bahwa jihad itu perang, akan tetapi anak-anak diajarkan konsep Jihad yang sebenarnyaadalah mempunyai positif thinking didalam memehami dan menerapkan suatu pengetahuan. Jihad bukan penyebaran Islam hanya I, semata-mata sebagaimana zaman yang banyak diartikan/identik dengan kekerasan. Akan tetapi Jihad yang sebenarnya adalah bersungguhsungguh didalam belajar sehingga pengetahuan dan karakternya akan berubah kearah yang positif. Penjelasan teori Jihad kepada siswa membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan menggunakan metode tertentu agar siswa dapat memahami arti Jihad yang sebenarnya. 140 d) Penerapan konsep Jihad di Madrasah Penerapan konsep Jihad yang dilakukan guru di kelas yaitu praktek langsung ke lapangan yang sesuai dengan kehidupan siswa di Madrasah. Dengan demikian pemahaman siswa tentang Jihad yang sebenarnya akan terbentuk melalui kebiasaan dan karakter yang sesuai mencapai dengan norma dan kaidah agama didalam rangka kehidupan yang baik ditengah-tengah masyarakat nantinya. e) Implementasi Jihad di Madrasah bagi guru-guru Implementasi Jihad di Madrasah adalah dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari oleh seorang guru agar tidak terpengaruh dengan sifat yang semata-mata diukur dengan harta duniawiyah karena jihad yang paling berat adalah kita dapat mengalahkan hawa nafsu didalam diri kita sendiri. Implementasi yang lain, Jihad dapat diwujudkan seorang guru bagaimana dia memberikan contoh kepada siswa, sesama guru dan masyarakat sekitar yaitu dengan saling tolong menolong didalam kebaikan, memberikan infaq/shodaqoh dan zakat dan amalan-amalan mu‟amalah lainya yang bertujuan untuk membangun ukhuwah dan kekuatan umat di sekitar. f) Hasil analisis wawancara dengan siswa 1) Jihad menurut siswa 141 Menurut pendangan siwsa ternyata jihad juag mempunyai arti yang penting bagi mereka, karena jihad mempunyai arti bersungguh didalam melakasanakan perintah Allah baik di Madarsah maupun di rumah, pengertian melakasankan perintah Allah di sini di dalamya adalah bersungguh-sungguh didalam belajar untuk merubah hidup dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Disamping bersunggug di dalam belajar Jihad juga diartikan oleh para siswa menghilangkan berbagai nafsu yang negatif yang ada didalam dirinya. 2) Penyampaian Jihad di Madrasah Penyampiaa materi Jihad di Madarsah tidak dapat dilepaskan dari peran seorang guru agar materi tersebut dikemas secara menarik dengan berbagai metode yang dapat diterima oleh siswa, agar penyampaian materi Jihad dapat menarik, penyampaian guru kepada siswa agar di sesuaiakan dengan realita kehidupan siswa sehari-hari Sehingga stigma bahwa Jihad adalah identik dengan kekerasan dapat disingkirkan dari alam pikiran siswa. 3) Penerapan Jihad pada siswa di Madrasah penerapan konsep Jihad pada siswa di Madarsaah memerlukan bimbingan seorang guru agar dapat dipraktekan secara langsung didalam kehidupan siswa, baik kehidupan di 142 Madarsah maupun diluar Sekolah. Penerapan konsep Jihad secara langsung di Madarsah ini yiatu dengan berbagai cara yang positif yang pada dasaranya adalah bagaimana siswa dapat berkompetisi dengan baik tidak saling mengganggu tidak saling dengki dan yang terpenting adalah bagaimana Jihad yang sebenarnya yaitu meleawan hawa nafsu masing-masing. D. Implementasi pembelajaran Jihad di Madrasah Telah diutarakan pada bab sebelumnya bahwa salah satu cakupan Jihad adalah Jihad dalam pendidikan dan pengajaran. Maksudnya, proses perjuangan menegakkan Agama Allah dengan menggunakan sarana pendidikan dan segala perlengkapannya yang sudah dilakukan oleh