tentang laporan keberlanjutan
Transcription
tentang laporan keberlanjutan
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu DAFTAR ISI CONTENTS Tentang Laporan Keberlanjutan About This Sustainability Report 04 Ikhtisar Kinerja Keberlanjutan 2014 Sustainability Performance Highlights 2014 11 Sambutan Direksi CEO Statement 13 Tentang PEPC About PEPC 15 Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance 27 Risiko, Peluang dan Strategi Keberlanjutan PEPC PEPC Sustainability Risks, Opportunities, and Strategies 46 Pelibatan Pemangku Kepentingan PEPC PEPC Stakeholders Engagement 60 Kontribusi Ekonomi dan Tanggung Jawab Produk Economic Contribution and Product Responsibility 62 Meningkatkan Kontribusi Sumber Daya Manusia yang Berkelanjutan Improving Sustainable Human Resources Contribution 84 Menumbuhkan Budaya Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fostering Occupational Security, Health, and Safety Cultures 100 Pelestarian Lingkungan Hidup Environmental Preservation 117 Investasi untuk Menumbuhkan Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis Investment for Sustainable Community Development 154 Formulir Tanggapan Pemangku Kepentingan Stakeholders' Feedback Form 170 Referensi Silang Indeks GRI G4 & IPIECA/API/OGP GRI G4 & IPIECA/API/OGP Index Cross Reference 172 Tentang Laporan Keberlanjutan About This Sustainability Report 1 Daftar Tabel, Grafik dan Gambar List of Table, Chart and Figure Halaman Page Daftar Tabel List of Table 9 Tabel 1.1 Ruang Lingkup Aspek Keberlanjutan Table 1.1 Boundary of Sustainability Aspects Tabel 4.1 Produk Utama PEPC Table 4.1 PEPC Main Products 24 Tabel 4.2 Skala Organisasi PEPC Table 4.2 PEPC Organizational Scale 25 Tabel 5.1 Komposisi Dewan Komisaris PEPC 2014 Table 5.1 Composition of PEPC Board of Commissioners 2014 33 Tabel 5.2 Komposisi Direksi PEPC 2014 Table 5.2 Composition of PEPC Board of Directors 2014 33 Tabel 5.3 Komposisi Audit PEPC 2014 Table 5.3 Composition of PEPC Audit Committee 2014 34 Tabel 6.1 Top Ten Risk PEPC Tahun 2014 Table 6.1 PEPC Top Ten Risks 2014 52 Tabel 6.2 Rencana Respon untuk Mitigasi Top Ten Risks PEPC 2014 Table 6.2 Response Plan for PEPC Top Ten Risks Mitigation 2014 53 Tabel 6.3 Risk Register Aspek Sosio-Ekonomi PEPC Tahun 2014 Table 6.3 PEPC Socio-Economic Risk Register 2014 55 Tabel 8.1 Kontribusi Pembayaran Pajak PEPC Tahun 2014 Table 8.1 PEPC Contribution of Tax Payments 2014 66 Tabel 8.2 Nilai Ekonomi yang Diperoleh, Didistribusikan dan Ditahan Table 8.2 Economic Value Generated, Distributed and Retained 66 Tabel 8.3 Nilai Pengadaan Barang dan Jasa PEPC Tahun 2014 Table 8.3 Product and Services Procurement PEPC 2014 70 Tabel 8.4 Perolehan DBH Migas Kabupaten Bojonegoro Table 8.4 Acquisition of Oil and Gas DBH Bojonegoro 72 Tabel 8.5 Daftar Status Lapangan Sumur Blok Cepu Table 8.5 Status List of Cepu Block Field 77 Tabel 8.6 Estimasi Cadangan P-1 MIGAS PEPC Status 1 Januari 2015 Table 8.6 Oil & Gas Reserve Estimation P-1 of PEPC per January 1 2015 77 Tabel 9.1 Jumlah dan Komposisi Pekerja PEPC Tahun 2012-2014 Table 9.1 Number and Composition of PEPC Employees in 2012-2014 86 Tabel 9.2 Jenis Waktu Kerja Formal Perusahaan Table 9.2 The Company Formal Work Time 89 Tabel 9.3 Matriks Program Pengaduan Pekerja Table 9.3 Matrix of Employee Complaint Program 90 Tabel 9.4 Jenis Pelatihan Pegawai Pria Tahun 2014 Table 9.4 Types of Training for Male Workers in 2014 92 Tabel 9.5 Jenis Pelatihan Pegawai Wanita Tahun 2014 Table 9.5 Types of Training for Female Workers in 2014 92 Tabel 9.6 Knowledge Management Forum yang Diselenggarakan Perusahaan Selama Tahun 2014 Table 9.6 Knowledge Management Forum Conducted by the Company in 2014 93 Tabel 10.1 Pelatihan Keselamatan Kerja Table 10.1 Safety Training 112 Tabel 10.2 Kinerja HSSE PEPC Tahun 2014 Table 10.2 PEPC HSSE Performance in 2014 116 Tabel 11.1 Jumlah Penggunaan Energi PEPC Table 11.1 PEPC Energy Consumption 121 Tabel 11.2 Total Penyaluran Dana Proteksi dan Manajemen Lingkungan PEPC Table 11.2 PEPC Total Amount of Environmental Management and Protection Fund 124 2 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Tabel 11.3 Jumlah Emisi Suar Bakar Tahun 20122014 Table 11.3 Amount of Flaring Gas Emission 20122014 133 Tabel 11.4 Hasil Pengukuran Mutu Pengolahan Air Limbah PEPC Tahun 2014 Table 11.4 Result of Wastewater Treatment Quality Measurement of PEPC 2014 140 Tabel 11. 5 Material yang Digunakan dalam Injeksi di EPF Table 11.5 Materail Using for Injection in EPF 151 Tabel 11.6 Material yang Digunakan dalam Injeksi di Fasilitas Mudi dan Gayam Table 11.6 Material Using for Injection in Mudi & Gayam Facilities 151 Tabel 12.1 Kegiatan dan Realisasi Dana Program Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat Table 12.1 Activities and Fund Realization of Community Socio-Economic Welfare Development Program 161 Tabel 13.1 Saran dan Tanggapan atas Laporan Ini Table 13.1 Inputs and Feedback 170 Halaman Page Daftar Grafik List of Charts Grafik 8.1 Perbandingan Produksi Minyak PEPC dengan Produksi Nasional Chart 8.1 Comparison of PEPC Oil Production with National Production 63 Grafik 8.2 Kesempatan Kerja di Wilayah Kabupaten Bojonegoro Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013 Chart 8.2 Employment Opportunities in Bojonegoro by Industrial Year 2010-2013 74 Grafik 8.3 Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip Tahun 2014 Chart 8.3 Oil Productions in Banyu Urip Field 2014 76 Grafik 9.1 Employee Engagement di Grup Pertamina Chart 9.1 Employee Engagement of Pertamina Group 90 Grafik 11.1 Implementasi Green Purchasing PEPC 2013-2014 Chart 11.1 PEPC Green Purchasing Implementation 2013-2014 122 Grafik 11.2 Perkembangan Jumlah Gas Flaring dan Injeksi Tahun 2012-2014 Chart 11.2 Progresses of Injection and Flaring Gas 2012-2014 135 Grafik 11.3 Realisasi Proyek EPC 1-5 Tahun 2014 Chart 11.3 Realization of EPC 1-5 Project Year 2014 139 Grafik 11.4 Jumlah Injeksi Produced Water Tahun 2012-2014 Chart 11.4 Amount of Produced Water Injection 2012-2014 141 Grafik 11.5 Jumlah Penyaluran Minyak Mentah PEPC Tahun 2012-2014 Chart 11.5 Amount of PEPC Oil Distribution 20122014 147 Grafik 11.6 Oil Losses Pengiriman Melalui Fasilitas GPP Tahun 2012-2014 (%) Chart 11.6 Oil Losses of Distribution through GPP Facilities 2012-2014 147 Grafik 12.4 Dana Implementasi Program Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat Chart 12.4 Funding For The Implementation of Community Socio-Economic Welfare Development Program Halaman Page Daftar Gambar List of Figures Gambar 1.1 Proses Penentuan Konten Laporan Keberlanjutan Figure 1.1 Defining Report Contents 6 Gambar 1.2 Identifikasi Aspek Keberlanjutan yang Material Figure 1.2 Identification of Material Sustainability Aspects 8 Gambar 1.3 Objek Aspek Keberlanjutan Figure 1.3 Object of Sustainability Aspects 9 Gambar 4.1 Komposisi Kepemilikan Saham PEPC Figure 4.1 PEPC Shareholding Composition 18 Tentang Laporan Keberlanjutan About This Sustainability Report 3 Gambar 4.2 Pemegang Participating Interest Blok Cepu Figure 4.2 Holders of Participating Interest Cepu Block 18 Gambar 4.3 Komunikasi Tata Nilai PEPC Figure 4.3 PEPC Corporate Values Communication 21 Gambar 4.4 Struktur Organisasi PEPC Figure 4.4 PEPC Organizational Structure 22 Gambar 4.5 Skema Penyaluran Minyak Early Production Facility Figure 4.5 Distribution scheme of Early Production Facility 24 Gambar 4.6 Skema Penyaluran Minyak Early Oil Expansion Figure 4.6 Distribution scheme of Early Oil Expansion 25 Gambar 4.7 Wilayah Kerja Pertambangan Figure 4.7 Mining Work Areas 25 Gambar 5.1 Siklus Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Berkelanjutan Figure 5.1 Cycle of Sustainable Corporate Governance Implementation 29 Gambar 5.2 Struktur Tata Kelola Perusahaan Figure 5.2 Corporate Governance Structure 30 Gambar 5.3 Skema Mekanisme Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Figure 5.3 Board of Commissioners and Board of Directors Remuneration Determination Mechanism 35 Gambar 5.4 Kerangka Sistem Pengendalian Internal dan Manajemen Risiko PEPC Figure 5.4 PEPC Internal Control and Enterprise Risk Management Framework 38 Gambar 5.5 Mekanisme Umum Sistem Pelaporan Pelanggaran Figure 5.5 General Mechanism of Whistleblowing System 45 Gambar 6. 1 Prinsip dan Pedoman Manajemen Risiko Figure 6.1 Risk Management Principles and Guidelines 51 Gambar 8.1 Mekanisme Bagi Hasil Migas berdasarkan Production Sharing Contract Figure 8.1 Production Sharing Contract Mechanism 65 Gambar 8.2 Skema Alur Distribusi PEPC Figure 8.2 PEPC Distribution Scheme 68 Gambar 8.3 PTK Nomor 007 Revisi-II/PTK/I/2011 tentang Pedoman Tata Kerja Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama Figure 8.3 PTK No. 007 Rev-II/PTK/I/2011 About Supply Chain Management Guideline for Production Sharing Contract 69 Gambar 8.4 Peningkatan Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip Tahun 2014 Figure 8.4 Increasing Oil Productions on Banyu Urip Field 2014 76 Gambar 9.1 "Milestone" Human Resources Plan 2014-2018 Figure 9.1 Milestone of Human Resources Plan 2014-2018 85 Gambar 9.2 Aspek Kriteria Sistem Penilaian Kinerja Figure 9.2 Performance Assessment Criteria 96 Gambar 10.1 Sistem Manajemen HSSE PEPC Figure 10.1 PEPC HSSE Management System 102 Gambar 10.2 Struktur Organisasi HSSE PEPC Figure 10.2 PEPC HSSE Organizational Structure 105 Gambar 10.3 Struktur Organisasi P2K3 Figure 10.3 P2K3 Organizational Structure 106 Gambar 10.4 Proses Keselamatan Kerja Figure 10.4 Occupational Safety Process 110 Gambar 10.5 Kartu Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA) Figure 10.5 The Occupational Safety Observation (PEKA) Card 114 Gambar 11.1 Rencana Pembangunan Engineering, Procurement, & Construction (EPC) Figure 11.1 Engineering, Procurement, & Construction (EPC) Development Plan 138 Gambar 11.2 Pengawasan Penyaluran Minyak Banyu Urip oleh PEPC Figure 11.2 Banyu Urip Oil Distributions Monitoring 146 Gambar 11.3 Pemasangan Pipa pada Perlintasan di Sungai Bengawan Solo Figure 11.3 Cross Piping at Bengawan Solo River 149 Gambar 12.1 Diagram Kebijakan Corporate Social Responsibility PT Pertamina Persero PT Pertamina EP Cepu Figure 12.1 PT Pertamina Persero - PT Pertamina EP Cepu Corporate Social Responsibility Policy Flowchart 155 Gambar 12.2 Ruang lingkup dan Tahapan Pekerjaan Program Papan Informasi Figure 12.2 The Work Scope and Stages of Community Info Board Program 158 Gambar 12.3 Manajemen Pengelolaan Program Figure 12.3 Program Management 159 4 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu TENTANG LAPORAN KEBERLANJUTAN ABOUT THIS SUSTAINABILITY REPORT "Sustainable development is development that meets the needs of the present generation without compromising the ability of future generations to meet their own needs" The United Nations World Commission on Environment and Development/Brundtland Report "Our Common Future", 1987 Social Bearable Equitable Sustainable Environment Viable Economic Sebagai perusahaan energi yang memiliki tanggung jawab dan kepedulian sosial serta lingkungan, kami meyakini bahwa keberlanjutan (sustainability) merupakan aspek penting dalam menjaga keseimbangan antara pencapaian bisnis (economic viability), pemberdayaan sosial (social empowerment) dan pelestarian lingkungan (environmental responsibility). Oleh sebab itu, kami memaknai keberlanjutan sebagai bagian yang esensial dalam perencanaan bisnis jangka pendek dan strategi jangka panjang perusahaan. As an energy company with social and environmental responsibility, we believe that sustainability is an important aspect in maintaining balance between economic viability, social empowerment, and environmental responsibility. Therefore, we value sustainability as an essential part in the short-term business plan as well as long-term strategy of the Company. Tentang Laporan Keberlanjutan About This Sustainability Report Melalui Laporan ini, kami berusaha mengungkapkan akuntabilitas kinerja perusahaan dalam mendukung tujuan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) baik internal maupun eksternal. Laporan Keberlanjutan ini memuat informasi mengenai kondisi faktual yang terkait dengan program dan pendekatan manajemen kami dalam menghadapi dan mengantisipasi segala bentuk peluang, risiko serta tantangan yang terkait dengan keberlanjutan bisnis Perusahaan. Through this report, we are disclosing Company's performance accountability in supporting sustainable development goals to stakeholders both internally and externally. This sustainability report contains information about the factual conditions associated with our management's programs and approaches in facing and anticipating any opportunities, risks, and challenges related our business sustainability. Laporan perdana ini mengangkat tema “Sharpening the F utu r e Th r ou g h S u sta in ab l e P ro d uc ti o n ” un tuk menggambarkan upaya Perusahaan memaknai keberlanjutan dengan menyeimbangkan inovasi untuk peningkatan produksi migas, investasi sosial dan pemberdayaan masyarakat yang tepat sasaran serta pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Upaya ini kami maksudkan agar seluruh pemangku kepentingan dapat mengetahui dan memberikan masukan yang konstruktif terkait aspek keberlanjutan yang menjadi perhatian mereka untuk menjadi sarana pembelajaran dan penyempurnaan kinerja keberlanjutan Perusahaan di masa mendatang. This inaugural report chooses the theme "Sharping the Future through Sustainable Production" to describe Company's efforts to describe sustainability by balancing the innovation to increase oil and gas production, social investment, and well-targeted community empowerment in addition to sustainable environmental preservation. This effort is targeted to allow all stakeholders to identify and provide constructive feedbacks related sustainability aspects as their concerns as a means of learning and performance improvement of Company's sustainability in the future. Referensi dan Periode Pelaporan Reference and Reporting Period Laporan ini merupakan laporan keberlanjutan pertama kami yang mengungkapkan informasi komitmen dan kinerja keberlanjutan perusahaan selama periode 1 Januari hingga 31 Desember 2014. Untuk selanjutnya kami berkomitmen untuk menerbitkan laporan keberlanjutan secara periodik setiap tahunnya. [G4-28, G4-30] This is our first sustainability report with the disclosure of information on Company's commitment and sustainable performance during the period of January 1 to December 31, 2014. In the future we are committed to publish such sustainability report annually. [G4-28, G4-30] Penyusunan laporan ini mengacu kepada Pedoman Pelaporan Keberlanjutan (Sustainability Reporting Guidelines) yang disusun oleh Global Reporting Initiative (GRI) versi 4.0 termasuk G4 Oil and Gas Sector Disclosures, dengan tingkat kesesuaian “Core”, serta Oil and Gas Industry Guidance for Voluntary Sustainability Reporting yang disusun oleh American Petroleum Institute (API), International Association of Oil and Gas Producers (OGP) dan the International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA). Indikator kinerja keberlanjutan dari pedoman pelaporan yang diterapkan dalam laporan ini disajikan dengan huruf berwarna di dalam kurung pada setiap penjelasan yang relevan. The preparation of this report refers to the Sustainability Reporting Guidelines prepared by the Global Reporting Initiative (GRI) version 4.0 including G4 Oil and Gas Sector Disclosures, prepared 'in accordance' - Core, as well as the Oil and Gas Industry Guidance for the Voluntary Sustainability Reporting compiled by the American Petroleum Institute (API), the International Association of Oil and Gas Producers (OGP), and the International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA). Sustainability performance indicators of the reporting guidelines applied in this report are presented with colored letters in brackets on each relevant explanations. Proses Penentuan Konten Laporan Defining Report Content Process Mengingat luasnya ruang lingkup keberlanjutan yang dapat menjadi subjek pelaporan, kami telah melakukan serangkaian proses untuk menentukan aspek keberlanjutan yang menjadi konten laporan keberlanjutan ini. Dalam menentukan konten laporan ini kami berpedoman pada prinsip-prinsip laporan keberlanjutan yang disusun oleh GRI yaitu: Given the breadth scope of sustainability that may become reporting subject, we have conducted a series of processes to determine which aspects of sustainability fit as the contents of this sustainability report. In determining the contents of this report, we were guided by sustainability report principles prepared by GRI, i.e. Inklusivitas Pemangku Kepentingan kami telah melakukan identifikasi kelompok Pemangku Kepentingan perusahaan serta ekspektasi dan kepentingan masing-masing kelompok yang terkait dengan kegiatan bisnis PEPC; Stakeholder Inclusiveness we have identified Company's Stakeholder group along with respective expectations and interests of each group a s s oc i a t ed w it h P E P C bu s i nes s a c t iv it i es ; 5 6 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Konteks Keberlanjutan laporan ini mengungkapkan kinerja perusahaan dalam konteks keberlanjutan yang meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan; Materialitas laporan ini mengungkapkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan yang signifikan dalam pengambilan keputusan oleh para Pemangku Kepentingan; Kelengkapan laporan telah mengungkapkan semua aspek keberlanjutan yang material secara memadai sehingga para pemangku kepentingan dapat mengevaluasi kinerja keberlanjutan perusahaan dalam periode pelaporan. Sustainability Context this report discloses Company's performance in sustainability context which includes economic, social and environmental; Materiality this report discloses significant economic, social, and environmental impacts of the Company during decisionmaking by the stakeholders; Prinsip-prinsip pelaporan keberlanjutan tersebut kemudian kami terapkan dalam empat tahapan yaitu: Pertama, identifikasi aspek dan isu keberlanjutan yang relevan bagi perusahaan dan para pemangku kepentingan serta objek atau lokasi dari aspek tersebut. Kedua, penentuan prioritas dari aspek dan isu keberlanjutan yang teridentifikasi dengan menentukan materialitas dari masing-masing isu dan aspek. Ketiga, validasi dari isu dan aspek keberlanjutan yang material dengan memilih indikator kinerja yang sesuai setelah mempertimbangkan ketersediaan data. Keempat, review atas proses penentuan konten laporan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip kualitas pelaporan termasuk akurasi, kejelasan, keseimbangan, komparabilitas, batasan waktu dan keandalan informasi yang diungkapkan untuk pengambilan keputusan. [G4-18] These sustainability reporting principles are then applied in four stages: first, identification of sustainability aspects and issues that are relevant for the company and stakeholders as well as objects or locations of these aspects. Second, prioritization of sustainability aspects and issues identified by determining the materiality of each issue and aspect. Third, validation of material sustainability issues and aspects by selecting appropriate performance indicators after considering the availability of data. Fourth, review of report content determination process by considering reporting quality principles including accuracy, clarity, balance, comparability, time constraints, and information reliability disclosed for decision-making. [G4-18] Completeness the report has disclosed all material sustainability aspects sufficiently to allow stakeholders to evaluate Company's sustainable performance in the reporting period. Gambar 1.1 Proses Penentuan Konten Laporan Keberlanjutan Figure 1.1 Defining Report Contents STEP 1 STEP 2 STEP 3 IDENTIFICATION PRIORITIZATION VALIDATION Sustainability Context Materiality Completeness STAKEHOLDER INCLUSIVENESS STEP 4 Sustainability Context REVIEW Stakeholder Inclusiveness Tentang Laporan Keberlanjutan About This Sustainability Report Proses Penentuan Materialitas dan Objek Pelaporan Materiality Determination Process and Reporting Object Sebagai tahun pertama, laporan ini kami fokuskan pada beberapa aspek keberlanjutan utama yang kami tentukan berdasarkan analisis materialitas dan relevansinya dengan aktivitas Perusahaan. Penentuan aspek yang materialitas kami lakukan berdasarkan analisis keberlanjutan bisnis Perusahaan serta survei dan diskusi eksternal untuk menghasilkan informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan para pemangku kepentingan. As our first year, we focus this report on several main aspects of sustainability which were determined based on materiality analysis and its relevance to Company activities. The determination of materiality aspect is conducted based on Company business sustainability analysis as well as external survey and discussion to produce relevant information in accordance with the needs of stakeholders. Seluruh aspek dan indikator kinerja keberlanjutan yang diungkapkan dalam laporan ini merupakan aspek dan indikator kinerja yang material dan relevan dengan aktivitas perusahaan berdasarkan penilaian kami dan para pemangku kepentingan. Aspek dan indikator kinerja yang material tersebut meliputi nilai ekonomi langsung yang didistribusikan, pendayagunaan pemasok lokal, efisiensi energi dalam proses produksi, penggunaan material bahan kimia, emisi dan gas flaring, tanggung jawab produk, jumlah cadangan migas, penanganan air terproduksi dan limbah pemboran, tata kelola berkelanjutan, etika dan integritas, anti korupsi dan anti fraud, hubungan industrial pekerja dengan manajemen, pengelolaan dan pengembangan pegawai, kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan kerja, investasi sosial, pengembangan masyarakat lokal. Berdasarkan analisis yang kami lakukan, sebagian obyek aspek keberlanjutan yang material berada di luar ruang lingkup perusahaan sehingga tidak diungkapkan dalam laporan ini. Karena keterbatasan obyek dan ruang lingkup, aspek keberlanjutan material yang tidak dilaporkan dalam laporan ini meliputi pengungkapan, material daur ulang, emisi tidak langsung, rasio gaji pekerja, assessment dampak negatif operasi perusahaan, assessment terhadap mitra kerja, assessment terhadap HAM. [G4-19, G4-20, G4-21] All aspects and sustainability performance indicators expressed in this report are the aspects and performance indicators are material and relevant to the activities of the company based on our assessment and stakeholders. Such material aspects and indicators of performance cover distributed direct economic value, local supplier employment, energy efficiency in production process, utility of chemical materials, emission and gas flaring, product responsibility, amount of oil and gas reserves, anti-corruption and antifraud, worker-management industrial relations, employee management and development, occupational health, security, safety and environment, social investment, local community development. Based on the analysis conducted, several material objects of sustainability aspects are sourced from outside the Company scope, hence not disclosed in this report. Due to limitation to object and scope, material sustainability aspects not disclosed in this report include disclosure, recycling material, indirect emission, employee wage ratio, assessment of negative impacts from Company operation, assessment of work partners, and assessment of human rights. [G4-19, G4-20, G4-21] 7 8 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Gambar 1.2 Identifikasi Aspek Keberlanjutan yang Material Figure 1.2 Identification of Material Sustainability Aspects a c g b d b c h c l k n o g e f a. Wilayah operasi berdekatan dengan area dilindungi Operation site nearby protected area b. Dampak transportasi Impact from transportation c. Pengaduan terkait lingkungan Complaints relating to environment d. Penggunaan label dan informasi produk Product labeling and information e. Penggunaan dan pengembangan energi terbarukan Renewable energy utility and development f. Involuntary resettlement g. Asset integrity and process safety d a b m i j a d e f e f LOW a. Nilai ekonomi langsung yang didistribusikan Direct economic value distributed b. Pendayagunaan pemasok lokal Local supplier empowerment c. Efisiensi energi Energy efficiency d. Penggunaan material bahan kimia Utilization of chemical materials e. Emisi dan gas flaring Emission and gas flaring f. Tanggung jawab produk Product responsibility g. Penanganan air terproduksi dan limbah pemboran Management of produced water and drilling waste h. Tata kelola berkelanjutan Sustainable governance i. Pengembangan masyarakat lokal Local community development j. Etika dan integritas Ethics and integrity k. Anti korupsi dan anti fraud Anti-corruption and anti-fraud l. Hubungan industrial pekerja Worker-management industrial relations m.Kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan kerja Occupational health, safety, security, and environment n. Pengelolaan dan pengembangan pegawai Employee management and development o. Investasi sosial Social investment MEDIUM HIGH Penting bagi PEPC Important for PEPC Sebagai bentuk implementasi tata kelola yang baik, Perusahaan berkomitmen untuk mengungkapkan informasi aspek dan kinerja keberlanjutan secara transparan, akuntabel dan berimbang termasuk dampak positif dan negatif yang timbul dari kegiatan operasional Perusahaan. a. Material daur ulang Recycle material b. Emisi tidak langsung Indirect emission c. Rasio gaji pekerja Employee wage ratio d. Assessment terhadap mitra kerja Assessment of work partners e. Assessment dampak negatif operasi perusahaan Assessment of negative impacts from Company operations f. Assessment terhadap HAM Assessment of human rights As the implementation of a good governance, the Company is committed to disclose the information on sustainability aspect and performance in transparently and in balance, including positive and negative impacts arising from Company's operational activities. Tentang Laporan Keberlanjutan About This Sustainability Report Tabel 1.1 Ruang Lingkup Aspek Keberlanjutan Table 1.1 Object of Sustainability Aspects Batasan Boundary Aspek Material Material Aspect Nilai ekonomi langsung yang didistribusikan Direct economic value distributed Penggunaan material bahan kimia Utilization of chemical materials PEPC KKKS & Mitra Kerja KKKS and Work Partners Pendayagunaan pemasok Local supplier lokal empowerment Efisiensi energi dalam proses produksi Energy efficiency in production process Emisi dan gas flaring Emission and gas flaring Tanggung jawab produk Product responsibility Luar Perusahaan Outside the Company Gambar 1.3 Ruang Lingkup Aspek Keberlanjutan Figure 1.3 Boundary of Sustainability Aspects PEPC KKKS & Mitra Kerja KKKS and Work Partners Jumlah cadangan migas Amount of oil & gas reserves Penanganan air terproduksi dan limbah pemboran Management of produced water and drilling waste Tata kelola berkelanjutan Sustainable governance Etika dan integritas Ethics and integrity Anti korupsi dan anti fraud Anti-corruption & anti-fraud Hubungan industrial pekerja Worker-management industrial relations Pengelolaan dan Employee management and pengembangan pegawai development Kesehatan, keselamatan, Occupational health, safety, keamanan dan lingkungan security, and environment kerja Investasi sosial Social investment Pengembangan masyarakat lokal Local community development PEPC KKKS & Mitra Kerja KKKS and Work Partners Luar Perusahaan Outside the Company Ruang Lingkup dan Keandalan Laporan Scope and Reliability of Report Informasi aspek dan kinerja keberlanjutan yang diungkapkan dalam laporan ini hanya mencakup kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan tidak termasuk mitra bisnis dan rekanan. [G4-17] Information of sustainability aspects and performance disclosed in this report includes only Company's economic, social, and environmental performance, not including business partners and associates. [G4-17] Pengukuran kinerja ekonomi yang diungkapkan dalam laporan ini disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia, sedangkan untuk kinerja sosial dan lingkungan, kami menggunakan teknik pengukuran yang berlaku secara internasional. Seluruh informasi yang diungkapkan dalam laporan ini telah melalui proses verifikasi internal PEPC sehingga dapat diandalkan untuk proses evaluasi dan pengambilan keputusan. Untuk tahun ini, kami belum melakukan proses verifikasi oleh pihak eksternal namun, kedepannya, kami berkomitmen untuk melibatkan pihak eksternal dalam proses verifikasi untuk meningkatkan keandalan laporan kebelanjutan. The measurement of economic performance disclosed in this report is prepared in accordance with Financial Accounting Standards applicable in Indonesia; the social and environmental performance, on the other hand, is measured by internationally-recognized technique. All information disclosed in this report have been verified internally by PEPC to be reliable for evaluation and decisionmaking processes. In this year was not conducted the verification process by external parties. However, we are committed to involve external parties in the verification process to improve sustainability report reliability in the future. [G4-33] [G4-33] 9 10 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Tanggung Jawab atas Laporan Report Accountability Dewan Komisaris dan Direksi PEPC telah melakukan evaluasi atas kelengkapan konten Laporan Keberlanjutan ini serta menyatakan bahwa laporan ini telah mencakup semua aspek keberlanjutan yang material bagi PEPC. Kami bertanggung-jawab atas kebenaran isi Laporan Keberlanjutan ini termasuk laporan keuangan dan informasi lain yang terkait. [G4-48, G4-49] Board of Commissioners and Board of Directors of PEPC have evaluated the completeness of this Sustainability Report and declared that this report has covered all material sustainability aspects of PEPC. We are responsible for the accuracy of this Sustainability Report, including financial statements and other relevant information. [G4-48, G4-49] Jakarta, 20 Februari 2015 February 20, 2015 Komisaris Utama President Commisioner Direktur Utama President Director Andri T. Hidayat Amril Thaib Mandailing Komisaris Commisioner Direktur Operasi Operation Director Bagus Sudaryanto Ricardo Perdana Yudantoro Komisaris Commisioner Direktur Pengembangan Development Director Insan Purwarisya L.Tobing Amran Anwar Komisaris Commisioner Direktur Bisnis Support Business Support Director Boyke E.W. Moekijat Musa Umbas Komisaris Commisioner Direktur Director Elfien Goentoro (Sampai dengan 24 Juni 2014 Until June 24, 2014) Mangasi D. Gunawan (Sampai dengan 02 Februari 2014 Until February 2, 2014) Tentang Laporan Keberlanjutan About This Sustainability Report IKHTISAR KINERJA KEBERLANJUTAN 2014 SUSTAINABILITY PERFORMANCE HIGHLIGHTS 2014 Seiring perjalanan menjadi perusahaan kelas dunia dengan laba yang terus meningkat, PEPC, sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang dimiliki Negara, selalu berupaya menjalankan komitmennya menjadi Perusahaan yang baik (good corporate citizenship) untuk membangun bersama kualitas kehidupan yang lebih baik dengan masyarakat dan lingkungan sosial di mana perusahaan berada. Dengan pendekatan triple bottom lines yang meliputi kinerja ekonomi (economic performance), kinerja lingkungan (environmental performance), dan kinerja sosial (social performance) diharapkan keberadaan PEPC tidak hanya bermanfaat bagi para pemegang saham (shareholders), tetapi juga bagi pemangku kepentingan (stakeholders) yang lebih luas termasuk karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat, negara, dan lain-lain. Within its journey of becoming a world-class company with ever-growing profits, PEPC as a subsidiary of PT Pertamina (Persero) owned by the State constantly strives to realize its commitment to be a good corporate citizen to mutually build better quality of life with the community and social environment where the Company operates. With triple bottom lines approach covering economic, environmental, and social performances, PEPC is expected to exist not only to provide benefits to shareholders, but also to stakeholders at more extensive scope which include the employees, customers, suppliers, the surrounding communities, the State, and other parties. Kinerja Ekonomi dan Operasi Economic and Operation Performance USD 197,332,822 Jumlah Distribusi Nilai Ekonomi Total Distribution of Economic Value 32 SUMUR WELLS Pemboran Pengembangan (Banyu Urip) Development Wells Drilling (Banyu Urip) 62.85% 93.9% 13.831MBOPD 4.87% Proyek Banyu Urip Banyu Urip Project Komitmen TKDN 2014 Domestic Content Level Commitment 2014 Proyek Jambaran-Tiung Biru Jambaran-Tiung Biru Project Total lifting minyak 2014 (share PEPC 45%) Total oil lifting 2014 (PEPC share 45%) Kinerja Lingkungan Environmental Performance 9% 27% Persentase penggunaan energi dari associated gas Percentage of energy consumption of associated gas Pengurangan emisi dari suar bakar tahun 2014 Reduction of flaring emission in 2014 Total injeksi produced water Total produced water injection 0,07% 24.930,04 BARREL Total oil losses dalam penyaluran Total oil losses in distribution 1,2 14.982 GJ Jumlah konsumsi energi PEPC tahun 2014 Total PEPC energy consumption in 2014 Rasio intensitas konsumsi energi PEPC per satuan produksi (GJ/MBOPD) Intensity ratio of PEPC energy consumption per production unit (GJ/MBOPD) 229.160 BARREL Total penggunaan lumpur bor Total drill mud usage 16.419 m3 Limbah serbuk bor (cutting) Drill cuttings 11 12 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Kinerja Sosial Social Performance PEKERJA EMPLOYEE NIHIL NIL Insiden pelanggaran HAM Human rights violation incidents Insiden pelanggaran peraturan tenaga kerja Employment regulation violation incidents PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI EMPLOYEE COMPETENCY TRAINING AND DEVELOPMENT PROGRAMS TOTAL PELATIHAN TOTAL NUMBER OF TRAININGS 3,77% 100% Tingkat pergantian (turnover) pekerja Employee turnover Tidak mengalami kerja paksa Not under forced labor Mendapatkan penilaian kinerja tahunan Receiving annual performance assessment 136 program pelatihan yang diikuti 164 peserta dengan jumlah hari pelatihan 684 hari 136 training programs attended by 164 participants in 684 training days PEKERJA EMPLOYEES JAM PELATIHAN PER PEKERJA TOTAL TRAINING HOURS PER EMPLOYEE 31,28 jam/pekerja 31.28 hours/employee Tidak ada yang dibawah umur No underage employees DANA PELATIHAN TOTAL TRAINING FUNDS Rp3, 62 miliar Rp3.62 billion KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY 918.906 Safety Man Hours NIHIL NIL Total Recordable Incident Rate (TRIR) Number of Accidents (NOA) Kejadian Pencurian Aset Perusahaan Company Assets Theft Incident MASYARAKAT COMMUNITY Rp4,5 MILIAR) USD376,009.8 (Ekv. (Equiv. Rp4,5 BILLION) Total dana program pemberdayaan masyarakat Total community development program funds NIHIL NIL Insiden relokasi Relocation incidents Insiden pengaduan atau keluhan dari masyarakat lokal Claims or complaints from local community incidents Insiden pelanggaran hak adat Indigenous rights violation incidents 13 SAMBUTAN DIREKSI CEO STATEMENT [G4-1] “Sharpening the Future with Sustainable Production” Para Pemangku Kepentingan yang berbahagia, Dear Stakeholders, Selamat datang di Laporan Keberlanjutan edisi perdana kami. Tahun ini, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) memulai langkah baru untuk mengungkapkan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan kepada para Pemangku Kepentingan melalui Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report). Laporan ini kami susun sebagai pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan (Annual Report). Kami menyadari bahwa pembangunan berkelanjutan harus didukung oleh aktivitas bisnis yang bertanggung jawab agar mampu memberikan kontribusi yang optimal untuk peningkatan interaksi sosial dan ekonomi masyarakat. Kesadaran ini pada prinsipnya telah tercermin dalam misi PEPC yaitu untuk “Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi tinggi yang dikelola secara profesional, fokus dan memiliki keunggulan kompetitif dengan menggunakan teknologi modern kelas dunia yang dihasilkan dari kemitraan dengan World Class Company sehingga memberikan nilai tambah lebih kepada para stakeholders terutama pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat luas". Welcome to the first edition of our Sustainability Report. This year, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) starts a new step to disclose economic, social, and environmental performance to stakeholders through this Sustainability Report. This report is established as a complementary and integral part of the Annual Report. We realize that sustainable development must be supported by a responsible business activities in order to be able to contribute optimally for social interaction and community economic improvements. In principle, this awareness has been reflected in PEPC mission which is to "Become a highly-reputable business entity which is professionally managed, focused, having competitive advantages with the utilization of world-class modern technology resulting from partnership with WorldClass Companies, thus contributing added value to stakeholders, particularly shareholders, customers, employees, and the society at large". 14 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pertumbuhan bisnis, peningkatan produksi serta berbagai prestasi PEPC pada tahun ini mencerminkan bagaimana upaya kami untuk menjaga kelangsungan bisnis. Kami menyadari bahwa keberlanjutan pertumbuhan ini tidak dapat tercapai tanpa keterlibatan para Pemangku Kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karenanya, kami berkomitmen untuk senantiasa bersinergi dengan para Pemangku Kepentingan dengan membangun hubungan yang kolaboratif dan saling menguntungkan. Sinergitas tersebut kami wujukan melalui pilar kontribusi ekonomi, pemberdayaan sosial, pelestarian lingkungan serta upaya kami untuk senantiasa membangun tata kelola perusahaan yang baik dan budaya keselamatan kerja dalam pengelolaan usaha. Keempat pilar tersebut senantiasa kami terapkan dan menjadi penggerak langkah m a n a je m en d a l a m m e n yu s u n s tr a t e g i u n t uk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan. Pada tahun ini, kami berhasil mencapai produksi minyak bumi 40.000 BOPD atau setara dengan 4,7% produksi nasional. Kami juga berhasil mencapai 918.906 jam kerja tanpa kecelakaan serta berinvestasi dalam infrastruktur dan pemberdayaan sosial lebih dari 3,3 miliar rupiah. Business growth, increased production, and various PEPC achievements of this year reflect our efforts to maintain business sustainability. We realize that this sustainable growth cannot be achieved without the involvement of Stakeholders both directly and indirectly. Therefore, we are committed to continuously work together with the stakeholders to build a collaborative and mutually beneficial relationship. The synergy is realized through the pillars of economic contribution, social empowerment, environmental conservation, as well as our efforts to continually build good corporate governance and a culture of occupational safety in business management. The four pillars are always applied and serve as the driving force to the management in developing strategies to improve sustainable business. This year, we managed to achieve 40,000 BOPD production of crude oil or equivalent to 4.7% of the national production. We also managed to reach 918,906 zero accident hours and have made investment in infrastructure and social empowerment with more than 3.3 billion Rupiah. PEPC meyakini bahwa di balik kinerja yang telah dicapai, masih banyak aspek kinerja keberlanjutan yang harus kami tingkatkan, terlebih tantangan dan persaingan dalam bisnis hulu minyak dan gas bumi yang semakin ketat akibat penurunan cadangan, perubahan regulasi Pemerintah, peningkatan permintaan terhadap energi, penurunan harga minyak bumi global serta perubahan lingkungan hidup terkait pemanasan global yang tidak dapat diprediksikan. Namun dengan dukungan dan semangat yang luar biasa dari seluruh Pemangku Kepentingan, PEPC berhasil melewati tantangan tersebut dengan pencapaian kinerja yang membanggakan. PEPC believes that behind the performance achieved, there are various aspects of the sustainability performance in need of further improvement , particularly the increasingly fierce challenges and competition in the upstream oil and natural gas businesses resulting from decreased reserves, government regulatory changes, increasing energy demands, decreased price of petroleum globally, and environmental changes related to unpredicted global warming. With tremendous support and spirit from all stakeholders, PEPC has successfully overcome the challenges with praiseworthy performance achievement. Dalam Laporan Keberlanjutan ini kami mengungkapkan komitmen dan pelaksanaan program keberlanjutan dan tanggung jawab sosial PEPC dengan tema utama “Sharpening the Future with Sustainable Production”. Laporan Keberlanjutan ini menyajikan secara transparan,akuntabel dan berimbang mengenai strategi dan upaya yang kami lakukan untuk menjaga keberlanjutan bisnis terutama inovasi produksi, praktek kerja yang baik, kesehatan dan keselamatan kerja, kegiatan pelestarian lingkungan, tata kelola dan manajemen risiko serta pemberdayaan masyarakat. In this Sustainability Report we disclose the commitment and implementation of PEPC sustainability program and social responsibility, with the main theme "Sharpening the Future with Sustainable Production". This Sustainability Report presents in transparent, accountable and balanced manner, the strategies and efforts conducted to maintain business sustainability, particularly production innovation, good work practices, occupational health and safety, environmental preservation, governance and risk management, and community development. Atas nama seluruh jajaran Direksi PEPC, kami menyampaikan terima kasih dan apreasiasi yang sebesarbesarnya kepada seluruh Pemangku Kepentingan yang telah mendukung keberlanjutan usaha kami sehingga mampu memberikan kontribusi yang optimal kepada bangsa dan masyarakat. Semoga pada tahun-tahun yang akan datang, PEPC dapat terus menjaga keberlangsungan usaha dan menjadi produsen energi nasional terbaik. On behalf of the PEPC Board of Directors, we express our highest gratitude and appreciation to all Stakeholders for the support to our business sustainability which allows us to contribute optimally to the State and the community. We expect that in the future, PEPC will always maintain our business continuity and become the best national energy producer. Direktur Utama President Director Amril Thaib Mandailing Tentang PEPC About PEPC TENTANG PEPC About PEPC PT Pertamina EP Cepu (PEPC) bergerak dalam bidang energi di lingkup area utama kegiatan usaha hulu yang meliputi eksplorasi, eksploitasi serta pengembangan minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Blok Cepu. PT Pertamina EP Cepu (PEPC) is engaged in the field of energy in upstream business activity main area covering the exploration, exploitation, and the development of oil and natural gas in Mining Work Area (MWA) of Cepu Block. 15 16 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pemberi Awarder: PT Pertamina (Persero) PEPC meraih penghargaan dalam CIP-PKM IMATION untuk kategori “The Best Persentation Platinum Category” PEPC received CIP-PKM IMATION award for "The Best Presentation Platinum Category" Penghargaan HSSE Award untuk Program Safety Behavior melalui Program PEKA HSSE Award for Safety Behavior Program through PEKA Program Pemberi Awarder: PT Pertamina (Persero) Pemberi Awarder: PT Pertamina (Persero) PEPC mendapatkan Apresiasi Penghargaan "The Best Upstream HSSE and Housekeeping Standard 2014" PEPC received the Appreciation of "The Best Upstream HSSE and Housekeeping Standard 2014" Award PEPC terpilih sebagai KKS terbaik untuk Kategori "Kedisiplinan dibidang Perijinan dalam Kesesuaian terhadap Pedoman Tata Kerja Nomor 032/PTK/VII/2009 tentang Pedoman Tata Kerja Operasional Perwakilan BPMIGAS Bidang Perijinan Umum" PEPC mendapatkan Penghargaan Juara Umum untuk Kategori Pertamina Quality Assessment (PQA) 2014 PEPC received the title as Overall Champion for Pertamina Quality Assessment (PQA) 2014 category PEPC meraih Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) pada bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi untuk Tingkat Nasional periode Tahun 2014 PEPC received Zero Accident Award in Oil and Natural Gas category at National Level in 2014 Kerja Sama Progam Penghijauan Penanaman 10.000 Bibit Pohon Trembesi & Kemiri Sunan di Wilayah Kabupaten Bojonegoro Greening Program Cooperation with the Planting of 10,000 Albizia saman (trembesi) and Reutealis trisperma (kemiri sunan) Tree Seedlings in Bojonegoro Regency PEPC selected as the best KKS in the Category "Licensing Discipline in the Compliance with Working Procedure Guideline Number 032/PTK/VII/2009 concerning the Operational Procedure Guidelines of General Licensing of BPMIGAS Representative" Pemberi Awarder: PT Pertamina (Persero) Pemberi Awarder: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Ministry of Manpower and Transmigration Pemberi Awarder: Kodim 0813 Bojonegoro Military District Command 0813 Bojonegoro Pemberi Awarder: SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara Oil and Gas Special Work Unit of Java, Bali, Madura, and Nusa Tenggara regions Tentang PEPC About PEPC IDENTITAS PEPC [G4-3, G4-4, G4-5, G4-6, G4-7] PEPC IDENTITY Nama Name PT Pertamina EP Cepu PT Pertamina EP Cepu Nama Panggilan Abbreviation PEPC PEPC Bidang Usaha Line of Business Kegiatan usaha hulu mencakup eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi Upstream business activities covering the exploration, exploitation, and development of oil and natural gas Status Perusahaan Company Status Penanaman Modal Dalam Negeri (Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero)) Domestic Investment (PT Pertamina (Persero) subsidiary) Dasar Hukum Pendirian Dasar Hukum Pendirian Akte No. 5 tanggal 14 September 2005 dengan Notaris Marianne Vincentia Hamdani SH disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No.C-26131 HT.01.01.TH 2005 tanggal 21 September 2005 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 5 tanggal 17 Januari 2006 Akte No 45 Perubahan Anggaran Dasar Tanggal 28 Juni 2013 Deed No. 5 dated September 14, 2005 of Notary Marianne Vincentia Hamdani, SH ratified by Minister of Law and Human Rights in the Decree No. C-26131 HT.01.01.TH 2005 dated September 21, 2005 and announced in the Supplement in the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 5 dated January 17, 2006 Deed No. 45 on the Amendment to Articles of Association dated June 28, 2913 Tanggal Pendirian Date of Establishment 14 September 2005 September 14, 2005 Modal Dasar Authorized Capital Rp 2.000.000.000,(Dua milyar rupiah) Rp2,000,000,000 (two billion Rupiah) Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Issued and Fully Paid Capital Rp 500.000.000,(Lima ratus juta rupiah) Rp500,000,000 (Five hundred million Rupiah) Wilayah Kerja Work Area Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) minyak dan gas bumi di Blok Cepu yang mencakup wilayah Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah The oil and natural gas Mining Work Area (MWA) in Block Cepu which covers the regions of Bojonegoro Regency, East Java Province and Blora Regency, Central Java Province Total Pekerja Number of Workers 124 Pekerja Tetap 88 Pekerja Tidak Tetap 124 Permanent Employees 88 Non-Permanent Employees Kantor Pusat Head Office Gedung Patra Jasa, lantai 5, 6, 7, 8 & 13 Jl. Gatot Subroto, Kav. 32- 34 Jakarta 12950 Telp. + 62 21 52900900 Fax. +62 21 52900597 Patra Jasa Building, 5th, 6th, 7th, 8th, and 13th Floors Jl. Gatot Subroto, Kav. 32- 34 Jakarta 12950 Tel. + 62 21 52900900 Fax. +62 21 52900597 Website www.pertamina-epcepu.com www.pertamina-epcepu.com Email fo.pepc@pertamina.com fo.pepc@pertamina.com 17 18 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu PROFIL PEPC PEPC PROFILE PT Pertamina EP Cepu (Perusahaan/PEPC) bergerak di area kegiatan usaha hulu (upstream) minyak dan gas bumi yang meliputi eksplorasi, eksploitasi serta pengembangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP). Perusahaan didirikan pada tanggal 14 September 2005 dengan komposisi kepemilikan saham PT Pertamina (Persero) sebesar 99% dan Koperasi Energi Indonesia sebesar 1% yang kemudian pada tanggal 5 Februari 2013 dialihkan kepada PT Pertamina Dana Ventura sehingga komposisi pemegang saham Perusahaan menjadi 99% PT Pertamina (persero) dan 1% PT Pertamina Dana Ventura. Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia [G4-EC4]. Komposisi kepemilikan saham Perusahaan tidak berubah sampai akhir periode pelaporan. [G4-13] Gambar 4.1 Komposisi Kepemilikan Saham PEPC Figure 4.1 PEPC Shareholding Composition 99% 1% PEPC merupakan Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero) yang dimaksudkan sebagai investment subsidiary untuk bermitra dengan anak perusahaan ExxonMobil Corp. dalam mengelola Blok Cepu. PEPC, Mobil Cepu Ltd. (MCL) dan Ampolex, Pte, Ltd. (keduanya adalah anak perusahaan ExxonMobil Corp.) menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Cepu dengan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (BPMIGAS) pada tanggal 17 September 2005. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas, PEPC, MCL dan Ampolex, Pte, Ltd menawarkan 10% Participating Interest-nya kepada empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur dan Jawa Tengah yang mengakibatkan perubahan komposisi Participating Interest para Kontraktor KKS (KKKS) Blok Cepu menjadi sebagai berikut: Gambar 4.2 Pemegang Participating Interest Blok Cepu Figure 4.2 Holders of Participating Interest Cepu Block 45% PERTAMINA EP CEPU BLOK CEPU 10% 20,5% BUMD MCL 24,5% AMPOLEX PT Pertamina EP Cepu (Company/PEPC) is engaged in oil and natural gas upstream business activities covering the exploration, exploitation, and the development of Oil and Natural Gas in Mining Work Area (MWA). This Company was established on September 14, 2005 with 99% shareholding by PT Pertamina (Persero) and 1% shareholding by the Indonesian Energy Cooperative which was later transferred to PT Pertamina Dana Ventura on February 5, 2013 and changed the Company's shareholding composition into 99% shareholding by PT Pertamina (Persero) and 1% shareholding by PT Pertamina Dana Ventura. PT Pertamina (Persero) itself is a company whose shares are 100% held by the Government of the Republic of Indonesia [G4-EC4] . The Company's shareholding composition does not change as of the end of the reporting period. [G4-13] PT Sarana Patra Hulu Cepu 1,0910% PT Blora Patragas Hulu (BPH) 2,1820% PT Petro Gas Jatim Utama (PJU) 2,2423% PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) 4,4847% PEPC is a Subsidiary of PT Pertamina (Persero) which is meant as an investment subsidiary to be partnered with ExxonMobil Corp. subsidiaries in managing the Cepu Block. PEPC, Mobil Cepu Ltd (MCL), and Ampolex, Pte, Ltd. (both are the subsidiaries of ExxonMobil Corp.) have signed the Cepu Cooperation Contract (KKS) with the Executive Agency for Upstream Oil and Gas (BPMIGAS) on September 17, 2005. Pursuant to the Government Regulation No. 35/2004 concerning Oil and Gas Upstream Business Activities, PEPC, MCL, and Ampolex, Pte, Ltd offerred 10% of their Participating Interest to four Regionally-Owned Enterprises of East Java and Central Java which resulted in the changes in the Cepu Cooperation Contract Contractors' Participating Interest as follows: 1. 2. 3. 4. PEPC MCL Ampolex BUMD : : : : 45% 20,5% 24.5% 10%, yang terdiri dari PT Sarana Patra Hulu Cepu (SPHC) 1.0910%, PT Blora Patragas Hulu (BPH) 2.1820%, PT Petro Gas Jatim Utama (PJU) 2.2423% dan PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) sebesar 4.4847%. 10%, consisting of PT Sarana Patra Hulu Cepu (SPHC) 1.0910%, PT Blora Patragas Hulu (BPH) 2.1820%, PT Petro Gas Jatim Utama (PJU) 2.2423%, and PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) with 4.4847%. Tentang PEPC About PEPC Hak dan kewajiban para KKKS Blok Cepu dalam mengelola Blok Cepu diatur dalam Joint Operating Agreement (JOA). Dalam JOA, MCL ditunjuk oleh para KKKS sebagai Operator Blok Cepu. Peran PEPC sebagai partner non operator dimaksimalkan secara aktif dalam manajemen pengelolaan Blok Cepu, banyak gagasan dan saran untuk memecahkan masalah yang timbul berasal dari Perusahaan yang kemudian menjadi keputusan dalam Operating Committee (OpCom). Sebagai ilustrasi, program early production dan efisiensi Proyek Engineering, Procurement and Construction (EPC) Banyu Urip yang tidak hanya memberikan pendapatan lebih awal untuk Perusahaan tetapi juga menyebabkan PEPC mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi kegiatan penyaluran minyak bumi milik PT Pertamina (Persero) dari pagar Early Production Faciities (EPF) (custody point) menuju FSO Cinta Natomas. The rights and responsibility of Cepu Cooperation Contract Contractors (KKKS) in the management of Cepu Block are regulated in the Joint Operating Agreement (JOA). According to the JOA, MCL is appointed by the KKKS as the Cepu Block Operator. The role of PEPC as non-operator partner is actively optimized in the management of the Cepu Block. Various ideas and suggestions presented by the Company in addressing arising issues have now become decisions in the Operating Committee (OpCom). To illustrate this, Banyu Urip EPC Project's early production and efficiency programs not only brings early revenue to the Company, but also resulted in the gaining of responsibility for PEPC to monitor crude oil distribution activities of PT Pertamina (Persero) from Early Production Facilities (EPF) custody point to Cinta Natomas FSO. Pada tahun 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Unitisasi dan Persetujuan Unitisasi Lapangan Jambaran dengan Lapangan Tiung Biru (JTB) dimana Perusahaan ditunjuk sebagai operator pelaksana unitisasi lapangan gas JTB serta penjualan gas di Blok Cepu. Dengan adanya perkembangan bisnis yang startegis tersebut, maka kini Perusahaan tidak hanya bertindak sebagai Partner KKKS Non-Operator Blok Cepu tetapi juga sebagai Operator Unitisasi Gas JTB. In 2012 the Company signed the Unitization Agreement and Jambaran-Tiung Biru Fields (JTB) Unitization Agreement in which the Company was appointed as implementing operator for the unitization of JTB Gas Fields in addition to gas sales in Cepu Block. With the strategic business development, the Company serves not only as Cepu Block Non-Operator KKKS Partner, but also as JTB Gas Unitization Operator. Pada periode pelaporan, peran PEPC semakin berkembang menjadi salah satu perusahaan strategis yang menunjang kebangkitan energi nasional. Pada periode ini, Perusahaan melaksanakan program peningkatan produksi Blok Cepu melalui Early Oil Expansion (EOE) dengan memproduksikan minyak dari sumur di Well Pad – C menggunakan fasilitas produksi yang disewa dari pihak ketiga yang dimulai pada bulan Juli 2014. Dampak yang signifikan dari program ini adalah kenaikan produksi Blok Cepu sebesar 10.000 BOPD terhitung sejak Oktober 2014 dari semula berproduksi 30.000 BOPD kini menjadi 40.000 BOPD. Peningkatan produksi Blok Cepu melalui program EOE yang diinisiasi oleh PEPC ini akan memberikan peningkatan pendapatan bagi PT Pertamina (persero) lebih dari US$ 13.5 Juta per bulan (45% share PEPC). [G4-13] In this reporting period PEPC has developed into one of strategic companies that support the revival of the national energy. This is the period where the Company performs the increase in Cepu Block production with the implementation of Early Oil Expansion (EOE) program by producing oil from Well Pad - C using production facility rented from a third party since July 2014. The program has brought significant impact in the increase of Cepu Block Production from 30,000 BOPD to 40,000 BOPD (or increasing by 10,000 BOPD) since October 2014. The EOE program initiated by PEPC has brought improvements which eventually contribute to PT Pertamina (Persero)'s increasing revenue of more than US$13.5 million per month (45% of PEPC shares). [G4-13] Selain itu, pada periode pelaporan, Perusahaan juga mulai melakukan pembangunan fasilitas pemroses gas untuk proyek pengembangan gas unitisasi lapangan JambaranTiung Biru dengan melakukan penandatanganan kontrak Front End Engineering Design (FEED) untuk Engineering, Procurement and Construction A (EPC A) pada tanggal 6 Juni 2014. Kontrak ditandatangani oleh Direktur Utama PT PEPC dan pihak kontraktor pelaksana yaitu Direktur Utama PT Singgar Mulia serta Direktur Utama PT Fluor Daniel Indonesia. [G4-13] Additionally, in the same reporting period the Company has also carried out the building of gas processing facilities for Jambaran-Tiung Biru field unitization gas development project through the signing of Front End Engineering Design (FEED) contract for Engineering, Procurement, and Construction A (EPC A) on June 6, 2014. The contract was signed by PT PEPC President Director and implementing contractors, i.e. PT Singgar Mulia President Director and PT Fluor Daniel Indonesia President Director. [G4-13] 19 20 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu VISI, MISI, TUJUAN, DAN KOMPETENSI INTI PEPC VISION, MISSION, OBJECTIVES, AND CORE COMPETENCY OF PEPC Visi Vision Menjadi Role-Model Anak Perusahaan Hulu di Bidang Minyak dan Gas di dalam kegiatan kemitraan dan pembinaan SDM profesional. To become role model for oil and gas upstream subsidiary in partnership activities and professional human resources empowerment. Misi Mission a. Mendukung target yang dibebankan oleh Negara kepada PT Pertamina (Persero) untuk menemukan cadangan migas baru dan meningkatkan produksi migas Nasional, khususnya di Blok Cepu b. Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi tinggi yang dikelola secara profesional, fokus dan memiliki keunggulan kompetitif dengan menggunakan teknologi modern kelas dunia yang dihasilkan dari kemitraan dengan World Class Company sehingga memberikan nilai tambah lebih kepada para stakeholders terutama pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat luas. Dasar Pengesahan Visi dan Misi: Visi dan Misi Pertamina EP Cepu sebagaimana tercantum dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2011-2015 telah ditandatangani Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 15 Juni 2011. a. To support the targets set by the State to PT Pertamina (Persero) to find new oil and gas reserves and to increase national oil and gas production, particularly in Cepu Block. b. To become a highly-reputable business entity which is professionally managed, focused, with competitive advantages by the utilization of world-class modern technology resulting from partnership with World-Class Companies, this contributing added value to stakeholders, particularly shareholders, customers, employees, and society at large. Approval Basis of Vision and Mission: Pertamina EP Cepu Vision and Mission as stated in the Company Long-Term Plan of 20112015 has been signed by the Board of Directors and approved by the Board of Commissioners on June 15, 2011. Tujuan Objective Untuk memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien To gain profit in accordance with company management principles in effective and efficient manner. Kompetensi Inti Core Competency Cost Effective Oil & Gas Production with International Safety Standard (Best Leadership in Petroleum Industry) Cost Effective Oil & Gas Production with International Safety Standard (Best Leadership in Petroleum Industry) TATA NILAI PEPC PEPC CORPORATE VALUES [G4-56] Untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Perusahaan, PEPC menetapkan Tata Nilai Perusahaan “GREAT” (Growth, Reliability, Excellence, Agility, Totality) yang selaras dengan Tata Nilai "6C (Clean, Confident, Competitive, Costumer Focus, Commercial, Capable)" Pertamina (Persero) sebagai Induk Perusahaan. Perusahaan berusaha menginternalisasikan Tata Nilai PEPC kepada perilaku kerja sehari-hari setiap individu pekerja untuk menghadapi perkembangan teknologi, bisnis, inovasi dan praktik etika bisnis. Perusahaan menanamkan pemaknaan dan penghayatan Tata Nilai PEPC yang tinggi kepada setiap pekerja, sehingga Tata Nilai tersebut benar-benar menjadi spirit dan energi yang powerful bagi setiap pekerja PEPC untuk menghasilkan kinerja yang terbaik. In supporting the achievement of Corporate Vision and Mission, PEPC applies "GREAT" (Growth, Reliability, Excellence, Agility, Totality) Corporate Values which are aligned with "6C (Clean, Confident, Competitive, Customer Focus, Commercial, Capable) Corporate Values of Pertamina (Persero) as the Holding Company. The Company puts an effort to internalize PEPC Corporate Values into daily work conduct of every individual on the face of developments in technology, business, innovation, and business ethics practices. The Company also instills high understanding and appreciation of PEPC Corporate Values into every employee so that this may become a powerful spirit and energy driving each PEPC employee to demonstrating his/her best performance. Tentang PEPC About PEPC GROWTH - BERKEMBANG Growth a. Pertumbuhan bisnis ekonomi semakin meningkat b. Perkembangan infrastruktur dalam segala bidang c. Penerapan teknologi terkini Reliability GREAT Totality RELIABILITY - TERPERCAYA Excellence Agility Selain kepada pekerja, untuk turut mendukung pencapaian Visi dan Misi Perusahaan, Tata Nilai PEPC juga dikomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan Perusahaan melalui programprogram komunikasi dan pemberdayaan yang dilakukan secara periodik. To support the achievement of Corporate Vision and Mission, PEPC Corporate Values are communicated to Company's employees as well as the stakeholders through communication and empowerment programs on a regular basis. a. Increased economic business growth b. Infrastructure development in all fields c. Application of the latest technology a. SDM yang jujur dan mempunyai loyalitas tinggi b. Informasi melalui sumber yang memiliki kompetensi c. Management Protection of Information (MPI) a. Honest and highly-loyal Human Resources b. Information through competent sources c. Management Protection of Information (MPI) EXCELLENCE - UNGGUL a. Visi & Misi untuk menjadi role model yang sempurna b. Komitmen senior leadership untuk kesempurnaan kinerja c. Komitmen untuk meningkatkan engagement, satisfaction, pengembangan dan kesejahteraan tenaga kerja. a. Vision and Mission to become a perfect role model b. Senior leadership commitment for performance excellence c. Commitment to improve the engagement, satisfaction, development, and welfare of manpower. AGILITY - GESIT a. Percepatan dalam segala perubahan b. Antisipasi blind spot pada lawan bisnis c. Terkini dalam penerapan teknologi a. Acceleration in any changes b. Blind spot anticipation in business competitors c. Up-to-date in the application of technology TOTALITY - TOTALITAS a. Fokus terhadap tantangan strategis b. Penyelesaian masalah sampai pada akarnya c. Teliti dalam segala aspek a. Focused on strategic challenges b. Problem-solving to its core c. Thorough in all aspects Komunikasi Tata Nilai PEPC PEPC Corporate Values Communication Gambar 4.3 Komunikasi Tata Nilai PEPC Figure 4.3 PEPC Corporate Values Communication INPUT Tata Nilai Perusahaan Corporate Values Growth Reliable Excellence Agility Totality PROSES PROCESS Shareholder Customer Employee Suppliers & Communities Meeting, Correspondence, RUPS GMS, Internet Media, Annual Report Correspondence, Phone Call, Agreement, Internet Media Meeting, CEO Message, Training, Report, Peraturan Direksi Board of Directors' Regulation, Intranet Media Correspondence, Phone Call, Agreement, Event Communities, Internet Media OUTPUT Semua tenaga kerja, pemasok utama, dan mitra kerja, pelanggan dan pemegang saham mendapatkan informasi tentang Tata Nilai Perusahaan (GREAT) All Employees, Main Suppliers and Work Partners, Customers and Shareholders receive information on Corporate Values (GREAT) 21 22 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu STRUKTUR ORGANISASI PEPC PEPC ORGANIZATIONAL STRUCTURE Gambar 4.4 Struktur Organisasi PEPC Figure 4.4 PEPC Organizational Structure Direktur Utama President Director Amril Thaib Mandailing Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Act. Toto Triantoro PGA & Relation Manager Compliance Manager Head of Legal Vacant Arti N.Sudarsono Abdul Malik Commercial Manager Andri Kumala Direktur Pengembangan Development Director Direktur Operasi Operation Director Amran Anwar GM Jambaran Tiung Biru Project VP Technical Support Ricardo Perdana Yudantoro VP Project & Planning Act. Edi Zanuar Muhtadi VP Asset Act. Tonni Ramelan Vacant Bob Wikan H. Adibrata Land & Regulatory Manager Tutuko Widodo Planning & Evaluation Manager Tonni Ramelan Geoscience Interface Manager Akhmad Miftah Risk Management Manager Gusnida Technical Manager Vacant Process & Fasilitas Design Erwin Lukman H. Manager Venture Adi FM Ringoringo Cepu Project Control Manager Vacant Facility & Maintenance Manager Vacant Asset Manager Vacant Tentang PEPC About PEPC 23 Chief Internal Audit Rakutta Tarigan HSSE Manager Tri Sapta Mulia Tambunan SCM Manager Teddyanus Rozarius Direktur Bisnis Support Business Support Director Musa Umbas VP Production VP People Development & Services John Hisar Simamora Deputy GM Banyu Urip Project VP Finance Y.Seno Yudantoro Bambang Sutrisno Harry Hermania Drilling & WO Manager Djan Harwidyarso Production Reservoir Manager Imam Nur Akbar Production Manager Achmad Zaidy Human Capital Manager Achmad Romly Business Support Manager Toto Triantoro IT Manager Vacant Cepu Project Business Support Coordinator Vacant Finance Controller Manager Sudarto Tax Manager Vacant Treasury Manager Agus Salim Cepu Project Finance Support Coordinator Vacant 24 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu PRODUK DAN LAYANAN PEPC [G4-4, G4-8] PRODUCTS AND SERVICES OF PEPC [G4-4, G4-8] Tabel 4.1 Produk Utama PEPC Table 4.1 PEPC Main Products Produk Product Mekanisme Penjualan Sales Mechanism Mekanisme Pengiriman Produk Product Delivery Mechanism Pelanggan Customers Pasar Market Minyak Mentah Crude Oil Langsung Direct GOSP (Gas Oil Separating Plant), Pipeline - PT Pertamina (Persero) - PT Tri Wahana Universal Domestik Domestic Gas Langsung Direct Gas Power Plant, Pipeline - Domestik Domestic 1. Minyak Mentah Seluruh Produksi Minyak Mentah dijual secara bersamaan dengan partner Blok Cepu lainnya yang, pada periode pelaporan, sudah terikat kontrak dengan PT Pertamina (Persero) dan PT Tri Wahana Universal (TWU) dengan harga jual minyak mentah mengacu pada harga Indonesia Crude Price yang ditentukan oleh Pemerintah dan komposisi produksi minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip. 2. Gas Pada periode pelaporan, gas yang dihasilkan bersamaan dengan proses pengangkatan minyak mentah melalui EPF tidak dikomersialkan namun digunakan untuk kebutuhan sendiri (own use) terutama untuk kebutuhan injeksi ke dalam sumur sebagai pressure maintenance serta sumber energi untuk kegiatan operasional. 1. Crude Oil All Crude Oil Productions are sold altogether with other Cepu Block partners which, in the reporting period, have made the contract with PT Pertamina (Persero) and PT Tri Wahana Universal (TWU) with crude oil selling price referring to Indonesia Crude Price determined by the Government and crude oil production composition from Banyu Urip Field. 2. Gas In the reporting period, the produced gas altogether with crude oil removal process through EPF are not commercialized but are used for own use particularly for well injection as pressure maintenance as well as the source of energy for operational activities. Gambar 4.5 Skema Penyaluran Minyak Early Production Facility [G4-12] Figure 4.5 Distribution scheme of Early Production Facility [G4-12] PALANG SHORE CROSSING GOSP (MCL) No storage tank capacity 3X ~10 kbd export pumps 3x Custody transfer meters Gayam Area ... Launcher Chemical Inj: (PPD, ORA, O, MZS, Scav) 8”-37km (ready to operate, spares) CPA MUDI 23 Oil Prod. - 42kbd 2-Water Injection-25kbd Storage tank: TK-210, 4x50 KB TK-8001, 2x30 KB TK-8003, 4x10 KB 2.5km Line: 10” Flowline 4” Water Inj. 4” Gas Inj. Kontrak BOO PTM-GLN Sales Point @BU Fence WELL PAD - A 4-Oil Production 1-Gas Injection 1-Water Injection 10”-37km (80 kbd) 6”-800m Mudi Area 17 kbd export pumps 2x50 KB Oil Tank Storage 12.5 Kbd Export pump diesel (spares) 1X Custody transfer meter Tank Gaugling PRODUCT SRG, H80, HVGO, VTB TWU (MINI REFINERY) 6kbd capacity (Est. 2013 add 10kbd) 20 by truck loading facility CUSTOMER Patra Niaga (75%) Other (25%) CINTA NATOMAS F SO Capacity: 700 KB Lifting: ~5x/mbh Load to: Balikpapan refinery Cilacap refinery Tentang PEPC About PEPC 25 Gambar 4.6 Skema Penyaluran Minyak Early Oil Expansion [G4-12] Figure 4.6 Distribution scheme of Early Oil Expansion [G4-12] WELL PAD - B Expansion 1. 2. 3. 4. 5. 7 SUMUR PRODUCER 1 INJECTOR WELL PAD - C Metering Rental Prod. Fac. 30 KBD HTEF Zero Exposure Flare Outside BU Area Custody meter inside fence Using EPC 1 Land (outside CPF) FSO Full Capacity 1MB, Operating 0.7 MB FSO CINTA NATOMAS Schlumberger Test Unit: 1. 2. 3. 4. 5. Rental Test Unit, 5 KBD HTEF Zero Exposure Flare Outside BU Area Custody meter inside fence Using EPC 1 Land (Outside CPF) Metering PALANG STATION 4” pipe, using water injection line, 1.5km BU EOE: 1. Additional production: 30-35 KBD 2. Opex: 11.96 USD/BBLS TIE IN GAYAM GOSP (Existing) 1. 28500 BOPD 2. TWU 16.500 BOPD 3. Pertamina 12.000 BOPD Existing (EPF) BU EOE MUDI FACILITY (GLN & CPA MUDI) Need to: 1. Amend Kontrak BOO with Geo Link 2. Amend CSA with Pertamina (Persero) 3. Amend FSA with JOB P-PEJ TWU Skala Organisasi PEPC [G4-9] PEPC Organizational Scale [G4-9] Tabel 4.2 Skala Organisasi PEPC Table 4.2 PEPC Organizational Scale No. 1 Satuan Unit Uraian Description Periode Pelaporan Reporting Period 2012 2013 2014 Jumlah Pekerja Number of Employees Orang Person 125 199 212 Pekerja Tetap Permanent Employees Orang Person 64 91 124 Pekerja Tidak Tetap Non-permanent Employees Orang Person 61 108 88 2 Jumlah Pendapatan Usaha Total Operating Revenues USD 143,882,860 172,794,294 292,536,427 3 Jumlah Beban Usaha Total Operating Expenses USD 83,981,114 105,253,380 109,848,841 4 Jumlah Aset Total Assets USD 779,612,150 1,167,064,374 1,683,174,561 5 Jumlah Ekuitas Total Equity USD 65,711,176 99,347,275 208,481,330 6 Jumlah Liabilitas Total Liability USD 713,900,974 1,067,717,099 1,474,693,231 7 Produksi Production Barrel 8,175,041 9,583,938 11.218.438 8 Produksi Share PEPC PEPC Share Production Barrel 3,678,769 4,312,772 5.048.297 WILAYAH KERJA PEPC PEPC WORK AREAS Gambar 4.7 Wilayah Kerja Pertambangan Figure 4.7 Mining Work Areas Wilayah Kerja Pertambangan [G4-6] Wilayah Kerja Pertambangan PEPC berada di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur serta Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Total luas wilayah kerja pertambangan migas Blok Cepu secara keseluruhan mencapai 919,19 km 2 dengan rincian 624,64km 2 berada di Kabupaten Bojonegoro, 255,60 km2 di Kabupaten Blora dan 38,95 km2 di Kabupaten Tuban. Mining Work Area [G4-6] Lokasi Kantor Pusat [G4-6] Lokasi kantor pusat Perusahaan berada di Gedung Patra Jasa, lantai 5, 6, 7, 8 & 13, Jalan Gatot Subroto, Kav. 32- 34 Jakarta 12950. Location of Head Office [G4-6] The Company is headquartered at the 5 th, 6th, 7th, 8th, and 13th Floors of Patra Jasa Building at Jalan Gatot Subroto, Kav. 32- 34 Jakarta 12950. Sampai dengan akhir periode pelaporan, tidak terdapat perubahan lokasi kantor pusat dan wilayah kerja pertambangan Perusahaan. [G4-13] PEPC Mining Work Area is located in Bojonegoro and Tuban Regencies, East Java Province and Blora Regency, Central Java Province. The oil and gas mining work area of Cepu Block reaches totally of 919.19 km2 with details 624.64 km 2 in Bojonegoro Regency, 255.60 km 2 in Blora Regency, and 38.95 km 2 in Tuban Regency. As of the end of the reporting period, there were no changes in the locations of the Company’s head office and mining work area. [G4-13] 26 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance TATA KELOLA BERKELANJUTAN PEPC PEPC SUSTAINABLE GOVERNANCE Penerapan tata kelola Perusahaan yang berkelanjutan merupakan landasan utama untuk menjamin tercapainya kinerja yang optimal serta peningkatan nilai tambah bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya menuju pertumbuhan Perusahaan yang berkelanjutan. The implementation of sustainable corporate governance is a main foundation to ensure the achievement of optimal performance in addition to increased added value for shareholders and other stakeholders towards a sustainable Corporate growth. 27 28 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, PEPC berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan berkelanjutan (sustainable good corporate governance/GCG) yang meliputi transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, serta kewajaran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan operasional Perusahaan. PEPC meyakini bahwa implementasi budaya GCG akan memberikan manfaat yang besar bagi keberlanjutan Perusahaan dengan terbangunnya kepercayaan dan nilai-nilai profesionalisme dalam hubungan Perusahaan dengan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. [G4-DMA] As a company engaged in upstream oil and gas business activities, PEPC is committed to implement the principles of sustainable good corporate governance (GCG) which includes transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness as integral parts of the Company operations. PEPC believes that implementation of GCG culture will provide great benefits for Company sustainability with the establishment of trust and professional values in relationships between the Company and its shareholders and other stakeholders. [G4-DMA] Perusahaan telah memiliki berbagai pedoman dan tata kerja pelaksanaan kegiatan operasional sebagai bentuk komitmen penerapan tata kelola perusahaan yang berkualitas. Hingga akhir periode pelaporan, PEPC telah memiliki kebijakan/piagam pelaksanaan kegiatan unit kerja sebagai berikut: 1. Pedoman Good Corporate Governance 2. Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) Insan 3. Pedoman Tata Kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) 4. Piagam Komite Audit (Komite Audit Charter) 5. Pedoman Pelaporan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) 6. Pedoman Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 7. Pedoman Konflik Kepentingan (Conflict of Interest) 8. Pedoman Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan (Gratifikasi) 9. Piagam Internal Audit (Internal Audit Charter) 10. Tata Kerja Organisasi Pengelolaan Whistleblowing System (WBS) 11. Tata Kerja Organisasi Penyampaian LHKPN 12. Tata Kerja Organisasi Pemberian dan Penerimaan Cinderamata Serta Keramah Tamahan The Company has been supported by various codes and operational work procedures as a commitment to the implementation of quality corporate governance. As of the end of the reporting period, PEPC has the policies/charters for work unit activities as follows: 1. Code of Corporate Governance 2. Code of Conduct for the Personnel 3. Board Manual for the Board of Commissioners and Board of Directors 4. Audit Committee Charter 5. Reporting Guidelines on Personal Tax Statement (LP2P) 6. Reporting Guidelines on Asset Declaration of Government Officials (LHKPN) 7. Guidelines on Conflicts of Interest 8. Guidelines on Gratuities (The Receiving of Gifts/ Souvenirs and Entertainment) 9. Internal Audit Charter 10. Organizational Work Procedure for Whistleblowing System (WBS) Management 11. Organizational Work Procedure for Asset Declaration of G overnment Official (L HKPN ) Repor ting 12. Organizational Work Procedure for the Receiving of Gifts/Souvenirs and Entertainments Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance Gambar 5.1 Siklus Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Berkelanjutan Figure 5.1 Cycle of Sustainable Corporate Governance Implementation 1 PENINJAUAN GCG GCG REVIEW 9 8 7 Penetapan Visi, Misi dan Nilai PEPC Determination of PEPC Vision, Mission, and Values 2 3 4 Evaluasi GCG GCG Evaluation Review Implementasi GCG Implementation Review Pelaksanaan Praktek GCG GCG Practice Implementation 6 Internalisasi/ Sosialisasi Internalization/ Socialization 5 FORMULASI GCG GCG FORMULATION Inventarisasi Referensi GCG GCG Reference Inventory Internal Corporate Assessment Penyusunan Kebijakan GCG GCG Policy Preparation Peraturan Teknis/ Pelaksanaan GCG GCG Implementation/ Technical Regulation IMPLEMENTASI GCG GCG IMPLEMENTATION ORGANISASI TATA KELOLA PEPC PEPC GOVERNANCE ORGANIZATION Struktur Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Structure Struktur tata kelola Perusahaan mengacu pada UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU Perseroan Terbatas), yang terdiri dari: 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2. Dewan Komisaris 3. Direksi Corporate governance structure refers to Law No. 40 of 2007 on Limited Liability (Limited Liability Company Act), which consists of: 1. The General Meeting of Shareholders (GMS) 2. The Board of Commissioners 3. The Board of Directors 29 30 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Struktur Tata Kelola Perusahaan [G4-34] Corporate Governance Structure [G4-34] Gambar 5.2 Struktur Tata Kelola Perusahaan Figure 5.2 Corporate Governance Structure Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders (GMS) Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Sekretaris Dewan Komisaris Secretary of The Board of Commissioners Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Komite Audit Audit Committee Internal Audit Internal Audit Manajemen Risiko Risk Management Mengacu pada UU Perseroan Terbatas, Perusahaan mempunyai dua dewan yaitu Dewan Komisaris dan Direksi. Pada periode pelaporan, tidak ada Dewan Komisaris yang melakukan rangkap jabatan sebagai Direksi dan tidak ada Direksi yang merangkap jabatan sebagai pejabat eksekutif satu tingkat di bawahnya. Dengan demikian independensi dalam pengambilan keputusan senantiasa terjaga. [G4-39] Referring to the Limited Liability Company Act, the Company has two Boards, i.e. the Board of Commissioners and the Board of Directors. In the reporting period, none of the Board of Commissioners members serve concurrently as the Board of Directors, and none of the Board of Directors members serve concurrently as executive officer one level below the Board of Directors. Thus decision-making independency is always maintained. [G4-39] Rapat Umum Pemegang Saham The General Meeting of Shareholders RUPS merupakan organ perusahaan tertinggi yang wewenangnya diatur oleh Undang-Undang dan Anggaran Dasar Perusahaan. Berdasarkan ketentuan tersebut, kewe na nga n R UP S m el ip uti m en ga ngk at d a n memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, menyetujui Laporan Keuangan, serta menetapkan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi. RUPS terdiri dari RUPS Tahunan (RUPST) dan RUPS Luar Biasa (RUPSLB). Melalui RUPS salah satu pemangku kepentingan Perusahaan yaitu pemegang saham dapat menggunakan haknya dengan memberikan pendapat dan suaranya untuk mengambil keputusan penting terkait aspek ekonomi, sosial dan lingkungan secara independen dan seimbang antara kepentingan perusahaan dan pemegang saham. [G4-37] The GMS is the highest company organ of which the authorities are stipulated by the Law and the Articles of Association of the Company. Under these provisions, GMS authorities include the appointment and dismissal of the Board of Commissioners and Board of Directors members, evaluation on the Board of Commissioners and Board of Directors performance, approval of amendments to Articles of Association, approval of Financial Statements, and decision of remuneration for the Board of Commissioners and Board of Directors members. GMS consists of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS). Through the GMS, one of company stakeholders, i.e. shareholders may use their right to give opinion and vote in important decision-making process relating to economic, social, and environmental aspects independently by balancing between the interests of the company and the shareholders. [G4-37] Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance Untuk memastikan dicapainya kinerja PEPC yang berkelanjutan dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan, RUPS juga memutuskan penunjukkan anggota direksi yang bertugas di masing-masing bidang yang ditentukan serta penetapan target kinerja yang harus diraih selama menjalankan tugas operasional. [G4-35] To ensure the achievement of PEPC sustainable performance in economic, social, and environmental aspects, the GMS also decides the appointment of Board of Directors members to serve in each specified field and establishes performance targets to achieve during their operational duties. [G4-35] Dewan Komisaris The Board of Commissioners Dalam melaksanakan fungsi dan peran pengawasan, Dewan Komisaris PEPC telah dilengkapi Pedoman Kerja yang disebut dengan Board Manual yang disahkan melalui SK Direktur Utama PEPC No. Kpts-021/ CP0000/2014-S0 tanggal 26 Juni 2014. Pedoman Kerja Dewan Komisaris tersebut antara lain mengatur Tugas, Wewenang dan Kewajiban, Etika Jabatan, Akses Informasi, Pembagian Kerja, Rencana Kerja, Rapat, Tata Tertib Rapat, Pertanggungjawaban, Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris serta Organ Pendukung Dewan Komisaris (Komite Audit dan Sekretaris Dewan Komisaris). Dengan adanya Pedoman Kerja Dewan Komisaris pelaksanaan tugas Dewan Komisaris akan lebih terarah dan efektif serta dapat digunakan sebagai salah satu alat penilaian kinerja Dewan Komisaris. Selanjutnya, cakupan Pedoman Kerja Dewan Komisaris dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014. In carrying out its supervisory function and role, PEPC Board of Commissioners is provided with the Board Manual endorsed by PEPC Board of Directors Decree No. Kpts021/CP0000/2014-S0 dated June 26, 2014. The Board Manual stipulates the Duties, Authorities and Responsibilities, Office Ethics, Access to Information, Division of Work, Work Plan, Meetings, Grand Rules of Meeting, Accountability, Evaluation of Board of Commissioners and Board of Commissioners Supporting Organs' (Audit Committee and Secretary to the Board of Commissioners) Performance. The Board Manual ensures focused and effective implementation of the Board of Commissioners' duties and serves as one of the parameters for the Board of Commissioners' performance evaluation. The scope of this Board Manual will be further described in detail in PT Pertamina EP Cepu 2014 Annual Report. Direksi The Board of Directors Dalam melaksanakan fungsi pengelolaan perusahaan, Direksi PEPC telah dilengkapi Pedoman Kerja dalam bentuk Job Scope Management. Selain itu Pedoman Kerja Direksi juga didasarkan pada Board Manual yang disahkan melalui SK Direktur Utama PEPC No. Kpts-021/ CP0000/2014-S0 tanggal 26 Juni 2014. Pedoman Kerja Direksi dalam Board manual tersebut antara lain mengatur Tugas, Wewenang dan Kewajiban, Independensi (Kemandiriaan), Etika Jabatan, Rapat, Evaluasi Kinerja Direksi serta Organ Pendukung Direksi (Sekretaris Perseroan dan Fungsi Internal Audit). Selanjutnya, cakupan Pedoman Kerja Direksi dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014. In carrying out its corporate management function, the PEPC Board of Directors is provided with Job Scope Management as the work guidelines. The Board of Directors is also guided by the Board Manual ratified by PEPC Board of Director Decree No. Kpts-021/CP0000/2014-S0 dated June 26, 2014. The Board Manual stipulated Duties, Authorities and Responsibilities, Independency, Office Ethics, Meetings, and Evaluation of Board of Directors and Board of Directors Supporting Organs' (Corporate Secretary and Internal Audit Function) Performance. The scope of this Board Manual will be further described in PT Pertamina EP Cepu 2014 Annual Report. Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan arahan kepada Direksi serta memastikan bahwa PEPC mengimplementasikan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Direksi adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengelolaan Perusahaan serta melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Direksi bertanggung jawab menyusun dan melaksanakan strategi dan kebijakan bisnis, Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), penanganan risiko usaha sesuai dengan visi dan misi Perusahaan. Selain itu Direksi mempunyai fungsi untuk memastikan tercapainya sasaran dan tujuan usaha Perusahaan. The Board of Commissioners is a Company organ in charge of, and collectively responsible for the supervision and directing the Board of Directors in addition to ensure GCG implementation at PEPC at all organizational levels. The Board of Directors is a company organ in charge of, and collectively responsible for the management of the Company and implementing corporate governance at all organizational levels. The Board of Directors is responsible for formulating and implementing business strategies and policies, the Company's Long Term Plan (RJPP), Work Plan and Budget (RKAP), as well as handling business risks in accordance with Corporate vision and mission. The Board of Directors also functions to ensure the achievement of the Company's goals and objectives. 31 32 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Sekretaris Dewan Komisaris Sekretaris Dewan Komisaris adalah organ Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris yang bertugas membantu kelancaran kegiatan adminitrasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Sekretaris Dewan Komisaris mengacu pada Pedoman Kerja yang diatur dengan Job Description untuk Sekretaris Komisaris. Selanjutnya, cakupan tugas dan tanggung jawab Sekretaris Dewan Komisaris dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014. Secretary to the Board of Commissioners The Board of Commissioners Secretary is one organ of the Board of Commissioners appointed by the Board of Commissioners whose function is to assist smooth administrative duties and responsibilities of the Board of Commissioners. In carrying out its duties and responsibilities, the Board of Commissioners Secretary refers to the work guidelines stipulated in the Job Description for Board of Commissioner Secretary. The scopes of duties and responsibilities of the Board of Commissioners Secretary are described further in PT Pertamina EP Cepu 2014 Annual Report. Komite Audit Perusahaan telah membentuk Komite Audit melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris PEPC Nomor: Kpts01/DK/CP/2013-S0 pada April 2013. Komite Audit telah menyusun Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) yang akan menjadi landasan kerja Komite Audit dan telah ditandatangani oleh Ketua Komite Audit pada tanggal 25 Juli 2013. Piagam Komite Audit tersebut mengatur secara rinci mengenai tujuan pembentukan komite audit, kedudukan dan komposisi, hak dan wewenang, tugas dan tanggung jawab, hubungan dengan pihak yang terkait, rapat, pelaporan, konflik dan kode etik dan lainnya. Selanjutnya, cakupan piagam Komite Audit dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014. Audit Committee The Company has established an Audit Committee by PEPC Board of Commissioners Decree No. Kpts-01/DK/CP/2013S0 on April 2013. The Audit Committee has compiled an Audit Committee Charter which serves as a basis for the Audit Committee operations and has been signed by the Audit Committee Chairman on July 25, 2013. The Audit Committee Charter stipulates the details on Audit Committee purpose of establishment, position and composition, rights and authorities, duties and responsibilities, relations with related parties, meetings, reporting, conflict and code of ethics, and others. The scope of the Audit Committee Charter are described further in PT Per tam ina E P C epu 2014 Annual R eport. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan memiliki posisi strategis untuk memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat dalam rangka membangun goodwill Perusahaan. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Sekretaris Perusahaan telah dilengkapi pedoman kerja yang disebut dengan Job Specification fungsi Corporate Secretary dan Board Manual. Selanjutnya, cakupan tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014. The Corporate Secretary Sekretaris Perusahaan memiliki posisi strategis untuk memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat dalam rangka membangun goodwill Perusahaan. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Sekretaris Perusahaan telah dilengkapi pedoman kerja yang disebut dengan Job Specification fungsi Corporate Secretary dan Board Manual. Selanjutnya, cakupan tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014. Internal Audit Internal Audit merupakan unit kerja independen yang dipimpin oleh Kepala Satuan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki jalur komunikasi langsung dengan Komite Audit dan Dewan Komisaris. Internal Audit merupakan mitra manajemen dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik di lingkungan Perusahaan dan dituntut untuk selalu dapat memberikan nilai tambah bagi manajemen PEPC. Peran Internal Audit sangat strategis dalam membantu Perusahaan mencapai tujuan melalui pendekatan yang sistematis, teratur dan terstruktur dengan mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian intern dan proses governance. Tugas dan tanggung jawab Internal Audit Perusahaan diatur di dalam Pedoman Umum Internal Audit dan Board Manual. Selanjutnya, cakupan tugas dan tanggung jawab Internal Audit dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014. Internal Audit The Internal Audit is an independent unit, led by a Unit Head who is directly responsible to the President Director and has a direct communication line with the Audit Committee and the Board of Commissioners. Internal Audit is a management partner in achieving Good Corporate Governance within the Company, therefore is required to maintain its capability of providing added value to PEPC management. Internal Audit has a particularly strategic role in assisting the Company to achieve its goals through systematic, organized and structured approach through evaluation and improvement of risk management, internal control, and governance process effectiveness. Internal Audit duties and responsibilities are set in the Internal Audit Charter and the Board Manual. The scope of duties and responsibilities of Internal Audit are described further in PT Per tam ina E P C epu 2014 Annual R eport. Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi [G4-38] Number and Composition of the Board of Commissioners and Board of Directors [G4-38] Dewan Komisaris Sampai dengan akhir periode pelaporan jumlah anggota Dewan Komisaris Perusahaan terdiri dari empat orang, dengan komposisi sebagai berikut: The Board of Commissioners As of the end of the reporting period, the Board of Commissioners consists of four members, with the following composition: Tabel 5.1 Komposisi Dewan Komisaris PEPC 2014 Table 5.1 Composition of PEPC Board of Commissioners 2014 Nama Name Jenis Kelamin Gender Jabatan Position Masa Jabatan Tenure Keahlian dan Latar Belakang Expertise and Background Andri T. Hidayat Laki-laki Male Komisaris Utama 1 January 2014 - 31 Desember 2014 President Commissioner January 1, 2014 - December 31, 2014 Bidang Ekonomi (Keuangan) Economy (Finance) Bagus Sudaryanto Laki-laki Male Komisaris Commissioner 1 January 2014 - 31 Desember 2014 January 1, 2014 - December 31, 2014 Bidang Ekonomi (Operasional Migas) Economy (Oil and Gas Operations) Insan Purwarisya L. Tobing Laki-laki Male Komisaris Commissioner 1 January 2014 - 31 Desember 2014 January 1, 2014 - December 31, 2014 Bidang Sosial (SDM) Social Affairs (HR) Boyke E.W. Moekijat Laki-laki Male Komisaris Commissioner 25 Juni 2014 - 31 Desember 2014 June 25, 2014 - December 31, 2014 Bidang Ekonomi (Keuangan) Economy (Finance) Sampai dengan akhir periode pelaporan Perusahaan belum menetapkan Komisaris Independen, akan tetapi mengingat pentingnya kedudukan Komisaris Independen, Perusahaan telah mengkaji perlunya keberadaan Komisaris Independen sejalan dengan best practice nasional dan internasional. Namun dalam pelaksanaan peran dan fungsinya, Dewan Komisaris telah bertindak independen untuk tidak saling mencampuri fungsi dan tanggung jawab satu dengan lainnya. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi. As of the end of the reporting period the Company has not appointed an Independent Commissioner. However, given the importance of the Independent Commissioner's role, the Company has reviewed the necessity to appoint an Independent Commissioner in accordance with national and international best practices. In the implementation of its roles and functions, nonetheless, the Board of Commissioners has acted independently to avoid interference in each other's functions and responsibilities. Each Board of Commissioners member has no family relationship to the second degree with the other members of the Board of Commissioners and/or with members of the Board of Directors. Direksi Sampai dengan akhir periode pelaporan jumlah anggota Direksi Perusahaan terdiri dari empat orang dengan komposisi sebagai berikut: The Board of Directors As of the end of the reporting period, the Company Board of Directors consists of four members with the following composition: Tabel 5.2 Komposisi Direksi PEPC 2014 Table 5.2 Composition of PEPC Board of Directors 2014 Nama Name Jenis Kelamin Gender Jabatan Position Masa Jabatan Tenure Keahlian dan Latar Belakang Expertise and Background Amril Thaib Mandailing Laki-laki Male Direktur Utama President Director 1 January 2014 - 31 Desember 2014 January 1, 2014 - December 31, 2014 Bidang Ekonomi (Operasional Migas) Economy (Oil and Gas Operations) Amran Anwar Laki-laki Male Direktur Pengembangan Development Director 1 January 2014 - 31 Desember 2014 January 1, 2014 - December 31, 2014 Bidang Ekonomi (Operasional Migas) Economy (Oil and Gas Operations) 14 Agustus 2014 - 31 Desember 2014 August 14, 2014 - December 31, 2014 Bidang Ekonomi (Operasional Migas) Economy (Oil and Gas Operations) Ricardo Perdana Laki-laki Male Direktur Operasi Yudantoro Operation Director Musa Umbas Laki-laki Male Direktur Bisnis Support 1 January 2014 - 31 Desember 2014 Business Support Director January 1, 2014 - December 31, 2014 Bidang Ekonomi (Keuangan) Economy (Finance) 33 34 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Komite Audit Sampai dengan akhir periode pelaporan jumlah anggota Komite Audit Perusahaan terdiri dari 2 (dua) orang, dengan komposisi sebagai berikut: The Audit Committee As of the end of the reporting period, the Audit Committee consists of two members, with the following composition: Tabel 5.3 Komposisi Audit PEPC 2014 Table 5.3 Composition of PEPC Audit Committee 2014 Nama Name Jenis Kelamin Gender Jabatan Position Boyke E.W Moekijat Laki-laki Male Ketua/ Komisaris Chairman/Commissioner Lindawati Gani Perempuan Female Masa Jabatan Tenure Keahlian dan Latar Belakang Expertise and Background 4 September 2014 - 31 Desember 2014 September 4, 2014 - December 31, 2014 Bidang Ekonomi (Keuangan) Economy (Finance) Anggota/Pihak Independen 1 January 2014 - 31 Desember 2014 Member/Independen Party January 1, 2014 - December 31, 2014 Bidang Ekonomi (Keuangan) Economy (Finance) Mekanisme Pemilihan dan Pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi [G4-40] Board of Commissioners and Board of Directors Selection and Appointment Mechanism [G4-40] Baik Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh pemegang saham melalui RUPS dengan mempertimbangkan aspek integritas, kompetensi dan repurtasi yang memadai sesuai dengan kebutuhan bisnis Perusahaan. Sebelum mengusulkan dalam RUPS, PT Pertamina (Persero), selaku pemegang saham utama dan pengendali, terlebih dahulu melakukan penyaringan melalui proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon komisaris dan direksi. Kemampuan dan pandangan untuk mengatasi isu ekonomi, sosial dan lingkungan turut menjadi bagian yang dinilai dalam proses ini. Hasil seleksi tersebut selanjutnya diusulkan dan diputuskan dalam RUPS. Both the Board of Commissioners and the Board of Directors are appointed and dismissed by the shareholders through a GMS in consideration of integrity, competency, and reputation aspects in accordance with Company's business needs. Prior to proposing in the GMS, PT Pertamina (Persero), as major shareholder and controller, filters the Board of Commissioners and Board of Directors candidates through a fit and proper test. Their expertise and view on how to handle economic, social and environmental issues are also part of the process. Selection results are then proposed and decided in a GMS. Mekanisme Penilaian Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi [G4-44] Board of Commissioners and Board of Directors Performance Assessment Mechanism [G4-44] Penilaian Kinerja Dewan Komisaris Penilaian kinerja Dewan Komisaris dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dilakukan oleh Pemegang Saham pada waktu RUPS. Mekanisme penilaian dilakukan berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris yang disampaikan dalam RUPS tahunan. Indikator Pencapaian Kinerja Dewan Komisaris dinilai dari keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau anggar an das ar . Dengan diter ima nya la por a n pertanggungjawaban pengawasan Dewan Komisaris maka RUPS memberikan pernyataan pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) untuk tahun buku bersangkutan. Board of Commissioners Performance Assessment The assessment on the Board of Commissioners' performance in economic, social, and environmental aspects is conducted by the Shareholders during a GMS. The assessment is based on the Board of Commissioners' Accountability Report presented in the Annual GMS. The Board of Commissioners'performance indicators are assessed from the successful execution of the Board's duties and responsibilities in monitoring and providing advice by the Board of Commissioners in accordance with laws and regulations and/or Articles of Association. With the submission of Board of Commissioners Accountability Report, the GMS declares and fully discharges the Board of Commissioners from all accountabilities (acquit et decharge) for the related fiscal year. Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance Penilaian Kinerja Direksi Penilaian kinerja Direksi dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Pemegang Saham dengan melibatkan seluruh perangkat Dewan Komisaris pada waktu RUPS. Penilaian dilakukan berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Direksi yang disampaikan pada forum RUPS Tahunan. Hasil penilaian kinerja Direksi ditentukan oleh hasil pencapaian kinerja perusahaan secara keseluruhan meliputi kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan diterimanya laporan pertanggungjawaban atas Laporan Keuangan Tahunan maka RUPS memberikan pernyataan pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) untuk tahun buku bersangkutan. Hasil penilaian kinerja Direksi akan berimplikasi terhadap remunerasi Direksi. Board of Directors Performance Assessment The assessment of the Board of Directors performance in economic, social, and environmental aspects is conducted by the Board of Commissioners and the Shareholders by involving all the Board of Commissioners' organs during a GMS. The assessment is based on the Board of Directors' Accountability Report submitted in the Annual GMS forum. The results of the Board of Directors performance assessment are determined by Company's overall achievement in economic, social, and environmental performances. With the submission of the Board of Directors' Accountability Report, the GMS declares and fully discharges the Board of Directors from all accountabilities (acquit et decharge) for the related fiscal year. The results of the Board of Directors' performance assessment will have implication on Board of Directors' remuneration. Remunerasi dan Insentif Dewan Komisaris dan Direksi [G4-51, G4-52] Remuneration and Incentives for the Board for Commissioners and Board of Directors Perusahaan menetapkan besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi dengan mengacu pada ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-07/MBU/2010 sebagaimana telah diperbaharui dengan PER-04/MBU/2013 tentang perubahan atas PER-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN tersebut, besaran penghasilan Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS. Komponen penghasilan Dewan Komisaris PEPC terdiri dari Honorarium, Tunjangan, Fasilitas dan Tantiem/Insentif Kinerja. The Company determines the amounts of remuneration for the Board of Commissioners and Board of Directors by referring to the provisions stipulated in the Minister of StateOwned Enterprises (SOE) Regulation No. PER-07/MBU/2010 as amended by PER-04/MBU/2013 on amendments to PER-07/MBU/2010 on Guidelines for the Determination of Income for the Board of Directors, Board of Commissioners, and SOE Advisory Board. Based on the Minister of SOE Regulation, the amount of income for the Board of Commissioners is stipulated in the GMS. The PEPC Board of Commissioners income includes honorarium, benefits, and profit share (tantiem)/performance incentives. [G4-51, G4-52] Gambar 5.3 Skema Mekanisme Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Figure 5.3 Board of Commissioners and Board of Directors Remuneration Determination Mechanism Dewan Komisaris Board of Commissioner Melakukan Kajian Reviewing Membuat rekomendasi hasil kajian Giving recommendation from review results Dewan Komisaris Board of Commissioner Mempelajari rekomendasi komite/Dewan Komisaris Reviewing Committee/Board of Directors' recommendation Mengusulkan kepada RUPS Giving proposal to GMS RUPS GMS Memberikan persetujuan dan menetapkan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi Approving and determining remuneration for Board of Commissioners and Board of Directors 35 36 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham secara sirkuler sesuai dengan ketentuan pasal 10 ayat (5) dan (6) Anggaran Dasar Perseroan tetang Honorarium Dewan Komisaris tanggal 18 Agustus 2014 menyatakan bahwa PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Dana Ventura sebagai pemegang saham memutuskan hal-hal sebagai berikut: 1. Faktor jabatan honorarium Komisaris Utama adalah 45% (empat puluh lima persen) dari gaji Direktur Utama Perseroan 2. Faktor jabatan honorarium Komisaris 90% (sembilan puluh persen) dari honorarium Komisaris Utama Perseroan. Based on the circular Shareholders Decree under Article 10 paragraphs (5) and (6) provisions of the Company Articles of Association on Honorarium for the Board of Commissioners dated August 18, 2014, PT Pertamina (Persero) and PT Pertamina Dana Ventura as shareholders decide the following issues: 1. The honorarium for President Commissioner's position is 45% (forty-five percent) of President Director's salary Untuk pembagian tantiem Direksi dan Dewan Komisaris mengacu kepada Keputusan Pemegang Saham secara sirkuler sesuai ketentuan pasal 10 ayat (5) dan (6) Anggaran Dasar Perseroan tentang penetapan penghargaan atas kinerja tahunan (tantiem) Direksi dan Dewan Komisaris tahun buku 2013 tanggal 3 Juni 2014, Menyatakan bahwa PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Dana Ventura sebagai pemegang saham memutuskan hal-hal sebagai berikut: The profit sharing for Board of Directors and Board of Commissioners refers to circular Shareholders Decree under Article 10 paragraph (5) and (6) of the Company Articles of Association on Determination of appreciation (tantiem) for the Board of Directors and Board of Commissioners annual performance in fiscal year 2013 dated June 3, 2014, stating that PT Pertamina (Persero) and PT Pertamina Dana Ventura as shareholders decide the following issues: 1. Menetapkan penghargaan atas kinerja tahunan (Tantiem) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku 2013 sesuai dengan Permen BUMN No.04/2014, dengan rincian sebagai berikut: a. Direktur Utama : Rp 2.000.000.000 b. Anggota Direksi : Rp 1.800.000.000 c. Komisaris Utama : Rp 900.000.000 d. Anggota Komisaris : Rp 810.000.000 1. Determining appreciation (tantiem) for the Board of Directors and Board of Commissioners annual performance in fiscal year 2013 under Minister of SOE Regulation No.04/2014, with the following details: a. President Director : Rp2,000,000,000 b. Board of Directors members : Rp1,800,000,000 c. President Commissioner : Rp900,000,000 d. Board of Commissioners members : Rp810,000,000 Tantiem tersebut diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang menjabat dalam tahun Buku 2013, secara proporsional sesuai dengan lamanya yang bersangkutan menduduki jabatan masing-masing The tantiem is awarded to the Board of Directors and Board of Commissioners who have served in the fiscal year 2013, in accordance with the tenure of each respective position 2. Pajak atas tantiem ditanggung oleh penerima 3. Bagi anggota Direksi dan pekerja PT Pertamina (Persero) yang menjadi anggota Dewan Komisaris Perseroan pada tahun buku 2013 tidak berhak atas tantiem sebagaimana yang telah diatur oleh Perusahaan, oleh karena itu tantiem yang bersangkutan dibayarkan kepada PT Pertamina (Persero) 2. Tax on the tantiem received 3. The Board of Directors members and employees of PT Pertamina (Persero) becoming members of the Board of Commissioners in fiscal year 2013 are not entitled to the tantiem as stipulated by the Company, hence their tantiem is paid to PT Pertamina (Persero). Mekanisme Penyampaian Pendapat Kepada Direksi [G4-49, SE16] Mechanism of Opinion Submission to Board of Directors [G4-49, SE16] Perusahaan memberikan ruang kepada seluruh pekerja untuk menyampaikan pendapat dan saran-saran untuk perbaikan operasional PEPC kepada Direksi melalui mekanisme formal seperti rapat-rapat Pekerja dengan Manajemen dan rapat-rapat kerja Perusahaan. Penyampaian saran dan pendapat kepada Direksi dapat pula dilakukan melalui acara employee forum (temu pekerja dengan Direksi) dan pada saat kunjungan Direksi ke unit operasional. Para Pekerja dapat juga menyampaikan pendapat atau saran kepada Direksi melalui media korespondensi seperti surat atau surat elektronik. The Company provides opportunity to all workers to express their opinions and suggestions for PEPC operational improvement to the Board of Directors through formal mechanisms such as Employee-Management meetings and Company work meetings. Suggestions and opinions to the Board of Directors can also be provided through the Employee Forum (Employee-Board of Directors meetings) and during Board of Directors visitation to operational units. Employees may also express their opinions or suggestions to the Board of Directors through correspondence such as letters or e-mails. 2. The honorarium for Commissioner's position is 90% (ninety percent) of the President Commissioner's honorarium. Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance MANAGEMENT WALK THROUGH Seluruh jajaran Dewan Komisaris dan Direksi melakukan Management Walk Trough (MWT). MWT ini merupakan media "blusukan" (verifikasi keadaan di lapangan secara akurat) oleh jajaran manajemen ke lokasi proyek Perusahaan untuk memastikan kegiatan operasional Perusahaan berjalan dengan baik. Selain mengecek keadaan yang sesungguhnya di lapangan terkait aktivitas bisnis Perusahaan, MWT juga menjadi sarana evaluasi operasional Perusahaan serta penyusunan strategi tahap-tahap perkembangan proyek Perusahaan, termasuk diantaranya membuat catatan-catatan atas kekurangan yang terdapat di lapangan. Sehingga dengan adanya MWT ini akan semakin memberi dampak yang positif bagi kemajuan Perusahaan dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas operasional Perusahaan. Selain itu usai melakukan kunjungan lapangan, Dewan Komisaris dan Direksi juga memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk kemajuan dan optimalisasi produksi lapangan ke depan, yang diharapkan semakin berkontribusi pada pemenuhan energi untuk Negeri. The entire Board of Commissioners and Board of Directors personnel conduct Management Walk Troughs (MWT), an "impromptu visit" (to verify situation accurately on site) by the management to Company project sites to ensure smooth operation of the Company. In addition to observing real situation of the Company's business activities on site, MWT also serves as a means of evaluation to Company's operations and strategy formulation of project development stages, including the making of notes on inadequacies found in the field. MWT brings positive influence on Company's progress in enhancing the quality of Company's operations. Following the field visit, the Board of Commissioners and Board of Directors additionally give recommendations for improvements and optimization of the future field productions, which are expected to further contribute to the fulfillment of energy for the State. Pada tahun 2014, MWT dilaksanakan ke beberapa lokasi operasional Perusahaan, diantaranya: Kunjungan ke Lokasi Proyek Banyu Urip EPC-1, EPC-5 dan Proyek ADK pada 18 - 20 Maret 2014. Kunjungan ke Lokasi Proyek Banyu Urip EPC-1 dan Proyek ADK pada 17-18 Juli 2014. Kunjungan ke Lokasi Proyek Banyu Urip EPC-1, Fasilitas Produksi Early Oil Expansion (Wellpad C) dan Proyek ADK pada 6-7 Nopember 2014. Kunjungan ke Lokasi Proyek Banyu Urip EPC-1, Fasilitas Produksi Early Oil Expansion (Wellpad C) dan Alokasi Area Fasilitas Produksi CPF Early Production (Wellpad B) pada 26-27 November 2014. In 2014, MWT implemented to several locations the Company's operations, including: Visit to Banyu Urip EPC-1, EPC-5 and ADK Project Sites on March 18 to 20, 2014. Visit to Banyu Urip EPC-1 and ADK Project Sites on on 17 to 18 July 2014. Visit to Banyu Urip EPC-1 Project Sites, Early Oil Expansion (Wellpad C) Production Facilities and ADK Project on November 6 to 7, 2014. Visit to Banyu Urip EPC-1 Project Sites, Early Oil Expansion (Wellpad C) Production Facilities and Allocation Area of CPF Early Production (wellpad B) Production Facilities on November 26 to 27, 2014. PENGENDALIAN INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO INTERNAL AUDIT AND RISK MANAGEMENT [G4-45, G4-46, G4-47] Perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa kinerja keberlanjutan berhubungan erat dengan kualitas pengelolaan risiko. Lebih lanjut, pengelolaan risiko sangat bergantung dari penerapan sistem pengendalian internal dan manajemen risiko yang menjadi bagian dari sistem tata kelola Perusahaan. Oleh sebab itu, Perusahaan membentuk unit Internal Audit and Risk Management untuk mengevaluasi pengendalian internal dan manajemen risiko di lingkungan Perusahaan. The Company is fully aware that sustainability performance is closely related to risk management quality. Risk management is also highly dependent on internal control and risk management systems implementation as a part of corporate governance system. On this basis, the Company establishes an Internal Audit and Risk Management unit to evaluate internal audits and risk managements in the Company. 37 38 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Adanya sistem pengendalian internal dan manajemen risiko yang handal membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam melindungi aset Perusahaan, menjamin tersedianya pelaporan keuangan yang akurat, meningkatkan kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan yang berlaku serta mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran. Excellent internal audit and risk management systems help the Board of Commissioners and Board of Directors to protect Company's assets, ensuring the availability of accurate financial reporting, improving Company's compliance with regulations, as well as preventing and mitigating the risks of loss, irregularities, and violations. Perusahaan telah menerapkan Sistem Pengendalian Internal baik mencakup pengendalian keuangan maupun pengendalian operasional. Penerapan Sistem Pengendalian Internal telah mengacu pada kerangka yang diakui secara internasional, yaitu COSO (Committee of Sponsoring Organization) Internal Control and Enterprise Risk Management Framework. The Company has implemented a good Internal Audit System including financial and operational controls. Internal Audit System implementation refers to the internationally recognized framework, COSO (Committee of Sponsoring Organization) Internal Control and Enterprise Risk Management Framework. Gambar 5.4 Kerangkan Sistem Pengendalian Internal dan Manajemen Risiko PEPC Figure 5.4 PEPC Internal Control and Enterprise Risk Management Framework Untuk menjamin keberlanjutan bisnis Perusahaan, Perusahaan melakukan pengelolaan risiko terhadap seluruh aktivitas dan target usaha PEPC sesuai dengan Tata Kerja Organisasi (TKO) Nomor B-001/CP2240/2013S0 tentang Kajian Risiko Tahap Pengembangan Proyek, B-002/CP2240/2013-S0 tentang Kajian Risiko Tahap Operasi, B-003/CP2240/2013-S0 tentang Kajian Resiko Tahap Usulan Investasi dan B-004/CP2240/2013-S0 tentang Risk Register. Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko, proses-proses yang dilakukan Perusahaan antara lain sebagai berikut: 1. Perusahaan melakukan kajian risiko pada setiap langkah strategi bisnis di POD, RJPP dan RKAP; 2. Secara rutin, minimal sekali dalam setahun perusahaan memperbaharui dan melakukan risk assessment yaitu identifikasi, analisa dan evaluasi risiko sesuai dengan proses manajemen risiko berdasarkan ISO 31000 tahun 2009; 3. Perusahaan menyusun risk treatment dalam bentuk rencana mitigasi risiko untuk kemudian melakukan monitoring atas rencana tersebut terkait RKAP dan pengembangan proyek; To ensure Company business sustainability, the Company conducts risk management of all PEPC activities and business targets in accordance with the Organizational Working Procedures (TKO) No. B-001/CP2240/2013-S0 on Risk Assessment on Project Development Stage, B002/CP2240/2013-S0 on Risk Assessment on Operational Stage, B-003/CP2240/2013-S0 on Risk Assessment on Investment Proposal Stage and B-004/CP2240/2013-S0 on Risk Register. In risk management implementation, the processes implemented by the Company are as follows: 1. The Company conducts risk assessment for every business strategy conducted in Plan of Development (POD), Corporate Long-Term Plan, and Corporate Work Plan and Budget; 2. Regularly, at least once a year, the Company renews and conducts risk assessments i.e. risk identification, analysis, and evaluation in accordance with risk management process under ISO 31000 of 2009; 3. The Company prepares risk treatment in the form of risk mitigation plan to further monitor Corporate Work Plan and Budget and project development; Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance 4. Perusahaan melakukan konsolidasi dengan Risk Owner dalam menentukan jadwal pelaksanaan mitigasi risiko. 5. Secara aktif, Perusahaan melakukan sosialisasi dan workshop manajemen risiko di lingkungan kerja khususnya dalam memberikan pemahaman, kepedulian serta implementasi agar memiliki pandangan yang sama mengenai manajemen risiko (top to bottom). 4. The Company conducts consolidation with the Risk Owner in determining risk mitigation schedule; Perusahaan memastikan seluruh rencana mitigisi risiko dikerjakan oleh Risk Owner melalui monitoring bulanan ke Direktorat Hulu dan triwulanan ke Upstream Risk Management Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko (URM-PIMR). The Company ensures that all risk mitigation plan is implemented by the Risk Owner through monthly monitoring to the Upstream Directorate and quarterly monitoring to the Upstream Risk Management of Investment Planning and Risk Management (URM-PIMR). 5. The Company actively provides risk management information dissemination and workshops in the workplace, particularly to instil understanding, awareness, and implementation for a common view on risk management (top to bottom). IMPLEMENTASI ETIKA DAN INTEGRITAS IMPLEMENTATION OF ETHICS AND INTEGRITY Etika adalah sistem nilai yang dijabarkan dari tata nilai dan budaya Perusahaan yang menjadi norma yang diyakini oleh seluruh pekerja PEPC sebagai suatu standar perilaku. Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan menerapkan etika bisnis/usaha dan etika kerja. Etika bisnis menjadi acuan bagi Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk berinteraksi dengan para pemangku kepentingan sementara etika kerja merupakan sistem yang dianut oleh setiap Pimpinan dan Pekerja dalam melaksanakan tugasnya termasuk etika hubungan antara Pekerja dan Perusahaan. Ethics is a value system derived from Corporate values and culture which become the norm held by all PEPC employees as the code of conduct. In conducting its business, the Company applies business and work ethics. The Company applies business ethics in conducting its business, including during interaction with stakeholders; work ethics, on the other hand, is a system adopted by each Leader and worker in performing their duties, including Employee-Company ethical relations. Perusahaan senantiasa berkomitmen untuk selalu menjaga etika bisnis/usaha dan etika kerja dengan mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Terbukti selama periode pelaporan tidak ada sanksi yang dikenakan oleh Pemerintah atas ketidakpatuhan terhadap undangundangan dan peraturan. [G4-SO8] The Company is committed to always maintain business and work ethics to comply with all applicable laws and regulations in Indonesia. This is proven by zero sanctions imposed by the Government for non-compliance with laws, regulations and rules during the reporting period. [G4-SO8] 39 40 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku Code of Conduct Perusahaan menyusun Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) yang merupakan salah satu wujud komitmen implementasi GCG serta penjabaran Tata Nilai Perusahaan "GREAT" (Growth, Reliability, Excellence, Agility, dan Totality) ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika bisnis dan etika kerja dalam mengelola Perusahaan untuk mencapai visi, misi dan tujuan Perusahaan. The Company establishes a Code of Conduct as a commitment of GCG implementation in addition to the elaboration of the Corporate Values of "GREAT" (Growth, Reliability, Excellence, Agility, and Totality) into behavioral interpretation relating to business ethics and work ethics of the management to achieve the Corporate vision, mission and objectives. Perusahaan menyusun Code of Conduct berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor Kpts-021/CP00000/20014-SO tanggal 26 Juni 2014 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Pertamina EP Cepu, yang mengatur tentang: The establishment of the Code of Conduct is based on the Board of Directors Decree No. Kpts-021/CP00000/20014SO dated June 26, 2014 on PT Pertamina EP Cepu Code of Conduct, which regulates: [G4-56] 1. 2. 3. 4. B ek er ja s a m a d en ga n s es a m a I n s a n P E P C Menjaga kerahasiaan data informasi Perusahaan Menjaga asset Perusahaan Mejaga keamanan dan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL) 5. Mencatat data dan pelaporan 6. Pelaporan akuntansi dan keuangan 7. Menghindari benturan kepentingan dan penyalahgunaan jabatan 8. Larangan menerima hadiah/cindera mata/gratifikasi dan entertainment 9. Larangan memberi hadiah/cindera mata dan entertainment 10. Larangan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang (narkoba) dan minuman keras (miras) 11. Larangan ikut serta aktivitas politik 1. 2. 3. 4. Code of Conduct ini berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh pekerja termasuk pihak eksternal yang bertindak untuk dan atas nama Perusahaan dan mitra kerja yang bekerjasama dengan Perusahaan. Penerapan Code of Conduct secara terus menerus dan berkesinambungan dalam bentuk sikap, perbuatan, komitmen, dan ketentuan mendukung terciptanya budaya perusahaan yang menjunjung tinggi etika dan integritas dalam melaksanakan tugas operasional. [G4-56] This Code of Conduct applies to the Board of Commissioners, Board of Directors, and all employees, including external parties acting for and on behalf of the Company and partners in cooperation with the Company. The Code of Conduct is implemented continuously and sustainably to form attitudes, actions, commitment, and provisions to support the creation of a corporate culture which upholds the ethics and integrity in carrying out operations. [G4-56] Selain berkewajiban untuk menaati Code of Conduct, pihakpihak tersebut juga diharuskan untuk tidak bersikap pasif apabila menemukan atau mengetahui perbuatan atau tindakan yang melanggar Code of Conduct. Pekerja diharuskan untuk melaporkan pelanggaran tersebut kepada atasannya langsung sedangkan untuk pelanggaran yang dilakukan oleh unsur pimpinan maka laporan disampaikan kepada Direksi. Seluruh laporan tersebut harus disertai data dan/atau bukti-bukti akurat sehingga pelanggaran dapat diproses lebih lanjut. Setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku, pengenaan sanksi tersebut tidak bersifat diskriminatif. Sampai dengan akhir periode pelaporan, tidak terdapat pelanggaran Code of Conduct yang dilakukan oleh seluruh Insan Perusahaan. In addition to the obligation to comply with the Code of Conduct, these parties are also required to remain active when discovering or finding out violations against the Code of Conduct. Employees are required to report such violations to their immediate supervisor; violations conducted by leaders, on the other hand, shall be reported to the Board of Directors. All reports must be supplied with data and/or accurate evidence to allow further process of the violations. Each violation will be given sanctions in accordance with applicable regulations without any discrimination. As of the end of the reporting period, no Code of Conduct violations were committed by Company personnel. [G4-57, G4-58] [G4-56] [G4-57, G4-58] Cooperation amongst PEPC Personnel Maintaining confidentiality of Company information Protecting Company assets Maintaining occupational health, safety, security, and environment (HSSE) 5. Recording data and reporting 6. Conducting accounting and financial reporting 7. Avoiding conflicts of interest and abuse of power 8. Prohibition to accept gifts/souvenirs/gratuities and entertainment 9. Prohibition to provide gifts/souvenirs and entertainment 10. Prohibition to consume drugs and illegal substances and alcohols 11. Prohibition to involve in political activities Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance Agar Code of Conduct dapat diimplementasikan dengan baik, Perusahaan melaksanakan program sosialisasi dan internalisasi kepada seluruh pekerja melalui Broadcast PEPC, Induksi Training Pekerja Baru PEPC, Portal PEPC, Sharing Knowledge dan Town-Hall Meeting. Lebih lanjut, sosialisasi juga dilaksanakan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan melalui berbagai media (intranet, souvenir, banner, dan lain-lain). [G4-DMA] To allow proper implementation of the Code of Conduct, the Company gives information and internalization to all employees via PEPC Broadcast, PEPC New Worker Training Induction, PEPC Portal, Knowledge-Sharing, and Town-Hall Meetings. Furthermore, information is also disseminated to shareholders and stakeholders through various media (intranet, souvenirs, banners, etc.). [G4-DMA] Code of Conduct tersebut senantiasa di-review oleh Perusahaan secara berkala dan disesuaikan dengan perkembangan hukum, sosial, norma, peraturan dan kondisi bisnis Perusahaan. Setiap pekerja dapat meminta penjelasan, masukan, saran atau menyampaikan pertanyaan terkait dengan Code of Conduct kepada atasan langsung atau kepada Manajer Compliance. Masukan atau saran tersebut diharapkan dapat memberikan pengembangan Code of Conduct agar sejalan dan sinergis dengan nilai-nilai Perusahaan [G4-57]. Untuk membangun budaya kepatuhan di seluruh lini organisasi, Perusahaan juga mendistribusikan Pernyataan Kepatuhan untuk Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh insan agar melaksanakan standar etika yang ditetapkan Perusahaan dan juga menandatangani "pernyataan kepatuhan terhadap Code of Conduct" . Penerapan nilai etika ini menjadi bagian dari kepatuhan atas pelaksanaan tata kelola Perusahaan yang berkelanjutan. The Code of Conduct is reviewed by the Company on a regular basis and adjusted to legal, social, norms, rules development as well as Company business conditions. Each worker may ask for clarification, inputs, suggestions, or pose questions relating to the Code of Conduct to his/her immediate supervisor or Compliance Manager. Inputs or suggestions are expected to develop the Code of Conduct in order to be consistent and synergistic with Corporate values [G4-57]. To establish a compliance culture throughout all organization lines, the Company also distributes Compliance Statement of the Board of Commissioners, Board of Directors, and all individuals in order to carry out the ethical standards established by the Company in addition to the signing of "statement of compliance with the Code of Conduct". The implementation of these ethical values becomes part of compliance with sustainable corporate governance implementation. SURAT PERNYATAAN INSAN PERTAMINA EP CEPU Dengan ini saya menyatakan telah menerima, membaca, dan memahami Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) PT PERTAMINA EP CEPU tanggal (efektif) .................. dan bersedia untuk mematuhi semua ketentuan yang tercantum didalamnya dan menerima sanksi atas pelanggaran (jika ada) yang saya lakukan (Tempat) (Tanggal, Bulan, Tahun) ...........................................,....................... ………………………………… Nama, Tanda Tangan dan Jabatan) SURAT PERNYATAAN PEJABAT YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENERAPAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA (CODE OF CONDUCT) DI PERTAMINA EP CEPU Sehubungan dengan pemberlakuan Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) PT PERTAMINA EP CEPU tanggal (efektif)..............., yang telah saya terima dan pahami sepenuhnya, saya menyatakan bahwa pada tahun...........: 1. Telah mendistribusikan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct), telah diterima dan ditandatangani oleh seluruh insan PERTAMINA EP CEPU di unit kerja yang menjadi tanggung jawab saya. 2. Telah mengkoordinasikan pelaksanaan sosialisasi dan internalisasi dengan Chief Compliance Officer untuk ......... (orang) insan PERTAMINA EP CEPU dengan daftar terlampir. 3. Telah melakukan upaya-upaya untuk menjamin kepatuhan terhadap Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) di unit kerja yang menjadi tanggung jawab saya. 4. Telah melaporkan semua pelanggaran secara lengkap kepada Chief Compliance Officer 5. Telah melaksanakan semua pemberian sanksi disiplin dan tindakan pembinaan/perbaikan yang harus dilakukan di lingkungan unit kerja yang menjadi tanggung jawab saya. (Tempat) (Tanggal, Bulan, Tahun) ...........................................,....................... Nama : Jabatan : Tanda Tangan : LETTER OF STATEMENT OF PT PERTAMINA EP CEPU PERSONNEL STATEMENT OF ACCOUNTABILITY FOR THE IMPLEMENTATION OF THE CODE OF CONDUCT IN PT PERTAMINA EP CEPU I hereby state that I have received, read, and understood PT Pertamina EP CEPU Code of Conduct Pertaining to the implementation of the Code of Conduct in PT Pertamina EP Cepu dated (effective) ............................., which I have fully accepted and understood, I hereby state that in the year..................: 1. I have distributed the Code of Conduct, which has been accepted and signed by Pertamina EP Cepu personnel in the work unit under my responsibility. 2. I have coordinated the socialization and internalization with Chief Compliance Officer for.............. (person(s)) of Pertamina EP Cepu personnel in the work unit under my responsibility. 3. I have conducted the efforts to ensure compliance with business the Code of Conduct) in the work unit under my responsibility. 4. I have reported all details of violations to the Chief Compliance Officer. 5. I have imposed the entire necessary disciplinary sanctions and trainings/improvements in the work unit under my responsibility.. dated (effective).............. and I am willing to comply with all conditions set forth therein and accepting the sanctions for any violations (if any) I committed. (Place) (Date, Month, Year) ...........................................,....................... ………………………………… (Name, Signature, and Position) (Place) (Date, Month, Year) ...........................................,....................... Name: Position: 41 42 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Komitmen Anti Korupsi dan Fraud Anti-Corruption and Anti-Fraud Commitment Sebagai bentuk komitmen Perusahaan dalam mencegah tindakan korupsi dan fraud, Perusahaan menerapkan kebijakan internal yang menegaskan bahwa pekerja tidak diperkenankan melakukan perbuatan korupsi atau perbuatan yang mendorong terjadinya korupsi termasuk memberi atau menerima suap. Lebih lanjut, untuk menjamin efektifitas gerakan pencegahan tindakan korupsi dan fraud yang merugikan seluruh pihak, Perusahaan telah membuat Pedoman Benturan Kepentingan (Conflict of Interest), Pedoman Gratifikasi, Compliance Online System (Compols) serta aturan mewajibkan kepada seluruh pejabat PEPC untuk melakukan Pelaporan Harta Kekayaan bagi Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Perusahaan juga telah memberlakukan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) yang memberikan wadah kepada para pekerja untuk menyampaikan laporan jika mengetahui adanya tindakan korupsi atau adanya tindakan yang berpotensi pada terjadinya korupsi. Selama periode pelaporan, tidak terdapat insiden kasus korupsi dan fraud yang dilakukan oleh Perusahaan dan setiap pekerja. Apabila diketemukan insiden tindakan korupsi dan fraud maka akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang belaku dan kepada yang pelakunya akan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). [G4-SO3, G4-SO5, SE11, SE12] As part of Company commitment in preventing corruption and fraud, the Company applies an internal policy which emphasizes that all employees are prohibited from committing acts of corruption or corruption-triggering acts, including the giving or receiving of bribes. To ensure the effectiveness of the loss-inflicting corruption and fraud preventive movement, the Company establishes Conflict of Interest Guidelines, Gratuity Guidelines, Compliance Online System (Compols), in addition to the provision requiring all PEPC officials to carry out Asset Declaration of Government Official (LHKPN) to the Corruption Eradication Commission. The Company also establishes the Whistleblowing System as a medium for employees to report any corruption or corruption-triggering acts. During the reporting period, no corruption and fraud was committed by the Company and all employees. An employee who is proven to have committed corruption and/or fraud is imposed sanctions in accordance with the applicable regulations and subject to employment termination. Selain itu, PEPC juga terus berupaya meningkatkan pemahaman Direksi dan pekerja terhadap segala hal yang berkaitan dengan program anti korupsi. Hal itu dilakukan dengan menyertakan materi terkait program anti korupsi dalam berbagai materi pembekalan maupun sosialisasi GCG. Kegiatan sosialisasi termasuk dalam kegiatan yang dimasukkan dalam Boundary KPI GCG 2014, sehingga seluruh pekerja terikat berkewajiban untuk mengikuti sosialisasi setiap tahunnya. [G4-SO4, SE11] PEPC also continues to improve the Board of Directors' and Employees' understanding on all issues related to anticorruption programs. The implementation includes anticorruption materials in various briefings and dissemination of GCG. The informtion dissemination becomes part of GCG 2014's KPI Boundary, 2014, which requires participation from all employees each year. [G4-SO4, SE11] Benturan Kepentingan Conflict of Interest Perusahaan membuat Pedoman Konflik Kepentingan (Conflict of Interest) sebagai upaya pencegahan terjadinya benturan kepentingan diantara Dewan Komisaris, Direksi, jajaran manajemen dan seluruh pekerja. Hal ini sesuai Surat Keputusan Direksi Nomor Kpts 022/CP0000/2014-SO Tanggal 26 Juni 2014 Tentang Konflik Kepentingan (Conflict of Interest) di Lingkungan PT Pertamina EP Cepu. Dengan penerapan pedoman ini diharapkan akan mendorong terlaksananya etika bisnis yang berkualitas serta mencegah kecurangan dan penyimpangan perilaku bisnis lainnya [G4-41]. Dalam pedoman ini Perusahaan melarang seluruh pekerja untuk: 1. Melakukan transaksi dan/atau menggunakan harta Perusahaan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, atau golongan lainnya. 2. Menerima dan/atau memberi hadiah/manfaat dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya di dalam Perusahaan. 3. Memanfaatkan informasi rahasia dan data bisnis Perusahaan untuk kepentingan di luar Perusahaan. 4. Terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan Perusahaan pesaing dan/atau perusahaan mitra atau calon mitra lainnya. The Company has drawn up the Conflict of Interest Guidelines as a measure to prevent conflicts of interest between the Board of Commissioners, Board of Directors, management, and all employees. This is done in accordance with the Board of Directors Decree No. Kpts 022/CP0000/2014-SO dated June 26, 2014 on Conflict of Interest in PT Pertamina EP Cepu environment. The implementation of these guidelines is expected to encourage quality business ethics and to prevent fraud and other irregularities in business conducts [G4-41]. In this guideline, the Company prohibits all employees from: [G4-SO3, G4-SO5, SE11, SE12] 1. Conducting any transactions and/or utilizing Company's property for personal, family, or other group's gain. 2. Accepting and/or providing any form of gifts/benefits relating to their position within the Company. 3. Abusing Company confidential information and business data for benefit outside the Company. 4. Engaging directly or indirectly in the management of competitors and/or partnering Company or other potential partners. Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance 5. Mempunyai hubungan keluarga sedarah dan/atau semenda sampai dengan derajat ketiga dengan anggota Direksi dan/atau anggota Komisaris. 5. Having relationships by blood or by marriage up to the third degree with a member of the Board of Directors and/or a member of the Board of Commissioners. Selama periode pelaporan, tidak terdapat insiden konflik kepentingan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris, Direksi, jajaran manajemen dan seluruh pekerja. Tidak ada pula anggota Dewan Komisaris yang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi. Perusahaan juga tidak menerima keuntungan finansial apapun dari pemerintah pusat dan daerah serta tidak pernah memberikan kontribusi finansial atau lainnya kepada partai politik dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun. During the reporting period, no conflict of interest had been committed by the Board of Commissioners, Board of Directors, management, and all employees. None of the members of the Board of Commissioners are related to members of the Board of Commissioners and/or members of the Board of Directors by blood or by marriage. The Company does not receive any financial gains from the central and local governments, does not contribute financially or in any other forms to political parties, and does not make affiliations with any political party. Gratifikasi Gratification Sebagai upaya pencegahan gratifikasi, PEPC telah membuat pedoman gratifikasi sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. Kpts. 023/CP0000/2014-SO tanggal 26 Juni 2014 tentang Unit Pengendalian dan Pedoman Gratifikasi. Dalam pedoman gratifikasi dinyatakan bahwa seluruh pekerja dilarang menerima dan memberi gratifikasi berupa cinderamata dan keramahtamaan yang berdampak pada keuntungan pribadi serta menimbulkan benturan kepentingan. Selain itu, sebagai upaya pencegahan gratifikasi, Perusahaan telah menunjuk Chief Compliance Office untuk melakukan penegakan ketentuan anti gratifikasi dengan mewajibkan gratifikasi yang diterima oleh setiap pekerja untuk dilaporkan kepada Chief Compliance Office. Selanjutnya, Chief Compliance Office akan mengusulkan pengenaan sanksi kepada unit Human Capital sesuai dengan ketentuan Perusahaan. Selama periode pelaporan tidak terdapat insiden gratifikasi yang diterima oleh Insan Perusahaan. [G4-41, G4-SO6, SE14] To prevent gratuities, PEPC has established the gratification guidelines in accordance with Board of Directors Decree No. Kpts. 023/CP0000/2014-SO dated June 26, 2014 on Gratuity Guidelines and Control Unit. In the gratification guidelines, it is stated that all employees are prohibited from accepting and giving of gratuities in the form of souvenirs and hospitality which bring personal gain and lead to conflict of interest. Additionally, as gratification prevention, the Company has appointed a Chief Compliance Officer to enforce anti-gratification provisions by requiring gratuities received by each employee to be reported to Chief Compliance Officer. The Chief Compliance Officer will then propose the imposition of sanctions to the Human Capital unit in accordance with Company provisions. During the reporting period there were no gratuity received by Company personnel. [G4-41, G4-SO6, SE14] Pelaporan Harta Kekayaan bagi Penyelenggara Negara Assets Declaration for State Officials Sebagai anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat strukturalnya dikategorikan sebagai Penyelenggara Negara yang terikat kewajiban untuk melaporkan dan mengumumkan kekayaannya sebelum dan sesudah menjabat berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Kewajiban melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ditujukan untuk seluruh pekerja dengan level Manager ke atas. Ketentuan dan tata cara pelaporan LHKPN diatur dalam: 1. Pedoman perihal Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Bagi Pejabat di Lingkungan PT Pertamina EP Cepu yang diberlakukan melalui SK Direktur Utama PEPC No. Kpts-028/ CP0000/2014-S0 Tanggal 15 Juli 2014. 2. TKO perihal Penyampaian LHKPN No. B-001/CP0010/ 2014-S0 Cepu yang diberlakukan melalui SK Direktur Utama PEPC No. Kpts-028/CP0000/2014-S0 Tanggal 15 Juli 2014. As a subsidiary of a State-Owned Enterprise (SOE), members of the Board of Commissioners, Board of Directors, and structural officers are considered State officials who are obligated to report and declare their wealth prior to and after their tenure under Law No. 28 of 1999 on State Administration which is Clean and Free from Corruption, Collusion and Nepotism. The mandatory Asset Declaration of Government Official (LHKPN) reporting applies to all employees at managerial level and above. The conditions and procedures for LHKPN reporting is stipulated in: [G4-SO6, SE14] [G4-SO6, SE14] 1. Guidelines on the Obligation to Submit Asset Declaration of Government Official (LHKPN) for PT Pertamina EP Cepu officers set by PEPC Board of Director Decree No. Kpts-028/CP0000/2014-S0 dated July 15, 2014; 2. Organizational Working Procedures (TKO) on the Submission of Asset Declaration of Government Official (LHKPN) No. B-001/CP0010/2014-S0 Cepu set by PEPC Board of Directors Decree No. Kpts-028/CP0000/2014S0 dated July 15, 2014. 43 44 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Compliance Online System (Compols) Compliance Online System (CompOIS) Sebagai salah satu bentuk partisipasi Insan PEPC dalam pelaksanaan tata kelola yang berkelanjutan, Perusahaan membentuk Compliance Online System (Compols) sebagai media bagi setiap Insan Perusahaan untuk menyampaikan kewajiban pelaporan kepatuhan. Melalui Compols, seluruh pekerja mencatatkan komitmen pernyataan terkait Code of Conduct, Conflict of Interest, pelaporan Gratifikasi, LHKPN dan sosialisasi GCG. As a form of PEPC personnel participation in sustainable governance implementation, the Company establishes a Compliance Online System (CompOlS) as a medium for any Company personnel to submit compliance reporting. Through Compois, all employees record their commitments to the Code of Conduct, Conflict of Interest, Gratification reporting, Asset Declaration of Government Official (LHKPN), and GCG socialization. Whistle Blowing System [G4-49, G4-58, SE16] Whistle Blowing System [G4-49, G4-58, SE16] Dalam rangka memastikan praktik bisnis yang sehat, beretika dan berintegritas, Perusahaan telah menerapkan Sistem Pelaporan Pelanggaran atau Whistle Blowing Sytem (WBS) berdasarkan Tata Kerja Organisasi (TKO) PT Pertamina (Persero) Nomor B-001/N00010/2011-S0 yang telah diratifikasi oleh PEPC melalui Surat Keputusan Direktur Utama Nomor Kpts-023/CP0000/2014-S0 tanggal 26 Juni 2014 tentang Whistle Blowing System. Berdasarkan ketentuan tersebut, lingkup kebijakan sistem pelaporan pelanggaran mencakup unit pengelola, kerahasiaan dan perlindungan pelapor, cara pelaporan serta pengenaan sanksi dan hukuman. Jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan dalam kebijakan WBS meliputi korupsi, suap, gratifikasi, benturan kepentingan, pencurian, kecurangan serta pelanggaran hukum dan Peraturan Perusahaan. Perusahaan meyakini bahwa kebijakan WBS ini akan menjadi sarana yang efektif bagi saksi pelapor untuk menyampaikan informasi mengenai insiden pelanggaran di lingkungan operasional Perusahaan. Lebih lanjut, WBS Perusahaan memfasilitasi pelaporan dilakukan dengan anonim dan terjaga kerahasiaannya yang kemudian dikelola oleh konsultan independen dengan meneruskan laporan pelanggaran kepada tim WBS Pertamina untuk ditindaklanjuti. In order to ensure sound, ethical business practices with high integrity, the Company has implemented the Whistleblowing System (WBS) based PT Pertamina (Persero) Organizational Working Procedures (TKO) No. B001/N00010/2011-S0 which was ratified by PEPC Board of Directors Decree No. Kpts-023/CP0000/2014-S0 dated June 26, 2014 on the Whistleblowing System. Under these provisions, the system includes management, confidentiality and protection to whistleblower, reporting, and imposition of sanctions and penalties. The types of violations reportable to the WBS system include corruption, bribery, gratuities, conflict of interest, theft, fraud, and violations against the laws and Company regulations. The Company believes that WBS policy will be an effective means for the whistleblower to submit information concerning violations within the Company's operational environment. WBS also facilitates anonymous reporting and confidentiality which is then managed by an independent consultant by delivering the violation report to Pertamina WBS team for follow-up. Untuk mempercepat dan mempermudah proses tindak lanjut pengaduan/penyingkapan, maka pelapor: 1. Dapat memberikan informasi mengenai data diri yang sekurang-kurangnya memuat alamat rumah, kantor, jalur komunikasi yang dapat dihubungi berupa telepon, handphone, facsimile, email (atau dengan pilihan anonym) 2. Harus memberikan indikasi awal yang dapat dipertanggung jawabkan meliputi: a) Masalah yang diadukan b) Pihak yang terlibat c) Lokasi kejadian d) Waktu Kejadian e) Bagaimana terjadinya dan apakah terdapat bukti yang cukup f) Apakah kasus ini pernah dilaporkan kepada orang/pihak lain g) Apakah kasus ini pernah terjadi sebelumnya To accelerate and facilitate the follow-up process of the tip-off, the whistleblower: 1. May provide information about his/her personal data that at least gives the home address, office, contact number , e.g. telephone, cellphone, fax, email (or anonymously) 2. Shall provide initial indication that can be accounted for, including: a) Reported issue b) Parties involved c) Location of event d) Time of event e) How did the case occur and is there admissible evidence? f) Has any other person/party reported the same case? g) Has this case ever happened before? Tata Kelola Berkelanjutan PEPC PEPC Sustainable Governance Kemudian, pengaduan pelanggaran dapat disampaikan kepada konsultan WBS melalui sarana/media sebagai berikut: Subsequently, the tip-off may be submitted to the WBS consultant via the following means/media: Telephone : +62 21 3815909/3815910/381/5911 Website : http://pertaminaclean.pertamina.com Email : pertaminaclean@tipoffs.com.sg Fax : +62 21 3815912 SMS : +62 8111750612 Mail Box : Pertamina Clean PO Box 2600 JKP 10026 Konsultan WBS kemudian membuat laporan secara periodik (mingguan dan bulanan) antara lain meliputi jumlah dan kategori pengaduan/penyingkapan serta saluran yang digunakan oleh pelapor. The WBS consultant then compiles periodic reports (weekly and monthly), which include the amount and category of the tip-off as well as the channel used by whistleblower. Mekanisme Umum Sistem Pelaporan Pelanggaran [G4-49, G4-58, SE16] General Mechanism of Whistleblowing System Gambar 5.5 Mekanisme Umum Sistem Pelaporan Pelanggaran Figure 5.5 General Mechanism of Whistleblowing System Penyampaian Laporan Pelanggaran oleh Pelapor Tip-off by Whistleblower TAHAP STAGE 1 Identifikasi Laporan sesuai Kategori lingkup Pengaduan/penyingkapan kepada Konsultan WBS Report Identification in accordance with the reporting scope to WBS consultant TAHAP STAGE 2 Memonitor pelaksanaan tindak lanjut hasil investigasi WBS yang dilakukan fungsi terkait Monitoring of WBS investigation follow-up by relevant function(s) TAHAP STAGE 7 Sampai dengan akhir tahun 2014, tidak terdapat laporan pengaduan pelanggaran yang masuk terhadap PEPC baik melalui sarana pelaporan WBS. [G4-50] Konsultan WBS menyampaikan Laporan Penyingkapan kepada Fungsi Compliance WBS consultant deliversDisclosure Report to the Compliance unit TAHAP STAGE 3 Pemberian hukuman atau sanksi terhadap pelanggaran apabila laporan tersebut terbukti Imposition of punishment or sanctions for proven violations TAHAP STAGE 6 Fungsi Compliance melakukan pulbaket dan membuat resumenya kemudian mempresentasikan kepada CCO Compliance unit gathers and compiles the materials and information and makes resume for presentation to CCO TAHAP STAGE 4 CCO dan Direktur Membahas hasil Investigasi CCO and Board of Directors discuss investigation results TAHAP STAGE 5 As of the end of 2014, there were no violations reported to PEPC through the WBS system. [G4-50] 45 46 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu RISIKO, PELUANG, DAN STRATEGI KEBERKELANJUTAN PEPC PEPC RISKS, OPPORTUNITIES, AND SUSTAINABILITY STRATEGIES [G4-1, G4-2, G4-45, G4-EC2] Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan Risks, Opportunities, and Sustainability Strategies “Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) sebagai operasi PEPC erat kaitannya dengan isu penerimaan negara dan isu perubahan iklim di Indonesia.” “The upstream oil and gas industry such as PEPC operations, is closely related to issues on state revenues and climate change in Indonesia." Untuk mendukung ketahanan energi nasional, Indonesia harus berupaya mencukupi kebutuhan konsumsi energi yang bisa dipastikan meningkat dari waktu ke waktu. Namun jumlah cadangan migas Indonesia saat ini tidak berbanding lurus dengan jumlah konsumsi nasional. Di satu sisi, konsumsi migas nasional, khususnya minyak bumi, terus meningkat tiap tahun. Di sisi lain, produksi migas mengalami penurunan. Bahkan pada 2014, Indonesia diperkirakan mengalami defisit minyak sebesar 800 ribu barel per hari. Kondisi ini disebabkan tingginya laju konsumsi minyak yang mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara kemampuan produksi industri hulu migas nasional hanya 800 ribu barel per hari. To support national energy resilience, Indonesia must seek to meet the demand for energy consumption which will no doubt increase progressively . The amount of Indonesian oil and gas reserves, however, is currently not directly proportional to the national consumption. On the one hand, the national oil and gas consumption, particularly oil, continues to increase annually. On the other hand, oil and gas production gradually declines. In 2014, it is estimated that Indonesia suffers from an oil deficit of 800 thousand barrels per day. This condition is triggered by high oil consumption reaching 1.6 million barrels daily, whereas the capacity of the national oil and gas upstream industry only stands at 800 thousand barrels per day. Dinamika produksi serta realisasi tingkat lifting minyak di Indonesia selama dua kuartal pertama yang ternyata belum menuai hasil yang memuaskan, membuat Pemerintah melakukan revisi asumsi dasar ekonomi makro nasional, khususnya angka target lifting minyak menjadi 818 ribu barel per hari dan lifting gas dari 1.240 ribu barel setara minyak per hari menjadi 1.224 ribu barel setara minyak per hari. Production dynamics and oil lifting realization in Indonesia during the first two quarters did not evidently yield satisfactory results, forcing the Government to revise the national basic macroeconomic assumptions, particularly on the oil lifting target to 818 thousand barrels per day and gas lifting of 1,240 thousand barrels equivalent of oil per day to 1,224 thousand barrels of oil equivalent per day. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Secara umum, model perubahan iklim global memprediksi semua wilayah Indonesia akan mengalami kenaikan temperatur dan intensitas curah hujan yang akan meningkatkan risiko banjir dan kekeringan pada musim kemarau. Sesuai dengan dokumen Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR) yang disusun Bappenas (2010) disebutkan bahwa potensi bahaya iklim berdampak pada sektor-sektor utama seperti sektor air, kelautan dan perikanan, kesehatan, pertanian, dan kehutanan. Indonesia is one of the countries most vulnerable to the negative impacts of climate change. In general, global climate change models predict all areas of Indonesia will experience rise in temperature and rainfall intensity which leads to increasing risks of floods and droughts during the dry season. According to the Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR) document compiled by Bappenas (2010), the potential climatic hazards have an impact on key sectors such as water, marine and fisheries, health, agriculture, and forestry. PEPC memandang hal-hal tersebut sebagai bagian dari berbagai dinamika yang menjadi tantangan tersendiri bagi Perusahaan untuk terus maju dan menunjukkan performa yang tetap positif dari segi bisnis dan kebermanfaatan bagi semua pihak. PEPC views these matters as part of a wide range of dynamics that is a challenge for the Company to move ahead and show continued positive performance in terms of business and benefits for all parties. 