ITS-Pidato-13045-Pidato Pengukuhan-Soeprijanto

Transcription

ITS-Pidato-13045-Pidato Pengukuhan-Soeprijanto
ITS
Institut
Teknologi
Sepuluh Nopember
!TS
ITS
1t~~~~UJII
Institut
Teknologi
Sepul uh Nopember
GGo·~34
SOQ
~- I
-
2 .0(0
BIOKONVERSI LIGNOSELULOSE DARI
RESIDU LIMBAH PERTANIAN MENJADI
BIOFUEL MELALUI HIDROLISIS
ENZIM DAN FERMENTASI
Oleh:
Soep ri ja nto
Pi dato Peng ukuhan untuk Jabatan Guru Besar
Dalam Bidang Ilm u Bioteknologi Pengolahan Limbah
Pada Fakultas Teknologi Industri
Instutut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 18 Oktobe r 2010
Departemen Pendidikan Nasional
instutut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Yang T erhormat,
Bapak Ketua, Sekretaris dan Anggota Senat ITS
Bapak Rektor dan Para Pembantu Rektor ITS
Bapak Ketua dan Anggota Dewan Penyantun ITS
Bapk/lbu Para Pimpinan Fakultas , Direktur, Ketua
Lembaga di Lingkungan ITS
Bapak/lbu Ketua Jurusan I Program Studi
di Lingkungan ITS
Bapak/lbu Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri, BHMN dan
Swasta
Bapakl Ibu Para Pejabat Sipil, Militer dan Polri
Bapak/lbu
Dosen
&
Karyawan,
serta
adik-adik
Mahasiswa ITS yang berbahagia
Para Hadirin dan undangan sekalian yang saya
muliakan
Assalamu'alaikum warahmatullahhi wabaraka tuh .
Salam sejahtera bagi kita semua.
Saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rach mat, nikmat, karun ia dan hidayahNya ya ng
diberikan kepada kita semua, sehingga pada hari yang
berbahagia ini kita semua dapat berkumpul pada Rapat
Terbuka Senat ITS dengan aca ra peng uku han saya
sebagai Guru Besar pad a Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepulu h Nopember. Saya sangat
berteri ma kasih sekali atas kerelaan bapak, ibu ,
saudara/saudari bekenan had ir disin i dalam ra ngka
men dengarkan pidato pad a acara penguku han saya in i.
Saya mengucapkan terima kasi h yang sebesarbesarnya kepad a Senat ITS atas pengu kuhan saya sebagai
Guru Besar dalam bidang ilm u Bioteknologi Pengolah
Limbah pada Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
Industri ITS.
1
Selanjutnya pada kesempatan yang berbahag ia ini
perkenankanlah saya untuk menyampaikan pidato ilmiah
saya untuk memenuhi tradisi sebagai Guru Besar yang
baru, dan menjaga tradisi akademik di ITS dengan judul:
BIOKONVERSI LlGNOSELULOSE DARI RESIDU
LlMBAH PERTANIAN MENJADI BIOFUEL MELALUI
HIDROLISIS ENZIM DAN FERMENTASI
Pendahuluan
Residu limbah pertanian dan industri kayu
memenunjukkan bagian besar limbah biomassa di dunia.
Residu-residu ini merupakan bahan yang murah dan dapat
dikonversikan menjadi bioetanol sebagai biofuel. Produksi
etanol dari bahan tanaman yang berupa lignoselulose
dapat diperbarui secara signifikan dan mempunyai nilai
ekonomi tinggi dan juga mempunyai dampak positip
terhadap lingkungan. Lignoselulose dapat dikonversi
menjadi bioetanol melalui fermentasi mikroorganisme.
Beberapa mikroorganisme telah dikembangkan untuk suatu
fermenasi. Bakteri Escherichia coli, Zymomonas mobilis
dan yeast kue Saccharomyces cerevisiae adalah paling
popu ler diantara mereka .
Biomassa Lignoselulose adalah campuran kompleks
suatu polymer karbohydrat terdapat pada dinding sell
tanaman sebagai selulose dan hemiseluose, ditambah
dengan lignin dan sedikit jumlah komponen lain yang
dikenal sebagai extractive. Untuk menghasilkan bioetanol
dari biomassa , dua kunci proses yang harus terjadi.
Pertama , sebagian biomassa hemiselulose dan selulose
harus diuraikan menjadi gula sederhana melalui proses
sakarifikasi. Kedua , gula harus difermentasi untuk membuat
bioetanol.
2
Bioetanol sebagai bahan bakar sangat mudah
terbakar dengan sempurna . Hasil pebakaran bioetanol
adalah karbon dioksida, air, dan panas. Pembakaran
bioetanol tidak menghasilkan karbon monoksida, tidak
se~e.rti bahan bakar fosil seperti bensin atau solar, tetapi
emlsl k.arbon dioksida lebih tinggi. Hal ini tidak dianggap
sebagal masalah yang sangat serius karena karbon yang
~erada di udata telah ditarik/d iikat oleh tanaman , sehin gga
tJdak ada netto karbon yang dilepaskan. Emisi gas NO x
yang dihasilkan selama pembakaran juga lebih rendah .
Bioetanol memiliki sifat-sifat yang mirip terhadap petroleum
dan dap.at digunakan sebagai substitusi atau sebagian
substitusl untuk b han bakar petroleum sebesar sampai 5%
tanpa melalui mod ifikasi .
Bioetanol dap t juga diproduksi dari sumber alam
yang dapat dip rb ruhi . Normalnya, bioetanol dihasilkan
melalui proses f rm ntasi bahan pati atau gula dari
t~.na.man menjad i bi tanol dan air. Proses ini sering
dllstJlahkan sebaga i 9 nerasi pertama untuk memproduksi
bioetanol. Dalam massa mendatang diharapkan ada
p~rkembangan proses untuk memproduksi bioetanol yang
d~namakan sebagai generasi yang kedua diharapkan dapat
dlkemban gkan secara komersial.
Pada metode generasi yang kedua, bahan baku
yang ada mempunyai jumlah yang cu kup besar, seperti
b~han-baha.n mengandung fibre dikonversikan menjadi
bloetanol Juga dengan meng hidrolisa selulose dan
diteruskan dengan memfermentasikan gula; atau dengan
proses gasifikasi biomassa menjadi karbon monoksida dan
hydrogen dan kemudian dilanjutkan dengan proses untuk
menghasilkan etanol.
.
Pad a pengembangan metode generasi yang kedua,
bloetanol akan dihasilkan didasarkan pada bahan baku
selulose dari pada penggunakan bahan baku gula.
3
Te knolog i ini akan mampu mengolah hampir semua
biomassa yang berasal dari tanaman sebagai bahan ba~ar ,
meliputi hasil kehutanan, limbah kayu , limbah pertan lan,
rumput-rumputan, limbah industri dan domestik.
Salah satu sektor yang belum banyak dimanfaatkan
adalah residu limbah pertanian yang merupakan sumber
selulose yang tinggi. Limbah pad a dasarnya mer~paka~
bahan yang tidak dipergunanakan kembali dan hasll
aktivitas manusia, ataupun proses-proses alam yang belum
mempunyai nilai ekonomi, bahkan mempunyai . n~la~
ekonomi yang sangat kedl. Dikatakan mempunyal nlla~
ekonomi yang sangat kecil karena limbah dapat menceman
lingkungan dan penanganannya memerlukan biaya yang
cukup besar. Pemanfaatan limbah merupakan salah satu
alternative untuk menaikkan harga jual limbah tersebut
sehingga menaikkan nilai ekonomi limbah tersebut.
