Buletin Indeks 2013

Transcription

Buletin Indeks 2013
PT INDEKS
Permata Puri Media Jl. Topaz Raya Blok C2 No. 16
Kembangan Jakarta Barat 11610
Telp: 021-58350047; Faks: 021-58350365
email: indeks@indeks-penerbit.com
www.indeks-penerbit.com
Buku Baru 2013
www.indeks-penerbit.com
Pengantar
Setelah 10 tahun berdirinya Indeks, kami telah siap untuk memperluas bidang
penerbitan di tahun-tahun mendatang. De­ngan diterbitkannya buletin ini, maka
kami ingin menampilkan ide-ide baru dalam pendidik­an, maupun informasi buku
baru dari Penerbit Indeks dan Akademia. Kami telah bertekad untuk menuju sebuah penerbitan profesional, di mana Indeks tidak hanya menerbitkan buku umum
yang menghibur, kami juga ingin menyajikan buku-buku yang informatif, imajinatif, krea­tif dan bermakna.
Fokus Indeks pada tahun mendatang adalah melayani kebutuhan informasi dan
ilmu bagi pendidik (orangtua, pembuat kebijakan pendidikan, guru, kepala sekolah dll), para profesional (akuntan, dokter, perawat, arsitek, manajer, entrepreneur,
musisi, seniman dll). Oleh karena itu kami telah menerbitkan buku-buku bestseller­s
misalnya terjemahan dari seri buku dari Eric Jensen, Martha Kaufeldt, LouAnn Johnson, Oliver Sacks serta buku-buku dari penulis lokal terkenal misalnya Prof. Dr.
Conny Semiawan, Wijaya Kusumah, Dr. Yuliani, Drs.Thomas Sumarsan, Gantina
M.Psi, Dr. Pono dll.
Indeks akan tetap menyumbangkan kepada masyarakat, dengan terjemahan bukubuku terlaris di tahun mendatang. Di antaranya adalah seri Pendidik­an Keberbakat­
an dan Talenta, seri buku IFRS yang baru diterapkan di Indonesia, seri kamus saku,
serta buku sains dan matematika yang akan meningkat­kan minat anak-anak dan
mahasiswa dalam bidang sains dan teknologi. Kami juga mempersiapkan bukubuku panduan bagi guru untuk mendukung perubahan kurikulum Kemendiknas
yang akan diterapkan mulai tahun 2013.
Besar harapan kami bahwa dengan ilmu dan sumber daya yang dimiliki Indonesia,
negara ini akan tumbuh menjadi negara yang besar di masa mendatang.
Salam,
Anton Waldemar
Founder Penerbit Indeks
Daftar Isi
Pengantar
2
Daftar Isi
3
artikel
Bambang Sarwiji, S.E.
Pendidikan dan Pembangunan Manusia Indonesia
4
Daniel Willingham & David Daniel (ASCD)
Mengajarkan Apa yang Umum Dimiliki Siswa
9
Eric Jensen
Memahami Pembelajaran Berbasis Cara Kerja Otak
16
Eric Jensen
Pengajaran dan Pembelajaran Berbasis Cara Kerja Otak:
10 Tips Paling Efektif
24
Wijaya Kusumah, M.Pd.
Menjaga Sekolah Agar Tetap Unggul
32
Thomas Sumarsan, S.E. M.M.
Semua Orang Dilahirkan Sebagai Individu yang Cerdas
dan menjadi Juara atau Pemenang
37
Informasi Buku
Seni dan Ilmu Pengajaran
40
Kecerdasan Multipel di dalam Kelas 41
Jawaban untuk Pertanyaan Sains
42
Mengapa Harus Belajar dengan Cerdas?
43
Manajemen dalam Pembelajaran
44
Cara-Cara Terbaik untuk Mengajar Reading
45
Anaesthesia on the Move
46
Hubungan Autentik
47
Pria yang Salah mengira Istrinya Sebagai Topi
48
Perpajakan Indonesia Edisi 3
49
Pengantar Bisnis
50
Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah
51
Panduan Lengkap Pekerjaan Sekretaris
52
Ekonomi Publik
53
Daftar Harga Buku 2012 - 2013
2
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
54
3
Bambang Sarwiji
Pendidikan dan Pembangunan Manusia Indonesia
Oleh: Bambang Sarwiji, S.E.
Chief Editor Penerbit Indeks Jakarta
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah proses pemberian pengalaman melalui pengajaran dan pembelajaran yang berdampak membentuk pola pikir, pola perasaan, dan pola tindakan
individu atau kelompok. Yang termasuk pengalaman pendidikan adalah ilmu pe­
ngetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan nilai-nilai masyarakat.
Pada umumnya pendidikan dilakukan melalui sistem persekolahan dengan
menggunakan kurikulum yang telah ditentukan sebelumnya untuk tiap-tiap di­siplin
akademis. Sasaran sistem persekolahaan adalah mengajar siswa cara berpikir, yang
meliputi (1) cara menggunakan nalar untuk bertanya tentang hal-hal filosofis, (2)
cara menyusun pertanyaan dan menerapkan metode ilmiah, (3) cara menggali intelektualitas, dan (4) cara mencipta pelaku perubahan masyarakat yang positif.
Kurikulum adalah serangkaian pengajaran beserta isinya pada berbagai disi­plin
akademis yang ditawarkan di sekolah dan perguruan tinggi. Kurikulum bersifat prescriptive (resep yang harus ditaati) dan disusun berdasar silabus umum yang merinci
apa saja topik yang harus diajarkan, dan hingga taraf mana topik itu harus dikuasai.
Disiplin akademis adalah cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan secara formal di sekolah atau perguruan tinggi. Tiap-tiap disiplin biasanya memiliki sub-disiplin atau cabang keilmuan. Contoh disiplin ilmu yang luas adalah matematika,
ilmu komputer, ilmu alam, ilmu sosial, humaniora, dan sains terapan.
Jenjang Pendidikan dan Apa Penekanannya
Jenjang pendidikan biasanya meliputi (1) prasekolah, (2) sekolah dasar, (3) sekolah
lanjutan, (4) pendidikan tinggi.
PENDIDIKAN PRASEKOLAH Prasekolah adalah istilah untuk menyebut sekolah bagi anak-anak yang belum cukup umur untuk masuk ke TK, biasanya umur 0
– 5 tahun. Pendidikan prasekolah mengajarkan dasar-dasar perkembangan yang sehat dan pembelajaran seumur hidup, yang berupa anak harus dipenuhi kebutuhan­
nya terkait (1) kesuksesan dan kebermaknaan; (2) kesenangan dan kegembiraan; (3)
kebebasan berpendapat atau bertindak dan kebebasan memilih alternatif; dan (4)
rasa menjadi anggota kelompok, hormat-menghormati, sayang-menyayangi.
Pada pendidikan prasekolah, anak masih bergantung sepenuhnya pada guru
untuk memeroleh pengetahuan. Pembelajaran pada tahap ini menuntut pengembangan pengetahuan tentang fakta, keterampilan, dan pelatihan. Anak-anak
4
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
mencerna pe­ngetahuan dari guru melalui panca inderanya. Pemerolehan pengetahuan dilakukan melalui sejumlah kecerdasan: (1) visual/spatial (penglihatan 2
dan 3 dimensi), (2) musical/ritmic (irama musik), (3) bodily kinestetic (olah gerak
tubuh). Pembelajar­an melalui tiga kecerdasan tersebut menuntut guru melakukan:
(1) demonstrasi, (2) manipulasi, (3) pengamatan, (4) pengukuran, (5) modifikasi
perilaku ke arah tertentu, dan (6) mendorong anak agar tidak membedakan antara
belajar dan bersenang-senang.
Bidang perkembangan yang diajarkan pada pendidikan prasekolah bervariasi
dari negara ke negara, tetapi biasanya mencakup: (1) perkembangan pribadi, sosial,
ekonomi, dan emosi; (2) perkembangan komunikasi, yang mencakup pemahaman
akan bahasa tanda, berbicara, dan menyimak; (3) pengetahuan dan pemahaman
akan dunia; (4) perkembangan kreativitas dan estetika; (5) kesadaran dan perkembangan matematika; (6) perkembangan dan kesehatan fisik; (7) bermain; (8) kerja
tim; (9) keterampilan bantuan-diri; (10) keterampilan sosial; (11) pemikiran ilmiah;
(12) seni kreasi dan sastra sederhana.
PENDIDIKAN DASAR Pendidikan dasar umumnya berupa pendidikan selama enam tahun yang dimulai ketika anak berumur 5 atau 6 tahun. Sasaran utama
pendidikan dasar adalah memeroleh kemampuan dasar pada bidang huruf dan
angka,yang disertai dengan pembentukan fondasi sains, matematika, geografi, sejarah, dan sains sosial lain.
Pendidikan dasar biasanya diselenggarakan di dalam kelas. Di situ siswa duduk
berjajar lurus ke depan dari pagi hingga tengah hari, dari kelas 1 hingga kelas
6, dan akhirnya pindah ke pendidikan menengah. Tiap-tiap kelas diajar oleh satu
orang guru yang mengajar hampir semua mata pelajaran. Siswa biasanya keluar
ruang kelas untuk mengikuti pelajaran musik dan olahraga, yang dipimpin oleh
guru non-kelas.