47 48 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu RISIKO DAN TANTANGAN PERUSAHAAN [G4-2, G4-45] CORPORATE RISKS AND CHALLENGES Peningkatan konsumsi energi di Indonesia setiap tahunnya merupakan konsekuensi dari peningkatan jumlah penduduk, dinamika sosial kemasyarakatan dan pertumbuhan perekonomian nasional. Namun, peningkatan produksi pasokan energi tidak dapat dilakukan serta merta tanpa memperhatikan aspek lain seperti sosial, ekonomi, dan lingkungan. Oleh karena itu, penyediaan energi yang berkelanjutan merupakan tantangan yang harus dihadapi dan menjadi prioritas bagi PEPC. Annual increase in energy consumption in Indonesia is a consequence of population increase, social community dynamics, and national economic growth. Increased energy supply, however, cannot be produced immediately without regard to other aspects such as the social, economic, and environmental aspects. Therefore, the provision of sustainable energy becomes a challenge and priority for PEPC. Risiko Perusahaan adalah suatu kondisi dimana kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan kinerja suatu perusahaan menjadi lebih rendah dari apa yang diharapkan karena adanya suatu kondisi tertentu yang tidak pasti di masa mendatang. Selain menimbulkan kerugian, risiko juga bisa menimbulkan keuntungan. Kemampuan mengenali risiko justru dapat menjadi "Keuntungan atau Keunggulan". Oleh karena itu, PEPC mengidentifikasi risiko bisnisnya agar mampu mencegah kerugian, meminimalisir kegagalan dalam Perusahaan, dan mampu menciptakan sebuah peluang bisnis yang menguntungkan. Corporate Risk is a condition in which possibilities cause a decline in a company's performance compared to the expected results due to future uncertainties. Other than causing harm, risks can also bring benefits. The ability to recognize risks may be an "Advantage or Superiority". Therefore, PEPC identifies its business risks to be able to prevent losses, minimize failures in the Company, and create profitable business opportunities. PEPC (PEPC) menghadapi berbagai risiko bisnis dalam pencapaian target dan strategi Perusahaan. Penerapkan manajemen risiko yang terarah, komprehensif dan berkelanjutan mutlak dibutuhkan untuk mengelola risikorisiko dalam upaya melindungi kesinambungan bisnis jangka panjang dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja Perusahaan. Sejalan dengan Visi dan Misi serta strategi Perusahaan maka penerapan manajemen risiko harus dilandasi dengan komitmen, usaha, kerja keras serta dukungan para Pemegang Saham sehingga pencapaian target khususnya di Tahun 2014 dapat terealisasi sesuai rencana. PEPC (PEPC) faces various business risks in achieving Company targets and strategies. The implementation of focused, comprehensive, and sustainable risk management is highly necessary in the management of risks to protect long-term business continuity and minimize undesirable effects on the Company's performance. In line with the Corporate Vision and Mission and Strategies, the risk management must be based on the commitment, effort, hard work, and support from shareholders to allow the achievement of the 2014 targets as planned. Penerapan ini sesuai dengan Traktat Manajemen Risiko yang ditandatangani pada tanggal 4 Oktober 2010 dengan maksud memaksimalkan nilai Perusahaan dan kekayaan Pemegang Saham. Hal ini dilakukan dengan segala komitmen dari manajemen dan jajarannya dalam implementasi sistem manajemen risiko berbasis integrasi korporasi (Enterprise-wide Risk Management/ERM) dimana PEPC akan mengimplementasikan prinsip-prinsip manajemen risiko sebagai berikut : 1. Bahwa manajemen risiko perusahaan, adalah kewajiban semua jajaran dalam perusahaan. Hal ini termasuk dan tidak terbatas kepada Direksi, Manajemen, Karyawan, dan pihak-pihak ketiga yang terkait dengan operasional perusahaan. Oleh karena itu, Direksi berkewajiban untuk menetapkan Profil Risiko Perusahaan (Risk Profile/ Risk Map) dan menetapkan Batas Toleransi Risiko Perusahaan (Risk Appetite/ Risk Tolerance) sebagai panduan dasar pengelolaan usaha dan pengendalian risiko dalam perusahaan, yang kemudian dituangkan dalam RJP dan RKAP perusahaan; The implementation is in accordance with the Risk Management Treaty signed on October 4, 2010, with the intention of maximizing Company value and shareholders' wealth. This is conducted with full commitment of the management and its personnel in the corporate integratedbased risk management system (Enterprise-wide Risk Management/ERM) where PEPC will apply the following risk management principles: 1. Whereas Company risk management is an obligation to all levels within the Company. This includes and is not limited to the Board of Directors, the Management, Employees, and third parties related to Company operations. Therefore, the Board of Directors is obliged to establish the Risk Profile/Risk Map and establish Risk Appetite/Risk Tolerance as basic guidelines for business management and risk control in the company, which are further set forth in the Company's Long Term Plan and Work Plan and Budget; Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan Risks, Opportunities, and Sustainability Strategies 2. Bahwa manajemen risiko perusahaan, tidak saja bertujuan untuk meminimalisasi kerugian dan memperkecil dampak kerugian bagi perusahaan; namun juga bertujuan untuk mencapai nilai perusahaan yang lebih tinggi dan kemudian menghasilkan nilai tambah yang maksimal bagi pemegang saham (maximize shareholder value added); 3. Bahwa manajemen risiko perusahaan, melalui segenap sistem yang diterapkan, adalah alat utama dalam penentuan perencanaan strategi perusahaan ke depan dan alat strategi penilaian kinerja usaha dan kinerja sumberdaya manusia yang ada. Manajemen risiko bukan hanya menjadi alat ukur kinerja operasional harian semata; 4. Bahwa manajemen risiko perusahaan, dimulai dari pencapaian integritas sumberdaya manusia perusahaan dan integritas dari Pimpinan perusahaan sebagai prasyarat awal, dan yang dengan demikian manajemen anti-fraud (anti kecurangan) dalam perusahaan menjadi hal yang wajib dilakukan; 5. Bahwa manajemen risiko perusahaan, menjamin seluruh laporan yang menyajikan pengukuran kinerja perusahaan (corporate performance), dilakukan dengan penuh kehati-hatian (prudent) dan integritas tinggi, sehingga perusahaan terhindar dari potensi memberikan laporan yang tidak sesuai dengan factual yang sesungguhnya terjadi; 6. Bahwa manajemen risiko mengutamakan kepada faktor keselamatan dan kesehatan kerja bagi segenap karyawan yang merupakan asset utama (human capital) yang dimiliki oleh perusahaan; 7. Bahwa sebagai perusahaan minyak dan gas, manajemen risiko yang dilakukan perusahaan senantiasa menjunjung tinggi kelestarian dan konservasi lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial; 8. Bahwa sebagai perusahaan minyak dan gas, sistem manajemen risiko yang dilakukan perusahaan senantiasa berpihak kepada langkah-langkah penghematan dan konservasi energi; 9. Bahwa manajemen risiko perusahaan, secara terus menerus dan terukur, juga ditujukan untuk menjaga agar posisi perusahaan & karyawan perusahaan, tidak berada berseberangan dengan hukum dan segala bentuk peraturan perundangan yang berlaku baik dalam hal pengembangan strategi usaha maupun dalam tindakan operasional sehari-hari; 10. Bahwa manajemen risiko perusahaan, secara khusus menjamin diterapkannya proses penghargaan dan konsekuensi terhadap segenap karyawan tanpa terkecuali, yang tidak mentaati azas manajemen risiko pada perusahaan; 11. Bahwa manajemen risiko perusahaan, harus menjadi bagian integral dari sistem budaya perusahaan, sebagai landasan dalam mewujudkan cita-cita menjadi perusahaan kelas dunia; 2. Whereas Company risk management not only aims to minimize losses and reduce the impact of losses on the company, but also aims to achieve higher Corporate value and maximize shareholder added value; 3. Whereas the Company risk management, through the entire implemented system, is a major instrument in determining Company's strategy in the future and strategic instrument for the assessment of existing business performance and human resources performance. Risk management does not merely serve as the measuring instrument for operational performance; 4. Whereas Company risk management starts from the achievement of human resource and management integrities as initial prerequisite, thus anti-fraud management in the Company becomes mandatory; 5. Whereas the Company risk management, while ensuring that all reports provide corporate performance assessment, is conducted with prudence and high integrity, to avoid inconsistencies in the reports which would not reflect the true facts; 6. Whereas risk management prioritizes occupational health and safety of all employees, which constitutes the Company's main assets (human capital); 7. Whereas as an oil and gas company, the risk management as conducted by the Company always upholds the preservation and conservation of both the physical and social environments; 8. Whereas as an oil and gas Company, the risk management system conducted by the Company is always in favor of saving and energy conservation; 9. Whereas Company risk management, continuously and measurably, is also intended to maintain Company position and employees to remain on the same side with the applicable laws and regulations both in its business strategy development and in day-to-day actions; 10. Whereas Company risk management, in particular, ensures the implementation of a reward and consequence process on all employees without exception for those violating risk management principles; 11. Whereas Company risk management shall be an integral part of the corporate culture, as a foundation to realize the goal of becoming a world-class enterprise; 49 50 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu 12. Bahwa manajemen risiko perusahaan, mewajibkan setiap Pimpinan perusahaan untuk memahami Key Risk Indicators (KRI) atau indicator kunci terjadinya risiko, dalam setiap unit bisnis masing-masing; yang kemudian KRI tersebut akan menjadi butir penting yang harus dipertanggung jawabkan, bersama dan tidak terpisah dari Key Performance Indicators (KPI) yang ada dan diberlakukan; 13. Bahwa manajemen risiko perusahaan, mengandung konsekuensi bahwa segenap karyawan perusahaan harus terus menerus belajar dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam penanganan manajemen risiko seoptimal mungkin, sehingga dapat menjadi bagian penting dari praktik kinerja usaha terbaik. 12. Whereas Company risk management requires each corporate leader to understand the Key Risk Indicators (KRI) in their respective business unit; the KRI will further become important items that must be accounted for, jointly and inseparable from the existing and applicable Key Performance Indicators (KPIs); Pengembangan sistem manajemen risiko di PEPC mulai dibangun pada tahun 2009, diawali dengan adanya implementasi sistem manajemen risiko oleh PT Pertamina (Persero) (Pertamina) dan Anak Perusahaan. PEPC menindaklanjuti dengan menerapkan sistem yang dibangun oleh Pertamina yang selanjutnya dikembangkan sesuai dengan proses bisnis PEPC. Berdasarkan struktur organisasi PEPC (2012-2015), pengelolaan manajemen risiko masih dilakukan oleh fungsi Perencanaan dan Evaluasi, kemudian per tanggal 1 April 2013 fungsi Risk Management dibentuk yang dipimpin oleh Risk Management Manager berdasarkan Memorandum No. 17/CP3100/2013-S0 yang ditandatangani oleh VP People Development & Services dan disetujui oleh Direktur Utama PEPC. PEPC risk management system development was established in 2009, beginning with risk management system implementation by PT Pertamina (Persero) (Pertamina) and its Subsidiaries. PEPC conducted the follow-up by applying a system built by Pertamina which was further developed in accordance with PEPC business processes. Based on PEPC organizational structure (20122015), risk management is carried out by the Planning and Evaluation function, following which in April 1, 2013 the Risk Management function was established, led by the Risk Management Manager pursuant to Memorandum No. 17/CP3100/2013-S0 signed by the VP for People Development & Services and approved by the PEPC Board of Directors. Penyusunan pengelolaan manajemen risiko PEPC selama tahun 2014 selalu berkaitan dengan perkembangan bisnis yang memiliki risiko serta ketidakpastian. Hal ini menjadi tantangan untuk pencapaian target sesuai tujuan strategis Perusahaan. Terkait hal tersebut maka Perusahaan melakukan penerapan Enterprise Risk Management atau Manajemen Risiko Berbasis Integrasi Korporasi atau Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi pada penyusunan Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan Tahun 2014 melalui proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, memetakan, mengukur serta mengembangkan penanganan risiko sesuai ISO 31000 Tahun 2009 mengenai Pokok, Kerangka Kerja dan Proses Manajemen Risiko sebagai berikut: PEPC risk management preparation throughout 2014 is always related with business growth along with its risks and uncertainties. This is a challenge in achieving the targets in accordance with Company's strategic objectives. In relation to the matter, the Company has implemented the Enterprise Risk Management or Corporate IntegrationBased Risk Management or Integrated Corporate Risk Management in the preparation of the Company Work Plan and Budget 2014 through a structured and systematic process to identify, map, measure, and develop risk management according to ISO 31000 of 2009 on the Risk Management Principles, Framework and Process as follows: 13. Whereas Company risk management means that all employees must continuously learn and improve their knowledge and skills in handling risk management as best they can, to be an important part of the best business practices. Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan Risks, Opportunities, and Sustainability Strategies Gambar 6. 1 Prinsip dan Pedoman Manajemen Risiko Figure 6. 1 Principles and Guidelines of Risk Management 1 Communication & Consultation Komunikasi & Konsultasi Menanggapi pengaruh atas perubahan terkait kegiatan bisnis dari internal dan atau keseluruhan proses manajemen risiko melalui komunikasi & konsultasi menyeluruh Menanggapi pengaruh atas perubahan terkait kegiatan bisnis dari internal dan atau keseluruhan proses manajemen risiko melalui komunikasi & konsultasi menyeluruh Melakukan komunikasi atas seluruh kejadian risiko yang membutuhkan perhatian level manajemen Melakukan komunikasi atas seluruh kejadian risiko yang membutuhkan perhatian level manajemen Proaktif mengingatkan Manajemen melalui Key Risk Indicator (KRI) Proaktif mengingatkan Manajemen melalui Key Risk Indicator (KRI) Menyiapkan laporan kajian risiko & perkembangan perlakuan risiko secara efektif & efisien Menyiapkan laporan kajian risiko & perkembangan perlakuan risiko secara efektif & efisien Berkomunikasi kepada seluruh pihak: BOD & Risk Committee, Internal Audit, Risk Owners Berkomunikasi kepada seluruh pihak: BOD & Risk Committee, Internal Audit, Risk Owners Establishing The Context Menyusun Konteks Implementasi strategi bisnis Pertamina EP Cepu sebagai bagian dari referensi utama atas pendekatan top to down Implementasi strategi bisnis Pertamina EP Cepu sebagai bagian dari referensi utama atas pendekatan top to down Menciptakan strategi bisnis Pertamina EP Cepu yang mampu bertransformasi terhadap proses kajian risiko Menciptakan strategi bisnis Pertamina EP Cepu yang mampu bertransformasi terhadap proses kajian risiko Risk Assessment Kajian Risiko 2 Risk Identification Identifikasi Risiko Identifikasi risiko berdasarkan strategi bisnis Pertamina EP Cepu Identifikasi risiko berdasarkan strategi bisnis Pertamina EP Cepu 3 Pengaruh kumulatif akibat risiko yang berpengaruh terhadap seluruh level organisasi Risk Analysis Analisis Risiko Menentukan penyebab risiko (internal & eksternal) yang berpengaruh terhadap kinerja berdasarkan identifikasi risiko 4 Menentukan penyebab risiko (internal & eksternal) yang berpengaruh terhadap kinerja berdasarkan identifikasi risiko Menentukan level dari probabilitas kejadian serta pengaruhnya terhadap kriteria risiko pada Pertamina EP Cepu Menentukan level dari probabilitas kejadian serta pengaruhnya terhadap kriteria risiko pada Pertamina EP Cepu Risk Evaluation Evaluasi Risiko Menentukan peringkat risiko & mengevaluasi apakah risiko tersebut dapat diterima/tidak. Bila tidak dapat diterima maka harus membuat rencana perlakuan risiko 5 Pengaruh kumulatif akibat risiko yang berpengaruh terhadap seluruh level organisasi • Menentukan peringkat risiko & mengevaluasi apakah risiko tersebut dapat diterima/tidak. Bila tidak dapat diterima maka harus membuat rencana perlakuan risiko Risk Treatment Perlakuan Risiko Merencanakan perlakuan risiko Merencanakan perlakuan risiko Risk owners harus mengembangkan Key Control Indicator (KCI) & Key Risk Indicator (KRI) Risk owners harus mengembangkan Key Control Indicator (KCI) & Key Risk Indicator (KRI) Mengukur Indeks Risiko Mengukur Indeks Risiko Monitoring & Review Pemantauan & Tinjauan Melakukan pemantauan atas perubahan terkait proses kegiatan bisnis dari internal dan atau eksternal Melakukan pemantauan atas perubahan terkait proses kegiatan bisnis dari internal dan atau eksternal Melakukan pemantauan Key Risks Indicator (KRI) sebagai bagian dari analisis risiko Melakukan pemantauan Key Risks Indicator (KRI) sebagai bagian dari analisis risiko Melakukan pemantauan dan kajian risiko secara menyeluruh Melakukan pemantauan dan kajian risiko secara menyeluruh Melakukan pemantauan dan kajian menyeluruh atas perilaku risiko secara efektif dan efisien Melakukan pemantauan dan kajian menyeluruh atas perilaku risiko secara efektif dan efisien Membangun sinergi dengan internal audit sebagai implementasi pengendali internal khususnya terkait rencana perlakuan risiko Membangun sinergi dengan internal audit sebagai implementasi pengendali internal khususnya terkait rencana perlakuan risiko Sumber Source : Risk Management Principles & Guidelines ISO 31000:2009 (E) International Standard Sesuai dengan ISO 31000 Tahun 2009 bahwa pengertian risiko adalah ketidakpastian akan potensi terjadinya suatu peristiwa (events), baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang dapat menimbulkan dampak negatif (threat) maupun positif (opportunity) terhadap pencapaian tujuan. Oleh sebab itu maka risiko harus dikelola melalui koordinasi, komunikasi, monitoring dan review yang terangkum dalam Proses Manajemen Risiko. According to ISO 31000 of 2009, the definition of risk is the uncertainty of potential occurrence of events, both of which may be anticipated and unanticipated, which may inflict negative (threat) or positive impact (opportunity) to the achievement of the purpose. Therefore, the risk must be managed through coordination, communication, monitoring, and review summarized in the Risk Management Process. Sebagai langkah awal proses, Pertamina EP Cepu melakukan kegiatan identifikasi risiko untuk menentukan risiko-risiko yang berpotensi mempengaruhi performance, tujuan dan strategi . Penerapan identifikasi risiko harus dilakukan secara jelas, lengkap, terarah dan akurat. Proses identifikasi risiko sendiri terbagi atas beberapa kegiatan seperti pendataan seluruh risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin, pemilahan pemilik risiko, dampak yang ditimbulkan risiko, faktor yang mempengaruhi risiko, penentuan risk appetite dan risk tolerance. Proses identifikasi risiko ini merupakan kegiatan berulang sehingga proses pemeliharaan identifikasi risiko harus dilakukan secara terus-menerus. Hasil identifikasi risiko dicatat dalam Daftar Risiko (Risk Register). As an initial step, Pertamina EP Cepu conducts risk identification to determine potential risks that may affect Company performance, objectives, and strategies. Risk identification needs to be done in clear, complete, focused, and accurate manner. Risk identification is divided into several activities, such as the collection of all possible risks, the separation of risk owners, impacts arising from the risks, factors influencing the risks, determination of risk appetite and risk tolerance. Risk identification is a recurring process which needs continuous maintenance. Results from the risk identification is recorded in the Risk Register. 51 52 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Setelah proses manajemen risiko dilakukan maka ditentukan seluruh risiko yang berpotensi terjadi tahun 2014 (Konteks Enterprise Risk Management atau Manajemen Risiko Berbasis Integrasi Korporasi) dengan memenuhi Risk Tolerance. Terkait hal tersebut maka yang dimaksud dengan Risk Tolerance (Toleransi Risiko) adalah jumlah Risiko yang dapat diterima oleh Pertamina EP Cepu setelah melakukan tindakan Penanganan Risiko (Risk Treatment) yang ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi Pertamina EP Cepu. Toleransi Risiko biasa disebut pula dengan Batas Toleransi Risiko atau Risk Limit (Batas Risiko) yang dinyatakan dalam nilai sesuai perhitungan yang diberikan oleh Enterprise Risk Management - Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko (ERM-PIMR) Pertamina (Persero). Following the risk management process, all potential risks that may occur in 2014 are then determined (Enterprise Risk Management Context or Corporate Integration-Based Risk Management) by complying with Risk Tolerance. In relation to this matter, Risk Tolerance is the amount of risk that can be accepted by Pertamina EP Cepu following the action of Risk Treatment established in accordance with Pertamina EP Cepu situation and condition. Risk Tolerance is also commonly referred to as Risk Limit which is expressed in a value in accordance with the calculations provided by Pertamina (Persero) Investment Planning of Enterprise Risk Management and Risk Management (ERMPIMR). RISK APPETITE RISK APPETITE Risk Appetite adalah bentuk tingkat keseimbangan yang dapat diterima antara pertumbuhan, risiko, tingkat pengembalian dan nilai tambah bagi shareholders. Risk Appetite biasa disebut dengan Expected atau Exposure Residual Risk artinya bahwa setiap risiko yang telah diidentifikasi diharapkan akan terekspose pada nilai tertentu setelah dilakukan response atau usaha mengurangi dampak terhadap risiko tersebut. Jumlah Expected Residual Risk diharapkan tidak melebihi Risk Limit yang telah diberikan oleh ERM-PIMR. Kegiatan identifikasi Risiko akan menimbulkan beberapa potensi risiko beserta dampaknya masing-masing, maka perlu dirumuskan rencana response dalam menghadapi setiap risiko yang ada. Aktivitas perumusan tersebut melibatkan Risk Owner (Pemilik Risiko), proses challenge session dan persetujuan Direksi Pertamina EP Cepu sehingga dihasilkan Top Ten Risk PEPC Tahun 2014 untuk dimonitoring Rencana Mitigasi yang telah disusun. Secara umum, risiko yang muncul dalam risk register 2014 berasal dari : 1. Risk event yang berasal dari proyek investasi yang berpotensi terjadi pada tahun 2014. 2. Risk event lainnya yang berasal dari operasional Perusahaan di tahun 2014. Risk register tersebut disusun dan dibuat ranking mulai dari extreme high risk sampai dengan low risk dan dari proses analisa risiko untuk Tahun 2014 maka PEPC memiliki Top Ten Risk yaitu: Risk Appetite is the acceptable level of balance between growth, risk, rate of return, and shareholder value added value. Risk Appetite is commonly known as Expected or Exposure Residual Risk, which means that each identified risk is expected to be exposed at certain value following the response or measure in reducing the impacts of the value. The amount of Expected Residual Risk is anticipated so as not to exceed the Risk Limit established by ERMPIMR. Risk identification will trigger several risk potentials along with their impacts. Therefore planned responses in facing all risks need to be formulated. The formulation involves Risk Owner, challenge session, and approval from Pertamina EP Cepu Board of Directors to establish the Top Ten PEPC Risks of 2014 to be monitored by the prepared Mitigation Plan. In general, the risks arising in the 2014 risk register are sourced from: 1. Potential risk events sourced from investing projects in 2014. 2. Other risk events sourced from Company operations in 2014. The risk register is made and ranked from extreme high risk to low risk. From the risk analysis process in 2014, the following is the PEPC Top Ten Risk: Tabel 6.1 Top Ten Risk PEPC Tahun 2014 Table 6.1 PEPC Top Ten Risks Year 2014 No Kode Risiko Risk Code No Pada Risk Register No. in Risk Register Kejadian Risiko Risk Event Status Risiko Risk Status Pemilik Risiko Risk Owner 1 PEP-RKAP14HO-EKS-001 1 Potensi mundurnya Potential delay in Split implementasi split 60:40 60:40 implementation EXTREME HIGH Direktur Utama President Director 2 PEPC-RKAP14JTB-MGT-006 2 Potensi tidak Potential disagreement/ disepakatinya/ delay in Gas Sale and keterlambatan Purchase Agreement HOA pencapaian HOA PJBG (Perjanjian Jual Beli Gas) HIGH RISK Direktur Utama President Director PEPC-RKAP14BU-MGT-002 3 LOW RISK Operator Blok Cepu Cepu Block Operator 3 Potensi tidak terlaksananya/ mundurnya skenario WPBFO Banyu Urip Potential failure/delay in Banyu Urip WPBFO scenario Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan Risks, Opportunities, and Sustainability Strategies No Kode Risiko Risk Code No Pada Risk Register No. in Risk Register Kejadian Risiko Risk Event Status Risiko Risk Status Pemilik Risiko Risk Owner 4 PEPC-RKAP14JTB-EKS-003 6 Potensi keterlambatan akuisisi lahan (private land) Potential delay in private land acquisition LOW RISK Land & Regulatory 5 PEPC-RKAP14HO-ORG-002 7 Potensi tidak dapat memenuhi kebutuhan organisasi (Manning) Potential insufficient fulfillment of organizational demand (manning) LOW RISK VP People & Development Services 6 PEPC-RKAP14HO-ORG-001 13 Potensi terhambatnya pembinaan SDM Potential constraint in human resource development LOW RISK VP People & Development Services 7 PEPC-RKAP14JTB-EKS-002 14 Perubahan Peraturan / Kebijakan pemerintah Changes in governmental regulation/policy LOW RISK Manager Legal Legal Manager 8 PEPC-RKAP14JTB-EKS-001 4 Permasalahan hukum terkait perjanjian/ kontrak dengan pihak ketiga (pengadaan) Legal case relating to agreement/contract with third parties (procurement) LOW RISK GM JTB; Manager Procurement; Mgr Legal; VP People Dev & Services 9 PEPC-RKAP14JTB-MGT-002 5 Potensi pelaksanaan Potential delay in pekerjaan FEED Jambaran-Tiung Biru Jambaran-Tiung Biru FEED work completion tidak selesai tepat waktu LOW RISK GM JTB 10 PEPC-RKAP14BU-HSE-001 8 Potensi gangguan aspek Potential disturbance to HSE pada operasional HSE aspect in Banyu Urip EPF Banyu Urip Operations LOW RISK VP Produksi VP Production Mgr HSSE HSSE Mgr Tabel 6.2 Rencana Respon untuk Mitigasi Top Ten Risks PEPC 2014 Table 6.2 Response Plan for PEPC Top Ten Risks Mitigation 2014 No Risk Event 1 Potensi mundurnya implementasi split 60:40 Potential delay in Split 60:40 implementation 2 Potensi tidak disepakatinya/ keterlambatan pencapaian HOA PJBG (Perjanjian Jual Beli Gas) Potential disagreement/ delay in Gas Sale and Purchase Agreement HOA 3 4 Rencana Mitigasi Mitigation Plan 1.1. Monitoringi progress persetujuan split 60:40 1.2. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait 1.1. Monitoring Split 60:40 agreement progress 1.2. Coordinating with relevant parties 2.1. Mengadakan pembahasan lebih lanjut dengan partner terkait commercial dan jadwal project 2.2. Meminta SKK Migas menjadi mediator antar partner Blok Cepu dan calon pembeli 2.3. Melakukan identifikasi dan evaluasi awal calon pembeli gas lainnya sebagai masukan kepada SKK Migas 2.4. Mengadakan pembicaraan dengan calon pembeli gas lainnya (Pertamina (Persero) & PLN) 2.5. Melakukan komunikasi langsung atau melalui Persero dengan beberapa pihak di pemerintahan guna memberikan kepastian alokasi gas 2.1. Conducting further discussion with partner concerning commercial and project schedule 2.2. Requesting SKK Migas to serve as mediator for Cepu Block inter-partner and potential buyer 2.3. Conducting initial identification and evaluation of other potential gas buyers as input for SKK Migas 2.4. Conducting discussion with other potential gas buyers (Pertamina (Persero) and PLN) 2.5. Conducting direct communication or through the Company with government officials to obtain assurance on gas allocation Potensi tidak terlaksananya/ mundurnya skenario WPBFO Banyu Urip Potential failure/delay in Banyu Urip WPBFO scenario 3.1. Mengadakan pertemuan-pertemuan rutin antara top management PEPC, Operator Blok Cepu dan kontraktor antara lain rapat monitoring progress secara rutin 3.2. Melakukan TechCom rutin dengan Blok Cepu dan partner 3.1. Conducting routine meetings between PEPC top management, Cepu Block Operator, and contractors, e.g. routine progress monitoring meetings 3.2. Conducting routine Tech Com with Cepu Block and partners Permasalahan hukum terkait perjanjian/ kontrak dengan pihak ketiga (pengadaan) Legal case relating to agreement/contract with third parties procurement) 4.1. Membuat dokumen pengadaan dan kontrak dengan jelas dan sesuai dengan pedoman dan peraturan yang berlaku serta menambahkan klausul-klausul yang mencegah terjadinya risiko 4.2. Berkoordinasi dengan dan memastikan fungsi user untuk menyediakan data yang adequate untuk menyusun kontrak 4.3. Memastikan seluruh proses penyusunan perjanjian terdokumentasi dengan baik 4.4. Menggunakan jasa konsultan hukum eksternal yang qualified 4.5. Melakukan koordinasi dan sosialisasi serta CSR di lingkungan sekitar proyek 4.1. Preparing clear procurement document and contract in accordance with applicable laws and regulations and adding risk-preventing clauses. 4.2. Coordinating with and ensuring user's function to provide adequate data for the preparation of contract 4.3. Ensuring all agreement preparation processes are well-documented 4.4. Utilizing service from qualified External Legal Consultants 4.5. Coordinating and socializing CSR in the area surrounding project site 53 54 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu No Rencana Mitigasi Mitigation Plan Risk Event 5 Potensi Pelaksanaan Pekerjaan FEED JambaranTiung Biru tidak selesai tepat waktu Potential delay in JambaranTiung Biru FEED work completion 5.1. Rapat koordinasi secara rutin 5.2. Tim harus mengontrol dan monitoring progress serta bantuan percepatan jika diperlukan 5.3. Monitoring pekerjaan konsultan dan memberikan bantuan jika diperlukan (sesuai tanggung jawab) 5.4. PMT harus menyediakan waktu secara penuh menjadi pengawas pekerjaan dan memastikan kualitas 5.5. Melaksanakan evaluasi tender oleh dedicated tim dalam suatu focus group evaluation/ konsinyering 5.6. Melaksanakan close socialization & diskusi dengan SKK Migas untuk mempercepat persetujuan hasil tender 5.1. Conducting routine coordination meetings 5.2. Requiring team to control and monitor the progress and work acceleration assistance if necessary 5.3. Monitoring consultant's work and providing assistance if necessary (in accordance with responsibility) 5.4. Requiring PMT to be fully available to supervise and ensure the quality of work 6 Potensi Keterlambatan Akuisisi Lahan (Private Land) Potential delay in private land acquisition 6.1. Melakukan komunikasi intensif dengan stakeholder dan masyarakat 6.2. Koordinasi yang lebih intensif ke Pemda dan BUMD terkait perijinan 6.1. Conducting intensive communication with stakeholders and the community 6.2. Establishing more intensive coordination with Local Government and RegionallyOwned Enterprises in relation to licensing 6.3. Establishing cooperation with Public Government Affairs for land acquisitionsupporting social programs 7 Potensi Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Organisasi (Manning) Potential insufficient fulfillment of organizational demand (manning) 7.1. Melakukan sistem time sharing dengan SDM dari holding & proyek di PEPC agar PEPCADK tercapai target 7.2. Segera melakukan rekuitmen pada saat POD telah disetujui 7.1. Conducting time sharing system with with human resources from PEPC Holding and Project to assist PEPC-ADK in achieving the target 7.2. Immediately conducting recruitments following POD approval 8 Potensi Gangguan Aspek HSE pada Operasional Banyu Urip Potential disturbance to HSE aspect in Banyu Urip Operations Memastikan operator Blok Cepu melakukan: 8.1. Sosialisasi HSE kepada pekerja dan pihak terkait lainnya secara kontinu dan konsisten 8.2. Mengadakan simulasi kecelakaan kerja untuk mengurangi dampak 8.3. Memastikan semua SOP tersedia dengan baik 8.4. Monitoring safety performance report Ensuring that Cepu Block has carried out: Ensuring that Cepu Block has carried out: 8.1. HSE socialization to workers and other relevant parties continually and consistently 8.2. Work accident simulation to mitigate the impacts 8.3. Ensuring all SOPs are properly available 8.4. Monitoring the Safety Performance Report 9 Potensi Kecelakaan Kendaraan Ringan Penumpang (KRP) Potential accident to passenger light vehicle 9.1. Membuat rencana perjalanan dan prosedur penanganan keadaan darurat serta pelatihan terhadap pengemudi (journey management plan) 9.2. Memastikan kendaraan dengan peralatan standar, ban cadangan, alat komunikasi dan obat-obatan P3K 9.3. Pelatihan rutin Defensive Driving 9.1. Preparing travel plans and emergency response procedures and providing training for drivers (Journey/Management Plan) 10.1. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait secara intensif 10.2. Melakukan koordinasi dengan fungsi internal dalam rangka memenuhi persyaratan dan mengkomunikasikan retribusinya 10.1. Conducting intensive coordination with relevant institutions 10.2. Conducting coordination with internal functions in order to meet the requirements and communicating the levies 10 Potensi Keterlambatan Mendapatkan Perijinan Potential delay in obtaining licenses 6.3. Kerjasama dengan Public Government Affair untuk program sosial yang mendukung akuisisi lahan Laporan Pencapaian KPI Direktur Utama PEPC untuk Pengelolaan Risiko di tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Laporan Pengumpulan Risk Register dan Top Risk PEPC Tahun 2014 telah diserahkan pada tanggal 27 November 2013 sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Upstream Risk Management Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero). 2. Laporan Monitoring Rencana Mitigasi tercapai 120% dengan hasil telah melaksanakan seluruh rencana mitigasi sebanyak 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) mitigasi dari total 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) mitigasi untuk tahun 2014. 3. Walaupun secara status pelaksanaan mitigasi telah dilakukan, namun ada beberapa isu utama yaitu : a. Risk Event "Potensi Mundurnya Implementasi Split 60:40" telah disetujui oleh Menteri ESDM per 2 Jan 2014 dengan Invoice Penyesuaian Bagi Hasil telah dibayar. 5.5. Conducting tender evaluation by Dedicated Team in a focus group evaluation/consignment 5.6. Conducting close socialization and discussion with SKK Migas to accelerate tender result agreement 9.2. Ensuring the vehicles are well-equipped with standard equipment, spare tire, communication device, and First-Aid Kit 9.3. Conducting Defensive Driving routine training KPI Achievement Report of PEPC President Director for 2014 Risk Management is as follows: 1. The Risk Register Collection Report and The PEPC Top Risks 2014 have been submitted on November 27, 2013 in accordance with the schedule set by Upstream Risk Management of PT Pertamina (Persero) Upstream Directorate. 2. Mitigation Plan Monitoring Report is achieved 120% with the completion of 333 (three hundred and thirtythree) mitigation plans out of 333 (three hundred and thirty-three) total mitigations of 2014. 3. While in status the mitigations have been completed, there are several issues remaining, i.e. a. The risk event "Potential delay in Split 60:40 implementation" has been approved by the Minister of Energy and Mineral Resources on January 2, 2014 with the Profit-Sharing Adjustment Invoice having been paid. Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan Risks, Opportunities, and Sustainability Strategies b. Progress Fisik Risk Event "Potensi Tidak Disepakatinya/ Keterlambatan Pencapaian HOA PJBG (Perjanjian Jual Beli Gas)" hingga akhir Desember 2014 masih belum diperoleh kesepakatan harga sesuai dengan Hasil Rapat Negosiasi tanggal 31 Oktober 2014 dengan status masing-masing pihak bertahan pada posisinya walaupun alokasi Gas untuk volume produksi Gas JTB telah diberikan kepada Pertamina & PKC serta Confidential Agreement antara Gas Blok Cepu dengan Buyer telah ditandatangani oleh para pihak (Pertamina & PKC). Selain itu negosiasi HOA dengan PKC telah dilakukan sejak April 2013, hingga saat ini negosiasi komersial belum menemukan kesepakatan. Status tersebut telah diserahkan ke SKK Migas untuk mengambil langkah selanjutnya. c. WPBFO telah digantikan oleh EOE dan mulai produksi Tgl 23 Oktober 2014. 4. Tidak ada risiko yang terjadi terkait dengan perubahan iklim, banjir, badai dan lain sebagainya. Perencanaan telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal tersebut khususnya untuk pekerjaan lapangan seperti pengukuran lahan, pengembangan lapangan Banyu Urip dll. Dengan penerapan dan implementasi manajemen risiko maka diharapkan proses tersebut dapat mendukung seluruh aktifitas bisnis PEPC secara berkelanjutan. b. Physical progress of the risk event "Potential disagreement/delay in Gas Sale and Purchase Agreement HOA" as of December 2014 has not arrived at a price agreement in accordance with Negotiation Meeting Result on October 31, 2014 with each party maintaining their respective positions, although gas allocation for JTB Gas production volume has been submitted to Pertamina and PKC and a Confidential Agreement between Cepu Block Gas and Buyer has been signed by the parties (Pertamina and PKC). In addition, negotiation concerning the HOA with PKC has been running since April 2013, in which until currently such commercial negotiation has not come into agreement. The status has been submitted to SKK Migas for further action. c. WPBFO has been replaced by EOE and started the production on October 23, 2014. 4. No risks occurring in relation to climate changes, floods, hurricanes, etc. The planning has anticipated the possibility of such events, particularly for field works such as land measurement, Banyu Urip field development, etc. With risk management implementation, the process is expected to be able to support the entire PEPC business activities sustainably. IDENTIFIKASI RISIKO RISK IDENTIFICATION Terkait dengan sosio-ekonomi, PEPC juga telah melakukan identifikasi risiko sesuai dengan Risk Register di bawah ini: Associated with socio-economic matters, PEPC also have to identify the risks in accordance with the Risk Register below: Tabel 6.3 Risk Register Aspek Sosio-Ekonomi PEPC Tahun 2014 Table 6.3 PEPC Risk Register in Socio-Economic Aspect 2014 No Status Status 1 ACTIVE Penyebab Risiko Risk Agents 1. Potensi gangguan aspek sosioekonomi untuk EPC Paket A & B 2. Potensi adanya tuntutan masyarakat/demonstrasi pada saat Pengembangan proyek 3. Potensi terjadinya penolakan dari Pemerintahan (Desa, Kecamatan & Kabupaten) akibat terjadinya hubungan tidak baik 4. Potensi terjadinya pemberitaan yang kurang baik akibat hubungan tidak baik dengan Media (wartawan) 5. Potensi terjadinya penolakan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) akibat hubungan tidak baik 1. Potential disturbance to socio-economic aspect for EPC Package A & B 2. Potential claims from community/demonstration during project development 3. Potential rejection from the Government (Village, SubDistrict, & Regency) due to bad relationship 4. Potential bad reporting due to bad relationship with media (journalists) 5. Potential rejection from NonGovernmental Organizations (NGOs) due to bad relationship Gejala Risiko (KRI) Risk Symptoms (KRI) Beberapa kali terjadi tuntutan oleh masyarakat sekitar pada Proyek sebelumnya (Lesson learned) Several claims from surrounding community in previous project(s) (Lesson learned) Faktor Positif (Control) Positive Factor (Control) Dampak Kualitatif Qualitative Impacts 1. Pemerintah daerah mendukung pengembangan Proyek Gas JTB 2. Masyarakat tidak asing lagi dengan kondisi operasi migas 3. PEP Asset IV sebagai operator terdekat, saling mendukung kegiatan operasi pengembangan Lapangan Gas JTB 1. Regional Government supports JTB Gas Project Development 2. Community are no longer strangers to oil and gas operational conditions 3. PEP Asset IV as the nearest operator support each other in JTB Gas Field development operation 1. Proyek terlambat 2. Reputasi Perusahaan 1. Delayed Project 2. Company reputation Mitigasi Mitigation Rencana Mitigasi Mitigation Plan 1. Meningkatkan kerjasama dengan perangkat pemerintahan desa dan aparat keamanan daerah serta melibatkan warga lokal dalam kegiatan operasional perusahaan secara selektif 2. Melakukan program kemasyarakatan dan Program Kegiatan Penunjang Operasi 3. Pendekatan dan komunikasi intensif dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat Desa/Kecamatan/ Kabupaten, Media (wartawan) dan LSM 4. Sosialisasi kepada masyarakat dan Pemerintah (Desa, Kecamatan dan Kabupaten) 1. Improving cooperation with village officials and local security apparatus by involving local community in Company operational activities selectively 2. Conducting community program and Operationsupporting Activity Program 3. Approaching and engaging in intensive communication with community figures, religious figures, village/sub-district/ regency apparatus, media (journalists), and NGOs 4. Socializing to the community and (Village, Sub-District, and Regency) Government 55 56 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu No Status Status 2 ACTIVE Penyebab Risiko Risk Agents Kecelakaan kerja yang terjadi di Blok Cepu yang disebabkan oleh: 1. Gangguan aspek HSE pada Operasional EPF Banyu Urip karena Human Error, Implementasi Prosedur yang kurang optimal, Kurangnya sosialisasi HSE dan Kerusakan peralatan sehingga terjadi kecelakaan 2. Gangguan aspek HSE Banyu Urip Penyakit Akibat Kerja karena Human Error, Implementasi Prosedur yang kurang optimal, Kurangnya sosialisasi HSE, Kerusakan peralatan sehingga terjadi kecelakaan serta Pencemaran Lingkungan seperti Oil Spill, pencemaran emisi gas, pencemaran limbah cair dan limbah B3 3. Gangguan Aspek Keamanan (Security) pada Proyek/ Operasional Banyu Urip karena Lemahnya koordinasi dengan instansi pengamana serta Lemahnya monitoring dan implementasi sistem keamanan internal Occupational accidents occurring in Cepu Block, which are caused by: 1. Disturbance to HSE aspect in Banyu Urip EPF Operations due to Human Error, suboptimal procedure implementation, lack of HSE socialization, and accidenttriggering damage to equipment 2. Disturbance to Banyu Urip HSE Occupational Disease due to Human Error, suboptimal procedure implementation, lack of HSE socialization, accidenttriggering damage to equipment, and environmental pollutions such as oil spill, gas emission, liquid waste, and Hazardous and Toxic Materials 3. Disturbance to security aspect of Banyu Urip Project/Operation due to lack of coordination with security institution and weak monitoring and implementation of internal security system 3 ACTIVE 1. Penyimpangan ANDALALIN EPC Paket B 2. Kecelakaan kerja dan gangguan HSE 3. Gangguan aspek keamanan 1. Violation to Traffic Impact Analysis of EPC Package B 2. Occupational accident and disturbance to HSE 3. Disturbance to security aspect Gejala Risiko (KRI) Risk Symptoms (KRI) Mitigasi Mitigation Faktor Positif (Control) Positive Factor (Control) Dampak Kualitatif Qualitative Impacts 1. Adanya personal yang tidak mengikuti/mema hami prosedur HSE 2. Belum lengkapnya peralatan HSE seperti fire extinguiser, smoke detector dan P3K khususnya dipihak kontraktor 3. Terjadinya kerusuhan, pencurian dan kerusakan Fasilitas Proyek oleh pihak luar 1. The personnel fails to understand or comply with HSE procedures 2. Incomplete HSE equipment such as fire extinguishers, smoke detectors, and First-Aid Kit, particularly of the contractors 3. Occurrence of riots, theft, and vandalism to project facilities by outside parties 1. Meningkatnya kesadaran pekerja terhadap pentingnya budaya HSE 2. Sudah dipasang marker/tanda peringatan pada titiktitik yang rawan 3. Sudah dilakukan inspeksi/maintenance peralatan secara rutin 4. Melengkapi diri dengan APD dan CSMS (Contractor Safety Management System) 5. Adanya MOU kerjasama kemananan intelijen dengan Group 2 Kopasus 6. Dilakukannya Security Base Line sebagai dasar analisa aspek keamanan 7. Membangun koordinasi operasi teritorial dengan instansi keamanan di daerah 1. Improving employee awareness on the importance of HSE culture 2. Installation of markers/ warnings at critical points 3. Regular inspection/ maintenance of equipment 4. Self-equipping with Personal Protective Equipment (PPE) and Contractor Safety Management System (CSMS) 5. MOU on intelligence security cooperation with Group 2 of Kopassus 6. Security Base Line implementation as basis for security aspect analysis 7. Establishment of territorial operation coordination with local security institutions 1. Dampak reputasi dan turunnya kepercayaan stakeholder kepada PEPC & Operator Blok Cepu 2. Target produksi RKAP PEPC secara keseluruhan tidak tercapai 3. Target safe man hours menjadi 0 kembali 1. Impact to reputation and declining trust of stakeholders to PEPC and Cepu Block Contractors 2. Overall PEPC Work Plan and Budget production target unachieved 3. Targeting safe man hours return to 0 Memastikan Operator Blok Cepu melakukan : 1. Sosialisasi HSE kepada Pekerja dan pihak terkait lainnya secara continue dan konsisten. 2. Mengadakan simulasi kecelakaan kerja untuk mengurangi dampak. 3. Memastikan semua SOP tersedia dengan baik. 4. Monitoring Safety Performance Report. 5. Meminimalisasi terjadinya gangguan keamanan. 1. Adanya personal yang tidak mengikuti/ memahami prosedur HSE 2. Belum lengkapnya peralatan HSE dan APD seperti fire extinguiser, smoke detector dan P3K khususnya dipihak kontraktor 3. Terjadinya UC, UA, Nearmiss dan First Aid 4. Data-data yang diperlukan untuk penyusunan dokumen ANDALALIN tidak terpenuhi 5. Terlambatnya ijin ANDALALIN diperoleh 1. The personnel fails to understand or comply with HSE procedures 1. Sudah adanya Pedoman Sistem Manajemen HSE, Prosedur HSE (Prosedur Kerja Operasi) dan Program Kerja HSE 2. Melakukan inspeksi/maintenance peralatan secara rutin 3. Melengkapi diri dengan APD dan CSMS (Contractor Safety Management System) 4. Adanya dukungan dari Anak Perusahaan Pertamina lain terkait dengan link Kontraktor yang pernah mengerjakan ANDALALIN pada proyek di wilayah operasi yang berdekatan dengan Proyek JTB 5. Ada konsultan yang sudah berpengalaman dalam menyusun dan mengurus surat ijin ANDALALIN 6. Terdapat personil JTB yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan pekerjaan ANDALALIN tersebut 7. Saat ini hampir seluruh perusahaan Migas di Indonesia membuat ANDALALIN 1. Dampak reputasi dan turunnya kepercayaan stakeholder kepada PEPC & stakeholder Blok Cepu 2. Terjadi kecelakaan kerja dan target safe man hours tidak tercapai 3. Kerugian secara finansial 1. Implementasi dan sosialisasi Aspek serta program HSE kepada Pekerja dan pihak terkait lainnya secara continue dan konsisten. 2. Memberikan pelatihan aspek HSE dan kompetensi HSE kepada seluruh pekerja. 3. Memastikan dan me-review semua Prosedur/TKO tersedia dengan baik. 4. Memastikan semua pekerja memakai APD lengkap yang sesuai pada setiap pekerjaan yang memerlukan APD. 5. Monitoring Safety Performance Report. 6. Pemenuhan persyaratan kelengkapan safety equipment dan life saving. 7. TKJP Sekuriti dari unsur ex angkatan dan masukan tokoh masyarakat. 1. Impact to reputation and declining trust of shareholders to PEPC and Cepu Block stakeholder 2. Occurrence of occupational accident and unachieved target of safe man hours 3. Financial loss Rencana Mitigasi Mitigation Plan Ensuring Cepu Block Operator to conduct: 1. HSE socialization to workers and other relevant parties continuously and consistently 2. Conducting occupational accident simulation to mitigate the impacts 3. Ensuring all SOPs are available 4. Safety Performance Report Monitoring 5. Minimizing security disturbance Identifikasi Risiko Risk Identification No Status Status Penyebab Risiko Risk Agents Gejala Risiko (KRI) Risk Symptoms (KRI) 2. Incomplete HSE equipment such as fire extinguishers, smoke detectors, and First-Aid Kit, particularly of the contractors 3. Occurrence of UC, UA, Near-miss, and First-Aid 4. Insufficient data necessary for Traffic Impact Analysis document preparation 5. Delay in the obtaining of Traffic Impact Analysis license Faktor Positif (Control) Positive Factor (Control) 8. Adanya MOU kerjasama kemananan intelijen dengan Group 2 Kopasus 9. Dilakukannya Security Base Line sebagai dasar analisa aspek keamanan 10. Membangun koordinasi operasi teritorial dengan instansi keamanan di daerah 1. Availability of HSE Management System Guidelines, HSE Procedures (Operation Work Procedure), and HSE Work Program 2. Regular inspection/maintenance of equipment 3. Self-equipping with Personal Protective Equipment (PPE) and Contractor Safety Management System (CSMS) 4. Support from other Pertamina Subsidiaries in relation to reference to Contractors experienced in conducting Traffic Impact Analysis to projects located nearby JTB Project 5. Availability of experienced consultant in the implementation of the Traffic Impact Analysis 6. Availability of JTB personnel in charge of the Traffic Impact Analysis implementation 7. Currently almost all oil and gas companies in Indonesia implement the Traffic Impact Analysis 8. Availability of MOU on intelligence security cooperation with Group 2 of Kopassus 9. Security Base Line implementation as basis for security aspect analysis 10. Establishment of territorial operation coordination with local security institutions Dampak Kualitatif Qualitative Impacts Mitigasi Mitigation Rencana Mitigasi Mitigation Plan 1. Implementation and socialization of HSE aspect and program to workers and other relevant parties continuously and consistently 2. Provision of training on HSE aspect and competency to all workers 3. Ensuring and reviewing all Operational Work Procedures are available 4. Ensuring all workers wear complete and proper Personal Protective Equipment in accordance with their duties 5. Safety Performance Report monitoring 6. Fulfillment of safety equipment and life-saving requirements 7. Security Support Services from ex force and input from community figures PENCAPAIAN STRATEGIS PEPC TAHUN 2014 PEPC's STRATEGIC ACHIEVEMENTS IN 2014 1. Produksi kumulatif sebesar 44 juta Bbls (20,1 juta Bbls PEPC Share) 1. Cumulative production of 44 million Bbls (20.1 million Bbls of PEPC Share) 2. Mempertahankan Opini Audit "Wajar Tanpa Pengecualian" (Unqualified Opinion) 2. Maintaining Audit's Unqualified Opinion 3. Optimalisasi Cost Recovery. Persetujuan SKK Migas atas penambahan 107 (seratus tujuh) Tata Kelola Individual dan alokasi pembebanan biaya (cost recovery) untuk posisi Direktur Utama PEPC sebesar 50%:50% dan Posisi Direktur Bisnis Support sebesar 30%:70% 3. Cost Recovery optimization. SKK Migas approval on additional 107 (one hundred and seven) Individual Work Procedure and cost recovery allocation for PEPC President Director at 50%:50% and Business Support Director at 30%:70% 4. Peningkatan kinerja operasional penyaluran Minyak Mentah Banyu Urip melalui pipa BOO PT Geo Putera Perkasa 4. Improved operational performance of Banyu Urip crude oil distribution through PT Geo Putera Perkasa BOO pipelines 5. Perolehan perijinan perlintasan sebidang rel kereta api dari KAI untuk akses Rig ke Lapangan Kedung Keris 5. Obtaining railroad crossings permission from KAI for Rig access to KedungKeris Field 6. Penandatanganan Kontrak Front End Engineering Design (FEED) untuk EPC-A : Gas Processing Facility, dengan Konsorsium PT Singgar Mulia & PT Fluor Daniel Indonesia 6. Front End Engineering Design (FEED) contract signing for the EPC-A: Gas Processing Facility, with PT SinggarMulia& PT Fluor Daniel Indonesia Consortium 57 58 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu 7. Pelaksanaan POD Banyu Urip senilai US$ 3,58 Milyar (Ref. Surat No. 5997/11/MEM/2009, tanggal 31 Desember 2009) 7. Banyu Urip POD implementation amounting to US$ 3.58 billion (Ref. Letter No. 5997/11/MEM/2009, dated December 31, 2009) 8. Sebagai Operator Pelaksana Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Jambaran - Tiung Biru dengan nilai investasi sebesar US$ 2,429 milyar (CAPEX) 8. Acting as Jambaran-Tiung Biru Unitization Field Development Project Operator with investment value amounting to US$ 2.429 billion (CAPEX) 9. Mendapatkan alokasi Gas Bumi sebesar 100 MMSCFD dari Lapangan Gas Bumi Jambaran - Tiung Biru kepada PT Pertamina (Persero) 9. PT Pertamina (Persero) | Obtaining Natural Gas allocation amounting to 100 MMSCFD from Jambaran-Tiung Biru Natural Gas Field to PT Pertamina (Persero) 10. Mendapatkan lapangan Alas Dara dan lapangan Kemuning (ADK) dari EMCL melalui relinquishment yang dikelola oleh PT PEPC - ADK 10. Acquiring Alas Dara and Kemuning Fields (ADK) from EMCL through relinquishment managed by PT PEPC - ADK 11. Penugasan dari Dirut PT Pertamina (Persero) kepada Dirut PEPC untuk mengawasi pengelolaan secara operasional lapangan ADK oleh PT PEPC - ADK 11. Assignment delegation by PT Pertamina (Persero) President Director to PEPC President Director to oversee ADK field operation management by PT PEPC - ADK 12. Sebagai area peninjauan dan site visit para investor Pertamina dalam rangka Pertamina Bondholder Day 2014 12. As review area and site visit for Pertamina investors in Pertamina Bondholder day 2014 13. Penyelesaian laporan keuangan tahun buku 2014 lebih cepat 10 hari dari yang ditargetkan 13. Completing the Financial Statements of fiscal year 2014 at 10 days ahead of the targeted time 14. Realisasi dan implementasi bagi hasil PEPC dari semula 85:15 menjadi 60:40 yang telah disetujui KESDM dan SKKMIGAS melalui side-contract 14. PEPC revenue sharing realization and implementation from 85:15 to 60:40, that has been approved by the Ministry of Energy and Mineral Resources and SKKMIGAS through side-contract IMPLEMENTASI PRINSIP KEBERLANJUTAN PEPC SESUAI PANDUAN ISO 26000 IMPLEMENTATION OF PEPC SUSTAINABILITY PRINCIPLE ACCORDING TO ISO 26000 GUIDELINES Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PEPC diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat dalam mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini merupakan tanggung jawab Perusahaan atas dampak keputusan dan kegiatannya terhadap masyarakat dan lingkungan hidup yang diwujudkan melalui perilaku yang transparan dan etis yang memberi kontribusi kepada pembangunan berkelanjutan. PEPC Social and Environmental Responsibilities are aimed at improving community's access to better social, economic, and cultural conditions. This is a responsibility borne by the Company due to the impacts from Company's decision and activities toward community and environment, which is realized by transparent and ethical behavior to contribute to sustainable development. PEPC melaksanakan TJSL melalui program-program Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility atau CSR). Perusahaan yang secara proaktif direncanakan dan dilaksanakan tanpa menunggu adanya tekanan atau tuntutan publik yang dewasa ini dirasa semakin meninggi, artinya ada keselarasan antara kepentingan stakeholder dan kepentingan Perusahaan. The Social and Environmental Responsibilities are implemented through Corporate Social Responsibility (CSR) programs. The Company proactively plans and implements the programs without waiting for any pressures or the increasing public demands. This reflects a harmony between the interests of stakeholders and the Company. Identifikasi Risiko Risk Identification Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan-tujuan tersebut, maka Perusahaan menggunakan Standar ISO 26000 sebagai panduan prinsip keberlanjutan Perusahaan. Standar ini mencakup ukuran dan rekomendasi bagi Perusahaan yang menginginkan terintegrasinya tanggung jawab sosial ke dalam strategi bisnisnya. Berikut beberapa manfaat yang diperoleh Perusahaan dalam mengimplementasikan ISO 26000 sebagai panduan prinsip keberlanjutan: In order to support the achievement of such goals, the Company implements ISO 26000 as Company's guidelines for sustainability principles. The standard covers measures and recommendations for companies desiring the integration of social responsibility into their business strategies. The following are the benefits gained by the Company in the implementation of ISO 26000 as sustainability principle guidelines: 1. Keberadaan Perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan Perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas. 2. Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap modal (capital). 3. Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas. 4. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk management). 5. Selain bagi Perusahaan yang menerapkan, ISO 26000 juga bermanfaat bagi masyarakat yakni adanya penerapan tenaga kerja dan peningkatan kualitas sosial di daerah tersebut. 1. Growing and sustainable Company existence, in addition to positive Corporate image from community at large. 2. Better access to capital. 3. The ability to maintain quality human resources. 4. Improvement in critical decision-making better risk management. 5. ISO 26000 is beneficial not only for the implementing Company, but also for the community with employment implementation and social quality improvement locally. PRINSIP-PRINSIP KEBERLANJUTAN (ISO 26000) SUSTAINABILITY PRINCIPLES (ISO 26000) Untuk memastikan Program CSR yang dilaksanakan Perusahaan selaras dengan visi, misi, dan tata nilai Perusahaan serta menjamin keberlanjutan Perusahaan, maka program tersebut perlu mengacu pada standar/best practice yang ada. Standar yang menyeluruh untuk pelaksanaan CSR adalah ISO 26000 yang merupakan panduan internasional dalam pelaksanaan CSR yang bersifat holistik dan melibatkan berbagai fungsi Perusahaan. Standar ISO 26000 bukan merupakan standar untuk sertifikasi yang memuat persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah Perusahaan, namun lebih kepada penyediaan panduan teknis bagi Perusahaan/organisasi dalam menerapkan social responsibility dengan mengacu kepada prinsip- prinsip sebagai berikut: 1. Tata Kelola Organisasi 2. Hak Asasi Manusia 3. Praktik Ketenagakerjaan 4. Lingkungan Hidup 5. Praktik Operasional yang Jujur 6. Isu-isu Konsumen 7. Pelibatan dan Pengembangan Komunitas To ensure the CSR program implemented in the Company has complied with Corporate vision, mission, and values and assuring Company sustainability, the program needs to be based on existing standards/best practices. ISO 26000 is a holistic, comprehensive, and internationally-recognized standard for CSR implementation which involves various functions of the Company. Rather than containing certification standards to be fulfilled by the Company, ISO 26000 provides technical guidelines for a Company/ organization in implementing social responsibility by referring to the following seven (7) core subjects, i.e. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Organization Governance Human Rights Employment Practice Environment Honest Operational Practice Issues Concerning Customers Involvement and Development of Community 59 60 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN PEPC PEPC STAKEHOLDERS ENGAGEMENT [G4-24, G4-25, G4-26, G4-27, G4-37, G4-38] PEPC memahami bahwa hubungan yang baik antara PEPC dengan para pemangku kepentingan dapat mempengaruhi secara signifikan proses operasional bisnis. Kesepahaman antara Perusahaan dengan entitas disekitarnya akan menentukan sejauh mana bisnis yang dijalankan dapat bertahan. PEPC understands that a good relationship between PEPC with stakeholders can significantly affect business operations processes. Understanding between the Company and outside entities able to determine the extent to which the business is run to survive. Stakeholder engagement atau pelibatan pemangku kepentingan merupakan fokus utama PEPC sebagai kontribusi aktif dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan. PEPC mengintegrasikan stakeholder engagement ke dalam tata kelola dan seluruh kebijakan yang relevan dan/atau proses untuk pengambilan keputusan, pengembangan strategi, termasuk visi, misi, dan nilai yang mendasari strategi dan manajemen operasi. Tujuan dilakukannya stakeholder engagement adalah agar Perusahaan mampu menjawab berbagai isu, dampak, dan peluang secara komprehensif dan seimbang. Karena, melalui stakeholder engagement, PEPC dapat menjelaskan apa yang menjadi prioritas utama dalam menjalankan usaha dan bagaimana cara menanggapi tantangan, risiko, dan peluang yang ada dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan sehingga dapat menemukan solusinya. Stakeholder engagement becomes a key focus of PEPC as an active contribution to the achievement of a sustainable development. PEPC integrates stakeholder engagement in its governance and all relevant policies and/ordecisionmaking processes, strategy developments, including vision, mission, and values under pinning operational strategies and management. Stakeholder engagement is aimed to allow the company in addressing a varietyof issues, impacts, and opportunities in a comprehensive and balanced manner. This is due to the fact that through stakeholder engagement, PEPC will be able to explain the Company's top priority inrunning the business and how to address existing challenges, risks, and opportunities by considering the advantages and disadvantages to find a solution. Pelibatan Pemangku Kepentingan PEPC PEPC Stakeholder Engagement S tak eh o ld e r m ap pi n g m er upa ka n u pa ya untuk mengidentifikasi dan memetakan siapa saja yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholder) PEPC. Tujuan dilakukannya stakeholder mapping adalah agar Perusahaan mengetahui dengan jelas siapa yang paling berkepentingan dengan Perusahaan secara timbal-balik, kepentingan apa yang dijalin, apa yang perlu dikomunikasikan, dan bagaimana memaksimalkan karakteristik media komunikasi sehingga dapat berkomunikasi dengan para stakeholder secara efektif. Stakeholder mapping tries to identify and map any possible stakeholders of PEPC. It is aimed to clearly recognize which stakeholder having the highest interest with Company on a reciprocal basis, which interest to address, what needs to becommunicated, and how to maximize communications media characteristics to build effective communication with stakeholders. Pemangku kepentingan (stakeholder) PEPC terdiri dari pemegang saham (shareholder), Pemerintah Republik Indonesia, dan pihak lainnya. Pemegang saham meliputi PT Pertamina (Persero)dan PT Pertamina Dana Ventura. Pemerintah Republik Indonesia diwakili oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan, SKK Migas dan Pemerintah Daerah (Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur). Sedangkan pihak lainnya mencakup masyarakat, pekerja dan mitra kerja. PEPC Stakeholders cover shareholders, Indonesian Government, and other parties. Shareholders include PT Pertamina (Persero) and PT Pertamina Dana Ventura. Indonesian Government is represented by the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), Ministry of StateOwned Enterprises (SOEs), Ministry of Finance, SKK Migas, and Local Government (Central Java and East Java Provinces). Other parties include the community, employees and suppliers. PEPC melakukan dialog secara langsung dengan pemangku kepentingan yang tidak hanya bersifat membujuk, akan tetapi juga mendengarkan, mempelajari, dan mengadaptasi perilaku Perusahaan sebagai hasil dari proses komunikasi, sehingga komunikasi yang dilakukan bersifat jujur dua arah, saling memberi dan menerima, saling menghargai serta fokus pada kesamaan pemahaman antara pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi yang nantinya akan tercipta suatu pengertian dan dukungan bagi terciptanya tujuan, kebijakan, dan langkah serta tindakan yang dilakukan oleh Perusahaan untuk membentuk citra positif Perusahaan. PEPC engages in direct dialogue with stakeholders, which are not only persuasive, but are also willing to listen, learn, and adapt Company behavior as a result of the communication process.This is to create mutual honesty, the giving and receiving, mutual respect, and focus on common understanding between the parties involved in the communication which eventually lead to an understanding and support for the creation of goals, policies, measures, and actions taken by the Company to establish a positive image of the company. Laporan Keberlanjutan ini menguraikan kondisi dan kinerja keberlanjutan Perusahaan kepada pemangku kepentingan yang terdiri dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dan bagaimana PEPC memaknai keberlanjutan. Sesungguhnya substansi keberadaan Laporan Keberlanjutan adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan Perusahaan dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi Perusahaan dengan menyusun programprogram keberlanjutan. Secara internal, laporan ini dimaksudkan sebagai sarana dalam melakukan evaluasi dan penyempurnaan kinerja keberlanjutan Perusahaan di tahun mendatang. Pada bagian akhir laporan, terdapat Formulir Tanggapan yang melibatkan para pemangku kepentingan dalam menilai kinerja keberlanjutan Perusahaan yang telah dicapai sehingga PEPC dapat lebih meningkatkan kinerjanya di tahun mendatang dalam prinsip-prinsip keberlanjutan yang berlaku umum yang akan diterbitkan dalam Laporan Keberlanjutan setiap tahunnya. This Sustainability Report explains Company sustainable condition and performance to stakeholders on social, economic, and environmental aspects, in addition to PEPC's definition on sustainability. The Sustainability Report, substantially, exists to strengthen Company's sustainability by building inter-shareholder cooperation facilitated by the Company through sustainability program establishment. Internally, the report has the purpose as a means for the evaluation and improvement of Company's sustainability performance in the future. At the end part of the report is available a Feedback Form which engages stakeholders in the assessment of achieved sustainable performance, which drives PEPC to improve its performance in the coming years relating to the generally applied sustainability principles which are planned to be issued annually. 61 62 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu KONTRIBUSI EKONOMI DAN TANGGUNG JAWAB PRODUK ECONOMIC CONTRIBUTION AND PRODUCT RESPONSIBILITY KONTRIBUSI EKONOMI BAGI BANGSA ECONOMIC CONTRIBUTION TO THE NATION Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) masih memegang peranan yang dominan dalam penyediaan sumber energi nasional. Penurunan produksi migas nasional menuntut adanya usaha yang berkelanjutan dan inovatif untuk menemukan cadangan migas baru. Penemuan cadangan baru sangat penting tidak hanya untuk mempertahankan produksi migas saat ini, tetapi juga untuk menjaga ketahanan energi nasional. Lebih lanjut, penerimaan dari sektor migas juga menjadi tulang punggung penerimaan negara serta penggerak ekonomi nasional. The upstream oil and gas industry still plays a dominant role in the national energy supply. The decline in national oil production requires sustainable and innovative efforts to find new oil and gas reserves. The discovery of new reserves is very important not only to maintain the current oil and gas production, but also to maintain national energy security. Furthermore, revenues from the oil and gas sector also constitutethe state's backbone of revenues and a driverof the national economy. Namun jumlah produksi migas Indonesia saat ini tidak berbanding lurus dengan jumlah konsumsi nasional. Di satu sisi, konsumsi migas nasional, khususnya minyak bumi, terus meningkat tiap tahun. Di sisi lain, produksi migas terus mengalami penurunan. Bahkan pada periode pelaporan Indonesia telah mengalami defisit produksi minyak bumi sebesar 800 ribu barel per hari yang disebabkan oleh kenaikan konsumsi minyak bumi yang mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara kemampuan produksi industri hulu migas nasional hanya 800 ribu barel per hari. Padahal untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 6%, sektor energi hulu dituntut tumbuh sekitar 7%. The amount of Indonesian oil and gas reserves, however, is currently unproportional to the national consumption. On the one hand, the national oil and gas consumptions, particularly oil, continue to increase annually. On the other hand, oil and gas production gradually declines. In the reporting period, it is estimated that Indonesia suffers from an oil deficit of 800 thousand barrels per day. This condition is triggered by high oil consumption reaching 1.6 million barrels daily, whereas the capacity of the national oil and gas upstream industry stands at 800 thousand barrels per day. To support the economic development target of 6%, the upstream energy sector requires growth of 7%. Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility Mengingat masih tingginya ketergantungan domestik terhadap energi fosil, industri hulu migas, khususnya PEPC, terus berupaya untuk menahan laju penurunan produksi. Data menunjukkan, secara alamiah laju penurunan produksi migas diperkirakan mencapai 12% per tahun. Melalui berbagai inovasi, seperti percepatan pengembangan lapangan baru dan implementasi teknologi enhanced oil recovery (EOR), laju penurunan produksi diharapkan dapat ditekan menjadi 3% per tahun. Sebagai dukungan atas program energi nasional tersebut, PEPC berusaha membantu menyediakan lapangan migas baru melalui dukungan teknologi, finansial, dan sumber daya manusia yang handal. [G4-DMA-EC] Considering high dependency on oil and gas domestic sector, oil and gas upstream industry seeks to contain production decline rate. The data shows that naturally, the production decline rate is estimated at 12% annually. With various innovations, such as new field development acceleration and Enhanced Oil Recovery (EOR) implementation, the production decline rate is expected to be reduced to 3% per year. To support the national energy program, PEPC strives to provide new oil and gas fields through support from reliable technology, finance, and human resources. [G4-DMA-EC] PEPC menunjukkan perkembangan tingkat lifting minyak bumi yang terus meningkat setiap tahunnya selama 5 tahun terakhir. Hal ini menjadi kabar gembira untuk kontribusi produksi nasional yang mengalami tren penurunan pada jangka waktu yang sama. PEPC shows increasing number of crude oil lifting for the past five years. This is a favorable update for the contribution of national production which shows declining trend during the same time span. Grafik 8. 1 Perbandingan Produksi Minyak Pertamina EP Cepu dengan Produksi Nasional" Chart 8.1 Comparison of Pertamina EP Cepu Oil Production with National Production 400,000,000 Produksi Nasional National Production 350,000,000 300,000,000 Produksi PEPC PEPC Production 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 0 2010 2011 2012 2013 2014 Hasil produksi migas di Indonesia berpengaruh terhadap tingkat penerimaan Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) serta lifting minyak dan gas telah digunakan sebagai dasar asumsi makro yang mendasari perumusan APBN. Yield from oil and gas production in Indonesia affects the State revenue in the State Budget (APBN). The Indonesian Crude Price (ICP) and oil and gas lifting have been used as macro assumption basis for APBN formulation. Dalam Nota Keuangan APBN 2014, target lifting minyak bumi nasional yang dijadikan asumsi dasar ekonomi makro mencapai 870 ribu barel per hari. Sedangkan target lifting gas bumi 2014 mencapai 1.240 ribu barel setara minyak per hari. Dengan demikian, secara kumulatif, lifting minyak dan gas bumi pada tahun 2014 ditargetkan mencapai 2,1 juta barel ekuivalen per hari. Namun, karena dinamika produksi migas di Indonesia pada dua kuartal pertama 2014, Pemerintah melakukan revisi angka target lifting minyak tersebut menjadi 818 ribu barel per hari dan lifting gas menjadi 1.224 ribu barel setara minyak per hari. In the Budget Speech of the State Budget 2014, the national oil lifting target used as macro-economic assumption basis is estimated to reach 870 thousand barrels per day, while natural gas lifting in 2014 is estimated to be around 1,240 thousand barrels of oil equivalent per day. Thus, cumulatively, oil and natural gas lifting in 2014 is targeted to reach 2.1 million barrels per day. Oil and gas lifting production dynamics in Indonesia during the first two quarters have resulted in Government's revision to oil lifting target to 818 thousand barrels per day and gas lifting to 1,224 thousand barrels oil equivalent per day. Sebagai perusahaan nasional yang bergerak di bidang hulu migas, target Pemerintah tersebut menjadi prioritas utama PEPC mengingat kapasitas produksi Perusahaan yang cukup signifikan. Oleh karena itu, Perusahaan telah menyusun rencana bisnis dan operasi yang sesuai dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) selama lima tahunan, dan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKAP) tahunan. As a national company engaging in oil and gas upstream industry, the Government's target becomes PEPC major priority considering the relatively significant Company's production capacity. Therefore the Company has established the business and operation plan adjusted to 5-year long Company Long-Term Planning and annual Work Plan and Budget. 63 64 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pada RKAP PEPC di periode pelaporan, Perusahaan merencanakan untuk melakukan pemboran sumur pengembangan sebanyak 19 sumur yang terdiri dari 15 sumur carry over dari tahun 2013 dan tajak sumur baru sebanyak 4 sumur. Dari 19 sumur pengembangan tersebut, direncanakan 17 sumur memasuki tahap completion. Selanjutnya, kegiatan pembangunan fasilitas produksi full field development Lapangan Banyu Urip, yang terdiri dari 5 (lima) kegiatan EPC, akan diselesaikan untuk mengejar target Perusahaan peak production sebesar 165.000 BOPD. In PEPC Work Plan and Budget reporting period, the Company has planned to carry out 19 development wells drilling consisting of 15 carry over wells from 2013 and 4 new spud-in wells. Out of these 19 development wells, 17 wells are planned to enter completion stage. Furthermore, Banyu Urip Field full field development, consisting of five EPC activities, will be completed to meet the Company's peak production target of 165,000 BOPD. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas), pemegang saham pengelolaan sumber daya migas di Indonesia, dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah atas nama Negara sebagai Pemegang Kuasa Pertambangan. Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) menerima seluruh hak dividen yang diberikan oleh Perusahaan setiap tahunnya. Pada periode 2013, PT Pertamina (Persero), sebagai Pemegang Saham mayoritas, memutuskan penggunaan Laba Bersih Perusahaan untuk dividen sebesar USD3.329.974 atau 10% dari laba bersih Perusahaan. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, PEPC beserta perusahaan lain bekerja sama dalam pengelolaan bisnis hulu migas menggunakan skema Production Sharing Contract (PSC). Dimana pengembangan usaha dimulai dari penyertaan modal masing-masing KKKS yang selanjutnya disebut sebagai Participating Interest. Selanjutnya, Participating Interest tersebut akan berpengaruh terhadap pembagian keuntungan serta ketentuan lain yang menyertainya. Under Law No. 22 Year 2001 on Oil and Natural Gas (Oil and Gas Law), the shareholding of oil and gas resource management in Indonesia is wholly owned by the Government on behalf of the State as the holder of Mining Authority. Government through PT Pertamina (Persero) receives all dividend rights shared by the Company annually. In 2013, PT Pertamina (Persero) as majority shareholder has decided to utilize the Company's Net Income for dividend amounting at USD3.329.974 or 10% of Company's net income. In implementing its operations, PEPC along with other companies are cooperating in the management of oil and gas upstream business using Production Sharing Contract (PSC) scheme, where business development starts from the investment of respective KKKS which further recognized as Participating Interest. The Participating Interest will then affect the distribution of profits and other accompanying conditions. Kontrak Kerja Sama Blok Cepu antara SKK Migas atas nama Pemerintah dengan para Kontraktor yang terdiri dari PEPC, Mobil Cepu Ltd. dan Ampolex Pte. Ltd. telah ditandatangani pada 17 September 2005. Sesuai dengan ketentuan dalam Production Sharing Contract tersebut, Pemerintah mendapatkan beberapa penyetoran yang diberikan oleh Perusahaan sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang selanjutnya dihitung sebagai pendapatan. Bagi hasil dihitung berdasarkan UU Migas, serta Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Hulu Migas, dan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Cepu Cooperation Contract between SKK Migas (representing the Government) and Contractors (i.e. PEPC, Mobil Cepu Ltd., and Ampolex Pte. Ltd.) has been signed on September 17, 2005. In accordance with the Production Sharing Contract provisions, the Government receives several deposits provided by the Company as Cooperation Contract Contractor which are then recognized as revenue. Production sharing is calculated based on Oil and Gas Law and Government Regulation No. 35 of 2004 on Oil and Gas Upstream Activities, and Government Regulation No. 79 of 2010 on Refundable Operating Costs and Income Tax Treatment in Oil and Gas Upstream Business Sector. Berdasarkan ketentuan tersebut, bagian yang didapatkan Pemerintah terdiri dari: First Tranche Petroleum (FTP) merupakan bagian pertama yang diminta Pemerintah Pusat dari kontraktor atas hasil dari produksi sebelum dikurangi pengeluaran lain-lain. FTP Share sebesar 20% dari Split Pemerintah dari produksi yang didapatkan. Share Pemerintah dari Equity to be Split Domestic Market Obligation (DMO) dari produksi Pajak Penghasilan atas penghasilan yang diterima oleh kontraktor Based on the provision, the shared profit received by the Government is as follow: First Tranche Petroleum, the first share required by Central Government from contractors from production yield before reduced by expenses, etc. FTP Share by 20% from Government Split from yielded production. Government's share from Equity to be Split Domestic Market Obligation from production Income tax from income received by contractor Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility Gambar 8.1 Mekanisme Bagi Hasil Migas berdasarkan Production Sharing Contract Figure 8.1 Production Sharing Contract Mechanism PRODUCTION FTP DMO COST RECOVERY EQUITY TO BE SPLIT GOVERNMENT TAKE 85% Dalam menjalankan bisnis operasi di lapangan, PEPC juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah yang disebut dengan Cost Recovery. Cost Recovery merupakan biaya operasi yang dapat dikembalikan dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi, yang terdiri dari: i. Biaya non-kapital tahun berjalan ii. Penyusutan biaya kapital tahun iii. Biaya operasi tahun-tahun sebelumnya yang belum memperoleh penggantian (unrecovered costs). CONTRACTOR TAKE 15% Running business in operational production, PEPC has also got support from Government, as called by Cost Recovery. Cost Recovery is the refundable operational cost from oil and natural gas exploration and exploitation, which consists of: i. Non-capital cost of current year ii. Capital cost depreciation of year iii. Unrecovered operational cost of previous years. Perkembangan hasil produksi di Lapangan Banyu Urip menunjukkan kinerja yang memuaskan. Dengan implementasi Early Production Facilities dan Early Oil Expansion, kapasitas produksi Lapangan Banyu Urip telah mencapai 40.000 BOPD dan ditargetkan akan mencapai peak production sebesar 165.000 BOPD dengan full field development pada tahun 2015. Development of production yield in Banyu Urip Field shows satisfying performance. With the implementation of Early Production Facilities and Early Oil Expansion, Banyu Urip Field production capacity has reached 40,000 BOPD and is targeted to reach the peak production at 165,000 BOPD with full field development in 2015. Pada periode pelaporan, Perusahaan mendapatkan alokasi anggaran berdasarkan Work Program & Budget (WP&B) yang kemudian direalisasikan menggunakan AFE dan Non AFE (Authorization For Expenditures) yang didanai dari porsi cost recovery. WP&B untuk tahun anggaran 2014 disetujui sebesar USD 48,703,129, yang dibagi berdasarkan aktivitas Exploration and Development Expenditure (BS-4), Production Expense Budget Summary (BS-8), dan Administrative Expense Budget Summary (BS-11). In the reporting period, the Company has received budget allocation based on the Work Program & Budget (WP&B) which is then realized as Authorization Financial Expenditure (AFE) and Non AFE funded from cost recovery allocation. The approved WP&B for 2014 budget year amounts to USD 48,703,129 which is allocated as Exploration and Development Expenditure (BS-4), Production Expense Budget Summary (BS-8), and Administrative Expense Budget Summary (BS-11). Distribusi Nilai Ekonomi [G4-EC1] Distribution of Economic Value [G4-EC1] Pada periode pelaporan, pendapatan Perusahaan terdiri atas penerimaan dari penjualan bagi hasil minyak bumi dari total produksi serta imbalan atas penyerahan Domestic Market Obligation (DMO fee) kepada Pemerintah. Pendapatan dari penjualan minyak bumi diakui berdasarkan persentase hak sementara (provisional entitlements) pada saat lifting (equity to be split) yang menjadi hak Perusahaan sebagai anggota KKKS Blok Cepu. In the reporting period, the Company's revenues consist of revenues from crude oil sales sharing of the total production and return from Domestic Market Obligation (DMO fee) to the Government. Revenue from crude oil sales is recognized based on the percentage of provisional entitlements during lifting (equity to be split) which becomes Company's right as a member of the Cepu Block KKKS. 65 66 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pada tanggal 2 Januari 2014, telah disepakati Kontrak Penyesuaian Bagi Hasil untuk hasil migas Perusahaan dengan SKK Migas yang telah disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan Bagian Bagi Hasil pemerintah tanpa mengurangi Bagian Bagi Hasil dari kontraktor lain di Blok Cepu. Dalam Production Sharing Contract (PSC) Blok Cepu, PEPC sebagai salah satu kontraktor di blok tersebut dengan Participating Interest 45% awalnya diberikan Term Bagi Hasil umum dengan komposisi 85:15 (pemerintah : kontraktor). Namun, setelah penandatanganan Penyesuaian Bagi Hasil tersebut, Perusahaan mendapatkan penyesuaian bagi hasil menjadi sebesar 40% setelah pajak atas persentase PI denga n ta r if pa jak ga bunga n sebesar 40,5%. On January 2, 2014, a Production Sharing Adjustment Contract was made for the oil and gas yield between the Company and SKK Migas which was approved by the Minister of Energy and Mineral Resources. This was made to adjust the Government Production Share without reducing other contractors' Production Share in the Cepu Block. In the Cepu Block PSC, PEPC as one of the contractors in the block with a Participating Interest of 45% had initially been granted a general Production Sharing Term with a composition of 85:15 (government : contractor). Subsequently, following the signing of the Production Sharing Adjustment, the Company gains a production sharing adjustment of 40% (forty percent) after tax on the Participating Interest percentage at a combined tax rate of 40.5%. Lebih lanjut, Perusahaan juga berkontribusi memberikan penerimaan Negara dalam bentuk pembayaran pajak, yang terdiri dari Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dapat ditagihkan kembali. Further, the Company also contributes to the State revenue in the form of central. The relevant taxes in this matter consist of Income Tax and refundable Value Added Tax. Tabel 8.1 Kontribusi Pembayaran Pajak PEPC Table 8.1 PEPC Contribution of Tax Payments 2014 Jenis Pajak Type of Tax Nilai (Rp) Value (Rp) Pajak atas Penghasilan Karyawan Employee Income Tax Pajak atas Penghasilan Rekanan Partner Income Tax 84.779.942.318 Pajak Penghasilan atas Sewa Gedung Income Tax of Building Rental Pajak Pertambahan Nilai Value Added Tax Pajak Penghasilan Badan dan Dividen Corporate Income Tax and Dividend 110.781.338.116 1.473.668.110 18.358.291.349 TOTAL 664.228.443.119 879.621.683.012 Kinerja ekonomi langsung PEPC dari tahun 2012-2014 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Kinerja tersebut ditunjukkan oleh tabel berikut: PEPC direct economic performance of the year 2012-2014 shows better development. The performance shown by the following table: Tabel 8.2 Nilai Ekonomi yang Dihasilkan, Didistribusikan, dan Ditahan [G4-EC1] Table 8.2 Economic Value Generated, Distributed and Retained [G4-EC1] Jumlah (USD) Total (USD) Nilai Ekonomi Economic Value 2012 2013 2014 135,474,630 165,655,990 273,831,622 6,482,839 7,138,304 18,704,805 77,946 275,039 194,398 1,738,032 1,821,461 2,146,450 360,000 360,000 360,000 11,567,610 20,399 349,280 1,542,702 328,022 120,556 157,243,759 175,599,215 295,707,111 Nilai Ekonomi Langsung yang Dihasilkan Generated Direct Economic Value Hasil Penjualan Bersih Net Sales DMO fee Penerimaan bunga bank Bank Interest Income Penghasilan jasa manajemen Income from Management Fee Penghasilan operasi bersama (KSO) dan bunga lain-lain Income from Joint Operation and other interests Penerimaan denda dan klaim Income from fines and claims Lain-lain (Keuntungan selisih kurs, dll) Others (foreign exchange gains, etc.) Jumlah Penerimaan Nilai Ekonomi Total Economic Value Received Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility Jumlah (USD) Total (USD) Nilai Ekonomi Economic Value 2012 2013 2014 Nilai Ekonomi yang Didistribusikan (Pengeluaran Nilai Ekonomi) Distributed Economic Value (Economic Value Expense) Biaya operasi Operating Expenses Beban Eksplorasi Exploration expense 12,374,384 11,091,060 3,736,153 Beban produksi Production Expense 37,546,622 47,354,406 63,739,938 Beban umum & administrasi General and Administrative Expenses 34,060,108 46,807,914 42,372,430 196,221 76,978 251,325 914,156 1,119,204 971,989 - 3,329,974 pasca RUPS after GMS 4,581,572 6,642,054 6,715,405 31,426,466 32,423,993 79,087,506 97,043 134,903 458,076 121,196,572 148,980,486 197,332,822 Jumlah Nilai Ekonomi yang Ditahan Total Retained Economic Value 36,047,187 26,618,729 98,374,289 Kontribusi bagi Perekonomian Daerah Contribution to the Regional Economy Luasnya wilayah operasi Perusahaan membuat isu pemberdayaan masyarakat lokal menjadi salah satu perhatian utama dalam kebijakan operasional PEPC. Hal ini selaras dengan komitmen Perusahaan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, khususnya pada daerah yang memiliki sumber daya alam yang bernilai ekonomis. The extensive area of the Company operation raises the issue of local community empowerment as one of the main concerns in PEPC operational policies. This is consistent with the Company's commitment to support sustainable development, particularly in the areas with economicallyvalued natural resources. Komitmen tersebut juga sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 23 Tahun 2011 tentang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah dalam Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi serta Pengolahan Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Kabupaten Bojonegoro, atau yang lebih dikenal dengan Perda Konten Lokal. Peraturan tersebut menjamin peranan produk dan tenaga kerja lokal dalam percepatan pertumbuhan ekonomi daerah terutama terkaitan dengan industri migas di Bojonegoro. This commitment is also in accordance with the Regional Regulation of Bojonegoro Regency No. 23 of 2011 on the Acceleration of Regional Economic Development in the Implementation of Oil and Gas Exploration and Exploitation in Bojonegoro Regency, or better known as the Local Content Regulation. Such regulation ensures the importance of the local products and work force in accelerating regional economic development particularly in the oil and gas industry in Bojonegoro. Secara umum, Perda Konten Lokal ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah Bojonegoro dengan kontribusi sektor migas. Tujuan spesifik yang ingin dicapai meliputi: In general, the Local Content Regulation is intended to encourage local economic growth in Bojonegoro with the contribution fromthe oil and gas sector. The specific objectives to be achieved include: Beban akresi Accretion expense Gaji karyawan dan benefit lainnya Employee wage and other benefits Jumlah pembayaran kepada penyandang dana Payment to provider of capital Pembayaran deviden Dividend payment Pembayaran Bunga Interest payment Pengeluaran untuk pemerintah (pajak) Expenses to Government (taxation) Pengeluaran yang berkaitan dengan kemasyarakatan (community investment, lingkungan) Expenses relating to community (community investment, environment) Jumlah Nilai Ekonomi yang Didistribusikan Total Distributed Economic Value Nilai Ekonomi yang Ditahan Retained Economic Value 67 68 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Meningkatkan pendapatan daerah untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya bagi perekonomian daerah dan mengembangkan serta memperkuat posisi industri dan perdagangan daerah; Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan daerah untuk lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional berlandaskan keunggulan kompetitif daerah terutama kontribusi dari pemanfaatan sumber daya alam secara lestari; Mengendalikan permasalahan sosial dan ekonomi yang potensial dapat menghambat kelancaran rangkaian pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi serta pengolahan minyak dan gas bumi di daerah; Mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berwawasan lingkungan berkelanjutan dengan mengoptimalkan kontribusi sektor swasta melalui CSR (corporate social responsibility/tanggung jawab sosial perusahaan). Increasing regional revenue to contribute toa large extent the regional economy and to develop and strengthen industrial position and regional trade; Perusahaan mengimplementasikan dukungan terhadap Perda Konten Lokal tersebut melalui kebijakan pengadaan yang memberikan kesempatan lebih besar kepada pemasok lokal. Perusahaan memiliki dua macam mekanisme pengadaan, yaitu, pengadaan untuk kepentingan administrasi kantor sebagai bagian dari kegiatan operasional non-KKKS dan pengadaan yang berkaitan langsung dengan operasional produksi migas di lapangan yang masuk dalam cost recovery. [G4-12] The company implements support for the Local Content Regulation through a procurement policy that provides greater opportunity to local suppliers. The company has two kinds ofprocurement mechanism, i.e. procurement for office administrative purposes as part of non-KKKS operations and the procurement directly related to oil and gas production operations in the field that are included incost recovery. [G4-12] Supporting and developingregionalcapability to compete at national, regional, and international levels based on local competitive advantages, especially contribution of the use of natural resources in a sustainable manner; Controlling potential social and economic issues that may disrupt the implementation of oil and natural gas exploration and exploitation and processing in the region; Accelerating the achievement of environmentally sound development objectives by optimizing the contribution of the private sector through Corporate Social Responsibility (CSR). Gambar 8.2 Skema Alur Distribusi PEPC Figure 8.2 PEPC Distribution Scheme [G4-12] TKDN PEMASOK KKKS KKKS Supplier PEPC PEMBELI PRODUK MIGAS Oil and Gas Product Purchaser PEMASOK NON-KKKS Non-KKKS Supplier TKDN Pengadaan untuk administrasi dan operasional kantor mengacu kepada SK Direksi No. Kpts-51/C00000/2010S0 tentang Manajemen Pengadaan Barang/Jasa. Pengadaan barang dan jasa tersebut dilakukan dengan menerapkan prinsip - prinsip dasar pengelolaan rantai suplai yang meliputi efektivitas, efesiensi, kompetitif, transparansi, adil, bertanggungjawab, mendukung dan menumbuh kembangkan Kemampuan Nasional, berwawasan lingkungan, menjunjung etika kerja yang tinggi serta memperhatikan ketentuan HSSE dalam pelaksanaan pekerjaannya. Pada periode pelaporan, total pengadaan yang termasuk dalam kategori ini mencapai lebih dari Rp.12,7 Miliar rupiah dan USD 25.750 yang seluruhnya berasal dari pemasok lokal. [G4-EC9] The procurement for office administration and operations refer to the Board of Directors Decree No.Kpts51/C00000/2010-S0 on the Management of Goods/ Services Procurement.The procurement of goods and services is carried out by applying the basic principles of supply chain management such as effective, efficient, competitive, transparent, fair, responsible, supporting and cultivating National Capabilities, environmentally-sound, upholding work ethics, and paying attention to HSSE provisions in the work implementation. In the reporting period, the total procurement included in this category has reached more than Rp12.7billion and USD25,750 which entirely derived from local suppliers. [G4-EC9] Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility Gambar 8.3 PTK Nomor 007 Revisi-II/PTK/I/2011 tentang Pedoman Tata Kerja Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama Figure 8.3 PTK No. 007 Rev-II/PTK/I/2011 About Supply Chain Management Guideline for Production Sharing Contract Untuk pengadaan yang berkaitan langsung dengan operasional produksi migas di lapangan, Perusahaan berkewajiban untuk melaksanakan prosedur pengadaan sesuai dengan peraturan Kepala SKK Migas Nomor 007 Revisi-II/PTK/I/2011 tentang Pedoman Tata Kerja Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama beserta amandemennya. Peraturan tersebut mengatur pedoman tata kerja pelaksanaan teknis dan administrasi pengelolaan rantai suplai di lingkungan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di wilayah Indonesia yang terdiri dari Ketentuan Umum Rantai Suplai, Pedoman Pelaksanaan Pengadaaan Barang/Jasa, Pedoman Pengelolaan Aset, Pedoman Pengelolaan Kepabeanan, dan Pedoman Pengelolaan Proyek. For procurement directly related to oil and gas production operations on site, the Company is obligated to carry out the procurement procedures in accordance with the regulations of the Head of SKK Migas Regulation No.007 Revisi-II/PTK/I/2011 on Guidelines for Supply Chain Management Working Procedures of Cooperation Contract Contractor and its amendments. The regulation sets guidelines for technical implementation and administration for supply chain management in oil and gas upstream activities in Indonesia which consists of the General Provisions for Supply Chain, Guidelines for Goods/Services Procurement, Asset Management Guidelines, Guidelines for Customs Management, and Guidelines for Project Management. Perkembangan terbaru dari pedoman pengelolaan tersebut adalah adanya kewajiban untuk mendayagunakan Produksi dan Kompetensi Dalam Negeri yang diwujudkan dalam standar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) barang/jasa sebesar minimum 30% dari nilai kontrak pengadaan dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri dan minimum 50% pelaksanaannya dilakukan di dalam negeri. Prakarsa ini diharapkan dapat mendorong peningkatan keterlibatan pengusaha dan perbankan dalam negeri dalam industri hulu migas nasional. Ke depannya, Pemerintah Indonesia menargetkan TKDN tahun 2025 untuk industri hulu migas sebesar 91%. The latest development from the management guidelines is the obligation to empower Domestic Production and Competency realized in the Domestic Component Level (TKDN) standard of goods/services at a minimum of 30% of the procurement contract value to be managed by domestic companies and 50% of implementation to be performed domestically at a minimum. The initiative is expected to improve the engagement of the domestic entrepreneur and banking in the national oil and gas upstream industry. In the future, the Indonesian Government targets a Domestic Component Level for2025 in the oil and gas upstream industry at 91%. Perusahaan senantiasa berusaha menaikkan TKDN dalam proses pengadaan setiap tahunnya. Pada periode pelaporan, total nilai pengadaan barang dan jasa Perusahaan mencapai lebih dari 5,3 miliar rupiah dan USD 6,84 juta dengan ratarata komitmen TKDN sebesar 62,85%, meningkat sebesar 11,61% dari periode sebelumnya. Untuk mencapai komitmen TKDN tersebut, seluruh tim Supply Chain Management (SCM) PEPC telah memiliki sertifikasi untuk melaksanakan proses pengadaan sesuai dengan PTK 007. Lebih lanjut, Perusahaan juga telah melakukan pelatihan kepada industri dan tenaga kerja lokal secara periodik. [SE7] The Company constantly seeks to annually increase Domestic Component Level in the procurement process. In the reporting period, the total value of goods and services procurement has reached more than Rp5.3 billion and USD6.84 million with an average Domestic Component Level commitment of 62.85%, an increase by 11.61% from the previous period. To achieve the Domestic Component Level commitment, the whole PEPC SCM team has been certified to carry out the procurement process in accordance with the PTK 007. Further, the Company has also conducted training to the industry and local work force periodically. Perusahaan juga menyertakan klausul tentang Praktik Penggunaan Tenaga Kerja pada dokumen lelang antara lain: Pemasok Barang/Jasa diharuskan paham akan kewajibannya memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan larangan penggunaan tenaga kerja secara paksa atau ditekan. The company also includes clauses about the Manpower Utilization Practice in the tender documents, among others: [SE7] Goods/Services provider is required to understand the obligations to comply with the applicable laws regarding the prohibition of the use of forced or suppressed labor. 69 70 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pemasok Barang/Jasa wajib menyediakan kondisikondisi kerja bagi para pekerjanya, termasuk pembayaran upah dan tunjangan, yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemasok Barang/Jasa harus menjamin pekerjanya memenuhi peraturan yang berkenaan dengan usia kerja. Goods/Services provider shall provide working conditions for its workers, including the payment of wages and benefits, in accordance with the applicable regulations. Goods/Services provider shall ensure that their employees comply with the regulations relating to working age. Ke depannya, Perusahaan juga berencana untuk menambahkan ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia (HAM), penggunaan drug dan alkohol. Serangkaian aturan dan batasan ini dibuat agar Perusahaan dapat memastikan bahwa Pemasok Barang/Jasa tidak memiliki dampak negatif terhadap praktik ketenagakerjaan, hak asasi manusia, dan dampak negatif terhadap masyarakat. In the future, the Company also plans to add provisions on Human Rights, drugs and alcohol use. Such rules and restrictions are made to assist the Company in ensuring that the Goods/Services do not carry a negative impact on employment practices, human rights, and negative impact on the society. [G4-HR10, G4-HR11, SE8, SE9] Dalam pelaksanaan pekerjaan, para pemasok harus memperhatikan standar dari kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan HSSE Perusahaan. Pemasok harus menginstrusikan para pekerjanya tentang prosedur kerja, praktek-praktek kerja yang aman, serta aturan-aturan dan standar-standar kesehatan dan keselamatan Perusahaan. Selain itu, Perusahaan mewajibkan para pemasok untuk mengadakan pertemuan rutin dengan para pekerjanya untuk melatih dan memperbaharui mereka atas kepatuhan tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja. Setiap saat dan tanpa pemberitahuan sebelumnya, Perusahaan berhak, namun bukan kewajiban, untuk menginspeksi operasi dan lokasi pekerjaan pemasok serta memantau apakah pemasok telah mengikuti semua ketentuan tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja. Bila Perusahaan menilai adanya kondisi atau kegiatan yang akan menimbulkan bahaya kesehatan dan keselamatan pekerjanya, maka Perusahaan berhak mengarahkan para pemasok untuk segera meredakan dan menghilangkan kondisi atau kegiatan tersebut. Apabila kondisi atau kegiatan tersebut tidak secepatnya diredakan atau dihilangkan oleh pemasok, maka Perusahaan dengan segera menghentikan pekerjaannya. Pemasok tidak akan diizinkan untuk memulai pekerjaan sampai kondisi atau kegiatan tersebut telah diredakan atau dihilangkan. [G4-DMA-LA, G4-DMA-OG, HS1, HS2, HS3] In the execution of work, suppliersmustpay attention to occupational health, safety and security standards as set out in the Corporate HSSE policy. Suppliers should instruct their workers on working procedures, safe work practices, as well as on health and safety rules and standards of the Company. In addition, the Company requires the suppliers to hold regular meetings with the workers for training and update on the compliance with occupational health, safety, and security. At any time and without prior notice, the Company reserves the right, but not the obligation, to inspect suppliers' work operation and location and monitor whether suppliers have followed all occupational health, safety, and security provisions. In the event that the Company identifies any condition or activity that may trigger health and safety hazardsto the employees, the Company has the right to direct the suppliers to immediately mitigate and eliminate the condition or activity. If suppliers fail to immediately mitigate or eliminate the condition or activity, the Company will immediately discontinue the work. Supplier will not be allowed to start the work until the said condition or activity has been mitigated or eliminated. [G4-DMA-LA, G4-DMA-OG, [G4-HR10, G4-HR11, SE8, SE9] HS1, HS2, HS3] Tabel 8.3 Nilai Pengadaan Barang dan Jasa PEPC Tahun 2014 Table 8.3 Product and Services Procurement PEPC 2014 [G4-EC9] Jenis Type Pengadaan Skema KKKS KKKS Scheme Procurement Asal Pemasok Origin of Supplier Lokal Local Internasional International Pengadaan Skema non-KKKS Non-KKKS Scheme Procurement Lokal Local Internasional International Total Keseluruhan Pemasok Total Overall Suppliers Total Presentase Pemasok Lokal Total Percentage of Local Suppliers Pengadaan (juta Rp) Procurement (Rp million) 2012 2013 2014 USD 293,700 16.551 & USD 17,485,132 5.373 & USD 6,840,258.85 0 0 0 14.637 30.968 12.282 & USD 25,750 0 0 0 14.637 & USD 293,700 47.519 & USD 17,485,132 17.655 & USD 6,866,008.85 100% 100% 100% Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility Dampak Ekonomi Tidak Langsung [G4-EC8] Indirect Economic Impacts [G4-EC8] Kegiatan bisnis penambangan minyak dan gas di suatu daerah tentu akan menyebabkan dampak tidak langsung pada daerah tersebut. Pembangunan ekonomi dan infrastruktur serta perubahan kondisi sosial merupakan dampak umum yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat. Oil and gas mining business activities in an area will no doubt bring an indirect impact on the area. Economic and infrastructure developmentas well as changes in social conditions are at least the general impact experienced by most community members. PEPC menyadari bahwa sebagai salah satu kontraktor di lapangan Blok Cepu harus ikut mendukung pembangunan tersebut dalam koridor yang semestinya. Pertemuan dua kondisi yang cenderung sangat berbeda antara penduduk asli daerah dengan pendatang sebagai pengelola bisnis hulu migas menciptakan situasi baru yang bisa menguntungkan atau merugikan kedua belah pihak. Oleh karenanya Perusahaan harus berperan untuk meminimalisir dampak negatif dan memperbesar benefit bagi seluruh pihak yang terkait. PEPC realizes that as one of Cepu Block contractors, the Company must also be support the development in the right path. The meeting of two conditions which tend to be very different between the indigenous population and migrants managing the oil and gas upstream business creates a new situation that may either be beneficial or detrimental to both sides. Therefore, the Company must act to minimize the negative impact and maximize the benefits for all parties involved. Secara sosio-ekonomi, sejak dimulainya proyek eksplorasi harus diakui bahwa minat penanam modal luar untuk melakukan kegiatan investasi di sekitar Blok Cepu meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dampak tidak langsung ini berakibat mulai maraknya pembangunan hotel dengan skala dan kelas internasional, serta diikuti pembangunan infrastruktur lain, seperti perbaikan jalan raya, pembangunan jalan raya fly over, dan fasilitas umum lainnya. Pendapatan Pemerintah Daerah terlihat meningkat dengan porsi yang cukup signifikan. Kondisi Kabupaten Bojonegoro saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu saat kabupaten tersebut masuk kategori lima daerah termiskin di Jawa Timur. Socio-economically, since the commencement of the exploration project, it should be noted thatforeign investors' interest in the activities surrounding the Cepu Block has increased significantly in recent years. This indirect impact leads to booming international-scale hotel construction, in addition to the construction of other infrastructure, such as road repairs, flyover construction, and construction of other public facilities. Revenue for the Government has also seen a significant increase. Current conditions in Bojonegoro have changed drastically compared to the past 10 years when Bojonegoro had been considered one of the five poorest regions of East Java. Pada tahun 2013 PDRB Kabupaten Bojonegoro (harga berlaku) mencapai 32,78 triliun rupiah, meningkat 9,13% dari tahun sebelumnya. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap penciptaan nilai tambah di Bojonegoro merupakan yang tertinggi mencapai 39,55%. Beberapa sektor lain yang mengalami pertumbuhan secara signifikan yaitu perdagangan, hotel, dan restoran. In 2013 Bojonegoro’s GDP (current prices) reached 32.78 trillion rupiah, 9.13% increased from the previous year. Contribution of mining and quarrying sectors to the economic growth reaches 39.55% is the highest among others. Several other sectors which also grew significantly including trade, hotels, and restaurants. Struktur ekonomi di Kabupaten Bojonegoro juga mengalami perubahan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan struktur ekonomi ini dalam jangka panjang menggambarkan arah pembangunan ekonomi daerah. Pengaruh hasil produksi di KKKS Blok Cepu sangat terlihat memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro. APBD Kabupaten Bojonegoro sebesar Rp 2,9 triliun bersumber terbesar dari Dana Perimbangan Migas Rp 2,1 triliun. Yang lainnya, seperti pajak sebesar Rp 538 miliar dan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 262 miliar. Economic structure in Bojonegoro also experienced significant changes in recent years. Changes in the economic structure in the long run illustrate the direction of local economic development. Effect of production in Cepu PSC highly visible impact on economic growth Bojonegoro. Bojonegoro budget of Rp 2.9 trillion, the largest source of Fund Balance Gas Rp 2.1 trillion. Others, such as tax of Rp 538 billion and regional revenue of Rp 262 billion. 71 72 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Tabel 8.4 Perolehan DBH Migas Kabupaten Bojonegoro Table 8.4 Acquisition of Oil and Gas DBH Bojonegoro Jenis Type 2010 2011 2012 2013 2014 Pendapatan (APBD) Revenue (Regional Budget) Rp1,019 triliun Rp1,019 Trillion Rp1,333 triliun Rp1.333 trillion Rp1,537 triliun Rp1.537 trillion Rp 1,924 triliun Rp1.924 trillion Rp2,271 triliun Rp2.271 trillion DBH Migas Oil and Gas Revenue Sharing Rp169,07 miliar Rp169.07 billion Rp221,15 miliar Rp221.15 billion Rp 460,49 miliar Rp460.49 billion Rp 420 miliar Rp420 billion Rp481 miliar Rp481 billion Dalam beberapa studi dan pengamatan sosial di lapangan, sejak praktik eksplorasi dan produksi migas di kawasan Blok Cepu mulai mencapai tahap yang semakin intensif, hal ini merangsang sebagian masyarakat untuk ikut membuka sumur baru ataupun mengelola sumur tua yang tidak terpakai. In several social studies and observations on site, intensive exploration and production of oil and gas in Cepu Block has driven the community to participate in opening new wells or managing mature, abandoned wells. Dengan teknologi seadanya, penambang minyak lokal mengolah minyak mentah yang mereka dapatkan untuk menjadi bahan bakar yang dapat dijual kepada masyarakat sekitar lainnya dengan harga yang lebih murah ketimbang yang berasal dari perusahaan minyak besar. With minimum technology, local oil miners process the obtained crude oil into fuel to be sold to the surrounding communities at a cheaper price compared to oil produced from major oil companies. Peralihan mata pencaharian masyarakat yang membentuk tren yang cukup signifikan, seperti yang terjadi di daerah Gayam yang sebelumnya dominan bekerja di sektor pertanian beralih ke sektor pertambangan ataupun sektor penunjang/pelengkap pertambangan. Kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan tingkat pendapatan masyarakat Gayam jika dibandingkan sebelum adanya proyek Pertambangan Banyu Urip, dimana perubahan pendapatan tersebut mengarah ke arah yang lebih baik dan sejahtera. The transition of community's livelihood forms a significant trend, as seen from a case in the Gayam region. The region's community, which had previously been dominated by the agricultural sector, has switched to mining or miningsupporting sectors. The condition has also brought changes in Gayam community's income into better and prosperous lives, compared to the condition prior to Banyu Urip Mining project establishment. Secara umum, pertanian yang sebelumnya menjadi sektor usaha yang dominan, mulai ditinggalkan oleh masyarakat.Lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur, setiap tahun harus diakui terus tergerus oleh kebutuhan proyek migas.Kenyataan ini dapat berpengaruh terhadap produksi pertanian yang selama ini menjadi pendapatan utama daerah tersebut di luar migas, khususnya pendapatan langsung masyarakat. Data Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bojonegoro menunjukkan bahwa sejak 2010 luas lahan pertanian yang berkurang mencapai 841 hektar (ha).Masing-masing adalah tahun 2010 seluas 600 ha, tahun 2011 seluas 210 ha, dan Januari hingga September 2012 seluas 31 ha. In general, the agricultural sector which previously dominated the business activities has been gradually abandoned by the community. One has to admit that the agricultural tracts in Bojonegoro, East Java Province, continues to erode due to higher needs for oil and gas project annually. It is a fact that may bring an impact on agricultural production which has been the main income of the area aside from oil and gas sector, particularly on the direct income of the communities. Data from Bojonegoro National Land Agency (BPN) shows that since 2010, the agricultural land area has diminished by 841 hectares (ha), broken down as follows: 600ha in 2010, 210 ha in 2011, and 31 ha from January to September 2012. Lahan pertanian yang banyak digunakan untuk proyek migas maupun dampak sosio-ekonomi yang terjadi sebagai akibat kegiatan pertambangan migas sebagian besar berlokasi di Kecamatan Ngasem, Kalitidu, Gayam, Purwosari, Dander, dan Kota Bojonegoro. The agricultural land used for oil and gas projects as well as occurring socio-economic impact resulted from oil and gas mining activities are mostly located in Ngasem, Kalitidu, Gayam, Purwosari, Dander Sub-Districts and Bojonegoro City. Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro menyebutkan bahwa lahan pertanian yang beralih menjadi kawasan migas termasuk dalam kategori lahan produktif, karena dalam setahun mampu dua kali panen. Berkurangnya lahan produktif secara terus menerus akan mempengaruhi produksi beras maupun hasil panen lainnya. Setiap hektar lahan produktif mampu menghasilkan sekitar 7 ton padi setiap kali panen. Pengurangan lahan produktif hingga 841 hektar menunjukkan bahwa pengurangan produksi juga cukup signifikan yaitu mencapai 5.887 ton padi. The Department of Agriculture of Bojonegoro states that the agricultural tracts that turned into oil and gas fields are categorized as productive lands, considering their harvesting ability twice a year. The continuously declining amount of productive land will affect the production of rice and other crops. Each hectare of productive land is capable of producing approximately 7 tons of rice each harvest. The reduction of up to 841 hectares of productive land shows significant decline crop production, reaching to 5,887 tons of rice. Proporsi penduduk Kabupaten Bojonegoro menurut mata pencaharian pada tahun 2011. Pertumbuhan dan perkembangan industri migas yang sangat signifikan memberikan dampak penyerapan tenaga kerja yang sangat besar, sehingga proporsi pekerja di bidang industri mengalami peningkatan sangat nyata dan menjadi mata pencaharian penduduk terbesar dengan proporsi 58,26%, kemudian diikuti sektor pertanian, yang sebelumnya mendominasi, menjadi 10,35%, dan yang ketiga adalah sektor keuangan dengan proporsi 7,5%. The proportion of Bojonegoro Regency population by livelihood in 2011.Highly-significant growth and development of oil and gas industry has greatly absorbed employment. As a result, the proportion of workers in the industrial sector has increased significantly; this has turned into the most common way of living with aproportion of 58.26%, followed by the previously-dominating agricultural sector of 10.35%, and financial sector of 7.5%. Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi yang akan dilakukan oleh PEPC bagi untuk kegiatan Pemboran Sumur, Pembangunan GPF dan Pemasangan Pipa, ditargetkan akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan pabrik mencapai 557 orang tenaga kerja baru yang akan direkrut secara bertahap selama masa konstruksi serta 105 orang tenaga tidak terampil. Recruitment activity in the construction phase for Well Drilling activities, GPF Development and Piping carried out by PEPC is targeted to create new employment opportunities for people around the location of the plant amounting 557 new skill worker and 105 unskilled labor. Perubahan dampak ekonomi juga ditunjukkan dengan peningkatan Kesempatan Kerja di Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan data BPS Bojonegoro, menunjukkan tren perubahan penurunan kesempatan kerja di bidang pertanian, dan pada saat yang sama terjadi tren kenaikan kesempatan kerja di bidang pertambangan (migas). Changes in the economic impact is also Indicated by the increase of in Employment in the District Bojonegoro. Based on BPS Bojonegoro, Showed a trend of decline in employment change in agriculture, and in the same time the trend of increasing employment opportunities in mining (oil and gas). 73 74 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Grafik 8.2 Kesempatan Kerja di Wilayah Kabupaten Bojonegoro Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013 Chart 8.2 Employment Opportunities in Bojonegoro by Industrial Year 2010-2013 350,000,000 Pertanian Agriculture 300,000,000 250,000,000 Pertambangan Mining 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 0 2010 2011 2012 2013 Berbagai studi ekonomi di Kabupaten Bojonegoro mengungkapkan ekspektasi masyarakat terhadap keberadaan industri migas dengan perluasan kesempatan pekerjaan serta manfaat pembangunan yang mampu melibatkan masyarakat sendiri. Sehingga hal tersebut diharapkan lebih lanjut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat di masa mendatang. Results from the Socio-Economic Study in Bojonegoro has disclosed community's expectations on the existence of oil and gas industry with the extension of employment opportunity and development benefits which involved the said community. Such matter is further expected to be able to assist in improving community welfare in various aspects of life in the future. Dalam kajian Studi Sosial Ekonomi juga ditemukan bahwa masyarakat merespon upaya peningkatan TKDN dengan meyakini bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting yang perlu disiapkan untuk meningkatkan kandungan lokal, selain daripada faktor pemberdayaan ekonomi. The Socio-Economic Study also found that the community has responded to the efforts in increasing the Domestic Component Level by believing that human resource quality is an important factor that needs to be prepared to improve local content, in addition to economic empowerment. Namun harus diakui pula bahwa peluang ketenagakerjaan lokal yang tersedia di sekitar wilayah kerja pertambangan belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan karena tingkat ketersediaan sumber daya manusia berupa tenaga profesional dan terlatih masih sangat terbatas bahkan belum tersedia. Kebanyakan tenaga kerja yang terserap adalah tenaga non-skilled. Hal ini lebih disebabkan oleh persoalan teknis usaha seperti perijinan usaha, tingkat pemahaman, kesadaran, dan kesiapan masyarakat yang masih rendah. However, admittedly, available employment opportunity for local community surrounding the mining area has not been fully utilized by the said community. This is due to the limited availability of professional and trained human resources. During recruitment, non-skilled labors are mostly absorbed. The condition is triggered by technical issues such as business licenses and low levels of understanding, awareness, and preparedness of the community. Dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal, perkembangan industri migas di Blok Cepu seharusnya turut berbanding lurus dengan peningkatan keahlian ataupun pengetahuan profesional masyarakat sekitar daerah operasi migas. Sebagai cara yang ditempuh untuk menyeimbangkan kebutuhan akan tenaga kerja ahli serta peningkatan kapasitas lokal, PEPC melaksanakan Program Pelatihan Industri Migas Bersertifikat, seperti Pelatihan Scaffolding, Juru Ikat Beban (Rigger), Crane Mobile, dan Pipe Filter. Sehingga selain dengan membantu meningkatkan kapasitas tenaga kerja lokal, Perusahaan juga dapat memberi kesempatan kerja kepada pada pekerja terlatih untuk bergabung bersama PEPC nantinya. In increasing local human resource quality, the oil and gas industry development of the Cepu Block should ideally be in proportion with the improvement of skills and professional knowledge of the community surrounding the oil and gas operation area. In balancing the needs for experts as well as improving local capacity, PT Pertamina Cepu has conducted the Certified Oil and Gas Industry Training Program, such as Scaffolding, Rigger, Crane Mobile, and Pipe Filter trainings. In addition to help increasing local human resource capacity, the Company may also give opportunity for trained workers to join PEPC in the future. Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility PRODUKSI ENERGI YANG BERKELANJUTAN SUSTAINABLE ENERGY PRODUCTION Sebagai salah satu perusahaan hulu migas yang mengelola cadangan minyak dan gas terbesar di Indonesia, Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan produksi migas yang mampu memenuhi target nasional. Tanggung jawab ini dilaksanakan dengan menjaga kapasitas produksi pada batas yang ideal sesuai dengan perencanaan serta turut berupaya untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan dengan inovasi produksi dan ekspansi sumur migas baru. As an upstream oil and gas company that manages the largest oil and gas reserves in Indonesia, the Company is expected to produce oil and gas that are capable of meeting the national target. This responsibility is discharged by maintaining a production capacity at an ideal level consistent with the planning and by running a sustainable business with production innovation and expansion to new oil and gas wells. Pada tahun 2014, Dewan Energi Nasional memprediksi bahwa di tahun 2025 konsumsi energi nasional akan naik lebih dari dua kali lipat dibanding saat ini. Pada tahun tersebut, kebutuhan sumber energi utama, seperti minyak, gas dan batubara, diprediksi mencapai 7,7 juta barel minyak ekuivalen per hari. In 2014, the National Energy Council estimated that in 2025 the national energy consumption will more than double the rate today. In that year, the main energy sources needed, such as oil, gas and coal, is estimated to reach 7.7 million barrels of oil equivalent per day. Sektor hulu migas menghadapi tantangan yang tidak mudah. Sebagai sumber energi yang tidak terbarukan, jumlah cadangan minyak nasional terus menurun karena produksi dan lambatnya penemuan sumur baru. Upaya meningkatkan cadangan minyak melalui kegiatan eksplorasi menjadi semakin krusial mengingat sekitar 88 persen cadangan minyak awal sudah tereksploitasi selama 60 tahun terakhir. The upstream oil and gas sectors are facing a difficult challenge. As a non-renewable source of energy, the number of national oil reserves continue to decline due to lowering production and slow rate of new discoveries. Efforts at increasing oil reserves through exploration become crucial considering that around 88 per cent of the initial oil reserves have already been exploited in the past 60 years. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi gas yang sangat baik, dibuktikan dengan Reserve Replacement Ratio (RRR) untuk gas selalu di atas 100% tiap tahunnya. Lebih lanjut, data 13 tahun terakhir menunjukkan angka rata-rata RRR minyak bumi hanya mencapai 73,64% yang menunjukkan penemuan cadangan minyak baru lebih sedikit dibandingkan dengan produksi. Pada tahun 2014, Perusahaan melakukan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 32 sumur yang terdiri dari 16 sumur di Well Pad B dan 16 sumur di Well Pad C. On the other hand, Indonesia has a high gas potential, as evidenced by the Reserve Replacement Ratio (RRR) for gas, which stands at above 100% every year. Data for the past 13 years shows an average figure of RRR for oil at only 73.64%, meaning that discovery of new oil reserves lagged behind the production. Until the end of the reporting period, he Company has planned 32 development wells consisting of 16 wells in the Well Pad B and 16 wells in the Well Pad C. Bagi Perusahaan, tahun 2014 merupakan milestone tersendiri bagi kinerja produksi, terutama dengan inisiatif penambahan implementasi Early Oil Expansion dalam eksploitasi minyak di Lapangan Banyu Urip dari yang sebelumnya hanya menggunakan Early Production Facilities bersamaan dengan penyelesaian proyek Full Development EPC. To the Company, the year 2014 marks a special milestone in terms of production performance, notably by the initiative to add production by way of the Early Production Facilities in tandem with the completion of the EPC Full Development project. Produksi tahun 2014 diperoleh dari Early Production Facilities (EPF) dengan target produksi 41.413 BOPD (PEPC share 45%: 18.636 BOPD) dan realisasi sampai dengan Desember 2014 produksi rata-rata mencapai 30.735 BOPD (PEPC Share 45%: 13.831 BOPD) atau 74% dari target RKAP 2014 dengan kumulatif produksi tahun 2014 PEPC Share mencapai 5.048.297 barrel. Production in 2014 was obtained from the Early Production Facilities ("EPF") with a target production of 41,413 BOPD (PEPC share 45%: 18,636 BOPD) and realization until December 2014 for average production has reached 30,735 BOPD (PEPC Share 45%: 13,831 BOPD) or 74% of the target 2014CBP, with cumulative production in 2014 PEPC Share reached 5,048,298 barrels. 75 76 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Selama periode pelaporan, terdapat beberapa pencapaian peningkatan produksi yaitu, peningkatan produksi menjadi 29 MBOPD pada tanggal 16 Februari 2014. Kemudian meningkat lagi menjadi > 29 MBOPD pada tanggal 04 Juni 2014 dan akhirnya menyentuh titik tertinggi dengan peningkatan Produksi menjadi 40 MBOPD. During the reporting period, a number of production increases have been attained, namely a production increase to 29 MBOPD on 16 February 2014, followed by a further increase to > 29 MBOPD on 04 June 2014 and lastly with a peak at 40 MBOPD Gambar 8.4 Peningkatan Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip Tahun 2014 Figure 8.4 Increasing Oil Productions Peningkatan produksi dari 29 MBOPD menjadi > 29 MBOPD setelah dilakukan Shutdown Maintenance EPF (Membrane replacement, Booster Pump Installation, Install 2" fuel Gas HP Compressor) 29 Tambahan program Early Oil Expansion yang disewa dari Schlumberger, mengalirkan produksi dari Well Pad C sebesar 10 MBOPD Production increase from29 MBOPD to >29 MBOPD after EPF Maintenance Shutdown (membrane replacement, booster pump installation, 2” fuel gas hp compressor installation) MBOPD EPF Optimization dengan cara Well Perfomance Monitoring & Improvement, sehingga produksi dapat ditingkatkan sebesar 1 MBOPD dari 28 MBOPD menjadi 29 MBOPD Addition of Early Oil Expansion program rented from Schlumberger, delivering production from Well Pad C amounting to 10 MBOPD 40 >29 EPF Optimization with Well Performance Monitoring & Improvement, which increases production by 1 MBOPD from 28 MBOPD to 29 MBOPD MBOPD MBOPD Grafik 8.3 Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip Tahun 2014 Chart 8.3 Oil Productions in Banyu Urip Field 2014 60,000 50,000 40,000 Sales to Pertamina Sales to TWU WP&B 45% PEPC SHARE WP&B 100% PSC SHARE PEPC SHARE (45%) WP&B 45% REVISION PROPOSAL WP&B (100% PSC Share) 41,413 bopd YTD average WPB-FO not approved by Government and replaced by Early Oil Expansion (EOE) Program WP&B 100% REVISION PROPOSAL WP&B Revision Proposal (100% PSC Share) 28,000 bopd YTD average 30,000 20,000 FSO Cinta Natomas mooring chain broken by bad weather EPF Prod inc. to 30 kBD 10,000 0 Jan-14 EPF Maintenance & Upgrading Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 2014 WP&B (45% PEPC Share) = 18,636 BOPD | 2014 WP&B Revision Proposal (45% PEPC Share) = 12,600 BOPD Actual Average 2014 = 30,735 BOPD (45% PEPC Share 13,831 BOPD) Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility Cadangan Migas Oil and Gas Reserves Cadangan minyak dan gas bumi terbukti (proven) adalah perkiraan jumlah minyak mentah, gas alam dan gas alam cair yang berdasarkan data teknis dan geologis dapat diambil dengan tingkat kepastian yang memadai. Cadangan terbukti meliputi: (i) Cadangan terbukti dikembangkan, yaitu jumlah hidrokarbon yang diharapkan akan diambil melalui sumur, fasilitas, dan metode operasi yang sekarang ada (ii) Cadangan terbukti yang belum dikembangkan, yaitu jumlah hidrokarbon yang diharapkan dapat diambil setelah adanya pengeboran, fasilitas, dan metode operasi baru. Proven oil and gas reserve is estimated amount of crude oil, natural gas, and liquid natural gas which based on technical and geological data can be taken with appropriate level of certainty. Proven reserve includes: Pada periode pelaporan, Perusahaan berwenang atas 10 (sepuluh) sumur potensial yang berada dalam daerah operasi KKKS Blok Cepu yang meliputi Alas Tua East, Alas Tua West, Banyu Urip, Cendana, Giyanti, Jambaran-Tiung Biru, Kalisari, Kedung Keris, Nampak, dan Pilang. In the reporting period, the Company held rights over 10 (ten) potential wells located within the Cepu Block KKKS operating area, covering Alas Tua East, Alas Tua West, Banyu Urip, Cendana, Giyanti, Jambaran - Tiung Biru, Kalisari, Kedung Keris, Nampak and Pilang. (i) Developed proven reserve, which is the amount of hydrocarbon expected to be lifted through existing wells, facilities, and methods of operation (ii) Undeveloped proven reserve, which is the amount of hydrocarbon expected to be taken after the existence of new drillings, facilities, and methods of operation. Tabel 8.5 Daftar Status Lapangan Sumur Blok Cepu Table 8.5 Status List of Cepu Block Field Nama Sumur Well Produk (Komersial) Product (Commercial) Status Status Lokasi Location Alas Tua East Gas Undeveloped Kab. Bojonegoro (on shore) Alas Tua West Gas Undeveloped Kab. Bojonegoro (on shore) Banyu Urip Minyak Developed Kab. Bojonegoro (on shore) Cendana Gas Developed Kab. Bojonegoro (on shore) Giyanti Gas Prospect Kab. Bojonegoro (on shore) Jambaran-Tiung Biru Gas Developed Kab. Bojonegoro (on shore) Kalisari Gas Prospect Kab. Bojonegoro (on shore) Kedung Keris Minyak Undeveloped Kab. Bojonegoro (on shore) Nampak Gas Prospect Kab. Bojonegoro (on shore) Pilang Gas Prospect Kab. Bojonegoro (on shore) Dari sepuluh sumur di atas, yang sedang dalam tahap pengembangan adalah Banyu Urip, Jambaran-Tiung Biru, dan Cendana. Besar cadangan masing-masing lapangan tersebut tersaji dalam tabel berikut: Out of the ten wells, those which are in the development stage are Banyu Urip, Jambaran - Tiung Biru and Cendana. The sizes of the respective reserves are set forth below. Tabel 8.6 Estimasi Cadangan P-1 MIGAS PEPC Status 1 Januari 2015 [OG1] Table 8.6 Oil & Gas Reserve Estimation P-1 of PEPC per January 1 2015 [OG1] Lapangan Field Banyu Urip Banyu Urip Jambaran-Tiung Biru Jambaran-Tiung Biru Cendana Cendana Total Cadangan Total Reserves Besar Cadangan Amount of Reserve Minyak & Kondensat (MBBLs) Oil and Condensates (MBBLs) Gas Bumi (MBOE) Natural Gas (MBOE) 130.552 4.851 1.584 78.024 167 8.233 132.304 91.108 77 78 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Kepedulian dan Inovasi dalam Produksi Concern and Innovation in Production Perusahaan sangat memahami bahwa kebutuhan energi yang digunakan dalam proses eksplorasi dan produksi di industri hulu migas sangat besar. Selama periode pelaporan, Perusahaan belum menggunakan sumber energi yang terbarukan ataupun investasi dan pembangkitan sumber energi alternatif lain. Hal ini disebabkan karena kebutuhan energi yang harus disediakan untuk menjalankan operasional lapangan yang sangat besar dan dirasa belum ditemukannya sumber energi primer yang mampu menutupi kebutuhan produksi. Namun sebagai bagian dari KKKS yang mengoperasikan lapangan dengan standar dan best practices tingkat dunia, berbagai inisiatif pengurangan energi yang tidak dapat diperbaharui dalam operasional telah dilaksanakan, salah satunya dengan memanfaatkan gas associated (gas ikutan) sebagai sumber energi. The Company is fully aware that the energy needed for the exploration and production processes in the upstream oil and gas industry is fairly high. In the reporting period, the Company has not yet used a renewable source of energy or made any investment in generating alternative energy sources. The reason for this is that the energy needed to run the field operations is extremely high and no primary energy source has been found that has the capacity to meet the production requirement. Nevertheless, as a KKKS that operates fields with world-class standards and best practices, a number of initiatives to reduce consumption of non-renewable energy in the operations have been implemented, one of which is by making use of associated gas as a source of energy. Untuk membantu membersihkan gas ikutan yang keluar, Perusahaan memiliki unit gas treatment yang dapat memisahkan antara gas bersih dan pengotor lain, seperti CO2 dan H2S. Dengan memisahkan gas pengotor tersebut, membuat kinerja mesin dalam kegiatan produksi menjadi lebih efisien. In order to process the associated gas produced, the Company installed a gas treatment unit which can separate pure gas from impurities such as CO 2 and H 2S. The segregation of the impurities leads to a more efficient engine performance in the production activities. Perusahaan juga tidak secara langsung memproduksi ataupun membeli biofuel sebagai salah satu alternatif dalam inovasi produksi yang dapat mendukung pemenuhan aspek keberlanjutan. Namun sejak 2014 melalui program Penanaman Kemiri Sunan, Perusahaan memulai inisiasi pembangkitan energi alternatif berupa biodiesel yang pada skala lebih besar dapat dimanfaatkan dalam banyak aspek pendukung operasi. [OG14, E3] The Company also indirectly produces or purchases biofuel as an alternative in production innovation that may support in the sustainability aspect. However, since 2014 through the Program of Planting Reutealis Trisperma, the Company has started generating an alternative energy in the form of biodiesel which on a larger scale can be used in many aspects of support for the operations. [OG14, E3] MEMPERTAHANKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT INDONESIA MAINTAINING THE TRUST OF INDONESIAN PEOPLE Sebagai perusahaan hulu migas, PEPC hanya menjalankan bisnis terkait proses eksplorasi dan produksi migas. Produk berupa minyak dan gas selanjutnya dijual kepada pembeli yang akan mengolah lebih lanjut agar dapat didistribusikan kepada masyarakat untuk dikonsumsi sesuai dengan spesifikasi dan kualitas minyak dan gas yang diinginkan. As an upstream oil and gas company, PEPC only runs a business relating to the processes of oil and gas exploration and production. The outputs in the form of oil and gas are then sold to buyers who will then further process them for distribution to the markets for consumption according to the required oil and gas specifications and qualities. Produksi minyak Blok Cepu dihasilkan dari inisiatif PEPC untuk mendorong agar operator blok Cepu melakukan produksi melalui program EPF (Early Production Facilities), sebelum fulfill EPC (Engineer Procurement & Construction) yang dibangun selesai. Produksi minyak yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan dan harapan pelanggan baik dari sisi kualitas, kualitas maupun standar layanan, sesuai dengan komitmen yang disepakati dalam kontrak. [G4-PR6, Oil production from the Cepu Block is the result of PEPC initiative to drive the Cepu Block operator to produce with the EPF (Early Production Facilities) program, before the construction of the Full Field EPC (Engineering, Procurement and Construction) is completed. The produced oil must meet the requirements and the customers' expectations in terms of quantity, quality and service standard, in line with the commitment set forth in the contract. [G4-PR6, HS4] HS4] Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility Sampai pada tahun 2014 ini pelanggan Perusahaan yang membeli produk minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip terdiri dari dua entitas, yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT Tri Wahana Universal (TWU). Untuk produk gas dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru yang belum beroperasi, saat ini Perusahaan tengah menjalankan proses negoisasi kepada calon pembeli yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT Pupuk Kujang Cikampek. Namun melalui surat No. 1851/13/MEM.M/2014, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tertanggal 17 Maret 2014, telah menetapkan alokasi gas dari produksi Lapangan Jambaran-Tiung Biru sebesar 100 MMSCFD kepada PT Pertamina (Persero), dan 85 MMSCFD kepada PT Pupuk Kujang Cikampek. To date, in 2014, the Company's customers purchasing crude oil from the Banyu Urip Field consists of teo entities, namely PT Pertamina (Persero) and PT Tri Wahana Universal (TWU). As regards the gas that si to be produced from the jambaran - Tiung Biru Field, which is yet to operate, the Company is in the process of an ongoing negotiation with prospective buyers, namely PT Pertamina (Persero) and PT Pupuk Kujang Cikampek. However, in his letter No. 1851/13/MEM.M/2014 dated 17 March 2014, the Minister of ESDM has determined that the gas produced from the Jambaran - Tiung Biru Field will be allocated to PT Pertamina (Persero) in the amount of 100 MMSCFD and to PT Pupuk Kujang Cikampek in the amount of 85 MMSCFD. Sedangkan untuk produk sulfur yang nantinya direncanakan akan dikomersialisasikan dari hasil produksi, pada 2014 ini telah ditandatangani Marketing Plan untuk Rencana Penjualan Sulfur Banyu Urip dan Jambaran-Tiung Biru sebagai bentuk persetujuan oleh Operating Committee pada tanggal 19 Agustus 2014. As regards the sulphur as a product to be commercialized from the production outcome , in 2014 a Marketing Plan has been signed for the Planned Sales of Banyu Urip and Jambaran - Tiung Biru Sulphur as a form of agreement by the Operating Committee on 19 August 2014. Mengelola Ekspektasi dan Kepuasan Pelanggan Managing Customer Expectation and Satisfaction Perusahaan mengelola kebutuhan pelanggan dengan menggunakan kombinasi dua pendekatan, yaitu Product Driven Excellent, dan Customer Driven Excellent. Pendekatan product driven dilakukan berdasarkan temuan kandungan mineral yang ada di WK Blok Cepu. Berdasarkan temuan kandungan mineral tersebut, dilakukan identifikasi pasar, pendekatan kepada target pasar, edukasi kepada pasar, customer relationship management dan MoU untuk transaksi bisnis yang ditindaklanjuti dengan Sales Agreement. Dilanjutkan dengan Delivery product dan aftersale service. Sedangkan pendekatan Customer Driven dilakukan berdasarkan kebutuhan dan permintaan pasar. Langkahlangkahnya meliputi memahami karakteristik pelanggan, identifikasi persyaratan dan harapan pelanggan, lalu formulasi Spesifikasi Produk dan Layanan, merancang produk dan layanan, komunikasi dan edukasi pelanggan, dilanjutkan dengan Kontrak Jual Beli, delivery, dan terakhir memberikan layanan aftersales. The Company manages customer expectations by employing the combination of two approaches, that is, a Product Driven Excellence and a Customer Driven Excellence. The product-driven approach is based on the discovery of the mineral(s) found in the Cepu Block Work Area, for which the market is identified, approaches made to the target market, market education and customer relationship management are conducted and MOUs are drawn up for business transactions to be followed by Sales Agreements, product delivery and after-sales services. The customer-driven approach is based on the market need and demand. The steps involved are: understanding the customer's characteristics, identifying the customer's requirements and expectations, formulating Product Specifications and Services, designing products and services, communicating and educating the customer, to be followed by a Sales and Purchase Agreement , delivery and finally providing after-sales services. Pada dasarnya, seluruh pelanggan Perusahaan memiliki syarat dan harapan yang sama tertuang dalam kontrak, terkait pemenuhan akan peningkatan volume, kualitas, aspek delivery, pengurangan loss, serta pelayanan yang tetap unggul. In principle, all Company's customers have the same requirements and expectations as set forth in the contract, in relation to volume increase, quality, the delivery aspect, reducing losses and excellent service. Untuk dapat memenuhi ekspektasi pelanggan secara lebih baik dan terpadu, Perusahaan menggunakan sistem manajemen mutu dengan mengadopsi Mekanisme Komunikasi Pelanggan terkait Produk dan Layanan sesuai dengan TKO Suara Pelanggan PT Pertamina (Persero): No B 004/1400/2008-SO. Perusahaan juga telah memiliki kebijakan mengenai standar pelayanan minimal yang antara lain memuat indikator keberhasilan dan sanksi atas ketidak tercapaian standar mutu layanan, SOP Layanan Pelanggan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan menetapkan indikator keberhasilannya dan diinformasikan secara terbuka kepada stakeholders baik eksternal maupun internal Perusahaan. In an effort to better meet the customer's expectations in an integral manner, the Company employs a quality management system by adopting a Customer Communication Mechanism relating to product and Service as laid down in the TKO (Organizational Procedure) on Customer's Voice of PT Pertamina (Persero) No. B 004/1400/2008-SO. The Company also has in place a policy on the minimum standard for services which sets forth indicators of success and imposition of sanctions for failure to reach the service quality standard, and SOP for Customer Service and Minimum Standard for Service (SPM) , determining the success indicators, which are communicated openly to the stakeholders, both outside and within the Company. 79 80 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Dalam menyelesaikan keluhan pelanggan secara efektif dan cepat, Perusahaan melakukan koordinasi dengan tahapan : 1. Penerimaan Keluhan dari pelanggan. 2. Analisa permasalahan yang dikeluhkan oleh pelanggan dan ditindak lanjut oleh bagian terkait, ada kemungkinan harus bekerjasama dengan Mitra. 3. Identifikasi alternatif solusi 4. Penentuan solusi 5. Implementasi solusi 6. Penyampaian penyelesaian keluhan kepada pelanggan. 7. Dokumentasi & evaluasi seluruh keluhan yang masuk untuk kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk perbaikan dan inovasi proses kerja sehingga Perusahaan mampu menghasilkan produk dan layanan yang memenuhi tuntutan bisnis dan harapan pelanggan. In resolving customers complaints effectively and expeditiously, the Company works in a coordinated manner with the following steps: 1. Receiving the customer's complaint 2. Analyzing the matter lodged by the customer, for followup by the relevant division, with the possibility of involving partner(s) 3. Identifying alternative solutions 4. Determining the solutions 5. Implementing the solutions 6. Suggesting the resolution of the complaint to the customer 7. Documenting and evaluating all the complaints received for follow-up action in the form of remedies and innovation in work process with a view to enabling the Company to deliver products and services that meet the business demands and expectations of the customer. Keluhan pelanggan umumnya langsung ditangani secara efektif dan cepat melalui tahapan tersebut diatas. Namun apabila keluhan tersebut belum dapat ditangani, maka Perusahaan akan menyampaikan informasi kepada pelanggan melalui rapat yang menjelaskan status dan waktu yang dibutuh untuk penyelesaian keluhan. Generally, the customer's complaints are immediately dealt with effectively and expeditiously through the above steps. However, should the complaint remain unresolved, the Company will inform the customer by way of a meeting, explaining the status and the time required to settle such complaint. Hasil tindak lanjut ini akan selalu dipantau lalu kemudian dievaluasi dan dibahas pada setiap pertemuan bulanan seperti Rapat Koordinasi Penyaluran dan Pemasaran Minyak Jawa Tengah - Jawa Timur sebagai usaha untuk memperoleh umpan balik tentang produk dan dukungan kepada pelanggan, perencanaan produk, optimalisasi performance peralatan, pengaturan produksi dan pasokan, perbaikan sistem kerja dan pengembangan bisnis baru Perusahaan, membahas program kerja para partner, mengangkat permasalahan yang sedang dihadapi oleh masing masing pihak dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, menanggapi dan memberikan solusi kepada pihak terkait. Rapat koordinasi ini selalu dimonitor SKK Migas selaku Regulator kegiatan Hulu Migas. The outcome of such follow-up actions will be monitored at all times for evalauation and discussion at the monthly meetings such as the Coordinating Meeting on the Distribution and Martketing of Oil in Central Java - East Java in an effort to gain feedback on the product and support for the customer, product planning, equipment performance optimization, production and supply arrangements, work systems improvement and developing Company new ventures, discussing partners' work programs, raising issues encountered by the parties in running their respective operating activities, responding and offerring solutions to the parties concerned. These coordinating meetings are constantly monitored by SKK Migas as the Regulatory Agency for Upstream Oil and Gas activities. Proses pengelolaan komplen terintegrasi dengan hasil-hasil fokus pada pelanggan, terbukti tidak tejadi pengulangan dari jenis pengaduan yang sudah pernah diselesaikan. Hasil analisa dan evaluasi tersebut menjadi dasar untuk perbaikan proses kerja dan sistem kerja di PEPC. Person in-Charge yang bertanggung jawab dalam menindak lanjuti komplen terbagi sesuai pelanggan, untuk Pertamina dan TWU adalah Manager Produksi, sedangkan untuk SKK MIGAS diamanahkan kepada Manager Reneval. The process of dealing with complaints is integrated into the outcome focussed on the customer, as evidenced by the absence of repeat complaints of those that have been resolved previously. The outcome of such analysis and evaluation serve as the basis to improve work processes and work systems in PEPC. The persons in charge of dealing with customer complaints are divided according to the customers, that are, the Production Manager deals with Pertamina and TWU, while the Reneval (Planning and Evaluation) Manager handles SKK Migas. Kebijakan hubungan dengan pelanggan menjadi tugas dan tanggung jawab fungsi di atas sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawab masing-masing, diantaranya terkait dengan pelayanan keluhan pelanggan, menyediakan kemudahan dan kelancaran komunikasi dengan pelanggan dan mengelola keluhan pelanggan. Policies on relationship with customers are vested with the above mentioned functions in accordance with their respective duties and responsibilities, amongst which relating to customer complaints, facilitating communication with the customers and managing customer's complaints. Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility Dalam menjalankan bisnis bersama pelanggan, PEPC mematuhi aturan dan etika bisnis yang berdampak positif bagi kedua belah pihak. Perusahaan menjalankan bisnis seprofesional mungkin dengan prinsip-prinsip yang selaras dengan tata laksana good corporate governance, yang transparan dan akuntabel. Perusahaan menempatkan wewenang dan tanggung jawabnya sebagai penjual/penyalur minyak mentah kepada pelanggan tanpa tindakan yang merugikan siapapun. Perusahaan menjaga kesepakatan serta kerahasiaan yang telah menjadi komitmen dengan pelanggan, termasuk penyimpanan data ataupun informasi yang tidak pantas untuk disebarluaskan. Selama tahun 2014, terbukti tidak terdapat peristiwa kehilangan data pelanggan ataupun pengaduan dari pelanggan yang merasa dirugikan terkait keberadaan data dirinya. [G4-PR8] In the joint business with the customers, PEPC complies with the rules and business ethics for a positive impact on both sides. PEPC runs its business in the most professional manner, espousing principles that are aligned with good corporate governance, in a transparent and accountable manner. The Company places its authorities and responsibilities as crude oil distributor/seller to the customers without undermining any party. The Company maintains agreements and confidentiality as committed to the customer, including the retention of data or information that are not for disclosure.. During 2014, no incident was recorded regarding customer's data loss or complaint from customers who felt undermined in regard to its proprietary data. [G4-PR8] Melindungi Keselamatan dan Kesehatan Pelanggan Protecting the Customer's Safety and Health Kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang dikeluarkan oleh PT Pertamina (Persero) dalam menjalankan operasional perusahaan dimana Perusahaan telah mengeluarkan Komitmen Manajemen tentang Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan tanggal 10 Juni 2010 dengan tujuan untuk melindungi setiap orang, aset perusahaan, lingkungan dan komunitas sekitar dari potensial bahaya yang berhubungan dengan kegiatan PEPC. PT Pertamina (Persero) has issued its Policy on the Management of Occupational Safety and Health to run the company operations for which the Company Management has issued its commitment on Health, Occupational Safety and the Environment on 10 June 2010 aiming to protect every person, company asset, the surrounding environment and community against potential hazards related to the activities of PEPC. PEPC sebagai bagian dari KKKS Blok Cepu memiliki hak sebesar 45% dalam share minyak yang berhasil diangkat dari Lapangan Banyu Urip. Melalui pipa yang dioperatori PT Geo Putra Perkasa, PEPC menjamin produk yang dihasilkan tidak berbahaya bagi pembeli, yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT Tri Wahana Universal. Salah satu usaha untuk menjamin keselamatan dan kesehatan, serta kualitas minyak sebagai input dalam pengolahan lebih lanjut, adalah dengan usaha menginjeksikan H2S Scavenger agar gas yang terangkat tidak membahayakan. PEPC, as part of the Cepu Block PSC contractors, holds a 45% share in the oil lifted from the Banyu Urip Field. Through the pipeline operated by PT Geo Putra Perkasa, PEPC guarantees that the product will not endanger the customers, namely PT Pertamina (Persero) and PT Tri Wahana Universal. One endeavour to assure safety and health, and the oil quality for further processing, is to inject the scavenger H2S gas to prevent the produced gas from endangering others. PEPC mengoperasikan minyak bumi dalam sistem yang tertutup. Sehingga potensi bahaya dapat direduksi. Dengan menjalankan bisnis yang sesuai dengan peraturan secara konsisten dan terukur, Perusahaan menjamin keselamatan dan kesehatan pelanggan serta masyarakat sekitar daerah operasional dan penyaluran migas di Blok Cepu. Praktik ini terbukti dengan tidak adanya jumlah ketidakpatuhan (noncompliance) terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan keselamatan selama daur hidup produk. PEPC operates oil within a closed system and thereby lowering the potential for danger. By running a business that complies with the regulations consistently and measurably, the Company assures the customer's and the community's safety and health around its oil and gas operating areas and distribution in the Cepu Block. This practice proves to beneficial as evidenced by the absence of non-compliance with regulations and ethics with respect to impacts on health and safety of a product and services during its lifecycle. [G4-PR2, HS4] Secara umum, Perusahaan menjaga keselamatan dan kesehatan dari penggunaan produk, pemberian label dan informasi yang tepat guna, serta program komunikasi yang keseluruhannya mengikuti etika dan aturan hukum yang berlaku. Selama periode pelaporan, tidak terjadi pelanggaran yang menimbulkan sanksi bagi Perusahaan dalam pelanggaran yang dimaksud. [G4-PR9] In general, the Company safeguards the health and safety from product use, affixing effective labels and information and a communication program that in all abides by ethics and the applicable law. No violation was committed by the Company in 2014 that was liable to sanctions. [G4-PR9] [G4-PR2, HS4] 81 82 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Membangun Komunikasi yang Etis dan Harmonis Nurturing an Ethical and Harmonious Communication PEPC meyakini bahwa tanpa komunikasi dua arah dan intensif, suatu pekerjaan yang membutuhkan kerja sama dua pihak akan cenderung terhambat. Kerja mencari sumber energi bagi kepentingan luas yang dilaksanakan pada suatu daerah tentu membutuhkan kesamaan ekspektasi dan pemerataan informasi yang menyeluruh sehingga rencana yang sudah disusun tidak terganggu. PEPC, perusahaan KKKS Blok Cepu, Pemerintah melalui SKK Migas, dan masyarakat daerah operasi dan sekitarnya merupakan subjek komponen yang saling berhubungan. Oleh karena itu serangkaian strategi dan program komunikasi eksternal perusahaan disusun demi menunjang maksud yang diharapkan. [G4-DMA-PR] PEPC believes that without an effective and intensive twoway communication, a job that requires the cooperation of two sides will tend to stall. Work involving the search for energy sources bearing an extensive interest and carried out over a region will certainly require common expectations and comprehensive equal sharing of information for an undisrupted execution of a pre-determined plan. PEPC, PSC contractors in the Cepu Block, the Government through SKK Migas and the communities residing in the vicinity of the areas of operation are components that interact. Consequently, a series of corporate strategies and external communication programs are devised to give leverage to the expected objectives. [G4-DMA-PR] Dengan melaksanakan praktik komunikasi yang memiliki konten yang membangun dan positif serta sesuai dengan etika dan peraturan yang berlaku, hal ini mampu menyokong kinerja Perusahaan dalam menjalankan operasional bisnis yang bermanfaat bagi siapapun. Potensi negatif yang dapat merugikan masyarakat dan Perusahaan selanjutnya dapat dicegah dari pelaksanaan praktik ini secara konsisten. Hal ini terbukti dengan tidak adanya pengaduan ataupun sanksi hukum atas pelanggaran yang terjadi akibat ketidakpatuhan (non-compliance) atas peraturan ataupun etika mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship selama tahun 2014. [G4-PR7, HS4] By practising communication laden with constructive and positive elements in line with the applicable ethics and regulations, the Company performance will get leverage in its business operation to the benefit of all. The negative potential which is harmful to society and to the Company may be prevented in a consistent manner. This is evidenced by the absence of complaints or legal sanctions for violations due to non-compliance with the regulations or ethics regarding marketing communication, including from advertising, promotion and sponsorship in 2014. [G4-PR7, HS4] Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk Economic Contribution & Product Responsibility 83 84 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu MENINGKATKAN KONTRIBUSI SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKELANJUTAN IMPROVING SUSTAINABLE HUMAN RESOURCE CONTRIBUTION “Sumber Daya Manusia yang berkualitas, kreatif dan memiliki motivasi tinggi merupakan aset terpenting bagi Perusahaan” “Qualified, creative, and highly-motivated Human Resources are the most important assets of the Company” Sumber Daya Manusia Human Resources Perusahaan menyadari bahwa pekerja merupakan aset utama yang mempunyai peranan sangat penting dalam mencapai pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Oleh sebab itu, Perusahaan berkomitmen untuk mengelola kapabilitas dan kapasitas pekerja demi meningkatkan daya saing organisasi secara sistematis melalui PEPC “Milestone” Human Resources Plan Tahun 20142018. Dalam “Milestone” Human Resources Plan tersebut diatur tiga program utama manajemen SDM yaitu: 1) Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), 2) Pengembangan Sistem Manajemen SDM dan Optimalisasi Operasional SDM, 3) Persiapan dan implementasi Perusahaan. [G4-DMA-LA] The Company realizes that workers are the main assets playing highly important roles in achieving sustainable business growth. Therefore, the Company is committed to managing the capability and capacity of workers in order to enhance the competitiveness of the organization systematically through the PEPC Human Resources Plan Milestone Year 2014-2018. In the Human Resources Plan Milestone are set out three main programs of human resources management, namely: 1) Human Resource (HR) Development and Management, 2) HR Management System Development and HR Operational Optimization, 3) Company preparation and implementation. [G4-DMA-LA] Gambar 9.1 “Milestone” Human Resources Plan 2014-2018 Figure 9.1 Milestone of Human Resources Plan 2014-2018 Pengembangan dan Pengelolaan SDM HR Development and Management CORPORATE CULTURE HR Vision, Mission & Strategy Assessment Center Design Training & Development Program Design Training & Development Competency Based RPSDM (Single Grade, Replacement, Remuneration) Pengembangan Sistem Manajemen SDM dan Optimalisasi Operasional SDM HR Management System Development and HR Operational Optimization Persiapan dan Implementasi Organisasi Organizational Preparation and Implementation Konfigurasi Sistem MySAP Terkait RPSDM MySap System Configuration related to HR Development Plan Design Recruitment System Analisa Jabatan Job Analysis Desain Perf. Appraisal System Optimalisasi “HR Operations” melalui HRIS HR Operations Optimization with HRIS Sistem, SOP dan Kebijakan Administrasi SDM System, SOP, and HR Administrative Policy Rekrutmen dan Penempatan Sesuai dengan Progres Pengembangan Recruitment and Placement in Accordance with Development Process Implementasi, Monitor dan Evaluasi Efektifitas Organisasi Implementation, Monitoring, & Effectiveness Evaluation of Organization Re-organisasi & Replacement terkait dengan RPSDM Reorganizing & Replacement related to HR Development Plan MPP Retirement Preparation Period 2014 2015 2016 2017 2018 85 86 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu JUMLAH DAN KOMPOSISI PEKERJA NUMBER AND COMPOSITION OF EMPLOYEES Perusahaan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan kesempatan yang adil bagi setiap pekerja untuk berkarya, berprestasi dan berkarir tanpa ada unsur diskriminasi terkait dengan faktor suku, agama, jenis kelamin, aspirasi politik dan lainnya. Sampai dengan akhir periode pelaporan, total pekerja Perusahaan mencapai 212 orang pekerja dengan komposisi 124 orang pekerja tetap dan 88 orang pekerja tidak tetap. The company upholds the equality principle and provides fair opportunity for all employees to work, perform, and develop their career without discrimination to ethnicity, religion, gender, political aspiration, or any other factors. As of the end of the reporting period, the Company is supported by 212 employees in total, consisting of 124 permanent and 88 non-permanent employees. Tabel 9.1 Jumlah dan Komposisi Pekerja PEPC Tahun 2012-2014 [G4-10 ,G4-LA12, SE15] Table 9.1 Number and Composition of PEPC Employees in 2012-2014 [G4-10 ,G4-LA12, SE15] Jumlah dan Komposisi Pekerja Perusahaan (orang) Number and Composition of Employees (persons) 2012 2013 2014 Wanita Female Pria Male Wanita Female Pria Male Wanita Female Pria Male 5 59 9 82 16 108 16 45 23 85 16 72 Status Kepekerjaan Employment Status Pegawai Tetap Permanent Employees Pegawai Tidak Tetap Non-Permanent Employees * Pegawai Tidak Tetap : Komisaris, PKWT, Secondee MCL Non-Permanent Employees: Commissioners, Fixed-Term Employment Contract, Secondees from MCL Usia Age <31 Tahun <31 Years old 31 - 40 Tahun 15 17 19 24 15 22 31 - 40 Years old 3 29 8 53 11 56 41 - 50 Tahun 41 - 50 Years old 2 31 2 55 2 48 >50 Tahun >50 Years old 1 27 3 35 4 54 Tingkat Pendidikan Educational Background SLTA Senior High School 0 3 0 4 0 8 Diploma Diploma 5 5 4 6 2 6 S1 Bachelor's Degree 14 73 24 117 27 120 S2 dan S3 Master's and Doctorate Degrees 2 23 4 40 4 42 Wilayah Kerja Working Area Kantor Pusat PEPC PEPC Head Office 19 78 30 137 30 147 Kantor Bojonegoro Bojonegoro Office 0 6 0 6 0 9 Kantor MCL MCL Office 2 20 2 24 2 24 Level Jabatan Office Position Komisaris/Komite Audit Commissioners/Audit Committee 0 4 1 4 1 4 Direksi Directors 0 3 0 3 0 4 Pembina Advisors 0 0 0 7 0 5 Utama Main 2 47 3 62 3 68 Madya Associate 16 42 21 78 19 76 Biasa Common 3 8 7 13 9 23 Sumber Daya Manusia Human Resources Jumlah dan Komposisi Pekerja Perusahaan (orang) Number and Composition of Employees (persons) 2012 Kantor Pusat PEPC PEPC Head Office 2013 Kantor Bojonegoro Bojonegoro Office Kantor MCL MCL Office Kantor Pusat PEPC PEPC Head Office 87 2014 Kantor Bojonegoro Bojonegoro Office Kantor MCL MCL Office Kantor Pusat PEPC PEPC Head Office Kantor Bojonegoro Bojonegoro Office Kantor MCL MCL Office Komisaris/Komite Audit Commissioner/Audit Committee 2 0 0 5 0 0 5 0 0 Direksi Directors 3 0 0 3 0 0 4 0 0 Management 30 0 6 29 0 7 27 0 7 Staff 72 6 16 130 6 19 141 9 19 Jumlah dan Komposisi Pekerja Perusahaan (orang) Number and Composition of Employees (persons) 2012 <31 Tahun Years Old 2013 31-40 41-50 Tahun Tahun Years Old Years Old >50 <31 Tahun Tahun Years Old Years Old 2014 31-40 41-50 Tahun Tahun Years Old Years Old >50 Tahun Years Old <31 Tahun Years Old 31-40 41-50 Tahun Tahun Years Old Years Old >50 Tahun Years Old Komisaris/Komite Audit Commissioner/Audit Committee 0 0 1 1 0 0 2 3 0 0 1 4 Direksi Directors 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 4 Management 0 0 20 6 0 0 26 10 0 0 19 15 32 32 12 18 43 61 29 22 37 67 30 35 Staff 2012 2013 Jumlah dan Komposisi Pekerja Perusahaan (orang) S2 & S3 S2 & S3 SLTA S1 SLTA S1 SLTA Number and Composition of & Senior & Senior Senior High Diploma Bachelor's Master's High Diploma Bachelor's Master's High Diploma Doctorate Diploma Doctorate Employees (persons) School Degree School Degree School Degrees Degrees 2014 S2 & S3 S1 Diploma Bachelor's Master's & Diploma Doctorate Degree Degrees Komisaris/Komite Audit Commissioner/Audit Committee 0 0 0 2 0 0 1 4 0 0 1 4 Direksi Directors 0 0 2 1 0 0 2 1 0 0 3 1 Management 0 0 16 10 0 0 21 15 0 0 19 15 Staff 3 10 69 12 4 10 117 24 8 8 127 26 88 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT, NYAMAN DAN PRODUKTIF CREATING A HEALTHY, COMFORTABLE, AND PRODUCTIVE WORKING ENVIRONMENT Hubungan Manajemen dan Pekerja Relations between Management and Workers Perusahaan senantiasa menjalin komunikasi yang intensif dengan para pekerja untuk membangun suasana kerja yang sehat, nyaman dan produktif. Untuk menjalin komunikasi yang intensif tersebut, Perusahaan telah menyediakan sebuah sarana komunikasi bagi para pekerja untuk berdiskusi langsung dengan manajemen yang disebut employee forum. Selanjutnya, untuk meningkatkan kekompakan dan interaksi antar pekerja, Perusahaan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendukung aktifitas pekerja seperti family gathering/team building yang dilaksanakan setiap tahun, siraman rohani yang dilaksanakan setiap bulan, perayaan ulang tahun bersama seluruh pekerja yang dilaksanakan setiap bulan serta safety moment yang dilaksanakan setiap minggu. [G4-DMA-LA] The Company always creates intensive communication with the workers to build a healthy, comfortable, and productive working environment. In establishing intensive communication, the Company provides a medium which enables direct discussions between employees and the management via employee forum. To improve interemployee solidarity and interactions, the Company also holds various activities to support the employees, such as annual family gathering/team building, monthly spiritual cleansing, monthly birthday celebration for all employees, and weekly safety moments. [G4-DMA-LA] Dengan berbagai program tersebut, sampai dengan periode pelaporan, Perusahaan mampu menjaga suasana lingkungan kerja yang produktif sehingga menciptakan rasa nyaman bagi para pekerja yang diindikasikan dengan rendahnya tingkat pergantian (turnover) pekerja yang hanya sebesar 3,77% dari total pekerja dengan jumlah pekerja yang keluar dari perusahaan sebanyak 8 orang disebabkan habis masa kontrak (3 orang), mengundurkan diri (2 orang) dan mutasi ke Pertamina Group (3 orang) [G4-LA1]. Khusus untuk pekerja yang mengundurkan diri, Perusahaan mewajibkan pekerja tersebut untuk mengisi formulir Exit Interview Questionnaire. Formulir tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pendapat pekerja yang akan mengundurkan diri terkait berbagai kebijakan yang diterapkan oleh Perusahaan untuk perbaikan dan peningkatkan kualitas manajemen di masa depan. Pendapat dari pekerja tersebut tidak akan berpengaruh terhadap pemberian hak-hak Pemutusan Hubungan Kerja yang akan diterima oleh pekerja. With these programs, as of the reporting period, the Company has been able to maintain productive working environment which provide comfort to employees. This is indicated by a low rate of employee turnover at 3.77% or 8 out of the total employees. From these 8 employees, 3 have completed their contracts, 2 resigned, and 3 were transferred to Pertamina Group [G4-LA1]. Resigned employees are obliged to fill out an Exit Interview Questionnaire. The questionnaire is intended to gather opinions from the resigning employees on various policies applied by the Company for the improvement of management quality in the future. Such opinions will not affect the Employment Termination benefits to which the relevant employees are entitled. Selur uh aspek yang terkait dengan hubungan ketenagakerjaan antara Perusahaan dan pekerja mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan (PP) PT Pertamina EP Cepu Periode 2012 - 2014 namun untuk hal-hal yang belum diatur dalam PP tersebut berlaku ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT Pertamina (Persero) sebagai Perusahaan Induk, sehingga hak dan kewajiban seluruh pekerja telah memiliki referensi perjanjian bersama yang jelas. [G4-11, SE-8] All aspects relating to employment relations between the Company and employees refer to the provisions established in PT Pertamina EP Cepu Corporate Regulation of 20122014. Matters not yet discussed in the Regulation will be controlled under provisions contained in PT Pertamina (Persero) Collective Labor Agreement as the Holding Company, to facilitate clear mutual agreement as the reference for employee rights and obligations. [G4-11, SE-8] Sumber Daya Manusia Human Resources PEPC berkomitmen untuk menghormati aspek Hak Asasi Manusia (HAM) dalam setiap kegiatan operasionalnya. Kebijakan kebebasan berserikat, berpolitik dan menyalurkan aspirasi politik secara demokrasi maupun memberikan sumbang saran bagi kemajuan perusahaan adalah salah satu wujud penghargaan terhadap HAM. Kedepannya, Perusahaan akan menjamin hak pekerja untuk berserikat dengan membentuk Serikat Pekerja. Perusahaan juga menghargai kebebasan berserikat dan berpolitik para pemasok atau mitra kerja yang mereka jalani. Perusahaan membuka pintu komunikasi dengan para mitra kerja dengan memberikan kontribusi berupa sumbang saran dan negosiasi. [G4-HR4, SE8, SE9] PEPC is committed to respect Human Rights in all of its operations. Policies on freedom of association, engagement in politics, and political aspiration channeling democratically, which have been able to contribute to the creation of inputs for Company development, are a means to show Company's respect for Human Rights. In the future, the Company will guarantee employee's freedom of association with the establishment of a Labor Union. The Company also respects the freedom of association and political aspirations of suppliers and work partners. Additionally, the Company enables communication with work partners through contributions of inputs and negotiations. [G4-HR4, SE8, SE9] Untuk mencegah terjadinya kerja paksa, Perusahaan telah melengkapi sistem pergantian waktu kerja (shift) pada beberapa bagian operasionalnya dan mengatur waktu kerja formal pada Peraturan Perusahaan PT Pertamina EP Cepu Periode 2012 - 2014. Waktu kerja formal Perusahaan terbagi menjadi tiga kategori yaitu waktu kerja biasa, waktu kerja regu bergilir dan waktu kerja di lepas pantai (off shore) atau daerah operasi tertentu. Pada periode pelaporan, tidak terdapat insiden kerja paksa. [G4-HR6, SE8] To prevent forced labor practices, the Company has established a shift system for several operating units and made schedules for formal work time in PT Pertamina EP Cepu Corporate Regulation of 2012-2014. Formal work time for the Company is divided into three categories, i.e. regular work time, rotating group work time, and off-shore or particular operation site work time. In the reporting period, there were no records on forced labor practices. [G4-HR6, SE8] Tabel 9.2 Jenis Waktu Kerja Formal Perusahaan Table 9.2 The Company Formal Work Time Jenis Waktu Kerja Work Time Category Deskripsi Description Waktu kerja biasa Regular work time 40 (empat puluh) jam per minggu dan 8 jam per hari untuk 5 hari kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. 