Pemanfaatan residu lim bah pertanian diantaranya adalah
tongkol/batang jagung, batang sorghum, jerami , ?ag~se ,
rumput-rumputan, dll. , yang selama ini . ha~ya dlj~dlkan
sebagai pakan ternak atau hasil industn mlnyak jag~~~
yang tidak diolah kembali menjadi sesuatu ~~ng .m.emlhkl
nilai ekonomi tinggi. Untuk itu dalam penelltlan Inl akan
memanfaatkan limbah pertanian seperti. tongkol/batang
jagung dan batang sorghum dikonv~r~ikan menjadi
bioetanol , sehingga dapat meningkatkan nl lal tambahnya.
komponen utama biomassa lignoselulose , adalah polimer
glukose (Gambar 2) . Tidak seperti pati , monomer gula dari
selulose diikat bersama-sama melalui ikatan [3-1-4
glycosidic menghasilkan ikatan yang kuat dan struktur
dengan kandungan kristal yang tinggi menyebabkan bahan
tahan terhadap proses hidrolisis. Fiber selulose adalah
terikat dalam matrix lignin-hemiselulose dan sifat-sifat ini
memberikan ketahanan biomassa lignoselulose untuk
dilakukan hidrolisis. Sehingga , pretreatment biomassa
lignoselulose sebelum proses hidrolisis enzim merupakan
tahapan penting .
Biomassa dari limbah pertanian diketahui banyak
mengandung serat kasa r dimana tersusun atas senyawa
kompleks ligni n, hemisel ulose dan selulose, dan masingmasing merupakan senyawa-senyawa yang potensial dapat
dikonversi menjadi senyawa lain seca ra biologi. Selulose
meru paka n sumber karbon yan g dapat digu nakan
mikroorganisme sebagai su bstrat dalam proses fermentasi
untuk mengahasilkan produk yan g mempu nya i ni lai
ekon omi tingg i (Aguira r, 2001 ; Gumbira, 1996; Suprapto
dan Rasyid, 2002).
Komposis i Kimia Biomassa Lignoselulose
Biomassa lignoselulose umumnya mengandung
karbohidrat yang dapat difermentasi (selulose dan
hemiselu lose) sebesar 56-72% berat (Gambar 1). Secara
alami biomassa lignoselulose banyak dijumpai di sekitar
kita mulai dari tanaman sampai limbah kota. Sel ulose,
4
Gambar 1. Biomassa Lignoselulose.
5
\:., 1
Selulose hampir tidak pernah ditemui dalam
keadaan murni di alam , melainkan selalu berikatan dengan
bahan lain yaitu lignin dan hemiselulose . Serat selulose
alami terdapat di dalam dinding sel tanaman dan bahan
vegetatif lainnya. Selulose murni mengandung 44,4% C;
6,2% H dan 49,3% O. Rumus empiris selulose adalah
(C6H1Q05)n, dengan banyaknya satu an glukosa . yang
disebut dengan derajat polimerisasi (DP), dlmana
jumlahnya mencapai 1.200-10.000 dan panjang molekul
sekurang-sekurangnya 5.000 nm. Berat molekul selulose
rata-rata sekitar 400 .000 Mikrofibril selulose terdiri atas
bagian amorf (15%) dan bag ian berkri stal (85%): Stru.~tur
berkristal dan adanya lignin serta hemiselulose dlsekeliling
selulose merupakan hambatan utama untuk mengh idrolisa
selulose (Sjostrom, 1995). Pada proses hidrolisa yang
sempurna akan mengahasilkan glukosa , sedangkan proses
hidrolisa
sebagian
akan
menghasilkan
disakarida
selebiose.
OH
,I
I
OH 1
4
1
I
OH
OH
4 (
0
HO;--J/;'O'\~_o\ R HO-r---/-!.:'O~\--- \ 1
"..0-.J.--/--- O P HO~ O~(T---"'O P HO~,--...:v° .....
4 \
OH 1 4
OH ,6
OH
OH
Gambar 2. selulose
Hemiselulose, komponen utama yang kedua dari
biomassa lignoselulose dengan signifikan memberikan
total gula-gula yang mudah difermetasi (Gambar 1, 3) .
Tidak seperi selulose, hemiselulose secara kimia heterogen
dan dengan mudah dihidrolisis menjadi konstituentnya
monosakarida. Tergantung pada sumber jenis tanaman,
monosakarida ini bisa meliputi hexose (glucose , galaktose,
6
manose, rhamnose) dan pentose (xylose, arabiose) (Fengel
dan Wegener, 1995; Gumbira, 1996; Nishizawa, 1989).
. Asetat dan asam uronat juga konstituen komponen
hemiselulose. Komponen-komponen ini telah dyemukan
sumber potensial inhibitor mikroba dalam hydrolysate
lignoselulose. (Ezeji et aI. , 2007).
H02C
CH30~O\
A.rabinOJlucuroooxylan (hardwoods)
H O~ Cl l
·OH !
.... O~O\
o
, H ~~ O~O\
HO~O~O
-C~O""L. .
OH S P
f3SLo~
OH
l]lIr
[HOCH 2/
~
]
OH
Gambar 3. Hemiselulose
Lignin adalah suatu polimer aromatik yang kompleks
dengan bobot melekul mencapai 11.000 (Gambar 4), yang
merupakan kondensat suatu produk diperoleh dari
monomer-monomer lignin seperti p-coimaryl alcohol,
coniferyl alcohol, dan sinapyl alcohol (Klinke et aI., 2004).
Sementara selulose dan hemiselulose memberikan jumlah
gula yang dapat difermentasi untuk memproduksi ethanol,
produk dari degradasi lignin yang dikenal sebagai sumber
potensi inh ibitor mikroorgasnisme (Ezeji et aI. , 2007).
Dengan kata lain, lignin adalah makromolekul dari polifenil.
Polimer lignin dapat dikonversi ke monomernya ta npa
mengalami perubahan pada bentuk dasarnya. Lignin ya ng
melind ungi selulose bers ifat taha n terhadap hidro lisis
karena adanya ikatan arilalki l dan ikatan eter.
7
distilasi untuk menghasilkan etanol murni. Soeprijanto et al.
(2009) telah melakukan penelitian untuk menghasilkan
etanol menggu nakan bahan baku biji sorghu m. Reaksi
secara keseluruhan untu k meng ubah glucose menjadi
etanol dan CO 2 , dapat ditunjukkan secara stoichiometri
berikut ini.
Gambar 4. Lignin
Glukose, monosakarida terpenting kadang-kadang
disebut gula darah (Karena dijumpai dalam darah), gula
anggur (karena dijumpai dalam buah anggur), atau
dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi ke arah
kanan) (Gambar 5). Glukose adalah suatu aldoheksosa
yang terdapat dalam jumlah banyak, diikuti dengan
galaktosa dan manosa.
Gambar 5. Glukose
Produksi Etanol Secara Konvensional
Secara konvensional, pati dan gula dapat dikonversi
menjadi etanol dalam beberapa langkah dengan bantuan
enzim. Enzim a-amilase digunakan untuk melakukan
proses liquefikasi pati, diikuti dengan penambahan enzim
amiloglukosidase untuk melakukan proses sakarifikasi pati
cair untuk menjadi gula reduksi. Selanjutnya, biokatalis
ditambahkan dalam bentuk yeast untuk melakukan proses
fermentasi gula menjadi etanol. Proses ini diikuti dengan
8
Enzim
yeast
Pati . -7 C 6 H12 0 6 -7 2 'C 2 H5 OH + CO 2 + ATP
... (1)
Pretreatment Biomassa Lignoselulose
Biomassa lignoselulose ad alah heterogen dan terd iri
atas jaringan kompleks dari kompon en ya ng berbeda-bed a
seperti selu lose , hemiselulose dan ligni n. Resid u hasil
pertanian adalah kaya akan kandungan selulose dan
hemiselulose dan kandungan lig nin rendah dari pada kayu
hasil hutan. Pada semua bag ian , lig nin terikat keda lam
struktur selulose , yang merupakan pelindung utama untuk
masuknya enzim dan bah kan meng halangi proses
hidrolisis. Lig nin adalah baha n polimer yang tahan terhadap
dekom posisi secara biolog i (Bagby, 1982) . Untuk
meng hasilka n etanol
dari bahan
baku
biomassa
lignosel ulose, pretreatment diperlu kan untuk memecah
polimer
karbohidrat
yang
berbeda-beda .