SEKOLAH MENENGAH Tidak ada batasan yang pasti untuk memisahkan antara pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tetapi, biasanya sekolah mene­
ngah dimulai ketika anak berusia 11 atau 12 tahun. Pendikan menengah kadangkadang dibagi menjadi dua bagian, dan bagian kedua dimulai ketika anak berusia
sekitar 14 tahun. Di Indonesia, sekolah menengah pertama (tiga tahun pada bagian
pertama) merupakan bagian dari program wajib belajar sembilan tahun. Adapun
bagian kedua pendidikan menengah di Indonesia berupa SMA atau SMK.
Tujuan pendidikan menengah adalah memberikan pengetahuan umum untuk
menyiapkan diri masuk ke pendidikan tinggi atau ke profesi tertentu.
PENDIDIKAN TINGGI Sebagian lulusan pendidikan menengah melanjutkan
belajar ke pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi meliputi: (1) undergraduate atau S1,
(2) graduate atau S2, (3) post-graduate atau S3, dan (4) pendidikan dan pelatihan
vokasi (mis. pendidikan dokter spesia­lis). Pendidikan tinggi biasanya dicirikan de­
ngan kegiatan: (1) pengajar­an, (2) riset, (3) karya terapan (mis. kedokteran), dan (4)
pelayanan sosial.
Lulusan perguruan tinggi penting bagi penyediaan tenaga terdidik dan terlatih
yang berguna untuk pembangunan bangsa. Perlu diketahui, pembangunan bangsa
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
5
Bambang Sarwiji
Bambang Sarwiji
dilakukan dengan memanfaatkan sains dan teknologi dan dilakukan oleh orang
yang terdidik dan terlatih. Pendidikan tinggi yang diselenggaran secara efektif dan
efisien akan mampu memasok orang yang terdidik dan terlatih ini.
Tabel 2. Peringkat HDI Negara Paling Maju
Negara Paling Maju
Peringkat HDI
Norwegia
1
Australia
2
Pendidikan dan HDI Indonesia
Belanda
3
AS
4
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) biasanya diukur dengan mutu pendidik­
an, kesehatan, dan penghasilan yang dicapai masyarakat di negara bersangkutan.
Ukuran yang sering digunakan untuk membandingkan kemajuan pembangunan
SDM antar-negara adalah Indeks Pembangunan Manusia (Human Development
Index, HDI).
HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) Alat ukur ini dipakai oleh UNDP
untuk melihat pembangunan yang dicapai oleh sejumlah negara. HDI memeringkat prestasi sejumlah negara berdasarkan penghasilan, pendidikan, dan kesehatan.
HDI merupakan penyempurnaan dari alat ukur pendapatan per kapita.
Menurut data HDI per November 2011, kemajuan pembangunan SDM Indonesia ada di peringkat 124 dari 187 negara yang disurvei. Perhatikan Tabel 1 dan 2.
Selandia Baru
5
Irlandia
7
Tabel 1. Peringkat HDI Negara ASEAN
Negara ASEAN
Peringkat HDI
Singapura
26
Brunei Darussalam
33
Malaysia
61
Thailand
103
Filipina
112
Indonesia
124
Vietnam
128
Laos
138
Kamboja
139
Timor Leste
147
Myanmar
149
Liechtenstein
8
Swedia
10
Swiss
11
Jepang
12
Hong Kong
13
Dari dua tabel tersebut dapat kita lihat bahwa Indeks Pembangunan Manusia Indonesia masih belum menggembirakan. Ini berarti bahwa masih banyak PR yang
harus kita selesaikan untuk memajukan bidang pendidik­an, kesehatan, dan perekonomian.
Pendidikan Indonesia akan menjadi semakin maju jika ada kerja sama antar
pemangku kepentingan (stakeholders) pada bidang pendidikan. Pemerintah khusus­
nya Kemendiknas dan Kemenag, lembaga pendidikan negeri dan swasta, dan masyarakat termasuk penerbit harus secara si­nergis melakukan tugas masing-masing
secara baik untuk mencapai kemajuan bersama.
Untuk memajukan pendidikan, maka perlu ada perbaikan kurikulum, yang di­
ikuti dengan implementasi yang memadai pada jenjang SD, SMP, SMA/SMK, dan
perguruan tinggi. Pelatihan guru dan dosen menjadi unsur penentu kemajuan pendidikan.
Ketersediaan buku pelajaran, buku ajar, dan buku referensi yang bermutu tinggi
juga menjadi keharusan demi pencapaian kemajuan pendidikan Indonesia. Kami,
Penerbit Indeks, tentu ingin ikut serta memajukan pendidikan Indonesia dengan
memfasilitasi terbitnya buku ajar dan buku pendukung lain karya penulis global.
Selain itu, kami juga memfasilitasi terbitnya buku-buku bermutu karya anak bangsa. Kemitraan dengan sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga keilmuan lain selalu
kami upaya­kan demi terciptanya buku-buku berkualitas tinggi yang bermanfaat untuk membangun manusia Indonesia.
Sekian tulisan kami. Salam Pendidikan.
6
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
7
Bambang Sarwiji
Mengajarkan Apa yang Umum Dimiliki Siswa
Referensi
Education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Education
Higher Education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Higher_education
Human Development Index. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Human_Development_Index
Human Development Reports. Diakses dari http://hdr.undp.org/en/statistics/hdi/
International Human Development Indicators. Diakses dari http://hdr.undp.org/en/
statistics/
Preschool Education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Preschool_education
Primary education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Primary_education
Secondary Education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Secondary_education
Oleh: Daniel Willingham & David Daniel (ASCD)
Daniel Willingham adalah profesor and direktur Program Pascasarjana,
Fakultas Psikologi, University of Virginia, Charlottesville.
David Daniel adalah profesor psikologi,
James Madison University, Harrisonburg, Virginia.
ASCD (Association for Supervisor and Curiculum Development,
Asosiasi untuk Supervisi dan Pengembangan Kurikulum)
Penelitian memperlihatkan bahwa pengajaran yang digerakkan oleh karakteristik pembelajaran
yang sama dapat lebih efektif, daripada pengajaran yang berfokus pada perbedaan individu.
Ilmuwan dan penyair melihat dunia dengan cara yang berbeda. Ilmuwan berfokus
pada daya prediksi dan keteraturan; oleh karena itu mereka berminat ke bagaimana
entitas yang tampaknya berbeda melakukan hal yang sebenarnya sama. Penyair
lebih sering berminat ke individu, yang unik. Carl Linnaeus (ilmuwan biologi) melihat kupu-kupu dan memikirkan cara yang menyamakan kupu-kupu itu dengan
serangga lain, bahkan hewan lain yang lebih mirip dengan kupu-kupu, sehingga
dapat saling tertukar dengan kupu-kupu pada spesies yang sama. Robert Frost (penyair) melihat kupu-kupu dan melihat sesuatu yang bernilai pada eleginya.
Dua perspektif tersebut memiliki nilai, tetapi dua tokoh tersebut menunjukkan
tantangan bagi pendidik: Bagaimana kita berpikir tentang individualitas para siswa?
Bagaimana Berpikir tentang Perbedaan
Pada satu sisi, jika kita berpikir seperti ilmuwan dan berfokus sepenuhnya pada apa
kesamaan para siswa, kita cenderung menamainya “praktik terbaik’ yang kita anggap dapat diterapkan ke semua siswa, dan dengan terlalu bersemangat menerapkan
praktik itu ke siswa yang jelas tidak mendapat manfaat dari praktik itu. Pada sisi
lain, jika kita berpikir seperti penyair dan berfokus sepenuhnya pada individualitas
siswa, kita tidak akan mendapat manfaat dari pengalaman masa lalu. Jika setiap
anak adalah benar-benar unik, maka ketika saya merenungkan cara mengajari Ti­
ffany saya tidak akan yakin bahwa dia akan mendapat manfaat dari metode yang
telah saya gunakan dengan sukses pada siswa lain.
Jika disodori dua ekstrem tersebut, orang sering berasumsi bahwa langkah yang
bijaksana terletak di tengah-tengahnya. Tetapi kita mengatakan bahwa kompromi
itu tidak terjadi di sini. Kita jangan mengimpikan adanya pembelajaran yang bergantung pada seberapa unik dan seberapa sama, dan kemudian menentukan titik yang ke situlah kita anggap seluruh anak ditempatkan. Melainkan, kami me-
8
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
9
Daniel Willingham & David Daniel
Daniel Willingham & David Daniel
nyarankan tiga kelompok perbedaan yang dapat diterapkan ke karakteristik yang
berbeda-beda pada anak.
kepribadian mereka. Apa yang harus dilakukan guru terkait kelompok 3 ini tampak
relatif kontroversial. Guru yang sukses segera mengetahui siswa mereka sebagai
individu –memahami citarasa dan keanehan mereka.