40 (forty) hours per week and 8 hours per day for 5 workdays in accordance with the applicable employment regulations. Waktu kerja regu bergilir Rotating group work time Waktu yang dilaksanakan dengan sistem penggantian regu yang dilakukan setelah bekerja 8 jam atau maksimal 12 jam perhari sampai dengan digantikan oleh regu berikutnya secara bergilir atau diijinkan meninggalkan tugas oleh kepala regunya atau pengawas dengan menyediakan pengganti yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan operasi Perusahaan. Carried out in group shifting system, after 8 hours of work or maximum 12 hours per day until replaced by the next group or permitted to leave the duty by the group head or supervisor by providing replacement determined by the needs of Company's operation. Waktu kerja di lepas pantai (off shore) atau daerah operasi tertentu Off-shore or particular operation site work time Diatur tersendiri oleh pimpinan Perusahaan dengan berpedoman pada Kepmenakertrans No mor 234/Men/2003. Separately regulated by Company leaders with reference to Ministry of Manpower and Transmigration Decree No. 234/Men/2003. Secara formal Perusahaan tidak mengatur ketentuan serta pemberitahuan mengenai perubahan operasional Perusahaan. Namun demikian, Perusahaan senantiasa mempertimbangkan sisi kesiapan para pekerja atas perubahan kebijakan tersebut dan mengomunikasikan perubahan tersebut melalui saluran komunikasi formal seperti surat resmi, jaringan internet, dan lain-lain. [SE16] Formally, the Company does not regulate and inform any changes in Company's operations. The Company, nevertheless, always considers employee preparedness on the changes in the policies and communicates such changes via formal communication channels, such as formal letter, internet network, etc. [SE16] Program Survei Kepuasan Pekerja Employee Satisfaction Survey Program Survei kepuasan pegawai dilakukan melalui Theme O Meter Survey yang merupakan survei monitoring dan tracking perubahan budaya kerja di Grup Pertamina. Survei ini dilakukan melalui metode kuesioner, wawancara dan verifikasi dengan tujuan untuk mengetahui persepsi pekerja terhadap perubahan budaya kerja serta keberlanjutan penerapan praktek budaya kerja. Perubahan budaya kerja tersebut diukur melalui keterikatan pekerja dengan Perusahaan (employee engagement). Employee satisfaction survey is conducted through the Theme O Meter Survey which monitors and tracks changes in work culture of Pertamina Group. The survey is held with questionnaire, interview, and verification methods which aims to understand employee perception on the changes in work culture as well as the sustainability of work culture practice implementation. Such changes are measured through employee engagement. 89 90 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pada periode pelaporan, hasil survei kepuasan pekerja menunjukan employee engagement PEPC tertinggi yaitu mencapai 82% jika dibandingkan unit bisnis lain dalam Grup Pertamina nilai tersebut merupakan pencapaian tertinggi. In the reporting period, the employee satisfaction survey has shown that PEPC employment engagement reaches the highest achievement at 82% compared to other business units in Pertamina Group. May 2012 November 2012 Grafik 9.1 Employee Engagement di Grup Pertamina Chart 9.1 Employee Engagement of Pertamina Group 74 73 72 73 75 Pertagas 75 70 67 62 70 70 PT Pertamina EP 61 62 70 66 PT PDSI 74 69 68 70 73 75 75 Pertamina Geo Energy May 2014 82 75 69 69 71 May 2013 November 2013 88 79 88 96 PT Pertahulu Energy PT Pertamina EP Cepu 74 77 76 73 PT Pertamina Lubricant Program Pengaduan Pekerja Employee Complaint Program Program pengaduan pekerja merupakan salah satu bentuk tanggung jawab Perusahaan untuk menjamin hak dan perlindungan para pekerja. Perusahaan telah mengatur mekanisme pengaduan pekerja terkait dengan praktik ketenagakerjaan serta pelanggaran hak asasi manusia sebagai berikut: [G4-DMA-LA, G4-DMA-HR, SE8, SE18] a. Pekerja mengemukakan keluhannya kepada atasan langsung untuk diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. b. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja upaya musyawarah belum dapat diselesaikan, maka pekerja dapat meneruskan keluhannya secara tertulis sesuai dengan tabel pada matriks di bawah ini : Employee complaint program is another form of responsibility from the Company in assuring employee right and protection. The Company has established a grievance procedure for the employee complaints in relation to employment practices and violation to human rights as follows: [G4-DMA-LA, G4-DMA-HR, SE8, SE18] a. Employee voices his/her complaints to the direct supervisor to be settled through deliberation for consensus. b. If within seven workdays the deliberation fails to come to an agreement, the said employee may submit his/her complaints in writing by referring to the following scheme: Tabel 9.3 Matriks Program Pengaduan Pekerja Table 9.3 Matrix of Employee Complaint Program Pekerja Employee Atasan Supervisor L4D L3D L3D X L2D L1D Kepala Fungsi Tertentu Head of Certain Function Y Z X Y Z X Y L2D Direktur Utama President Director Z L1D X Y Z = Penyelesaian keluhan secara tertulis tingkat I paling lama 7 (tujuh) hari kerja 1st level settlement of written complaint, maximum 7 workdays = Penyelesaian keluhan secara tertulis tingkat II jika diperlukan dengan tembusan kepada fungsi SDM paling lama 7 (tujuh) hari kerja 2nd level settlement of written complaint, if necessary with copy to HR Unit, maximum 7 workdays = Penyelesaian keluhan secara tertulis tingkat akhir paling lama 7 (tujuh) hari kerja Final level settlement of written complaint, maximum 7 workdays Tujuan dibentuknya mekanisme pengaduan tersebut adalah untuk menjamin tercapaian penyelesaian pengaduan secara efektif dalam jangka waktu yang sesuai. Sepanjang periode pelaporan, tidak terdapat pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan dan pelanggaran hak asasi manusia termasuk insiden diskriminasi yang diajukan oleh pekerja. [G4-LA16, G4-HR3, G4-HR12, SE8, SE18] The establishment of the grievance procedure aims at assuring effective settlement of complaints within an appropriate period of time. During the reporting period, there were no complaints from employees on employment practices, violation to human rights, or discrimination. [G4-LA16, G4-HR3, G4-HR12, SE8, SE18] Sumber Daya Manusia Human Resources MEMPERSIAPKAN SDM YANG MEMILIKI KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI UNGGUL PREPARING HIGHLY-QUALIFIED AND COMPETENT HUMAN RESOURCES Recruitment Management Time Information Management Job Position & Unit Qualification and Requirement Scale Appraisal System Qualification Emp. Group & Level Business Event Catalog Personnel Information Management Job & Position Job & Position Level & Grade Job Position & Unit Career and Succession Planning Payroll Administration Benefit Management Payroll Item Individual Development Plan Business Event Catalog Personnel Administration Personnel Development Emp. & Value Setting Training and Event Management Rekrutmen Pekerja Employee Recruitment PEPC menganggap bahwa proses rekrutmen dan seleksi pekerja merupakan tahapan penting untuk mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi unggul. Sehingga setiap tahunnya Per usahaan terus melakukan penyempurnaan pada proses rekrutmen dan seleksi pekerja. PEPC considers employee recruitment and selection as an important stage in preparing a highly-competent workforce. Each year, the Company constantly improves the employee recruitment and selection process. Proses rekrutmen dan persyaratan untuk menjadi pekerja PEPC diatur dalam Standard Operating Procedure (SOP) PT Pertamina (Persero) Nomor A-003/K10000/2013-S9 tentang Pedoman Pengelolaan Rekrutmen Pertamina Group yang telah direvisi dengan SOP Nomor 001/SOP/PEPC/ 2010. SOP rekrutmen tersebut mencakup standardisasi End-to-End proses rekrutmen yang terdiri dari talent sourcing, persyaratan administrasi, tahapan seleksi, pre-employment/ induction program dan hiring. [G4-DMA-LA] The recruitment process and employment requirements are regulated in PT Pertamina (Persero) Standard Operating Procedures (SOP) Number A-003/K10000/2013-S9 on Guidelines of Recruitment Management for Pertamina Group which has been revised by SOP No. 001/SOP/PEPC/ 2010. The recruitnment SOP covers standardized end-toend recruitment processes, which include talent sourcing, administrative requirements, selection, pre-employment/ induction program, and hiring. [G4-DMA-LA] Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, syarat usia minimum calon pekerja di Perusahaan adalah 18 tahun. Persyaratan ini juga diberlakukan kepada para mitra kerja yang bekerja sama dengan Perusahaan. Persyaratan tersebut dimplementasikan dan diawasi dengan seksama oleh Fungsi Sumber Daya Manusia (Human Capital). Sehingga, selama periode pelaporan, tidak terdapat insiden pekerja di bawah umur yang dipekerjakan oleh Perusahaan maupun mitra kerja yang bekerja sama dengan Perusahaan. Hal ini sesuai dengan kebijakan Pemerintah untuk mengadopsi berbagai konvensi International Labour Organization (ILO) tentang Sumber Daya Manusia. [G4-HR5, SE8, SE9] Referring to Law No. 13 of 2013 on Employment, the minimum age requirement for a prospective employee in the Company is 18 years old. The requirement also applies to work partners in cooperation with the Company. The requirement is implemented and thoroughly monitored by the Human Capital Function. Therefore, during the reporting period there were no underage labor hired either by the Company or Company's work partners. This has been in compliance with Government policy in adopting various conventions set out by the International Labor Organization (ILO) on Human Resources. [G4-HR5, SE8, SE9] 91 92 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Jumlah pekerja baru pada periode pelaporan sebanyak 28 orang yang terdiri dari 24 pekerja pria (1 mutasi pekerja dari Pertamina (Persero), 15 rekrutmen baru dan 1 secondee dari MCL) dan 4 pekerja wanita (1 mutasi dari Pertamina Persero dan 3 dari rekrutmen). Lebih dominannya rekrutmen pekerja pria disebabkan karena sifat kegiatan bisnis di bidang hulu minyak dan gas yang lebih banyak diminati oleh pekerja pria. During the reporting period, the Company has recruited 28 new employees, consisting of 24 male workers [one transfer from Pertamina (Persero), 15 new recruits, and one secondee from MCL] and four female workers [one transfer from Pertamina (Persero) and three new recruits]. Male domination in the recruitment is due to the fact that oil and gas upstream industry attracts interest from mostly male workers. Pengembangan Sumber Daya Manusia PEPC Human Resources Development Pelatihan Pengembangan Kompetensi dan Profesionalisme Professionalism and Competency Development Training Da la m ra ngka m eningka tka n kom petensi da n profesionalisme seluruh pekerja dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif, Perusahaan telah melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) secara sistematis yang berfokus pada peningkatan keahlian, pengetahuan dan sikap kerja sesuai dengan training need assessment dan training guidance yang selaras dengan kebutuhan jabatan dan perencanaan bisnis Perusahaan. In order to improve competency and professionalism of all employees within the increasingly fierce business competition, the Company has carried out systematic Human Resource development which focuses on the improvement of expertise, knowledge, and work attitude based on training need assessment and training guidance which are in accordance with office needs and Company business plans. [G4-GMA-LA, SE17] Program pengembangan SDM dilakukan melalui pendidikan karir, profesi, ketrampilan, sertifikasi keahlian, manajerial serta berbagai kursus, pelatihan, penataran, seminar, lokakarya serta pelatihan manajemen dan teknis yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan dan perencanaan bisnis Perusahaan. Berbagai program pengembangan ini dilaksanakan secara internal maupun di lembaga pendidikan/pelatihan eksternal. [ G4-G MA - LA, SE17 ] The HR development program is provided through career, profession, skill, certified expertise, managerial education, in addition to various courses, trainings, in-service trainings, workshops, and managerial and technical trainings adjusted to office needs and Company business plan. These development programs are conducted both internally and externally/by educational institutions. [G4-GMA-LA, SE17] Pada periode pelaporan, telah diselenggarakan lebih dari 136 program pelatihan (setara dengan 5.130 jam pelatihan) yang diikuti oleh 164 peserta dengan jumlah hari pelatihan 684 hari atau 31,28 jam pelatihan/pekerja. In the reporting period were held 136 training programs (equivalent to 5,130 training hours) which was attended by 164 participants with 684 training days or 31.28 training hours/worker. [G4-GMA-LA, SE17] Tabel 9.4 Jenis Pelatihan Pegawai Pria Tahun 2014 [G4-LA9, SE17] Table 9.4 Types of Training for Male Workers in 2014 [G4-LA9, SE17] Jabatan Position Jumlah Program Number of Program Jumlah Peserta Number of Participants Jumlah Hari Pelatihan Number of Training Days Jam pelatihan/pekerja* Training hours/worker* Management 20 27 131 36,39 Staff 81 97 410 31,70 Total 101 124 541 32,72 Keterangan: 1 hari pelatihan = 7,5 jam belajar 1 training day = 7.5 hours of study Tabel 9.5 Jenis Pelatihan Pegawai Wanita Tahun 2014 [G4-LA9, SE17] Table 9.5 Types of Training for Female Workers in 2014 [G4-LA9, SE17] Jabatan Position Jam pelatihan/pekerja* Training hours/worker* Jumlah Peserta Number of Participants Jumlah Hari Pelatihan Number of Training Days 6 6 23 28,75 Staff 29 34 120 26,47 Total 35 40 143 26,81 Management Jumlah Program Number of Program Keterangan: 1 hari pelatihan = 7,5 jam belajar 1 training day = 7.5 hours of study Sumber Daya Manusia Human Resources Pada periode pelaporan, investasi yang dikeluarkan oleh Perusahaan untuk menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan SDM mencapai Rp3.624.812.543 meningkat 201% dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kebijakan manajemen atas implementasi kebijakan Perusahaan untuk memiliki SDM yang berkualitas dan berkompeten dibidang masing-masing. The total investment spent by the Company for HR training and development during the reporting period has reached Rp3,624,812,543 or increased by 201% compared to the previous period. The increase resulted from managerial policy for Company policy to acquire qualified and competent human resources in their respective fields. Selanjutnya, pada periode pelaporan, Perusahaan telah melaksanakan Knowledge Management Forum (KOMET) sebanyak 30 kali, dengan narasumber dari beragam fungsi dan bidang keahlian untuk mendesiminasikan best practices yang bermanfaat bagi para pekerja dalam melakukan perbaikan di penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Further, the Company has also conducted 30 sessions of Knowledge Management Forum (KOMET) with speakers from various functions and expertise to disseminate the best practices beneficial for the workers in conducting improvements for the completion of daily operations. [G4-GMA-LA, SE17] [G4-GMA-LA, SE17] Tabel 9.6 Knowledge Management Forum yang Diselenggarakan Perusahaan Selama Tahun 2014 Table 9.6 Knowledge Management Forum Conducted by the Company in 2014 No Fungsi Function Waktu Time Judul Theme 1 30 Januari 2014 January 30, 2014 Optimalisasi Operasional Produksi Production Operation Optimization 2 9 Mei 2014 May 9, 2014 Usaha Peningkatan Produksi pada Fasilitas Gas Oil Separation Plant (GOSP) melalui Debottle Necking Flow Region Export Pump & Well Monitoring Production Improvement Efforts in Gas Oil Separation Plant (GOSP) Facility with Debottle Necking Flow Region Export Pump and Well Monitoring Flow Assurance Flow Assurance Kepedulian Kita Meningkatkan Safety Perusahaan Our Awareness in Improving Corporate Safety Reduce Penggunaan Kertas di PEPC Reducing Paper Consumption in PEPC 12 Maret 2014 March 12, 2014 Awareness of Employee Income Tax and Individual Income Tax Return (Incl. DGT Reg. No.PER1/PJ/2014 re. e-Filling) Awareness of Employee Income Tax and Individual Income Tax Return (Incl. DGT Reg. No.PER1/PJ/2014 re. e-Filling) 28 Mei 2014 Efisiensi Penggunaan Biaya Pemakaian User ID MySAP dalam Implementasi Modul Travel Management Melalui Mekanisme Web Base MySAP User ID Usage Fee Efficiency in Travel Management Module Implementation with Web-Based Mechanism 26 Maret 2014 March 26, 2014 Potensi Hidrokarbon Di Formasi Kujung WKP Alas Dara Kemuning Hydrocarbon Potential in Kujung Formation Alas Dara - Kemuning Mining Work Area 9 Mei 2014 May 9, 2014 Pemodelan Geologi Lapangan Gas Balun-Tobo Dalam Menghitung Potensi Sumberdaya Gas Geological Modeling of BalunTobo Gas Field in Calculating Potential Gas Resources 10 10 Mei 2014 May 10, 2014 Menangani Loss Circulation dengan Penggunaan DOB2C Pada Lapangan Banyu Urip How to Handle Loss Circulation Using DOB2C in Banyu Urip Field 11 3 April 2014 April 3, 2014 Optimalisasi Pengaturan Sistim Manajemen Dokumen Melalui Penerapan Aplikasi Documen Management System di PEPC Optimization of Document Management System Setting with Implementation of Management System Document Application in PEPC Sosialisasi TKO Risk Management Socialization of Risk Managemet Operational Procedures Produksi Production 3 4 5 HSSE 6 7 Keuangan Finance 8 9 Eksplorasi Exploration Risk Management & Quality Management 12 28 Februari 2014 February 28, 2014 May 28, 2014 93 94 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu No Fungsi Function Waktu Time Judul Theme 13 16 Mei 2014 May 16, 2014 Optimalisasi Pengelolaan Administrasi General Services Melalui Aplikasi Meeting Reservation Management (MRM) Optimization of General Services Administration Management with Meeting Reservation Management (MRM) Application 14 16 Mei 2014 May 16, 2014 Optimalisasi Pengelolaan Administrasi General Services Melalui Aplikasi Car Reservation Management (CRM) Optimization of General Services Administration Management with Car Reservation Management (CRM) Application 15 16 Mei 2014 May 16, 2014 Optimalisasi Pengelolaan Administrasi General Services Melalui Aplikasi Sistem Informasi ATK (SIA) Optimization of General Services Administration Management with Stationery Information System (Sistem Informasi ATK/SIA) Application 16 17 Mei 2014 May 17, 2014 Optimalisasi Pengembangan Website PEPC melalui Sistim Paralaks Optimization of PEPC Website Development with Parallax System 17 28 Mei 2014 May 29, 2014 Membangun Perilaku / Kebiasaan Baru Building New Habits/Behaviors 18 9 Mei 2014 May 9, 2014 Optimasi Manajemen Komunikasi Melalui Pengintegrasian Komunikasi Secara Sistematis Dengan Penggunaan Formulir Komunikasi Berupa Klarifikasi/ Jawaban/Bulletin Optimization of Communication Management with Systematic Communication Integration Using Communication Forms for Clarifications/ Answers/Bulletins 19 9 Mei 2014 May 9, 2014 Monitoring Progress Proses Pengadaan yang Bersifat Universal Agar Mudah Dikaitkan dengan Progress dari Project Schedule Universal Procurement Progress Monitoring for Easy Association with Project Schedule Progress 20 4 Juni 2014 June 4, 2014 Petrofac Surface Facilities Petrofac Surface Facilities 21 9 Mei 2014 May 9, 2014 Optimalisasi Energi Untuk Pembangkit Tenaga Penggerak Dengan Cara Peningkatan Tekanan Operasi Dari Fasilitas Proses Gas Proyek JTB Power Mover Energy Optimization by Operating Pressure Increase from JTB Project Gas Process Facility 9 Mei 2014 May 9, 2014 Optimalisasi Sistem Refrigerasi Dew Point Control Unit Dengan Metode Integrasi Selektif Pada Proyek Fasilitas Produksi Gas JTB Optimization of Dew Point Control Unit Refrigeration System with Selective Integration Method in JTB Gas Production Facility Project 9 Mei 2014 May 9, 2014 Peningkatan Feasibility Project Cepu Gas Melalui Optimalisasi Skenario Produksi Lapangan Jambaran-Tiung Biru Improvement of Cepu Gas Feasibility Project with Jambaran-Tiung Biru Fields Production Scenario Optimization 24 September 2014 September 24, 2014 Analisa Decision Tree Sebagai Screening Program Kerja PEPC JTB Decision Tree Analysis as JTB PEPC Work Program Screening 9 Mei 2014 May 9, 2014 Optimalisasi Perencanaan Pembangunan Wellpad Dengan Metode Simultanous Planning 4D Pada Project Early Wellpad Preparation (EPC-B) - JambaranTiung Biru Gas Development Project Optimization of Wellpad Development Planning with 4D Simultaneous Planning Method in Early Wellpad Preparation Project (EPC-B) - Jambaran-Tiung Biru Gas Development Project 10 Mei 2014 May 10, 2014 Sistem Pengelolaan Dokumen Perusahaan Melalui Implementasi Document Management System Implementation of Company's Document Management System General Services Secondee PEPC Engineering JTB 22 23 Reservoir 24 25 Project & Schedule JTB 26 Sumber Daya Manusia Human Resources No Fungsi Function Waktu Time Judul Theme 27 Legal 9 Mei 2014 May 9, 2014 Peningkatan Laba Perusahaan Melalui Penyesuaian Bagi Hasil PEPC Di Blok Cepu Company Profit Increase with Adjustment to PEPC Production Share of Cepu Block 28 26 Nopember 2014 November 26, 2014 Optimalisasi CAPEX JTB Untuk Meningkatkan Keekonomian Proyek JTB Optimization of JTB Capital Expenditure to Increase JTB Project Economy 9 Mei 2014 May 9, 2014 Optimalisasi Sistem Prosedur Keputusan Internal Opcom JOA Untuk WP&B Melalui Routing Slip Opcom Vote Di PEPC Optimization of JOA Opcom Internal Decision Procedure System for WP&B with Opcom Vote Routing Slip in PEPC 9 Mei 2014 May 9, 2014 Optimalisasi Pengelolaan Dokumen Internal Audit Melalui I-Share Di PEPC Optimization of Internal Audit Document Management with IShare in PEPC 29 Reneval 30 Internal Audit Selain program pelatihan berdasarkan kebutuhan jabatan/profesi, sebagai mana yang telah disusun dalam training guidance, Perusahaan juga memberikan kesempatan bagi pekerja untuk mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan formal yang diatur dalam SOP No.005/ Perusahaan/2009 tentang Bantuan Pendidikan. In addition to trainings provided based on office/professional needs as established in the training guidance, the Company also provides opportunities for employees to receive formal education scholarship which is regulated in the SOP No. 005/Perusahaan/2009 on Assistance for Education. Pelatihan Persiapan Masa Purna Karya Post-Retirement Preparation Training Untuk mempersiapkan pekerja menghadapi masa purna karya, Perusahaan telah menyelenggarakan pelatihan sebagai bentuk pembekalan agar setelah masa purna karya para pensiunan dapat melakukan kegiatan lain yang produktif sehingga tetap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebijakan ini telah diatur dalam Peraturan Perusahaan PT Pertamina EP Cepu Periode: 2012 - 2014. To help employees entering the post-retirement period, the Company has conducted trainings to equip employees with the capability to carry out productive activities for their subsistence. Such policy has been set in PT Pertamina EP Cepu Corporate Regulation of 2012-2014. [G4-LA10, SE17] Pelatihan dan Sosialisasi Hak Asasi Manusia Human Rights Training and Socialization Untuk menghindari terjadinya insiden pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang HAM, Perusa haan telah menyelenggarakan pelatihan mengenai HAM terkait pengamanan yang diberikan khusus kepada pekerja yang bertugas sebagai anggota satuan pengamanan (satpam). Pelaksanaan pelatihan HAM untuk para anggota satpam dilaksanakan bekerjasama dengan lembaga kepolisian. Selama periode pelaporan, tiga anggota sekuriti (19% dari jumlah total sekuriti) mendapatkan pengetahuan tentang HAM dalam program pelatihan dengan jumlah waktu 16 jam pelatihan/hari dengan durasi selama 18 hari. [G4-HR2, To avoid violations to Human Rights resulting from lack of knowledge in human right affairs, the Company conducts Human Rights training on security which is given particularly to security guards. Human rights training for security guards is conducted in cooperation with police institution. During the reporting period, three security guards (19% of total security guards) have received the knowledge on human rights in the training program within 16 training hours/day during the span of 18 days. [G4-HR2, G4-HR7, SE8, SE10] Penilaian Kinerja Pekerja Employee Performance Assessment Evaluasi kinerja individual seluruh pekerja dilakukan dengan menggunakan Sistem Manajemen Kinerja (SMK) yang merupakan suatu proses untuk menciptakan pemahaman bersama antara pekerja dengan manajemen tentang apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Kriteria sistem penilaian kinerja yang dibangun Perusahaan telah memperhatikan aspek relevansi, sensitivitas, reliabilitas, akseptabilitas dan practicality. Individual performance evaluation is conducted using the Performance Management System which is a process which creates mutual understanding between workers and management on what to achieve and how to do it. The performance assessment system criteria established by the Company have shown the aspects of relevance, sensitivity, reliability, acceptability, and practicality. [G4-LA10, SE17] G4-HR7, SE8, SE10] 95 96 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Gambar 9.2 Aspek Kriteria Sistem Penilaian Kinerja Figure 9.2 Performance Assessment Criteria Dapat membedakan SDM yang berprestasi dan yang tidak berprestasi. Able to distinguish between accomplished and nonaccomplished human resources Sensivitas Sensitivity Pengukuran yang valid dan dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan untuk pemberian kompensasi dan pengembangan. Valid and reliable measurement as decision-making basis for compensation giving and development Reliabilitas Reliability Relevan dengan deskripsi dan spesifikasi jabatan yang diemban serta sesuai dengan tuntutan visi, misi dan nilai-nilai yang berlaku. Relevant to the description and specification of assumed position and in accordance with applicbale vision, mission, and values Dimengerti dan diterima baik oleh penilai dan pekerja Understandable and wellaccepted by assessor and employees Relevansi Relevance Akseptabilitas Acceptability Dapat diterapkan dengan mudah dan memiliki risiko kesalahan yang rendah Can be easily implemented with low level of risks Practicality Practicality Faktor utama yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah prestasi hasil kerja berdasarkan kompetensi pekerja. Intisari kompetensi yang digunakan untuk penilaian kinerja meliputi pengetahuan tentang pekerjaan, kejujuran dan integritas, motivasi dan kemauan berprestasi, kemampuan berkomunikasi, tanggung jawab dan ketelitian, kemampuan kerjasama, serta kemampuan memimpin. The main factor that is assessed in performance is the achievement of work results based on worker's competency. Core competencies used in performance assessment include the knowledge with respect to the duties, honesty and integrity, motivation and the will to accomplish, communication skill, responsibility and accuracy, cooperation skill, and leadership skill. Secara rutin, Perusahaan melakukan riviu atas penilaian kinerja dan pengembangan karir setiap pekerja. Pada periode pelaporan, seluruh pekerja telah mendapat penilaian dan evaluasi kinerja [G4-LA11, SE17]. Reviu ini bertujuan untuk memberikan insentif bagi para pekerja agar berkinerja unggul dan mendukung pencapaian kinerja Perusahaan secara berkelanjutan. Sistem penilaian kinerja ini telah terintegrasi dengan sistem reward and punishment, pengembangan karir dan remunerasi. On a regular basis, the Company reviews the performance and career development of each worker. In the reporting period, the performance of all workers have been assessed and evaluated [G4-LA11, SE17]. The review aims to provide incentive to all employees to show superior performance and support the achievement of Company performance sustainably. This performance assessment system is integrated with a reward and punishment system, career development and remuneration. Sumber Daya Manusia Human Resources Penerapan Reward and Punishment Reward and Punishment Implementation PEPC menerapkan Reward Consequency System untuk mendorong kinerja yang maksimal dari seluruh para pekerja. Sistem ini ditujukan untuk memotivasi, memberdayakan dan memaksimalkan kontribusi seluruh pekerja kepada Perusahaan sekaligus mengapresiasi kinerja sesuai kontribusinya. Dalam sistem tersebut, keberhasilan pekerja atas pencapaian target kinerja akan dikaitkan langsung dengan merit increase yang akan mempengaruhi promosi dan remunerasi jabatan. Selama periode pelaporan, sejumlah penghargaan telah diberikan kepada para pekerja yang memiliki kinerja yang memuaskan. PEPC applies the Reward Consequency System to support maximum performance of all workers. The system is aimed at motivating, fostering, and maximizing contributions from all workers to the Company, in addition to appreciating the performance in accordance with the contribution. Within the system, workers' achievement in meeting performance target will be linked directly to merit increase which affects promotion and job promotion. During the reporting period, rewards have been given to employees who demonstrate satisfactory performance. Sementara itu, untuk meningkatkan kedisiplinan dalam melaksanakan organisasi yang terintegrasi, Perusahaan memberikan sanksi/hukuman atas terjadinya pelanggaran. Penentuan jenis sanksi/hukuman didasarkan pada jenis pelanggaran yang dilakukan, dampak yang ditimbulkan dan motif perbuatan. Jenis-jenis sanksi/hukuman yang dapat diberikan meliputi sanksi ringan, sedang, dan berat. Sanksi ringan meliputi peringatan lisan dan tertulis. Sanksi sedang meliputi peringatan keras tertulis, penurunan konduite 1 (satu) tingkat di bawah predikat sebelumnya atau penundaan kenaikan pangkat dan/atau jabatan. Selanjutnya, sanksi berat berupa penurunan pangkat dan/atau jabatan maksimum dua tingkat, pemberhentian dengan tidak hormat dan penurunan pangkat dan/atau jabatan maksimum tiga tingkat dan diberhentikan. Meanwhile, to increase the discipline in carrying out integrated organization, the Company imposes sanction/punishment to violations. The sanction/ punishment is decided based on the type of commited violation, generated impact, and the motive behind the violation. The sanctions/punishments are distinguished into mild, medium, and severe sanctions. Mild sanction includes verbal and written warnings. Medium warning covers stern written warning, 1-level demotion or delay in rank or position promotion. Severe sanction includes maximum 2-level rank and/or position demotion, dishonorable discharge, and maximum 3-level rank and/or position demotion and termination of employment. Pengembangan Karir Pekerja Employee Career Development Perusahaan menerapkan kebijakan yang fair dalam pengembangan karir pekerja berdasarkan riviu penilaian kinerja setiap pekerja secara periodik. Perusahaan berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama untuk pekerja pria dan wanita dalam pengembangan karirnya. Pengembangan karir pekerja PEPC dituangkan dalam bentuk proyeksi jabatan (career path), dimana kondisi dan kesempatan pengembangan karir setiap pekerja disesuaikan dengan kompetensi dan kebutuhan Perusahaan. Perusahaan juga melakukan pengembangan organisasi melalui berbagai promosi dan/atau mutasi personal. Hal ini merupakan implementasi komitmen Perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan seluruh pekerja serta memberikan kesempatan yang sama bagi setiap pekerja untuk meningkatkan kecakapan/keahlian, kompentensi dan integritas. [G4-LA11, SE17] The Company applies fair policy in employee career development based on performance review of each worker periodically. The Company is committed to providing equal opportunity for male and female employees in their career development. PEPC employee career development is established in the career path, in which the condition and opportunity for career development of each employee are adjusted to the competence and Company needs. The Company also carries out organizational development through various promotions and/or individual transfer. The efforts are the implementation of Company commitment to improving employees' welfare and providing equal opportunity for the employees to increase their skills/expertise, competency, and integrity. [G4-LA11, SE17] 97 98 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PEKERJA IMPROVING EMPLOYEE WELFARE Perusahaan memberikan remunerasi kepada setiap pekerja berdasarkan penilaian kinerja yang dicapai berupa gaji pokok, tunjangan serta manfaat lainnya yang sesuai dengan Peraturan Perusahaan dan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Perusahaan memberikan standar gaji dan remunerasi lainnya secara nondiskriminatif antara pekerja pria dan pekerja. Perusahaan menentukan standar remunerasi lainnya berdasarkan jenjang jabatan, kinerja, masa kerja dan hasil penilaian kinerja individu tanpa mempertimbangkan jenis kelamin. The Company provides remuneration to the employees based on the outcome oftheir performance assessment, such as basic wage, allowance, and other benefits under Corporate Regulation and applicable regulations. The Company sets the wage standard and other remuneration non-discriminatively between male and female workers. The Company sets other remuneration standards based on position, performance, working period, and result from individual performance without gender consideration. Terdapat beberapa perbedaan dalam struktur remunerasi yang diberikan oleh Perusahaan kepada pekerja menurut status kepegawaiannya. Jenis remunerasi yang diberikan kepada pekerja tetap tetapi tidak diberikan kepada pekerja tidak tetap meliputi Tunjangan Profesi, Housing Ownership Assistance Program (HOAP), Car Ownership Assistance Program (COAP), Emergency loan serta Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). [G4-LA2] There are several differences in the remuneration structure provided by the Company according to workers' employment status. The remuneration provided exlusively to permanent employees include Professional Allowance, Housing Ownership Assistance Program (HOAP), Car Ownership Assistance Program (COAP), Emergency Loan, and Defined Benefit Pension Plan and Defined Contribution Pension Plan. [G4-LA2] Sumber Daya Manusia Human Resources Tabel 9.7 Jenis Remunerasi Pekerja Tetap dan Pekerja Tidak Tetap Table 9.7 Types of Remuneration for Permanent and Non-Permanent Employees Status Pekerja Employment Status Jenis Remunerasi Type of Remuneration Pegawai Tetap Permanent Employee Gaji Pokok Basic Wage Upah Kerja Lembur Overtime Pay Asuransi Jiwa Life Insurance Asuransi Kesehatan Health Insurance Tunjangan Kecelakaan Kerja Occupational Accident Benefit Tunjangan Kehamilan Maternity Benefit Tunjangan Profesi Professional Allowance Cuti Tahunan Annual Leaves Cuti Bulanan Monthly Leaves Cuti Melahirkan Maternity Leaves Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) Defined Benefit Pension Plan and Defined Contribution Pension Plan Housing Ownership Assistance Program (HOAP) House Ownership Assistance Program (HOAP) Car Ownership Assistance Program (COAP) Car Ownership Assistance Program (COAP) Emergency Loan Emergency Loan Bantuan pemakaman dan santunan kematian Funeral Assistance and Death Benefit Pengurusan Paspor dan Visa Passport and Visa Application Perjalanan Dinas Dalam dan Luar Negeri Domestic and Foreign Business Trip Fasilitas Istirahat Tahunan Annual Refreshment Facility Perusahaan juga memberikan cuti hamil atau melahirkan bagi pekerja wanita untuk dapat mengambil istirahat sebelum dan setelah melahirkan selama maksimum 3 bulan. Selain itu, pekerja pria juga dapat mengajukan ijin meninggalkan pekerjaan selama 3 hari jika istrinya melahirkan. Fasilitas tersebut telah diatur secara formal dalam Peraturan Perusahaan PT Pertamina EP Cepu Periode 2012 - 2014. Selama periode pelaporan, terdapat 3 orang p e ke r j a w a n i ta y a ng m en gg un a k a n h a k c ut i hamil/melahirkan dan 12 orang pekerja pria yang menggunakan hak cuti ijin meninggalkan pekerjaan, seluruh pekerja tersebut (termasuk pekerja yang menggunakan hak cuti pada periode sebelumnya) bekerja kembali pada Perusahaan setelah masa cuti berakhir (rasio bekerja kembali dan retensi 100%). [G4-LA3] Pegawai Tidak Tetap Non-Permanent Employee The Company also provides maternity leaves for female employees prior to and after childbirth for a maximum of three months. A male employee may also apply for a 3-day leave when his wife gives birth. The facility has been formally established in PT Pertamina EP Cepu Corporate Regulation of 2012-2014. During the reporting period, 3 female employees have used their entitled maternity leave , while 12 male workers also applied for the facility. These employees returned to the Company when the leave period ended (re-employment ratio and retention 100%). [G4-LA3] 99 100 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu MENUMBUHKAN BUDAYA KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA FOSTERING OCCUPATIONAL HEALTH, SAFETY, AND SECURITY CULTURES Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja terhadap pekerja adalah prioritas utama dari aktivitas bisnis perusahaan Occupational Health, Safety, and Security of the workers are the main priorities of Company's business activities. Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Occupational Health, Safety, and Security “Tidak ada pekerjaan yang lebih penting atau mendesak selain daripada keselamatan anda, rekan kerja, pekerja lain atau orang lain” "No job is more important nor more urgent than your safety, the safety of your colleagues, of co-workers, and of others" - Amril Thaib Mandailing, Direktur Utama PEPC PEPC President Director - “Zero Accident” menjadi target utama kinerja kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan kerja Perusahaan, oleh karena itu Perusahaan senantiasa berkomitmen untuk menerapkan budaya peduli Health, Safety, Security and Environment yang berkelanjutan. "Zero Accident" becomes the main target of the Company's occupational health, safety, security and environment performance. Therefore the Company is constantly committed to implementing a culture of awareness of sustainable Health, Safety, Security, and Environment. PEPC menyadari bahwa pengelolaan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan Kerja (Health, Safety, Security and Environment/HSSE) merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai produktivitas kinerja yang optimal, mengingat karakteristik bisnis Perusahaan yang memiliki risiko kecelakaan kerja cukup tinggi. Oleh karena itu, Perusahaan senantiasa berkomitmen untuk meminimalisir potensi dampak negatif dari aspek-aspek Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan Kerja melalui penerapan budaya HSSE yang baik berdasarkan standar internasional secara konsisten dan berkesinambungan. Budaya peduli HSSE tersebut telah disosialisasikan dan diimplementasikan kepada seluruh Insan PEPC pada semua tingkatan jabatan dimulai dari Direktur Utama hingga Pelaksana di lapangan termasuk mitra kerja dan rekanan. Untuk mendukung penerapan budaya peduli HSSE, Perusahaan telah membuat berbagai program sebagai berikut: [ G 4 - D M A - L A , H S 1 , H S 2 ] PEPC realizes the essential role of Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) management in reaching optimal performance and productivity, considering the Company's relatively high-risk business character. Therefore the Company is committed to constantly mitigate negative impact potentials of the occupational health, safety, and security aspects with consistent, sustainable, wellimplemented HSSE culture based on international standards. Such culture of HSSE awareness is disseminated to and implemented by all PEPC personnel, from the President Director to Executives in the field including work partners and vendors. To support HSSE awareness in its corporate culture, the Company has devised the following: 1. Membuat Kebijakan HSSE sebagai bentuk komitmen keselamatan, kesehatan dan keamanan lingkungan bagi pekerja dan para pemangku lainnya; 2. Membuat Buku Sistem Manajemen HSSE dan 72 Panduan Kerja Operasi untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan proses operasi rutin; 3. Menyusun Tata Kerja Organisasi (TKO) terkait aspek HSSE; 4. Membuat dokumen perencanaan Safety In Design sebagai dasar untuk menyusun Dokumen HSSE Plan proyek PEPC; 5. Membuat buku saku HSSE yang dapat pahami oleh pekerja dan dapat diterapkan dalam melakukan pekerjaan operasional sehari-hari; 6. Membuat standar keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan untuk tempat kerja, serta inspeksi peralatan, sarana dan fasilitas (sesuai dengan Peraturan/Standard /STK); 1. An HSSE Policy as a form of commitment in health, safety, security, and environment towards workers and other stakeholders. 2. A HSSE Management System Book and 72 Operational Working Guidelines as References for daily operations. 7. Membuat sistem Contractor Safety Management System (CSMS) dalam proses pengadaan, untuk memastikan kepatuhan mitra kerja terhadap Aspek HSSE PEPC. [G4-DMA-LA, HS1, HS2] 3. Organizational Working Procedures for HSSE Aspects. 4. A Safety in Design document as the basis in preparing HSSE Plan for PEPC projects. 5. An HSSE pocketbook which is easily understood by workers and applicable for daily operations. 6. Occupational health, safety, security, and environment standards, in addition to equipment, infrastructure, and facilities inspections (in accordance with Regulations/Standard/System of Working Procedures (STK)). 7. Contractor Safety Management System (CSMS) in procurement process to ensure Vendors' compliance to PEPC HSSE Aspects. 101 102 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Aspek-aspek HSSE yang menjadi perhatian Perusahaan meliputi pendidikan dan pelatihan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja, prosedur perlindungan pada pekerjaan yang berisiko tinggi, implementasi dan pengawasan kesehatan kerja, ketersediaan perlengkapan alat keamanan dan keselamatan kerja, serta kewajiban untuk melaporkan kinerja HSSE. Keseluruhan aspek tersebut telah diatur secara formal dalam Peraturan Perusahaan Periode 2012-2014 Bab VII tentang Perlindungan Pekerja, sehingga dapat diimplementasikan secara berkesinambungan. Pada periode pelaporan, Perusahaan belum memiliki perjanjian formal tentang HSSE dengan Serikat Pekerja namun Perusahaan menggunakan ketentuan tentang HSSE dalam Perjanjian Kerja Bersama PT Pertamina (persero) dengan serikat pekerjanya. [G4-LA8, SE16, HS1] The HSSE Aspects that are the Company's concerns include occupational health, safety, and security education and training, protective procedures for high-risk jobs, occupational health implementation and supervision, availability of occupational security and safety equipment, and the obligation to report the HSSE performance. These entire aspects have been formally set in Company Regulation of 2012-2014 Chapter VII concerning Worker Protection to be implemented in a sustainable manner. In the reporting period, the Company has not been devised a formal agreement on HSSE with the Labor Union. However, the Company has used the provisions concerning HSSE in the Collective Labor Agreement between PT Pertamina (Persero) and its labor union. [G4-LA8, SE16, HS1] SISTEM MANAJEMEN HSSE PEPC PEPC HSSE MANAGEMENT SYSTEM Gambar 10.1 Sistem Manajemen HSSE PEPC Figure 10.1 PEPC HSSE Management System PLAN ADJUST 8. Tinjauan Manajemen Management Review 1 ASSESS KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN LEADERSHIP AND COMMITMENT 7. Audit HSSE HSSE Audit Manajemen pengelolaan HSSE Perusahaan berpedoman pada Sistem Manajemen HSSE (SM HSSE) untuk kegiatan hulu perminyakan dan gas berstandar internasional yang disertai dengan 72 Panduan Kerja Operasional (PKO) sebagai landasan pengendalian risiko HSSE yang terintegrasi dengan kegiatan operasional Perusahaan. Pengendalian risiko HSSE dilakukan dengan melakukan pengaturan jam kerja, penetapan prosedur kerja yang aman, pemantauan lingkungan kerja, pemakaian alat pelindung diri serta promosi kesehatan. Berdasarkan sistem tersebut, Perusahaan telah menyusun Road Map HSSE Excellence 2013-2020 yang memuat sasaran utama, strategi dan program-program kerja HSSE. Road Map tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh unit di lingkungan Perusahaan termasuk mitra kerja dan rekanan (Contractor Safety Management System atau CSMS). [G4-DMA-LA] 2. Kebijakan dan Sasaran Strategis Policy and Strategic Objectives 3. Organisasi, Tanggung Jawab, Sumber Daya, Standar dan Dokumentasi Organization, Responsibilities, Resources, Standards and Documentation DO 4. Proses Manajemen Bahaya dan Risiko Hazards and Risk Management Process 5. Pengendalian Operasional dan Pemeliharaan Operational Control and Maintenance 6. Monitoring Pelaksanaan dan Pelaporan Implementation Monitoring and Reporting The Company's HSSE is managed , using as reference the HSSE Management System for internationally standardized oil and gas upstream operations in addition to 72 Operational Working Guidelines. These are used as the basis for HSSE risk controlling which is integrated with operational activities of the Company through working hours scheduling, safe working procedures, occupational environment supervision, the use of personal protective equipment, and health promotion. Under such system, PEPC has established HSSE Excellence 2013-2020 Roadmap as HSSE's main targets, strategies, and work programs. The Roadmap has been disseminated to all units within the corporate environment, not to mention to work partners (Contractor Safety Management System/CSMS). [G4-DMA-LA] Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Occupational Health, Safety, and Security ROADMAP HSSE PEPC PEPC HSSE ROADMAP OHSAS 18001 ISO 14001, PROPER BIRU UNTUK ADK & KK, SILVER UNTUK SECURITY ISO 14001, PROPER BLUE for ADK and KK, Silver for Security 2013 Pembuatan SM HSSE dan Manual HSSE, STK HSSE Pembuatan, Sosialisasi dan Implementasi CSMS, PEKA, Surat Izin Kerja Aman (SIKA) Pembinaan dan Training HSSE AMDAL Proyek JTB Establishment of HSSE Management System and HSSE Manual, HSSE System of Working Procedures Preparation, socialization, and implementation of CSMS, PEKA, and Safe Work Permit (SIKA) HSSE Coaching and Training JTB Project Environmental Impact Analysis 2014 Pembinaan dan Training HSSE (internal & eksternal, incl. Auditor OSHAS dan ISO) Pembuatan dan Implementasi SMP Enterprise Resource Planning (ERP) dan perlengkapan dan pelatihan Aspek HSE masuk dalam penilaian KPI Management Walk Through, Safety Moment, Rewards Pembuatan video sosialisasi dan video awareness Pembuatan Modul Pelatihan internal Implementasi dan evaluasi OH (Occupational Health) dan IH (Industrial Hygiene) Audit dan Evaluasi SM HSSE serta Review Management HSSE Coaching and Training (internal and external, incl. OSHAS and ISO Auditors) Preparation and Implementation of SMP Enterprise Resource Planning (ERP) and equipment and training HSE Aspect included as KPI assessment Management Walkthrough, Safety Moment, Rewards Production of socialization and awareness videos Preparation of internal Training Module Implementation and evaluation of OH (Occupational Health) dan IH (Industrial Hygiene) HSSE Management System Audit and Evaluation and Management Review 2015 PROPER BIRU UNTUK ADK & KK PROPER BLUE for ADK and KK 2016 Pembinaan dan Training HSSE (internal & eksternal) Emergency Respon Drill (Fire, Oil Spill, dan lain-lain) Implementasi HSSE Passport Contractor Safety Workshop & Rewards Aspek HSE masuk dalam penilaian KPI Management Walk Through, Safety Moment, Rewards Audit dan Evaluasi SM HSSE serta Review Management Pembinaan dan Training HSSE (internal & eksternal) Energi Efisiensi & Emission Reduction Emergency Respon Drill (Fire, Oil Spill, dan lain-lain) Contractor Safety Workshop & Rewards Aspek HSE masuk dalam penilaian KPI Management Walk Through, Safety Moment, Rewards Audit dan Evaluasi SM HSSE serta Review Management HSSE Coaching and Training (internal and external) Emergency Response Drill (Fire, Oil Spill, etc.) HSSE Passport Implementation Contractor Safety Workshop and Rewards HSE Aspect included as KPI assessment Management Walkthrough, Safety Moment, Rewards HSSE Management System Audit and Evaluation and Management Review HSSE Coaching and Training (internal and external) Energy Efficiency and Emission Reduction Emergency Response Drill (Fire, Oil Spill, etc.) Contractor Safety Workshop and Rewards HSE Aspect included as KPI assessment Management Walkthrough, Safety Moment, Rewards HSSE Management System Audit and Evaluation and Management Review 103 104 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu PROPER HIJAU UNTUK ADK & KK, ISRS 7 LEVEL 4, RE-SERTIFIKASI OSHAS 18001 PROPER GREEN for ADK and KK, ISRS 7 Level 4, OSHAS 18001 Recertification 2017 Pembinaan dan Training HSSE (internal & eksternal) Energi Efisiensi & Emission Reduction Emergency Respon Drill (Fire, Oil Spill, dan lain-lain) Implementasi HSSE Passport Contractor Safety Workshop & Rewards Aspek HSE masuk dalam penilaian KPI Management Walk Through, Safety Moment, Rewards Audit dan Evaluasi SM HSSE serta Review Management HSSE Coaching and Training (internal and external) Energy Efficiency and Emission Reduction Emergency Response Drill (Fire, Oil Spill, etc.) HSSE Passport Implementation Contractor Safety Workshop and Rewards HSE Aspect included as KPI assessment Management Walkthrough, Safety Moment, Rewards HSSE Management System Audit and Evaluation and Management Review PROPER HIJAU UNTUK ADK & KK, GOLD UNTUK SECURITY, ISRS 7 LEVEL 5 PROPER EMAS UNTUK ADK & KK, PROPER BIRU UNTUK JTB, ISRS 7 LEVEL 6 2018 2019 PROPER GREEN for ADK and KK, GOLD for Security, ISRS 7 Level 5 PROPER GOLD for ADK and KK, PROPER BLUE for JTB, ISRS 7 Level 6 PROPER EMAS UNTUK ADK & KK, PROPER BIRU UNTUK JTB, ISRS 7 LEVEL 7 PROPER GOLD for ADK and KK, PROPER BLUE for JTB, ISRS 7 Level 7 2020 Pembinaan dan Training HSSE (internal & eksternal) Energi Efisiensi & Emission Reduction Emergency Respon Drill (Fire, Oil Spill, dan lain-lain) Implementasi HSSE Passport Contractor Safety Workshop & Rewards Aspek HSE masuk dalam penilaian KPI Management Walk Through, Safety Moment, Rewards Audit dan Evaluasi SM HSSE serta Review Management Pembinaan dan Training HSSE (internal & eksternal) Energi Efisiensi & Emission Reduction Emergency Respon Drill (Fire, Oil Spill, dan lain-lain) Implementasi HSSE Passport Contractor Safety Workshop & Rewards Aspek HSE masuk dalam penilaian KPI Management Walk Through, Safety Moment, Rewards Audit dan Evaluasi SM HSSE serta Review Management Pembinaan dan Training HSSE (internal & eksternal) Energi Efisiensi & Emission Reduction Emergency Respon Drill (Fire, Oil Spill, dan lain-lain) Implementasi HSSE Passport Contractor Safety Workshop & Rewards Aspek HSE masuk dalam penilaian KPI Management Walk Through, Safety Moment, Rewards Audit dan Evaluasi SM HSSE serta Review Management HSSE Coaching and Training (internal and external) Energy Efficiency and Emission Reduction Emergency Response Drill (Fire, Oil Spill, etc.) HSSE Passport Implementation Contractor Safety Workshop and Rewards HSE Aspect included as KPI assessment Management Walkthrough, Safety Moment, Rewards HSSE Management System Audit and Evaluation and Management Review HSSE Coaching and Training (internal and external) Energy Efficiency and Emission Reduction Emergency Response Drill (Fire, Oil Spill, etc.) HSSE Passport Implementation Contractor Safety Workshop and Rewards HSE Aspect included as KPI assessment Management Walkthrough, Safety Moment, Rewards HSSE Management System Audit and Evaluation and Management Review HSSE Coaching and Training (internal and external) Energy Efficiency and Emission Reduction Emergency Response Drill (Fire, Oil Spill, etc.) HSSE Passport Implementation Contractor Safety Workshop and Rewards HSE Aspect included as KPI assessment Management Walkthrough, Safety Moment, Rewards HSSE Management System Audit and Evaluation and Management Review Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Occupational Health, Safety, and Security Struktur Organisasi HSSE PEPC PEPC HSSE Organizational Structure Struktur dan kedudukan unit HSSE diatur dalam SK Struktur Organisasi HSSE Nomor Kpts. 012/CP0000/2014-SO tentang Organisasi dan Tata Kerja PEPC tanggal 15 April 2014. HSSE structure and position are regulated in Decision Letter of HSSE Organizational Structure No. Kpts. 012/CP0000/ 2014-SO on PEPC Organization and Working Procedure dated April 15, 2014. Struktur Organisasi HSSE PEPC PEPC HSSE Organizational Structure Gambar 10.2 Struktur Organisasi HSSE PEPC Figure 10.2 PEPC HSSE Organizational Structure President Director HSSE Manager Asman Safety & Health Environment Specialist Asman Security Health & Safety Performance Coordinator Security Coordinator Safety Specialist Area Supervisor OHIH Specialist Supervisor Analyst OIMS Specialist Berdasarkan struktur tata kelola, pengelolaan HSSE Perusahaan dikoordinasikan oleh Manajer HSSE yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama serta memiliki jalur koordinasi dengan Asisten Manager Safety & Health, Asisten Manager Environment Specialist, Asisten Manager Security dan Operations Integrity Management System (OIMS) Specialist. In the organizational structure, the Company HSSE unit is led by a HSSE Manager who directly reports to the President Director and has communication line with the Safety and Health Assistant Manager, the Environment Specialist, the Security Assistant Manager, and the Operations Integrity Management System (OIMS) Specialist. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) Advisory Committee of Safety and Health at Work (P2K3) Demi meningkatkan kinerja HSSE, Perusahaan telah membentuk Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3) untuk mendorong terwujudnya budaya kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan Perusahaan sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 1125/2013 tentang Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di Lingkungan PT Pertamina EP Cepu tanggal 25 Februari 2013. To improve its HSSE performance, the Company has established an Advisory Committee of Safety and Health at Work (P2K3) to foster occupational health and safety culture within the corporate environment pursuant to the Decree of the Head of Department of Manpower and Transmigration of the Jakarta Special Region Number 1125/2013 concerning the Ratification of Advisory Committee of Safety and Health at Work (ACSHW) for PT Pertamina EP Cepu on February 25, 2013. 105 106 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu P2K3 menangani seluruh pelaksanakan kebijakan dan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan Perusahaan. P2K3 ini beranggotakan manajemen dan pekerja, dengan struktur formal kepengurusan sebanyak 15 pekerja (7% dari total seluruh pekerja Perusahaan) yang terdiri dari 1 ketua, 1 wakil ketua, 1 sekretaris, 1 wakil sekretaris, dan 11 anggota. Keanggotaan komite HSSE berasal dari beberapa fungsi yang mencerminkan perwakilan manajemen fungsi. [G4-LA5, HS1] The committee handles overall implementation of occupational safety and health policy and procedures within the Company. Composed of managerial personnel and workers, the ACSHW is represented formally by 15 workers (7% of total Company's employees), i.e. one chairperson, one vice-chairperson, one secretary, one vice-secretary, and eleven members. The HSSE committee is formed of several functions which reflects the representatives of functional management. [G4-LA5, HS1] Gambar 10.3 Struktur Organisasi P2K3 Figure 10.3 P2K3 Organizational Structure Ketua P2K3 P2K3 Chairman Direktur Utama President Director Amril Thaib Mandailing Wakil P2K3 P2K3 Vice-chairman HSSE Manager Tri Sapta Mulia Tambunan Anggota P2K3 P2K3 Members Cepu Safety Emerg Lead : M. Taufik N. Arifin Corp. Safety & Security : Wibisono HSE Safety : Tania Pramadewi Security : Huberto R. V. S. D General Support Staff : Hasan Basri Asst. Manager Human Capital : Agung Nugraha H Treasury : Dimas Satriyo Quality Staff : R. Feri Sutanto Project Engineer : P. Rinaldo Pasaribu Legal Staff : Wibowo Budihananto Finance Staff : Riyo Yudhistira Drilling Engineer : Firman Aulia Contract Specialist : Naomi Lousiana KEAMANAN KERJA OCCUPATIONAL SECURITY Seluruh pekerja memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan pada semua aspek di tempat kerja mereka dan memastikan bahwa asset Perusahaan, sumber daya, serta informasi yang dipercayakan kepadanya dilindungi dari pihak yang tidak memiliki kewenangan untuk menggunakan atau memasukinya. Oleh karena itu penting bagi pekerja untuk menyadari dan sepenuhnya mematuhi Kebijakan Keamanan Perusahaan. All employees are responsible for maintaining the security of all aspects of their workplace and for ensuring that the Company's assets, resources, and information entrusted are protected from unauthorized parties trying to utilize or enter into such facilities. Therefore it is important for employees to be familiar with and to wholly comply with the Company's Security Policy. Perusahaan telah mengimplementasikan standar pengamanan terbaik dan memiliki kerjasama langsung dengan penyelenggara keamanan negara. Pedoman Tanggung Jawab Pengamanan Bersama diciptakan, disosialisasikan dan diuji demi kepentingan pengelolaan bisnis Perusahaan, lingkungan wilayah kerja, masyarakat, daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. The Company has implemented the best security standard as well as forming close cooperation with National Security forces. The Guidelines on the Shared Responsibility on Security are created, disseminated, and tested in the interest of the Company's business management, surrounding work areas, the community, regions, and the Country. Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Occupational Health, Safety, and Security Sebelum memulai pekerjaan, Perusahaan selalu menginspeksi lokasi dan menentukan risiko adanya ancaman terhadap keamanan kerja. Jika ada, Perusahaan akan mengatasi ancaman yang teridentifikasi sebelum memulai pekerjaan serta mengambil langkah-langkah untuk mencegah ancaman tersebut. Prior to initiating works, the Company inspects the location in order to identify any potential harm. Any identified harm will be later addressed through preventive measures prior to initiating operation activities. Perusahaan juga menyelenggarakan beberapa pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan para satuan personal keamanan (sekuriti), diantaranya: 1. Gada Utama 2. Incident Investigations 3. Lead Auditor SMP 4. Fire & Rescue Type A 5. Fire & Rescue Batch II 6. Security Design Program The Company also holds various knowledge-improvement trainings for security personnel, such as: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Gada Utama Incident Investigations Lead Auditor SMP Fire & Rescue Type A Fire & Rescue Batch II Security Design Program 107 108 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu KESEHATAN KERJA OCCUPATIONAL HEALTH Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, banyak jenis pekerjaan dalam bisnis PEPC yang memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan para pekerja akibat faktor cuaca, peralatan, radiasi, gas hidrokarbon serta debu di lingkungan kerja. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mewujudkan tingkat kesehatan yang optimal bagi pekerja dan keluarganya, Perusahaan menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan kesehatan dengan mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Perusahaan juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala kepada setiap pekerja dan istri/suami pekerja sehingga kondisi kesehatannya selalu terpantau dengan baik. Pemeriksanaan tersebut merupakan upaya deteksi dini dan pencegahan terhadap risiko kelelahan, stres, dan penyakit endemik akibat pekerjaan, sehingga kinerja para pegawai dapat terus optimal. Selain itu, Perusahaan juga memberikan fasilitas kebugaran yang bertujuan untuk meningkatkan semangat dan produktivitas para pekerja dalam lingkungan kerja yang dinamis [G4-14, G4-LA7, HS2]. Sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kesehatan pekerja, program peningkatkan kualitas kesehatan kerja tidak hanya dilakukan untuk para pekerja, tetapi juga meliputi keluarga pekerja dan mitra kerja. As a Company engaged in in oil and natural gas exploration and production, many of its operations expose workers to high health risks, due to factors such as weather, equipment, radiation, hydrocarbon, and dusts in the field. As a result, to optimize health protection to workers and their family, the Company carries out a healthcare insurance program by registering its employees in the Social Security Organizing Body (BPJS) program. The Company also provides regular medical examination for workers and their spouse to check up on their health. Such examination is an effort of early detection and prevention of risks of fatigue, stress, and occupational endemic diseases, to maintain optimized performance of the employees. The Company also provides fitness facilities which aims at increasing the spirit and productivity of workers within a dynamic work environment. [G4-14, G4-LA7, HS2]. To express awareness of the employees' health, the occupational health improvement program is aimed to not only employees, but also to their family as well as work partners. Medical Check Up On Site PEPC bekerja sama dengan Pertamedika RSPJ (Rumah Sakit Pertamina Jaya) menyelenggarakan medical check up on site pada tanggal 25-26 Juni 2014 di Lantai 5 Gedung Patra Office Tower. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik (oleh dokter umum dan dokter gigi); pemeriksaan elektrokardiografi (EKG), treadmill dan jantung oleh dan diawasi dokter spesialis jantung; pemeriksaan Ultrasonografi (USG) (dilakukan oleh dokter spesialis radiologi; pemeriksaan mata; pemeriksaan audiometri; pemeriksaan lab (darah, urin dan feses); foto rontgen; spirometri; dan pemeriksaan pap smear bagi pekerja wanita yang telah menikah. PEPC, in cooperation with Pertamedika RSPJ (Pertamina Jaya Hospital), held on-site medical checkup on June 2526, 2014 at the 5th Floor of Patra Office Tower Building. The checkup covered physical examinations (by general practitioners and dentists), electrocardiography (ECG) test, treadmill, and cardiac exam conducted and supervised by cardiologists; Ultrasound (USG) test (by radiologists); eye examination; audiometric test, lab tests (blood, urine, and feces); x-ray exam; spirometry; and pap smear for married female employees. Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Occupational Health, Safety, and Security Basic Food Safety & Hygiene Sanitation Training (BFS & HST) Perusahaan telah melakukan pelatihan tentang dasar-dasar kesehatan, keselamatan makanan dan hygiene sanitasi bagi para penyaji makanan dan minuman (office boy dan office girl) pada tanggal 18 Oktober dan 24 Oktober 2014. Pelatihan ini diikuti oleh hampir semua penyedia makanan Perusahaan, baik yang bertugas di kantor Jakarta maupun Bojonegoro. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, sikap dan prilaku penyaji makanan dan minuman tentang pentingnya menjaga kebersihan kantor, meningkatkan mutu layanan penyajian makan dan minuman serta menghindari terjadinya penularan penyakit melalui makanan dan minuman bagi para pekerja PEPC. The Company has provided Basic Food Safety and Hygiene Sanitation Training (BFS and HST) to food and beverage servers (officeboys/girls) on October 18 and 24, 2014. The trainings were attended by almost all food and beverage servers in the Company, both from Jakarta and Bojonegoro offices. The trainings aim at improving knowledge, understanding, attitude, and behavior of these food and beverage servers, in addition to avoid the spreading of foodborne and waterborne diseases among PEPC employees. Hari AIDS Sedunia - Cegah dan Lindungi Diri, Keluarga, Masyarakat dari HIV dan AIDS Dalam Rangka Perlindungan HAM World AIDS Day - Preventing and Protecting Oneself, Family, Community from HIV and AIDS for Human Rights Selain itu, sebagai bentuk solidaritas tentang pentingnya upaya pencegahan dan perlindungan terhadap diri, keluarga dan masyarakat dari penyebaran dan kontaminasi HIV dan penyakit AIDS, Perusahaan telah melakukan kampanye pencegahan HIV/AIDS yang bertemakan "Hari AIDS Sedunia - Cegah dan Lindungi Diri, Keluarga, Masyarakat dari HIV dan AIDS Dalam Rangka Perlindungan HAM" serta diikuti oleh seluruh pekerja dan mitra kerja Perusahaan. Kampanye ini juga diselenggarakan dalam rangka partisipasi Perusahaan memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2014. Dalam kampanye ini, Perusahaan membagikan kepada seluruh pekerja dan mitra kerja antara lain poster, leaflet, booklet dan pin tentang HIV/AIDS. To show solidarity on the importance of the prevention and protection to oneself, family, and the community against the spread and contamination of HIV and AIDS, the Company has conducted HIV/AIDS prevention campaign with the theme "World AIDS Day - Preventing and Protecting Yourself, Your Family, and the Community from HIV and AIDS for Human Rights Protection" which was attended by all employees and partners of the Company. The campaign was also conducted as Company's participation in commemorating the World AIDS Day on December 1, 2014. During the campaign the Company distributed HIV/AIDS-related posters, leaflets, booklets, and pins to employees and work partners. 