Guru-guru Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen kabupaten Demak. Pendidikan diartikan sebagai proses transformasi pengetahuan secara sempurna dan menyeluruh, termasuk teladan moral sang pendidik. Itu bukan hanya mencakup pemberian keilmuan saja, melainkan menyangkut segala aspek yang diperlukan dalam rangka membentuk pribadi-pribadi muslim yang komite pada ajaran Islam, berwawasan luas, dan memiliki ilmu yang bermanfaat menurut spesialisasinya, baik secara formal di lembaga-lembaga pendidikan dengan kurikulum yang tersusun secara terinci maupun secara informal di majelis-majelis keilmuan yang diadakan untuk memenuhi keperluan kaum muslimin. 143 Implementasi Jihad di Madrasah yang di terapkan oleh MTs Nurul Hidayah dan MTs Al-Khoiriyah itu yang terpenting didalam unsur-unsur Jihad adalah bagaimana membiasakan siswa untuk hormat kepada guru, menanmkan rasa peduli kepada sesama siswa dan belajar dengan sungguh-sungguh sebagai bekal kehidupan mereka dimasa mendatang. karena guru sebagai panutan peserta didik, guru-guru juga harus bisa menunjukkan hal-hal yang baik pada peserta didik. GuruguruMadrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen dalam menjalankan tugas sebagai pendidik beliau-beliau melaksanakan dengan niat karena Allah, juga dengan pelaksanaan yang disiplin waktu, dan beliau juga berusaha menjalankan tugasnya dengan melupakan rasa capek dan lelah, disamping itu guruguru Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen melaksanakan dengan cara seperti ini: 1. Menyampaikan materi dengan baik. 2. Menunujukkan pada peserta didik kepada hal-hal yang baik. 3. Mampu mengarahkan siswa. 4. Mendidik peserta dengan baik. 5. Menilai peserta didik. Kedudukan guru sebagai pengajar dan pembimbing tidak bisa dilepaskan dari guru sebagai pribadi. Kepribadian guru sangat mempengaruhi peranannya sebagai pendidik dan pembimbing. Dia 144 mendidik dan membimbing para siswa tidak hanya dengan bahan yang ia sampaikan atau dengan metode-metode penyampaian yang digunakannya, tetapi dengan seluruh kepribadiannya. Mendidik dan membimbing tidak hanya terjadi dalam interaksi formal, tetapi juga interaksi informal, tidak hanya diajarkan tetapi juga ditularkan. Pribadi guru merupakan satu kesatuan antara sifat-sifat pribadinya, dan peranannya sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing. Oleh karena itu Guru-guru Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen berusaha menjalankan tugasnya dengan cara bersabar dan sadar sebagai panutan beliau-beiau berusaha menahan diri dari hal-hal yang bersifat hawah nafsu yang jelek. Pekerjaan seorang guru adalah luas, yaitu untuk membina seluruh kemampuan- kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari murid sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini berarti bahwa perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalam kelas saja. Dengan kata lain, tugas dan tanggung jawab guru dalam membina murid tidak terbatas pada interaksi belajar-mengajar saja. Guru-guru Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah karangawen sadar bahwa tanggung jawabnya sangat luas maka beliau berusaha membina dan membimbing peserta didik supaya tidak menjadi sampah masyrakat, karena itu beliau mempuyai dedikasi dan loyalitas dalam membina peserta didik agar menjadi orang yang beragama bagi Negara dan mampu menjalankan 145 kehidupan dengan ajaran Islam. Setiap perubahan selalu ada dua hal yang perlu dicermati, yaitu adanya nilai atau ide, dan adanya pelaku-pelaku yang menyesuaikan diri dengan nilai nilai itu. Setiap ada usaha transformasi sosial, perlu dipahami dan disadari ada tidaknya dua