nota kesepahaman antara direktorat jenderal bea dan cukai
Transcription
nota kesepahaman antara direktorat jenderal bea dan cukai
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN ADMINISTRASI PABEAN PAPUA NEW GUINEA NEGARA PAPUA NEW GUINEA MERDEKA TENTANG BANTUAN ADMINISTRATIF TIM BAL BALIK DI BIDANG PABEAN Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Departemen Keuangan Republik lndon,sia dan Administrasi Pabean Papua New Guinea Negara Papua New Guinea Mer~eka adalah Para Pihak dalam Nota Kesepahaman ini, Menimbang- bahwa pelanggaran terhadap perundang-undangan pabean merusak kepentingan ekonomi, perdagangan , keuangan, sosial dan budaya; Menimbang pentingnya ketepatan penetapan bea masuk dan pajak pajak lainnya yang dipungut saat impor atau ekspor dan menjamin penerapao yang tepat atas tindakan-tindakan penegakan atas larangan, pembatasan dan pengawasan; Mengakui perlunya kerjasama internasional dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan penerapan dan penegakan perundang-undangan Pabean; Meyakini bahwa tindakan atas pelanggaran-pelanggaran kepabeanan dapat dilakukan secara lebih efektif melalui kerjasama yang erat antara Admi nistrasi Pabean yang didasari atas ketentuan peraturan yang jelas; Memperhatikan ketentuan-ketentuan Customs Co-operation Council yang sesuai khususnya Rekomendasi tentang Bantuan Administratif Timbal Balik tanggal 5 Oesember 1953; Memperhatikan juga konvensi-konvensi internasional mengenai larangan- larangan, pembatasan-pembatasan dan tindakan-tindakan khusus mengenai pengawasan atas barang-barang tertentu; Melaksanakan Perjanjian Saling menghormati, persahabatan dan kerjasama antara Republik Indonesia dengan Negara Papua New Guinea merdeka, ditanda tangani di Port Moresby tanggal 27 Oktober 1986; Menunjuk Perjanjian Dasar antara Republik Indonesia dengan Pemerintah Papua New Guinea tentang Pengaturan Perbatasan, ditandatangani di Port Moresby tanggal 11 April 1990; Sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing Negara; telah menyepakati hal-hal sebagai berikut : 2 BAB 1 Pengertian-Pengertian Pasal 1 Untuk keperluan Nota Kesepahaman ini : 1. "Administrasi Pabean" berarti : untuk Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Departemen Keuangan , dan Administrasi Pabean Papua New Guinea untuk Negara Papua New Guinea Merdeka; 2. "Perundang-undangan Pabean" berarti : peraturan perundang - undangan dan ketentuan - ketentuan administratif yang berlaku atau dapat diterapkan oleh Administrasi Pabean yang berhubungan dengan impor, ekspor, transshipment, transit, penyimpanan dan pergerakan barang-barang, termasuk peraturan perundang -undangan dan ketentuan - ketentuan administratif yang berhubungan dengan tindakan - tindakan pelanggaran, pembatasan dan pengawasan; 3. "Pelanggaran Pabean" berarti : setiap pelanggaran atau percobaan pelanggaran atas perundang-undangan Pabean; 4. "Orang" berarti : keduanya baik perseorangan maupun badan hukum; 5. "Data Pribadi" berarti : data mengenai identitas atau dapat dikenalinya orang; 3 : 6. "lnformasi" berarti : setiap data, baik diproses atau dianalisis atau tidak, dan dokumen-dokumen, laporan-laporan, serta komunikasi lainnya dalam format apapun termasuk elektronik, atau copy daripadanya yang disertifikasi atau yang disahkan; 7. "Pejabat" berarti : setiap pejabat bea dan cukai yang ditunjuk oleh Administrasi Pabean; 8. "Administrasi Peminta" berarti Administrasi Pabean yang meminta bantuan; 9. "Administrasi Diminta" berarti Administrasi Pabean yang dimintakan bantuan. BABll Lingkup Nota Kesepahaman Pasal2 1. Masing-masing Administrasi Pabean saling memberikan bantuan administratif berdasarkan persyaratan dalam Nota Kesepahaman ini, untuk menerapkan perundang-undangan pabean yang tepat dan untuk pencegahan, penyidikan, dan pemberantasan terhadap pelanggaran-pelanggaran pabean. 2. Seluruh bantuan dalam Nota Kesepahaman ini oleh Administrasi Pabean akan diberikan sesuai dengan perundang-undangan nasional dan ketentuan administratif mereka serta dengan batas kemampuan dan ketersediaan sumber daya Adm inistrasi Pabean. 4 3. Nota Kesepahaman ini hanya dimaksudkan untuk bantuan administratif timbal balik antara Para Pihak; Ketentuan-ketentuan Nota Kesepahaman ini tidak memberikan hak kepada siapapun untuk menghalangi pelaksanaan sebuah permintaan. BAB Ill Lingkup Bantuan Pasal3 lnformasi Untuk Penerapan Dan Penegakan Perundang-Undangan Pabean 1. Administrasi-administrasi permintaan atau atas Pabean saling inisiatif sendiri, memberikan informasi baik yang atas membantu memastikan ketepatan penerapan perundang-undangan Pabean dan pencegahan, penyidikan dan pemberantasan pelanggaran pabean. lnformasi tersebut meliputi : a) teknik penegakan perundang-undangan Pabean yang baru yang telah dibuktikan efektifitasnya; b) kecenderungan, alat-alat atau metode-metode baru dalam pelanggaran pabean; c) barang-barang yang diketahui sebagai subjek pelanggaran pabean, seperti alat transportasi dan metode penyimpanan yang digunakan terhadap barang tersebut; 0 5 2. Setiap Administrasi Pabean, dalam melakukan penyelidikan dalam wilayah nasionalnya atas nama Administrasi Pabean lain, menggunakan seluruh cara yang ada untuk memberikan bantuan yang dimintakan . 