MEGAPOLITAN

Transcription

MEGAPOLITAN
6
M EGAPOLITAN
RABU, 9 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA
Warung Rumahan Terlindas
LINTAS BERITA
Wakil Gubernur DKI
Prijanto mencurigai
terjadi penggandaan
izin usaha sehingga
waralaba menjamur
tak terbendung.
KARENA mencuri seekor unggas, dua remaja berurusan dengan
hukum. Kedua terdakwa diadili di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi,
kemarin. Sepanjang persidangan, Iyan Sanjaya, 18, dan Irpan
Fahruroji, 18, terus menundukkan kepala.
Kedua terdakwa mengaku kehabisan bensin sepeda motor saat
melintas di Kavling Barokah RT 008/14, Kelurahan Bahagia, Babelan, Kabupaten Bekasi, Minggu (26/12/2010). Namun warga yang
memergoki Iyan menangkap bebek menepis alasan tersangka.
Pasalnya, kata Kapolsek Babelan AK Badari, di kampung tersebut
sering sekali ayam dan bebek warga hilang. (GG/J-1)
SELAMAT SARAGIH
P
EDAGANG kecil dan
rumahan mengeluhkan keberadaan minimarket yang terus
menggurita hingga ke pelosokpelosok. Usaha rakyat yang hanya bermodalkan jutaan rupiah
sudah kembang kempis.
“Minimarket Indomart dan
Alfamart terus bertambah.
Mereka berlomba memenuhi
Jakarta dengan toko yang modern. Kami yang punya warung kecil begini jadi kelindas
di tengah-tengah,” keluh Alex
Brian, warga Meruya Utara,
Jakarta Barat, kemarin.
Pedagang sembako ini sangat menyesalkan Pemerintah
Provinsi DKI yang dengan
gampangnya mengeluarkan
izin bagi ritel minimarket.
Data terakhir Dinas Koperasi
Mikro Kecil Menengah dan
Perdagangan DKI pada 2008
mencatat jumlah minimarket
hanya 167 lokasi.
Rinciannya, di Jakarta Barat
58 lokasi, Jakarta Timur 32, Jakarta Selatan 25, Jakarta Pusat
23, dan Jakarta Utara 29 unit.
Namun yang ada di masyarakat diperkirakan jauh lebih
banyak.
Pengelola Waralaba Alfamart
mengklaim telah memiliki unit
usaha lebih 3.250 yang tersebar
di Jawa, Bali, dan Lampung.
Sementara Indomart 3.531 di
Jawa, Bali, dan Medan. Unit
usaha terbanyak berlokasi di
Jawa, termasuk Jakarta.
Buruh Tuntut Kenaikan Upah
RATUSAN buruh PT Caterindo Garment Industri berdemonstrasi
di Kawasan Berikat Nasional Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin. Mereka menuntut perusahaan membayar gaji sesuai upah
minimum provinsi (UMP) sebesar Rp1,290 juta yang disahkan
Gubernur DKI pada Desember 2010.
Ini merupakan demo kedua. Sebelumnya, demo sempat ricuh.
Buruh melempari petugas dengan botol plastik. Halili, salah seorang buruh, mengatakan, buruh yang kebanyakan perempuan
berdemo karena perusahaan selalu berdalih UMP belum disahkan. Setelah aksi tersebut, perusahaan bersedia menerima serikat
pekerja dan berjanji akan merapel upah buruh. (*/J-1)
Terdakwa Korupsi Dibebaskan
Padahal Gubernur DKI Sutiyoso melalui suratnya No
115/2006 telah memerintahkan
penghentian izin minimarket
maupun hipermarket pada
2006. Kenyataannya di lapangan, minimarket maupun supermarket terus menjamur.
Muncul kecurigaan pengelola
memalsukan atau menggandakan izin usaha.
Dampak mengguritanya
minimarket maupun supermarket bukan hanya bagi pedagang rumahan, tapi juga pedagang pasar tradisional. Pasar
tradisional yang terkenal becek
sudah ditinggalkan pembeli.
Itulah sebabnya Perpres No
112/2007 mengatur jarak anta-
ra pasar tradisional dan pasar
modern minimal 2,5 kilometer.
Ternyata di lapangan, jarak
bukan lagi menjadi hambatan.
Jika punya uang, usaha bisa
didirikan di mana saja. Saat ini,
60% dari 153 pasar tradisional
milik PD Pasar Jaya dalam
keadaan mati suri.
Digandakan
Wakil Gubernur DKI Prijanto
menduga banyak izin minimarket dan supermarket digandakan. Perizinan satu minimarket
digunakan untuk beberapa
unit.
Menurut Prijanto, modus
izin ilegal itu tidak sampai ke
tingkat kota madya maupun
provinsi melainkan tingkat
kelurahan dan kecamatan.
Pihaknya akan meminta para
wali kota mengecek satu per
satu perizinan minimarket
maupun supermarket.
“Kalau terbukti lurah atau
camat terlibat melindungi perpasaran swasta ilegal, akan
kami tindak tegas,” katanya.