syarat tersebut. Menurut ajaran Islam, syarat yang pertama telah diambil alih sendiri oleh Allah melalui petunjuk-petunjuk-Nya di dalam al-Qur‟an serta penjelasan Rasulullah saw walaupun sifatnya masih umum dan memerlukan perincian dari manusia. Sedangkan pelakunya (syarat kedua) ialah Allah dan manusia-manusia yang hidup di suatu tempat dan yang selalu terikat dengan hukumhukum masyarakat yang ditetatapkan itu. Hal itu sebagaimana terumuskan dalam surat al-Ra‟ad: 11. “… sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum (masyarakat) sampai mereka mengubah (terlebih dahulu) apa yang ada pada diri mereka (sikap mental mereka)”. (Q.S. al-Ra‟ad: 11). Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa ada dua pelaku perubahan. Pertama, perubahan masyarakat yang pelakunya adalah Allah 146 sendiri, yang terjadi secara pasti melalui hukum-hukum masyarakat, sehingga tidak memilih atau membedakan antara satu masyarakat atau kelompok dengan masyarakat/kelompok lainnya. Siapa saja yang mengabaikan-Nya akan digilasnya, sebagaimana yang terjadi kini pada masyarakat Islam yang mengingkari terhadap sebagian tugas-tugas kekhalifahannya. Kedua, perubahan keadaan diri manusia yang pelakunya adalah manusia. Manusia adalah pelaku dan pembuat sejarah, dan gerak sejarah adalah gerak menuju suatu tujuan di masa depan, dan tujuan itu sendiri harus tergambar dalam benak manusia. Artinya, ada nilai-nilai yang dihayati dan ada kehendak manusia untuk menggoalkan nilai-nilai tersebut, sehingga merupakan kekuatan pendorong untuk melakukan sesuatu. Selanjutnya perubahan yang dilakukan oleh anggota masyarakat itu harus diwujudkan dalam suatu landasan yang kokoh, sehingga perubahan tersebut dapat menciptakan arus, gelombang atau setidaktidaknya riak yang menyentuh orang lain. Jadi implementasinya dalam pembelajaran di Madrasah yaitu tidak hanya sekedar ikut perang di medan pertempuran, sebagimana yang di dengungkan banyak orang selma ini, makna Jihad lebih luas mencakup banyak aspek kehidupan sehari-hari misalnya aspek sosial, aspek pendidikan, aspek ekonomi dan lain lain sebagianya. Aspek sosial misalnya berbicara jujur dengan siapapun, berbuat 147 baik trhadap sesama, suka menolong kepada orang ang terkena musibah dan teman yang menghadapi masalah. Aspek pendidikan misalnya patuh pada guru, di siplin berangkat sekolah, tidak membolos di jam pelajaran, mendidik dengan baik, guru siap menerima bisyaroh kecil tetapi tetap semangat mengajar, membayar uang SPP dll. Aspek ekonomi misalnya, suka menabung, membelanjakan uang saku sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain. Dibawah ini bagan tentang analisis Jihad antara MTs Nurul Hidayah dan MTs Al-Khoiriyah. no MTs Nurul Hidayah 1 Pemahaman tentang Jihad 2 a. Sehingga dari hasil wawancara dan analisisnya apabila dihubungkan dengan konsep Jihad di Madrasah adalah para guru bersunggu-sungguh dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik serta mengajak orang-orang kejalan kebaikann didalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat. Kajian Jihad di Madrasah. Dengan pendidikan Islam itu sendiri, maka dari kajian di Madrasah membuat anak dapat terkatih secara mental dan disiplin sehingga anak didik akan memiliki penegetahuan dari sisi intelektualitas yang bersifat duniawiyah.sehingga anak didik terbiasa dengan karakter ada di Madrasah MTs Al-Khoiriyah Pemahaman tentang Jihad Sehingga dari hasil wawancara dan analisisnya apabila dihubungkan dengan konsep Jihad menurut para ahli adalah para guru bersunggusungguh dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik yaitu memerangi kebodohan dan mengajak kepada kebaikan didalam melaksanakan kehidupan ini. Kajian Jihad di Madrasah Konsep Jihad memiliki motivasi kepada anak dan juga keluarganya guna mendorong perkembangan anak didik kearah pembentukan karakter dan disiplin. 