3. Atas permintaan, Administrasi Diminta harus memberikan seluruh informasi tentang perundang-undangan Pabean dan prosedur-prosedur yang dapat diterapkan oleh Administrasi Pabean dan yang sesuai untuk penyelidikan sehubungan dengan pelanggaran pabean. BABIV Hal-Hal Khusus Dari Bantuan Pasal4 lnformasi Berhubungan Dengan Pelanggaran Pabean 1. Administrasi pabean saling memberikan, baik atas permintaan atau atas inisiatif sendiri, informasi mengenai transaksi, yang direncanakan, yang sedang berlangsung atau telah selesai, yang merupakan atau diduga merupakan pelanggaran pabean. 2. Dalam kasus serius yang dapat menyebabkan kerusakan mendasar pada perekonomian, kesehatan masyarakat, keamanan umum atau kepentingan utama lainnya dari para Adminstrasi Pabean, Administrasi Pabean jika memungkinkan menyediakan informasi atas inisiatif sendiri dengan segera. 6 Pasal5 lnformasi Khusus Atas permintaan, Administrasi Diminta, berdasarkan perundang-undangan nasional dan ketentuan administratifnya, harus memberikan kepada Administrasi Peminta, informasi yang berhubungan dengan : a) apakah barang-barang yang diimpor ke dalam wilayah Admi nistrasi Peminta telah sah secara hukum diekspor dari wilayah Administrasi Diminta; b) apakah barang-barang yang diekspor dari wilayah Admin istrasi Peminta telah sah secara hukum diimpor ke dalam wilayah Administrasi Diminta dan, jika ada, berdasarkan prosedur pabean mana barang-barang itu diproses. Pasal6 Surveillance dan lnformasi Atas permintaan, Administrasi Diminta harus, dengan keterbatasan kemampuan dan sumber daya tersedia, melakukan yang surveillance khusus dan memberikan informasi atas : a. barang-barang yang sedang dalam perjalanan atau dalam tempat penyimpanan yang diketahui digunakan atau diduga digunakan untuk pelanggaran pabean dalam wi layah Administrasi Peminta; 7 c b. alat transportasi yang diketahui digunakan atau diduga digunakan untuk pelanggaran pabean di wilayah Administrasi Peminta; c. tempat-tempat yang diketahui digunakan atau diduga digunakan untuk pelanggaran pabean di wilayah Administrasi Peminta; d. orang-orang yang melakukan atau diduga melakukan pelanggaran pabean dalam wilayah Administrasi Peminta, terutama pergerakan masuk dan keluar wilayah Administrasi Diminta. BABV lnformasi Pasal7 1. lnformasi asli hanya dapat dimintakan dalam hal di mana copy dokumen tidak cukup, dan harus dikembalikan pada kesempatan pertama. Hak-hak Administrasi Diminta atau hak-hak pihak ketiga sehubungan dengan hal tersebut tetap tidak terpengaruh. 2. lnformasi yang dipertukarkan sesuai Nota Kesepahaman ini harus disertai dengan semua informasi yang relevan untuk interpretasi dan pemakaiannya. 8 BABVI Tenaga Ahli dan Saksi Pasal8 Atas permintaan, Administrasi Diminta dapat memberikan wewenang kepada para pejabatnya untuk hadir dalam persidangan atau pengadilan dalam wilayah Administrasi Pabean lainnya sebagai tenaga ahli atau saksi dalam suatu pelanggaran pabean. BAB VII Penyampaian lnformasi Pasal9 1. Permintaan bantuan menurut Nota Kesepahaman ini harus disampaikan secara langsung kepada Administrasi Pabean. Permintaan harus dibuat dalarn bentuk tertulis atau secara elektronik, dan harus dilengkapi dengan informasi yang dianggap berguna sesuai dengan permintaan. Administrasi Pabean Diminta boleh meminta konfirmasi tertulis dari permintaan yang diajukan secara elektronik. Apabila keadaan mengharuskan, permintaan juga boleh dibuat secara lisan. Permintaan yang demikian harus segera dikonfirmasikan secara tertulis termasuk melalui faksimili sesegera mungkin. 9 2. Permintaan yang dibuat berdasarkan ketentuan ayat 1 pasal ini, harus memasukkan rincian sebagai berikut : (a) nama Administrasi Peminta; (b) issue bidang pabean, jenis bantuan yang dimintakan dan alasan permintaan tersebut; (c) gambaran ringkas kasus yang sedang ditangani dan elemen administratif serta hukumnya; (d) nama, tanggal lahir dan alamat dari orang yang berhubungan dengan permintaan tersebut, jika diketahui. 3. Apabila Administrasi Peminta meminta bahwa suatu prosedur atau metodologi tertentu harus diikuti, Administrasi Diminta harus memenuhi permintaan tersebut sesuai dengan hukum nasional dan ketentuan-ketentuan administratifnya. 4. lnformasi seperti disebutkan dalam Nota Kesepahaman ini harus dikomunikasikan kepada para pejabat yang secara khusus ditunjuk untuk maksud tersebut oleh setiap Administrasi Pabean. Daftar para pejabat tersebut harus disampaikan kepada Administrasi Pabean sesuai dengan pasal 18 Nota Kesepahaman ini. 10 BAB VIII Pelaksanaan Permintaan Pasal10 Cara Mendapatkan lnformasi 1. Jika Administrasi Diminta tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan, la harus berinisiatif melakukan penyelidikan untuk mendapatkan informasi tersebut sesuai dengan hukum nasional dan ketentuan-ketentuan administratifnya. 