109 110 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu KESELAMATAN KERJA OCCUPATIONAL SAFETY Karakteristik bisnis perusahaan yang mengelola sumber daya alam memiliki risiko yang tinggi terhadap keselamatan para pekerjanya. Oleh karena itu, keselamatan pekerja adalah prioritas utama bagi Perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Komitmen tersebut diwujudkan dengan menyediakan semua perlengkapan keselamatan kerja seperti coverall, sepatu, helm, sarung tangan, kacamata, dan perlengkapan lainnya sesuai dengan standar keselamatan kerja di bidang bisnis hulu minyak dan gas. Perusahaan juga melakukan penyesuaian dan perbaikan perlengkapan keselamatan kerja secara terus menerus dengan mengadopsi teknologi keselamatan kerja yang mutakhir. Selain itu, komitmen ini juga dicerminkan melalui Panduan Kerja Organisasi (PKO) PEPC Nomor A001/PKO.2-02/CP3010/2013-S0 tentang Kebijakan Untuk Menghentikan Pekerjaan, yang memberikan hak kepada siapapun untuk menghentikan pekerjaan apabila diyakini terdapat pelanggaran terhadap standar prosedur keselamatan Perusahaan. The Company's business characteristic, which manages natural resources, brings high risks to the safety of its workers. Therefore the safety of workers becomes the main priority for the Company in running its business activities. The commitment is realized by the provision of occupational safety equipment such as coverall, shoes, helmet, gloves, goggles, and other items in accordance with occupational safety standard in oil and gas upstream industry. The Company also makes continuous adjustment and improvement with the adoption of the latest technology in occupational safety. Such commitment is also reflected through the PEPC Organizational Working Guidelines Number A-001/PKO.2-02/CP3010/2013-S0 concerning the Stop the Job Policy which grants the right to any person to stop a job when a violation against Company's safety standard procedure is believed to occur. Sistem dan proses kerja utama Perusahaan juga dirancang dan dikelola untuk menjamin keselamatan pekerja atas kemungkinan bencana dan keadaan darurat dengan mengacu pada Tata Kerja Organisasi (TKO) PEPC Nomor 001/PEPC/2011-S0 tentang Pedoman Kesiagaan dan Penanggulangan Keadaan Darurat dan TKO PEPC Nomor 005/PEPC/2010-S0 tentang Pengadaan Barang/Jasa. Sistem ini dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana dan keadaan darurat (emergency), baik pada tahap pencegahan, pengelolaan, kelangsungan operasi dan pemulihan. [OG13, HS5] The Company's main system and work process is also designed and managed to anticipate workers' safety on the possibility of disasters and emergencies by referring to PEPC Or ganizationa l W or king P rocedur es N o. 001/PEPC/2011-S0 concerning the Guidelines for Emergency Preparedness and Response and PEPC Organizational Working Procedures No. 005/PEPC/2010S0 concerning Goods/Services Procurement. The system anticipates the occurrence of disaster and emergency at prevention, management, operational continuity, and recovery stages. [OG13, HS5] Gambar 10.4 Proses Keselamatan Kerja Figure 10.4 Occupational Safety Process SAFETY PROCESS TAHAP PEMULIHAN RECOVERY STAGE TAHAP PENCEGAHAN PREVENTION STAGE TAHAP PENGELOLAAN MANAGEMENT STAGE TAHAP KELANGSUNGAN OPERASI OPERATIONAL CONTINUITY STAGE Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Occupational Health, Safety, and Security A. Tahap Pencegahan dilakukan dengan cara: [G4-14] Secara berkala melakukan pelatihan dan simulasi tanggap darurat (emergency response) untuk meningkatkan kesiagaan pekerja. Pelatihan ini dilakukan di bawah koordinasi HSSE Perusahaan Dibentuk organisasi Tim Floor Warden (tim pengelola bencana dan keadaan darurat) Menyusun dokumen manajemen risiko Melakukan inspeksi peralatan secara periodik, misal melalui penerapan Risk Based Inspection (RBI) Implementasi standar kerja seperti yang tertera dalam TKO PEPC Nomor A-003/I00400/2009-SO Melakukan pelatihan dan sertifikasi pada pekerjapekerja yang sifat pekerjaanya rentan terhadap bahaya bencana maupun keadaan darurat Melakukan kajian/identifikasi terhadap potensial hazards yang terdapat pada kegiatan operasi Melakukan Job Safety Analysis Melakukan pelatihan keadaan darurat Melengkapi sarana dan prasarana fasilitas operasi antara lain peralatan fire-fighting serta melakukan kegiatan fire-drill secara periodik Mempersiapkan tenaga-tenaga ahli menangani bencana dan keadaan darurat. A. Prevention Stage, by: [G4-14] Regularly conducting emergency response drill and simulation to improve workers' alertness. The drill is conducted under PEPC HSSE coordination. Establishing Floor Warden Team (disaster and emergency management team). Preparing risk management document. Conducting regular equipment inspection, e.g. with the implementation of Risk-Based Inspection (RBI). Implementing working standards as set forth in PEPC Organizational Working Procedures No. A-003/I00400/2009-SO. Providing training and certification to workers with disaster/emergency-prone duties. Conducting review/identification of potential hazards in operational activities. Performing Job Safety Analysis. Conducting emergency drills. Replenishing operational facilities and infrastructure, e.g. firefighting equipment and conducing routine firedrill. Preparing experts to handle disasters and emergencies. B. Tahap Pengelolaan dilakukan dengan cara: B. Management Stage, by: C. Tahap Kelangsungan Operasi dilakukan dengan cara: C. Operational Continuity Stage, by: D.Tahap Pemulihan dilakukan dengan cara: D.Recovery Stage, by: Penanggung jawab utama bencana mengambil komando operasi penanganan bencana, atau keadaan emergency Tim Floor Warden mengatur strategi dan taktik operasi sesuai dengan bencana dan keadaan darurat yang dihadapi Tim Floor Warden terus beroperasi sesuai prosedur yang telah ditetapkan Seluruh kegiatan utama bisnis Perusahaan dialihkan pada lokasi yang telah ditentukan sesuai prosedur Seluruh pekerja direlokasi ke tempat yang aman yang telah ditentukan sesuai rencana untuk menjalankan tugas pekerjaannya Dilakukan pemastian berjalannya pelayanan pelanggan untuk semaksimal mungkin mendapatkan jaminan pasokan minyak sesuai yang dijanjikan Dilakukan penanganan emergency sesuai ketentuan Redundant peralatan utama untuk menjamin realibility operation Perbaikan, penggantian dan memfungsikan kembali perangkat dan fasilitas yang rusak Menerapkan Disaster Recovery Plan (DRP) dari sisi Teknologi Informasi (TI), yang meliputi Disaster Recovery Center (DRC) untuk mengamankan dan back up seluruh data bisnis Penyediaan critical part untuk peralatan utama untuk meminalisir downtime. Mengusahakan claim assurance yang telah dijamin Disaster main person in-charge takes command of responses during a disaster or emergency. Floor Warden sets strategies and operational tactics to address the disaster or emergency being faced. Floor Warden keeps operating under predetermined procedures. All Company's main business activities are transferred to predetermined location in accordance with the procedures. All workers are relocated to a predetermined safe location to continue their duties. The service to customers needs to be assured of its continuity to provide oil supply as promised. Emergency response is conducted as provisioned. Back-up main equipment to ensure operational reliability. Repairing, replacing, and refunctioning damaged equipment and facilities. Implementing Disaster Recovery Plan through Information Technology (IT) which covers Disaster Recovery Center (DRC) to secure and backup all business data. Providing critical parts for main equipment to minimize downtime. Seeking assurance claim for secured items. 111 112 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pelatihan Training Tabel 10.1 Pelatihan Keselamatan Kerja Table 10.1 Safety Training No Nama Program Name of Program Tujuan Pelatihan Training Purposes Jumlah Peserta Number of Participants Jumlah Hari Number of Days 1 Basic HSE Mandatory Training Basic HSE Mandatory Training Untuk memberikan pengetahuan dasar aspekaspek dan program keselamatan kepada pekerja dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari di lapangan guna mencegah terjadiya kecelakaan. To provide basic knowledge on safety aspects and programs to workers in conducting daily operations in the field to avoid accidents. 19 95 2 Pelatihan Fire & Rescue Fire and Rescue Drill Meningkatkan kemampuan dalam menanggulangi bahaya kebakaran dan melakukan penyelamatan baik untuk diri sendiri maupun pada korban. To improve skills in overcoming fire hazard, performing selfrescue, and rescuing victims. 2 8 3 Pelatihan Hazard and Operability Study (HAZOPS) Training on Hazard and Operability Study (HAZOPS) Memahami dasar-dasar mengenai HAZOPS Mampu mengidentifikasi dan menganalisa bahaya di lingkungan kerja Mampu mengidentifikasi dan memperkirakan dampak dari perubahan indikator/parameter yang terjadi selama proses/operasional suatu instalasi To understand HAZOPS basics To acquire the ability to identify and analyze dangers at workplace To acquire the ability to identify and estimate impacts from the changes in indicator/parameter during an installation process/operation 2 6 4 Contractor Safety Management System (CSMS) Contractor Safety Management System (CSMS) Mampu mengklasfikasikan kontraktor berdasarkan pengelolaan aspek HSE Mampu memilih kontraktor sesuai dengan tingkat resiko pekerjaan Mampu melakukan pemantauan dan evaluasi aspek HSSE selama pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor To acquire the ability to classify contractors based on the management of HSE aspects To acquire the ability to select contractors properly according to level of job risks To acquire the ability to monitor and evaluate HSSE aspects during work processes conducted by contractor 1 3 Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Occupational Health, Safety, and Security No 5 Nama Program Name of Program Pelatihan Basic of Proses Safety - Inhouse training JOB PTJM Basic of Process Safety - In-house Training JOB PTJM 6 Pengendalian Vektor Serta Pemeriksaan Air 7 Higienis Industri Junior Industrial Muda (HIMU) Hygiene (HIMU) Tujuan Pelatihan Training Purposes Memahami Peran Pemimpin dalam penerapan Manajemen Keselamatan Proses Memahami Landasan Dasar dari Manajemen Keselamatan Proses Memahami Hubungan Keselamatan Proses dengan Konsep Sebab Insiden Modern Memahami Unsur / Element dari Manajemen Keselamatan Proses Memahami cara melakukan Audit Manajemen Keselamatan Proses To understand the Role of Leader in Process Safety Management implementation To understand the Basis for the Process Safety Management To understand the Relation between Process Safety and Modern Incident-Cause Concept To understand the Elements of Process Safety Management To understand the procedure of Process Safety Management Audit Untuk meningkatan pengetahuan dan kemampuan praktis tentang antisipasi dan identifikasi bahaya kesehatan di tempat kerja dari segi fisik, kimia, biologi dan ergonomi; Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktis tentang teknik pengukuran dan evaluasi bahaya kesehatan di tempat kerja; Meningkatan pengetahuan dan pemahaman pada pekerjaan pemantauan lingkungan dan pekerja kesehatan dan perlindungan keselamatan. To improve knowledge and practical ability on the anticipation and identification of health hazards in terms of physical, chemical, biological, and ergonomics at workplace; To improve knowledge and practical ability on measurement technique and evaluation of health hazards at workplace; Jumlah Hari Number of Days 2 6 1 5 2 10 6 36 2 4 5 25 Vector controlling and water examination To increase knowledge and comprehension on environmental monitoring and workers' health and safety protection. 8 Pelatihan Training on Hydrogen Sulfide Hydrogen (H2S) Sulfide (H2S) Untuk mengenali kapan Hidrogen Sulfida hadir di area kerja dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk bekerja dengan Hidrogen Sulfida aman. To recognize when Hydrogen Sulfide may occur at workplace and taking proper measure to work safely around Hydrogen Sulfide. 9 HSE Leadership HSE Leadership Untuk memberikan pengetahuan keselamatan, baik dari segi program-program untuk mendukung peningkatan budaya HSSE maupun dari segi kepemimpinan. Pelatihan ini ditujukan kepada pekerja yang menjadi pimpinan (leader) di fungsi ataupun di tempat kerja sehingga dapat menjadi role model dalam penerapan budaya HSSE dan menjadi pemimpin yang berwawasan HSSE untuk menggerakkan organisasi. To provide knowledge on safety, both on HSSE culture-fostering programs and on leadership. The training is given to both functional and on-field higherlevel employees (leaders) to act as role models in the implementation of HSSE culture and develop into HSSEinsightful leaders in driving the organization. Junior HSE Mandatory Training Junior HSE Mandatory Training Untuk memberikan pengetahuan aspek-aspek dan program keselamatan kepada pekerja dalam mengawasai dan melaksanakan pekerjaan sehari-hari di lapangan guna mencegah terjadinya kecelakaan. To provide knowledge on safety aspects and programs to workers in monitoring and to conduct daily operations on field to avoid accidents. 10 Jumlah Peserta Number of Participants 113 114 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN KERJA MONITORING ON WORKING ENVIRONMENT QUALITY Perusahaan berkomitmen untuk melakukan pemantauan kualitas lingkungan kerja secara konsisten. Program standar Hygiene Industry telah dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga jaminan persyaratan lingkungan kerja yang sehat dapat terpenuhi. Program tersebut dilakukan terutama melalui pemantauan, koreksi dan rekomendasi terhadap faktor kebisingan, intensitas pencahayaan, temperatur ruangan, aroma, hama, kualitas udara dan penataan tempat kerja (house keeping). Lebih lanjut, Perusahaan memandang program inspeksi antar fungsi secara bersama-sama secara rutin adalah cermin tanggung jawab dan kepedulian bersama menjaga lingkungan kerja yang nyaman. [G4-DMA-LA, HS1, HS2] The Company is committed to consistently monitor the quality of the workplace. The Hygiene Industry standard program is regularly implemented in a sustainable manner to ensure compliance with the healthy working environment provisions through monitoring, correction and recommendation on noise factors, lighting intensity, room temperatures, odor, pests, air quality, housekeeping, etc. Joint inter-functional inspections conducted on a regular basis reflects shared responsibility and awareness to maintain a comfortable working envir onment. [G4-DMA-LA, HS1, HS2] MEDIA KARTU PENGAMATAN KESELAMATAN KERJA (PEKA) OCCUPATIONAL SAFETY OBSERVATION (PEKA) CARD Perusahaan senantiasa mendukung dan mendorong seluruh pekerja agar berpartisipasi aktif dalam memperhatikan aspek kesehatan, keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja melalui mekanisme kartu Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA). Kartu tersebut diletakan di kotak yang tersedia di setiap ruangan kerja yang selanjutnya dimonitor dan ditindaklanjuti secara berkala oleh Komite HSSE Perusahaan. Setiap saran dari kartu tersebut akan berperan dalam peninjauan dan perbaikan yang berkelanjutan yang dapat meningkatkan kinerja HSSE Perusahaan. [G4-DMA-LA, HS1, HS2] The Company continuously supports and encourages its employees to actively participate in paying attention to occupational health, safety, security, and environment aspects which are contained in the Occupational Safety Observation (PEKA) card. The card is placed at available boxes at each work room to be later monitored and followedup by the HSSE Committee of the Company. Each and every input gained from the card is important for sustainable monitoring and enhancement which eventually improves Company's HSSE performance. [G4-DMA-LA, HS1, HS2] Gambar 10.5 Kartu Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA) Figure 10.5 The Occupational Safety Observation (PEKA) Card Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Occupational Health, Safety, and Security HSSE AWARD PEPC PEPC HSSE AWARD Perusahaan menyelenggarakan HSSE Award sebagai bentuk apresiasi Perusahaan kepada pekerja yang telah berhasil melakukan program budaya HSSE dengan optimal. Terdapat tiga kategori dalam HSSE Award yaitu: 1. Best Observer, yaitu pekerja yang memiliki observasi terbaik dalam memperhatikan aspek kesehatan, keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja melalui media kartu Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA); 2. Most Contribution, yaitu pekerja yang paling banyak berkontribusi dalam memperhatikan aspek kesehatan, keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja melalui media kartu Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA); 3. High Score, yaitu pekerja yang meraih nilai tertinggi pada training basic HSE mandatory. KINERJA HSSE PEPC 2014 [G4-LA6, HS3] PEPC HSSE PERFORMANCE IN 2014 PEPC meraih Penghargaan Kecelakaan Nihil pada bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi untuk Tingkat Nasional periode Tahun 2014. Penghargaan secara resmi diberikan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tanggal 26 Mei 2014. Jam Kerja tanpa Kecelakaan yang telah dicapai sampai dengan bulan Desember Tahun 2013 adalah 2.914.905 jam kerja Aman. PEPC received the Zero Accident Award in Oil and Natural Gas Mining category at National Level in 2014. The Award was presented by the Ministry of Manpower and Transmigration on May 26, 2014. As of December 2013, the Company has reached 2,914,905 Work Hours without Accident. The Company holds the HSSE Award in order to pay tributeto its employees for their achievement in implementing the HSSE culture program. There are three HSSE Award categories, i.e. 1. Best Observer, for the employee with the best observation on occupational health, safety, security, and environment through Occupational Safety Observation (PEKA) card. 2. Most Contribution, for the employee with the largest contribution in occupational health, safety, security, and environment through Occupational Safety Observation (PEKA) card. 3. High Score, for the employee who scored highest in the basic HSE mandatory training. 115 116 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu PEPC memiliki tolak ukur keberhasilan penerapan HSSE yang mengacu pada standar yang berlaku. Kami juga memasukan keberhasilan pelaksanaan manajemen HSSE sebagai indikator penilaian kinerja (KPI) Unit atau Fungsi terkait berdasarkan standar internasional. Pada periode pelaporan, PEPC memiliki kinerja yang baik dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur HSSE sehingga berhasil meraih Penghargaan Zero Accident atau Kecelakaan Nihil. PEPC's benchmark for success in its HSSE implementation refers to the applicable standards while also including HSSE management performance as one of the Key Performance Indicators (KPI) for the relevant Unit or Function based on international standards. In the reporting period, PEPC attained good performance in the implementation of HSSE policy and procedures which led it to win the Zero Accident Award. Kinerja HSSE PEPC Tahun 2014 [G4-LA6, HS3] PEPC HSSE Performance in 2014 [G4-LA6, HS3] Tabel 10.2 Kinerja HSSE PEPC Tahun 2014 Table 10.2 PEPC HSSE Performance in 2014 No 1 Item Safety Man Hours Pekerja PEPC PEPC Workers Secondee Secondees 2 Tahun 2014 2014 918.906 29.400 5.040 Outsourching Outsourced workers 27.343 Kontraktor Contractors 27.354 TRIR (Total Recordable Incident Rate) Fatality 0 Lost Time 0 Restricted Work Injury 0 Medical Treatment 0 3 NOA (Number of Accident) 0 4 Kejadian Pencurian Aset Perusahaan 0 Theft of Company Assets 5 HSSE Meeting Selain menerima Penghargaan Kecelakaan Nihil Tingkat Nasional dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pada periode pelaporan Perusahaan mendapatkan apresiasi penghargaan "The Best Upstream HSSE and Housekeeping Standard 2014" dari Pertamina (Persero) Direktorat Hulu karena Perusahaan dapat memenuhi Tujuh Aspek Fundamental HSSE Pertamina (Persero) Direktorat Hulu. In the reporting period, in addition to winning the National Zero Accident Award from the Ministry of Manpower and Transmigration, the Company has also received "The Best Upstream HSSE and Housekeeping Standard 2014" award from the Upstream Directorate of Pertamina (Persero) for the Company's achievement in meeting Seven Fundamental HSSE Aspects of the Upstream Directorate of Pertamina (Persero). 50 Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP ENVIRONMENT PRESERVATION Menjadi Perusahaan Ramah Lingkungan merupakan semangat yang lahir dalam usaha untuk memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat dan bangsa. Becoming an Environmentally-Friendly Company is a spirit that comes from the attempts to give the best contribution to nation and society. 117 118 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu MENUJU PERUSAHAAN RAMAH LINGKUNGAN BECOMING AN ENVIRONMENTALLY-FRIENDLY COMPANY Sebagai perusahaan yang mengolah sumber daya alam, PEPC senantiasa berkomitmen untuk mengimplementasikan tata kelola serta perilaku organisasi yang peduli terhadap lingkungan. Sebab saat ini, sumbangsih terhadap kelestarian lingkungan telah menjadi aspek yang sangat penting dalam menciptakan bisnis yang berkelanjutan. Setiap pengambilan keputusan bisnis harus didasarkan pada nilai dan batasan yang tidak berpotensi untuk menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup. As a Company processing natural resources, PEPC is always committed to implementing environmentally-friendly governance and organizational behavior, because nowadays the contribution to the environment has become a very important aspect in creating sustainable business. Every business decision has to be based on the values and boundaries with no potential of negative impacts on the environment. Sebagai entitas bisnis, Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjaga seluruh praktik bisnisnya agar tetap sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku di industrinya sebagai license-to-operate. Namun lebih daripada itu, Perusahaan sesungguhnya memiliki ruang untuk merealisasikan fungsinya sebagai salah satu agen dalam pembangunan sosial dan lingkungan. PEPC meyakini bahwa prakarsa yang dilakukan dengan melaksanakan mitigasi risiko lingkungan dalam kegiatan bisnisnya justru akan menghasilkan competitive advantage bagi Perusahaan di masa depan. As a business entity, the Company has the responsibility to maintain all its business practices in alignment with applicable regulations and standard in its industry at all times as a license-to-operate. However, more than that, the Company actually has room to carry out its function as agent of social and environmental development. PEPC believes that the initiative introduced by implementing environmental risk mitigation in its business activities will lead to competitive advantage for the Company in the future. Perusahaan telah melahirkan berbagai kebijakan dan program inisiatif untuk menghasilkan dampak positif di masa mendatang, tidak hanya untuk keberlanjutan bisnis perusahaan tapi juga untuk keberlangsungan lingkungan hidup di sekitar wilayah operasi Perusahaan. Kebijakan dan program inisiatif untuk lingkungan telah menjadi kebutuhan bagi PEPC walaupun bagi perusahaan lain masih bersifat suka rela (voluntary). The Company has issued various policies and initiatives to bring about positive results in the future, not only for the Company business sustainibility but also for environmental sustainability around the Company operation area. Enviroment policies and programs are a necessity to PEPC, despite their voluntary status at other companies. Konsumsi Air Water Consumption Perusahaan meyakini bahwa air merupakan sumber daya alam yang esensial bagi keberlangsungan lingkungan hidup. Air menjadi elemen yang sangat dibutuhkan, tidak hanya untuk kegiatan operasional Perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi yang turut bersama mempergunakannya. Dalam melaksanakan kebijakan penggunaan air yang bertanggungjawab, langkah-langkah penghematan dan pembuangan yang efektif terus dipantau dan dilaksanakan untuk menghasilkan dampak yang positif bagi bisnis Perusahaan dan masyarakat. The Company believes that water is an essential natural resource for environmental sustainability. Water is a highlysought after element, not only for the Company operational activities, but also for the population surrounding the operation area. In implementing a responsible water use policy, water saving and effective disposal are continually monitored and carried out to bring positive outcome for th e C o m p a n y b us in e s s a n d t he co m m un i t y. Penggunaan air dalam kegiatan operasional Perusahaan terutama untuk beberapa fungsi bisnis utama meliputi penggunaan air untuk kepentingan kantor yang dipasok oleh penyedia fasilitas gedung, konsumsi air yang digunakan untuk menunjang proses produksi sebagai utilitas, serta penggunaan air untuk pengembangan infrastruktur produksi di lapangan. The consumption of water in Company operations especially for some major business functions cover water consumption for offices supplied by the building provider of facilities, water consumption to support production process as utilities, and water consumption for production infrastructure development on site. Perusahaan melakukan pengungkapan dalam aspek penggunaan air berdasarkan pencatatan atas penggunaan aset yang dimiliki sendiri, serta menggunakan estimasi dan pendekatan perhitungan pada aset yang tidak dikelola ataupun dimiliki oleh perusahaan. [G4-DMA] The Company discloses its water consumption based on the records of usage by Company's own assets, also uses the estimation and calculation on assets not managed or owned by the Company. [G4-DMA] Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Kebutuhan air Perusahaan untuk konsumsi kantor, dipasok oleh rekanan pengelola fasilitas gedung melalui penyaluran air oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Lebih lanjut, penggunaan air tanah juga dimungkinkan sebagai pasokan tambahan apabila air dari PAM tidak mencukupi kebutuhan gedung. Inisiatif penggunaan air daur ulang untuk pasokan air gedung kantor, akan mulai dilaksanakan pada tahun 2015 sebagai salah satu strategi Perusahaan untuk melaksanakan praktik bisnis yang ramah lingkungan. Dengan metode grey water recycling, diperkirakan 80% kebutuhan air akan dipenuhi dari daur ulang seluruh konsumsi air yang dilakukan. Inisiatif ini akan menjadi milestone keberlanjutan bisnis Perusahaan yang memberikan dampak signifikan bagi kelestarian lingkungan di sekitar lokasi bisnis Perusahaan. [G4-EN10, E6] The Company's water needs for office consumption is supplied by the building management's partners through water distribution by the Water Supply Company (PAM). Moreover, using ground water is also possible for additional supply if water from PAM is not adequate to meet the building's needs. The initiative to use recycled water to supply water in office buildings will be conducted in 2015 as Company strategy to implement environmentally-friendly business practices. With grey water recycling method, it is estimated that water needswill be fulfilled from recycling all water consumptions. This initiative will be the milestone of Company's business sustainability which brings significant effects for the environmental preservation around the Company business location. [G4-EN10, E6] Perusahaan berkomitmen agar budaya hemat air selalu diaplikasikan dalam seluruh kegiatan operasional. Oleh karena itu, Perusahaan selalu menghimbau kepada seluruh karyawan untuk melaksanakan berbagai inisiatif penghematan. Salah satu inisiatif yang dilakukan untuk penghematan konsumsi air untuk keperluan domestik adalah penggunaan foam sebagai bahan pencuci tangan yang memungkinkan pengguna untuk tidak perlu membasahi tangan terlebih dahulu sehingga penggunaan air cukup hanya untuk membilas saja. "The Company commits that water saving practices are always implemented in all operational activities. Therefore the Company always suggests all employees to perform various water saving initiatives. An initiative done to save the consumption of water for domestic use among other is the use of foam as hand washing agent that enables users not to water their hands prior to soaping hence using water merely for rinsing" Konsumsi Energi Energy Consumption Bisnis hulu migas membutuhkan sumber energi dengan kapasitas besar dan pasokan yang konsisten agar terus dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas produk minyak bumi dan gas sesuai dengan yang diharapkan. Berbagai peralatan dan infrastruktur dalam kegiatan operasional di lapangan membutuhkan pasokan energi berupa listrik, gas maupun bahan bakar minyak. Konsumsi energi merupakan aspek yang penting dalam keberlanjutan bisnis Perusahaan karena berhubungan dengan biaya operasional dan emisi gas rumah kaca, baik untuk yang dihasilkan langsung (Scope 1) maupun tidak langsung (Scope 2). Upstream oil and gas business needs huge capacity and consistent supply of energy resources to produce expected oil and gasquality and quantity. Various equipment and infrastructure in the operational activities on site need energy supply in the forms of electricity, gas, or fuel. Energy consumption is an important aspect in Company business sustainability as it is related to operating cost and greenhouse gas emission, either directly (Scope 1) or indirectly emitted (Scope 2). Perusahaan memiliki lapangan operasi yang dikelola dengan KKKS Blok Cepu yang terdiri dari Lapangan Banyu Urip, Lapangan Cendana, Lapangan Jambaran-Tiung Biru, serta beberapa lapangan lain yang sedang dikembangkan dan berada pada tahap studi. Pada periode pelaporan, lokasi yang sudah beroperasi adalah Lapangan Banyu Urip dengan operator MobilCepu Ltd untuk pengangkatan minyak dari dalam bumi sebesar total 40 MBOPD pada fase Early Production Facilities (EPF) dan Early Oil Expansion (EOE) yang baru saja diresmikan dan digunakan sejak tanggal 23 Oktober 2014. The Company has operational fields managed with Cepu Block KKKS consisted of Bayu Urip, Cendana, JambaranTiung Biru Fields, in addition to several other fields currently developed and in the stage of study. In the reporting period, the Banyu Urip Field has been operating with MobilCepu Ltd as oil lifting operator with a total of 40 MBOPD in the Early Production Facilities (EPF) and Early Oil Expansion (EOE) phases recently inaugurated and used since October 23, 2014. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya di EPF Lapangan Banyu Urip, Perusahaan menggunakan energi yang dihasilkan dari gas alam (associated gas) yang ikut terbawa dari minyak yang diangkat. Gas tersebut digunakan untuk membangkitkan energi melalui gas engine yang memiliki daya sekitar 1 MW. Inisiatif untuk memanfaatkan gas ikutan sebagai sumber energi untuk operasionalisasi proses produksi dilakukan untuk menghemat biaya o p er a s i o na l s er ta ef i s i en s i pr o s es p r o d uk s i . In conducting its operational activities in Banyu Urip Field EPF, the Company uses energy from the natural gas carried along (associated gas) by the lifted oil. The gas is used to produce energy through a gas engine with a power of 1MW. The initiative to use the carried gas as energy resource in production operation is conducted to save operating cost and create efficiency in the production process. 119 120 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pada periode pelaporan, gas ikutan yang terbawa keluar tercatat sekitar 4,439,734 MSCF (12,164 MSCFD). Sebagian gas tersebut digunakan untuk bahan bakar peralatan produksi pada proyek EPF dan EOE dengan total pemakaian energi sekitar 419,358 MSCF (1,149 MSCFD) atau setara 463 GJ. Sebagian lagi digunakan untuk pembakaran pada suar bakar (flaring) yang mencapai 1,027,116 MSCF (2,814 MSCFD) pada fasilitas EPF dan 214,537 MSCF (588 MSCFD) pada fasilitas EOE. Sedangkan sisanya yang merupakan porsi terbesar, diinjeksikan kembali ke dalam bumi sebesar 2,778,723 MSCF (7,613 MSCFD). Selain pada tahap produksi, pada proses penyaluran minyak bumi yang melewati Gayam Facility, Perusahaan juga menggunakan listrik dan genset berbahan bakar solar sebagai sumber energi. Pada periode pelaporan, penggunaan listrik di Gayam & Mudi Facilities mencapai 1.633,5GJ dan solar pada Fasilitas Mudi sebesar 19,617 liter dan Fasilitas Gayam sebesar 1,193 liter yang keduanya setara 758,8 GJ. In the reporting period, the associated gas stands at around 4,439,734 MSCF (12,164 MSCFD). Some parts of the gas are used as fuel for production equipment in EPF and EOE projects with a total energy use of around 419,358 MSCF (1,149 MSCFD) or equal to 463 GJ. Several others are used for flaring combustion which reach 1,027,116 MSCF (2,814 MSCFD) in EPF and 214,537 MSCF (588 MSCFD) at the EOE facility. The remaining part of the gas-the largest portion, is re-injected into the ground with the amount of 2,778,723 MSCF (7,613 MSCFD). Apart from the production phase, in the oil distribution process through Gayam Facility, the Company also uses electricity and generators with diesel fuel as energy resource. In the reporting period, the use of electricity in Gayam and Mudi Facility and diesel fuel in Mudi Facility is 19.617 liter and 1,193 liter for Gayam Facility, both are equal to 758.8 GJ. Disamping kebutuhan di lapangan, Perusahaan juga menggunakan energi untuk kegiatan administrasi bisnis di kantor. Untuk kepentingan ini, Perusahaan menggunakan fasilitas kantor yang disediakan oleh rekanan termasuk untuk penyediaan energi yang diperlukan. Pihak rekanan penyedia fasilitas gedung menggunakan energi listrik yang dibeli dari PT Perusahaan Listrik Negara serta sumber energi gas yang dibeli dari PT PGN dan PT PGN GAGAS. Listrik digunakan untuk operasional kantor harian, sedangkan gas dijadikan sumber energi untuk fasilitas pendingin ruangan (chiller) dengan total kapasitas Air Handling Unit sebesar 320 ton Refrigerant per bulan. Penggunaan konsumsi gas PEPC adalah sebesar 243.238,53 m3 atau setara dengan 9.488,7 GJ, dengan faktor koreksi perhitungan 3,3%. Sedangkan jumlah konsumsi energi listrik Perusahaan untuk kegiatan di kantor pada periode pelaporan mencapai 303.847 kWh, atau setara dengan 1.093,85 GJ. [G4-EN3, E2] Apart from the needs on site, the Company also uses energy for business administration activities in the office. For this activity, the Company uses office facilities provided by the partner including the provision of energy. The building facility provider partner uses the electricity bought from PT Perusahaan Listrik Negara and gas energy source bought from PT PGN and PT PGN GAGAS. Electricity is used for daily office operations, while gas is used as energy resource for chillers with the total Air Handling Unit capacity at 320 Ton Refrigerant per month. PEPC gas consumption is 243,238.53 m3 or equal to 9,488.7 GJ with the calculation correction factor by 3.3%. Meanwhile, the amount of electricity consumption of the Company for office activities in the reporting period is 303,847 kWh or equal to 1,093.85 GJ. [G4-EN3, E2] Perusahaan senantiasa menghimbau agar seluruh karyawan ikut melaksanakan perilaku hemat energi. Perusahaan juga mendukung penuh rekanan pengelola gedung kantor dalam menjalankan berbagai inovasi untuk mengurangi konsumsi energi, seperti penggunaan lampu LED yang lebih hemat energi, inverter untuk listrik di lift yang dapat mengendalikan pemakaian listrik, kebijakan batas waktu penggunaan escalator, serta efisiensi penggunaan air conditioner secara tersentral. Disamping itu, perusahaan juga berinisiatif untuk mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan dinas dengan penggunaan kendaraan berkapasitas lebih besar yang dapat mengangkut lebih banyak pegawai dalam perjalanan dinas dan kepentingan bisnis lainnya. Penggunaan Bahan Bakar Minyak (fossil fuel) untuk keperluan kantor selama tahun 2014 adalah 96.223 liter, setara dengan 3.177,8 GJ. [G4-EN6, E2] The Company always urges all employees to practiceenergy saving. The Company also fully supports office builiding management partner in implementing various innovations to reduce energy consumption, such as using LED lamps to save more energy, electricity inverter in the lift to control the use of electricity, escalator use time limit policy, and centralized air conditioner use for efficiency. The Company also initiatesto reduce fuel consumption for official vehicles by using vehicles with bigger capacity to accommodate more employees during official trips and other business activities. The use of Fossil Fuel for office use in the year 2014 reached 96,223 liter with Real Octane Number 92 specification, equal to 3,177.8 GJ. [G4-EN6, E2] Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation 121 Tabel 11.1 Jumlah Penggunaan Energi PEPC Table 11.1 PEPC Energy Consumption [G4-EN3, G4-EN4] Jumlah Total Sumber Energi Langsung Direct Energy Source Volume Volume 2012 2013 Giga Joule 2014 2012 2013 2014 KONSUMSI LAPANGAN BANYU URIP (EPF + EOE) [+] BANYU URIP FIELD CONSUMPTION (EPF + EOE) [+] Fuel gas (SCF) Gas Fuel (SCF)v 451.711 302.627 419.358,2 499,0 334,0 463,0 KONSUMSI PENYALURAN MINYAK (Mudi & Gayam Facilities) [+] OIL DISTRIBUTION CONSUMPTION (Mudi & Gayam Facilities ) [+] Solar Genset (liter) Generator Diesel (liter) 42.770,0 11.896,0 20.810,0 1.558,4 433,7 758,8 KONSUMSI FASILITAS KANTOR JAKARTA [+] JAKARTA OFFICE FACILITIES CONSUMPTION [+] Listrik (kWh) Electricity (kWh) Gas (m3) Gas (m3) Bahan Bakar Minyak (liter) Fossil Fuel (liter) 60.020,0 190.990,0 303.847,0 216,1 687,6 1.093,9 230.961,7 239.187,2 243.238,5 9.009,8 9.330,7 9.488,7 81.816,0 106.067,0 96.223,0 2.701,9 3.502,9 3.177,8 13.986,2 14.288,9 14.982,1 TOTAL PEPC mengungkapkan rasio intensitas energi yang dikonsumsi dari seluruh proses produksi dan operasional bisnis perusahaan. Untuk mengungkapkan rasio intensitas konsumsi energi, dipilih beberapa kategori denominator rasio yang sesuai dengan konteks proses bisnis yang terjadi di PEPC yaitu jumlah barel minyak bumi yang diproduksi (share PEPC 45%). Rasio intensitas konsumsi energi Perusahaan pada tiap ribu barel lifting minyak adalah sebesar 1,2 GJ/MBOPD. [G4-EN5] PEPC reveal the intensity ratio of the energy consumed on the entire process of production and business operations of the company. To reveal the intensity ratio of energy consumption, selected several categories denominator ratio according to the context of business processes that occur in PEPC is the number of barrels of oil are produced (PEPC share 45%). The ratio of the intensity of energy consumption per thousand barrels Company on oil lifting is of 1.2 GJ/MBOPD. [G4-EN5] Peran Positif Bersama Mitra Kerja Positive Role with Business Partner Perusahaan memahami bahwa bentuk kerja sama yang baik antara satu perusahaan, mitra dan pemasoknya hanya akan dapat terjadi bila kedua belah pihak memiliki pandangan dan tujuan yang sama. Bagi Perusahaan, kontribusi positif bagi lingkungan dalam lingkup bisnis harus ditunjukkan pula oleh partner kerja dan pemasok d enga n s ik a p da n per i la ku y an g m endu kung keberlangsungan lingkungan. [G4-DMA-EN] The Company fully understands that a good cooperation between the Company, partners, and suppliers can only be established if all parties have the same perspective. To the Company, positive contributions to the environment in the business scope need to be shown by business partners and suppliers with an attitude and behavior that support the environment sustainability. [G4-DMA-EN] 122 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Dalam menjalankan bisnisnya, PEPC bekerja sama dengan beberapa pihak, baik sebagai partner maupun dari pihak vendor. Perusahaan lain yang melakukan kegiatan bisnis secara langsung kepada PEPC adalah partner dalam KKKS, yaitu Mobil Cepu Ltd, Ampolex Pte Ltd, dan BKS BUMD. Vendor yang menjalin kerja sama bisnis secara langsung yaitu PT Geo Putra Perkasa (sebelumnya PT Geo Link Nusantara), dan pelanggan PEPC adalah PT Pertamina (Persero) dan PT Tri Wahana Universal (TWU). In running its business, PEPC cooperates with some parties, who act as partner or vendor. Other companies conducting direct business activities with PEPC are KKKS partners, i.e. Mobil Cepu Ltd, Ampolex Pte Ltd, and BKS BUMD. Vendor that have a direct business relation is PT Geo Putra Perkasa (previously PT Geo Link Nusantara), while Company customers include PT Pertamina (Persero) and PT Tri Wahana Universal (TWU). Dalam mengimplemantasikan pelibatan perilaku pro lingkungan kepada para pemasok, salah satu perhatian bagi Perusahaan adalah penggunaan kertas yang berlebihan dalam masa tender yang sudah menjadi kebiasaan. Harus diakui bahwa jumlah tender yang dibuka kepada calon pemasok mampu menghabiskan jumlah kertas yang tidak sedikit, dimana sesungguhnya hal ini dapat direduksi dengan cara lain. Inisiatif pro lingkungan ditunjukkan dengan kebijakan Green Purchasing, dimana memaksimalkan penggunaan IT dalam proses pengadaan yang antara lain pengiriman dokumen pra-kualifikasi, tanya-jawab, klarifikasi serta distribusi dokumen tender kepada Peserta Pengadaan. Prakarsa ini dapat membantu menghemat konsumsi kertas yang tentu saja berpengaruh terhadap jejak karbon yang dapat terus direduksi. In implementing a pro-environment behavior on suppliers, one of the major concerns of the Company is habitual excess use of paper during tender. It has to be admitted that potential suppliers' bids consume large volumes of paper, which can be reduced by other means. Pro environment initiative is shown by the Green Purchasing Policy, which maximizes Information Technology during the procurement process, i.e pre-qualification documents submission, question-answer, tender document clarification and distribution to Procurement Participants. This will help in paper saving which will certainly lead to carbon footprint reduction. Hal ini merupakan suatu terobosan untuk menerapkan sebagian proses tender dilakukan secara paperless (green purchasing), sehingga pekerjaan lebih efisien dan dan ramah lingkungan. Dengan cara ini pula, Peserta Pengadaan akan mendapatkan dokumen dalam waktu yang bersamaan walaupun domisilinya berbeda sehingga prinsip equal treatment dapat diterapkan dengan baik di samping mendukung kebijakan perlindungan lingkungan. To partly carry out paperless tenders (green purchasing) is a breakthrough, to achieve more efficient and environmentally-friendly tasks. This method also allows Procurement Participants (Bidders) to receive documents at the same time despite of the difference of domicile, hence realizing the equal treatment principle in addition to suppor ting environm enta l preser va tion policy. Grafik 11.1 Implementasi Green Purchasing PEPC 2013-2014 Chart 11.1 PEPC Green Purchasing Implementation 2013-2014 7,714 Lembar 11,218 2014 2013 Kumulatif Cummulative 3,504 Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Grafik di atas menunjukkan upaya menghindari penggunaan kertas dan tinta oleh Fungsi SCM yang setiap tahun bertambah dan terus berkomitmen untuk menerapkan Green Purchasing di masa yang akan datang sebagai salah satu kebijakan perlindungan lingkungan. Selain itu, rapat antara pihak pusat dan daerah yang kini tidak lagi selalu dilaksanakan dengan temu muka. Penggunaan online meeting terbukti dapat menghemat biaya serta potensi emisi yang dapat direduksi. The above chart shows SCM Function's effort to avoid increasing use of paper and ink annually while continuing the commitment to implement Green Purchasing in the future as one of the environmental preservation policies. Furthermore, central-regional meetings no longer needed to be conducted face to face. Online meetings have proven to save cost and reduce potential emission. PEPC juga memperhatikan penyaringan calon pemasok yang akan bekerja sama dengan batasan dan kriteria aspek lingkungan. Perusahaan memperhatikan dampak negatif yang kemungkinan timbul karena hubungan kerja antara Perusahaan dengan pemasok. Dalam proses penilaian kelulusan, Perusahaan sangat menghindari apabila terjadi potensi negatif terhadap aspek lingkungan. Sehingga seluruh pemasok merupakan perusahaan yang telah memenuhi penjaminan dalam perilaku pro lingkungan. PEPC also pays attention to the selection of supplier candidates to cooperate with the Company with environmental limitation and criteria. The Company considers the negative impacts that may arise from business relations between the Company and suppliers. To determine the passing of the assessment, the Company tries to avoid the negative effects on the environment. Hence, suppliers and vendors are companies that have complied with the pro-environment behavior assurance. Perusahaan memiliki beberapa prosedur yang wajib dikembangkan dan dilaksanakan oleh mitra kerja selama pelaksanaan pekerjaan sebagai bentuk upaya pencegahan potensi dampak negatif terhadap lingkungan sekitar operasi pekerjaan. Prosedur- prosedur tersebut diantaranya: The Company has several procedures that need to be developed and implemented by business partners when performing work in an effort to prevent potential negative impacts on the environment around the work operation. These procedures are: [G4-14] 1. Prosedur untuk menelusuri material yang secara potensial membahayakan pada lingkungan untuk menjamin bahwa semua material peka lingkungan dan dapat dipertanggungjawabkan. 1. Procedure to trace potentially-harmful materials to the environment to guarantee that all materials are environmentally sensitive and accountable. 2. Prosedur untuk menjamin bahwa semua limbah berbahaya dibuang sesuai dengan Undang-Undang, termasuk ketentuan-ketentuan audit atas pihak ketiga yang digunakan untuk membuang limbah berbahaya. 2. Procedure to guarantee that all hazardous waste is disposed of according to the Law, including the audit provisions on third party used to dispose of the dangerous waste. 3. Prosedur untuk pelaporan segera ke Perusahaan tentang indisen yang menyangkut limbah atau emisi lingkungan yang akut serta pelaporan berkala ke Perusahaan untuk data emisi dalam jangka waktu lebih lama. 3. Procedure to immediately report to the Company about incident involving critical environmental waste or emission as well as periodic report to the Company about emission data in the longer period. 4. Prosedur untuk mencegah pencemaran udara, air atau suara yang melampaui batas-batas yang diijinkan Perusahaan. 4. Procedure to prevent air, water and noise pollution which exceed the limit set by the Company. PEPC juga memperhatikan kondisi yang memiliki risiko yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat ataupun pelanggan. Proses pengaduan yang terjadi di lapangan, akan diteruskan oleh Personil Secondee yang ditempatkan di lokasi operasional yang juga memiliki fungsi sebagai penyambung lidah dan pemberi informasi ke kantor pusat. Melalui fungsi yang ada di Public, Government Affairs & Relations, permasalahan dan pengaduan tersebut akan ditindaklanjuti agar dapat diselesaikan sesuai dengan prosedur yang berlaku. PEPC also pays attention to conditions that bear potential risk of causing inconvenience to community and customers. Complaint process in the field will be forwarded by Secondee Personnel assigned to the operational location who also acts as spokesman and informer to the head office. Through the Public Government Affairs and Relations function, the problems and complaints will be followed through so they can be overcome according to applicable procedures. [G4-EN32, G4-EN33] [G4-14] [G4-EN32, G4-EN33] 123 124 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Selama 2014, hanya terdapat satu pengaduan yang dilaporkan kepada PEPC terkait keluhan terhadap pipa yang dioperasikan oleh PT Geo Putra Perkasa sebagai pihak yang ditunjuk lebih lanjut untuk menyalurkan minyak dari Lapangan Banyu Urip sampai ke Mudi Facilities untuk diteruskan ke FSO Cinta Natomas. Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik antara kedua belah pihak dan tidak memerlukan bantuan kepolisian ataupun fasilitas pengadilan. [G4-EN34] During 2014, there was only one complaint filed to PEPC related to dissatisfaction on pipeline operated by PT Geo Putra Perkasa as the party appointed to further distribute oil from Banyu Urip Field to Mudi Facility for delivery to FSO Cinta Natomas. This complaint was resolved by both parties and did not require police or judicial assistance. [G4-EN34] Dengan mengukur pengeluaran untuk mitigasi dan perlindungan lingkungan memudahkan perusahaan untuk menilai efisiensi dari program tersebut. Penganggaran untuk berbagai inisiatif ini menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam meningkatkan kinerja prakarsa tersebut. Pengungkapan ini juga memberikan kesempatan bagi setiap stakeholder untuk menilai perkembangan PEPC dalam komitmen lingkungan dan kontribusi sosial yang diberikan. The measuring of costs on environmental mitigation and preservation facilitates the Company to evaluate the programs'efficiency. The budgeting of these various initiatives shows Company's capability in improving its performance. This disclosure also gives the opportunity to stakeholders to evaluate the development of PEPC in its commitment to the environement and social contributions. Tabel 11.2 Total Penyaluran Dana Proteksi dan Manajemen Lingkungan PEPC [G4-EN31] Table 11.2 PEPC Total Amount of Environmental Management and Protection Fund [G4-EN31] Nilai 1 Value 1 Program Programs 1 Biaya pengelolaan limbah, emisi, dan remediasi Waste, emission, remediation management cost Pengelolaan emisi (teknologi, agent,dll) Emisi management (technology, agent, etc.) Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Environmental Prevention and Management Cost Pendidikan dan pelatihan lingkungan Environmental education and training Rp 2.084.062.500 Layanan eksternal manajemen lingkungan External environmental management service Rp 195.000.000 Konsultan Lingkungan Environmental Consultant Rp 633.750.000 Penelitian dan pengembangan Research and developement Rp 1.316.250.000 Biaya manajemen lingkungan lainnya Other environmental management cost Rp TOTAL TOTAL Rp 4.438.687.500 Sumber dana diambil dari anggaran WP&B dengan kurs US$9.750 The fund is sourced from WP&B budget with the exchange rate of US$9 ,750 Rp 14.625.000 195.000.000 Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation MENJAGA KESEIMBANGAN SUMBER DAYA ALAM MAINTAINING NATURAL RESOURCE BALANCE PEPC menyadari bahwa bumi merupakan aset strategis yang harus dijaga keberlangsungannya demi anak cucu di masa mendatang. Menjamin keberadaan ekosistem dan keanekaragaman hayati berarti menyimpan kekayaan untuk tetap bisa dinikmati dalam jangka panjang. PEPC realizes that planet earth is a strategic asset whose sustainability needs to be preserved for our future generations. Guaranteeing the existence of an ecosystem and biological diversity means conserving wealth for long term enjoyment. Salah satu poin dalam Kebijakan HSSE PEPC menyatakan bahwa Perusahaan selalu melaksanakan aktivitas bisnis dalam kaidah "Green Operation". Selaras dengan pernyataan tersebut, Direktur Utama PEPC mengeluarkan Kebijakan Lingkungan Hidup sebagai komitmen tindakan pengelolaan kegiatan bisnis perusahaan yang dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi efek merugikan pada sumber daya alam, serta memastikan bahwa pekerjaan buatan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan tidak memiliki efek berbahaya bagi manusia. One of the points in PEPC HSSE Policy states that the Company always conducts its business activities with the "Green Operation" principle. Consistent with the statement, PEPC President Director issues an Environmental Policy as Company's commitment in managing business activities to prevent and reduce harming natural resources, in addition to ensuring that human activities that make changes to the environment are not harmful to humans. 125 126 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Sebelum menjalankan operasional produksi minyak dan gas, Perusahaan melaksanakan serangkaian studi dan penilaian kepantasan operasional yang berkaitan dengan lingkungan. Untuk mendasari kajian tersebut, Perusahaan memiliki Panduan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Nomor A-001/PKO.4-06/CP3010/2013-SO. Panduan ini dibuat sebagai referensi dalam proses pengurusan AMDAL yang diberlakukan di seluruh area operasi/Mitra Kerja di lingkungan PEPC yang akan melakukan kegiatan pengembangan lapangan. Dalam penilaian tersebut, didapatkan berbagai informasi terkait aspek-aspek pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, Perusahaan juga mengikutsertakan masyarakat dalam pembuatan Kajian AMDAL tersebut, khususnya masyarakat yang terkena dampak, Pemerhati Lingkungan, dan masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL. [G4-DMA] Prior to conducting oil and gas production activities, the Company conducts a set of studies and evaluation on operational suitability in relation to the environment. As the basis of these studies, the Company has Environmental Impact Analysis (EIA) Guideline Number A-001/PKO.406/CP3010/2013-SO. This guideline is made as reference for EIA processes conducted in all operational area/Business Partner in PEPC environment intending to conduct field development activities. In the assessment, various information on preventive aspects to mitigate negative impacts to the surrounding environment are obtained. The Company also involves the community for the EIA Study, particularly the affected community, environmentalists, and community affected by all types of decisions during the EIA processes. [G4-DMA] Perusahaan bersama KKKS Blok Cepu melaksanakan kajian AMDAL untuk dua lapangan yang sedang dioperasikan, yaitu Lapangan Banyu Urip dan Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru serta Cendana. Kajian AMDAL terdiri dari Kerangka Acuan sebagai ruang lingkup kajian analisis mengenai lingkungan hidup, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Berdasarkan hasil AMDAL dan UKL UPL untuk Lapangan Banyu Urip, seluruh wilayah sekitar telah dinilai dan terus dimonitor risiko-risiko yang mungkin terjadi, dengan beberapa titik tekan pada daerah yang terdampak langsung dengan daerah operasi. Begitu pula dengan Lapangan Jambaran - Tiung Biru, kajian AMDAL telah diselesaikan pada tahun 2014 yang menjadi acuan Perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis migas di lapangan. [OG4,E5] The Company with Cepu Block KKKS conducts EIA Study for two operating fields, i.e Banyu Urip Field and JambaranTiung Biru and Cendana Unitization Fields. The EIA Study consists of Reference Framework as analysis study scope on environment, Environmental Impact Analysis (EIA), Environment Management Plan (RKL) and Environment Monitoring Plan (RPL). Based on the results of the EIA and UKL UPL for Banyu Urip, the entire surrounding area has been assessed and continually monitored the risks that may occur, with some pressure points in the area directly affected by the operation area. Similarly, Jambaran-Tiung Biru Field, EIA studies were completed in 2014 is the reference in the Company's oil and gas business practices in the field.[OG4,E5] AMDAL dan Perizinan Lingkungan Hidup menjadi landasan kepatuhan pengelolaan dan pemantauan (UKL-UPL) yang diimplementasikan berkesinambungan. Untuk menciptakan kepastian dalam kinerja lapangan, PEPC juga mengikuti aturan dalam penilaian lingkungan hidup melalui salah satu program wajibnya yaitu Audit Lingkungan Hidup. Perusahaan juga selalu mendorong upaya para pekerja untuk pro-aktif m enciptakan, memelihara da n mengembangkan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan yang berani dibandingkan dan layak dipertanggung jawabkan serta memiliki kesesuaian akreditasi dan apresiasi pengelolaan lingkungan hidup. Berbagai inisiatif tersebut dinilai berhasil, ditunjukkan dari tidak adanya hukuman denda dan sanksi hukum lain yang diterima akibat ketidakpatuhan pada peraturan perundangundangan terkait lingkungan. [G4-EN29] The EIA and Environmental Licensing serves as the cornerstone of management and monitoring (UKL-UPL) compliance that are continuously implemented. To assure certainty in field performance, PEPC also complies with environmental assessment regulation by one its compulsory programs, namely Environmental Audit. The Company also encourages employees to proactively create, preserve, and develop efficient and environmentally-friendly technologies that are comparable, worthy of account ,and suitable with environmental management accreditation and appreciation. These various initiatives prove to be successful as shown by the absence of fines and other legal sanctions resulting from non-compliance with environmental laws and regulations. [G4-EN29] Melestarikan Keanekaragaman Hayati Preserving Biological Diversity Kabupaten Bojonegoro merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur yang berjarak sekitar 110 km dari Kota Surabaya. Kabupaten Bojonegoro memiliki luas wilayah 2.307,06 km2 atau 230.706 hektar yang meliput 40% hutan negara milik Perhutani, 33% tanah sawah, sekitar 22% tanah kering, 1% perkebunan, dan 5% adalah penggunaan lainnya. Bojonegoro Regency is part of East Java Province located 110 km from Surabaya City, with a surface area of 2,307.06 square kilometers or 230,706 hectares. The region consists of around 40% state forest owned by Perhutani, almost 33% fields, around 22% dry ground, less than 1 % plantations, and almost 5% for other uses. Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa wilayah ini dialiri salah satu sungai utama sebagai potensi terbesar yaitu Sungai Bengawan Solo, dimana sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah yang cukup subur dengan pertanian ekstensif. Pertanian di wilayah ini umumnya ditanami padi pada musim penghujan dan tembakau atau jagung pada musim kemarau. Selain itu potensi sumber air baku diperoleh dari air sungai/kali (18 buah), waduk (25 buah), mata air (25 buah), dan beberapa embung. Bojonegoro Regency topography shows Bengawan Soloone of the major rivers with the largest potentials-flowing through the region, along which watershed lies fertile lowland with extensive agriculture. Such area normally consists of paddy fields during rainy season and tobacco or corn in the dry season. Potential raw water sources are obtained from 18 rivers, 25 reservoirs, 25 water springs and several natural water ponds. Kabupaten Bojonegoro memiliki masalah alamiah, yaitu pada saat musim hujan mengalami banjir kiriman dari sungai Bengawan Solo, dan mengalami kekeringan pada saat musim kemarau. Sebagai salah satu sumber utama, Sungai Bengawan Solo juga merupakan sumber air bagi masyarakat sekitar, khususnya pada musim penghujan. Namun pada musim kemarau kebutuhan masyarakat banyak dipasok dari Waduk Gajah Mungkur. Bojonegoro Regency is beset with natural problems, among others flood from Bengawan Solo during the rainy season and droughts during the dry season. As one of the main water sources, Bengawan Solo also serves as water source for the surrounding population, especially during the rainy season. In the dry season, however, the community need for water is met by the Gajah Mungkur reservoir. Untuk menanggulangi kekurangan air untuk keperluan pengairan lahan pertanian di musim kemarau, Pemerintah Kabupaten menaikkan air dari Sungai Bengawan Solo melalui pompanisasi yang tersebar di 8 kecamatan yang meliputi 24 desa. The overcome water shortage for land irrigation during the dry season, the Regency Government raises Bengawan Solo water by pumping in 8 sub-districts that cover 24 villages. Perusahaan bersama KKKS Blok Cepu lainnya menjalankan aktivitas operasional produksi minyak dan gas di Lapangan Banyu Urip/Jambaran-Tiung Biru di Kabupaten Bojonegoro yang termasuk dalam kategori daerah yang gersang dengan udara yang panas terutama di musim kemarau. Kondisi tersebut mengakibatkan akses atas air menjadi salah satu masalah utama yang belum dapat diatasi dengan baik oleh Pemerintah dan masyarakat sekitar. Permasalahan tersebut menjadi risiko sekaligus peluang pagi Perusahaan dan KKKS Blok Cepu lainnya dalam menjalankan kegiatan bisnis. Air yang digunakan untuk kepentingan produksi disiasati dengan penggunaan air yang diambil dari sumber yang diyakini tidak akan mempengaruhi kebutuhan masyarakat sekitar. The Company with other Cepu KKS Contractors run oil and gas production operations in Banyu Urip/Jambaran-Tiung Biru Fields in arid regions of Bojonegoro Regency with high temperatures especially during the dry season. This condition results in a major problem in water access that cannot be resolved by the Government or the surrounding community. This situation becomes a risk as well as opportunity for the Company and other Cepu KKS Contractors to run business activities. The water used for production activities is taken from sources that are believed not to affect the need of the surrounding populations. Permasalahan tersebut menjadi risiko sekaligus peluang bagi Perusahaan dan KKKS Blok Cepu lainnya dalam menjalankan kegiatan bisnis. Air yang digunakan untuk kepentingan produksi disiasati dengan penggunaan air yang diambil dari sumber yang diyakini tidak akan mempengaruhi kebutuhan masyarakat sekitar. This situation becomes a risk as well as opportunity for the Company and other Cepu KKS Contractors to run business activities. The water used for production activities is taken from sources that are believed not to affect the need of the surrounding populations. Penggunaan air di lapangan, baik konsumsi domestik maupun kepentingan operasional, disuplai oleh pihak ketiga. Lapangan Banyu Urip juga memiliki proyek Waduk Air (Water Basin) yang masih belum difungsikan untuk mencukupi puncak produksi Blok Cepu 165.000 BOPD nantinya [G4EN9] . Penggunaan air yang dipakai untuk kepentingan produksi minyak di EPF setiap harinya, adalah sebesar 8 m3 per 30.000 barrel minyak. Dalam kegiatan penyaluran juga dibutuhkan air yang difungsikan sebagai hydrant, yang ditampung sementara sebagai fire water sekitar 4.200 barrel. The water for both domestic consumption and operational activities is bought from a third party. Banyu Urip Field also has Water Basin project that is not yet in operation, to meet Cepu Block production peak of 165,000 BOPD in the future [G4-EN9] . The daily use of water for EPF oil production activities is 8m3 per 30,000 barrel of oil. The distribution activities also need water for the hydrants, which is temporarily stored as fire water in around 4,200 barrels. [G4-EN8] [G4-EN8] 127 128 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Wilayah Kerja Pertambangan PEPC berada di Kabupaten Bojonegoro, Tuban dan Blora dengan total luas mencapai 170 hektar. Dari total luas wilayah tersebut, 140 hektar merupakan lahan milik Perhutani dan sisanya merupakan tanah kas desa serta tanah pribadi milik masyarakat. Sebagian besar Wilayah Kerja Pertambangan PEPC tidak berada di lokasi yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati tinggi. [G4-EN11, E5] PEPC Mining Working Area is located in Bojonegoro, Tuban and Blora with total areas of 170 hectares. Major proportion of the areas is owned by Perhutani amounting 140 hectares and the rest of them are village treasury and private property owned by the community. Most of the PEPC Mining Working Area does not contain high biodiversity values. [G4-EN11, E5] Pembangunan industri minyak memang harus diakui menyebabkan beberapa dampak pada lingkungan yang harus ditanggulangi secara tepat. Lingkungan dan cuaca yang terasa lebih panas, terjadi di daerah sekitar proyek migas Blok Cepu. Selain itu, dampak negatif yang terjadi akibat semakin minim nya sumber air yang tersedia yang dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat sejak proyek berjalan. It has to be admitted that oil industry development causes environmental impacts that need to be appropriately addressed. The environment and weather in the area surrounding Cepu Block project area is hotter. From the start of the project, some negative effects are felt due to the decreasing number of available reservoirs that are easily accessible to the community. Salah satu penyebabnya adalah pohon-pohon yang terpaksa ditebang untuk kepentingan industri, selain juga karena pelebaran jalan Bojonegoro - Cepu yang membabat ribuan pohon. Hilangnya pohon sekitar kawasan proyek menyebabkan penyimpan cadangan air dan penyerap polusi juga hilang, yang pada akhirnya membuat daerah Bojonegoro semakin panas dibanding beberapa dasawarsa yang lalu. [G4-EN12, E5] This is among others caused by forced cutting of trees for the industry, in addition to the widening of BojonegoroCepu road which cuts down thousands of trees. The disappearance of trees around the project area also diminish water reserves and pollution absorbents, which leads to hotter weather in Bojonegoro compared to past decades. Kawasan ini walaupun termasuk lahan kering tetapi saat musim hujan masyarakat mengusahakan lahan tersebut untuk menanam padi. Sepanjang pematang sawah dimanfaatkan untuk tanaman pisang, pepaya, dan lain-lain. Herba yang biasa ditemukan di kawasan rencana kegiatan adalah Mimosapudica, Imperata cylindrica, dan jenis Graminae lainnya. Tanaman pekarangan penduduk adalah tanaman buah mangga, nangka, pisang, jambu biji, sedangkan tanaman sayur umumnya cabe. Tumbuhan yang dilindungi sangat jarang ditemukan. Fauna yang terdapat di kawasan rencana kegiatan adalah mamalia, reptil, burung dan vertebrata, antara lain tikus, kerbau, sapi, kambing, kadal, ular sawah, dan lain lain. Sementara itu jenis burung antara lain burung gereja, kutilang, walet, ayam dan itik. Avertebrata di kawasan tersebut adalah kupu-kupu, semut, belalang, dan capung. Despite the arid land, during the rainy season the community plants paddies in the area. Banana, papaya, and other trees are planted along the dikes. Floras normally found in the activity plan area are Mimosapudica, Imperata cylindrica, and others from the Gramineaefamily. Community's yards are commonly planted with fruit plants (e.g. mango, jackfruit, banana, guava) and vegetables such as chili. Protected plants are extremely rare. The fauna in the planned area of activities among others are mammals, reptiles, birds, and vertebrates such as rats, buffaloes, cows, goats, lizards, snakes,etc. Birds include sparrows, bulbuls, swallows, chickens, and ducks. Invertebrates found in the area include butterflies, ants, grasshoppers, and dragonflies. [G4-EN12, E5] Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation “Menyebarkan Manfaat Kemiri Sunan” Spreading the Benefits of Reutealis trisperma Salah satu bentuk Program Tanggung Jawab Sosial (TJS) pada Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran - Tiung Biru ini dilaksanakan di bidang ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat yang bertumpu pada kemandirian, keberlanjutan, dan penguatan permodalan. Aspek penting ini dikembangkan untuk dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat yang membutuhkan yang bermukim di sekitar lokasi Proyek JTB. Rekomendasi dari Studi Sosio Ekonomi tersebut dalam level program yaitu dilaksanakannya Budidaya Tanaman Kemiri Sunan di sekitar lokasi proyek. The Social Responsibility Program at Jambaran-Tiung Biru Unitization Field Gas Development Project is implemented in the economic field through community economic empowerment which rely on autonomy, sustainability and capital strengthening. This important aspect is developed to help increase income for the community in need who lives arround the JTB project location. The recommendation from Socio-Economic Study in the program level is Reutealis trisperma Cultivation around project location. Kemiri Sunan (Reutealis trispema) merupakan salah satu tanaman berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 15-20 meter, dengan mahkota daun rindang, dan sistem perakaran yang dalam, sehingga sangat ideal sebagai tanaman konservasi yang efektif mencegah erosi dan memperbaiki kesuburan tanah. Kemiri Sunan dengan ciri ini menjadi tumbuhan yang mampu meningkatkan produktivitas lahan-lahan kritis di Indonesia. Reutealis trispema (Kemiri Sunan in local language) is a woody plant with a height reaching 15-20 meters, with shady leaf crown and deep root system, which is an ideal conservation plant effective for erosion prevention and soil fertility improvement. With this characteristics, Reutealis trispema may increase the productivity of critical lands in Indonesia. Tanaman ini juga sangat potensial untuk menghasilkan minyak nabati, bahkan biji yang terdapat dalam buahnya mengandung minyak dengan rendemen sekitar 50%. Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai minyak nabati yang diproses lebih lanjut menjadi biodiesel sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable energy). Program pemberdayaan ini jelas memperkuat fungsi PEPC sebagai perusahaan energi untuk berkontribusi mengembangkan pengolahan sumber-sumber energi terbarukan lain. [G4-EC7] This plant also has potential for vegetable oil production, with the nut inside the fruit containing 50% of oil yield. The plant has potential to be used as vegetable oil to be further processed as the source of biodiesel, a renewable energy. This empowerment program clearly strengthens the function of PEPC as an energy company that contributes to developing the management of renewable energy sources. [G4-EC7] Model pengembangan budidaya tanaman Kemiri Sunan dilakukan selaras dengan upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pembinaan petani yang diharapkan akan mampu meningkatkan kapasitas potensi konten lokal. The development model of Reutealis trispema cultivation is conducted along with Bojonegoro Regency Government's attempt at increasing community welfare through farmer education program that is expected to be able to improve local content capacity. Inisiasi pengembangan tanaman Kemiri Sunan di sekitar Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran - Tiung Biru dimulai pada tahun 2014 dengan melaksanakan Studi Kelayakan (Feasibility Study) untuk mendapatkan hasil telaah berdasarkan data dan fakta terkait kemungkinan pengembangan budidaya tanaman tersebut. Studi Kelayakan ini dilaksanakan dengan kajian ilmiah dan berdasar pada agriculture practice, standar budidaya tanaman, dan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Cakupan studi dimulai dari aspek umum budidaya tanaman seperti kesesuaian lahan, kebutuhan optimal ekonomis lahan untuk budidaya, nilai tambah bagi masyarakat sekitar, olah tanam, pupuk berikut ketersediaanya, pengairan, jarak tanam, dan hal lain yang diperlukan. The initiation of Reutealis trispema cultivation around JambaranTiung Biru Gas Development Project was started in 2014 by conducting the Feasibility Study to get results based on data and facts related to the possibility of cultivation of the plant mentioned. This Feasibility Study was conducted by scientific study and based on agriculture practice, plant cultivation standard and was not against applicable laws and regulations. The scope of the study starts from general plant cultivation aspects such as field suitability, economically optimal needs of land for cultivation, added value for the community, planting, fertilizer and its avaibility, irrigation, planting spacing, and others. 129 130 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu MENGELOLA RISIKO PERUBAHAN IKLIM MANAGING CLIMATE CHANGE RISKS Risiko Perubahan Iklim Climate Change Risks Berdasarkan Laporan Sintesis Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim Negara Republik Indonesia (RANAPI) 2013. Indonesia, sebagai negara Kepulauan terbesar di dunia, merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Secara umum, model perubahan iklim global memprediksi semua wilayah Indonesia akan mengalami kenaikan temperatur dan intensitas curah hujan yang akan meningkatkan risiko banjir dan kekeringan pada musim kemarau. Dampak perubahan iklim yang terjadi antara lain: kekeringan berkepanjangan, banjir, bertambahnya frekuensi peristiwa iklim ekstrim yang mempengaruhi kesehatan dan mata pencaharian masyarakat serta biodiversitas dan kestabilan ekonomi. Bahkan ancaman terbesar dari perubahan iklim yang terjadi di Indonesia meliputi kenaikan temperatur permukaan laut, perubahan intensitas dan pola curah hujan, serta kenaikan permukaan air laut. Based on the National Action Plan on Climate Change of Republic Indonesia (RAN API) 2013 Synthesis Report, Indonesia as the biggest archipelagic country in the world, is one of the countries that are prone to the negative impacts of climate change. Generally, global climate change model predicts all area in Indonesia will experience increase in temperature and rainfall intensity that will increase the risks of flood and drought during dry season. The climate change impacts are dry spell, flood, the increase of extreme climate events that may affect health and livelihood of the people as well as biodiversity and economic stability. The biggest threats from climate change in Indonesia are the increase of sea level temperature, the change of rainfall intensity and pattern, and the rise of sea level. Salah satu landasan ilmiah yang penting dalam membahas isu perubahan iklim saat ini adalah laporan penilaian kelima (Fifth Assessment Report/AR5), yang diterbitkan oleh IPCC pada tahun 2013/2014. Dengan menggunakan berbagai data observasi dan hasil keluaran model iklim global, laporan tersebut pada penilaian sebelumnya (AR4) menegaskan peran kontribusi kegiatan manusia (faktor antropogenik) dalam meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida yang mempercepat laju peningkatan temperature permukaan global hingga mencapai 0,74OC atau sekitar +/- 0,18OC periode 1906-2005 (IPCC, 2007). An important scientific basis in discussing climate change issue nowadays is the Fifth Assessment Report/AR5 published by IPCC in 2013/2104. Using various observation data and result from global climate model, the report in the previous assessment (AR4) emphasizes on the role of human activities contribution (anthropogenic factor) in increasing greenhouse gas concentration such as carbon dioxide, methane, nitrous oxide that may accelerate global surface temperature rate up to 0.74oC or about +/-0.18oC during the span 1906-2005 (IPCC, 2007). Model-model AR4-IPCC mengasumsikan bahwa kenaikan temperatur disebabkan secara dominan oleh efek Gas Rumah Kaca yang tersebar di dalam atmosfer secara merata. Proyeksi kenaikan rata-rata temperatur permukaan di seluruh Indonesia akibat Gas Rumah Kaca sampai dengan periode 2020-2050 adalah sekitar 0.8-1°C relatif terhadap periode iklim terakhir di abad ke-20 (Bappenas, 2010c). Sesuai dengan dokumen Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR) yang disusun Bappenas (2010) disebutkan bahwa potensi bahaya iklim berdampak pada sektor-sektor utama seperti sektor air, kelautan dan perikanan, kesehatan, pertanian, dan kehutanan. Pada sektor air, perubahan iklim dapat menimbulkan empat bahaya utama, yaitu penurunan ketersediaan air, banjir, longsor, dan kekeringan yang umumnya disebabkan oleh parameter curah hujan dan kejadian iklim serta cuaca ekstrem. The AR4-IPCC models assume that temperature rise is caused dominantly by GHG effects that are evenly spread in the atmosphere. The average surface temperature rise projection throughout Indonesia caused by GHGs in 20202050 is around 0.8 - 1oC, relative to the last climate period in the 20th century (Bappenas, 2010c). Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR) document compiled by Bappenas (2010) states that the potential climate danger affects major sectors such as water, maritime and fishery, health, agriculture, and forestry. In the water sector, climate change may cause four major hazards such as decrease of water availability, flood, landslide, and drought that are normally caused by rainfall parameter and climate events as well as extreme weather. Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Dokumen ICCSR dan SNC telah mengindentifikasi distribusi tingkatan risiko terkena bahaya utama perubahan iklim di wilayah Indonesia. Pulau Jawa, Bali dan Sumatra dinyatakan sebagai tiga wilayah yang memiliki risiko tinggi dan hingga sangat tinggi dibandingkan wilayah yang lain. Hal ini berkaitan dengan derajat kerentanan yang tinggi yang diakibatkan oleh jumlah penduduk, wilayah permukiman, dan infrastruktur di ketiga wilayah tersebut. ICCSR and SNC documents have identified the distribution of major risks of climate change in Indonesia. Java, Bali and Sumatra islands are three areas with high and up to very high risk compared to other areas. This is related to high susceptibility degree caused by the total population, habitation areas, and infrastructure in the mentioned three areas. Isu perubahan iklim tidak lagi menjadi tulisan kajian ilmiah belaka, bahkan ciri perubahan iklim tersebut mulai dirasakan dampaknya oleh PEPC. Pada Januari 2014, Floating Storage and Offloading (FSO) Cinta Natomas milik Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) yang selama ini menjadi pusat penampung dari penyaluran minyak mentah dari Banyu Urip yang diawasi oleh PEPC, serta dari JOB P-PEJ (Lapangan Sukowati dan Mudi), dan Pertamina EP Asset-4 (Lapangan Tiung Biru dan Cepu), lepas akibat hantaman ombak laut Jawa. Bahkan akibat serangan ombak setinggi lima meter yang terus menerjang, menyulitkan proses perbaikan selama berhari-hari. The climate change issue is no longer merely a theme in scientific studies; PEPC has currently felt the impacts of the climate change characteristic. In January 2014, the Floating Storage and Offloading (FSO) Cinta Natomas owned by Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) which has been the central container for crude oil distribution from Banyu Urip that is monitored by PEPC, also from JOB P-PEJ (Sukowati and Mudi Fields), and Pertamina EP Asset-4 (Tiung Biru and Cepu Field) drifted by Java sea waves. Ceaseless 5-meter high waves complicated the repair process for days. Terjangan ombak tersebut membuat terputusnya selang penyalur minyak (floating hose) kapal tanker yang bersandar di FSO lepas pantai untuk mengambil minyak mentah, Dampak kejadian ini menyebabkan terjadinya tumpahan minyak mentah di Laut Jawa. The pounding of the waves severed the oil floating hose of the tanker that was moored to the offshore FSO to take crude oil. This incident caused a crude oil spill in the Java Sea. Selain itu, secara finansial turut berpengaruh kepada produksi minyak di lapangan Banyu Urip. Akibat berkurangnya kapasitas tampung minyak, Perusahaan menghentikan penyaluran produksi ke FSO Cinta Natomas dan mengoptimalkan penyaluran ke Kilang Tri Wahana Universal (TWU) dan tangki PT Geo Putra Perkasa. KKKS Blok Cepu terpaksa melakukan pengurangan tingkat produksi dari pengeboran minyak dari 28.000 BOPD menjadi 21.000 BOPD. Peristiwa yang tergolong force majeure ini diindikasikan sebagai dampak tidak langsung dari perubahan iklim yang menjadi salah satu risiko dalam bisnis operasional PEPC. [G4-EC2] Moreover, this event also financially affects oil production in Banyu Urip Field. Because of the decrease of oil container capacity, the Company stopped production distribution to FSO Cinta Natomas and optimized the distribution to Tri Wahana Universal (TWU) Refinery and PT Geo Putra Perkasa tank. Cepu Block KKKS are forced to cut down oil drilling production from 28,000 BOPD to 21,000 BOPD. This force majeure was indicated as indirect impact from climate change as one of the risks in PEPC business operations. Mengelola Emisi Emission Management Pada produksi minyak dan gas bumi, CO2 dan CH4 biasanya merupakan komponen yang dominan dari gas emisi rumah kaca. N2O dihasilkan dalam kuantitas kecil dari pembakaran bahan bakar fosil dan kontribusi gas rumah kaca, tidak terlalu signifikan dibandingkan CO2. Gas rumah kaca lain, seperti HFCs dan PFCs digunakan untuk fasilitas pendingin, serta SF6 berasal dari peralatan listrik ataupun dari tracer dalam pipeline. Dalam laporan ini, PEPC menggunakan satuan gas emisi rumah kaca dalam ton CO2 equivalent (CO2e) sebagai faktor potensi pemanasan global (Global Warming Potential/GWP) sebagaimana yang didasarkan pada sumber dari Second Assessment Report IPCC tahun 1995. [G4-DMA] In producing oil and gas, CO2 and CH4 are commonly the dominant components from greenhouse gas emission. N2O produced in a small quantity from fossil fuel combustion and greenhouse gas contribution is less significant compared to CO2. Other greenhouse gases such as HFCs and PFCs are used for chiller, while FS6is sourced from electrical equipment or pipeline tracer. In this report, PEPC uses greenhouse gas emission unit in ton CO2 equivalent (CO2e) as Global Warning Potential (GWP) factor as based on source from IPCC Second Assessment Report of 1995. [G4-DMA] [G4-EC2] 131 132 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Emisi udara dari industri migas secara umum dapat dibagi dari dua kategori besar, yaitu exhaust gas dari generator dan venting/flaring. Emisi dari pembakaran bahan bakar dihasilkan dari operasi peralatan seperti mesin, pemanas, dan pembangkit. Pembakaran ini menghasilkan nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), sulfur dioksisa (SO2), bahan partikulat (PM), volatile organic compounds (VOC) dan karbon dioksida (CO2). Venting umumnya menghasilkan VOC dan emisi methan (CH4), yang biasanya berasal dari storage tanks, venting sumur, uncontrolled gas dehydrators dan equipment leaks. Air emission from oil and gas industry can generally be divided into two major categories, i.e. exhaust gas from generator and venting/flaring. Emissions from fuel combustion are produced from equipment operation such as machine, heater, and generator. The combustion produces nitrous oxide (NOx), carbon monoxide (CO), sulfur dioxide (SO2), particulate material (PM), volatile organic compound (VOC), and carbon dioxide (CO2 ). Venting normally produces VOC and methane (CH4) emissions, which are usually sourced from storage tanks, well venting, uncontrolled gas dehydrators, and equipment leaks. PEPC memahami bahwa emisi rumah kaca yang disebabkan oleh hasil pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna turut menambah jumlah intensitas yang ada di atmosfer. Oleh karena itu, sebagai salah satu perusahaan hulu migas yang dimiliki oleh Pemerintah, PEPC ikut menyukseskan Rencana Aksi Nasional-Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dalam bidang energi, yaitu dengan program pemanfaatan biodiesel (pengembangan Kemiri Sunan). PEPC understands that greenhouse emission caused by imperfect fossil fuel combustion adds the amount of intensity in the atmosphere. Therefore, as one of the upstream oil and gas company owned by the Government, PEPC participates in the National Action Plan - Green House Gas (RAN-GRK) in energy with the biodiesel program (Reutealis trispema cultivation). Kesadaran mengenai kondisi global yang mengalami peningkatan suhu rata-rata yang juga disebabkan oleh aktivitas bisnis dan produksi, membuat inisiatif tersendiri bagi perusahaan untuk berkontribusi mengurangi tren yang terjadi. Pendekatan yang diambil oleh PEPC mencoba untuk dimulai sedini dan sekomprehensif mungkin, mulai dari efisiensi penggunaan energi di kantor dan lapangan, pengendalian serta pemantauan kondisi konsumsi emisi gas rumah kaca, sampai kepada merancang dan melaksanakan kegiatan operasional produksi minyak bumi yang ramah lingkungan. The awareness on global condition that experiences average temperature increase caused by business and production activities, led the Company to contribute in reducing the ongoing trend. The approach taken by PEPC is to start as early and as comprehensively as possible, from energy use efficiency in offices and on site, controling and monitoring of greenhouse gas consumptions, to designing and implementing environmentally-friendly crude oil operational production activities. PEPC melaksanakan perhitungan emisi di lokasi kantor pada tahun 2012 dan 2013. Sedangkan untuk tahun 2014, Perusahaan menguji kualitas udara ruang kerja (indoor air quality) dengan faktor diantaranya kadar gas anorganik, seperti CO2, CO, dan H2S. Hasil pengujian gas CO2 berkisar antara 246 s/d 1020 ppm, hasil pengujian gas CO berkisar antara < LOD s/d 1 ppm, sedangkan hasil pengujian gas H2S berkisar antara 0,0013 s/d 0,0063 ppm. Hasil pengujian ini mengindikasikan seluruhnya pajanan tidak melebihi Nilai Ambang Batas sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. PEPC has conducted emission calculation in its offices location in 2012 and 2013. Meanwhile in 2014, the Company tested indoor air quality with factors such as inorganic gas degree, e.g.CO2, CO, and H2S. The CO2 test result ranged between 246 and 1020 ppm, the CO test result ranges from< LOD to 1 ppm, and H2S test result ranges from 0.0013 to 0.0063 ppm. The test results indicate that all exposures did not exceed the Threshold Limit Value according to Ministry of Employment and Transmigration Regulation No. 13 of 2011 on Threshold Limit Value Physics and Chemical Factors at Workplace. Kegiatan operasi yang dimaksud dalam pelaporan ini adalah segala kegiatan yang menyangkut dari proses eksplorasi, pengembangan, produksi, dan sampai kepada penyaluran minyak bumi kepada PT Tri Wahana Universal dan PT Pertamina (Persero) melalui pipa sampai sebelum melalui CPA JOB P-PEJ. Operational activities meant in this report are all forms of activities related from exploration, development, production, to oil distribution processes to PT Tri Wahana Universal and PT Pertamina (Persero) through pipeline up to the stage before CPA JOB P-PEJ. Dalam proses produksi minyak dan gas bumi, turut dilepaskan gas seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO x ),dan sulfur oksida (SO x ) yang dapat menyebabkan pencemaran udara seperti hujan asam, kabut asap, dan pemanasan global. Hujan asam yang turun ke bumi menyebabkan tanah dan perairan menjadi lebih asam dan tentunya mengganggu kualitas pertumbuhan tanaman. In oil and gas production process, also released gases such as carbon dioxide (CO2), nitrous oxide (NOx), and sulfur oxide (SOx) that may cause air pollution in the forms of acid rain, smoke fog, and global warming. Acid rainfall may acidify soil and water which certainly hamper plant growth quality. Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Hasil perhitungan emisi di lapangan produksi Banyu Urip, khususnya EPF dan EOE berdasarkan jenis gas emisi yaitu gas CO2 sebesar 19,8 ton CO2e, gas CH4 sebesar 1,33 kilo CO2e, gas NOx sebesar 6,5 kilo CO2e dan gas SOx sebesar 399,5 kilo CO2e. Sehingga total emisi yang dihasilkan langsung selama periode pelaporan adalah sebesar 20,19 ton CO2e. [G4-EN15, G4-EN21, E1] Emission calculation result in Banyu Urip production field, especially EPF and EOE based on types of gas emission are CO2 gas at 19.8 ton CO2e, CH4 gas at 1.33 kilo CO2e, NOx gas at 6.5 kilo CO2e, and SOx gas at 399.5 kilo CO2e. Therefore total emissions directly produced during reporting period are 20.19 ton CO2e. [G4-EN15, G4-EN21, E1] Tabel 11.3 Jumlah Emisi Suar Bakar Tahun 2012-2014 Table 11.3 Amount of Flaring Gas Emission 2012-2014 Tahun Year Sumber Emisi Emission Source 2012 2013 2014 Suar Bakar (Flaring) Beban Emisi (CO2e/Tahun) Emission Weight(CO2e/Year) CO2 CH4 NOx SOx TOTAL 5.177.022,31 350,22 1.715,15 104.542,75 5.283.630,43 27.077.604,81 1.831,76 8.970,85 546.794,49 27.635.201,91 19.784.263,64 1.338,38 6.554,55 399.515,63 20.191.672,20 Da lam L aporan Keberlanjutan ini, Perusahaan mengungkapkan rasio intensitas emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses produksi dan operasional bisnis Perusahaan. Rasio intensitas emisi gas rumah kaca ini berhubungan dengan intensitas energi yang dikonsumsi oleh PEPC dalam setiap aktivitas bisnis dan operasionalnya. Untuk mengungkapkan rasio intensitas emisi gas rumah kaca, dipilih kategori denominator rasio yang sesuai dengan konteks proses bisnis yang terjadi di PEPC, yaitu jumlah barel minyak dan gas bumi yang diproduksi. In this Sustainability Report, the Company discloses greenhouse gas emission intensity ratio produced from all production processes and Company business operations,. The greenhouse gas emission ratio is related to energy intensity consumed by PEPC in every business and operational activity. To reveal the greenhouse gas emission ratio, the ratio denominator category was chosen which is appropriate with PEPC business process context, i.e.Total barrels of produced oil and gas. PEPC juga mengungkapkan rasio intensitas produksi dengan perhitungan kontribusi emisi yang dihasilkan dari tiap satuan barel minyak terproduksi. Jenis gas emisi yang termasuk dalam perhitungan adalah CO2, CH4, NOx, dan SOx. Besar rasio intensitas emisi dari tiap produksi adalah (20.191.672,20 CO2 e/11,218,438 barrel) adalah 1.800 CO2e/MBOe. [G4-EN18, E1] PEPC also discloses production intensity ratio by calculating emission contribution produced by every oil barrel unit. Gas emission included in the calculation among others are CO2, CH4, NOx, and SOx. The amount of emission intensity ratio from each production is (20,191,672.20 CO2e/11,218,438 barrel) or 1,800 CO2e/MBOe. [G4-EN18, E1] PEPC juga memperhatikan konsumsi produk atau peralatan yang memiliki bahan penipis ozon (ozone depleting substances/ODS) seperti CFCs, HCFCs, halon dan methylbromida. Fasilitas pendingin lokasi kantor PEPC menggunakan AC sentral yang sudah tidak lagi menghasilkan CFC yang dapat membahayakan ozon, namun kini telah menggunakan air dan senyawa Lithium Bromida (LiBr). Begitu pula dengan penggunaan AC split dan pendingin server internal perusahaan. Selain itu, peralatan pemadam kebakaran baik untuk keperluan gedung kantor ataupun yang digunakan di lapangan produksi, menggunakan bahan yang tidak mengandung unsur halon (Non-Ozone Depleting Substances/non-ODS) yang dapat merusak lapisan ozon. PEPC also pays attention to product consumptions or equipment containing ozone depleting substances (ODS) such as CFCs, HCFCs, halon, and methyl-bromide. Chiller facilities at PEPC offices utilize central AC that no longer produces ozone-endangering CFC, but using water and Lithium Bromide (LiBr) compound instead. This also applies for Company's split AC and internal server chiller. Firefighting equipment for office building or production site also use Non-Ozone Depleting Substances(Non-ODS). 133 134 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Flaring & Venting Gas Flaring & Venting Gas Flaring gas adalah pembakaran gas yang dinilai tidak ekonomis melalui suar bakar, sedangkan venting adalah pelepasan gas secara aman langsung ke udara yang dikarenakan kelebihan produksi associated gas. Sistem flare merupakan pengaman dari gas yang keluar dari sistem proses dengan membakar gas yang keluar tersebut sebelum memasuki atmosfer. Gas flaring is gas combustion through flares that is considered uneconomical. Meanwhile venting is safe gas release directly to the air due to excessive production of associated gas. Flaring system is a protection from the gas released from process system by combusting the released gas prior to entering the atmosphere. Bagaimanapun, flaring dan venting memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Flaring akan meningkatkan emisi CO2 di atmosfer yang turut semakin memperparah kondisi pemanasan global saat ini. Begitu pula pelepasan gas secara langsung (venting) yang jauh lebih berbahaya karena gas methan yang dilepaskan memiliki faktor Potensi Pemanasan Global 20 kali lebih besar daripada CO2. Saat ini, di sepanjang tahun di seluruh dunia, 150 milyar meter kubik gas alam di bakar melalui suar bakar (flaring), yang setara dengan 400 juta ton CO2e gas emisi rumah kaca global. However, flaring and venting bring negative impacts to the environment. Flaring increases CO2 in the atmosphere that worsens global warming. Direct release of gas (venting) is more dangerous as released methane gas has Global Warming Potency factor 20 times higher than CO2. Currently, throughout the years all over the world, 150 billion cubic meter natural gas is combusted through flaring that is equal to 400 million ton CO 2 e green house gas emission. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mendukung salah satu keputusan dari Protokol Kyoto yaitu Clean Development Mechanism (CDM) atau Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB). Kebijakan yang tercakup dalam kebijakan ini adalah dengan mengurangi produksi gas flaring, efisiensi energi dan emisi metana larian pada sektor migas. Pemerintah Indonesia juga telah menginisiasi target tercapainya lingkungan kegiatan migas tanpa gas suar bakar (flare gas) pada tahun 2025. The Government issues a policy to support a decision in Kyoto Protocol, i.e. the Clean Development Mechanism (CDM). The policies covered in the decision include reducing flaring gas, efficiency of energy and fugitive methane emission in oil and gas sector. The Indonesian Government has also initiated the achievement of oil and gas activities without flare gas target by 2025. Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Sesuai dengan Permen Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi, PEPC bersama KKKS Blok Cepu dilarang membuang gas ikutan (associated gas) secara langsung melalui venting kecuali dengan izin Menteri, namun dikecualikan salah satunya untuk pig launchers. Pig launchers yang dimiliki PEPC bersama KKKS Blok Cepu terletak di Fasilitas Gayam, sehingga dengan kebijakan ini maka yang telah diizinkan sesuai keputusan Kementerian dapat dipastikan aman bagi lingkungan. Gas venting yang dihasilkan hanya terjadi pada saat proses pigging, atau pembersihan internal pipa, dan produksi gas venting pada proses ini tidak terhitung material In alignment with Minister of Environment Regulation No. 13 of 2009 on Quality Standard of Stationary Emission Source for Oil and Gas Business and/or Activities, PEPC together with CepuKKKS are prohibited from disposing associated gas directly through venting except with permission from the Minister, for pig launchers are subject to exception. Pig launchers owned by PEPC with Cepu KKKS are located in Gayam Facility, therefore the policy approved by the Ministry assures its safety for the environment. The venting gas only produced in pigging process or internal pipe cleaning and venting gas production in this process was not measured materially. Perusahaan mengikuti aturan batas maksimum flaring sebesar 5000 MSCFD selama lebih dari enam bulan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selama periode produksi minyak bumi tahun 2014, total jumlah gas yang dibakar pada suar bakar berjumlah 1,241 MSCFD atau setara dengan 20.191.672,20 CO 2 e. The Company complies with the regulation not to flare of more than 5,000 MSCFD during the span of six months, according to applicable regulations. During oil production period in 2014, the total amount of gas combusted in the flaring is 1,241 MSCFD or equal to 20,191,672.20 CO2e. Jumlah gas flaring dan venting tersebut, berasal dari total volume produksi sebesar 11 MMBOe, yang artinya rasio intensitas keluaran gas tersebut sebesar 1.800 CO2e/MBOe. The amount of gas flaring and venting comes from the total volume production at 11 MMBOe which means the intensity ratio of the associated gas is 1,800 CO2e/MBOe. Grafik 11.2 Perkembangan Jumlah Gas Flaring dan Injeksi Tahun 2012-2014 Chart 11.2 Progresses of Injection and Flaring Gas 2012-2014 Produksi gas flaring dan venting yang dihasilkan oleh kegiatan yang sifatnya non-rutin seperti plant start-ups and shut-downs, pressure safety valve releases, tidak lebih besar ketimbang kegiatan operasional rutin. Hanya pada kondisi emergency (kompresor tidak beroperasi dan tidak ada pemanfaatan gas fuel sebagai bahan bakar pembangkit) flaring dapat mencapai 100% dari total gas yang terproduksi. Flaring and venting gas produced by non-routine activities such as plant start-ups and shut-downs, pressure safety value releases, are not larger than routine operational activities. Only during emergency (compressor does not operate and no fuel gas utilizedfor generator) the flaring may reach 100% from the total gas produced. 135 136 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Inisiatif Mengurangi Emisi Emission Reduction Initiative PEPC, KKKS Blok Cepu, khususnya operator Lapangan Banyu Urip dalam membuat desain operasi, telah merancang teknologi produksi venting hydrocarbon yang mampu ditekan sejak awal. Tindakan preventif ini merupakan inisiasi untuk memberikan kontribusi yang lebih positif bagi bumi. PEPC, Cepu Block KKKS, especially Banyu Field operator for the operation design, have designed hydrocarbon venting production technology that can be supressed from the start. This preventive action is an initiation to give more positive contribution for the earth. Selain daripada itu, cara yang digunakan oleh PEPC dan KKKS Blok Cepu menurunkan jumlah gas berbahaya pada pembuangan adalah dengan melaksanakan penanaman 20.000 pohon trembesi, sebagai pohon yang memiliki daya serap gas CO2 yang sangat tinggi. Dengan diameter tajuk 15 meter, satu batang pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahunnya. Pada tahun 2014 ini, telah dimulai penanaman pohon trembesi sebanyak 10.000 batang yang akan terus dilanjutkan sampai jumlah dalam komitmen PEPC sebanyak 20.000 tersebut tercapai. [OG6, In addition, to reduce the amount of dangerous gas in the disposal PEPC and Cepu Block KKKS plant 20,000 Albizia saman, a tree species with high CO2 absorbing property. With a crown diameter of 15 meter, one branch of Albizia samancan absorbs 28,5 ton CO2 gas every year. In 2014, 10,000 Albizia samanhavebeen planted which will continue until the commitment to plant 20,000 trees is reached. Perusahaan menyadari bahwa setiap orang dan lembaga harus memiliki kesadaran dan inisiatif untuk mengurangi jejak karbon mereka sedini mungkin. Desakan akan dampak negatif perubahan iklim yang semakin memburuk bila tidak ada perubahan perilaku akan segera dirasakan bahkan oleh generasi hari ini. The Company realizes that every person and the organisation has to be awareness and has to have initiative to reduce carbon footprints as soon as possible. The pressure from worse negative impacts of climate change if we do not change our behaviors will be immediately felt even by today's generation. Setelah ratifikasi Protokol Kyoto oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2004 untuk ikut serta dalam pengendalian serta stabilisasi emisi, PEPC sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara, turut memperhatikan inisiatif Pemerintah Indonesia yang berkomitmen pada forum G-20 Pittsburgh dan COP15 UNFCCC Copenhagen tahun 2009 untuk mengurangi 26% gas emisi rumah kaca yaitu sebesar 0,767 Giga ton CO2e, atau kontribusi reduksi dari sektor energi sebesar 30 juta ton CO2 pada tahun 2020 dengan usaha sendiri, atau penurunan 41% dengan dukungan luar negeri. Following the ratification of the Kyoto Protocol by the Indonesian Government in 2004 to participate in the controlling and stabilizing of emission, PEPC as part of State Owned Enterprises (SOE) support Indonesian Government initiatives to commit to the G-20 Pittsburgh and COP15 UNFCCC Copenhagen in 2009 to reduce 26% of greenhouse gas emission which equal to 0.767 Giga ton CO2e or contribute to energy reduction at 30 million ton CO2 by 2020 by own efforts or 41% reduction with foreign support. Berdasarkan data yang disajikan dari tabel produksi emisi diatas dapat dilihat perubahan penurunan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses bisnis dan operasional PEPC. Pengurangan tingkat emisi gas rumah kaca yang paling signifikan terlihat dari penurunan gas CO2, CH4 dan SOx sebesar rata-rata 27%, yang menunjukkan keberhasilan Perusahaan dalam strati yang telah dilakukan dengan terus berupaya memperbesar jumlah associated gas yang diinjeksi ke dalam bumi. Based on the data shown emission production, it can be seen that greenhouse gas emission change resulted from PEPC business and operational process has decreased. The most significant decrease of the green house gas emission is seen from the declined CO2, CH4, and SO2 gases of averagely 27%. This shows Company's success on the initiatives to increase the amount of associated gas reinjected to earth. Pengurangan tingkat emisi juga terjadi akibat, pengembangan efisiensi, mengurangi flaring & venting, fugitive emission sebagai hasil inisiatif perusahaan. The emission reduction is also triggered by efficiency in development, decreasing flaring and venting, fugitive emission as the result of the Company initiatives. [OG6, E4] E4] [G4-EN19, E1] [G4-EN19, E1] Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation PRAKARSA PRAKTIK TERBAIK BAGI SUMBANGSIH KEBERLANJUTAN INITIATIVE OF THE BEST PRACTICE FOR SUSTAINABLE CONTRIBUTION Bisnis produksi hulu migas merupakan industri besar dengan resiko yang juga besar. PEPC dalam KKKS Blok Cepu bekerja sama dengan perusahaan mitra lain menjalankan bisnis hulu migas dengan praktik terbaik dan standar internasional yang diakui. Desain operasional dan pembangunan infrastruktur sampai kepada fase produksi dijalankan dengan alur dan tata laksana yang terencana dan terukur. Sehingga mekanisme ini dapat membantu meminimalisasi bahkan menghilangkan dampak negatif yang mungkin muncul. Upstream oil and gas production business is a large business with equally large risks. PEPC in KKKS Cepu Block cooperates with other partners to run the upstream oil and gas business with the best practice and acknowledged international standard. Operational design and infrastructure development to the production phase are run with planned and measured flow and procedures. Therefore the mechanism may help minimize indeed eliminate the occurrence of negative impacts. Dalam hal pencegahan risiko, perusahaan mengedepankan precautionary principle (prinsip pencegahan) sesuai dengan Principle 15 United Nation (UN) Declaration, 'The Rio Declaration on Environment and Development', 1992 yang mengamanahi pendekatan yang diambil untuk mengatasi potensi dampak lingkungan. Lebih lanjut pendekatan ini harus diaplikasikan seluas-luasnya, dimana terdapat ancaman serius ataupun bahaya yang tak mungkin dikembalikan (irreversible damage), bahkan ketidakpastian kajian ilmiah tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda pengukuran yang efektif-biaya demi mencegah pengrusakan lingkungan. [G4-14] In risk prevention, the Company puts forward precautionary principle in line with the United Nation Declaration, "The Rio Declaration on Environment and Development", 1992. Principle 15 mandates as approach taken to resolve environmental impact potentials. The approach needs to be applied as widely as possible, where there are serious threats or irreversible damage, even the uncertainty of scientific study cannot be a reason to postpone the costeffective measurement to prevent environmental damage. Dalam bisnis operasionalnya, Perusahaan dan KKKS Blok Cepu lainnya memperhatikan kaidah-kaidah serta standar yang menjadi aturan yang disepakati oleh industri hulu migas di Indonesia. Beberapa standar yang dipakai seperti diantaranya International Association of Drilling Contractor (IADC Well Cap) sebagai standar operasional pemboran di lingkungan Pertamina. Mekanisme internal yang dipakaisebagai standar operasional prosedur juga berasal dari Pertamina yaitu The Pertamina Drilling Way version 2.0 Tahun 2014. [G4-14] In its business operations, the Company and other Cepu KKKS are concerned about the principles and standards that become the agreed provisions by upstream oil and gas industry in Indonesia. Some of the standards such as the International Association of Drilling Contractor (IAD Well Cap) are used as drilling operations standard in Pertamina circles. The Internal mechanism used as operational procedure standard also derived from Pertamina i.e. The Pertamina Drilling Way version 2.0 of 2014. 137 138 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pada Lapangan Banyu Urip sejak 2009, KKKS Blok Cepu memulai pengangkatan minyak bumi dengan fase Early Production Facilities (EPF), sementara pembangunan untuk fasilitas Full Field Development terus berjalan demi mengejar peak production sebesar 165.000 BOPD pada kuartal ketiga tahun 2015. In Banyu Urip Field since 2009, Cepu KKKS has started crude oil lifting with Early Production Facilities phase, meanwhile the developmentof Full Field Development facilities is constantly running to meet the peak production target of 165,000 BOPD in the third quarter of 2015. PEPC saat ini sedang memasuki tahap penyelesaian dari pengembangan Lapangan Banyu Urip sebagai POD pertama di Blok Cepu melalui pembangunan proyek Engineering, Procurement, & Construction (EPC). Proyek pengembangan yang dimaksud terbagi dalam lima cakupan, yaitu EPC 1EPC 5. 1. EPC-1 : Central Processing Facilities (CPF) 2. EPC-2 : Onshore Export Pipeline 3. EPC-3 : Offshore Export Pipeline & Mooring Tower 4. EPC-4 : Floating Storage & Offloading (FSO) 5. EPC-5 : Infrastructure Facilities PEPC currently is reaching the finishing phase of Banyu Urip Field development as the first POD in Block Cepu through Engineering, Procurement, and Construction (EPC) project development. The mentioned development project is divided into five scopes i.e. EPC 1 to EPC 5. 1. EPC-1 : Central Processing Facilities (CPF) 2. EPC-2 : Onshore Export Pipeline 3. EPC-3 : Offshore Export Pipeline & Mooring Tower 4. EPC-4 : Floating Storage & Offloading (FSO) 5. EPC-5 : Infrastructure Facilities Gambar 11.1 Rencana Pembangunan Engineering, Procurement, & Construction (EPC) Figure 11.1 Engineering, Procurement, & Construction (EPC) Development Plan Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Proyek yang telah dimulai sejak 2011, saat ini telah memasuki masa finishing & completing pembangunan. Selama tahun 2014, perkembangan proyek yang masih berjalan yaitu: The project that started in 2011 and has now entered the construction finishing and completing phase. Throughout 2014, the ongoing projects are: Grafik 11.3 Realisasi Proyek EPC 1-5 Tahun 2014 Chart 11.3 Realization of EPC 1-5 Project Year 2014 Plan Actual 87.39 100.00 78.69 EPC 1 98.60 94.26 66.20 EPC 2 89.80 57.10 EPC 3 EPC 4 70.06 47.84 EPC 5 Pembangunan infrastruktur operasional produksi ini dilaksanakan dengan praktik yang telah dirancang untuk dapat menghasilkan dampak negatif yang kecil bagi lingkungan. Perencanaan pembangunan tersebut sebelumnya telah melewati beberapa macam uji dalam kajian ANDAL dan RKL-RPL Proyek Lapangan. The development of production operation infrastructure is carried out with designed practices to produce low negative impacts on the environment. The development design has passed various tests in EIA and Field Project RKL-RPL. Limbah dari Kegiatan EPC Waste from EPC Activity Kegiatan EPC menghasilkan limbah domestik yang berasal dari aktivitas hunian tenaga kerja di lokasi kegiatan seperti mandi, mencuci dan memasak. Limbah domestik dapat berupa limbah padat maupun cair. Dengan jumlah pekerja yang cukup banyak serta kondisi morfologi lingkungan sekitar, maka limbah domestik berpotensi menjadi sumber dampak. Domestic waste is emphasized on waste sourced from the activities of inhabitants in the work location such as showering, washing, and cooking. Domestic wastes consist of solid and liquid waste. With a large number of employees plus the morphology of the surrounding environment, domestic waste has the potential of causing impacts. Upaya pengelolaan terhadap limbah tersebut yaitu: The attempts to manage the domestic waste are: Setelah kegiatan instalasi unit-unit proses dan pipa selesai, maka akan dilakukan uji hidrostatik terhadap pipa dan bejana-bejana proses. Uji hidrostatik ini akan membutuhkan air yang akan diambil dari Sungai Bengawan Solo. Air bekas uji hidrostatik akan memenuhi nilai ambang batas yang berlaku sebelum dibuang ke sungai terdekat. Apabila parameter air belum memenuhi standar yang berlaku, air akan ditampung dalam danau buatan untuk dikelola. Sedangkan limbah biologis tenaga kerja (MCK) ditampung di septic tank. Following the completion of process units and pipeline installation, hydrostatic test will be conducted to water taken from Bengawan Solo. Used water in hydrostatic test shall comply with applicable threshold limit value prior to being disposed of in the nearby river. In the event that water parameter does not comply with the applicable standard, the water will be contained in an artificial lake to be processed. Meanwhile the biological waste from workers is contained in septic tanks. Limbah padat seperti kemasan bekas makanan, kaleng akan dikumpulkan dan dibuang pada TPA di Kabupaten Bojonegoro. Limbah domestik pekerja akan ditampung dalam septic tank. Limbah padat yang merupakan material sisa seperti potongan pipa, semen (concrete), kaleng bekas cat dan sisa material lainnya akan dikumpulkan dan dibawa kembali oleh kontraktor. Solid waste such as food wrappers, tin cans will be collected and disposed of in a landfill in Bojonegoro Regency. Employees domestic waste will be contained in septic tanks. Solid wastes in the forms of excess materials such as pipe chunks, concrete, used paint cans, and other remaining materials are collected and brought back by the contractors. 139 140 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Limbah Kantor Office Waste Perusahaan menjalankan kegiatan operasional kantor menggunakan fasilitas yang disediakan oleh rekanan pengelola gedung kantor. Sehingga penggunaan air dan listrik termasuk penanganan limbah dikelola secara terpusat oleh rekanan tersebut. The company runs the office operational activities using the facilities provided by office building management partner. Therefore water and electricity consumption as well as waste management are centralized by this partner. Dalam pelaksanaannya, pemilahan pada tingkat sumber (source segregation) belum dilakukan. Limbah domestik dan komersial ringan seperti kertas ataupun bekas kemasan makanan digabungkan dalam satu penimbunan dan dikumpulkan oleh rekanan pengelola gedung. Proses pemilahan pertama terjadi setelah fase ini, dimana sampah tersebut dipilah berdasarkan kategori sampah non-organik yang masih dapat didaur ulang, seperti plastik, kaleng, botol, dan kertas, serta non-daur ulang seperti sampah organik, sisa makanan dan sampah basah lainnya. Limbah elektronik seperti baterai bekas pengharum ruangan diambil kembali oleh pihak ketiga penyedia untuk diolah lebih lanjut. In the implementation, the sorting in the source generation has not been done. Domestic and light commercial waste such as paper and food wrappers are combined in one storage house and collected by the building management partner. The first sorting is conducted following this phase, where the wastes are sorted based on recyclable nonorganic waste category (e.g.plastic, cans, bottles, and paper) and non-recyclable waste (e.g. food waste and other wet waste). Electronic waste such as waste batteries of air refreshener are taken by the third party for further processing. Pengelolaan air bekas pakai di gedung kantor dilaksanakan dengan penampungan pada septic tank. Waste water processing in the office building is done by containment in the septic tanks. PEPC juga mengukur kualitas dari pengolahan air limbah selama 2014 untuk menjamin serta memantau perkembangan baku mutu air limbah, dimana standar Baku Mutu Komunal Limbah Cair Domestik sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 122 Tahun 2005. Hasil pengukuran tersebut seperti ditunjukkan tabel berikut: PEPC also measures the quality of waste water processing throughout 2014 to guarantee and monitor the development of waste water quality standard, where Domestic Waste Water Communal Quality Standard consistent with the Regulation of Jakarta Special Capital Region Governor Number 122 of 2005. The result of the measurement can be shown in the following table: Tabel 11.4 Hasil Pengukuran Mutu Pengolahan Air Limbah Table 11.4 Result of Wastewater Treatment Quality Measurement of PEPC 2014 Satuan Unit Kandungan Content Baku Mutu Quality Standard Hasil Uji Test Result 6-9 7,9 pH pH Organik (KMnO4) Organic (KMnO4) mg/L 85 13,43 Zat Padat Tersuspensi Suspended Solids mg/L 50 10,0 Ammonia Ammonia mg/L 10 2,65 Minyak dan Lemak Oil and Fat mg/L 10 < 1,13 Senyawa Aktif Biru Metilen Methilene Blue Active Substance mg/L 2 0,07 COD (Dichromat) COD (Dichromat) mg/L 80 < 40,0 BOD (20oC, 5 hari) BOD (20oC, 5 hari) mg/L 50 6,22 Perusahaan memiliki prosedur tersendiri dalam mengelola limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran serta kerusakan lingkungan dan melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali. Dalam operasional gedung, limbah B3 yang teridentifikasi, yaitu oli dari genset sebesar 10,02 L. [G4-EN25, E10] The Company has its own procedures in processing dangerous and toxic waste (B3) to prevent and overcome pollution and environmental damage as well as quality recovery of polluted environment to their initial function. In building operations, dangerous and toxic waste identified is oil from generators of size 10.02 L. [G4-EN25, E10] Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Air Terproduksi Produced Water Dalam kegiatan operasional, industri minyak dan gas tidak hanya memproduksi minyak mentah namun juga limbah yang jika tidak tertangani dengan baik dapat berbahaya bagi lingkungan, salah satunya adalah air terproduksi (produced water). Produced water merupakan limbah cair yang keluar dari sumur pemboran bersama-sama dengan minyak ataupun gas. Dalam penanganan lebih lanjut, produced water dipisahkan dengan minyak dengan teknologi separator. In operational activities, oil and gas industry produces not only crude oil but also waste which may endanger the environment when not carefully processed, among others produced water. Produced water is liquid waste released from the drilling well together with oil or gas. In further processing, produced water is separated from oil with separator technology. Limbah eksploitasi minyak bumi ini mengandung senyawa seperti BTEX, ammonia, phenol, dan merkuri yang dapat berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Sebagai salah satu limbah yang paling banyak keluar dalam pengangkatan minyak bumi, produced water menjadi perhatian tersendiri bagi PEPC bersama KKKS lain mengingat potensi dampak lingkungan yang negatif yang dapat ditimbulkannya. This crude oil exploitation waste contains substances such as BTEX, ammonia, phenol and mercury that are potentially harmful to human health and the environment. As one of the wastes with largest amount released during oil lifting, produced water is a major concern for PEPC and other KKKS considering the potential negative environment impacts that may arise. Dalam operasional Lapangan Banyu Urip yang menghasilkan minyak bumi, pada setiap 30.000 barel minyak yang diangkat tiap hari nya, bersamaan dengannya ikut keluar bersamaan dengannya ikut keluar produced water dengan rata-rata dengan rata-rata sebesar 100 Barel. In oil-producing Banyu Urip Field operation, each 30,000 barrel oil lifted daily also brings on average 100 barrels of produced water. Grafik 11.4 Jumlah Injeksi Produced Water Tahun 2012-2014 Chart 11.4 Amount of Produced Water Injection 2012-2014 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Perusahaan tidak membuang produced water ke permukaan, namun seluruhnya diinjeksikan kembali ke dalam bumi setelah melalui unit water skimmer dengan jumlah minyak terlarut di bawah 50 ppm, sehingga produced water ini telah memiliki spesifikasi yang sesuai dengan keadaan reservoir dan tidak memiliki dampak lingkungan negatif. Selama periode pelaporan, Perusahaan menginjeksi kembali produced water sebesar 24.930,04 barrel. [OG5, E9] The Company does not dispose of produced water on earth surface, instead, the produced water is reinjected into the ground after passing through a water skimmer unit with total dissolved oil under 50 ppm, therefore the produced water has complied with the specification suitable for reservoir condition and does not have negative environmental impact. During the reporting period, the Company has reinjected produced water as much as 24,930.04 barrels. [OG5, E9] 141 142 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Lumpur dan Serbuk Pemboran Drilling Mud and Drill Cuttings Sebagai bagian dari limbah hasil pemboran minyak, selain produced water, drilling mud (lumpur) dan cutting harus dikelola dengan baik. Dalam proses pemboran, lumpur dipompa masuk melalui pipa menuju mata bor. Nosel di mata bor akan menginjeksikan lumpur bor (drilling mud) keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu menggali bebatuan, yang selanjutnya naik kembali ke permukaan lewat celah antara lubang sumur dan pipa bor yang disebut annulus, membawa cutting hasil pemboran. Apart from produced water, drilling mud and drill cuttingsas oil drilling waste shall bewell-processed. In the drilling process, mud is pumped in through pipe to drill bit. The nozzle in the drill bit will inject the drilling mud out with high speed that will help in digging the rocks, which will rise again to the surface through the gap between the wellhore and drill pipe called annulus, bringing drill cuttings. Lumpur bor terdiri atas dua jenis, yaitu lumpur berbahan dasar air (aquaeos drilling mud) dan lumpur bor berbahan dasar minyak (oil/non-aquaeos drilling mud). Demi membantu mengurangi risiko lingkungan dari proses pemboran, Perusahaan bersama KKKS Blok Cepu hanya menggunakan lumpur bor yang terbuat dari bahan dasar air karena lumpur tersebut dikategorikan sebagai lumpur non-toksik. Penggunaan lumpur bor non-toksik ini juga dapat mengurangi kemungkinan pencemaran air tanah apabila terjadi limpasan air hujan dari mud pit. Drilling mud consists of two types i.e aquaeos drilling mud and oil/non-aquaeos drilling mud. To help reduce environmental risk from the drilling process, the Company and Cepu KKKS only use water-based drilling mud as the mud is non-toxic. The use of non-toxic drilling mud can also reduce the possibility of ground water pollution if there is runoff from the mud pit. Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Pengelolaan lumpur bor yang sudah tidak terpakai lagi atau lumpur yang telah berulangkali disirkulasi ke dalam sumur bor, sehingga mencapai tingkat toleransi kandungan padatan yang tidak dapat dipisahkan lagi dengan alat-alat pemisah (solids control). Total penggunaan lumpur bor pada Lapangan Banyu Urip untuk 17 sumur selama tahun 2014 adalah sebesar 229.160 barrel. Sedangkan limbah padat berupa serbuk bor (cutting) yang dihasilkan dari proses pemboran diperkirakan sekitar 7.802 m3 untuk 8 sumur pada Well Pad B, dan 8.617 m3 untuk 9 sumur Well Pad C. The management of used drilling mud or mud repeatedly circulated into drilling well, reaches solid content level that can no longer be separated by separators (solids control). The total usage of drilling mud in Banyu Urip Field for 17 wells throughout 2014 is 229,160 barrels. Meanwhile drill cuttings produced in the drilling process is estimated at 7,802m3 for 8 wells in Well Pad B and 8,617 m3 for 9 wells in Well Pad C. [OG7, E10] Pengelolaan Lumpur Mud Handling Dalam menjalankan operasi pemboran, Perusahaan menggunakan metode batch drilling, yaitu salah satu teknologi pemboran modern yang pada dasarnya dilaksanakan dimana sejumlah sumur (biasanya 3 atau lebih) dibor dengan rig yang sama pada luas permukaan tertentu secara berturut-turut, dengan bagian yang sama (section) dari setiap lubang untuk dibor satu per satu sampai kedalaman akhir tercapai pada semua sumur, ketimbang menyelesaikan seluruh section sebelum melanjutkan untuk mengebor yang berikutnya. Metode pemboran ini tergolong modern karena dapat memberikan keuntungan bagi Perusahaan dengan efisiensi di berbagai aspek, khususnya material lumpur pemboran. In running the drilling process, the Company uses the batch drilling method, which is one of the modern drilling technologies that basically is done where some wells (usually 3 or more) are drilled with the same rig on certain surface width consecutively, with the same section from every hole to be drilled one by one until reaching final depth for all wells, instead of finishing the whole section prior to continuing to the nex drilling. This drilling method is considered modern due to its benefits to the Company in addition to efficiency in several aspects, particularly drilling mud material. Dengan melaksanakan pemboran yang dilakukan per section, properties lumpur tetap memiliki kualitas yang sama untuk setiap section pemboran. Metode ini terbukti efisien dalam operasionalnya, dan menghasilkan tingkat penggunaan lumpur yang lebih sedikit. Setelah pemboran selesai, cuttings material diuji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dengan parameter Ba, Cd, Hg, Pb, Ag, Cr6+, Zn dan Cu. Jika berdasarkan uji TCLP menunjukkan limbah padat memenuhi syarat untuk dibuang maka used mud akan dicampur dengan limestone (batu gamping) dan bak penampung akan ditutup dengan tanah pucuk. Jika berdasarkan uji TCLP menunjukkan bahwa limbah padat tidak memenuhi syarat, maka pengelolaan limbah akan mengacu pada PP No. 18/1999 jo PP No. 85/1999 dan peraturan pelaksanaannya. With per section drilling, the mud properties will possess the same quality for every drilling section. This method is proved to be efficient in its operational and produces lesser mud usage. After drilling is completed, cutting materials are tested with the Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) with Ba, Cd, Hg, Pb, Ag, Cr6+, Zn, and Cuparameters. If the TLCP test shows that solid waste meets the requirement to be disposed of then the used mud will be mixed with limestone and the container will be closed with topsoil. If the TLCP test shows that solid waste does not meet the requirement, the waste processing will then refer to Government Regulation No. 18/1999 in conjunction with Government Regulation No. 85/1999 and its implementing regulations. Pengelolaan limbah pemboran: a. Pengelolaan lumpur bor segar (fresh mud) menggunakan MSDS dan menganalisis tingkat racun (toksisitas) lumpur segar sebelum dipergunakan untuk pemboran. b. Pengelolaan terhadap limbah pemboran yang terdiri dari cair dan padat (air limbah, lumpur sisa dan serbuk bor) mengacu pada Peraturan ESDM No. 045 Tahun 2006. c. Setelah kegiatan selesai, air limbah terakhir yang dihasilkan akan dianalisa TCLP, dimana dari hasil analisa bila air limbah terakhir tersebut mengandung limbah B3 maka akan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku, Sedangkan padatan yang ada di kolam cutting dan bak pengolahan yang mengandung B3 akan diproses lebih lanjut melalui PPLI. d. Pengelolaan serbuk bor dan sisa lumpur bor (limbah padat) mengacu kepada Peraturan Menteri ESDM No. 045 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lumpur Bor, Limbah Lumpur dan Serbuk Bor pada Kegiatan Pemboran Minyak dan Gas Bumi, dan Tata Kerja Individu Penanganan Limbah Pemboran Di darat PT PERTAMINAEP No. C-003/EP5000/2006-S0. Drilling waste processing: a. Fresh drilling mud processing uses MSDS and analyzes fresh mud toxicity before used for drilling. [OG7, E10] b. Processing of solid and liquid drilling waste (waste water, mud and cuttings) refers to Ministry of Energy and Mineral Resources Regulations No. 045 of 2006. c. The processing of drilling mud and cuttings (solid waste) refers to Ministry of Energy and Mineral Resources Regulations No. 045 of 2006 on the Management of Drilling Mud, Mud Waste, and Drill Cuttings in Oil and Gas Drilling Activities and Individual Procedure on Drilling Waste Management on Land PT PERTAMINA-EP No. C003/EP5000/2006-S0. d. The processing of drilling mud and cuttings (solid waste) refers to Ministry of Energy and Mineral Resources Regulations No. 045 of 2006 on the Management of Drilling Mud, Mud Waste, and Drill Cuttings in Oil and Gas Drilling Activities and Individual Procedure on Drilling Waste Management on Land PT PERTAMINA-EP No. C003/EP5000/2006-S0. 143 144 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pengelolaan lumpur bor yang sudah tidak terpakai, tidak dilaksanakan di lokasi namun dengan dikirim ke PPLI Bogor menggunakan truk dengan sistem pengelolaan Physical Chemical Treatment dan Bio Plant. Sedangkan pengelolaan cutting juga dikirim ke PPLI dengan menggunakan sistem stabilisasi dan waste treatment. Unused drilling mud is not processed on site but is sent to PPLI Bogor on trucks with Physical Chemical Treatment and Bio Plant processing systems. Cuttings are also sent to PPLI with stabilization and waste treatment method for processing. Limbah pemboran sudah tidak termasuk ke dalam kategori B3 sehingga Perusahaan berinisiatif untuk mencari cara memanfaatkannya secara lebih lanjut. Inisiatif ini dilaksanakan bersama Universitas Brawijaya Malang untuk melakukan studi pemanfaatan tersebut. [OG7, E10] Based on a new Government regulation, drilling waste is no longer included as toxic and hazardous waste, hence the Company initiates to look for ways to further utilize the material. The initiative is conducted with the Brawijaya University Malang to conduct the study of the usage. Gas H2S yang keluar dari formasi bersama lumpur bor pada saat kegiatan pemboran dikelola sebagai berikut: Gas H2S yang terkandung dalam lumpur bor dilarutkan dengan suspense kalsium hidroksida (Ca(OH)2) di bak lum pur , s ehingga ter bent uk gar a m sul fi da. Untuk gas H2 S bebas yang tidak bisa diperkirakan jumlahnya, maka salah satu tindakan yang dilakukan adalah menghentikan sementara kegiatan pemboran dan evakuasi seluruh pekerja pemboran dan masyarakat yang berada di sekitarnya. H2S gas released from the formation together with drilling mud in the drilling process is processed as follows: H2S gas contained in mud is dissolved with calcium hydroxide (Ca(OH)2) suspension in the mud container to form sulfide salts. To manage free H2S the quantity of which cannot be estimated, one of the actions taken is by temporarily ceasing the drilling activities and evacuate all drilling workers and the community around the location. Selama masa produksi yang telah berjalan, belum pernah ditemukan adanya kebocoran H2S. Hal ini juga ditunjang karena Pemerintah memiliki aturan operasi untuk tidak melepaskan ke permukaan. During the ongoing production period, no leakage of H2S was ever found. However, should H2S be detected, the Company applies an operation regulation not to release the substance to the surface. Upaya pencegahan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya gas H 2 S bebas sedini mungkin adalah [G4-EN27, HS4]: Melengkapi instalasi pemboran dengan alat penghembus udara yang besar (fan) yang arahnya searah dengan arah angin. Memasang sensor gas H2S di tempat tertentu seperti pada: shaleshaker, tangki lumpur dan lantai bor. Mengatur sensor gas H2S pada konsentrasi yang dapat membahayakan jiwa manusia (ambang batas H2S = 10 ppm). Tersedianya Breathing Apparatus (BA) dan personal detector gas H2S di lokasi pemboran untuk keselamatan manusia. Memasang alarm deteksi H2S yang bocor ke permukaan Semua personil di area rig floor diwajibkan untuk memiliki sertifikasi H2S The preventive attempts conducted to detect free H2S as early as possible are [G4-EN27, HS4]: Tumpahan Spills Tumpahan merupakan isu yang sangat hangat dalam industri hulu migas. Kandungan dalam bahan tumpahan yang dapat membahayakan senyawa dan makhluk hidup dalam tanah maupun air menjadi alasan perhatian khusus ini, khususnya bila tumpahan minyak terjadi dalam volume besar. Masalah lain adalah soal pembersihan (clean up) dari tumpahan tersebut yang tidak tertutup kemungkinan menggunakan bahan kimia lain yang juga berpotensi menghadirkan dampak negatif lain. Spills is a trending issue in upstream oil and gas industry. The spill substances that may endanger compound and organisms in soil or water are the reason for this special attention, particularly when the oil spill occurs in large volumes. The other problem is the clean-up of the spill that may use chemical substances that may bring further potentially harmful effects. [OG7, E10] Equipping drilling installation with large fan directed downwind. Installing H2S gas censor in certain places such as at: shaleshaker, mud tank, and drilling floor. Controling H2S gas censor on the concentration that may endanger human lives (H2S threshold limit = 10 ppm). Ensuring Breathing Apparatus (BA) and H2S gas personal detector availability at drilling sites for human safety. Installing detection alarm for H2S leakage to the surface. Requiring all personnel on the rig floor area to acquire H2S certification. Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Bila peristiwa tumpahan minyak (oil spill) terjadi di lingkungan laut, maka akan dapat menurunkan kualitas air laut, baik karena efek langsung (short term effect) maupun yang lebih membahayakan, yaitu efek dalam jangka panjang (long term effect). Ketika minyak tumpah di laut, interaksinya dengan air laut menghasilkan berbagai jenis proses yang dapat mengubah komposisi dan karakteristik minyak di lingkungan laut, seperti adveksi, difusi, dispersi, sedimentasi, emulsi, penguapan, pelarutan, degradasi mikroba dan fotokimia. Oil spills that occur at sea may lower seawater quality, either due to its short-term impact or the more dangerous long-term effect. Interaction between oil spills and seawater brings several processes that may change the composition and characteristic of the oil in sea, such as advection, diffusion, dispersion, sedimentation, emulsion, evaporation, dissolution, microbial and photochemical degradation. Untuk itu, langkah pencegahan telah dilakukan oleh PEPC ataupun operator KKKS Blok Cepu melalui pelatihan, prosedur, peralatan yang memadai. PEPC menggunakan aturan dari SKK Migas PTK 005 Tahun 2011 Tentang Penanggulangan Tumpahan Minyak. Perusahaan dalam menjalankan praktik operasional di lapangan menerapkan aturan Zero Spill dalam kebijakan lingkungannya. Setiap kegiatan yang berpotensi menyebabkan tumpahnya suatu liquid harus dilengkapi dengan wadah yang tepat. Selain itu, juga terdapat pihak ketiga yang ditugaskan sebagai Oil Spill Responder & pengelola limbah (waste management). Secara periodik, perusahaan juga memperbaharui aturan terkait serta prosedur lapangan bila ditemukan perkembangan lebih lanjut mengenai isu tumpahan tersebut. Therefore PEPC or Cepu KKKS operator have conducted preventive measures through trainings, procedures, and adequate equipment. PEPC uses provision from SKK Migas PTK 005 of 2011 on Oil Spill Mitigation. The Company in running the operations on site implements Zero Spill regulation in its environmental policy. Every activity with liquid spill potential has to be equipped with the appropriate container. In addition, a third party is also assigned as Oil Spill Responder and tasked with waste management duties. Periodically, the Company updates the regulations related to the field procedures if further development about the spill issue has been found. Selama tahun 2014, hanya terjadi satu kali peristiwa yang berpotensi menyebabkan tumpahan di laut yang berkaitan secara tidak langsung dengan PEPC, meskipun dengan jumlah yang tidak signifikan. Hal ini terjadi akibat lepasnya FSO Cinta Natomas dari Single Buoy Mooring (SBM) akibat terpaan ombak terus menerus setinggi lima meter. Sehingga saluran kapal tanker yang sedang merapat ke FSO untuk memindahkan minyak mentah terputus dan menyebabkan sebagian minyak mentah tumpah ke air laut. Throughout 2014 only one incident had the potential of causing spills in the sea which was indirectly related to PEPC, despite its insignificant quantity. This happened due to the drifting of FSO Cinta Natomas from Single Buoy Mooring (SBM) caused by continuous pounding of fivemeter high waves which cut the line of a tanker trying to transfer crude oil and consequently spilling oil into the sea. FSO Cinta Natomas yang digunakan untuk menampung minyak mentah yang disalurkan dari GOSP Banyu Urip sempat terseret beberapa ratus meter ke arah Timur kemudian dengan bantuan 2 Tug Boat dievakuasi ke lokasi aman dan buang sauh/jangkar dan tambat sekitar 3 mil dari lokasi sandar semula. FSO Cinta Natomas which isutilized to contain crude oil distributed to Banyu Urip GOSP was drifted several hundreds meters to the East. With assistance of two Tugboats, the FSO was then evacuated toa secure location and anchored and moored around 3 miles from the former mooring location. Sebagai pemilik dari FSO tersebut, Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) bersama tim dari SKK Migas melakukan pemantauan darat dan udara selama empat hari menggunakan helicopter yang dioperasikan MCL. Penelusuran terhadap jejak berdasarkan prediksi alir ceceran minyak yang terbawa arus laut dan angin ke arah Timur Tenggara dari titik awal FSO tidak menemukan jejak ataupun ceceran minyak di sepanjang area tersebut. Hal ini diperkirakan terjadi akibat jejak minyak yang hancur, menguap, dan terurai seluruhnya secara alami akibat hempasan ombak. Begitu pula dengan tim penelusuran darat yang tidak menemukan tanda jejak minyak di sepanjang pantai. Temuan dari penelusuran ini menyimpulkan bahwa kondisi perairan yang masuk ke wilayah Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban tersebut, sebagai wilayah sekitar tambatan FSO Cinta Natomas tidak terdampak setelah peristiwa tumpahan minyak tersebut. As FSO owner, Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) together with SKK Migas team conducted land and air observation for four days by helicopter operated by MCL. The search for tail based on predicted oil spill flow carried with sea current and wind southeasterly direction from the FSO starting position did not find any tail or oil spill along the area. This was expected to happen as the oil tail was naturally destroyed, evaporated, and dissolved completely by wave pounding. The land search team did not find oil spill tail along the coastline. The finding of this search concluded that the water condition in Palang Sub-district, Tuban Regency as the location for FSO Cinta Natomas mooring was not affected after the oil spill incident. [G4-EN24, E8] [G4-EN24, E8] 145 146 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Penyaluran Minyak Mentah Crude Oil Distribution PEPC memahami dampak lingkungan dari kegiatan transportasi yang memiliki cakupan yang cukup luas, mulai dari pemanasan global sampai kepada kabut asap lokal dan kebisingan. Oleh karena itu perusahaan mematuhi standar berlaku serta mengimplementasikan prosedur dalam mengelola dampak yang dihasilkan seminimum mungkin sehingga tidak menyebabkan potensi masalah yang lebih besar. [G4-DMA] PEPC understands the wide environmental impact brought about by transportation activities such as global warming, local smog, and noise. Therefore, the Company complies with applicable standard and implements the procedures in managing the impact to the minimum to avoid further problems. [G4-DMA] Beberapa aktivitas yang menyangkut proses pengangkutan yaitu: 1. Pengangkutan karyawan baik yang berada di kantor Pusat Jakarta menggunakan kendaraan operasional kantor ataupun penyedia layanan transportasi jarak jauh, serta pekerja yang berada di Lapangan Banyu Urip dan Jambaran-Tiung Biru 2. Pengangkutan minyak mentah dari Sales Point EPF Banyu Urip sampai ke Lifting Point di FSO Cinta Natomas 3. Pengangkutan material pembangunan konstruksi dan infrastruktur produksi dari proyek EPC Several activities related to transportation process are: 1. Employee transportation for Jakarta Head Office using office operational vehicles or long-distance transportation provider, as well as for employees in Banyu Urip and Jambaran-TiungBiru Fields 2. Crude oil transportation from EPF Banyu Urip Sales Point to Lifting Point in FSO Cinta Natomas 3. Transportation of construction building material and production infrastructure of EPC project Gambar 11.2 Pengawasan Penyaluran Minyak Banyu Urip oleh PEPC Figure 11.2 Banyu Urip Oil Distributions Monitoring Titik Lifting Lifting Point Cepu KKKS Early Production Facility GEO LINK P/L 6” x 37KM MUDI PIPA PPEI 10” x 37KM Titik Penjualan Sales Point Selain daripada menjalankan bisnis produksi di Lapangan Banyu Urip dan Lapangan Jambaran-Tiung Biru, sesuai dengan amanah dari PT Pertamina (Persero) selaku pemegang saham, memberikan penugasan tambahan kepada PEPC dalam kegiatan pengawasan penyaluran minyak mentah dari lapangan Banyu Urip dalam fase Early Production Facilities (EPF). GAYAM PIPA PPEI 10” x 20KM FSO Cinta Natomas Apart from running production business in Banyu Urip and Jambaran-Tiung Biru Fields according to PT Pertamina (Persero) mandate as stakeholders, PEPC has the additional duties to control crude oil transportation from Banyu Urip Field in Early Production Facilities (EPF) phase. Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Untuk mengontrol penyaluran minyak mentah Banyu Urip mulai dari Sales Point di dalam pagar fasilitas Gas Oil Separation Plant (GOSP) hingga Lifting Point di Floating Storage Offloading (FSO) Cinta Natomas. Fasilitas penyaluran minyak mentah tersebut berupa jalur pipa 6"x40 km Banyu Urip-Mudi yang dikelola oleh PT Geo Putra Perkasa melalui kontrak Build Operation and Owned (BOO) dan diteruskan melalui fasilitas pipa milik JOB P-PEJ hingga FSO Cinta Natomas. To control Banyu Urip crude oil distribution extends from Sales Point inside the fence of Gas Oil Separation Plant (GOSP) facility to Lifting Point in Floating Storage Offloading (FSO) Cinta Natomas. The crude oil distribution facility is a 6"x40km Banyu Urip-Mudipipeline managed by PT Geo Putra Perkasa through Build Operation and Owned (BOO) contract and is forwarded through pipe facility owned by JON P-PEJ to FSO Cinta Natomas. Penyaluran minyak mentah produksi Lapangan Banyu Urip yang dibeli oleh PT Pertamina (Persero) melalui jalur pipa 6 inch dari Banyu Urip - Mudi sepanjang 40 km (fasilitas jaringan pipa PT Geo Putra Perkasa) dan fasilitas JOB PPEJ dari Mudi hingga FSO Cinta Natomas pada tahun 2014 adalah 6.379.420 barrel. The distribution of crude oil produced by Banyu Urip Field bought by PT Pertamina (Persero) through 6" pipeline from Banyu Urip-Mudi with 40 km length(PT Geo Putra Perkasa pipeline network facility) and JOB P-PEJ facility from Mudi to FSO Cinta Natomas in 2014 reached 6,379,420 Barrels. Grafik 11.5 Jumlah Penyaluran Minyak Mentah PEPC Tahun 2012-2014 Chart 11.5 Amount of PEPC Crude Oil Distribution 2012-2014 6500000.00 6400000.00 6300000.00 6200000.00 6100000.00 6000000.00 5900000.00 5800000.00 2012 2013 Dalam proses penyaluran minyak mentah melalui jaringan pipa lazim terjadi penyusutan volume (losses) yang terjadi karena berbagai faktor penyebab seperti kebocoran, ketidakseragaman pengukuran, emulsi oil-water, penguapan ringan dan sebagainya. Perusahaan berhasil menekan angka losses minyak mentah yang disalurkan melalui fasilitas pipeline PT Geo Putra Perkasa dari Banyu Urip Mudi pada tahun 2014 menjadi 0,07% dibandingkan dengan losses pada tahun 2013 sebesar 0,18%. 2014 In crude oil distribution process through piping network, volume losses are commonplace due to several causal factors such as leakage, non-uniform measuring, oil-water emulsion, light-evaporation, etc. The Company succeeded in reducing crude oil losses distributed through PT Geo Putra Perkasa pipeline facility from Banyu Urip-Mudi in 2014 to 0.07% compared to the losses in year 2013 at 0.18%. Grafik 11.6 Oil Losses Pengiriman Melalui Fasilitas GPP Tahun 2012-2014 (%) Chart 11.6 Oil Losses of Distribution through GPP Facilities 2012-2014 (%) 0.2 0.15 0.1 0.05 0 2012 2013 2014 147 148 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Dampak yang dihasilkan dari proses pengangkutan ini menyebabkan beberapa resiko yang telah diidentifikasi oleh PEPC dan KKKS Blok Cepu. Sehingga risiko yang mungkin muncul dapat dimitigasi dengan baik. The effects produced from the transportation process cause some risks that have been identified by PEPC and Cepu Block KKKS. Therefore the occurring risks can be duly mitigated. Dalam rangka memitigasi risiko yang ditimbulkan dari pengangkutan ini, PEPC melaksanakan upaya dalam mengatasi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh transportasi minyak mentah dengan melaksanakan Audit Inspeksi di Lapangan melalui risk assessment pada jalur pipa dan monitoring data teknis jalur pipa, general assessment peralatan dan fasilitas tangki dan pipa penyaluran minyak, sertifikasi (SKPP/SKKP/AI/SKPI/ kalibrasi) peralatan, yang keseluruhannya menjadi bagian dari Key Performance Indicator Aspek HSSE. [G4-EN30] In order to mitigate the risks occurring from the transportation, PEPC conducts some attempts to overcome the environmental impacts caused by crude oil transportation with Inspection Audit in the Field with risk assessment on pipeline and monitoring of pipeline technical data, general assessment of equipment and tank facilities and oil pipeline distribution, equipment certification (SKPP/SKKP/AI/SKPI/calibration), all of which are Key Performance Indicators of HSSE. [G4-EN30] Upaya mitigasi risiko semakin penting untuk dilaksanakan sejak awal, mengingat Fasilitas Mudi dan Gayam berada pada lokasi yang cukup dengan dekat dari pemukiman. Sedangkan lokasi EPF dan EOE berada cukup jauh sekitar 300 meter bahkan lokasi tersebut telah dikategorikan sebagai daerah industri, sehingga risiko yang ditimbulkan akan dapat diatasi sebaik mungkin. Risk mitigation attempts are increasingly important at the early stage considering that Mudi and Gayam Facilities are located nearby settlements. Meanwhile EPF and EOE locations are relatively far, around 300 meters from settlements therefore the resulting risks can be overcome optimally. The location has been categorized as an industrial area. Pipa penyaluran minyak bumi, dirancang agar aman bagi masyarakat dan lingkungan dengan di tanam di dalam tanah. Bagian pipa yang keluar ke permukaan hanyalah empat titik block valve. Keempatnya di pagari dan dipasang informasi sebagai tanda bagi masyarakat sekitar agar waspada dan berhati-hati terhadap potensi bahaya yang disebabkan oleh pipa tersebut. Beberapa pengumuman yang dipasang menyangkut perihal seperti pemberitahuan bahwa minyak bumi yang disalurkan adalah aset Negara, serta merupakan bahan yang berbahaya. Selain itu, Perusahaan juga terus berusaha untuk memperbaiki sistem penjagaan dengan menambah frekuensi pengecekan jalur pipa terkait keselamatan dan keamanan oleh petugas di lapangan, serta membantu mensosialisasikan kepada warga sehingga penyebaran informasi demi upaya mitigasi risiko dapat dilaksanakan seluas-luasnya. [G4-PR1, G4-PR3, HS4] Cara ini terbukti efektif dengan tidak ditemukannya pengaduan ataupun kecelakaan yang berkaitan dengan penya lur a n m inya k men ta h ter s ebut. [ G 4 - P R 4 ] Crude oil distribution pipes are designed to be safe for the community and the environment and buried underground. Four points of block valve are the only part of the pipe portruding on the surface. The four points are put inside the fences and placed notices cautioning the community of potential dangers relating to the pipes. Several notices installed among others include the information that the oil transported is owned by the State and that crude oil is a dangerous material. The Company also continues to improve the security system by increasing pipeline checking frequency to ensure the safety and security by the personnel on duty on site, and helps to inform the community for widest spread of risk mitigation information. [G4-PR1, G4-PR3, HS4] These attempts are proven effective with the absence of complaints or accidents related to crude oil distribution Teknologi Deteksi Dini Kebocoran Pipa Pipe Leakage Early Detection Technology Untuk mendeteksi adanya kebocoran pipa pada saat operasi, akan digunakan metode normal untuk pendeteksian kebocoran melalui instrumentasi yang dapat memonitor tekanan aliran dan suhu, yaitu sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition)/DCS (Digital Control System). Operator akan memantau kondisi ini, sehingga bila terjadi fluktuasi aliran minyak yang tidak normal, akan segera diinvestigasi untuk memastikan adanya kebocoran. To detect pipe leakage during operation, normal method to detect leakage will be using the SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) or DCS (Digital Control System) as the instruments to monitor flow pressure and temperature. The operator will monitor the condition, hence any detection of abnormal oil flow fluctuation will immediately be investigated to detect leakages. Perusahaan juga menggunakan lapisan serta bahan khusus untuk pipa penyaluran untuk menjamin tidak terjadinya kebocoran dalam proses penyaluran minyak mentah. Bahan dan lapisan ini terbuat dari bahan yang tidak dapat didaur ulang, sehingga presentase penggunaan bahan daur ulang dalam lapisan pipa dalam pengangkutan minyak ini sebesar 0%. [G4-EN28] The company also uses a special coating and materials for distribution pipe to ensure no leakage of crude oil in the distribution process. Materials and these layers are made of materials that can not be recycled, so the percentage use of recycled materials in the pipeline transportation of oil layer is at 0%. [G4-EN28] [G4-PR4] Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Teknologi Pemasangan Pipa pada Perlintasan Sungai [G4-EN27, HS4] Pipe Installation Technology on River Crossings Pipa darat yang melintasi sungai Bengawan Solo akan dipasang menggunakan sistem pemboran horizontal/ memanjang (horizontal directional drilling). Jarak dari tepi sungai ke awal dan akhir pipa keluar 100 - 150 m. Pipa akan ditanam di dasar sungai dengan kedalaman 3-5 m tergantung dari kondisi tanah. Dengan ketebalan pipa mencapai 10,3 mm (normal 9,5 mm) dan penggunaan selubung luar (casing), diharapkan kemungkinan terjadinya kebocoran sangat kecil. Dengan sistem pemasangan semacam ini, dampak kegiatan terhadap air sungai Bengawan Solo dapat dicegah. Land pipe crossing Bengawan Solo river will be installed with horizontal directional drilling. The distance from river bank to pipe input and output heads is 100-150 m. Pipe will be buried below the river with a depth of 3-5 m depending on soil condition. With 10.3 mm thick pipe (normally 9.5 mm) and casing, possible leakage is expected at a very small amount. Such installation system is expected to be able to prevent impacts from the activity on Bengawan Solo river. [G4-EN27, HS4] Gambar 11.3 Gambar Pemasangan Pipa pada Perlintasan di Sungai Bengawan Solo Figure 11.3 Cross Piping at Bengawan Solo River 100-150cm L = Lebar Sungai River Width 100-150cm d = 3-5m Pipa Minyak Oil Pipe Meminimalisasi Risiko Kerusakan Jalan Minimizing Road Damage Risk Isu lain yangberkaitan dengan proses pengangkutan, baik karyawan ataupun alat berat adalah risiko kerusakan jalan yang terjadi. Sebelum kegiatan mobilisasi kendaraan berat untuk mengangkut peralatan dan material pemboran, PEPC bersama KKKS Blok Cepu dengan instansi Pemda terkait melakukan survei jalan untuk memastikan klas, kondisi dan stabilitas jalan yang dilalui kendaraan berat. Jalan/jembatan yang kondisinya kurang memadai, ditingkatkan kondisinya sehingga sesuai dengan beban kendaraan dan muatannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya preventif mencegah kerusakan jalan. Bila terjadi kerusakan jalan/jembatan akibat kegiatan KKKS Blok Cepu, maka jalan/jembatan tersebut akan diperbaiki, sehingga kembali seperti kondisi semula. Other issues relating to transportation process both for employees and heavy equipment is the road damage risk. Prior to the mobilization of heavy equipment and drilling material, PEPC and Cepu KKKS together with Local Government perform road survey to ensure road class, condition, and stability prior to being crossed by heavy vehicles. Inadequate road/bridges are repaired to suit the vehicles and the loads. This is done in an attempt to prevent road damage. If the road/bridges damage is caused by Cepu KKKS activities, the road/Bridges are to be repaired to its previous state. [G4-EN27] [G4-EN27] 149 150 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Mengelola Kebisingan [G4-EN27] Noise Management [G4-EN27] Dampak lain yang juga mungkin timbul baik dari proses pembangunan proyek ataupun pengangkutan adalah kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar, kelangsungan habitat hewan, ataupun bagi pekerja yang ada di lapangan. Kebisingan selama kegiatan operasional di Blok Cepu dapat berasal dari kompresor, power plant dan alat proses lainnya. Secara teknis, pengendalian kebisingan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Mengatur jarak fasilitas pemrosesan dengan pemukiman terdekat, Menggunakan peralatan yang lower noise emission, Membangun housing yang dapat meredam kebisingan pada peralatan yang menjadi sumber kebisingan, Menggunakan pengkedap suara (silencer) yang dipasang pada saluran pembuangan (exhaust) mesin-mesin pembakaran (combustion engine) dan turbin, Memasang insulator akustik (acoustic insulation) pada cerobong asap dan pipa, Menanami zona penyangga dengan tanaman yang mampu menyerap kebisingan. Another impact also arising from project development or transportation is noise that may disturb the surrounding community, the preservation of animal habitat, or workers on site. Noise during Cepu Block operation originates from compressors, power plants, and other processing equipment. Technically, noise controls that are put in place are as follows: Mengelola Penggunaan Bahan Kimia Chemical Substance Utility Management Teknologi produksi migas yang menggunakan injeksi bahan kimia apabila tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan berpotensi mencemari lingkungan. Teknologi injeksi bahan kimia ini berisiko menimbulkan pencemaran air tanah di aquifer setempat. Risiko yang terdapat adalah faktor kesehatan manusia yang menggunakan air tanah di lokasi dekat pertambangan migas. Minyak mentah yang disalurkan dari GOSP Banyu Urip sampai ke titik lifting, dipastikan memenuhi syarat aman yang tidak merugikan siapapun. Tingkat kandungan senyawa sulfur, dan hidrokarbon aromatik sekitar 1-2 persen. [OG8] Oil and gas production technology uses chemical injection which, if not well managed, is feared to contain environmental pollution potentials. Chemical injection may contaminate ground water in the local aquifer, which is a risk to human health when consuming ground water around the oil drilling location. Crude oil transported from GOSP Banyu Urip to lifting point is ensured to meet safety standard to avoid harming anyone. Suplhur and aromatic hydrocarbon contents are around 1-2 percent. [OG8] PEPC dalam menjalankan fungsi penyaluran minyak dari EPF dan EOE di Lapangan Banyu Urip kepada para pembeli, dalam hal ini PT Pertamina (Persero) sebesar 24 MBOPD dan PT TWU sebesar 16 MBOPD, melakukan injeksi di Gayam Facilities yang menuju Mudi Facility. Beberapa bahan kimia yang diinjeksi di Gayam Facilities dan EPF sebagai bahan pembantu yang habis terpakai seperti H2S Scavanger, Corrosion Inhibitor, Pour Point Depressant, Drag Reducer Agent, Coagulant, dan pH Adjuster. H2S merupakan satu gas yang berbahaya karena beracun bagi manusia, dan terikat serta terbawa dalam minyak yang naik ke muka bumi. PEPC in running oil distribution from EPF and EOE in Banyu Urip Field to buyers, in this case PT Pertamina (Persero) at 24 MBOPD and PT TWU t 16 MBOPD, carries out the injection in Gayam Facility to Mudi Facility. Some chemical substances injected in Gayam Facility as consumable supporting material such as H2S Scavenger, Corrosion Inhibitor, Pour Point Depressant, Drag Reducer Agent, Coagulant, and PH Adjuster. H2S, a dangerous gas due to its toxicity to human,is bound and carried in the oil lifted to the earth surface. Kontrak antara Perusahaan dan JOB P-PEJ menyatakan bahwa gas H2S in vapour harus kurang dari 10 ppm, demi menjaga H2S agar tidak menguap dan tetap terikat di minyak. H2S Scavenger membantu standar ini tetap terjaga, dan tercatat selama periode pelaporan 2014 standar kadar H2S terpenuhi sehingga tidak menyebabkan terjadinya risiko buruk yang timbul. [G4-EN1, G4-EN27, HS4] The contract between the Company and JOB P-PEJ stipulates that gas H2S in vapour has to be less than 10 ppm to keep H2S from evaporating and bound to the oil. HsS Scavanger helps this standard preserved and during reporting period 2014 the standard of H2S is met and does not cause negative risks. [G4-EN1, G4-EN27, HS4] Arranging the distance between processing facility and the nearest settlement, Utilizing equipments with lower noise emission, Building noise-reducing housing to overcome noises from the equipment Using silencers installed in exhaust channel of combustion engines and turbines, Installing acoustic insulation to chimneys and pipes, Planting buffer zone with noise-absorbing plants. Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation Tabel 11. 5 Material yang Digunakan dalam Injeksi di EPF tahun 2014 Table 11.5 Material Using for Injection in EPF in 2014 [G4-EN1] Jenis Material Material Type Satuan Unit Jumlah Total Corrosion Inhibitor Liter Litre 56.280 Pour Point Depressant Liter Litre 726.531 Coagulant Liter Litre 16.884 PH Adjuster Liter Litre 30.576 Tabel 11.6 Material yang Digunakan dalam Injeksi di Fasilitas Mudi dan Gayam Table 11.6 Material Using for Injection in Mudi & Gayam Facilities [G4-EN1] Jenis Material Material Type Satuan Unit Tahun Year 2012 2013 2014 H2S Scavenger Liter Litre 576.215,86 641.897,51 581.620,78 Corrosion Inhibitor Liter Litre 44.474,58 64.882,20 115.270,63 Pour Point Depressant Liter Litre 258.743,92 348.540,68 397.315,94 Drag Reducer Agent Liter Litre 17.450,20 17.327,29 19.568,06 Untuk penanggulangan risiko dampak negatif lain yang mungkin muncul dari penggunaan bahan kimia tersebut, Perusahaan memiliki prosedur yang dilaksanakan secara intensif di lapangan. Pengelolaan bahan kimia dilakukan dengan: Pemesanan sesuai dengan kebutuhan proses, sehingga kemungkinan adanya bahan kimia sisa sangat kecil. Setiap bahan kimia yang dipesan harus memiliki MSDS (Material Safety Data Sheet). Tata cara penyimpanan, pengumpulan, pengolahan dan penimbunan bahan kimia bekas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-1/BAPEDAL/09/1995 sampai dengan Kep05/BAPEDAL/09/1995 dan PP No. 18 tahun 1999 jo PP No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun To overcome other negative impacts arising from the use of these chemicals, the Company has procedures that are applied intensively on site, among others by: Ordering according to process needs in order to leave the least possible chemical surplus. Every chemical ordered must have an MSDS (Material Safety Data Sheet). Storing, collecting, processing and burying procedures for waste chemical substances comply with applicable provisions in the Decree of the Head of BAPEDAL No. Kep-1/BAPEDAL/09/1995 in conjunction with Kep05/BAPEDAL/09/1995 and Government Regulation No. 18 of1999 in conjunction with Government Regulation No. 85 of 1999 on Hazardous and Toxic Waste Management. 