148 3 Penjelasan Jihad di Madrasah. Penjelasan teori Jihad kepada siswa membutuhkan waktu yang lama dan menggunakan harus bisa menggunakan banyak cara/metode tertentu agar siswa dapat memahami arti Jihad yang sebenarnya dan tergantung cara guru menjelaskannya 4 5 Penerapan konsep Jihad di Madrasah. Penjelasan Jihad di Madrasah. Yang diajarkan kepada siswa tentang pemahaman Jihad di kelas bukan hanya pemahaman bahwa jihad itu perang, akan tetapi anak-anak diajarkan konsep Jihad yang sebenarnyaadalah mempunyai positif thinking didalam memehami dan menerapkan suatu pengetahuan. Penerapan konsep Jihad di Madrasah. Penerapan konsep Jihad yang Dengan demikian pemahaman dilakukan guru di kelas yaitu siswa tentang Jihad yang banyak sekali bentuknya bisa sebenarnya akan terbentuk berupa anak untuk di latih melalui kebiasaan dan karakter disiplin dalam belajar, yang sesuai dengan norma dan mengerjakan PR dengan baik, kaidah agama didalam rangka mengucapkan salam bila mencapai kehidupan yang baik bertemu teman dan lain-lain. ditengah-tengah masyarakat Dan anak praktek langsung ke nantinya. lapangan yang sesuai dengan kehidupan siswa di Madrasah Implementasi konsep Jihad Implementasi konsep Jihad pada guru. pada guru. Implementasi Jihad di Madrasah adalah dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari oleh seorang guru agar selalu datang tepat waktu ketika mengajar, siap menerima gaji di bawah standar, disiplin dalam mengajar dan lain-lain Implementasi Jihad di Madrasah adalah dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari oleh seorang guru agar tidak terpengaruh dengan sifat yang semata-mata diukur dengan harta duniawiyah karena jihad yang paling berat adalah kita dapat mengalahkan hawa nafsu didalam diri kita sendiri 149 6 Analisis Jihad terhadap siswa. Setelah saya amati dari hasil wawancara ternyata saya mempunya analisis bahwa pendangan Jihad yang mempunyai arti penting bagi mereka, karena jihad mempunyai arti bersungguh di dalam belajar dan berjuang sekuat tenaga demi meraih masa depan yang lebih cerah dan lebih baik. Sehingga menurut saya bahwa penyampaian konsep Jihad di Madrasah tidak langsung anak-anak di doktrin bahwa jihad itu perang dan anak-anak bisa dilibatkan dalam aktifitas kehidupan di Madrasah yang ada kaitanya dengan peran materi Jihad. Banyak sekali penerapan konsep jihad pada siswa di Madarsaah yang berkaitan dengan kajian teori, baik kehidupan di Madarsah amaupun diluar Madrasah. Analisis Jihad terhadap siswa. Menurut pendangan siwsa ternyata jihad juag mempunyai arti yang penting bagi mereka, karena jihad mempunyai arti bersungguh didalam melakasanakan perintah Allah baik di Madarsah maupun di rumah, pengertian melakasankan perintah Allah di sini di dalamya adalah bersungguh-sungguh didalam belajar untuk merubah hidup dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. BAB VI PENUTUP A. Simpulan Akhirnya, Setelah membahas secara menyeluruh dalam bab demi bab dengan judul "Konsep Jihad dan Implementasinya terhadap pembelajaran di Madrasah(Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah al-Khoiriyah Karangawen Demak)” dapatlah diambil kesimpulan pembahasan sebagai berikut ini: 1. Konsep Jihad dalam Islam pandangan dari Guru-guru di Madrasah Nurul Hidayah dan Madrasah Al-Khoiriyah Karangawen Demak mempunyai banyak makna yang mencakup sejak dari sejak berjuang mengangkat senjata