2. Jika Administrasi Diminta tidak memiliki wewenang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, ia boleh, disamping menunjukkan otoritas mana yang berwenang, juga meneruskan permintaan tersebut kepada otoritas yang berwenang tersebut. Pasal 11 Kehadiran Pejabat Dalam Wilayah Pihak Lain Atas permintaan tertulis, para pejabat yang ditunjuk secara khusus oleh Administrasi Peminta untuk kepentingan penyidikan pelanggaran pabean, dengan kewenangan dari Administrasi Diminta dan dalam kondisi tertentu boleh melakukan: (a) pemeriksaan dokumen-dokumen, dan informasi lainnya ya ng terkait dengan pelanggaran pabean dikantor-kantor dari Administrasi Diminta dan salinan dari padanya ; (b) hadir selama penyidikan dilaksanakan oleh Administrasi Diminta dalam wilayah Administrasi Diminta dan sesuai dengan Administrasi Peminta. II Pasal12 Kehadiran Pejabat Administrasi Peminta Atas Undangan Administrasi Diminta Apabila Administrasi Diminta menganggap bahwa kehadiran Pejabat Adm inistrasi Peminta berguna atau diperlukan, sesuai dengan permintaan, permintan bantuan dilakukan harus memberitahukan kepada Administrasi Peminta. Pasal 13 Kunjungan Pejabat 1. Ketika para pejabat Administrasi Pabean hadir dalam wilayah Administrasi Pabean lain dalam rangka Nota Kesepahaman ini, mereka harus dapat sepanjang waktu memberikan bukti kapasitas kepejabatan mereka. 2. Para pejabat yang ditunjuk secara khusus oleh Administrasi Peminta yang hadir dalam wilayah Administrasi Diminta, sebagaimana disebut dalam pasal 11 dan 12, hanya mempunyai peran sebagai penasehat saja. 3. Mereka akan mendapat perlindungan yang memadai dari pejabat Administrasi Pabean lain untuk diberikan keleluasaan oleh perundangundangan yang berlaku di sana, dan bertanggung jawab untuk setiap pelanggaran yang mereka lakukan selama berada di sana. 12 BABIX Kerahasiaan lnformasi Pasal14 1. Setiap informasi yang diterima dalam kaitan dengan Nota Kesepa haman ini harus digunakan hanya oleh Administrasi Pabean dan semata-mata untuk tujuan Nota Kesepahaman ini kecuali dalam hal mana Administrasi Pabean yang memberikan informasi telah memberikan kewenangannya untuk digunakan oleh otoritas-otoritas lain atau untuk tujuan-tujuan lain. 2. Setiap informasi yang diterima dalam kaitan dengan Nota Kesepahaman ini harus diperlakukan secara rahasia dan setidak-tidaknya menjadi subjek yang harus dilindungi dan dijaga kerahasiaannya seperti halnya informasi dalam perundang-undangan nasional dari Administrasi Pabean di mana ia diperoleh. BABX Perlindungan Data Pribadi Pasal15 1. Pertukaran data pribadi dalam Nota Kesepahaman ini tidak dimulai sampai Para Pihak saling menyetujui bahwa setiap data tersebut diberikan tingkat perlindungan yang memadai sesuai persyaratan perundang-undangan nasional Administrasi Pabean yang memberikan, sesuai dengan pasal 18 Nota Kesepahaman ini. 2. Dalam konteks pasal ini, Para Pihak harus saling memberikan peraturan yang relevan mengenai perlindungan data pribadinya. 13 BABXI Pembebasan Pasal16 1. Apabila bantuan dalam Nota Kesepahaman ini melanggar kedaulatan, keamanan, kebijakan publik, atau kepentingan nasional mendasar lainnya dari satu Administrasi Pabean, atau merusak kepentingan perdagangan atau kepentingan professional yang sah, bantuan tersebut dapat ditolak atau diberikan dengan syarat atau kondisi seperti yang dikehendaki oleh Administrasi Diminta. 2. Apabila Administrasi Peminta tidak dapat memenuhi permintaan yang serupa dibuat oleh Administrasi Diminta, hal itu harus dinyatakan pada permintaan tersebut. Pemenuhan setiap permintaan harus menurut kebijakan Administrasi Diminta. 3. Bantuan dapat ditunda jika terdapat alasan-alasan yang dapat dipercaya bahwa bantuan tersebut mencampuri penyidikan, penuntutan atau proses pengadilan yang sedang berlangsung. Dalam hal tersebut Administrasi Diminta akan berkonsultasi dengan Administrasi Peminta untuk menentukan apakah bantuan dapat diberikan dengan syarat atau kondisi yang dikehendaki oleh Administrasi Diminta. 4. Apabila bantuan ditolak atau ditunda, alasan-alasan penolakan atau penundaan harus diberikan. 0 14 BAB XII Biaya-Biaya Pasal 17 1. Tunduk pada ayat 2 dan 3 dari pasal ini, Administrasi-Administrasi Pabean akan menghapuskan seluruh tagihan-tagihan untuk pembayaran kembali biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan Nota Kesepahaman ini. 2. Ongkos-ongkos dan tunjangan-tunjangan yang dibayar untuk tenaga ahli dan saksi, dan juga biaya penterjemah dan interpreter, yang bukan pegawai pemerintah , harus ditanggung oleh Administrasi Peminta. 3. Jika ongkos-ongkos cukup besar jumlahnya atau bersifat luar biasa dibutuhkan untuk melaksanakan permintaan, para Adminstrasi Pabean harus berkonsultasi untuk berdasarkan mana menentukan syarat-syarat dan kondisi-kondisi permintaan dilaksanakan, termasuk biaya-biaya mana yang dapat ditanggung. BAB XIII Pelaksanaan Dan Pemberlakuan Nota Kesepahaman Pasal 18 Administrasi-Administrasi Pabean harus secara bersama memutuskan rencana terperinci untuk memfasilitasi pelaksanaan Nota Kesepahaman ini 15 BAB XIV c 0 0 Wilayah Pemberlakuan Pasal 19 Nota Kesepahaman ini diberlakukan dalam wilayah kedua Pihak sebagaimana ditetapkan dalam hukum nasional dan ketentuan-ketentuan administratif mereka. BAB XV Penyelesaian Sengketa Pasal20 1. Administrasi-administrasi pabean harus berupaya memecahkan sengketa atau kesulitan-kesulitan lainnya mengenai penafsiran atau penerapan Nota Kesepahaman ini. 2. Sengketa atau kesulitan-kesulitan yang tidak terselesaikan akan diselesaikan melalui jalur diplomatik. BAB XVI Ketentuan Akhir Pasal21 Pemberlakuan Nota Kesepahaman ini berlaku sejak penandatanganan. 