Semua tiga kelompok perbedaan tersebut berpotensi penting bagi kesuksesan
pengajaran. Tetapi kami berpendapat bahwa pendidik harus memberikan perhatian
yang lebih besar ke kelompok pertama—cara yang membuat semua siswa adalah
sama. Bukti penelitian yang ada sangat mendukung pengetahuan kita tentang ciri
umum pikiran siswa (Pashler et al., 2007; Willingham, 2009), sedangkan bukti untuk mengkategorikan siswa jauh kurang pasti.
Kelompok 1: Karakteristik yang semua siswa punya. Semua siswa benar-benar
memiliki sejumlah hal yang sama. Kenyataannya, akan mengherankan jika mere­
ka tidak memiliki kesamaan. Secara umum, kita tidak berharap manusia individu
akan berbeda secara radikal seperti cara perut berpartisipasi ke penyerapan makanan atau jantung berkontribusi ke sirkulasi darah. Kemudian, mengapa tidak ada
kesama­an pada fitur dasar kognisi, perkembangan, emosi, dan motivasi?
Kelompok 2: Karakteristik yang berbeda-beda antar siswa, tetapi dapat diklasifikasi. Sejumlah karakteristik yang sering berbeda antar siswa dapat menjadi kategori
penting yang dapat kita gunakan mengelompokkan individu. Ide ini menjadi inti
teori gaya belajar, yang bermuara pada adanya empat kategori gaya belajar yang
membagi semua siswa individu ke empat kelompok itu. Siswa di dalam kategori tertentu agak sama, dan siswa pada kategori yang berbeda adalah kurang sama. Contoh lain pendekatan ini adalah pengkategorian siswa menurut tingkat kemampu­an
atau minat mereka.
Ide pengkategorian siswa terdengar agak kurang enak. Mengapa kita tidak memperlakukan tiap-tiap anak sebagai individu? Kita ingin mengkategorikan anak de­
ngan alasan yang sama dengan cara kita mengkategorikan segala sesuatu apapun:
Pengkategorian memungkinkan kita menerapkan pengalaman kita. Anggaplah bahwa apel manapun yang saya lihat adalah unik; saya tidak pernah melihat apel tertentu itu sebelumnya. Tetapi meskipun mengetahui keunikannya, saya dapat mengidentifikasi sejumlah fitur yang memungkinkan saya dengan yakin menempatkannya
ke kategori “apel,” dan melakukan hal ini berarti bahwa saya mengatahui jauh lebih
banyak tentang apel: saya tahu ia memiliki biji di dalamnya, saya tahu bahwa ia
dapat dibuat pie yang lezat, dst.
Hal yang sama, jika saya mengkategorikan siswa sebagai memiliki gangguan
spektrum autisme berdasar pada sejumlah fitur siswa itu yang dapat diamati, pengkategorian itu dapat menceritakan kepada saya sejumlah hal tentang siswa itu yang
menjadikan saya mampu mengajar dia dengan lebih efektif.
Karena itu pengkategorian memiliki sejumlah kelebihan, tetapi saya akan me­
lakukan pengkategorian itu di bawah kondisi spesifik tertentu. Siswa akan meraih
manfaat hanya jika: (1) kategori itu bermakna; yakni, anak di dalam kategori tertentu adalah lebih sama daripada dengan anak dari kategori berbeda; (2) Saya mengetahui mana fitur yang harus diberi perhatian sehingga saya dapat mengkategorikan
anak dengan sukses; dan (3) pembedaan yang ditarik berdasar kategori itu memiliki
makna di bidang pendidikan; yakni, rencana saya memperlakukan siswa secara
berbeda-beda berdasar kategori itu berarti, bahwa setiap orang pada tiap-tiap ka­
tegori belajar dengan lebih baik.
Kelompok 3: Karakteristik yang berbeda-beda antar siswa dan tidak dapat di­
klasifikasikan. Sejumlah karakteristik siswa ada sangat dalam di individu, dan guru
cenderung tidak menemukan cara yang bermanfaat untuk mengelompokkan siswa
berdasar karakteristik ini. Contohnya adalah pengalaman latar belakang siswa dan
10
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Karakterisik Umum Siswa
Maka apa jenis karakteristik yang kita anggap dimiliki semua anak? Karakteristik
kognisi umumnya muncul dengan dua variasi: (1) hal yang diperlukan agar sistem
kognisi bekerja dengan efektif, dan (2) metode yang tampak berjalan baik untuk
membantu sebagian besar anak memenuhi kebutuhan tersebut. Mengindentifikasi yang pertama agak mirip dengan menspesifikkan vitamin, mineral, dan unsur diet sehat lain; kita akan menyebut hal ini sebagai wajib ada. Mengidentifikasi
yang kedua adalah seperti menyarankan makanan yang tinggi unsur wajibnya dan
bagaimana cara memasukkan makanan ini ke diet kita; kita akan menyebut hal ini
sebagai sebaiknya ada.
Penunjukan ke kebutuhan kognisi (wajib ada), tidak berarti memaksakan metode
pedagogi atau rencana pelajaran tertentu (sebaiknya ada). Penunjukan kebutuhan
kognisi itu baru sekadar mendaftar protein sebagai esensial bagi pemeliharaan kesehatan, contohnya, dan kita belum meresepkan mana makanan kaya protein yang
akan dihidangkan. Penunjukan kebutuhan kognisi itu baru merupakan resep yang
belum spesifik.
Mari kita lihat sejumlah contoh karakteristik yang memengaruhi pembelajaran.
Wajib Ada
Pengetahuan fakta. Agr dapat berpikir kritis terhadap sains, sejarah, atau sastra, kita
memerlukan banyak pengetahuan bidang spesifik (Penner & Klahr, 1996). Contoh­
nya, salah satu keterampilan berpikir pada sains adalah mengenali pentingnya hasil
yang anomali. Hasil yang mengejutkan memberi tahu Anda ada hal yang harus
dipelajari pada data itu. Tetapi Anda jangan terkejut atas hasilnya ketika Anda belum membuat prediksi, dan Anda memerlukan pengetahuan bidang spesifik untuk
membuat prediksi.
Berikut contoh sederhananya. Andaikan guru menyusun demonstrasi untuk
menciptakan minat terhadap konsep apakah cairan dapat bercampur. Guru meminta siswa mencampur air suling dan minyak zaitun. Kemudian dia meminta mereka
mencampur air suling (dengan pewarna makanan biru ke dalamnya) dan larutan
air-dan-garam (dengan pewarna makanan merah). Siswa tesebut mencatat bahwa
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
11
Daniel Willingham & David Daniel
Daniel Willingham & David Daniel
campuran pertama (air dan zaitun) dengan cepat terpisah menjadi dua lapisan yang
dapat dilihat, sedangkan campuran air-dan-garam tidak terpisah. Tetapi jika siswa
tidak tahu bahwa cairan dengan kepadatan berbeda akan terpisah, mereka tidak
akan sangat terkejut atau merasa aneh terhadap demonstrasi itu. Siswa tidak dapat
mengembangkan keterampilan berpikir yang terpisah dari bidang lain; mereka perlu mengembangkan keterampilan berpikir dan sekaligus memeroleh pengetahuan
bidang spesifik (Willingham, 2007).
sejumlah hal yang sebaiknya dilakukan, yang sebagian besar akan membantu siswa
mendapatkan pengetahuan fakta yang wajib mereka miliki.
Berlatih. Penting siswa berlatih sejumlah pengetahuan dan keterampilan hingga mereka menjadi otomatis – yang tersedia dengan segera dari memori, tanpa
menuntut sumber daya perhatian yang berharga (dan terbatas jumlahnya). Matematikawan dan filsuf hebat Alfred North Whitehead (1911) membuat pendapat ini
sangat jelas dengan mencatat bahwa meskipun kita terdesak untuk membiasakan
memikirkan apa yang kita kerjakan, “Yang terjadi adalah benar-benar sebaliknya.
Peradaban menjadi maju karena meluasnya jumlah operasi penting yang dapat kita
lakukan tanpa memikirkannya”(p. 61). Contohnya, siswa harus mengetahui fakta
matematika secara otomatis sehingga tidak harus menghitung jumlah atau hasil
perhitungan sederhana tiap-tiap waktu perhitungan itu diperlukan pada pada soal
yang lebih besar (Hecht, 2002). Cara terbaik mendapatkan pengetahuan itu adalah
dengan mengerjakan latihan.
Umpan balik dari sumber yang banyak pengetahuan. Tanpa umpan balik, orang
tidak dapat membaik keterampilannya – keterampilan berpikir, musik, atletik,
dan apapun. Kadang-kadang umpan balik tesebut menyatu dengan kinerja. Pelawak yang audiensnya melotot kagum atau justru pergi meninggalkan panggung
mendapatkan umpan balik yang jelas tentang aktingnya, dan siswa yang berusaha
memecahkan persamaan aljabar memiliki setidaknya sejumlan penyataan apakah
ia mencapai jawaban yang benar. Tetapi pada dua kasus tersebut, mengetahui bahwa hal tertentu tidak berjalan dengan baik adalah tidak sama dengan mengetahui
bagaimana melakukan hal tertentu dengan lebih baik.