Selam a
pretreatment, hemiselulose dapat dihidrolisis menjadi
con stituent monomern ya dan interaksi lignin-hemiseluloseselulose menjadi terganggu (Iadisch, 1989). Seh igga,
tujuan pretreatment adalah untuk menyisihka n dan
mem isahkan
hemselulose
dari
selulose,
untu k
mengganggu dan menyisih kan komponen lignin, untuk
mengurangi kristali sasi selu lose , untuk memudahka n
9
masuknya bahan penghidrolisis dengan meningkatkan lua~
permukaan selulose dan untuk meningkatkan ukuran pon
selulose sehingga memberikan fasilitas masuknya bahan
untuk proses hidrolisis (Gong et aI. , 1999).
Banyak metode pretreatment telah dilakukan untuk
mengkonversi
biomassa
lignoselul.ose... M~t?de
pretreatment tersebut meliputi proses fisl~a, klmla flslka,
kimia dan biologi. Pada dasarnya , metode dlgunaka~ dal~~
pretreatment biomassa mempengaruhi kecepata~ hldrollsls
dan tingkat aktivitas enzim untuk mendapatkan Yield etanol
yang
maksimum
secara
teoritis.
Hasil
pengaruh
pretreatment dapat ditunjukkan pada Gambar 6.
Proses Kimia Fisika
Proses pretreatment secara kimia fisika meliputi
steam explosion, ammonia fiber explosion dan CO~
explosion. Dalam prosses steam explosion, bi.om~ssa dl
treatment dengan steam jenuh pada tekanan ~Inggl, ya~g
menyebabkan bahan mengalami dekompresl ekspl~slf:
Karena suhu tinggi, proses ini menyebabkan terJadl
degradasi hemiselulose dan transformasi lig~in , denga.n
demikian efisiensi hidrolisis selulose menlngkat balk
dengan asam atau enzim.
Proses Kimia
Metode kimia digunakan untuk pretreatment
biomassa
adalah ozonolisis, hidrolisis asam , hidrolisis
basa dan delignifikasi oksidasi. Diantara metode-metode
ini hidrolisis asam dan hidrolisis basa biasa digunakan
un'tuk mentreatment biomassa. Ozon dapat digunakan
untuk mendegradasi lignin dan hemiselulos.e pad~
kebanyakan bahan-bahan biomassa seperti resldu hasll
10
pertan ian , bagase , jerami, batang jagung, potongan ka yu,
dll. Metode in i meningkatkan kecepatan hidrolisis enzim
dengan factor 5 bila 60% lignin disisihkan dari batang
tanama n (Vida l and Molinier, 1988). Walaupun proses ini
mahal , proses sangat efektif menyisihkan lig nin dan proses
tidak menghasilkan residu beracun .
Dalam hidrolisis asam, biasanya menggunakan
asam sulfat dan asam klorida pekat untu k mentreatment
bahan biomassa, tetapi asam pekat ada lah beracun,
koro sif, dan berbahaya dan juga proses tid ak ekonomis
dalam aplikasi secara komersia l (Sivers dan Zacch i, 1995).
Hid rolisis asam encer telah digunaka n dengan sukses
untuk pretreatment biomassa seloluse. Hidrolisis asam
encer menghasilkan kondisi kura ng hebat selama
pretreatment
dan
menghasilkan
yield
konve rsi
hemiselulose/xylan
menjad i
xylose
tingg i.
Ka rena
kebanyakan
biomassa
mempunyai
kandungan
hemiselulose hingga sepertiga dari total karbohidrat, proses
ini memperbaiki produksi etanol secara keseluruhan dan
proses menjadi ekonom is (Hinman et aI. , 1992).
Pretreatment asam sulfat encer dapat dilaku ka n
terhad ap residu hasil pertanian untuk melakukan hidrolisis.
Proses ini merupakan teknologi tertu a untuk mengkonversi
bahan lignoselulose menjadi gula yang dapat difermentasi
dengan diteruskan ferm entasi menjadi etanol. Tetapi,
selama hidrolisis asam , campuran yang ko mpleks dari
inhibitor mikroorganisme terbentuk. Lig nin dioksidasi atau
didegradasi membentuk senyawa fe nol dan sebag ian gula
yang dilepaskan selama hid ro lisis juga didegradasi menjadi
produk yang menghambat pertumbuhan sel dan fermentasi.
Contoh senyawa inhibitor yang dihasilkan bisa meliputi
fu rfura l, hidroksimetil furfu ral (HMF), dan asetat, ferulat,
glukonat, p-asam coumaric (Zaldiva r et aI. , 1999; Ezeji et
aI. , 2007a). Inhibitor ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok
11
didasarkan pada asalnya: (1) senyawa dilepaskan dari
struktur hemiselulose, misalnya asetat, glukonat, dll. ; (2)
Produk degradasi lignin, misalnya syringaldehyde; dan (3)
gula ,
misalnya
furfural
dan
produ k
degradasi
hydroxymethylfurfural.
Proses pretreatment asam encer dapat dilakukan
pada suhu tinggi diatas 160°C, proses aliran kontinyu untuk
beban padatan rendah dalam kisaran 5-10%, dan suhu
rendah di bawah 160° C, proses batch untuk beban padata n
tinggi dalam kisaran 10-40% (Cahela et aI., 1983; Convere
et aI., 198; Esteghlalian et aI. , 1997).
Larutan alkali seperti NaOH, Ca(OHh dan ammon ia
sering digunakan untuk pretreatment biomassa dan
pengaruh pretreatment tergantung pad a kandungan I~gnin
didalam batang tanaman (Bjerre et aI. , 1996). Mekanlsme
hidrolisis alkali merupakan sopon ifikasi ikatan silang ester
intermolekuler hemiselulose dan lignin (Tarkow and Feist,
1969). Bila biomassa ditreatment dengan NaOH encer, luas
permukaan internal bahan meningkat dengan membesar.
Pembesaran permukaan menyebabkan penurunan derajad
polimerisasi, pemisahan ikatan struktur antara lignin dan
karbohidrat dan merusak struktur lignin (Fan et aI., 1987).
Iyer et al. (1996) menggunakan ammonia untuk
mentreatment tongkol jagung dan switchgrass dalam
proses perkolasi direcycle. Mereka mentreatment sample
dengan 2,5-20% larutan ammon ia pad a suhu 170°C selama
1 jam dan dicapai penyisihan lignin 60-80% untuk tongkol
jagung dan 65-85% untuk switchgrass .
(Schurz, 1978). Hatakka (1983) menggunakan jamu r
pelapuk putih untuk mentreatment batang tanaman anggur
dan memperoleh 35% batang dikonversikan menjadi gula
reduksi dalam 5 minggu. Aki n et aI. , (1995) juga
menyampaikan penggunaan jamur pelapuk putih untu k
mendegradasi lignin dari rumput. Enzim lain seperti
polifenol oksidase , lactase, enzim penghasil H2 0 2 dan
enzim mereduksi quinon dapat juga digunakan untuk
menyisihkan lignin (Blanchette, 1991). Walaupun proses
pretreatment secara biologi memerlukan enegi rendah dan
dampak
lingkungan
kurang ,
proses
pretreatment
memerlukan waktu yang panjang (Sun and Cheng , 2002).
Lignin
Ce llulose
'-..
•
~
AmorpllOus{
Region
•
•
CrystaUine {
Region
•
~ Hemicellulose
Proses 8 io/ogi
Proses pretreatment secara biologi dilakukan
menggunakan mikroorganisme seperti jamur pelapuk putih
atau coklat untuk menyisihkan lignin dan hemiselulose
12
Gambar 6. Pengaruh pretreatment pada biomassa
lignoselulose. (Hsu et aI. , 1980).
13
•
•
Hidrolisis
Hidro lisis bahan selulose telah diteliti dengan
inten sive sejak 1970s. Hidrolisis asam dan hidrolisis enzim
adalah dua metode yang biasa digunakan (Sun and Cheng ,
2002; Galbe and Zaccgi, 2002) . Dibandingkan dengan
hidrolisis asam , hidrolisis enzim memiliki banyak
keuntungan seperti hasil glucose murni yang tinggi,
dampak lingkungan rendah , kondisi reaksi yang n~aman.
Dalam langkah hidrolisis , selulose dan poltmer gula
yang lain dipecah menjadi gula-gul~. re?uk~i melalui
aktivitas biokatalis enzyme. Enzyme Inl dlhasJlkan oleh
jamur-jamur dengan memberi umpan bahan-bahan
tanaman yang sudah mati di alam.