16 Pasal22 Jangka Waktu Dan Berakhirnya 1. Nata Kesepahaman ini berlaku dalam jangka waktu lima (5) tahun dan akan diperpanjang lima (5) tahun pada periade berikutnya, kecuali salah satu pihak akan mengakhirinya maka harus memberi pemberitahuan tertulis pada pihak lain setidak-tidaknya enam (6) bulan sebelum berakhir. 2. Berakhirnya Nata kesepahaman baru berlaku tiga bulan sejak tanggal pemberitahuan pengaduan kepada Administrasi Pabean lainnya. Pengakhiran Nata Kesepahaman ini tidak akan mempengaruhi penyelesaian setiap kegiatan yang sedang berjalan yang disetujui Para Pihak berdasarkan Nata Kesepahaman ini. Pasal23 Tinjauan Administrasi Pabean akan bertemu untuk meninjau kembali Nata Kesepahaman ini atas permintaan atau setelah berakhir 5 tahun sejak tanggal pemberlakuan, kecuali jika mereka saling memberitahukan secara tertulis bahwa peninjauan seperti itu tidak dibutuhkan. Sebagai bukti, yang bertanda tangan dibawah ini telah menandatangani Nata Kesepahaman ini. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal dua puluh tiga bulan Nopember tahun dua ribu lima, dalam rangkap dua dalam Bahasa lnggris, kedua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama. Untuk Untuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Administrasi Pabean Oepartemen Keuangan Negara Papua New Guinea Merdeka Republik Indonesia Signed Signed Eddy Abdurrachman Paul lramu Direktur Jenderal Acting Komisioner Pabean Atas nama Komisioner Jenderal Komisi Penerimaan Internal 18 TAMBAHAN PRINSIP-PRINSIP DASAR PERLINDUNGAN DATA 1. Data Pribadi yang melalui proses otomatis harus : (a) didapat dan diproses secara fair dan berdasarkan hukum ; (b) disimpan untuk tujuan-tujuan khusus dan sah, dan tidak digunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak sesuai dengan itu ; (c) memadai, relevan , dan tidak terlalu banyak dalam hubungannya dengan tujuan penyimpanan data tersebut ; (d) akurat, dan bilamana dibutuhkan, selalu diperbaharui; (e) dipelihara dalam suatu bentuk yang membolehkan identifikasi data dimaksud untuk dihapuskan jika sudah tidak berguna untuk disimpan. 2. Data pribadi yang mengungkap latar belakang ras, opini politik atau keagamaan, atau kepercayaan lainnya, sebagaimana juga data pribadi mengenai kesehatan atau kehidupan seksual, dapat tidak diproses secara otomatis, kecuali hukum nasional menyediakan perlindungan yang memadai. Hal yang sama juga harus dilakukan terhadap data pribadi yang berhubungan dengan tuduhan kriminal. 3. Tindakan keamanan yang memadai harus diambil sebagai perlindungan terhadap data pribadi yang disimpan didalam file data otomatis untuk menghindari perusakan yang tidak sah atau hilang secara tidak sengaja, juga terhadap akses liar, pengubahan, atau penyebaran secara tidak sah. 4. Setiap orang harus dapat : (a) menjaga keberadaan file data otomatis, tujuannya, begitu juga identitas dan kebiasaan, tempat tinggal atau kantor utama kegiatan bisnis orang yang mengontrol file ; 19 (b) memperoleh data pribadi yang berhubungan dengannya, baik yang disimpan dalam file data otomatis maupun komunikasi data dalam bentuk yang dapat dimengerti, dalam periode waktu yang wajar dan tanpa penundaan yang berlebihan atau tanpa konfirmasi yang membutuhkan biaya. (c) memperoleh, jika terjadi, pembetulan atau penghapusan data jika data tersebut telah diproses secara melawan hukum nasional yang memberi akibat kepada prinsip-prinsip dasar yang telah diatur dalam prinsip no. 1 dan 2 Tambahan ini; (d) melakukan perbaikan data jika suatu permohonan atau, jika terjadi, konfirmasi, pembetulan atau penghapusan sebagaimana dimaksud ayat (b) dan (c) dari prinsip ini tidak dipenuhi. 4.1. Tidak ada pengecualian terhadap ketentuan-ketentuan no.1, 2 dan 4 dari Tambahan ini yang diperbolehkan, kecuali dalam batasan yang ditentukan dalam prinsip-prinsip ini. 4.2. Pengurangan dari ketentuan prinsip-prinsip no.1, 2 dan 4 dari Tambahan ini diperbolehkan jika pengurangan tersebut tercantum dalam Undang-undang dari Administrasi Pabean dan merupakan tindakan yang diperlukan didalam sebuah masyarakat demokratis dalam kepentingannya untuk : (a) melindungi keamanan negara, keselamatan masyarakat, kepentingan keuangan negara, atau menekan pelanggaran kriminal ; (b) melindungi data dimaksud atau hak dan kebebasan orang lain. 4.3. Pembatasan dalam rangka pelaksanaan hak yang tercantum dalam prinsip no.4, ayat (b), (c) dan (d) dari Tambahan ini dapat dilindungi oleh hukum sebagai penghargaan terhadap file data pribadi otomatis yang digunakan sebagai data statistik atau untuk tujuan riset ilmiah dimana sudah jelas tidak terdapat resiko penyalahgunaan terhadap kerahasiaan data tersebut. 