Ketika siswa memelajari keterampilan baru, seperti menulis paragraf yang baik
atau menganalisis domumen sejarah tertentu, mereka memerlukan orang yang le­
bih banyak pengetahuan untuk memberikan umpan balik. Semakin cepat umpan
balik itu diperoleh, semakin baik. Untuk satu hal, jika umpan balik muncul lama
setelah tugas tertentu selesai dilakukan, siswa mungkin telah kehilangan motivasi
atas tugas itu. Untuk hal lain, siswa mungkin melupakan proses berpikir yang lekat
ke tugas itu dan karena itu akan mengalami kesulitan untuk mengingat mengapa
pilihannya tampak sebagai ide yang bagus pada waktu itu.
Sebaiknya Ada
Mengatakan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan fakta adalah sangat baik,
tetapi apa yang dapat dilakukan pendidik untuk mencapai sasaran ini? Sekali lagi,
berdasar karakteristik pembelajaran yang umum berlaku pada semua siswa, berikut
12
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Distribusikan waktu belajar. Salah satu strategi untuk membuat pembelajaran
fakta lebih efektif adalah mendistribusikan waktu belajar. Yakni, jika pelajaran kelas
9 akan dilakukan total 60 menit di kelas dengan memelajari kosakata bahasa Inggris, akan lebih baik untuk mendistribusikan 60 menit itu ke tiga sesi 20 menit pada
hari yang berbeda, bukannya menjejalkan semua 60 menit ke satu hari. Bahkan
yang lebih penting, siswa harus memelajari ulang materi ini beberapa minggu atau
bulan kemudian (Cepede, Pashler, Vul, Wixted, & Rohrer, 2006).
Berlatihlah untuk mengingat kembali fakta. Temuan laboratorium lain tentang
pembelajaran yang tampaknya dapat diterapkan dengan baik ke kelas adalah manfaat menanyai diri sendiri. Kebenaran yang mengejutkan adalah menanyai ulang
memori seseorang sebagai upaya untuk menempatkan informasi tertentu adalah
cara yang unggul untuk memastikan, bahwa pengetahuan itu menjadi lekat secara
permanen di memori.
Andaikan masing-masing dari dua kelas sains memiliki tugas selama dua hari
tentang magnet. Pada hari ketiga, siswa pada kelas pertama mendengarkan guru
mengulas kembali prinsip yang diilustrasikan oleh tugas itu, sedangkan siswa di kelas kedua menjawab serangkaian pertanyaan yang mendorong mereka mengingat
sendiri prinsip itu. Maka kelas kedua akan mengingat prinsip itu dengan lebih baik.
Ini terjadi karena setelah sesuatu ada di memori, Anda lebih siap mengingat materi
itu daripada jika Anda memelajarinya kembali (Roediger & Butler, 2011).
Buat siklus di antara konkret dan abstrak. Berikut contoh akhir yang sebaiknya
dilakukan. Konsep abstrak—seperti adaptasi pada biologi, variabel pada matematika, atau ironi pada sastra—adalah beberapa hal yang paling sulit untuk diajarkan.
Beberapa studi penelitian menunjukkan jalur paling baik untuk membantu siswa
memahami konsep sulit seperti itu. Jawabannya tidak menekankan pada abstrak
atau pada konkret, melainkan dengan mensikluskan ulang atau mengatur ulang
urutan di antara contoh konkret dan prinsip abstrak, dengan lebih menyukai banyak
contoh yang beragam (Kayuga, Chandler, Touvinen, & Sweller, 2001).
Contohnya, salah satu definisi abstrak tentang adaptasi adalah perubahan pada
organisme untuk membuatnya lebih sesuai dengan keadaan sehingga dapat hidup
dengan sukses di lingkungan tertentu. Guru dapat menawarkan beragam contoh.
Fitur tubuh dapat berubah agar mampu memanfaatkan sumber makanan, seperti
yang diamati Darwin pada perubahan paruh burung pelatuk ketika jenis biji yang
berbeda berkurang atau bertambah persediaannya. Adaptasi dapat berupa simbiosis, seperti yang dilihat pada hubungan di antara ikan clownfish dan sea anemone;
clownfish memangsa hewan invertebrata yang dapat menghancurkan sea anemone, dan dia memeroleh perlindungan dari predator melalui sel penyengat pada
anemone. Memadukan secara berkelanjutan contoh seperti itu dengan deskripsi
abstrak prinsip tertentu membantu siswa mengenali prinsip itu ketika mereka akhir­
nya terlibat pada konteks yang berbeda.
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
13
Daniel Willingham & David Daniel
Daniel Willingham & David Daniel
Pilihan Latihan
Referensi
Jelas, ada banyak contoh dari literatur kognisi dan pendidikan tentang prinsip yang
nyaris universal yang dengan prinsip itu guru yang baik dapat membentuk latihannya. Kenyataannya, pengamatan dari dekat kelas guru yang berkaliber tinggi akan
mengungkap sejumlah interaksi prinsip ini pada waktu tertentu kapanpun. Karena
banyak prinsip ini didukung oleh konsensus yang signifikan pada literatur ilmiah
dan juga tercermin pada pengetahuan terapan, kita dapat dengan cukup yakin
me­libatkan diri kita sendiri untuk membahas dan menyebarkannya secara kreatif.
Sebaliknya, pengamatan bahwa tidak setiap siswa dapat melakukan segala hal de­
ngan cara yang sama pada waktu yang persis sama jangan sampai mengakibatkan
reaksi berlebihan untuk sangat mengindividualisasikan kurikulum.
Pengajaran yang dilakukan menurut karakteristik pembelajaran yang sama dan
bukannya menurut perbedaan individu dapat dengan jelas meningkatkan efisiensi
dan menghasilkan manfaat karena guru tidak lagi perlu mengajarkan pelajaran
yang berbeda ke siswa yang masuk ke kategori berbeda. Tetapi penghematan biaya
lainnya adalah lebih penting lagi—biaya kegagalan. Meskipun karakteristik yang
dimi­liki siswa didokumentasikan dengan sangat baik, sifat perbedaan siswa tidak
pernah didokumentasikan. Karena itu, memfokuskan pengajaran semata-mata pada
perbedaan tidak seefektif yang diharapkan orang. Lebih lanjut, teori perbedaan individu lazimnya menekankan pada perspektif yang lebih longgar dan kontekstual,
dengan memakai kategori statis yang tidak efektif, karena tidak memungkinkan untuk lugas. Yakni, siswa tertentu mungkin memprosee pelajaran sains secara berbeda
daripada yang dilakukannya pada seni atau sejarah. Jika siswa ini ditempatkan ke
kelompok yang sama pada dua mata pelajaran spesifik itu, kita benar-benar menghancurkan proses pembelajaran siswa itu.
Tentu, siswa akan berbeda menurut bagaimana mereka menanggapi dan men­
dapat manfaat dari strategi pengajaran tertentu pada mata pelajaran tertentu. Tidak
diragukan lagi siswa memiliki perbedaan individu karena situasi dan kelebih-suka­
an siswa tersebut. Dan tidak ada keraguan bahwa guru yang efektif mengatasi perbedaan ini dengan menggunakan pengalaman mereka sendiri sebagai pedoman.
Tetapi ketika kita harus menerapkan penelitian ke kelas, tampaknya tidak
disaran­kan untuk mengkategorikan siswa ke kelompok yang semakin lama semakin khusus berdasar perbedaan yang remeh. Hal ini terjadi karena sains pendidikan dan kognisi telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menggambarkan
kompetensi inti yang dimiliki semua siswa. Guru dapat membuat upaya yang hebat
untuk memperbaiki pencapaian siswa dengan menyebarkan hasil penelitian dan
pengajaran yang bersifat umum, bukannya berbeda.
Cepeda, N. J., Pashler, H., Vul, E., Wixted, J. T., & Rohrer, D. (2006). Distributed
practice in verbal recall tasks: A review and quantitative synthesis. Psychological
Bulletin, 132, 354–380.
Hecht. S. A. (2002). Counting on working memory in simple arithmetic when counting is used for problem solving. Memory and Cognition, 30, 447–455.
Kalyuga, S., Chandler, P., Tuovinen, J., & Sweller, J. (2001). When problem solving
is superior to studying worked examples. Journal of Educational Psychology, 93,
579–588.
Pashler, H., Bain, P., Bottge, B., Graesser, A., Koedinger, K., McDaniel, M., & Metcalfe, J. (2007). Organizing instruction and study to improve student learning
(NCER 2007-2004). Washington, DC: Institute of Education Sciences, U.S. Department of Education.
Penner, D. E., & Klahr, D. (1996). The interaction of domain-specific knowledge and
domain-general discovery strategies: A study with sinking objects. Child Deve­
lopment, 67, 2709–2727.
Roediger, H. L., & Butler, A. C. (2011). The critical role of retrieval practice in longterm retention. Trends in Cognitive Sciences, 15, 20–27.