151 152 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu PEPC berusaha mengurangi konsumsi kertas dengan beberapa inisiatif, seperti pemakaian kertas bolak-balik, menghentikan penggunaan kertas untuk dokumen pembukaan tender, membiasakan mengirim dokumen dengan email, sehingga hanya mencetak halaman yang paling penting, serta pemakaian kembali kertas bekas. PEPC tries to reduce paper consumption with several initiatives such as using both sides of paper, ceasing the use of paper for tender opening documents, promoting document delivery through e-mails, printing only the most important documents, and reusing used papers. Konsumsi Kertas Paper Consumption Penggunaan material dalam bisnis PEPC terbagi atas lingkup keperluan kantor, serta material yang dibutuhkan dalam operasional di lapangan. Pengungkapan material yang digunakan di kantor dalam laporan ini berupa penggunaan kertas dan bahan bakar. Pengurangan konsumsi kertas menjadi desakan hari ini karena luasnya faktor yang berkenaan dengan dampaknya. Mulai dari material dasar berupa batang pohon yang harus terus ditebang tiap waktunya, potensi manfaat yang hilang akibat terus berkurangnya pohon, serta limbah dari proses produksi kertas yang juga sangat besar, baik dalam bentuk cair, gas, dan padatan. Materials used in PEPC business are divided into office use and materials needed in field operations. Used office materials disclosed in this report include the use of paper and fuel. The use of materials for field operations which includes chemical substances. The reduction of paper consumption has become essential due to its wide impacts. Such impacts include regular cutting down of trees as the raw material, losses in potential benefits due to the decreasing number of trees, and large amount of liquid, gas, and solid waste from the paper production process. PEPC berusaha mengurangi konsumsi kertas dengan beberapa inisiatif, seperti pemakaian kertas bolak-balik, menghentikan penggunaan kertas untuk dokumen pembukaan tender, membiasakan mengirim dokumen dengan email, sehingga hanya mencetak halaman yang paling penting, serta pemakaian kembali kertas bekas. Selama periode pelaporan, Perusahaan menggunakan kertas mencapai 1294 Rim. [G4-EN1] PEPC tries to reduce paper consumption with several initiatives such as using both sides of paper, ceasing the use of paper for tender opening documents, promoting document delivery through e-mails, printing only the most important documents, and reusing used papers. During the reporting period, the Company used 1294 reams of paper. [G4-EN1] Asuransi Persediaan [G4-EN27] Supply Insurance [G4-EN27] Demi mengurangi risiko dalam kecelakaan yang dapat merugikan, Perusahaan pada tahun 2014 juga mengasuransikan aset minyak dan gas bumi persediaan KKKS Blok Cepu kepada beberapa perusahaan asuransi denga n ni la i per t a nggun ga n seb a ga i ber ik ut: To reduce the risk in accident that may inflict losses, the Company in 2014 also insures oil and gas asset of Cepu KKKS reserves to several insurance companies with insurance value as follow: Nilai pertanggungan asuransi atas risiko bencana alam sebesar AS$180.000.000 yang mencakup pertanggungan seluruh asset onshore yang dimiliki oleh Kontraktor meliputi persediaan, fasilitas produksi, terminal minyak dan gas, stasiun pengumpul dan blok, pompa, booster dan stasiun kompresor, minyak mentah, gas bumi, produk-produk minyak mentah dan gas bumi yang disimpan dalam tangki-tangki penyimpanan dan persediaan bahan-bahan lainnya. Insurance value to natural disaster risk is US$ 180,000,000 covering insurance on all onshore assets owned by Contractors such as supplies, production facilities, oil and gas terminal, collecting station and block, pump, booster and compressor station, crude oil, gas, crude oil and natural gas products stored in container tank, and other supplies. Nilai pertanggungan asuransi sebesar AS$15.750.000 untuk setiap peristiwa sumur onshore dan sumur kerja ulang pindah lapisan yang tidak terkendali (blowout). Nilai pertanggungan asuransi sebesar AS$2.920.960 mencakup pertanggungan untuk persediaan KKKS Blok Cepu. Insurance value amounted to US$15,750,000 for every onshore well incident and blowouts. Insurance value in the amount of US$2,920,960 covering insurance for Cepu KKKS reserves. Pelestarian Lingkungan Hidup Environment Preservation 153 154 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu INVESTASI UNTUK MENUMBUHKAN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT YANG HARMONIS INVESTMENT FOR SUSTAINABLE COMMUNITY DEVELOPMENT Menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat melalui implementasi program pemberdayaan masyarakat merupakan investasi Perusahaan untuk pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Perusahaan dengan mempertahankan social-license to operate sekaligus perwujudan komitmen Perusahaan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan Nurturing a harmonious relationship with the community through community development program constitutes an investment for the Company's business growth and sustainability in addition to maintaining the social-license to operate as well as demonstrating the Company commitment to underpin sustainable development Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis Sustainable Community Development Selain menjalankan praktik bisnis yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance, Perusahaan juga berkontribusi dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat serta pelestarian lingkungan sebagai aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan. Sumbangsih Perusahaan terhadap masyarakat menggunakan konsep investasi sosial, dimana kontribusi finansial dan non-finansial kami yang awalnya bersifat sukarela diakumulasikan secara terencana dan terukur untuk memberikan prioritas pembangunan bagi masyarakat. 155 In addition to running sound business practices under good corporate governance principles, the Company also contributes to community development and empowerment and environmental conservation as important aspects in sustainable development. Company contribution to the community uses the concept of social investment, in which our previously-voluntary financial and non-financial contributions are accumulated in a planned and measured manner to provide development priority for the community. Gambar 12.1 Diagram Kebijakan Corporate Social Responsibility PT Pertamina Persero - PT Pertamina EP Cepu Figure 12.1 PT Pertamina Persero - PT Pertamina EP Cepu Corporate Social Responsibility Policy Flowchart Saling Memberikan Manfaat Mutually beneficial Sustainable Development Tanggung Jawab Dampak Operasional Responsibility on operational impacts Green Economy SOSIALISASI & PUBLIKASI EFEKTIF EFFECTIVE SOCIALIZATION & PUBLICATION MENUMBUHKEMBANGKAN KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK BERSAMA PT PERTAMINA EP CEPU FOSTERING A BETTER LIFE WITH PT PERTAMINA EP CEPU (PEPC) MENUJU KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK TOWARD A BETTER LIFE Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi tinggi yang dikelola secara profesional, fokus dan memiliki keunggulan kompetitif dengan menggunakan teknologi modern kelas dunia yang dihasilkan dari kemitraan dengan World Class Company Melaksanakan Komitmen Korporat atas Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan Implementing Corporate Commitment under Social & Environmental Responsibility Value Added for Stakeholders Corporate Growth Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial & Kepedulian Sosial Implementing Social Responsibility & Social Awareness HDI - Index Improvement Hubungan Harmonis & Kondusif Hubungan Harmonis & Kondusif Implementation Programme for MDG’s Value Added Stakeholders & Community Peningkatan Kualitas Pendidikan Education Quality Improvement Pemberdayaan Kesehatan Health Empowerment Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Environmental Quality Improvement Corporate Reputations Peningkatan Infrastruktur & Pemberdayaan Masy. Infrastructure Improvement & Community Development Becoming a highly-reputable business entity which is professionally managed, focused, with competitive advantages using world-class modern technology resulting from partnership with WorldClass Companies Harmonization: Profit-Planet-People Sustainable Development CSR YANG SISTEMATIS & TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATIF SYSTEMATIC & INTEGRATED CSR WITH PARTICIPATORY METHOD Program yang sistematis dan terpadu dengan Systematic & Integrated CSR with: Metode Partisipatif Participatory Method Harmonisasi antara Profit-Planet-People Profit-Planet-People Harmony Sustainable Development Sustainable Development Value Added Stakeholders & Community Value Added Stakeholders & Community 156 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu MEMBANGUN HUBUNGAN YANG HARMONIS DENGAN MASYARAKAT ESTABLISHING HARMONIOUS RELATIONSHIP WITH COMMUNITY Perusahaan menyadari bahwa keberlanjutan bisnis PEPC sangat bergantung pada proses harmonisasi bisnis Perusahaan dengan alam dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, Perusahaan senantiasa berkomitmen untuk selalu melaksanakan kegiatan bisnisnya dengan cara yang selaras antara kepentingan Perusahaan dan kebutuhan masyarakat di sekitar wilayah operasi Perusahaan. Komitmen Perusahaan tersebut tertuang dalam Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR)/Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan yang selaras dengan kebijakan CSR PT Pertamina (Persero) sebagai Induk Perusahaan dan telah ditandatanggani oleh Direktur Utama PEPC pada tanggal 23 Desember 2013. [G4-DMA-SO] The Company realizes that PEPC business sustainability relies on the harmony between Company business and the local community and environment. Therefore, in carrying out its business activities, the Company is committed to consistently balance between the interests of the Company and social community surrounding the operation area. This commitment is embodied in its Corporate Social Responsibility (CSR) Policy/Social and Environmental Responsibility, in agreement with PT Pertamina (Persero) CSR Policy as the Parent Company, which has been signed by the PEPC President Director on December 23, 2013. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PEPC terdiri dari: Mengatasi dampak negatif operasi Perusahaan melalui kepatuhan terhadap regulasi serta menciptakan nilai baru yang lebih baik kepada masyarakat dan lingkungan; Memberikan manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan kepada masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi Perusahaan; Meningkatkan reprutasi Perusahaan, efisiensi, pertumbuhan usaha dan menerapkan mitigasi risiko bisnis. PEPC Social and Environmental Responsibility policy includes: Addressing negative impacts from Company's operations through compliance with regulations and establishing new and better value for community and the environment. Providing social, economic, and environmental benefits to the community, particularly those in the vicinity of the Company's operation area. Establishing Corporate reputation, efficiency, business growth, and applying business risk mitigation. Sebagai Perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, tentunya kegiatan operasi Perusahaan memiliki dampak sosial, baik positif maupun negatif, bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dampak positif yang dihasilkan terutama ketersediaan lapangan kerja serta tumbuhnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat setempat karena terbukanya akses ekonomi di wilayah tersebut. Sebaliknya, dampak negatif yang muncul seperti penggunaan lahan dan pembatasan akses bagi masyarakat serta risiko pencemaran lingkungan. [G4-SO2] Engaging in oil and gas exploration and production, Company's operations definitely produce social impact, both positive and negative, for the community and the surrounding environment. The positive impacts include the availability of employment and socio-economic growth of the local community resulting from the opening of access in the region. Meanwhile, negative impacts include land use and access restrictions to community, in addition to risk of environmental pollution. [G4-SO2] Perusahaan memperhitungkan dampak negatif kegiatan operasi terhadap masyarakat melalui mekanisme studi lingkungan (AMDAL, UKL/UPL), penerapan Sistem Manajemen HSSE, risk assessment/ hazard analysis sejak awal kegiatan operasi. Untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan, Perusahaan senantiasa mensosialisasikan analisis dampak, rencana pengelolaan serta pengendalian dampak negatif dari kegiatan operasional kepada semua pemangku kepentingan, khususnya masyarakat sekitar, pada setiap akan memulai proyek dengan menggunakan media komunikasi yang dipersyaratkan oleh peraturan dan perundangan yang berlaku. Selain itu, Perusahaan juga selalu menerapkan prinsip kehati-hatian untuk meminimalisir dampak yang merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. [G4-14] The Company assesses the negative impacts of the operations on the community through environmental studies (EIA, Environmental Management and Monitoring), HSSE Management System implementation, risk assessment/ hazard analysis since the beginning of operations. To prevent negative impacts, the Company continues to informs about impact assessment, management plan, and mitigation of negative impacts from operational activities to all stakeholders, particularly to local communities prior to the onset of each project with the communication media as required by applicable laws and regulations. The Company also constantly applies precautionary principle to minimize adverse impacts on society and the environment. [G4-14] Untuk menjamin integritas perlindungan pekerja, aset, informasi, dan reputasi Perusahaan dari segala bentuk potensi konflik dengan masyarakat sekitar, Perusahaan telah memiliki Kebijakan Pengamanan yang diimplementasikan sesuai dengan Deklarasi Dunia tentang Hak Asasi Manusia, konvensi internasional serta ketentuan nasional berdasarkan prinsip sukarela. To ensure the integrity of protection to workers, assets, information, and Corporate reputation from any potential conflicts with local communities, the Company has implemented a Security Policy in accordance with the Universal Declaration of Human Rights, international conventions, and national provisions under voluntary principles. [G4-DMA-SO] Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis Sustainable Community Development Lebih lanjut, interaksi sosial dengan masyarakat di sekitar wilayah operasi selalu dijalin, dipererat serta dijaga keharmomisannya. Hal ini tercermin dengan, selama periode pelaporan, tidak terdapat insiden perselisihan antara Perusahaan dengan masyarakat lokal dan masyarakat adat terkait penggunaan lahan untuk kegiatan operasional, perlindungan atas budaya lokal serta aspek lainnya [G4-HR8, OG10, SE1, SE2, SE3]. Kedepannya, Perusahaan berkomitmen untuk melakukan pengkajian lebih mendalam atas dampak kegiatan Perusahaan terhadap hak asasi manusia. Furthermore, harmonious social interactions with the community in the operation area is always established, strengthened and maintained. This is reflected, during the reporting period, from zero dispute between the Company and local community as well as indigenous people in relation to land use for operational activities, protection to local culture, and other aspects. [G4-HR8, OG10, SE1, SE2, SE3]. In the future, the Company is committed to conduct in-depth reviews to Company operational impacts on human rights. Selanjutnya, untuk menghindari konflik dengan masyarakat setempat, Perusahaan selalu melakukan dialog dan musyawarah dengan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan proses pengadaan dan pembebasan tanah untuk lokasi yang terdampak pembangunan proyek Perusahaan. Kegiatan tersebut selain dihadiri oleh Tim Pelaksanaan Pengadaan Tanah Perusahaan juga dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Daerah setempat serta masyarakat desa terkait (perangkat desa dan warga setempat pemilik lahan yang terkena pembebasan). To avoid potential conflicts with the local community, the Company engages in dialogs and deliberations with local communities concerning land procurement and acquisition for locations affected by Company's project development. The activity is attended by Company's Land Acquisition Implementation Team as well as Local Government representatives and relevant village community (village officials and local landowners whose lands are to be acquired). [OG9, SE2] Sampai dengan akhir periode pelaporan, tidak terdapat lokasi operasional Perusahaan yang di non-aktifkan serta tidak ada kegiatan pengeboran eksplorasi dengan memindahkan rumah penduduk di wilayah sekitar operasi [OG11, OG12, SE3]. Hal ini terbukti dengan, sampai akhir periode pelaporan, tidak terdapat insiden pengaduan atau keluhan dari masyarakat lokal dan masyarakat adat atas dampak negatif dari kegiatan operasional Perusahaan. [G4-SO11] As of the end of 2014, no operational location of the Company was deactivated. In addition, the Company did not conduct any exploration drilling program nor any eviction around the operation area [OG11, OG12, SE3]. Until the end of the reporting period, there were no complaints from local community and indigenous people on negative impacts of Company's operational activities. [G4-SO11] [OG9, SE2] PROGRAM PAPAN INFORMASI COMMUNITY INFO BOARD Dalam rangka menjalin serta meningkatkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar, pada periode pelaporan Perusahaan mulai mengimplementasikan program Papan Informasi (Community Info Board) yang bekerja sama dengan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yaitu Lembaga Informasi dan Komunikasi Masyarakat Banyuurip Bangkit (LIMA 2B). Program ini mempermudah penyebaran informasi dari Perusahaan kepada masyarakat pedesaan lokasi program dan masyarakat umum lainnya yang dapat memanfaatkan sarana papan informasi desa dan kecamatan. In order to establish and improve harmonious relationship with the surrounding community, in the reporting period the Company has started to implement the Community Information Board program cooperation with a nongovernment organization called Lembaga Informasi dan Komunikasi Masyarakat Banyu Urip Bangkit (LIMA 2B). This program allows the dissemination of information from the Company to the villagers in the program locations and for the community at large to make use of the village and district information boards. 157 158 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Gambar 12.2 Ruang lingkup dan Tahapan Pekerjaan Program Papan Informasi Figure 12.2 The Work Scope and Stages of Community Info Board Program 1 SOSIALISASI KE DESA DAN KECAMATAN INFORMATION DISSEMINATION TO VILLAGES AND SUB-DISTRICTS KEGIATAN ACTIVITY Sosialisasi ke pemerintah desa dan perwakilan warga dan juga pemerintah dan kecamatan. Information dissemination to village officials and community representatives as well as government and sub-districts OUTPUT Keterlibatan pemerintah desa dan pemerintah kecamatan serta partisipasi warga desa dalam mendukung dan mengelola papan informasi desa. Involvement of village and subdistrict governments as well as participation of rural community in supporting and managing the info board 2 PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAPAN INFORMASI INFO BOARD PROCUREMENT AND INSTALLATION KEGIATAN ACTIVITY Membuat papan informasi pemasangan di tempat yang strategis berdasarkan persetujuan pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan masyarakat. Info board installation at strategic places based on approval of rural, subdistrict governments and community 3 SERAH TERIMA PROGRAM PROGRAM HANDOVER KEGIATAN ACTIVITY Serah terima program OUTPUT Adanya partisipasi pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan masyarakat dalam mendirikan serta mengelola papan informasi Participation from rural and sub-district governments as well as rural community in managing the info board Program handover OUTPUT Terlaksannya kegiatan serah teruma papan informasi desa dan kecamatan Implementation of rural and subdistrict info board program handover 4 PELAPORAN REPORTING KEGIATAN ACTIVITY Serah terima pelaporan sebanyak 2 paket (soft copy dan hard copy). Report handover, 2 copies (soft copy and hard copy) OUTPUT Tercapainya program secara keseluruhan (100%) dan feedback dari penerima manfaat. All-over achievement (100%) of the program and feedback from beneficiaries PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT COMMUNITY SOCIO-ECONOMIC WELFARE DEVELOPMENT PROGRAM Perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan serta membangun hubungan yang harmonis dengan tokoh masyarakat dan instansi pemerintah di sekitar wilayah operasi Perusahaan. Komitmen tersebut diimplementasikan oleh Perusahaan, bekerja sama dengan MCL dan instansi pemerintah setempat, melalui Program Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat yang dilaksanakan di sekitar wilayah operasi Perusahaan. Kami meyakini bahwa program ini merupakan salah satu strategi utama untuk mendukung keberhasilan kegiatan operasional Perusahaan. Program yang telah dilaksanakan kami harapkan dapat menjadi salah satu sarana pendekatan kepada masyarakat agar dapat mendukung kegiatan operasional Perusahaan serta mendapatkan manfaat dari aktivitas Perusahaan. Komitmen tersebut sesuai dengan amanat Pasal 40 Ayat (5) UndangUndang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang mengatur bahwa Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang melaksakan kegiatan usaha Miyak dan Gas Bumi ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat. [G4-DMA-SO, SE1] The Company is committed to sustainably develop community's quality of life and establish harmonious relationship with community leaders and governmental institutions around Company's operation area. This commitment is implemented by the Company in cooperation with MCL and the local governments through the Community Socio-Economic Welfare Development Program which is organized in the vicinity of the Company's operation site. This program is believed to be a strategy which contributes to Company operations' success. The implemented program is expected to be a means to approach the community to gain support for Company's operations and create benefits to the community from Company's activities. This is in accordance with Law No. 22 of 2001 on Oil & Natural Gas Article 40 Paragraph 5, stating that a Business Entity or Permanent Establishment engaged in Oil and Natural Gas business activities are responsible in developing local environment and communities. [G4-DMA-SO, SE1] Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis Sustainable Community Development Agar program tersebut dapat terealisasi dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal, metode pelaksanaan program selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. Oleh karena itu, Perusahaan telah berkerja sama dengan lembaga Perguruan Tinggi Universitas Proklamasi 45 (UP 45) untuk melakukan analisis kondisi sosio ekonomi serta kebutuhan masyarakat sekitar. Hasil analisis tersebut kemudian kami jadikan referensi dalam menyusun rencana program pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan oleh Perusahaan untuk periode selanjutnya. Pada periode pelaporan analisis kebutuhan masyarakat sekitar telah dilakukan di seluruh wilayah kegiatan operasional Perusahaan. To better realize the program and provide maximum benefit, the program implementation methods are constantly adjusted to the needs and conditions of the local community. Therefore, the Company has entered into a cooperation with the University of Proklamasi 45 (UP 45) to analyze the socio-economic conditions of local communities. The results of the study will serve as reference in preparing a community development program plan which will be implemented by the Company for the next period. In the reporting period, the analysis on community's needs has been conducted at all Company's operational areas. [G4-DMA-SO, G4-SO1 , SE1] Prinsip - prinsip pelaksanaan program tersebut mengacu pada prinsip-prinsip ISO 26000 Social Responsibility yaitu: The principles of the program are based on ISO 26000 on Social Responsibility, among others: [G4-15] 1. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; 2. Mempertimbangkan ekspektasi semua pemangku kepentingan; 3. Taat hukum dan konsisten dengan norma internasional; 4. Terintegrasi ke dalam kegiatan bisnis. 1. Consistent with sustainable development and community welfare, 2. Taking into account stakeholders' expectations, Seluruh pelaksanaan program tersebut telah melibatkan masyarakat sekitar dengan mekanisme bottom-up dan partisipatif untuk memberdayakan seluruh potensi daerah demi meningkatkan kemampuan, penghasilan dan kemakmuran secara berkelanjutan. The entire implementation of the program involves local community with bottom-up mechanism and participatory methods to empower existing local potentials in order to improve community's capability, income, and welfare in sustainable way. Pengelola Program Program Manager Manajemen program Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat dilaksanakan oleh Divisi Public & Government Affairs and Relation (PGA) dibawah Fungsi Corporate Secretary. The Community Socio-Economic Welfare Development program management is conducted by Public and Government Affairs (PGA) and Relations under the Corporate Secretary Function. [G4-DMA-SO, G4-SO1 , SE1] [G4-15] 3. Abide by the law and consistent with international norms, 4. Integrated into business activities Gambar 12.3 Manajemen Pengelolaan Program Figure 12.3 Program Management Corporate Secretary Public & Government Affairs and Relation Manager PGA Superintendent Relation Superintendent 159 160 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Pada periode pelaporan, terdapat dua fungsi utama yang menjalankan fungsi pengelolaan program Corporate Social Responsibility yaitu: 1. Public & Government Affairs Superintendent Membuat, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan yang terkait dengan komunikasi, koordinasi dan interaksi dengan community serta program kemasyarakatan di sekitar area Project GPF dan Jalur Pipa Project. Fungsi utama jabatan ini adalah menjalankan fungsi community relation, community planning, community development dan community empowerment yang seluruhnya berbasis pada community base development and bottom-up planning activities. Selanjutnya, untuk kegiatan yang bersifat pelatihan dan peningkatan kapasitas, seluruhnya berbasis pada topdown planning activities. Seluruh kegiatan tersebut masuk dalam ruang lingkup Managemen CSR PEPC. 2. Relation Superintendent Menganalisis, mengevaluasi dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang terkait dengan program-program Tanggung Jawab Sosial/Corporate Social Responsibility dan Socioeconomic untuk mendukung kegiatan operasional Perusahaan serta meningkatkan citra/reputasi Perusahaan di mata pemangku kepentingan; Menganalisis, mengevaluasi dan bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan yang terkait dengan kegiatan internal Perusahaan. In the reporting period, there are two (2) main functions running Corporate Social Responsibility management, i.e. Realisasi Kegiatan dan Anggaran Program Activity Realization and Program Budget 1. Public & Government Affairs Superintendent Establishing, compiling, and implementing all activities related to communication, coordination and interaction with the community and community program around the GPF (Gas Processing Facility) Project area and Pipeline Project. The main functions of this position are running community relation, community planning, community development, and community empowerment functions, all of which are based on community base development and bottom-up planning activities. Training and capacity building activities, on the other hand, are entirely based on top-down planning activities. These activities are included in PEPC CSR Management. 2. Relation Superintendent Analyzing, evaluating, and assuming responsibility for all activities related to Corporate Social Responsibility and Socioeconomic programs to support Company's operations and improve Company's image/reputation before the stakeholders. Analyzing, evaluating, and assuming the responsibility for all activities related to Company's internal activities. "Program yang kami lakukan meliputi berbagai bidang seperti lingkungan, infrastruktur, pendidikan, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Bantuan tersebut merupakan bagian dari komitmen Perusahaan terhadap tanggung jawab sosial bagi masyarakat yang berada di sekitar wilayah kerja Pertamina EP Cepu." "Our programs cover various fields, such as the environment, infrastructure, education, and others in accordance with the needs of the local community. Such assistance is part of Company's commitment to social responsibility for the community living in the vicinity of Pertamina EP Cepu working area" - Amril Thaib Mandailing, Direktur Utama PEPC PEPC President Director - Program-program pemberdayaan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang komprehensif dan bertanggung jawab dengan mengacu pada Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR)/Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PEPC yang meliputi empat pilar program utama, yaitu: 1. Peningkatan Kualitas Pendidikan 2. Pemeliharaan Kesehatan 3. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup 4. Pembangunan Infrastruktur dan Pemberdayaan Masyarakat Community socio-economic welfare development programs are based on comprehensive and responsible planning by referring to PEPC Corporate Social Responsibility (CSR)/Social and Environmental Responsibility policy consisting of four (4) pillars of main programs, i.e. Dalam pelaksanaanya, PEPC memiliki tiga sumber pendanaan untuk implementasi program pemberdayaan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat yang dilakukan selama tahun 2014. Ketiga sumber dana tersebut yaitu: In its implementation, PEPC is supported by three sources of funding for the implementation of community socioeconomic welfare development program which was conducted throughout 2014. These three sources of funding include: 1. 2. 3. 4. Education Quality Improvement Healthcare Environment Quality Improvement Infrastructure Development and Community Development Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis Sustainable Community Development Grafik 12.4 Dana Implementasi Program Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat Chart 12.4 Funding For The Implementation of Community Socio-Economic Welfare Development Program 15% TJS (WP&B) 51% Sinergi CSR Korporat CSR Corporate Synergy 34% PEPC (RKAP) Total Dana = USD376,009.8 (Ekv. Rp4,5 miliar) Total Fund = USD376,009.8 (Equiv. Rp4.5 billion) 1. Pendanaan yang dikelola oleh PEPC dari RKAP CSR tahun 2014, yaitu sebesar USD 126,198.6 Ekv. Rp1.498 juta (34%). 2. Pendanaan yang dikelola oleh PEPC dari Sinergi dengan CSR PT Pertamina (Persero) yaitu sebesar USD 56,349.6 Ekv. Rp669 juta (15%). 3. Pendanaan yang dikelola oleh PEPC dari Program Tanggung Jawab Sosial (TJS) PEPC (WP&B Jambaran - Tiung Biru), yaitu sebesar USD 193,461.6 Ekv. Rp2.297 juta (51%). 1. Funding managed by PEPC from CSR Work Plan and Budget in 2014, amounting at USD 126,198.6 Ekv. Rp1.498 million (34%). 2. Funding managed by PEPC from TJS Program (Jambaran-Tiung Biru WP&B),. amounting at USD 193,461.6 Ekv. Rp. 2.297 million (51%). 3. Funding managed by PEPC from budget holding (PT Pertamina (Persero)), amounting at USD 56,349.6 Ekv. Rp669 million (15%). Berikut kegiatan-kegiatan beserta realisasi dana program yang dilaksanakan pada tahun 2014 berdasarkan tiga sumber yang telah dijelaskan. The following are program activities and fund realization conducted in 2014 based on three sources explained above. Tabel 12.1 Kegiatan dan Realisasi Dana Program Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat Table 12.1 Activities and Fund Realization of Community Socio-Economic Welfare Development Program 1. Peningkatan Kualitas Pendidikan Education Quality Improvement Nama Kegiatan Activity Realisasi Dana (USD) Fund Realization (USD) 1 Sponsorship kepada Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Indonesia dalam acara "Petro Gas Days (PGD) 2014" Sponsorship to Chemical Engineering Student Association of University of Indonesia in "Petro Gas Days (PGD) 2014" event 2,104.73 2 Sponsorship kepada Institut Teknologi Bandung dalam acara "Grand Prix Marching Band (GPMB) 2014" Sponsorship to Bandung Institute of Technology in "Marching Band Grand Prix 2014" event 841.89 3 Sponsorship kepada Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (HMTG) Institut Teknologi Bandung dalam acara "International Geology Student Festival (IGSFi) 2014" 4 Sponsorship kepada Universitas Gajah Mada dalam acara "Farmers on Campus " Sponsorship to Gadjah Mada University in "Farmers on Campus" event 841.89 5 Sponsorship kepada Universitas Trisakti dalam acara Dies Nalatis Universitas Trisakti dengan Tema diskusi " Transformasi Budaya Korporasi Melalui Good Corporate Governance" Sponsorship at Trisakti University in Anniversary Trisakti University with a discussion theme "Transforming Corporate Culture Through Good Corporate Governance 420.95 6 Sponsorship seminar dan workshop yang diadakan oleh Asian Law Students Association (ALSA) Local Chapter Universitas Diponegoro Semarang dalam acara “Implikasi UU Pertambangan Mineral dan Batubara Terhadap Investasi Pertambangan di Indonesia” Sponsorship to seminars and workshops organized by the Asian Law Students Association (ALSA) Local Chapter Diponegoro University Semarang in "Implications of Mineral and Coal Mining Law Towards Mining Investment in Indonesia" event 321.01 7 Kuliah Umum PEPC Perkenalkan Mahasiswa dengan Migas PEPC Public Lecture, Introduction of Oil and Gas to Students 8 Pelatihan Industri Migas (Sertifikasi) Oil and Gas Industry Training (Certification) 158,991.16 TOTAL DANA TOTAL FUNDS 169,284.81 Sponsorship to Geology Engineering Student Association (HMTG) of Bandung Institute of Technology in "International Geology Student Festival (IGSFi) 2014" event 1.683.79 4,079.39 161 162 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu 2. Pemeliharaan Kesehatan Healthcare Nama Kegiatan Activity Realisasi Dana (USD) Fund Realization (USD) 1 Pengadaan alat dan perlengkapan olahraga Procurement of sports equipment 5,551.73 2 Sponsorship acara turnamen Golf G83 : STEAM EDUCATION (Science, Technology, Engineering, Arts and Mathematics) kepada Institut Teknologi Bandung Sponsorship to G83Golf tournament: STEAM EDUCATION (Science, Technology, Engineering, Arts and Mathematics) to Bandung Institute of Technology 2,104.73 TOTAL TOTAL FUNDS 7,656.46 3. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Environment Quality Improvement Nama Kegiatan Activity Realisasi Dana (USD) Fund Realization (USD) 1 Program menabung 10.000 bibit pohon trembesi di Kabupaten Bojonegoro 10,000 Albizia salman (trembesi) tree seedling saving program in Bojonegoro Regency 2,1831.95 2 Bantuan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bojonegoro berupa 75 bibit pohon untuk penghijauan dalam rangka memperingati HUT Bojonegoro yang ke- 337 Assistance to Environment Agency of Bojonegoro in the form of 75 tree seedlings for reforestation to commemorate the 337th anniversary of Bojonegoro Regency 210.47 3 Sponsorship acara Lomba Adipura Tingkat Desa di Kecamatan Purwosari Sponsorship to Adipura Competition at Village Level in Purwosari Sub-district 902.93 4 Feasibility study kemiri sunan Reutealis trisperma (kemiri sunan) feasibility study 8,102.37 TOTAL DANA TOTAL FUNDS 31,047.74 Pembangunan Infrastruktur dan Pemberdayaan Masyarakat [G4-EC7] Infrastructure Development dan Community Development Nama Kegiatan Activity Sifat Sifat Realisasi Dana (USD) Fund Realization (USD) 1 Program peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui akses air bersih (pembuatan sumur artesis) Community health quality improvement program through access to clean water (artesian well construction) Pro bono 37,043.27 2 Program peningkatan kualitas kesehatan melalui akses air bersih di Desa Jatimulyo Kecamatan Tambakrejo Community health quality improvement program through access to clean water in Jatimulyo Village Tambakrejo Sub-district Pro bono 26,368.08 3 Pembangunan dan renovasi total masjid/mushola Construction and total renovation of mosques/mushollas Pro bono 10,734.13 4 Pembangunan Madrasah Islam Terpadu Madinatul Qur'an Desa Gunungsari, Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro Construction of Madinatul Qur'an Integrated Islamic Boarding School in Gunungsari Village, Baureno Sub-district, Bojonegoro Regency Pro bono 841.89 5 Program Papan Informasi, Community Infoboard Community Infoboard Program Pro bono 5,017.68 TOTAL TOTAL FUNDS 74,987.37 Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis Sustainable Community Development 5. Kegiatan dan Bantuan Sosial Lainnya Other Social Activities and Assistance Nama Kegiatan Activity Realisasi Dana (USD) Fund Realization (USD) 1 Bantuan sembako Basic foodstuff donation 2 Bantuan korban banjir Flood disaster relief 3 Santunan anak yatim dan buka bersama Donation for orphans and iftar 4 Sponsorship kegiatan perayaan hari besar (Hari Lingkungan Hidup tahun 2014, HUT Bojonegoro yang ke - 337, Hari Jadi Propinsi Jawa Timur yang ke - 69, HUT Kemerdekaan RI, Hari Raya Idul Qurban) Sponsorship to holiday festivity (2014 Environment Day, Bojonegoro 337th anniversary, East Java Province's 69th anniversary, Indonesian Independence Day, Eid al-Adha) TOTAL Selain dari tiga sumber pendanaan tersebut, selama tahun 2014 dilaksanakan program pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh mitra PEPC yaitu MCL, dimana PEPC berkontribusi 45% dari total dana sebesar USD 5,156,000 yang dialokasikan untuk kegiatan antara lain pemberdayaan masyarakat, ekonomi, infrastruktur, kesehatan masyarakat dan lingkungan. 41,106,30 1,716,39 46,464,72 7,825,39 169,284.81 Aside from the three sources of fund, throughout 2014 was also conducted the community development program managed by MCL, a partner of PEPC, in which PEPC contributed 45% of the total funds amounting to USD 5,156,000 which are allocated among others for community development, economy, infrastructure, community health, and environment. 163 164 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Kuliah Umum PEPC Perkenalkan Mahasiswa dengan Migas PEPC Public Lecture: Introduction of Oil and Gas to Students Bekerja sama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Perwakilan Jawa, Bali, Madura, Nusa Tenggara (Jabamanusa), Perusahaan menggelar kuliah umum yang di isi oleh Bob Wikan H. Adibrata, General Manager Project Management Team Jambaran-Tiung Biru. Bob Wikan H. Adibrata memberikan kuliah umum pada senin 29 September 2014 yang bertempat di STIE Cendekia di Jalan Veteran Kota Bojonegoro, Jawa Timur. Kuliah umum tersebut diikuti oleh sekitar 200 mahasiswa yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi sekitar Bojonegoro antara lain STIKES ICSADA, IKIP, UNIGORO, STAI Sunan Giri, STAI Attanwir, Akes Rajekwesi, Akademi Komunitas, dan lain-lain. Kuliah umum ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai eksploitasi dan produksi Migas. Cooperating with the Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) of Java, Bali, Madura, East Nusa Tenggara (Jabamanusa) representatives, the Company held a public lecture presented by Bob Wikan H. Adibrata, General Manager of Jambaran-Tiung Biru Project Management Team. Bob Wikan H. Adibrata presented a public lecture on Monday, September 29, 2014 which was held at STIE Cendikia, Jalan Veteran, Bojonegoro City, East Java. The public lecture was attended by around 200 students from various universities around Bojonegoro, such as STIKES ICSADA, IKIP, UNIGORO, STAI Sunan Giri, STAI Attanwir, Akes Rajekwesi, Community College, and others. The public lecture was intended for the students for them to gain new knowledge and experience on the exploitation and production of oil and gas. Acara tersebut disambut dengan baik dan antusias oleh para mahasiswa. Pada kesempatan tersebut para mahasiswa banyak bertanya seputar pengeboran, pengambilan minyak sampai dengan pengolahan migas. Selain itu, dalam acara tersebut juga digelar bedah buku A to Z Bisnis Hulu Migas karangan A. Rinto Pudyantoro. Beberapa mahasiswa bertanya mengenai sejumlah kegiatan di lapangan, terutama yang ada di Kabupaten Bojonegoro. "Kami sangat senang SKK Migas dan KKKS bisa hadir dalam acara ini. Semoga mahasiswa dapat mengambil pelajaran berharga," kata Ketua STIE Cendekia, Tri Suwarno. The event was well-received and welcomed enthusiastically by the students. During the occasion, a lot of students asked questions about drilling, oil extraction, and oil and gas processing. During the event a book review was also held on "The A to Z of Upstream oil and Gas Businesses" by A. Rinto Pudyantoro. Students also inquired about several activities on site, particularly in Bojonegoro. "We are very pleased that SKK Migas and KKKS can be present in this event. Hopefully, students can learn valuable lessons," said the Chairman of STIE Cendikia, Tri Suwarno. Program Pelatihan dan Sertifikasi Industri Migas Oil and Gas Industry Training and Certification Program Kabupaten Bojonegoro sebagai wilayah yang terus berkembang karena efek dari perkembangan industri migas, membutuhkan cukup banyak tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang tertentu. Masyarakat Bojonegoro, sebagai sumber daya manusia yang potensial, memiliki kesempatan yang lebih besar dalam memanfaatkan peluang ini. The Bojonegoro Regency as a constantly developing region due to impact from the oil and gas industry development, requires a relatively high number of manpower with knowledge and expertise in specific fields. The communities in Bojonegoro, as potential human resources, have greater opportunity to make us of these openings. Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis Sustainable Community Development Sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Perusahaan berinisiatif menyelenggarakan Program Pelatihan dan Sertifikasi Industri Migas yang merupakan salah satu rekomendasi dari Hasil Studi Sosio Ekonomi (community needs assessment) yang dilakukan oleh Perusahaan dengan berkerja sama dengan Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Proklamasi (1945). Tujuan diselenggarakannya program pelatihan yaitu untuk mempersiapkan tenaga kerja lokal yang terampil dibidang migas agar dapat bersaing dengan tenaga kerja dari luar Kabupaten Bojonegoro untuk mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Bojonegoro baik di sektor formal maupun informal. To show Company's awareness in human resource quality development in the Bojonegoro Regency, the Company has initiated the Oil and Gas Industry Training and Certification Program as a recommendation resulting from the Socio-economic Study conducted by the Company in cooperation with the University of Proklamasi (1945). The training program is aimed to prepare the local workforce with expertise in the oil and gas sector to be able to compete with manpower sourced from outside Bojonegoro Regency. The program also aims to reduce unemployment both in the formal and informal sectors. Dalam pelaksanaannya, Perusahaan bekerja sama dengan lembaga professional yang mempunyai keahlian untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi dibidang migas dengan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Diskertransos) Kabupaten Bojonegoro sebagai institusi pemerintah yang bertugas untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal. Secara tidak langsung, program ini juga dapat menciptakan hubungan sosial yang harmonis antara Perusahan dengan masyarakat setempat serta Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. In its implementation, the Company in cooperation with a professional institution which has expertise/certification in oil and gas field as well as coordinating with Social and Manpower and Transmigration Department of Bojonegoro regency as the Government institution which is tasked with upgrading the workforce quality . This program is indirectly improving harmonious industrial relationship between Company and local community as well as with Government of Bojonegoro regency particularly with the Social and Manpower and Transmigration Department of the Bojonegoro regency Pelatihan migas yang akan diikuti oleh peserta diantaranya adalah Pelatihan Scaffolding, Juru Ikat Beban (Rigger), Crane Mobile dan Pipe Fitter. Pelatihan ini telah memberikan bekal keterampilan serta sertifikasi kepada para peserta agar dapat digunakan untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. The Oil and Gas trainings which will be attended by the participants cover, among other Scaffolding, Rigger, Crane Mobile, and Pipe Fitter trainings. The program has provided its participants with skills and certification for the purpose of filling job vacancies that will be available in the future. Dengan adanya insiatif ini, diharapkan masyarakat lokal dapat ikut mendapatkan manfaat dari pertumbuhan industri migas yang membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan memiliki sertifikasi. Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan para lulusan dapat menggunakan ketrampilan dan sertifikat yang telah dimiliki untuk masuk di perusahaan-perusahaan migas yang beroperasi di Bojonegoro baik PEPC maupun perusahaan-perusahaan migas lainnya dari dalam negeri maupun di luar negeri. With this initiative, the local community is expected to gain benefit from oil and gas industry development which requires skilled and certified manpower. Graduates of this training are also expected to be able to use the acquired skills and certification to apply in oil and gas companies operating in Bojonegoro, whether for PEPC or other domestic or foreign oil and gas companies. Program Peningkatan Akses Air Bersih (Pembuatan Sumur Artesis) Clean Water Access Improvement Program (Artesian Well Construction) [G4-SO1, G4-EC7, SE1, SE4] Setiap tahunnya sejumlah desa di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bojonegoro mengalami kekeringan. Sejumlah upaya sudah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat salah satunya dengan memberikan tangki air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro pada tanggal 24 Oktober 2014 (sumber www.tempo.co.id), terdapat 18 kecamatan di bagian selatan Kabupaten Bojonegoro dilanda kekeringan. Akibatnya sekitar 27 ribu kepala keluarga atau sekitar 87 ribu jiwa mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. A number of villages in several sub-districts of the Bojonegoro regency experience drought annually. Several efforts were conducted by the local government, such as providing clean water tanks to selected villages. Based on data from the Bojonegoro Disaster Management Agency (BPBD Bojonegoro) dated October 24, 2014 (source www.tempo.co.id), 18 sub-districts in the southern part of the Bojonegoro Regency, suffer from drought. As a result, approximately 27,000 families or 87,000 people face difficulty in accessing clean water. 165 166 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap permasalahan sosial tersebut, PEPC berinisiatif melaksanakan Program Peningkatan Akses Air Bersih di Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro yang lokasinya berdekatan dengan Wilayah Kerja Blok Cepu dan Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru, karena wilayah tersebut termasuk dalam daerah dengan status darurat kekeringan. Dalam pelaksanaannya, Perusahaan telah bekerja sama dengan mitra kerja lokal sesuai amanat Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro No 23 Tahun 2011 tentang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dalam Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi serta Pengolahan Minyak dan Gas Bumi di Kabupaten Bojonegro. As Company shows concern on this social issue, PEPC has initiated a Clean Water Access Improvement Program in the Jatimulyo Village, Tambakrejo Sub-district, Bojonegoro Regency which is located nearby the Cepu Block Work Area and Jambaran-Tiung Biru Unitization Field Gas Development Project, considering its status as drought-emergency area. In the implementation of the program, the Company has cooperated with local work partners in accordance with Regional Regulation of Bojonegoro Regency No. 23 of 2011 on the Acceleration of Regional Economic Development in the Implementation of Exploration and Exploitation and Processing of Oil and Natural Gas in Bojonegoro Regency. Lingkup dan Tahapan pekerjaan program peningkatan akses air bersih The scopes and stages of work for the clean water access development program are: 1 2 Persiapan yang meliputi sosialisasi dan pembersihan lokasi pekerjaan, pengukuran dan pemasangan bouwplank Preparation which include information dissemination and work location cleaning, measurement, and building board (bouwplank) installation Pembuatan sumur bor (arthesis) Construction of shallow well 3 Sistem perpompaan dan instalasi listrik Pumping system and electricity installation 4 Pembangunan tower air Construction of water tower 5 Pempipaan (pipa dan sambungan rumah) Piping (pipe and house pipeline) Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis Sustainable Community Development 6 Indikator test debit air Water Discharge Test Indicator Selain untuk membantu mengatasi permasalahan kekeringan, manfaat yang diperoleh masyarakat dari program ini antara lain: 1. Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan dan mengkonsumsi air bersih dengan biaya cukup murah yang secara langsung berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sekitar; 2. Masyarakat sudah tidak tergantung pada bantuan dropping air dari PEMDA yang diberikan di setiap musim kemarau; 3. Masyarakat dapat fokus pada mata pencarian utama, tidak seperti sebelumnya yang setiap malam harus mengambil air dari sumber yang berjarak cukup jauh. In addition to helping to overcome drought issue, the program also benefits the community, with: 1. Easy access and consumption of clean water for the community at affordable cost with a direct impact on the improvement of public health quality. Dalam pelaksanannya, warga bersama Badan Usaha Milik Desa menyepakati sistem pengelolaan untuk operasional akses air bersih. Bagi warga, dengan sekali membayar uang sebesar Rp350.000,- dan Rp5.000,- per bulan sebagai sumbangan pemeliharaan, setiap keluarga sudah mendapatkan akses air bersih langsung ke rumah-rumah mereka. Warga hanya mengeluarkan biaya pemakaian air sebesar Rp2.000 per m3. Pada periode pelaporan, rata-rata penggunaan air oleh satu rumah di desa tersebut mencapai adalah 5 m3. Artinya, hanya dengan mengeluarkan uang sejumlah Rp10.000 per bulan, ratusan warga yang selama ini harus bersusah payah untuk mengambil air bersih ke sumber air yang cukup jauh jaraknya, dapat memperoleh akses air bersih dengan sangat mudah dan murah. Lebih lanjut, program ini juga membantu memperkuat struktur sosial masyarakat dengan sistem pemeliharaan yang disepakati. In practice, the community and Village-Owned Enterprises agree on a management system to run the clean water access operations. With contribution of Rp350,000 in a lump sum, and Rp5,000 monthly for maintenance, each house can benefit from clean water access. The villagers need to pay a mere Rp2,000 per m3 for their water consumption. In the reporting period, average water usage per house in the village is 5 m3. This means that by spending Rp10,000 per month, rather than facing difficulty in accessing water from remote sources, the villagers can obtain clean water easily and with affordable access. Furthermore, the program may also assist in strengthening social community structure with an agreed-upon maintenance system. Saat pertama kali program ini dilaksanakan, Perusahaan membangun 10 titik saluran air untuk beberapa fasilitas publik seperti sekolah, masjid, serta rumah warga yang dinilai sangat membutuhkan. Sampai dengan periode pelaporan, kami telah membangun lebih dari 280 titik akses air bersih yang seluruhnya merupakan rumah warga. Dengan asumsi satu rumah rata-rata memiliki dua kepala keluarga, maka dapat diperkirakan kurang lebih ada 500 kepala keluarga yang dapat memanfaatkan akses air bersih. Jumlah ini akan bertambah dengan sekitar 50 rumah yang sedang mengantri untuk mendapatkan kesempatan pemasangan akses air bersih ke rumah-rumah mereka. During the first implementation of the program, the Company constructed 10 water channel points for a number of public facilities such as schools, mosques, and houses in dire need of clean water. As of the reporting period, more than 280 clean water channel points have been constructed at houses. Assuming that one house has two heads of families, it can be estimated that approximately 500 families benefit from the clean water access. This number will increase considering that 50 houses are currently in the waiting list for the clean water access installation. 2. The community no longer depends on water supplied by the Local Government during each dry season. 3. The people are able to focus on their main livelihoods because they no longer need to extract water from remote sources during the night. “Saya mengucapkan terima kasih kepada PEPC atas bantuannya kepada desa kami. Semoga warga kami nanti sudah tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih seperti tahun-tahun sebelumnya.” "I am truly grateful for PEPC for the assistance to our village. We are hoping that the villagers will no longer face difficulties in a ccessing clean wat er , u nlik e t he pr ev ious y ea rs ." - Teguh Widarto, Kepala Desa Jatimulyo The Jatimulyo Village Head - 167 168 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Program Peningkatan Kualitas Pengrajin Batik di Bojonegoro Quality improvement program for Batik craftsmen in Bojonegoro [G4-SO1, SE1] Batik adalah ekspresi budaya yang memiliki makna simbolis yang unik serta nilai estetika yang tinggi bagi masyarakat. Batik juga memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia dengan menyerap tenaga kerja yang sangat besar mulai dari proses pembuatannya hingga pemasarannya. Semenjak dikukuhkan sebagai Warisan Budaya Indonesia oleh UNESCO 2009, perkembangan industri batik semakin meluas sampai ke beberapa daerah termasuk Kabupaten Bojonegoro. Daerah yang dulunya tidak dikenal sebagai produsen batik ini dalam perkembangannya mampu membangun industri batik dan berhasil memiliki sembilan motif batik khas Bojonegoro yang dikenal dengan batik "Jonegoroan", yaitu batik yang bermotif kondisi alam dan sosial budaya masyarakat Bojonegoro. Batik is a cultural expression with unique symbolic significance and high aesthetic value to the community. Batik also plays an important role in the Indonesian economy by absorbing substantial workforce, starting from the manufacturing to the marketing process. Since its inauguration as Indonesian Cultural Heritage by UNESCO in 2009, development of the batik industry has increasingly extended to several areas including Bojonegoro Regency. The Bojonegoro Regency, not previously known as a batik producer, is currently able to establish a Batik industry with nine typically Bojonegoro patterns known as "Jonegoroan" batik, depicting the natural and socio-cultural condition of Bojonegoro people. Pengembangan industri kreatif menjadi faktor penting dalam pembangunan Kabupaten Bojonegoro kedepannya karena dapat meningkatkan branding dan repurtasi Kabupaten Bojonegoro dalam lingkup nasional dan internasional melalui produk-produk seni yang diangkat dari budaya lokal. Sebagai salah satu Perusahaan yang beroperasi di wilayah Bojonegoro, PEPC senantiasa berkontribusi untuk mengembangkan kualitas perekonomian masyarakat Bojonegoro melalui program pengembangan industri kreatif. Lingkup dan tahapan pelaksanaan program Program Peningkatan Kualitas Pengrajin Batik di Bojonegoro: Development of the creative industry becomes a significant factor in the future development of the Bojonegoro Regency, with its ability to improve Bojonegoro's branding and reputation both nationally and internationally through art products derived from the local culture. As a Company operating in the Bojonegoro area, PEPC constantly contributes to advancing the people's economy in Bojonegoro through the creative industry development program. 1 SOSIALISASI DAN MOBILISASI INFORMATION DISSEMINATION AND MOBILIZATION KEGIATAN ACTIVITY Sosialisasi ke berbagai pihak Pembagian kelompok usaha batik Seremonial Pembukaan Program Information to various parties Distribution of batik business group 2 DIKLAT TEKNIK BATIK CAP BATIK STAMP TECHNIQUE TRAINING AND EDUCATION KEGIATAN ACTIVITY Mengidentifikasi peserta diklat Diklat Teknik Batik Cap Opening Ceremony of the Program OUTPUT Semua pihak mengetahui dan mendukung program All parties acknowledge and support the program Identifing participants for training and education Batik Stamp Technique Training and Education OUTPUT Ada sedikitnya 50 orang masyarakat desa yang trampil mengaplikasikan teknis batik cap At least 50 villagers are skilled in applying batik stamping technique Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis Sustainable Community Development 3 DIKLAT MANAJEMEN USAHA BUSINESS MANAGEMENT TRAINING AND EDUCATION 4 KEGIATAN ACTIVITY Mengidentifikasi peserta diklat Diklat Manajemen Usaha Identifying training and education participants Business Management Training and Education PRODUKSI PRODUCTION KEGIATAN ACTIVITY Penyiapan tempat produksi Penyiapan bahan dan alat produksi OUTPUT Ada sedikitnya 50 orang masyarakat yang mempunyai kemampuan manajemen usaha, yang mencakup manajemen produksi dan penjaminan kualitas, pengelolaan keuangan, dan manajemen pemasaran 5 At least 50 people with business management skills, which include production management and quality assurance, financial management, and marketing management. PEMASARAN PRODUK BATIK BATIK PRODUCT MARKETING KEGIATAN ACTIVITY Pemasaran melalui media tidak konvensional/media sosial (website, facebook, dan twitter serta tv, radio, surat kabar, spanduk, baliho) Pemasaran melalui showroom/gerai Kegiatan Product Launching (seremonial) Marketing through non-conventional media/social media (website, Facebook, and Twitter and TV, Radio, Newspapers, Banners, Billboards Marketing through showrooms/outlets Product Launching (ceremonial) OUTPUT Adanya website, akun facebook dan akun twitter untuk pemasaran produk Available website, Facebook and Twitter accounts ready for products marketing Melalui peningkatan kegiatan industri kreatif ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknis produksi batik cap Jonegoroan di Bojonegoro sekaligus meningkatkan kreativitas desain batik Jonegoroan di kalangan masyarakat dengan berbasis pada seni, budaya, sejarah dan kekhasan lokal. Lebih lanjut, program ini juga dapat meningkatkan mental kerja keras, inovatif, kerjasama, toleransi, dan terbuka terhadap gagasan baru untuk pengembangan industri kreatif, khususnya batik cap. Preparation of production location Preparation of materials and production equipment OUTPUT Ada ruang produksi yang dilengkapi dengan peralatan produksi dan juga papan nama kelompok 6 Available production space equipped with production equipment and group nameplate STRATEGI KEBERLANJUTAN SUSTAINABILITY STRATEGY KEGIATAN ACTIVITY Workshop evaluasi dan rencana tindak lanjut Workshop on Evaluation and Follow-up Plan OUTPUT Proses produksi dan pemasaran yang berkelanjutan dan inisiatif pengembangan untuk produk seni Jonegoroan yang lain (terutama souvenir dari kayu dan bahan lainnya) Sustainable production and marketing processes as well as development initiatives for other Jonegoroan art product (mainly wood souvenirs and souvenirs from other materials) Such improvement to the creative industry activities is expected to upgrade the technical capabilities of Jonegoroan Batik stamp in Bojonegoro as well as to enhance the creativity of the Jonegoroan batik design in the community based on art, culture, history, and local characteristics. Furthermore, the progam may also improve hard-working mentality, innovation, cooperation, tolerance, and opennes to new ideas for the development of creative industries, especially the batik stamp. 169 170 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu FORMULIR TANGGAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN LAPORAN KEBERLANJUTAN PT PERTAMINA EP CEPU 2014 PT PERTAMINA EP CEPU 2014 SUSTAINABILITY REPORT STAKEHOLDER'S FEEDBACK FORM Terima kasih atas kesediaan Anda untuk membaca Laporan Keberlanjutan PT Pertamina EP Cepu 2014. Untuk memperbaiki kualitas Laporan Keberlanjutan dan meningkatkan transparansi kinerja keberlanjutan Perusahaan, kami mengharapkan saran dan tanggapan Anda atas laporan ini: Thank you for your willingness to read this PT Pertamina EP Cepu 2014 Sustainability Report. To improve the quality of this Sustainability Report and develop the transparency of PEPC performance, we expect your inputs and feedbacks on this Report: Tabel 13.1 Saran dan Tangapan atas Laporan Ini Table 13.1 Inputs and Feedback No Pertanyaan Question 1 Laporan Keberlanjutan ini telah memberikan informasi yang bermanfaat mengenai kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh Perusahaan This Sustainability Report has provided me with useful information on economic, social, and environmental performance of the Company 2 Materi dalam laporan ini disajikan secara terstruktur The materials presented in this report are well-structured 3 Data dan informasi yang diungkapkan mudah dipahami The disclosed data and information are easy to comprehend 4 Data dan informasi telah diungkapkan dengan lengkap, transparan dan berimbang The disclosed data and information are complete, transparent, and balanced 5 Data dan informasi yang disajikan berguna dalam pengambilan keputusan The presented data and information are reliable for decision-making 6 Laporan Keberlanjutan ini telah memberikan informasi mengenai profil perusahaan dan seluruh kegiatannya secara lengkap This Sustainability Report has provided me with complete information on the Company's profile and its entire activities 7 Layout, jenis font, ukuran, tata warna, tampilan dan gambar dalam laporan ini menarik dan mudah dibaca The layout, types of font, size, color scheme, display, and images of this report are interesting and easy to read Ya Yes Tidak No Formulir Tanggapan Formulir Tanggapan No 8 9 Pertanyaan Question Jawaban Answer Jelaskan informasi dalam laporan ini yang paling bermanfaat bagi anda dalam aspek: Explain which information of this report benefits you the most in terms of: a. Pemberdayaan Pemangku Kepentingan a. Shareholder's Empowerment b. Kinerja ekonomi b. Economic performance c. Kinerja lingkungan c. Environmental performance d. Kinerja sosial d. Social performance Jelaskan informasi yang belum diungkapkan dalam laporan ini yang seharusnya diungkapkan dalam aspek: Explain what information not included in this report that you expect to be addressed in terms of: a. Pemberdayaan Pemangku Kepentingan a. Shareholder's Empowerment b. Kinerja ekonomi b. Economic performance c. Kinerja lingkungan c. Environmental performance d. Kinerja sosial d. Social performance Profil Pembaca Reader's Profile Asal kelompok pemangku kepentingan Background of stakeholder's group Jenis kelamin Gender Umur Age Pendidikan terakhir Educational Background Pekerjaan Occupation Nama institusi Name of institution Bidang usaha Line of business Kami sangat menghargai saran dan tanggapan yang Anda berikan kepada kami atas informasi yang disajikan dalam laporan ini. Untuk menyampaikannya kepada Perusahaan, kirimkan formulir ini ke: [G4-31] We highly appreciate your suggestions and comments on information presented in this report. To deliver this to our Company, please send this completed form to: [G4-31] KANTOR PUSAT HEAD OFFICE [G4-5] PT Pertamina EP Cepu Patra Jasa Office Tower Lantai 5, 6, 7, 8 dan 13 5th, 6th, 7th, 8th, and 13th Floor Jl. Gatot Subroto Kav. 32-34 Jakarta Selatan 12950 Telp. +62 21 52900900, Fax. + 62 21 52900597 fo.pepc@pertamina.com - www.pertamina-epcepu.com 171 172 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu Referensi Silang Indeks GRI G4 & IPIECA/API/OGP* [G4-32] GRI G4 & IPIECA/API/OGP Index Cross Reference* STANDAR UMUM GENERAL STANDARD Profil Organisasi Profile of Organization G4-3, G4-4, G4-5, G4-6, G4-7, G4-8, G4-9, G4-10, G4-11, G4-12, G4-13, G4-14, G4-15, G4-16 Strategi dan Analisis Strategy and Analysis G4-1, G4-2 Aspek Material & Boundary dan Profil Laporan Material Aspect & Boundary and Report Profile Pelibatan Pemangku Kepentingan Stakeholders Engagement G4-17, G4-18, G4-19, G4-20, G4-21, G4-28, G4-30, G4-31, G4-32, G4-33 G4-24, G4-25, G4-26, G4-27 Tata Kelola & Etika dan Integritas Governance & Ethics and Integrity G4-34, G4-35, G4-37, G4-38, G4-39, G4-40, G441, G4-44, G4-45, G4-46, G4-47, G4-48, G4-49, G4-50, G4-51, G4-52, G4-56, G4-57, G4-58 KETERANGAN DESCRIPTION Indeks Index Deskripsi Description Hal Page STRATEGI DAN ANALISIS STRATEGI DAN ANALISIS G4-1 Sambutan Direksi G4-2 Risiko, peluang dan Risks, opportunities, dampak and impacts Foreword from the Board of Directors 13, 46 46, 48 PROFIL ORGANISASI PROFILE OF ORGANIZATION G4-3 Nama organisasi Name of organization Indeks Index Bidang usaha dan Line of business and produk products 17, 24 G4-5 Lokasi kantor pusat Location of head office 17, 171 G4-6 Tempat beroperasi Operation area 17, 25 G4-7 Sifat kepemilikan the nature of dan badan hukum ownership and legal form 17 Hal Page G4-8 Pasar terlayani Served Markets 24 G4-9 Skala Perusahaan Company Scale 25 G4-10 Komposisi pegawai Employee Composition 86 G4-11 Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Collective Labour Agreement 88 G4-12 Rantai pasokan perusahaan Company supply chain 24, 25, 17 G4-4 Deskripsi Description 68 G4-13 Perubahan signifikan organisasi Significant organizational changes G4-14 Prinsip pencegahan Precautionary Principles 18, 19 108, 111, 123, 137, 156 Referensi Silang Indeks Index Cross Reference Indeks Index Deskripsi Description Hal Page MATERIAL DAN BOUNDARY TERIDENTIFIKASI IDENTIFIED MATERIAL AND BOUNDARY ASPEK G4-17 List of entities included in the consolidated financial statements 9 G4-18 Isi laporan dan pembatasan Report content and boundary 6 G4-19 Daftar aspek material List of material aspects 7 G4-20 Batasan aspek material di dalam organisasi Material aspect boundary in the organization 7 Batasan aspek material di luar organisasi Material aspect boundary outside the organization 7 HUBUNGAN DENGAN PEMANGKUKEPENTINGAN STAKEHOLDERS ENGAGEMENT G4-24 Kelompok pemangku kepentingan List of engaged stakeholder 60 Dasar identifikasi dan pemilihan pemangku kepentingan Basis for the identification and selection of stakeholders 60 G4-26 Pelibatan pemangku kepentingan Approach for stakeholder engagement 60 G4-27 Topik pelibatan pemangku kepentingan Topic of stakeholder engagement 60 G4-25 PROFIL LAPORAN REPORT PROFILE G4-28 Periode pelaporan Reporting period 5 G4-30 Siklus pelaporan 5 G4-31 Kontak perusahaan Company contact 171 G4-32 Indeks GRI GRI Index 172 G4-33 Penjaminan Assurance 9 Reporting cycle Deskripsi Description Hal Page TATA KELOLA GOVERNANCE Daftar entitas yang masuk dalam konsolidasi laporan keuangan G4-21 Indeks Index 173 G4-34 Struktur organ tata Governance kelola organizational structure 30 G4-35 Proses deklarasi aspek keberlanjutan 31 G4-37 Konsultasi dengan Consultancy with pemangku stakeholders kepentingan 30, 60 G4-38 Komposisi organ Composition of highest tata kelola tertinggi governance organ 33, 60 G4-39 Rangkap jabatan organ tata kelola tertinggi G4-40 Pencalonan dan Candidacy and pemilihan organ selection of highest tata kelola tertinggi governance organ G4-41 Pengelolaan benturan kepentingan Conflict of interest management G4-44 Penilaian kinerja organ tata kelola tertinggi Performance assessment of the highest governance organ G4-45 Identifikasi dan Risk identification and pengelolaan risiko management G4-46 Peninjauan proses Risk management manajemen risiko process overview 37 G4-47 Review penerapan Risk management manajemen risiko implementation review 37 G4-48 Pengesahan pelaporan Ratification of reporting 10 G4-49 Komunikasi informasi kritis Communication of critical information G4-50 Jumlah informasi Number of critical kritis disampaikan information submitted 45 G4-51 Kebijakan remunerasi 35 G4-52 Proses penentuan Remuneration remunerasi determination process Process of sustainability aspect authority Concurrent position of highest governance organ Remuneration policy 30 34 42, 43 34 37, 46, 48 10, 36, 44, 45 35 ETIKA DAN INTEGRITAS ETHICS AND INTEGRITY G4-56 Nilai, prinsip dan kode etik Values, principles, and code of ethics 20, 40 G4-57 Perilaku etis dan taat hukum Ethical behavior and compliance with law 40, 41 G4-58 Pelaporan pelanggaran Whistleblowing 40, 44, 45 174 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu INDIKATOR KINERJA PERFORMANCE INDICATOR EKONOMI ECONOMY SOSIAL SOCIAL G4-DMA-EC, G4-EC1,G4-EC2, G4-EC4, G4-EC7, G4-EC9, SE1, SE4, SE7, SE13 LINGKUNGAN ENVIRONMENT G4-DMA-EN, G4-EN1, G4-EN3, G4-EN4, G4-EN5, G4-EN6, G4-EN8, G4-EN9, G4-EN10, G4-EN11, G4-EN12, G4-EN15, G4-EN18, G4-EN19, G4-EN21, G4-EN24, G4-EN25, G4-EN27, G4-EN28, G4-EN29, G4-EN30, G4-EN31, G4-EN32, G4-EN33, G4-EN34, E1, E2, E5, E6, E8, E10, HS4 Indeks GRI G4 GRI G4 Index Indeks IPIECA/ API/OGP Index Ketenagakerjaan Labour: G4-DMA-LA, G4-LA1, G4-LA2, G4-LA3, G4-LA5, G4-LA6, G4-LA7, G4-LA8, G4-LA9, G4-LA10, G4-LA11, G4-LA12, G4-LA16, SE8, SE15, SE16, SE17, SE18, HS1, HS2, HS3 Hak Asasi Manusia Human Rights: G4-DMA-HR, G4-HR2, G4-HR3, G4-HR4, G4-HR5, G4-HR6, G4-HR7, G4-HR8, G4-HR12, SE8, SE9, SE10, SE18 Masyarakat Society: G4-DMA-SO, G4-SO1, G4-SO2, G4-SO3, G4-SO4, G4-SO5, G4-SO6, G4-SO8, G4-SO11, SE1, SE2, SE3, SE11, SE12, SE14 Tanggung Jawab Produk Product Responsibility: G4-DMA-PR, G4-PR1, G4-PR2, G4-PR3, G4-PR4, G4-PR6, G4-PR7, G4-PR8, G4-PR9, HS4 Deskripsi Description Hal Page ASPEK: EKONOMI ASPECT: ECONOMICS Management Pendekatan approach of manajemen terkait ekonomi economics G4-DMAEC Indeks GRI G4 GRI G4 Index Indeks IPIECA/ API/OGP Index Deskripsi Description Hal Page G4-EN11 E5 Wilayah operasi Operational area nearby protected berdekatan dengan area dilindungi 128 G4-EN12 E5 Impacts from Dampak dari produksi akan production on biodiversity keanekaragaman hayati 128 G4-EN15 E1 Emisi gas rumah Direct emission of kaca langsung greenhouse gas 133 G4-EN18 E1 Intensitas emisi Emission Intensity gas rumah kaca of greenhouse gas 133 136 63 G4-EC1 Nilai Ekonomi langsung Direct Economic Values 65, 66 G4-EC2 Dampak finansial & operasional terkait perubahan iklim Financial and operational impacts relating to climate change 46, 131 Bantuan finansial dari Pemerintah Financial assistance from the Government 18 G4-EN19 E1 Pengurangan Greenhouse gas emisi gas rumah emission reduction kaca Dampak investasi infrastruktur dan layanan sosial Impacts from infrastructure investment and social services 129, 162, 165 G4-EN21 E1 Emisi lainnya Other emission 133 G4-EN24 E8 Type of spills 145 Dampak Ekonomi Tidak Langsung Indirect Economic Impacts Jumlah tumpahan G4-EN25 E10 Pengangkutan limbah Waste transport 140 G4-EN27 HS4 Usaha mitigas dampak lingkungan terkait produk Mitigation of environmental impact relating to product G4-EN28 Persentase bahan pembungkus daur ulang Percentage of recycled packaging materials 148 G4-EN29 Jumlah denda ketidakpatuhan peraturan lingkungan Amount of fines from violation of environmental regulation 126 G4-EN30 Dampak transportasi Impact from transportation 148 G4-EC4 SE13 G4-EC7 SE1, SE4 G4-EC8 G4-EC9 SE7 Pendayagunaan Empowerment of pemasok lokal local suppliers 71 68, 70 ASPEK: LINGKUNGAN ASPECT: ENVIRONMENT G4-DMA-EN Pendekatan manajemen terkait lingkungan G4-EN1 HS4 G4-EN3 E2 Management approach of environment 121 Utilization of Penggunaan 150, 151, material dalam materials in 152 proses produksi production process Jumlah Amount of energy konsumsi energi consumption Perusahaan 120, 121 G4-EN4 Jumlah konsumsi energi di luar Perusahaan G4-EN5 Intensitas energi Energy intensity 121 Usaha reduksi Energy consumption konsumsi energi reduction effort 120 G4-EN8 Total water Total penggunaan air consumption 127 G4-EN9 Impact from water Dampak pengambilan air withdrawal on the terhadap sumber source 127 Jumlah air daur Amount of ulang recycled water 119 G4-EN6 G4-EN10 E2 E6 Amount of energy consumption outside the Company 121 144, 149, 150 Referensi Silang Indeks Index Cross Reference Indeks GRI G4 GRI G4 Index Indeks IPIECA/ API/OGP Index G4-EN31 G4-EN32 G4-EN33 G4-EN34 Deskripsi Description Hal Page Indeks GRI G4 GRI G4 Index G4-HR6 SE8 Insiden kerja paksa Forced labour 89 G4-HR7 SE10 Pelatihan HAM bagi Keamanan Security training on human rights 95 G4-HR8 SE2 Pelanggaran hak masyarakat adat Violation against indigenous peoples' rights 157 G4-HR12 SE18 Jumlah insiden HAM Number of human right incidents 90 Jumlah pengeluaran & investasi pelindungan lingkungan Amount of expenses and environmental protection investment 124 Persentase seleksi pemasok dengan kriteria lingkungan Percentage of supplier selection with environmental criteria 123 Dampak negatif Environmental lingkungan negative impact in dalam rantai supply chain pasokan 123 Jumlah pengaduan terkait isu lingkungan 124 Number of grievances relating to the Environmental G4-SO1 G4-LA1 Perputaran pekerja G4-LA2 Remunerasi dan Remuneration and fasilitas pegawai facilities for employees 98 G4-LA3 Tingkat kembali Re-employment and kerja dan tingkat retention rates retensi 99 106 Employee turnover G4-LA5 HS1 Komite K3 G4-LA6 HS3 Jumlah Number of occupational kecelakaan kerja accidents G4-LA7 HS2 Kesehatan tenaga kerja G4-LA8 G4-LA10 G4-LA11 115, 116 108 Occupational health and safety clause and employee engagement 102 Average training hour per year per employee 92 Pelatihan dan Post-employment training pengembangan and development pekerja purna bakti 95 Review kinerja Review of employee dan jenjang karir performance and career pekerja path 96, 97 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan SE17 88 Workers' health SE16, HS1 Klausul K3 dalam PKB G4-LA9 Committee of HSSE SE15 Komposisi dan Composition and diversity of governance organs keberagaman organ tata kelola 86 G4-LA16 SE18 Mechanism of Mekanisme pengaduan employment case ketenagakerjaan grievance and settlement 90 ASPEK: HAK ASASI MANUSIA ASPECT: HUMAN RIGHTS Management approach of Human Rights 90 Human rights training 95 G4-HR3 SE8, SE18 Insiden pelanggaran HAM Human right violation incidents 90 G4-HR4 SE8, SE9 Hak kebebasan berserikat Freedom of association for workers 89 G4-HR5 SE8, SE9 Pekerja dibawah Underage workers umur G4-HR2 SE8 Pelatihan HAM 91 Hal Page Pendekatan Management approach manajemen terkait on Society kemasyarakatan 156, 158, 159 Program untuk masyarakat beserta keterlibatannya 159, 165, 168 Programs for community and engagement Dampak negatif Actual and potential aktual dan negative impacts on the potensial terhadap community masyarakat 156 G4-SO3 SE11, SE12 Evaluasi risiko terhadap korupsi Risk evaluation on corruption 42 G4-SO4 SE11 Sosialisasi anti korupsi Anti-corruption socialization 42 G4-SO5 SE11, SE12 Tindakan insiden korupsi Measures taken in addressing corruption incidents 42 G4-SO6 SE14 Kontribusi politik serta advokasi publik Number of incompliance incidents against laws 43 G4-SO8 Jumlah insiden ketidakpatuhan hukum Number of complaints relating to impacts on the community 39 G4-SO11 Jumlah pengaduan Number of complaints tentang dampak relating to impacts on terhadap the community masyarakat 157 ASPEK: TANGGUNG JAWAB PRODUK ASPECT: PRODUCT RESPONSIBILITY G4-DMAPR G4-LA12 G4-DMA- SE8, SE18 Pendekatan HR manajemen terkait HAM SE1 G4-SO2 70, 85, 88, 90, 91, 101, 102, 114 Deskripsi Description ASPEK: MASYARAKAT ASPECT: SOCIETY G4-DMA-SO SE1 ASPEK: KETENAGAKERJAAN ASPECT: LABOUR G4-DMA-LA SE17, HS1, Pendekatan Management approach of HS2 manajemen HSSE and Labour terkait ketenagakerjaan dan K3 Indeks IPIECA/ API/OGP Index 175 Pendekatan manajemen terkait tanggung jawab produk Management approach of Product Responsibility 82 G4-PR1 HS4 Produk yang dinilai untuk perbaikan Assessed product for improvement 148 G4-PR2 HS4 Kejadian atau pelanggaran terhadap aturan K3 produk Events or violations against product's HSSE 81 G4-PR3 HS4 Pemberian informasi & label Products information and labeling 148 Kejadian ketidakpatuhan informasi dan label produk Non-compliance with product information and labeling 148 G4-PR4 G4-PR6 HS4 Penjualan produk yang mematuhi aturan Product sales compliant with the rules 78 G4-PR7 HS4 Tanggung jawab Corporate responsibility on kepatuhan aturan the compliance with komunikasi communication rules 82 G4-PR8 Pengaduan terhadap pelanggaran privasi pelanggan Complaints relating to violation of customer's privacy 81 G4-PR9 Jumlah denda pelanggaran aturan dan standar produk Amount of fines from violation of product rules and standards 81 176 Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu INDIKATOR KINERJA SEKTORAL SECTORAL PERFORMANCE INDICATOR Sektor Minyak Dan Gas Oil & Gas Sector OG1, OG4, OG5, OG6, OG7, OG8, OG9, OG10, OG11, OG12, OG13, OG14, E3, E4, E5, E9, E10, SE1, SE2, SE3, HS5 SEKTOR MINYAK DAN GAS OIL & GAS SECTOR OG1 Amount of oil and gas reserves 77 OG4 E5 Jumlah wilayah dengan penilaian dan pemantauan risiko Number of areas with risk assessment and monitoring 126 OG5 E9 Volume dan pembuangan air terproduksi Volume and disposal of produced water 141 OG6 E4 Volume gas flaring dan venting Volume of gas flaring and venting 136 OG7 E10 Jumlah lumpur dan limbah pemboran Amount of sludge and drilling waste Bahan benzene dan sulfur dalam minyak Benzene and sulfur contents in oil 150 OG8 143, 144 OG9 SE2 Operasi dengan pelibatan masyarakat Operations with community engagement 157 OG10 SE1, SE2, SE3 Jumlah dan deskripsi perselisihan yang signifikan dengan masyarakat Number and description of significant disputes with the community 157 Jumlah lokasi yang telah atau sedang dalam proses decommissioned Number of decommissioned locations or locations in decommissioning process 157 OG11 * Jumlah cadangan migas OG12 SE3 Operasi yang di non-aktifkan atau terjadi penggusuran atau dipindahkan, pemukiman kembali De-activated operations or eviction or transfer, resettlement 157 OG13 HS5 Jumlah peristiwa-peristiwa terkait dengan keselamatan proses, berdasarkan kegiatan usaha Number of events related to process safety, based on business activities 110 OG14 E3 Derivasi energi selain energi fosil Energy derivatives apart from fossil energy 78 Semua standar dan indikator kinerja yang dilaporkan telah melalui proses verifikasi internal namun belum mendapat assurance dari verifikator eksternal All reported performance standards and indicators have been verified internally, but have not yet secured assurance from an external verifier. Referensi Silang Indeks Index Cross Reference 177
Similar documents
(PQA) 2014 10 February 2014 | Publikasi
para partner yaitu BUMD dan MCL (sebagai Operator) untuk melakukan percepatan produksi Migas melalui pendekatan Early Production Facility (EPF), sekaligus meningkatkan produksinya melalui aplikasi ...
More information