20 c MEMORAftOUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE DIRECTORATE GENERAL OF CUSTOMS AND tiXCISE MINISTRY OF FINANCE OF THI= REPUBLIC OF INDONESIA AND . PAPUA NEW GUIN~A CU~TQMS SERVICE OF THE INDEPENDENT ATE PAPUA NEW GUINEA St qf ON MUTUAL ADMINlgTRATIVE ASSISTANCE IN CUStOMS MATTERS Preamble T~ Oire'Ctorate General of Customs and Excise, Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and Papua New Guinea Customs Service of the Independent Slate of Papua New Guinea, are the parties to this Memorandum of Understanding, CONSIDERING that offences against Customs law are prejudicial to their economic, com'fnercial, fiscal, social and cultural interest; CONSIDERING the importance of accurate assessment of Customs duties ..and,, other ·taxes collected at importation or exportation and of ensuring proper enfor.cernent of measures of prohibition, restriction and control ; RECOGNIZING/the ne'~d for international co-operation in matters related to the application ~d enforcement of their Customs laws ; CONVINCED that action against Customs offences can be made more effective by close co-operation between their Customs Administrations based on clear legal provisions ; HAVING REGARD TO the relevant instruments of the Customs Cooperation Council, in particular the Recommendation on Mutual Administrative Assistance of 5 December 1953; HAVING REGARD ALSO TO international Conventions containing prohibitions, restrictions and special measures of control in respect of specific goods; TAKING INTO ACCOUNT Treaty of Mutual Respect, Friendship and Cooperation between the Republic of Indonesia and the Independent State of Papua New Guinea, signed in Port Moresby on 27th October 1986; REFERRING TO Basic Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Papua New Guinea on Border Arrangements signed in Port Moresby on 11th April 1990; PURSUANT TO the prevailing laws and regulations in their respective countries have agreed as follows : 2 CHAPTER 1 Definitions Article 1 For the purposes of this Memorandum of Understanding ; 1. "Customs administration" shall mean for the Republic of Indonesia, the Directorate General of Customs and Excise, Ministry of Finance and Papua New Guinea Customs Service for the Independent State of Papua New Guinea; 2. "Customs law" shall mean any legal and administrative provisions applicable or enforceable by either Customs administration in connection with the importation, exportation, transshipment, transit, storage, and movement of goods, including legal and administrative provisions relating to measures of prohibition, restriction and control ; 3. "Customs offence" shall mean any violation or attempted violation of Customs law ; 4. "person" shall mean both natural and legal persons ; 5. "personal data" shall mean any data concerning an identified or identifiable natural person ; 6. "information" shall mean any data, whether or not processed or analyzed, and documents, reports , and other communications in any format including electronic, or certified or authenticated copies thereof ; 7. "Official" means any Customs officer designated by either Customs Administration; 3 8. "requesting administration" shall mean the Customs administration which requests assistance ; 9. "requested administration" shall mean the Customs administration from which assistance is requested . CHAPTER II Scope of the Memorandum of Understanding Article 2 1. The Customs Administrations shall afford assistance under the terms set out each other administrative in this Memorandum of Understanding, for the proper application of Customs law and for the prevention, investigation and combating of Customs offences. 2. All assistance under this Memorandum of Understanding by either Customs Administration shall be afforded in accordance with its national legal and administrative provisions and within the limits of its Customs administration's competence and available resources. 3. This Memorandum of Understanding is intended solely for the mutual administrative assistance between the parties ; The provisions of this Memorandum of Understanding shall not give rise to a right on the part of any person to impede the execution of a request. 4 CHAPTER Ill Scope of Assistance Article 3 Information for the Application and Enforcement of Customs Law 1. The Customs Administrations shall provide each other, either on request or on their own initiative, with information which helps to ensure proper application of Customs law and the prevention, investigation and combating of Customs offences. Such information may include : a) new Customs law enforcement techniques having proved their effectiveness ; b) new trends, means or methods of committing Customs offences. c) goods known to be the subject of Customs offences, as well as transport and storage methods used in respect of those goods ; 2. Either Customs Administration shall, in making inquiries in its national territory on behalf of the other Customs Administration, use all means available to provide the requested assistance. 3. On request, the Requested Administration shall provide all information about the Customs law and procedures, applicable in that Customs Administration and relevant to inquiries relating to a Customs offence. 0 5 CHAPTER IV Special Instances of Assistance Article 4 Information Relating to Customs Offences 1. The Customs Administrations shall provide each other, either on request or on their own initiative, with information on transactions, planned, on going or completed which constitute or appear to constitute a Customs offence. 