Biomassa lignoselulose tersusu n lebih dari 70%
karbohidrat, yang terbentuk dari kumpulan monosakarida
yang berbeda-beda . Monosakarida ini dapat dilepask~n
melalui proses hidrolisis dengan katalis asam atau enzlm
dan dapat digunaka n sebagai bahan baku untuk
memproduksi bahan bakar.
Hidrolisis Asam
Pada masa lalu, berbagai teknologi hidrolisis asam
telah dikembangkan. Teknolog i hidrolisis asam dapat
dilakukan dengan hidrolisis dengan asam pekat pada ~uh~
rendah dan hidrolisis dengan asam encer pad a suhu tlngg l
(Fengel and Wegener, 1989).
Hidrolisis dengan asam sangat pekat pad a suhu
rendah membuat degradasi lambat dari polimer gu la. Gula
yang diperoleh 90% dapat dicapai. Kendala yang dialami
yang terkait dengan proses dengan asam pekat adalah
korosi pada peralatan dan kebutuhan energy untuk
merecovery asam (Galbe dan Zacchi, 2002).
14
Hidrolisis dengan asam encer, asam sulfat
diencerkan dilakukan pad a suhu tinggi dan tekana n tinggi.
Suhu tinggi menjadikan proses degradasi cepat terhadap
polisakarida, tetapi juga degradasi cepat pelepasan
monosakarida. Untuk membatasi degradasi monosakarida ,
hidrolisis dilakukan dalam reactor batch diberi penapis dan
monosakarida yang lepas dengan cepat disisihkan dari
daerah reaksi.
Hidrolisis Enzim
Kerugian dari hidrolisis asam adalah potensial
degradasi pelepasan monosakarida yang berkelanjutan
dengan menurunnya hasil gula.
Hidrolisis enzim telah dipelajari dalam berbagai
substrat selulose. Kayu lunak, karena kandungan hexose
nya yang tinggi , juga keberadaannya yang melimpah (Duff
and Murray, 1996; Tengborg et aI., 2001), secara ekstensif
telah dipelajari, demikian juga bahan-bahan yang lain,
seperi batang jagung (Kaar and Holtzapple, 1998; Varga et
al.,2003) , batang tanaman anggur (Cacchio et aI., 2001),
sekam padi (Sharma et aI. , 2001), dan bagase tanaman
tebu (Zheng et aI. , 2002), juga telah dipelajari.
Hidrolisis enzim selulose biasanya dlakukan
menggunakan enzim selulase. Selama hidrolisis, selulose
didegradasi menjadi gula reduksi yang dapat difermentasi
oleh yeast atau bakteri mejadi etanol (Duff and Murray,
1996). Enzim selulase dapat dihasilkan dari bakteri atau
jamur. Bakteri-bakteri, clostridium, Cellulomonas, Bacillus,
Thermomonospora , Ruminococcus, Erwinia, Bacteriodes,
Microbispora dan Streptomyces dapat menghasilkan enzim
selulase (Bisaria, 1991). Jamur seperti Sclerotium roffsii, P.
chrysosporium dan species Trichoderma, Aspergillus,
dan
Penicillium
digunakan
untuk
Schizophyllum
15
menghasi lka n selulase (Sternberg, 1976; Fan et aI. , 1987;
Duff and Murray, 1996).
Fermentasi
Peralatan dan te knologi proses untuk menghasilkan
etanol dari selulose sama halnya untuk menghasilkan
etanol dari bahan baku biji-bijian atau gula. Dengan
tambahan, yeast digunakan dalam memproduksi etanol
didasarkan pada biji-bijian dapat menggunakan glucose
diperoleh dari selulose. Tetapi , hanya sekitar 50-60% gula
berasal dari bahan tanaman kaya selulose adalah glucose.
Sisanya 40-50% adalah gula xylose. Secara alami yeast
tidak dapat memfermentasi xylose menjadi etanol. .
Bioteknologi telah digunakan secara genetic untuk
memodifikasi yeast (Sedlak dan Ho, 2004) dan beberapa
bakteri (Ohta et aI. , 1991) untuk ~emperlakukan
mikroorganisme menghasilkan e~anol dan. glucose dan
xylose. Kemajuan ini akan menlngkatkan J.uml~h etanol
sebesar 50% dari pad a jumlah etanol yang dlhasllkan oleh
satu ton bahan selulose
Yeast baker Saccharomyces cerevisiae adalah
mikroorganisme yang paling biasa digunaka~ unt~~
memproduksi etanol dalam industri. Mikroorganlsme In~
menunjukkan dengan efisien untuk ~emfermentasl
hidrolisat lignoselulose menjadi etanol (Ohgren et al.:
2005). Tetapi, S. cerevisiae tidak dapat mengkonsumsl
xylose untuk pertumbuhan dan memproduksi etanol.
16
Sakarifikasi Dan Fermentasi Simultan (SSF)
Sakarifikasi dan fermentasi secara simultan adalah
suatu proses dimana produksi etanol dari bahan selulose
dicapai dengan mengkonsumsi selulose, selulase, mikroba
menghasikan etanol dan nutrient dalam reactor yang sama.
Proses ini dapat diinginkan karena penyisihan gula secara
kontinyu oleh mikroorganisme kurang menggaggu terhadap
proses hidrolisis enzim pad a selulose. Proses mempunyai
beberapa keuntungan dibandingkan dengan proses
sakarifikasi dan fermentasi pada selulose dilakukan secara
terpisah, yang dapat megurangi resiko kontaminasi,
diperlukan beban enzim lebih rendah , kecepatan reaksi
hidrolisis lebih cepat, yield produk lebih ringgi, dan biaya
operasi lebih rendah (Gong et ai , 1999).
Supaya efisien untuk mengkonversi selulose menjadi
etanol dalam menggunakan proses SSF, suhu fermentasi
sebaiknya disesuaikan dengan suhu sakarifikasi, dan
umumnya dalam kisaran 45-55°C. Suhu optimum biasanya
dilakukan untuk selulase sekitar 50 G C.
Bila residu hasil pertanian difermentasi menjadi
etanol dalam proses SSF, efisiensi hidrolisis dapat
meningkat dengan 8-19%, tergantung pada sifat alami
substrat.
17
Penutup
Ucapan Terimakasih
Bahan bakar terbarukan yang biasa dikenal
sekarang ini adalah bioetanol berasal dari pati atau tepung ,
seperti biji jagung, biji sorghum, dan akar ketela pohon; dan
gula tebu. Biomassa lignoselulose dapat dikatagorikan
sebagai bahan baku yang menarik untuk meproduksi
bioetanol di masa mendatang yang tidak mengganggu atau
berkompetisi dengan kebutuhan pangan.
Biomassa lignoselulose merupakan sumber energi
alternatif yang potensial yang dapat dikonversi menjad i
bahan bakar cair seperti bioetanol dengan menggunakan
bantua n yeast fermentasi. Juga, biomassa lignoselulose
mempunyai potensial yang sangat besar, karena
keberadaannya menyebar luas , melimpah, dan biayanya
relative murah.
Oengan dikembangkan teknologi proses pembuatan
bioetanol dari bahan baku biomassa di massa mendatang
sangat menjanjikan untuk dikembangkan , terutama di
daerah komunitas pedesaan , karena
daerah tersebut
mempunyal sumber bahan baku biomassa yang sangat
melimbah.
Oalam
kesempatan
yang
berbahagia
Inl ,
perkenankan saya untuk menyampaikan rasa syukur saya
ke hadirat IIlahi Rabbi Allah SWT atas segala nikmat dan
kasih sayangNya sehingga saya ditakdirkan dapat menjadi
Guru
Besar.
Mudah-mudahan saya dapat selalu
mensyukurinya.
18
Kami juga ingin menyampaikan terimakasih banyak
kepada :
1. Rektor dan para Pembantu Rektor ITS, Senat Guru
Besar ITS , Senat FTI, dan Tim Angka Kredit yang telah
mengevaluasi
kepatutan
dan
kelayakan
serta
merekomendasikan saya untuk menjadi Guru Besar.