dalam peperangan sampai berjuang melawan hawa nafsu. Namun semua Guru-guru di Madrasah Nurul Hidayah dan Madrasah AlKhoiriyah Karangawen Demak sepakat memahami Jihad sebagai berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memerangi kebodohan atau suatu seruan kepada agama yang hak dan benar-benar harus diamalkan. Jihad artinya bersungguh-sungguh/perjuangan, dan perjuangan tersebut bisa dilakukan dengan tangan atau lisan untuk mempertahankan agama Allah Swt termasuk di dalamnya sebagai perjuangan untuk memerangi ketertinggalan dan kebodohan (dunia pendidikan). 150 151 2. Guru-guru di Madrasah Nurul Hidayah dan Madrasah Al-Khoiriyah Karangawen Demak berusaha menerapkan konsep jihad didalam kehiduapan di Madrasah banyak sekali bentuknya yang dapat di implementasikan kedalam kehidupan sehari-hari. 3. Diharapkan siswa-siswa di Madrasah Nurul Hidayah dan Al-Khoiriyah dapat melaksanakan teori konsep jihad didalam kelas maupun diluar kelas, sehingga nantinya anak-anak mampu menerapkan didalam kehidupan di rumah dan lingkungan sekitar. B. Saran-Saran Setelah meneliti tentang “Konsep Jihad dan Implementasinya terhadap pembelajaran di Madrasah (Studi kasus apa Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah dan Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyah Karangawen Demak)”, dapatlah penulis mengajukan beberapa saran berikut ini. 1. Untuk Semua guru, agar pembelajaran Jihad di Madrasah dapat diImplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari secara baik sehingga anak-anak menjadi anak yang berakhlakul karimah. Yang nantinya Agar mereka selalu mengkaji secara kritis pemikiran-pemikiran yang ditawarkan oleh para ahli pendidikan Islam, untuk kemudian dilakakukan pengembangan-pengembangan agar menjadi teori yang relevan dengan kebutuhan zaman dan semoga mampu untuk masuk didalam kurikulum 2013, yang salah satunya ada pembelajaran budi pekerti. 2. Kepada para siswa agar senantiasa membiasakan perilaku yang bersifat positif dan mampu menerapkan kajian konsep Jihad didalam kehidupan 152 sehari-hari di rumah maupun dilingkungan sekitar agar mampu membuat perubahan didalam perilaku yang kurang baik menjadi perilaku budi pekerti yang lebih baik. Amin. 153 DAFTAR PUSTAKA Azzam Abdullah. Fi al-Tarbiyah al-Jihadiyah wa al-Bina. Peshwar Pakistan: Maktabah Khidmat al-Mujahiddin, 1990. Azzam Abdullah. Perang Jihad Di Jaman Modern. Gema Insani Pres, Jakarta, 1992. Asqolani. Fathul Baari Syarh Shahih Al-Bukhari. Terj.Amiruddin, Jakarta, Pustaka Azzam, 2006. Aly Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta: logos, 1999. Azis Khalid Abdul. “Konsep Jihad Menurut Taqiyuddin al-Nabhani; Sebuah Kajian Hermeneutik”, (Semarang: Tesis Perpustakaan Pascasarjana IAIN Walisongo, 2003). Azwar Saifuddin. Metodologi Penelitian, Yogjakarta. Pustaka Pelajar, 2007. Arikunto Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi. Cet. IV, Jakarta, Bumi Aksara, 2003. Alam Zafar. Education Interaksi Early Islamic Periode. Delhi: Markazi Maktaba Islami Publishers, 1997. Baqi Ramadhun Abdul. Jihad Jalan Kami. Terj., Imam Fajarudin. Solo: Era Intrmedia, 2002. Burhanudin Asep. Jihad Tanpa Kekerasan. Yogjakarta, PT LkiS Pelangi Aksara, 2005. Baidhawy Zakiyuddin. Konsep Jihad dan Mujahid Damai. Kementrian Agama 154 Republik Indonesia Diroktorat Jenderal Pendidikan Islam Diroktorat Pendidikan Tinggi Islam, Jakarta Pusat, 2012. Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta, PT Raja Grafindo persada, 2011. Bakar al-Mascaty Himy. Panduan Jihad untuk Aktivitas Gerakan Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahan, Jakarta, Danakarya. Mekar Surabaya, 2004. Chirzin Muhammad. Jihad dalam al-Qur‟an; Telaah Normatif, Historis, dan Prospektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Esposito John.L. Ensikopledi Oxford Dunia Islam Modern jilid 3. Mizan, Bandung, 2002. Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 2006. Hill Winfred f. Teori-Teori Pembelajaran. Bandung, Nusa Media, 2009. Hamalik Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Hadi Sutrisno. Metodologi Research jilid 1. Yogyakarta : Andi Offset, 2000. Hadi Sutrisno. Metodelogi Research Jlid 2. Andi Ofset, Yogyakarta, 2001. Musthafa al-Maraghi Ahmad. Tafsir Al- Maraghi. Semarang, Toha Putra, 1984. Mazhahiri Husain. Menelusuri Makna Jihad. Dari Sudut Pandang Akhlak Sampai Kajian Sufistik. Jakarta: Lentera, 2000. Marijan Kacung. “Terorisme dan Pesantren; Suatu Pengantar”, dalam Muhammad Asfar (Ed.), Islam Lunak, Islam Radikal; Pesantren, Terorisme dan Bom Bali, Surabaya: Pusdeham dan JP Press, 2003. 155 Mastuki, dkk. Menelusuri Pertumbuhan Madrasah di Indonesia, Jakarta, Dirjen Bagais Depag RI, 2000. Mansur Sutan. Jihad. Panji Masyarakat, Jakarta,1982. Nurmaliyah, Perencanaan Pembelajaran, Malang, UIN-Maliki Press, 2010. Nasution, Didaktik Azas-Azas Mengajar I, Bandung, Jemmars, 1984. Rahardjo M. Dawam. Ensiklopedi Al-Qu‟an, Tafsir Sosial Berdasarkan KonsepKonsep Kunci, Jakarta: Paramadina, 1996. Rohimin, Jihad makna dan hikmah, Jakarta, Erlangga, 2006. Saleh Abdurahman. Penyelenggaraan Madrasah. Jakarta,Darma Bakti,1984. Samudra Imam. Aku melawan Teroris. Solo, Jazera, 2004. Salenda Kasjim, Terorisme dan Jihad. Dalam Persepektif Hukum Islam. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009. Samir Al-Munir Mahmud. Guru Teladan di Bawah Bimbingan Allah. Jakarta: Gema Insani Press, 2004. Shihab M.Quraish. Wawasan Al-Qur‟an : Tafsir Maudhu‟i atas Berbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1996. Sukmadinata Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda Karya, 2003. Suryabrata Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2010. Tim Penyusun Kamus Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: 156 Balai Pustaka, 1994. Uno Hamzah B. Profesi Kependidikan. Jakarta, PT Bumi Aksara, 2007. Webster Merriam. Webster‟s Third New International Dictionary and Seven Language Dictionary Encyclopedia Britannica. America, Volume II H to R, 1961. Yamin Martinis. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta, GP Press, 2008. Zakaria Abu. Riadhus Shalihin terjemahan. Bandung, PT Al-Ma‟arif, 1976. 157 LAMPIRAN-LAMPIRAN 158 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ALI IMRON, S.Pd.I NIM : M1.12.002 Tempat/Tanggal Lahir: Demak, 22 Februari 1986 Alamat : Jl. Mragohayu Mbalong, Kec. Karangawen, Kab. Demak. Pendidikan : 1. SD Margohayu 1 (2000) 2. MTs Taqwiyatul Wathon (2003) 3. MA Taqwiyatul Wathon (2006) 4. SI PAI STAIN SALATIGA (2010) 5. S2 PPs STAIN SALATIGA. Masuk (2012) Salatiga, 10 Oktober 2014 Penulis, Ali Imron NIM.M1.12.002 159 PEDOMAN WAWANCARA BEBAS KEPADA GURU TENTANG KONSEP JIHAD DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN DI MADRASAH TAHUN 2014 I. Petunjuk Umum Tujuan penelitian ini adalah semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendiidkan di Indonesia pada umumnya. Sedangkan titik beratnya di khususkan padamateri konsep Jihad di Madrasah. Dalam mengisi wawancara tes ini anda tidak perlu ragu-ragu, karena hasilnya tidak mempengaruhi apapun pada diri anda. Jawablah dengan jujur sesuai dengan hati nurani anda. Jawablah dengan perasaan bebas, jangan menjawab apa yang sebaiknya namun jawablah sesuai apa adanya. Tidak ada jawaban yang salah, jawaban anda semua benar apa adanya. Kami akan menjamin kerahasiaannya. A. IDENTITAS NARASUMBER Nama : ………………………………………… Tempat / Tanggal Lahir : ………………………………………… Jenis Kelamin : ………………………………………… Umur : ..