2. In serious cases that could involve substantial damage to the economy, public health, public security or any other vital interest of either Customs Administration, wherever possible, the Customs Administration shall supply such information on their own initiative without delay. Article 5 Particular Types of Information On request, the Requested Administration, subject to its national legal and administration provisions, shall provide the Requesting Administration with information relative to: a) whether goods imported into the territory of the Requesting Administration have been lawfully exported from the territory of the Requested Administration; 0 6 b) whether goods exported from the territory of the Requesting Administration have been lawfully imported into the territory of the Requested Administration and the Customs procedure, if any, under which the goods have been placed. Article 6 Surveillance and Information On request, the Requested Administration shall, within the limits of its competence and available resources, maintain special surveillance over and provide information on: a) goods either in transport or in storage known to have been used or suspected of being used to commit Customs offences in the territory of the Requesting Administration; b) means of transport known to have been used or suspected of being used to commit Customs offences in the territory of the Requesting Administration ; c) premises known to have been used or suspected of being used to commit Customs offences in the territory of the Requesting Administration. d) persons known to have committed a Customs offence in the territory of the Requesting Administration, or suspected of doing so, particularly those moving into and out of the territory of the Administration; 7 Requested CHAPTERV Information Article 7 1. Original information shall only be requested in cases where copies would be insufficient, and shall be returned at the earliest opportunity. The rights of the Requested Administration or of third parties relating thereto shall remain unaffected. 2. Any information to be exchanged Understanding shall be accompanied under this Memorandum by all relevant information of for interpreting and used thereof. CHAPTER VI Experts and Witnesses Article 8 On request, the Requested Administration may authorize its officials to appear before a court or tribunal in the territory of the other Customs Administration as experts or witnesses in the matter of a Customs offence. CHAPTER VII Communication of Requests Article 9 1. Requests for assistance under this Memorandum of Understanding shall be addressed directly to the Customs Administration. Requests 8 shall be made in writing or electronically, and shall be accompanied by any information deemed useful to comply with the request. The Requ&&ted Administration may require written confirmation of electronic fflql.tests. Where the circumstances so require, requests may also be made orally. Such requests shall be confirmed in writing, including by facsimile as soon as possible. 2. Requests made pursuant to paragraph 1 of this Article, shall include the following details : (a) the name of the administration making the request; (b) the Customs matter at issue, type of assistance requested and reason for the request; (c) a brief description of the case under review and its administrative and legal elements ; (d) the names, dates of birth and addresses of the persons to whom the request relates, if known. 3. Where the Requesting Administration requests that a certain procedure or methodology be followed , the Requested Administration shall comply with such request subject to its national legal and administrative provisions. 4. The information referred to in this Memorandum of Understanding shall be communicated to officials who are specially designated for this purpose by either Customs Administration. A list of those officials shall be supplied to the Customs Administration in accordance with Article 18 of this Memorandum of Understanding. 9 CHAPTER VIII Execution of Requests Article 10 Means of Obtaining Information 1. If the Requested Administration does not have requested , it shall initiate inquiries to obtain the information that information in accordance with its national legal and administrative provisions. 2. If the Requested Administrations is not the appropriate authority to initiate inquiries to obtain the information requested , it may, in addition to indicating the appropriate authority, transmit the request to this appropriate authority. Article 11 Presence of Officials in the Territory of the other Contracting Party On written request, officials specially designated by the Requesting Administration may, with the authorization of the Requested Administration and subject to conditions the latter may impose, for the purpose of investigating a Customs offence : (a) examine, in the offices of the Requested Administration, documents, and any other information in respect of that Customs offence and be supplied with copies thereof ; (b) be present 0 during Administration in the an inquiry conducted territory of the Requested Requested Administration and relevant to the Requesting Administration. 