2. Menteri Pendidikan Nasional dan Oirektur Jenderal
Pendidikan Tinggi atas kepercayaan , persetujuan dan
menetapkan saya sebagai Guru Besar.
Secara khusus , kami ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan dengan iringan doa kepada:
1. Kedua almarhum orang tua saya Bapak Soerachman
dan ibu Robikah, yang telah dengan tekun dan ikhlas
mendidik dan membimbing dengan penuh kasih dan
sayangnya serta tidak henti-hentinya mendoakan saya
dan keluarga saya.
2. Mertua saya Bapak Samoeri almarhum dan Ibu Hj
Soemini atas segala bimbingan dan nasehat beliau.
3. Isteri saya tercinta Ojunaeti Ratna Winingsih , sebagai
isteri yang
penuh keikhlasan , pen gertian dan
kesabaran, semoga selalu menjadi panutan bagi anakanak kami.
19
4. Juga, kepada anak-anak kami Novanda Radita
Putradh itama dan Natasha Zahra Paquita atas segala
bantuan dan pengertiannya , semog a selalu menjadi
anak-anak yang sholeh/sholehah, dan serta berguna
bag i semuanya.
5. Saudara-saudara saya di Su rabaya, Mbak Sri Mindari,
Mbak Su ndari alma rhum , Mas Soeprijono, Mbak Sri
Supadmi, Ad ik Suprijati, Adik Sunarjo, dan adik
Soenarto, atas semua jasa ba iknya . Serta , saudarasaudara ipar saya dari Mad iun, Mbak Yayuk , Mas Koko ,
Mas Endro, Mbak Tri, Mas Ag ung dan Mbak Titin .
Ucapan terima kasih dan penghargaan juga saya
sam paikan kepada :
1. Ir. Budi Setiawan , MT. dan Ir. Dyah Winarni, MT. , selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi 03 Teknik Kimia
FTI-ITS.
2. Keluarga Besar Program Studi 03 Teknik Kimia FTI -ITS
yang selama ini telah memberikan suasana kerja yang
harmonis dan penuh keakraban sebagai pendorong
semangat kerja, tempat saya berkarir dan sharing ilmu
pengetahuan dan pengalaman hidup bersama-sama
staf dosen: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA. , Prof. Dr. Ir
Danawati , Ir. Sri Murwanti , MT. , Ir. Lily Pudjiastuti, MT.,
Ir. Imam Syafri l, MT. , Ir. Agung Subyakto . MS., Ir. Agus
Surono, dan Nin iek Fajar Puspita, M.Eng. serta
karyawa n.
3. Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja , M.Eng dan Dr. Ir. Susianto ,
DEA, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Kimia
FTI-ITS.
20
4. Kelua rga Besa r Jurusan Te knik Kimia FTI-ITS ya ng
selama ini telah memberi kan suasana kerja yang
harmonis dan penu h keakraban sebagai pendorong
semangat kerja.
5. Prof. Dr. Ir. Heru Setiawan , M.Eng. dan Dr. Ir. Sri
Rachmania , M.Eng .
selaku Ketua dan Sekretaris
Program Studi Pasca Sarjana Jurusan Teknik Kimia
FTI -I TS.
6. Keluarga besar Laboratorium Pengolahan Limbah
Industri, terutama Dr. Ir. Sri Rachmania, M.Eng . ,
sebagai Kepala Laboratorium , serta mahasiswa atas
kerjasamanya.
7. Keluarga besar Laboratorium Biokimia, teruta ma Prof.
Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng. sebagai Kepala Laboratorium,
serta mahasiswa atas kerjasamanya .
8. Guru saya semasa di SO , SMP, STM Pembangunan
maupun dosen saya selama menjadi mahasiswa di
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang telah
membimbing dan memberi bekal ilmu.
9. Prof. Dr. Ir. Ida Bagus Agra almarhum yang telah
membimbing saya sehingga bisa menyelesaikan
program sarjana di Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
10. Prof. ir. Hosten almarhum yang telah membimbing saya
sehingga bisa menyelesaikan program Master di
Universitas Ghent Belgia .
11 . Prof. Dr. V.F . Larsen yang telah membimbing saya
dengan sabar sehingga dapat menyelesaikan program
PhD di Universitas Strathclyde, Glasgow, Scotland,
United Kingdom.
21
12. Prof. Ir. Happy Ratna Santosa, PhD. yang telah
memberi semangat dan mendorong saya supaya
segera menyelesaikan studi saya di program PhD . di
Universitas Strathclyde, Glasgow, Scotland, United
Kingdom.
13. Kepada seluruh Keluarga Besar ITS, Dosen, Karyawan
dan Mahasiswa, semoga kita tetap dapat bekerja sama
menuju masa depan ITS sebagai Perguruan Tinggi
yang membumi dan bertaraf Internasional.
14. Dr. Ing. Herman Sasongko, selaku teman sejawat dan
teman seperjuangan dalam pengurusan Guru Besar,
hingga bersama-sama dikukuhkan sebagai Guru Besar.
15. Teman-teman Teknik Kimia Angkatan 1979 di
Universitas Gadjah Mada, yang selalu menjalin tali
silaturohim dan persahabatan.
16. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
Demikian pidato pengukuhan saya ini , terimakasih
atas segala perhatian para hadirin sekalian, dan dari lubuk
hati yang paling dalam saya sekeluarga memohon maaf
apabila ada kekurangan dan kekhilafan. Akhirnya saya
mohon doa restu kepada seluruh hadirin sekalian, semoga
sasya dapat terus berkarya untuk nusa, bangsa, agama
dan almater tercinta UGM-ITS.
Wabillahi taufik wal hidayah
Wassalammu'allaikum warahmatullahi wabarakatuh
22
Daftar Pustaka
Akin, DE. , Rigsby, LL., Sethuaman, A, Morrison, WH.,
Gamble, GR. , and Eriksson, K.E.L. (1995). Alteration
in structure, chemistry, and biodegradability of grass
lignocelluloses treated with the white rot fungi
Ceriporiopsis
subvermispora
and
Cyathus
stercoreus. Applied Environ. Microbiology, 61, 15911598.
Aguirar, C.L. (2001). Biodegradation of cellulose from sugar
cane bagasse by fungal cellulose. Science
Technology Alignment, 3(2), 117-121.
Bagby, MO. (1982). By-product utilization. In: International
symposium on ethanol from biomass, Edited by HE. ,
Duckworth and EA Thompson, 56 1-569. Winnipeg ,
Canada: The Royal Society of Canada .
Bisaria, VS . (1991). Bioprocessing of agro-residues to
glucose and chemicals. In : Bioconversion of waste
materials to industrial products, ed. AM. Martin, 210213, London, Elsevier.
Bjerre, AB. , Olesen , AB., and Fernqvist, T. (1996).
Pretreatment of wheat straw using combined wet
oxidation and alkaline hydrolysis resulting in
convertible
cellulose
and
hemicelluloses.
Biorechnology and Biongineering, 49 , 568-577.
Blanchette , RA (1991). Delignification by wood-decay
fung i. Annual Review of Phytopathology, 29, 381398.
Cacchio, P., Ercole, C., Veglio, F., and Lepidi, A (2001).
Cellulose enzymatic hydrolysis of wheat straw after
solid-state pretreatment by Trametes trogii: a
factorial study. Ann. Microbiol., 51, 215-224.
Cahela, DR., Lee, YY., and Chambers, RP . (1983).
Modeling percolation process in hemicelluloses
hydrolysis. Biotechnlogy and Bioengineering, 25, 317.
Converse, A.O., Kwarteng, IK., Grethlein , HE., and
Ooshima H. (1989). Kinetics of Termochemical
pretreatment of Ignocellulosic materials. Applied
Biochemistry and Biotechnology, 20(21), 63-78.
Daya, DL. (1989). Biomass waste. In: Biomass Handbook,
ed. O. Kitani and CWo Hall, 268-277 , New York:
Gordon and Breech.
Duff, SJB., and Murray, WD. (1996). Bioconversion of forest
products industry waste cellulose to fuel ethanol: a
review. Bioresource Technology, 55, 1-33.