………………………………………. Nama Instasi : ………………………………………… Alamat Rumah :.................................................................... No Telp/HP :.................................................................... 160 II. Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kenyataan dan keadaan yang ada. 1. Apa yang anda ketahui tentang Jihad ? 2. Bagaimana cara anda menjelaskan materi konsep Jihad kepada siswa ? 3. Seberapa mendalam materi Jihad di Madrasah ? 4. Bagaimana cara anda menerapkan konsep Jihad di Madrasah pada para siswa ? 5. Bagaimana cara anda mengimplementasikan konsep Jihad dalam kehidupan sehari-hari ? 161 PEDOMAN WAWANCARA BEBAS KEPADA SISWA TENTANG KONSEP JIHAD DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN DI MADRASAH TAHUN 2014 I. Petunjuk Umum Tujuan penelitian ini adalah semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendiidkan di Indonesia pada umumnya. Sedangkan titik beratnya di khususkan tentang pemahaman para siswa terhadap konsep Jihad yang benar dan sesuai dengan nilai-nilai pendidikan di Indonesia. Dalam mengisi wawancara tes ini anda tidak perlu ragu-ragu, karena hasilnya tidak mempengaruhi apapun pada diri anda. Jawablah dengan jujur sesuai dengan hati nurani anda. Jawablah dengan perasaan bebas, jangan menjawab apa yang sebaiknya namun jawablah sesuai apa adanya. Tidak ada jawaban yang salah, jawaban anda semua benar apa adanya. Kami akan menjamin kerahasiaannya. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia pada lembar jawaban yang sudah disiapkan. B. IDENTITAS NARASUMBER Nama : ………………………………………… Tempat / Tanggal Lahir : ………………………………………… Jenis Kelamin : ………………………………………… Umur : ..………………………………………. Nama Madrasah : ………………………………………… 162 Alamat Rumah :.................................................................... II. Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kenyataan dan keadaan yang ada. Hari/Tgl Wawancara : Tempat wawancara : 1. Pernahkah anda mendengar tentang Jihad ? 2. Apa yang anda ketahui tentang konsep Jihad ? 3. Pernahkah guru anda menyampaikan materi tentang Jihad di kelas ? 4. Bagaimana penyampaian guru anda tentang materi Jihad ? 5. Bagaimana cara anda mengimplementasikan konsep Jihad di Madrasah maupun di rumah ? 163 Struktur Organisasi MTs Nurul Hidayah Margohayu kecamatan Karangawen kabupaten Demak Depdikbub Departemen Agama Yayasan Nurul Hidayah Kepala Madrasah Tsnawiyah Masduki, S.Ag, M.Pd.I Wk. Kurikulum Wk. Sarana Prasarana Wali Kelas Lembaga Pendidikan Islam Tata Usaha Muqorrobin,S.Pd.I Wk Kesiswaan Wali Kelas Dewan Guru Siswa Wk. Humas Wali Kelas 164 Bagan Organisasi MTs Al-Khoiriyah Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2014 Ketua yayasan KOMITE MADRASAH Ur. KURIKULUM Sie Olah Raga Dan UKS TATA USAHA Ur KESISWAAN Sie Kesenian DanMading Ur SARPRAS Sie Drum Band Dan PKS Sie Pramuka Pi Dan PMR Ur HUMAS Sie Keagamaan Wali Kelas Dewan Guru Peserta Didik MTs Al-Khoiriyah Wonosekar Keterangan = = Garis Intruksional = Garis Koordinasi Sie Pramuka Pa 165 FOTO-FOTO WAWANCARA PADA MTs NURUL HIDAYAH DAN MTs AL-KHOIRIYAH 2014 Wawancara dengan bapak Slamet,S.Ag 166 Wawancara dengan bapak Solikin, S.Pd.I Wawancara dengan ibu Alwahidah, S.Pd.I Wawancara dengan siswa 167 Wawancara dengan guru di MTs Nurul Hidayah 168 169 170 Ayat-ayat dasar Jihad Q.S.Al-Maidah/5:53 Q.S.Al-An‟am/6:109 Q.S.An-Nahl/16:38 Q.S. An-Nukr/24:53 Q.S.Al-Fathir/35:42 QS.At-Taubah 9:79