10 by the Article 12 Presence of Officials of the Requesting Administration at the Invitation of the Requested Administration Where the Requested Administration considers it useful or necessary for an official of the Requesting Administration to be present when, pursuant to a request, measures of assistance are carried out, it shall inform the Requesting Administration. Article 13 Arrangements for Visiting Officials 1. When officials of either Customs Administration are present in the territory of the other Customs Administration under the terms of this Memorandum of Understanding, they must at all times be able to furnish proof of their official capacity. 2. Officials designated by the Requesting Administrations to be present in the territory of the Requested Administration, as provided for in the Articles 11 and 12, shall have a purely advisory role. 3. They shall, while there, enjoy the protection accorded to Customs officials of the other Customs Administration to the extent provided by the laws in force there, and be responsible for any offence they may commit. c 11 c CHAPTER IX Confidentiality of Information Article 14 1. Any information received under this Memorandum of Understanding shall be used only by the Customs Administrations and solely for the purposes of this Memorandum of Understanding except in cases where the Customs Administration supplying the information has authorized its use by other authorities or for other purposes. 2. Any information received under this Memorandum of Understanding shall be treated as confidential and shall at least be subject to the same protection and confidentiality as the same kind of information is subject to under the national law of the Customs Administrations where it is received. Chapter X Protection of Personal Data Article 15 1. Personal data exchanged under this Memorandum of Understanding shall not begin until the Parties have mutually agreed, in accordance with article 18 of this Memorandum of Understanding, that such data will be afforded a level of protection that satisfies the requirements of national law of the providing Customs Administration. 2. In the context of this Article, the Parties shall provide each other with their relevant legislation concerning the protection of personal data. 12 CHAPTER XI Exemptions Article 16 1. Where assistance infringe upon under this Memorandum of Understanding might the sovereignty, security, public policy or any other substantive national interest of a Customs Administration, or prejudice any legitimate commercial or professional interests, assistance may be refused or provided subject to such terms or conditions as the Requested Administration may require. 2. Where the Requesting Administrations would be unable to comply if a similar request were made by the Requested Administrations, it shall draw attention to that fact in its request. Compliance with such a request shall be at the discretion of the Requested Administration. 3. Assistance may be postponed if there are grounds to believe that it will interfere with an ongoing investigation, prosecution or proceeding. In such a case Requesting the Requested Administration shall consult Administration to determine if assistance with the can be given subject to such terms or conditions as the Requested Adm inistration may require. 4. Where assistance is denied or postponed, reasons for the denial or postponement shall be given. 13 CHAPTER XII Costs Article 17 1. Subject to paragraphs 2 Adm inistrations shall waive and 3 of this Article, the Customs all claims for reimbursement of costs incurred in the execution of this Memorandum of Understanding. 2. Expenses and allowances paid to experts and witnesses, as well as costs of translators and interpreters, other than Government employees, shall be borne by the Requesting Administration. 3. If expenses of a substantial or extraordinary nature required to execute are or will be the request, the Customs Administrations shall consult to determine the terms and cond itions under which the request will be executed as well as the manner in which the costs shall be borne. CHAPTER XIII Implementation and Application of the Memorandum of Understanding Article 18 The Customs administrations shall jointly decide on detailed arrangements to facilitate the implementation of this Memorandum of Understanding. c 14 c CHAPTER XIV Territorial Application Article 19 This Memorandum of Understanding shall be applicable in the territories of both Parties as defined in their national legal and administrative provisions. CHAPTER XV Settlement of Disputes Article 20 1. The Customs Administrations shall endeavor to resolve disputes or other difficulties concerning the interpretation or application of this Memorandum of Understanding. 2. Unresolved disputes or difficulties shall be settled by diplomatic means. CHAPTER XVI Final Pro11isions Article 21 Entry into Force This Memorandum of Understanding will come into operation upon signature. c 15 Article 22 Duration and Termination 1. The present Memorandum of Understanding shall remain in force for a period of five (5) years and shall be extended for subsequent periods of five (5) years, unless either Party intends to terminate it by giving written notification to other Party at least six (6) months prior to its expiration. 