Esteghlalian, A., Hashimoto, AG., Fenske, JJ., and Penner,
(1997). Modeling and optimization of the dilute
sulfuric acid pretreatment of corn stover, popular and
switchgrass. Bioresource Technology, 59,129-136.
Fan , LT., Gharpuray, MM., and Lee, YH. (1987). Design
and economics evaluation of cellulose hydrolysis
processes. In: Cellulose hydrolysis Biotechnology
Monographs, 57, 149-187. New York , SpringerVerlag.
Fan , LT., Lee, YH. and Gharpuray, MM .(1982) . The nature
of lignocelluloses and their pretreatment for
hydrolysis.
Advanced
Biochemical
enzymatic
Engineering, 23,1 57-1 87 .
Fengel , D. dan Wegener, G. (1995). Kayu: Kimia, Ultra
Struktur,
Reaksi.
Penerjemah
Hardjono
Sastrohamidjojo, Gadjah Mada University Press,
317-446.
Galbe , M. an d Zacchi, G. (2002). A Review of the
production ethanol from softwood. Appl. Micro.
Biotechnology. 59, 618-628.
Hamilton (1984). Effect of Ferric Tartrate Sodium Hydroxide
Solvent Pretreatment on Enzyme Hydrolisis of
Cellulose in Corn Residue . Boitechnology
and
Bioengineering, 16.
Hatakka, A.I. (1983). Pretreatment of wheat straw by whiterot fungi for enzymatic saccharification of cellulose.
Applied Microbiology and Biotechnology, 18, 350357.
Hinman, NO. , Schell, CJ., Riley, CJ., Bergeron, PW ., and
Walter PJ. (1992). Preliminary estimate of the cost of
ethanol production for SSF technology. Applied
Biochemistry and Biotechnology, 34(35) , 639-649.
Hsu, T., Ladisch, M., and Tsao, G. (1980). Alcohol from
Celluose. Chemical Technology, 10(5), 315-319 .
Iyer, PV., Wu , ZW., Kim, SB. , and Lee, YY. (1996).
Ammonia
recycled
percolation
process
for
prertreatment of herbaceous biomass. Applied
Biochemistry and Biotechnology, 57(58) , 121-132.
Kaar, WE. and Holtzapple, MT. (1998). Benefits from tween
during enzymatic hydrolysis of corn stover.
Biotechnol. Bioeng. , 59, 419-427.
Ladisch, MR. (1989). Hydrolysis. In: Biomass Handbook,
ed. O. Kitani and CWo Hall. 434-451. New York.
Gordon and Breech.
Nishizawa, K. (1989). Oegradationof cellulose and
Hemicellusose. Biomass Handbook. Gordon &
Breach Science Publisher, New York.
Scurz, J. (1978). Bioconversion of cellulose substances into
energy chemicals and microbial protein symposium
proceedings, ed. T.K. Ghose. 37 , liT, New Delhi.
Sharma, A., Khare, SK., Gupta, MN. ( 2001). Hydrolysis of
rice hull by crosslinked Aspergillus niger cellulose.
Biores. Technol. , 78,281-284.
24
25
Daftar Riwayat Hidup
Nama
Tempatl Tgi Lahir
Pekerjaan
Jabatan
II
Pangkat/Golongan
Jabatan Fungsional
NIP.
Alamat Kantor
II
Alamat Rumah
Email
Istri
Anak
Prof. Dr.lr.Soeprijanto, M.Sc.
Surabaya, 08 Juli 1958
Staf Pengajar 03 Teknik Kimia
FTI-ITS
Kalab Laboratorium 03 Teknik
Kimia FTI-ITS
Pembina/ IV.a
Guru Besar
19580708 198701 1001
Program Studi 03 Teknik Kimia
FTI-ITS, Kampus ITS Sukolilo
Surabaya, 60111
Telp. 031 5937968
Fax. 031 5965183
JI. Penjaringan Timur 1111 PR25
Perum YKP Surabaya, 60297
Telp. 031 8714081
Mobile. 08165422334
soeprijanto@chem-eng.its.ac.id
s soeprijanto@yahoo.co.uk
Ir. Djunaeti Ratna Winingsih .
1. Novanda Radita Putradhitama.
2. Natasha Zahra Paquita .
28
Riwayat Pendidikan
1. SON Gubeng Kertadjaja III Surabaya, Lulus tahun 1971 .
2. SMP Jalan Jawa Surabaya , Lulus tahun 1974.
3. STM Pembangunan Surabaya, Jurusan Kim ia Industri,
Lulus tahun 1979.
4. Program Sarjana (S-1), Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Lulus tahun
1985.
5. Master Programme (S-2), Department of Chemical
Engineering, The University of Ghent , Ghent, Belgia,
Lulus tahun 1993.
6. Postgraduate PhD. Programme (S-3), Department of
Chemical and Process Engineering , The University of
Strathclyde, Glasgow, Scotland, United Kingdom, Lulus
tahun 2002.
7. Post Doctoral, Department of Chemical Engineering ,
National Taiwan University of Science and Technology
(NTUST), Taipei , Taiwan , Republic of China, 2005.
Riwayat Pekerjaan
1. 1986 - sekarang
2. 1999 - sekarang
3. 1999 - 2001
4. 2001 - 2008
5. 2007 - sekarang
Staff Akademik di Program Studi
03 Teknik Kimia FTI-ITS.
Kasi Laboratorium Pengolahan
Limbah Industri Kimia, Program
Studi 03 Tekn ik Kimia FTI-ITS.
Kasi Pengajaran
Kasi Kerja Praktek
Kepala Laboratorium Program
studi 03 Teknik Kimia.
29
Riwayat Kepangkatan dan Jabatan Fungsional
1. TMT: 01 -01 -1 987
2. TMT: 01-04-1 988
3. TMT: 01-04-1988
4. TMT: 01-04-1990
5. TM T: 01-04-1990
6. TMT: 01 -1 0-1 994
7. TMT: 01-01-2001
8. TMT: 01-01-2001
9. TMT: 01-12-2003
10.TMT: 01-04-2004
11.TMT: 01 -04-2006
12.TMT: 01-07-2010
I
CPNS
Asisten Ahli Madya
Penata Muda/ liLa
As isten Ahli
Penata Muda Tk.l/ IIl.b
Lektor Muda
Lektor
Penata/ IIl.c
Lektor Kepa la
Penata Tk .l/ II I.d
Pembina/ IV.a
Guru Besar
II
Penelitian
1. Soeprijanto (1993). Kinetic Study of the Aerobic Stage
in
the
Stimulated
Phosphate
Removal
from
Wastewaters by Activated Sludge . University of Ghent,
Belgium.
2. Soeprijanto (1994). Pengolahan Air Limbah Buangan
Ind ustri Urea dengan Proses Anaerobik dan Aerobik.
3. Soeprijanto (1995) . Study of Nitrification and
Denitrification under Aerobic and Anoxic Conditions.
4. Soeprijanto (1996) . Kinetic Study of Phosphorous
Removal Using Activated Sludge under Anaerobic and
Aerobic Conditions. Chemical and Process Engineeri ng,
University of Strathclyde , Glasgow, UK.
5. Soeprijanto, Agus , S. dan Agus, S. (2000). Pengolaha n
Nitrate
dalam
Air/Air
limbah
dengan
Proses
Biodenitrification di dalam reaktor Sequencing Batch
(SBR) , LPPM ITS.
6. Ananta , Fajar dan Soeprijanto (2001). Memepelajari
BioKinetika Air Limbah dari Industri Pestisida dalam
Reaktor Sequential (SBR), Jurusan Teknik Kimia, FTIITS.
7. Soeprijanto and Danawati, HP.(2001). Mempelajari
Bio-Kinetik dan Pengaruh Pengumpanan Sumber
Karbon Terhadap Produksi Poly-Hidroksi-Butirat (PH B)
Dalam Kultu r "Sequencing Batch Reactor" (SBR), LPPM
ITS .
8. Elly, A. , Soeprijanto dan Danawati, HP. (2001).
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Kecil Penyamakan
Kulit Untuk Makanan Ternak, LPM-ITS.