Whitehead, A. N. (1911). An introduction to mathematics. New York: Henry Holt.
Willingham, D. T. (2007, Summer). Critical thinking: Why is it so hard to teach?
American Educator, 8–19.
Willingham, D. T. (2009). Why don't students like school?. San Francisco: JosseyBass.
14
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
15
Eric Jensen
Memahami Pembelajaran Berbasis Cara Kerja Otak
Oleh: Eric Jensen
mantan guru, yang mengajar SD hingga universitas, dan baru-baru ini telah menyelesaikan program
doktor (S3) pada bidang perkembangan manusia. Beliau tinggal di Maunaloa, Hawaii, AS.
dari Brain-Based Teaching pada tanggal 14 Februari 2012
Posisi kami adalah membiarkan neurosains itu berbicara sendiri.
Pendidik yang didukung informasi yang lebih baik biasanya akan membuat keputusan yang lebih baik. Kami mengumpulkan hasil penelitian, membuat kesimpul­
an, dan memberikan saran. Setiap upaya tersebut dilakukan dengan memilihnya
dari sumber andal yang memberikan data pendukung. Jika sejumlah studi peneliti­
an berlawanan hasilnya, kami akan mengatakan seperti itu atau tidak menyajikannya ke Anda. Anda perlu menjadi hakim ketua mengenai apakah atau bagaimana
penelitian itu sesuai dengan iklim pembelajaran khusus Anda.
Orang harus berhati-hati dan cermat dalam cara menafsirkan penelitian dan
akhirnya menggunakannya. Kebijakan kami adalah mencari basis penelitian neuro­
sains dan memadukannya dengan data dari psikologi terapan atau sains kognisi.
Jika ada banyak studi penelitian, dengan sampel yang baik dan bukti yang jelas,
Anda akan mendengar penjelasan itu.
Kami tidak akan berkata, “Penelitian otak membuktikan ...” karena semua penelitian itu tidak membuktikan apapun. Akan tetapi, penelitian itu menyarankan manfaat dari jalur penelitian tertentu. Kami telah mendengar lima kritik dasar tentang
pendidikan berbasis cara kerja otak.
Berikut apa kritik itu dan jawaban kami atas pertanyaan itu.
1. “Temuan penelitian neurosains sering dibesar-besarkan, disalah-tafsirkan, dan
diambil terlalu dalam.”
Apa Maksudnya Pengajaran berbasis Cara Kerja Otak?
Saya sering ditanyai mengenai hal ini... jadi saya ingin memberikan penjelasan
mengenai apa sebenarnya Pengajaran berbasis Cara Kerja Otak itu, agar dapat menjadi lebih jelas dan menghilangkan mitos dan miskonsepsi mengenai hal ini.
Pendidikan Berbasis Cara Kerja Otak (brain-based teaching) adalah pelibatan secara aktif strategi-strategi praktis yang didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajar­
an dan perilaku yang didapatkan dari neurosains.
Semua guru menggunakan berbagai strategi; bedanya adalah strategi yang Anda
gunakan adalah sains yang sejati, bukan karena orang lain mengatakan begitu.
Salah satu contoh prinsip ini mungkin adalah ...”Otak berubah berdasarkan
peng­alaman.” Sains mengatakan BAGAIMANA otak berubah sebagai respons dari
pengalaman. Strategi-strategi tersebut didasarkan pada apa yang telah kita pelajari
dari penelitian mengenai cara otak berubah.
Banyak pertanyaan diajukan mengenai keandalan penelitian otak untuk pelatih­
an atau penerapan di kelas. Skeptisme yang konservatif dan penuh kehati-hatian
secara alami akan membuat kita enggan memanfaatkan segala hal baru. Pengambil
risiko yang terlalu curiga atau terlalu impulsif secara alami akan mencoba hampir
semua hal, berdasar pengetahuan atau tidak.
16
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
JAWABAN: Kritik ini tulus. Banyak pendidik sok tahu telah melebih-lebihkan penelitian dan berkata bahwa ‘terbukti’ bahwa strategi kelas ‘tertentu’ layak digunakan.
Kami sering mendengar pendidik membuat klaim yang tidak didasari penelitian.
Pendidik yang akan menggunakan atau mengutip penelitian harus mengetahui apa
unsur yang membuat studi penelitian itu baik, siapa yang mendanainya, reputasi
peneliti, rancangan studi penelitian, apa implikasi dan kendala temuan itu. Informasi yang sedikit tentang hal itu akan berbahaya.
Agar dapat dianggap profesional, kita harus mengetahui seluk-beluk permasalah­
an penelitian itu.
Kami membenarkan bahwa penelitian otak tidak membuktikan apa-apa. Tidak
ada penelitian utama berbasis cara kerja otak yang membenarkan setiap strategi
yang disebut ‘pengajaran yang baik.’ Kenyataannya, sebagian besar dari apa yang
dianggap pengajaran yang baik adalah kumpulan kebijaksanaan masyarakat,
psikologi dasar, dan penalaran umum yang menjadi sempurna karena coba-coba.
Akan tetapi, temuan penelitian baru dapat mengarahkan kita semua ke arah yang
lebih produktif.
Apa yang harus dikatakan pendidik adalah berikut ini, “Studi penelitian ini menyatakan bahwa XYZ mungkin benar tentang otak. Dengan wawasan seperti itu,
mungkin masuk akal bagi kita, di bawah kondisi ini, untuk menggunakan strategi
ini di kelas.”
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
17
Eric Jensen
Pendekatan ini, yang merupakan peringatan dan bukan sebab-akibat, terkait
erat dengan kebenaran. Pertama, ada studi penelitian baru yang bernilai tinggi.
Kedua, dengan wawasan yang ada pada studi penelitian itu, tindakan tertentu tampak masuk akal. Kami tidak mengklaim bahwa ‘berbasis cara kerja otak’ adalah atau
harus menjadi satu-satunya kriteria untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.
Merupakan ide yang buruk untuk mendasarkan sekolah hanya pada biologi. Akan
tetapi, jika sekolah mengabaikan biologi, sekolah juga akan menghadapi bahaya.
2. “Tidak ada hal baru pada pendekatan ini.”
JAWABAN: Ketika orang berkata, “guru yang baik telah melakukan hal ini bertahuntahun,” dua hal adalah benar-benar terjadi. Pertama, Anda mungkin sangat muda
atau memiliki memori yang pendek. Hanya 40 tahun lalu, pengajaran yang baik
didefinisikan dengan ceramah saja, kelas berbasis konten, bangku bersih, siswa
diam kaku (di bangkunya), dan sedikit saja bergerak. Ya, memang benar guru telah
menggunakan strategi yang sesuai dengan cara kerja otak untuk berabad-abad,
tetapi sebagian besar telah beralih menuju pendekatan yang ramah-otak.
Camkan bahwa jika Anda tidak mengetahui mengapa Anda melakukan apa
yang Anda lakukan, maka Anda akan kurang mampu mencapai tujuan dan kurang
profesional. Yang Anda lakukan itu mungkin adalah kumpulan penyempurnaan kebijaksanaan Anda. Tidak ada yang salah dengan pendapat seperti itu, tetapi sejumlah “kumpulan penyempurnaan kebijaksanaan” juga telah berakibat pada sejumlah
pengajaran yang buruk.
Akan tetapi, agar pekerjaan Anda dapat mencapai tujuan; oh, itu ... urusan lain.
Apakah ada temuan terkini dari dunia sains otak/pikiran yang dapat diterapkan
ke kelas? Anda yakin ada!
Berikut adalah daftar yang menekankan sejumlah bidang penelitian spesifik
yang memiliki implikasi penting bagi pembelajaran, memori, persekolahan, dan
pelatihan.
Otak pertumbuhan: otak manusia dapat dan benar-benar tumbuh sel barunya.
Otak sosial: bagaimana interaksi dan status sosial memengaruhi level stres.
Otak berhormon: hormon dapat dan benar-benar berdampak pada kognisi.
Otak bergerak: gerakan ini memengaruhi pembelajaran.
Otak plastis: selalu berubah; bagaimana cara yang lebih baik untuk memperkaya otak agar mampu mengaitkan kembali perubahan-perubahan di otak itu.
Otak keruangan: bagaimana cara kerja pembelajaran & pengingatan melalui
keruangan dan keterkaitan di otak.
Otak berperhatian: prefrontal cortex; apa yang sebenarnya mendorong perhatian
dan ADD (attention deficit disorder – gangguan kurangnya perhatian)?
Otak beremosi: dampak ancaman tertentu pada hormon, memori, sel, dan gen.
Otak beradaptasi: dampak dari keadaan kekhawatiran atau kesedihan yang
mendalam, cortisol, dan allostatic (pencapaian kestabilan).
Otak sabar: peran waktu pada pembelajaran.
18
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Eric Jensen
Otak penghitungan: peran umpan balik pada pembentukan jaringan saraf.
Otak seni: peran seni dan musik.
Otak terhubung: bagaimana otak kita disebut tubuh dan tubuh kita disebut otak.