Menurut Jimmy, salah satu
pengelola minimarket Indomart di Meruya Utara, Jakarta
Barat, tidak sulit mengurus
izin usaha. “Yang penting punya NPWP (nomor pokok
wajib pajak), izin bisa diurus,”
ujarnya.
Marketing Director Indomart
Wiwiek Yusuf membenarkan
pihaknya bersedia membantu
dalam urusan perizinan termasuk pencarian lokasi bagi
pihak yang ingin membuka
waralaba Indomart. Wiwiek
mengatakan untuk membuka
usaha Indomart cukup menyediakan dana Rp350 juta. “Kalau
bersama tempatnya sekitar
Rp500 juta,” terangnya.
Syarat menjadi pemilik waralaba antara lain terdaftar
sebagai warga negara Indonesia, menyediakan ruang
usaha berukuran 120-150 m2,
memiliki NPWP, perizinan,
investasi peralatan toko dan
biaya waralaba. (*/J-1)
selamat@mediaindonesia.com
MAJELIS Hakim Pengadilan Negeri Cibinong, Kabupaten Bogor, membebaskan mantan Camat Ciomas Rudy Gunawan dan
mantan Kepala Desa Sukahardja Akay Sukarya dari dakwaan korupsi pengadaan lahan Gedung Sekolah Menegah Atas Negeri 1
Ciomas senilai Rp2 miliar. Keputusan majelis hakim yang diketuai
Sudaryadi disambut histeria bahagia pihak keluarga terdakwa.
Keluarga sampai histeris karena sehari sebelumnya, PN Cibinong memvonis bersalah dua terdakwa lainnya dalam kasus tersebut. Mereka ialah Muhamad Lukman, mantan Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Bogor selama satu tahun penjara, serta
Edy Anang Syahroni, pengusaha, selama 2,5 tahun penjara. Jaksa
Pinangki Sirna Malasari langsung menyatakan kasasi. (DD/J-1)
Pembunuh Waria Ditangkap
HENDRY Anton alias Regi, 29, dan Nando Fradana alias Kardo,
24, ditangkap Polsek Kelapa Dua di Palembang. “Kedua orang ini
kami jerat dengan Pasal 338 dan 340 KUHP tentang Pembunuhan
Berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati,” kata Kapolres Metro Kabupaten Tangerang Kombes Wahyu Widada di
Tangerang, kemarin.
Mereka diduga sebagai pelaku pembunuhan Muhammad Sakir
alias Metti, 35, di rumah kontrakan korban di Gang Asem, Kampung Kelapa Dua RT 04/01 No 28, Kelapa Dua, pada 3 Desember
2010. Mereka pura-pura bercumbu dengan korban padahal sasarannya adalah harta benda di rumah itu. (SM/J-1)
Omzet Penyewa
di Terminal 3
Turun Drastis
Tetap Bertahan meski di Masa Sulit
M
ENJADI pengusaha
itu tidak boleh
cengeng. Naiknya
harga bahan baku hingga
besarnya kerugian yang
harus ditanggung tidak boleh
menyurutkan niat untuk terus
menjalankan usaha.
Hal itulah yang dirasakan
Susilawati, 31, seorang
pengusaha yang bergelut
dalam bisnis produksi tahu.
Di kawasan Semanan, Jakarta
Barat, ia berusaha membuat
roda bisnisnya tetap jalan di
tengah impitan ekonomi.
Susilawati memulai
usaha pembuatan tahu
tiga tahun lalu. Mulanya ia
bekerja sebagai pedagang
dan penagih kredit. Merasa
modalnya sudah cukup,
ia pun mengajak rekannya
untuk membuka pabrik tahu.
Kebetulan Susi, panggilan
akrab Susilawati, memang
hidup di lingkungan pembuat
tahu dan tempe.
“Ya, saya melihat kalau
menjadi pembuat tahu
keuntungannya lumayan,”
jelas Susi mengenai alasannya
menjadi pengusaha tahu.
Mulanya Susi hanya
memiliki tiga pegawai yang
membuat tahu. Seiring
dengan kemajuan usahanya,
jumlah karyawan terus
bertambah. Kini ia memiliki
16 pegawai yang bekerja di
samping rumahnya.
“Kebanyakan dari Tasik,
Jawa Barat, karena memang
pandai mengolah tahu,” tutur
Susi.
Bersama pegawainya, Susi
memproduksi dua jenis tahu,
yaitu tahu bandung dan tahu
goreng. Sebab, dua jenis tahu
inilah yang laku di pasaran.
Soal harga, Susi mengikuti
harga di pasaran. Tahu
Curi Bebek untuk Beli Bensin
TIDAK beroperasinya maskapai penerbangan Mandala Airlines sejak 13 Januari membawa
dampak bagi para penyewa
tempat usaha (tenant) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Mereka mengalami penurunan omzet hingga tinggal
sepertiganya saja akibat jumlah
penumpang yang melalui terminal itu terus menurun.