9. Soeprijanto dan Danawati, HP. (2002). Pengurangan
Limbah Sintetis Zat Warna dengan Menggunakan
"White Rot Fungus" dalam Reaktor "Rotating Biological
Contactor" .
1O. Tianika Ratnaningsih , Ira Prasetyaningrum, dan
Soeprijanto (2004). Hidrolisa Tongkol Jagung . Menjadi
Glukosa Menggunakan Enzim Selulase dan Jamur
.
Aspergillus niger, Jurusan Teknik Kimia, FTI , ITS: .
11 .Soeprijanto, Evif Kurniawati dan Tri MurtJnlngsl~
(2005). Aplikasi Enzim Deacetylase dalam :ro~U~SI
Kitosan dari Limbah Kulit Udang, Jurusan Teknlk Klmla,
.
FTI, ITS.
12.Soeprijanto (2005). Pengolahan Limbah Padat. Or~a~lk
Menggunakan Slurry BioReaktor, Jurusan Tekmk Klmla,
FTI, ITS.
13.Soeprijanto dan Liu,J.C . (2005) . Performance of .a
Constructed Wetland for Nitrogen Removal from Septic
Tanks, National Taiwan University of Science and
Technology, Taipei , Republic of China.
30
31
:III
14. Rizki Tri Widianti, Diana Pupita dan Soeprijanto (2 006).
Pembuatan Biodiesel dari Mi nyak Goreng Curah (Fresh
Oi l) Melalui Proses Transesterifkasi Metode Mike Pelly,
Program Stud i Diploma 3 Teknik Kimia , FTI , ITS.
15. Guntur, Anjra dan Soeprijanto (2006) . Pembuatan
Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas Melalui Proses
Transesterifkasi Metode Mike Pelly, Program Studi
Diploma 3 Teknik Kim ia, FTI, ITS.
16. Soeprijanto dan Prajitno, D.H. (2007). Peruraian
Limbah Makanan Men ggunakan Biorea ktor Ae robik,
Program Studi 0 3 Tekn ik Kimia, FTI -ITS.
17. Dyah Fitrya na dan Beauty S.D. Dewanti, Soeprijanto,
dan Tontowi Ismail (2008). Pengolahan Air Limbah
Industri dan Domestik dengan Metode Slow Sand Filter.
Jurusan Tekn ik Kimia , FTI -ITS.
18. Murtina Dwi Lastuti, Bern adeta Niken Ka rtika Dewi ,
Soeprijanto dan Tontowi Ismail (2008). Pembuatan
Biogas dari Vinasse Menggunakan Rea ktor EGSB
(Expanded Gra nular Sludge Blanket)
19. Katherin
Indriawati,
Bambang
L
Widjiantoro ,
Soeprijanto,
dan
Hendra
Cordova
(2008).
Pengembangan dan Penerapan Strateg i Sistem Kontrol
Prediktif Berbasis Statistical Process Control Untuk
Mening katkan Performansi Sistem Kontrol. Penelitian
Hibah Bersaing .
20 . Soeprijanto, Ariono anzip dan suharmadi (2009).
Pemanfa atan Tanaman Sorghum Untuk Pembuatan
Bioetan ol Melal ui Proses Hidrolisis Enzim dan
Fermentasi
Saccharomyces Cerevisiae.
Strategis
Nasional.
21. Arief Widjaja dan Soeprijanto (2010) . Aplikasi Enzim
Xilanase pada Industri Pulp dan Ke rtas . Hibah
Kompetens i.
32
22. Soeprijanto, Katherin Indriawati , da n Nurlita Abdulga ni
(2010). Pengembangan Model Kineti ka dan Prototipe
Industri Bioetanol Berba sis Sorghum Melalui Proses
Hidrolisis Enzim dan Fermentasi. Hibah Bersaing.
Jurnailimiah Nasional Dan Internaional
1. Soeprijanto (2000). The Influence of Hydraul ic and
Sludge Retention Time on PHB Synthesised under
Anaerobic Conditions Using Activated Sludge. IPTEKITS, Vol. 1, No.3, Agustus 2000.
2. Soeprijanto
(2001).
Determination
of
Kinetic
Parameters of the Aerobic Stage in th e Stimulated
Phosphorous Removal from Synthetic Wastewaters
Using Activated Sludge. PTEK-ITS, Vol. 12, No.2, Mei
2001.
3. Soeprijanto (2001). Effect of Organic Loading in the
Anaerobic Influent on the Biological Phosphorous
Removal from Synthetic waste by Activated Sludge in a
Continuous Culture : Jurnal Pusat Studi Lingkungan
Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia, UI, Jakarta.
4. Soeprijanto, Bambang Aryanto dan Ryan Fabella
(2007). Biosorpsi ion logam berat Cu (II) dalam larutan
menggunakan
biomassa
Phanerochaete
chrysosporium. Jurnal Industri: Jurnal IImiah Sains dan
Teknologi, 6(1), 61-67 .
5. Soeprijanto dan Liu, J.C (2007). Performance of
constructed wetland systems for nitrogen renoval.
Industri: Jurnal IImiah Sains dan Teknologi, 6(3) , 230238.
33
6. Soeprijanto, dan Nieke Karnaningroem (2008).
Perencanaan Penerapan Constructed Wetland Untuk
Pengolahan Efluen Tangki Septik. Jurnal Teknologi dan
Manajemen Lingkungan , 9(1), 61-68.
Tianika
Ratnaningsih
dan
Ira
7. Soeprijanto,
Prasetyaningrum (2008). Biokonversi selulose dari
limbah tongkol jagung menjadi glukose menggunakan
jamur Aspergilus niger. Jurnal Purifikasi: Jurnal
Teknologi dan Manajemen. 9(2), 105-114.
8. Soeprijanto (2009). Peruraian Limbah Makanan
Menggunakan
Bioreaktor Aerobik
Dalam
Fase
Suspensi. Purifikasi: Jurnal Teknologi dan Manajemen
Lingkungan , 9(2), 1-8.
.
9. Soeprijanto, Tontowi Ismail, Murtina Dwi Lastuti, dan
Bernadeta Niken Kartika Dewi (2010). Biokonversi
Vinasse dari Limbah Industri Etanol Menjadi Biogas
Menggunakan Bioreaktor EGSB (Expanded Granular
Sludge Blanket). Purifikasi:
Jurnal Teknologi dan
Manajemen Lingkungan, 10(1).
10. Tri Widjaja, Soeprijanto, Ali Altway (2010). Effect of
Powdered Activated Carbon Addition on a Submerged
Membrane Adsorption Hybrid Bioreactor with Shock
Loading of a Toxic Compound. Journal of Mathematics
and Technology, August, 2010.
11. Tri Widjaja, Soeprijanto, Ali Altway (2010). Ethanol
Production from Molasses Using Immobilised Cells CaAlginate and K-Ca rageenan by Mutation Zymomonas
Mobilis in a Packed Bed Bioreactor. International
Journal of Academic Reasearch, November, 2010.
34
Seminar Nasional Dan Internasional
1. Soeprijanto and Larsen , VF.(1996). Study of Biological
Phosphorus Release and Uptake from Synthetic
Wastewater by Activated Sludge in a Sequatial Batch
Reactor: In Proceeding of the 1996 IChemE Research
Event-Second European Conference, (2),678-680.
2. Soeprijanto (1999). Mempelajari Faktor-faktor Yang
Berpengaruh pad a Removal Fosfat dengan Lumpur
Aktif Didalam Reaktor Kontinu. Seminar Nasional
Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 1999, ITS,
Surabaya.
3. Soeprijanto (2000).The Influence of Acetate Addition
on the Biological Phosphorous Removal by Activated
Sludge in Continuous Culture : Prosiding Seminar
Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 2000,
ITS, Surabaya.
4. Soeprijanto (2000). Effect of Recycle to Influent Ratio
on the Synthesis of PHB and the Release of
Phosphorous by Activated Sludge in the Anaerobic
Reactor. Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses
2000, UNDIP, Semarang.
5. Soeprijanto (2001). Kinetic Study of PHB Production
Using Activated Sludge in a Continuous Culture.