Otak perkembangan: apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya; manfaat penting tiga tahun pertama bayi.
Otak lapar: apa yang harus kita makan; peran nutrisi pada pembelajaran dan
memori.
Otak mampu mengingat: bagaimana memori kita disimpan ke bentuk kode dan
dimunculkan kembali.
Otak berkimia: apa unsur kimianya dan melakukan apa & bagaimana mengaktif­
kan salah satu kimia dengan tepat.
Seperti yang dapat Anda katakan, temuan penelitian ini berasal dari banyak
bidang. Kritik yang mengkhawatirkan dari mana penelitian ini berasal akan tidak
memiliki dasar pendapat. Pendidik perlu dan harus mengkombinasikan berbagai
temuan bidang otak/pikiran ini dengan bidang lain untuk meragamkan dan memperkuat penerapannya. Neurosains bukan satu-satunya sumber penelitian; sains ini
merupakan bagian penting dari puzzle yang lebih besar. Jika Anda mensintesiskan
sains ini dengan bidang lain seperti sosiologi, kimia, antropologi, studi masa depan,
terapi, dan bidang lain, Anda mampu mendapatkan penerapan yang ampuh.
Sains kognisi, psikologi, neurobiologi, dan neurosains semua mengkaji hal yang
sama! Semua berminat pada otak/pikiran dan cara kerjanya. Otak adalah apa yang
Anda miliki, pikiran adalah penggunaan otak itu. Bidang yang berbeda melakukan
penelitian pada level yang berbeda. Penelitian neurosains dasar biasanya dilakukan
pada level molekul, genetik, dan sel. Pada level ini, kita mendengar neurogene­
sis dan pertumbuhan sel induk (stem cell). Yang berlawanan dengan sains kognisi,
yang mungkin membahas studi pada hewan, atau studi klinis yang memperlihatkan
perilaku di dunia nyata yang sama-sama kita minati.
Hikmahnya adalah, kita sekarang cukup mengetahui tentang otak sehingga dapat
memberikan dasar pembenar bagi strategi spesifik yang hanya beberapa tahun lalu
sekadar ide bagus tanpa berbasis keilmuan. Berikut ini contohnya. Kita telah tidak
mau menyalahkan bukti bahwa membenamkan emosi yang intens (se­perti peraya­
an atau drama) ke aktivitsa tertentu dapat merangsang keluarnya adrena­lin, yang
dapat mengkodekan memori pada pembelajaran hingga jauh lebih kuat.
3. “Pendidikan berbasis cara kerja otak itu membingungkan. Satu orang berkata A,
orang lain berkata sebaliknya.”
JAWABAN: saya setuju. Kita perlu berbagi dan membentuk jaringan dengan lebih
baik sehingga kita semua ada di ‘halaman buku yang sama.’ Banyak pengajar yang
kurang infomasi masih bingung tentang sejumlah dasar pembelajaran.
Berikut rangkuman sejumlah mitos dan kenyataan.
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
19
Eric Jensen
Eric Jensen
MITOS: Pengalaman usia dini menyebabkan sypnaptic count (jumlah ruang di antara dua neuron di sel otak atau di antara neuron dan jenis sel lain) berlipat
ganda dengan cepat.
KENYATAAN: Jika sesuatu terjadi, kita kehilangan synapse melalui proses ‘pe­
mangkas­an’ pada lima tahun pertama.
MITOS: Mozart adalah musik paling baik untuk meningkatkan pembelajaran.
KENYATAAN: Studi penelitian terkini memperlihatkan banyak jenis musik dapat
bertindak sebagus atau lebih bagus daripada Mozart. Salah satu
komposisi Mozart (K.448) telah memperlihatkan kemajuan tingkat
sedang pada pembelajaran keruangan-waktu.
MITOS: Pembelajaran dengan stress rendah adalah yang paling baik.
KENYATAAN: Secara umum, level stres menengah mengoptimalkan pembelajaran.
Pada sejumlah kondisi, stres rendah adalah lebih baik; dan pada
kondisi lain, stress yang lebih tinggi adalah lebih baik.
MITOS: Gaya Pembelajaran dan Kecerdasan Jamak berbasis pada cara kerja otak.
KENYATAAN: Pernyataan ini masuk akal berdasarkan pada apa yang kita ketahui
tentang otak. Penyataan ini membahas keunikan otak manusia. Kan
tetapi, dua pernyataan ini dikembangkan sebelum pemahaman kita
terkini tentang otak dan memiliki akar yang lebih kuat pada psikologi dan sains sosial bukannya neurologi.
MITOS: Penelitian membuktikan sangat pentingnya memanfaatkan jendela kesempatan usia dini.
KENYATAAN: Pengalaman masa anak-anak yang normal biasanya menghasilkan
anak yang normal. Jendela yang paling menentukan kesuksesan
adalah jendela indera kita, keserasian emosi orangtua-bayi, pembelajaran bahasa, dan rasa aman yang tanpa kekhawatiran. Semua
itu adalah slot waktu yang tidak dapat dimunculkan lagi pada kehidupan kita – setelah tahap itu berlalu, menjadi terlalu terlambat.
Kesempatan lain, seperti keterampilan sosial, membaca, dan bahasa
memiliki jendela kesempatan yang jauh lebih lama.
MITOS: Memorisasi penghafalan adalah berlawanan dengan otak.
KENYATAAN: Otak menguatkan pembelajaran melalui pengulangan. Bukan peng­
ulangannya yang buruk; yang buruk adalah ketika pengulangan itu
menjadi terlalu membosankan. Ada banyak cara yang kreatif dan
menyenangkan untuk melakukan telaah ulang.
MITOS: Lingkungan sangat menentukan kesuksesan pebelajar.
KENYATAAN: Banyak faktor memengaruhi kesuksesan pebelajar, yang mencakup
orangtua, teman sebaya, gen, trauma, nutrisi, dan lingkungan. Tidak
ada cara mengkuantifkan semua faktor itu dan mengatakan salah
satu faktor lebih penting dari yang lain.
MITOS: Sebagian besar pebelajar menggunakan hanya 5-10% otaknya.
KENYATAAN: Tidak ada bukti objektif yang menyatakan pernyataan itu benar. Setiap hari kita mungkin menggunakan sebagian besar bidang pada
otak kita. Peningkatan kreativitas atau produktivitas dapat muncul
dari melakukan hal yang benar, atau melakukan hal yang benar de­
ngan lebih sering, bukan sekadar melakukan lebih banyak.
MITOS: Emosi dan kecerdasan adalah terpisah.
KENYATAAN: Meskipun keduanya terpisah asalnya di otak, jalur yang dilalui dua
hal itu biasanya berpapasan di orbitofrontal cortex. Karena itu, dapat
dirasa dua hal itu tidak terpisah.
20
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
MITOS: Otak orang dewasa tidak dapat tumbuh sel barunya.
KENYATAAN: Studi penelitian telah memperlihatkan bahwa otak manusia dapat
dan benar-benar tumbuh selnya pada hippocampus. Yang sama
pentingnya, sel tersebut benar-benar melakukan peran fungsional
dan berinteraksi dengan sel yang ada.
MITOS: Mendapatkan jawaban yang benar dengan cepat adalah paling baik.
KENYATAAN: Dengan mengingat pentingnya pembelajaran coba-coba, mungkin
orang yang bukan paling cepat (dan bukan paling lambat) adalah
pemikir yang cenderung lebih baik dan lebih mampu melakukan
refleksi.
MITOS: Lingkungan yang diperkaya adalah lingkungan dengan poster, ponsel, manipulasi, dan musik.
KENYATAAN: Pengayaan terjadi lebih karena proses yang sedang dilakukan pebelajar. Anda memerlukan kontras khusus atas lingkungan “dasarnya.”
Jika anak menonton TV spanjang hari, pergi bermain adalah pengaya­
an. Tantangan, umpan balik, kebaruan, keintiman, dan waktu adalah
bahan penting untuk mengaitkan kembali otak. Pengayaan berarti
sel lebih berat, pencabangan dendrit lebih banyak, sel glia lebih
banyak, persimpangan synapse banyak, pertumbuhan sel baru (di
hippocampus).
MITOS: Semakin fokus perhatian siswa di kelas ke guru memperbaiki pembelajar­
an.
KENYATAAN: Siswa memerlukan waktu untuk menyerap, memikirkan, merefleksikan, dan bertindak atas pembelajaran mereka agar keterkaitan di otaknya menguat.
MITOS: Semakin banyak konten per jam adalah lebih baik.
KENYATAAN: Tiap-tiap mata pelajaran dan tiap-tiap pebelajar mungkin memiliki jumlah ideal “ide per jam” yang dapat dipelajari berdasarkan
latar belakang pengetahuan pebelajar, motivasi, keterampilan pembelajaran, serta kerumitan dan kebaruan mata pelajaran. Hanya
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
21
Eric Jensen
pemeroleh­an bahasa terjadi lebih baik jika konten per jamnya lebih
banyak.
MITOS: Otak kiri adalah logika.