“Biasanya penghasilan kami
tiap hari mencapai Rp6 juta.
Sekarang ini paling banyak
hanya Rp2 juta,” kata Siti Mariyam, karyawan di salah rumah
makan di Pusat Perbelanjaan
Terminal 3 Bandara SoekarnoHatta, kemarin.
TETAP BERTAHAN:
Pekerja membuat
tahu di kawasan
Semanan, Jakarta
Barat, kemarin.
Meski harga bahan
bakunya terus
melambung, usaha
ini tetap bertahan.
MI/LALITYA HAYUNINGTYAS
bandung dijual seharga Rp350
per buah, sedangkan harga
tahu goreng dibanderol Rp17
ribu per papan.
Menjadi pengusaha kecil
memang rentan dengan
urusan merugi. Susi pun
pernah melalui masa paceklik
ketika harus menelan
kerugian hingga Rp10 juta
dalam sepuluh hari. “Saat
itu harga minyak naik dan
kualitas kacang kedelai
menurun. Itu membuat saya
rugi besar,” ungkap Susi.
Namun, hal itu tidak
membuat Susi patah arang.
Ia pun kembali menyusun
strategi untuk tetap bertahan.
Kini dalam sehari omzet
yang diraih bisa mencapai
Rp4 juta. Sementara
keuntungan bersih mencapai
Rp500 ribu per hari.
Pelanggannya pun sudah
tak terhitung. Kebanyakan
pedagang sayur keliling.
Lain Susi lain pula Santo.
Pria berusia 35 tahun ini telah
menggeluti usaha membuat
tempe sejak 1998. Ia mewarisi
kemampuan ayahnya yang
juga pembuat tempe. Lelaki
asal Pekalongan ini sehariharinya membuat tempe
bersama satu pegawai.
Meskipun omzetnya tak
sebesar Susi, dari hasil
pembuatan tempe Santo bisa
menghidupi tiga anak dan
istrinya. “Ya, kalau rezeki
lagi banyak bisa untuk ganti
motor,” ujarnya.
Dalam sehari, Santo bisa
menghabiskan 60 kg kacang
kedelai untuk dijadikan
tempe. Setelah jadi, tempe
pun ia jual ke pasar-pasar.
Sebagai pengusaha
kecil, Santo pun berharap
pemerintah bisa memberikan
subsidi bahan baku kacang
kedelai. “Saat ini harga
kedelai sudah mencapai
Rp640 per kilo, dan kami
tidak bisa menaikkan harga
jual tempe,” ujarnya.
Meski demikian, sama
seperti Susi, ia pun akan
terus menggantungkan
hidupnya dari pembuatan
tempe. “Ya memang sudah
ini keahliannya, jadi bertahan
saja,” tutup Santo. (*/J-2)
Sudah ada empat
perusahaan
penerbangan yang
merasa tertarik untuk
pindah di terminal ini.’’
Arif Darmawan
General Manager Terminal 3
Sebenarnya selain Mandala,
maskapai Air Asia juga memanfaatkan terminal itu.
Namun, karena penumpang
Air Asia umumnya adalah
orang asing, tidak banyak
yang melakukan transaksi di
terminal itu.
Hal itu dibenarkan karyawan
di konter batik. Semenjak Mandala Airlines tidak beroperasi
lagi di terminal itu, pembeli di
konternya menjadi sepi.
“Coba Mas lihat sendiri.
Karyawan di sini tiap hari
kerjanya hanya berdiri di depan konter, tanpa pembeli,”
kata salah seorang karyawan
di konter batik yang enggan di
sebut namanya.
Saat dimintai konfirmasi
mengenai hal tersebut, General Manager Terminal 3 Arif
Darmawan membenarkan. Ia
menjelaskan, belakangan ini
kondisi di Terminal 3 mengalami penurunan penumpang.
Terlebih dengan tidak beroperasinya Mandala Arilines.
“Berdasarkan catatan kami,
jumlah penumpang di Terminal
3 pada 2009 sebanyak 3,2 juta
orang. Sementara itu, 2010 hanya 1,9 juta orang,” ujarnya.
Karena itu, tambahnya, apabila hingga akhir Maret nanti
Mandala Airlines belum juga
mendapatkan investor baru untuk beroperasi, pihaknya akan
menarik perusahaan maskapai
lainnya yang ada di Terminal
1 atau 2 untuk beroperasi di
Terminal 3.
Tujuannya, selain menghi dupkan para tenant yang
berbisnis di pusat perbelanjaan
Terminal 3, juga untuk meratakan jumlah penumpang di
setiap terminal.
Hanya saja Arif enggan menjelaskan penerbangan dari
maskapai manakah yang akan
ditarik di terminal itu.
“Yang jelas sudah ada empat
perusahaan penerbangan yang
merasa tertarik untuk pindah
di terminal ini,” kata Arif.
Ia menambahkan bahwa
Terminal 3 dapat melayani penumpang hingga 4 juta orang
per tahun. (SM/J-2)