2. The termination shall take effect three months from the date of the notification of denunciation to the other Customs Administrations. Ongoing proceedings at the time of termination shall nonetheless be completed in accordance with the provisions of this Memorandum of Understanding. Article 23 Review The Customs Administrations shall meet in order to review this Memorandum of Understanding on request or at the end of five years from the date of its entry into force, unless they notify each other in writing that no such review is necessary. IN WITNESS WHEREOF the undersigned have signed this Memorandum of Understanding. c 16 DONE AT Jakarta on the twenty third day of November two thousand and five in duplicate in the English language, both texts being equally authentic. For the Directorate General of For Papua New Guinea Customs Customs and Excise of Service of The Independent State Ministry of Finance of of Papua New Guinea The Republic of lndonesia Signed Signed Eddy Ab¥urrachman Paul lramu Directo\ General Acting Commissioner of Customs on behalf of 0 Commissioner Generar Qf Internal Revenue 17 Comm~sion ANNEX BASIC PRINCIPLES OF DATA PROTECTION 1. Personal data undergoing automatic processing shall be : (a) obtained and processed fairly and lawfully ; (b) stored for specified and legitimate purposes and not used in a way incompatible with those purposes ; (c) adequate, relevant and not excessive in relation to the purposes for which they are stored ; (d) accurate, and where necessary, kept up to date ; (e) preserved in a form which permits identification of the data subjects for no longer that is required for the purpose for which those data are stored. 2. Personal data revealing racial origin, political opinions or religious or other beliefs, as well as personal data concerning health or sexual life, may not be processed automatically unless domestic law provides appropriate safeguards. The same shall apply to personal data relating to criminal convictions. 3. Appropriate security measures shall be taken for the protection of personal data stored in automated data files against unauthorized destruction or accidental loss as well as against unauthorized access, alteration or dissemination. 4. Any person shall be enabled : (a) to establish the existence of an automated data file, its remain purposes, as well as the identity and habitual residence or principal place of business of the controller of the file ; 18 (b) to obtain at reasonable intervals and without excessive delay or expense confirmation of whether personal data relating to him are stored in the automated data file as well as communication to him of such data in intelligible form. (c) to obtain, as the case may be, rectification or erasure of such data if they have been processed contrary to the provisions of domestic law giving effect to the basic principles set out in principles 1 and 2 of this Annex ; (d) to have a remedy if a request for communication or, as the case may be, confirmation, rectification or erasure as referred to in paragraphs (b) and (c) of this principle is not complied with. 4.1. No exception to the provisions under principles Annex shall be allowed except within 1, 2 and 4 of this the limits defined in this principles. 4.2. Derogation from the provisions under principles 1, 2 and 4 of this Annex shall be allowed when such derogation is provided for by the law of the Customs Administration and constitutes a necessary measure in a democratic society in the interest of : (a) protecting State security, public safety, the monetary interests of the State or the suppression of criminal offences ; (b) protecting the data subject or the rights and freedoms of others. 4.3. Restrictions on the exercise of the rights specified in principle 4, paragraphs (b), (c) and (d) of this Annex may be provided by law with respect to automated personal data files used for statistics or for scientific research purposes where there is obviously no risk of an infringement of the privacy of the data subjects. 19 5. Each Customs Administration undertakes to establish appropriate sanctions and remedies for violations of provisions of domestic law giving effect to the basis principles set out in this Annex. 6. None of the provisions of this Annex shall be interpreted as limiting or otherwise affecting the possibility for a Customs Administration to grant data subjects a wider measure of protection than that stipulated in this Annex. 20
Similar documents
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan
Salah satu pihak dapat meminta secara tertulis untuk mengamandemen atau mengubah bagian apapun dalam Pengaturan ini. Setiap amandemen atau pengubahan yang disetujui oleh Para Pihak akan menjadi bag...
More informationZAF-2012-0014 r PDF
2. Memorandum Saling Pengertian akan di perpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun kecuali salah satu Pihak memberitahukan pihak lainnya secara tertulis 90 hari sebelumnya mengena...
More information