KENYATAAN: Sisi kiri otak menjadi semakin baik dengan pengurutan, bahasa, bagian per bagian, penciptaan dialog internal (menafsirkan kejadian).
Logika apapun yang dihasilkan bukan merupakan struktur, tetapi
merupakan hasil dari keterkaitan fungsi.
MITOS: Kita sekarang mengetahui cara paling baik menilai pembelajaran.
KENYATAAN: Sebagian besar dari apa yang kita pelajari, kita belum tahu bagaimana cara menilainya. Contohnya mencakup kemampuan mengambil
keputusan, kemiripan subjek, dan penyusunan model mental.
MITOS: Semakin banyak synapse yang terbentuk berarti semakin cerdas.
KENYATAAN: Tidak ada bukti bahwa pernyataan ini benar.
MITOS: Semua orang dapat belajar dan mencapai standar tinggi.
KENYATAAN: Hal ini hanya terjadi pada orang yang memiliki otak sehat. Jika di­
tambahkan semua orang dengan beberapa jenis permasalahan disfungsi otak [depresi, brain insult, ADD, penyalahgunaan narkoba,
disleksia, OCD (obsessive-compulsive disorder, gangguan obsesikompulsi), kecemasan berlebihan, alkohol, trauma, dll.] dan Anda
akan mendapatkan siswa yang sehat otak adalah 40-60% dari
populasi sekolah Anda, bergantung pada sekolahnya. Otak sehat memungkinkan pebelajar yang baik mampu mencapai standar
tinggi. Siswa yang otaknya tidak sehat sering mengalami masalah
pembelajar­an. Apakah standar tinggi itu dapat dicapai? Sebagian
siswa dapat mencapainya, jika ada cukup sumber daya. Siswa lain
tidak mampu mencapai potensinya.
MITOS: Otak kanan adalah kreasi.
KENYATAAN: Otak kanan memproses informasi keruangan, bekerja secara acak,
dan menangani keseluruhan (gestalt). Tidak satupun atribut ini menjamin munculnya kreativitas. Ada perbedaan anatomi dan fungsi yang
sangat jelas di antara otak kiri dan otak kanan. Akan tetapi seberapa
besar nilai dari menerapkan pengetahuan ini masih diperdebat­tkan.
Eric Jensen
“Setidaknya perlu 25 tahun sebelum manfaat penelitian otak itu mencapai ruang
kelas.”
Kami akan mengutip salah satu contoh untuk memperlihatkan ke Anda me­ngapa
saya tidak setuju terhadap kritik itu.
Produk perbaikan membaca, FastForword, dikembangkan oleh dua pakar neuro­
sains, yaitu Dr. Michael Merzenich dari Stanford University dan Dr. Paula Tallal dari
Rutgers University. Produk ini sudah digunakan sekarang di ribuan ruang kelas di
AS. Banyak siswa terbantu oleh produk ini. Produk ini secara khusus menggunakan
temuan plastisitas saraf untuk mengubah kemampuan otak membaca dunia cetak.
Kenyataannya adalah, manfaat sudah menjangkau ruang kelas. Dan manfaat itu
tidak hanya melalui ribuan buku dan layanan pelatihan guru selama jam kerja.
Sekolah jangan dikelola semata-mata berdasar pada biologi otak. Akan tetapi,
mengabaikan apa yang kita ketahui tentang otak akan sama-sama tidak bertanggung jawab. Pendidikan berbasis cara kerja otak menawarkan sejumlah arah bagi
pendidik yang lebih menginginkan pengajaran yang semakin mampu mencapai tujuan dan semakin berdasar informasi penelitian. Pendidikan tersebut menawarkan
kemungkinan yang lebih sedikit kecerobohannya di ruang kelas. Kita telah memelajari tentang bagaimana lingkungan berdampak pada pembelajaran kita, peran
trauma dan pengaruh kecemasan berlebihan dan ancaman. Dengan tambahan
kejelasan penelitian, pendekatan berbasis cara kerja otak segera dapat memberikan opsi yang lebih baik bagi pebelajar yang mengalami perjuangan keras dalam
belajar.
Ya, penelitian otak ada pada tahap kelahirannya atau tahap bayinya—banyak
sekali yang harus dipelajari yang sekarang belum kita ketahui. Akan tetapi mengabaikan dan menganggapnya sebagai mode yang tenar sesaat, prematur, atau sekadar cari kesempatan sesaat tidak hanya merupakan pemikiran yang rabun jauh,
tetapi juga mungkin berbahaya bagi pebelajar kita. Tentu saja penelitian otak tampak saling bertentangan, membingungkan, dan kontradiksi. Itu bidang baru! Masih
banyak yang diharapkan. Tetapi untuk mengkritiknya? Pada tahap awal, kritik itu
seperti menyebut bolam lampu pertama dari Thomas Edison adalah kegagalan karena bolam itu hanya bola 10 watt dan menghasilkan kecerahan yang sangat minim.
Masa depan ada di tangan orang bervisi yang dapat menggapai tidak hanya kecenderungan, tetapi arti penting pendidikan berbasis cara kerja otak itu. Tidak ada
yang lebih relevan bagi Anda daripada otak Anda atau otak pasangan, orangtua,
atau anak-anak Anda. Kita juga harus membiasakan diri dengan pendidikan itu.
Memadukan penelitian otak dengan kehidupan kita sehari-hari siap kita lakukan.
Rangkuman
Pendidikan berbasis cara kerja otak bukan obat bagi segala penyakit dan bukan
mantera magis untuk menyelesaikan semua masalah pendidikan. Siapapun yang
menyampaikan pendidikan berbasis cara kerja otak itu ke orang lain akan membuat
mereka bingung. Belum ada program, model, atau paket yang dapat diikuti oleh
sekolah. Salah satu kritik terhadap pendidikan berbasis cara kerja otak mengatakan,
22
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
23
Eric Jensen
Pengajaran dan Pembelajaran
Berbasis Cara Kerja Otak:
10 Tips Paling Efektif
Oleh: Eric Jensen
adalah mantan guru, yang mengajar SD hingga universitas, dan baru-baru ini telah menyelesaikan
program doktor (S3) pada bidang perkembangan manusia. Beliau tinggal di Maunaloa, Hawaii, AS.
Pendekatan berbasis Cara Kerja Otak sangat mudah kita pahami mekanismenya
Dasar pemikirannya sederhana tetapi sangat penting: Otak sangat erat terlibat dan
terkait dengan segala hal yang dilakukan guru dan siswa di sekolah. Salah sambung
dalam bentuk apapun akan memunculkan resep bagi frustrasi dan berpotensi menimbulkan bencana. Pendidikan berbasis cara kerja otak (brain-based education)
sangat mudah dipahami dengan tiga kata berikut: keterlibatan, strategi, dan prinsip.
Anda harus melibatkan pebelajar dengan menggunakan strategi yang didasarkan
pada sains yang sejati. Di sini sains mencakup sains kognisi, sains saraf, psikologi,
dan sains otak/pikiran lain.
Brain, and Education program). Ada juga jurnal ilmiah kajian dosen sejawat tentang
pendidikan berbasis cara kerja otak. Jurnal triwulanan bergengsi yang diterbitkan
oleh Blackwell Publishers dan the International Mind, Brain, and Education Society
(IMBES) ini membahas laporan penelitian, paper konsepsi, kajian, debat, dan dialog. Setelah kami menjelaskan bahwa pendidikan berbasis cara kerja otak adalah
benar-benar ‘ilmu sejati,’ maka berikut ini adalah hal lain yang juga penting.
Hal penting itu adalah yang kita sebut ‘strategi makro’ dan ‘strategi mikro.’
Strategi mikro situasinya sangat spesifik. Contohnya, ketika Anda memberi tahu
tentang arah tempat, berikan sekali saja, karena otak memerlukan waktu untuk
memproses lokasi, tindakan, dan ciri tindakan itu (“Pergilah untuk mencari teman satu tim Anda dan tunggulah dengan sabar di tempat mangkal teman satu tim
itu”). Saya memberikan contoh ini pada sarasehan yang sebenarnya karena peserta
sarasehan memerlukan demonstrasi dan konteks untuk memaksimalkan pemaham­
an dan transfer pengetahuan. Pada tulisan laporan khusus ini, kami akan berfokus
pada strategi makro (gambar besarnya). Berikut ini adalah ‘intisari’ strategi makro
yang memberikan hasil besar. Akan tetapi, Anda perlu menggunakan pengalaman
pribadi Anda sendiri untuk merancang secara khusus agar sesuai dengan situasi
Anda. Strategi makro yang merupakan pendorong pencapaian prestasi itu adalah
sebagai berikut.