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan
Teknologi di Bidang Industri 2001, UGM, Yogyakarta .
6. Soeprijanto (2001) . Mathematical Model of Pesticide
Degradation Using Activated Sludge in a Sequencing
Batch Reactor. Seminar Nasional Fundamental dan
Aplikasi Teknik Kimia 2001 , ITS, Surabaya.
35
I
7. Soeprijanto, Sujatmiko, A., Ridwan , F. dan Ismail,
T.(2002). Determination of Biodegradation Kinetics of
Wa stewater from Pesticide Industry. International
Congress on the Process Industries 2002, Mexico City,
Mexico.
8. Soeprijanto, Ivan , P. dan Dody, AA. (2002) .
Decolourasation of Synthetic Dye Using White Rot
Fungi in a Rotary Biological Contactor. The 9 th Asian
Pacific Confederation of Chemical Engineering 2002,
Christchurch, New Zealand.
9. Soeprijanto, Rekanadi , N.L. dan Andini , S.A. (2003).
Jamur
Pelapuk
Putih
Phanerochaete
Peranan
chrysosporium Dalam Pengurangan Pewarna Senyawa
Indigo dan Phthalocyan ine. Seminar Nasional Teknik
Kimia 2003, Yogyakarta
10. Soeprijanto, Achmad Eisony dan Eko Sulistyowati
(2003). Bio-Adsorpsi lon-i on Cu(lI ) dan Cr(VI ) Dalam
Larutan Menggunakan Biomassa Saccharomyces
cerevisiae . Seminar Nasional Teknik Kimia 2003
Yogyakarta . September 2003.
'
11. Soeprijanto, Eko Sulistyowati dan Achmad Eisony
(2004 ). Kinetika Biosorpsi Ion Logam Berat Cu(lI )
Menggunakan Biomassa Saccharomyces cerevisiae.
Seminar Nasional Tekn ik Kimia"Kej uangan" 2004, UPN,
Yogyaka rta. Januari 2004.
12. Soeprijanto, Achmad Eisony dan Eko Sulistyowati
(2004) . Kinetika Biosorpsi Ion Logam Berat Cr(VI )
Menggunakan Biomassa Saccharomyces cere visia e.
Seminar Nasional Tekno/ogi Pengolahan Industri Terkin i
On Recent Trends in Industrial Treatment Technology
2004 , Surabaya. Maret 2004.
13. Soeprijanto, Bambang Aryanto dan Ryan Fabella
(2004). Biosorpsi Ion Logam Cr(VI) Menggunakan
Biomassa Phanerochaete Chrysosporium . Seminar
Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 2004,
ITS, Surabaya. 7 - 8 Desember 2004.
14. Soeprijanto
(2005).
International
Bioenergy
Conference, Taipei, Republic of China, November, 3-4,
2005, Taiwan.
15. Soeprijanto
(2005).
International
Bioenergy
Conference, Taipei, Republic of China, December,
2005, Taiwan.
16. Soeprijanto, Sri Murwanti, Viki Yossida, dan Rian
Perdana (2006). Adsorpsi Ion Zn Menggunakan Serbuk
Akar
Wangi.
Seminar
Nasional
Gabungan
Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Material
dan Proses ke-2, Perkembangan Riset dan Tekno/ogi di
Bidang Industri ke -12, KPTU Fakultas Teknik UGM,
Yogyakarta 27 Juni 2006.
17. Sri Murwanti , Soeprijanto, Viki Yossida, dan Rian
Perdana (2006). Adsorpsi Ion Pb Menggunakan Serbuk
Akar
Wangi.
Seminar
Nasional
Gabungan
Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Material
dan Proses ke-2, Perkembangan Riset dan Teknologi di
Bidang Industri ke -12, KPTU Fakultas Teknik UGM,
Yogyakarta 27 Juni 2006.
18. Astin dan Soeprijanto (2006). Kinetika Reaksi
Degradasi Lignin Melalui Degradasi Hemiselulose oleh
Enzim Xylanase dari Aspergillus Niger. Proceeding of
the 5 th National Conference: Design and Application of
Te chnology, Faculty of Engineering, Widya Mandala
Surabaya Catholic University, Surabaya 29 June 2006.
36
37
19. Soeprijanto, Ryan Fabella dan Bamba ng Aryanto
(2006). Kinetika Biosorpsi Ion Logam Berat Cu(lI) dalam
Larutan Menggunakan
Biomassa
Phanerochaete
chrysosporium . Seminar Nasional Teknik Kimia
Indonesia
dan
Musya warah
Nasional Asosiasi
Pen didika n Tinggi Teknik Kimia (AP TEKIND 0),
Palembang 19-20 Juli 2006.
20. Soeprijanto dan Liu , J.C (2006). Nitrogen Removal in a
Constructed Wetland System. Seminar Nasional Teknik
Kimia Indonesia dan Musyawarah Nasional Asosiasi
Pen didika n Tinggi Teknik Kimia (A PTEKIND 0),
Palembang 19-20 Juli 2006.
21.Soeprijanto, Arief Widjaja , Ario no anzip dan suharmadi
(2009). Production of ethanol from sorghum flour by
enzymatic hydrolysis and fermentation in a batch
culture. ISSEEP Yogyakarta, 24 November 2009.
23.Soeprijanto, Arief Widjaja, Arino Anzip and Suharmadi
(2009). Pengaruh Konsentrasi Dari Hidrolisis Tepung
Glukose Sorghum Terhadap Hasil Etanol Menggunakan
Yeast Saccharomyces cerevisiae. National Seminar on
Applied Technology, Science and Arts (1 st APTECS),
Surabaya, 22 December 2009.
Pengalaman
Masyarakat
Profesionall
Pada
1. Pengajar Pelatihan Pengolahan Limbah Cair & Udara
ITS, Surabaya, 2000.
2. Pengajar Pelatihan Manajemen Perawatan Peralatan
Industri, Disperindag, Surabaya, 2001.
3. Pengajar Pelatihan Pengolahan Limbah Cair & Udara
ITS, Surabaya, 2001 .
4. Pengajar Pelatihan Pengolahan Limbah Cair ITS ,
Surabaya, 2002.
5. Pengajar Pelatihan Pengolahan Limbah Padat Boiler
ITS-SAC, Surabaya 2004.
6. Pengajar Pelatihan Pengolahan Limbah Cair Industri
Jurusan Teknik Kimia FTI ITS , Surabaya 21-23 Juni
2005.
7. Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, Mei - Juni 2005
hingga sekarang .
8. Pengajar Kuliah Tamu di Jurusan Teknik Kimia, National
Taiwan University of Science and Technology, Republic
of China, Taiwan 2005 .
9. Pembuatan plant constructed wetland untuk mengolah
limbah kotoran babi di Mojokerto , 2006
10. Tim Reviewer untuk Penelitian Dosen Muda dan Studi
Kajian Wanita , Surabaya 2006 .
11. Pengajar Pelatihan Pengolahan Limbah Cair ITS-SAC,
Surabaya 2006 .
12. Pengajar Pelatihan dalam Pengolahan Tambang Emas
dan Penanganan Limbah Air Raksa , Nabire, Papua,
Desember 2007 .
39
38
Pengabdian
13. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi Minyak
Atsiri di Sentra Nilam Sebagai Upaya Peningkatan
Ekonomi Masyarakat yang berbasis IPTEK dan Berdaya
saing , June 2007 .
14. Pembimbing
Program
Pendampingan
Sekolah
Menengah Kejuruan KKN Tematik ITS 2008.
15. Pengajar Workshop Health Safety and Environement
(HSE) di P2B LPPM-ITS, 21 Nopember Surabaya 2009.
16. Pengajar Workshop Health Safety and Environement
(HSE), Program VAPRO ITS-Belanda, di SMKN 1
Cerme, Gresik, 09 Pebruari 2010
17. Pengajar Workshop Health Safety and Environement
(HSE), Program VAPRO ITS-Belanda, di Semarang, 2
juni 2010.
Buku
1. Soeprijanto (2006). Pengolahan Limbah Industri
Kimia. Buku Ajar Program Studi 03 Teknik Klmia
FTI-ITS.
40