1. Terbukti: Pendidikan Jasmani, jam istirahat, dan gerakan tubuh mendukung
pembelajaran dan menjadi penentu kesuksesan pendidikan
Kita tahu bahwa neuron baru yang ada di sel kita dapat tumbuh sepanjang kehidup­
an kita dan neuron sangat berhubungan dengan memori, mood (suasana hati), dan
pembelajaran. Proses pertumbuhan neuron ini dapat diatur oleh perilaku kita sehari-hari, termasuk olahraga. Aktivitas yang optimal untuk kita lakukan adalah aktivitas motor kasar secara leluasa, seperti berjalan cepat, olahraga pertandingan, lari,
menari, aerobik, olahraga tim, dan renang. Sekarang kita juga tahu bahwa gerakan
anak usia dini mampu menjalin unsur-unsur otak sehingga dapat membuat keterkaitan yang lebih efisien. Gerak anak usia dini tersebut mendukung pembelajaran
akademik tahap selanjutnya. Sekolah dapat dan harus memengaruhi variabel ini.
Penerapan praktis di sekolah:
Eric Jensen
Seberapa tinggi gengsi pendidikan berbasis cara kerja otak?
Harvard University, perguruan tinggi papan atas di AS, saat ini menyelenggarakan
program S2 dan S3 pada bidang ini, yang dikenal sebagai MBE program (Mind,
24
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Dukunglah lebih banyak aktivitas fisik, jam istirahat, dan gerakan di ruang kelas; jangan dihambat. Aktivitas ini akan meningkatkan zat kimia untuk berpikir,
berfokus, belajar, dan mengingat (noradrenaline, dopamine, dan cortisol). Siswa
memerlukan 30-60 menit aktivitas ini per hari untuk menurunkan respons stres,
meningkatkan neurogenesis, dan meningkatkan pembelajaran. Untuk beberapa
minggu awal sekolah, paparkan siswa ke berbagai aktivitas fisik.
Kemudian, tawarkan pilihan aktivitas. Pilihan ini menentukan kesuksesan pembelajaran karena aktivitas leluasa benar-benar lebih bagus daripada aktivitas terpaksa, yang dapat menyebabkan kelebihan produksi cortisol.
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
25
Eric Jensen
Eric Jensen
2. Terbukti: Kondisi sosial memengaruhi otak kita dengan sejumlah cara yang tidak
kita ketahuai sebelumnya
Sosiologi didasarkan pada jurnal Sosial Neuroscience. Perilaku di sekolah merupa­
kan pengalaman yang sangat bersifat sosial, yang menjadi terkode genetiknya secara
spesifik melalui indera kita terkait imbalan atas perilaku, penerimaan diri, kesakit­
an, kegembiraan, keeratan persahabatan, daya tarik kepribadian, dan stres. Kenyataannya, kondisi sosial yang buruk, isolasi, atau ‘kekalahan’ sosial berhubung­an
dengan lebih sedikitnya sel otak! Tidak ada orang yang tahu kejadian ini lima atau
sepuluh tahun lalu.
Penerapan praktis di sekolah:
Jangan izinkan pembentukan kelompok sosial secara acak untuk lebih dari 1020% hari sekolah. Gunakan pembentukan kelompok sosial yang bertujuan, terencana, dan memiliki keragaman dengan sistem mentoring, pembentukan tim, dan
kemitra­an. Perkuat kondisi yang pro-sosial. Hubungan guru-siswa itu sangat pen­
ting, demikian pula hubungan siswa dengan siswa lain.
3. Otak itu berubah! Para pendidik harus tahu bahwa otak dapat dan benar-benar
berubah setiap hari. Kenyataannya setiap otak siswa berubah ketika mereka bersekolah. Kemampuan otak memperbarui jaringannya dan memperbarui pemetaan
dirinya melalui neuroplasitas sangat tampak jelas. Journal of Neuroplasticity edisi
baru membahas isu ini dan isu lain yang terkait. Sekolah dapat memengaruhi pro­
ses ini melalui pembentukan keterampilan, membaca, meditasi, seni, karier, dan
pembentukan keterampilan berpikir yang mampu membangun kesuksesan siswa.
Buktinya sangat menarik bahwa jika protokol pembentukan keterampilan yang
benar digunakan, pendidik dapat melakukan perubahan yang positif dan signifikan
pada otak dalam periode waktu singkat. Tanpa memahami ‘kaidah cara otak kita
berubah’ pendidik dapat boros waktu dan uang, dan siswa akan tersia-siakan.
Kenyataannya, neurossains sedang kuat gaungnya karena temuan tentang otak
yang sangat mudah dibentuk-bentuk. Dahulu kita biasa berpikir bahwa otak terkait
dengan paradigma gen dan pengalaman. Sekarang kita dapat berpikir tentang hi­
brida dari gen dan pengalaman itu!
Jurnal baru yang disebut Gene Expression, Gene Expression Patterns, dan Nature
Genetics membahas mekanisme perubahan epigenetik (di luar gen). Sekarang kita
tahu bahwa lingkungan dapat memicu gen untuk mengekspresikan diri mereka
dengan cara yang tidak akan pernah dapat kita perkirakan – jika Anda tahu apa
yang akan dikerjakan.
Anda dapat memutakhirkan (meng-upgrade) kapasitas memori, pemprosesan informasi, pengurutan informasi, serta pengaturan dan impulsivitas perhatian siswa.
Mengapa Anda tidak mengajarkan keterampilan ini untuk memberi siswa alat mencapai kesuksesan?
26
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Penerapan sekolah praktis:
Beri guru mandat 30-90 menit per hari dan 3-5 kali per minggu untuk memutakhir­kan
serangkaian keterampilan siswa. Ajarkan keterampilan memerhatikan, kete­rampilan
mengingat, dan keterampilan memproses informasi. Kemajuan pembelajar­an membutuhkan fokus, totalitas, dan setidaknya setengah jam latihan per hari.
4. Stres kronis merupakan isu yang nyata di sekolah pada siswa dan karyawan
Studi penelitian terkini menyebut 30-50% dari seluruh siswa merasakan stres pada
tingkat sedang atau tinggi setiap hari. Stres akut dan kronis dibahas pada the Journal
Stress, the International Journal of Stress Management, the Journal of Axiety, Stress,
dan the Journal of Traumatic Stress. Di sejumlah sekolah angka itu dua kali lipatnya.
Bagi siswa dari keluarga miskin, angka itu dapat lebih tinggi. Beban stres berdampak fisik yang patogen ini menjadi semakin umum terjadi dan memiliki risiko
pada kesehatan, pembelajaran, dan perilaku yang serius. Isu ini memengarui tingkat
kehadiran, memori, keterampilan sosial, dan kognisi.
Sejumlah stres itu bagus, tetapi stres yang kronis dan akut sangat buruk bagi
perilaku dan pembelajaran.
Penerapan sekolah praktis:
Ajari siswa keterampilan menangani stres dengan lebih baik, tingkatkan persepsi
siswa tentang pilihan tindakan, bentuklah keterampilan penanganan stres, perkuat
seni, aktifitas fisik, dan mentoring. Aktivitas ini menciptakan daya pengendalian
terhadap kehidupan seseorang, yang mampu menurunkan stres. Semua aktivitas ini
dapat mengurangi pengaruh stressor.
5. Sekolah didorong agar melakukan ‘Diferensiasi’ sebagai strategi untuk mengatasi perbedaan para pebelajar. Anjuran ini mendekati benar, tetapi tidak cukup
benar. Kenyataanya, meskipun ada siswa yang dikatakan sangat “umum” otaknya
dan beberapa darinya dengan “perbedaan” di otaknya, penelitian otak memberi
tahu kita sebaliknya. Mari kita telusuri seberapa umum orang memiliki ‘otak sehat.’
Siswa yang menanggapi iklan siswa “berotak sehat” dari UCLA (University of California) dan yang menganggap diri mereka normal, hanya 32% yang lolos proses
pemeriksaan telepon awal. Dari orang yang memenuhi syarat untuk mengikuti
pemeriksaan sejarah kesehatan dan pemeriksaan fisik tatap muka, hanya 52% yang
lolos prosedur pemeriksaan ini.
Sekarang kita dapat menghitung: hanya 11% dari individu yang meyakini diri­
nya sehat/normal yang dapat lolos dari pencitraan otak (brain imaging). Dari awalnya 2.000 siswa, hanya 200 lebih yang memenuhi kriteria sehat. Studi penelitian
nyata ini menyimpulkan dengan berkata, “Mayoritas individu yang menganggap
dirinya normal melalui pelaporan diri ternyata tidak sehat seperti itu. Mari kita
ulang: hampir 90% otak manusia adalah tak lazim, rusak, atau keadaan tak sehat
lainnya. Ini tidak berarti banyak siswa kita tidak dapat diperbaiki; mereka dapat
diperbaiki.
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
27
Eric Jensen
Penerapan sekolah praktis:
Carilah perbedaan dari aturan umum, bukan kekecualian di sekolah. Validasi perbedaan itu. Jangan berharap semua siswa (kelas 4, contohnya) ada pada halaman
yang sama pada buku yang sama pada hari yang sama. Hal ini berlawanan dengan
basis data penelitian yang memperlihatkan variasi tingkat maturasi dan perbedaan
pada otak lainnya. Izinkan anak-anak bangga akan keragaman, kemampuan unik,
talenta, dan minatnya. Beri mereka serangkaian keterampilan, persahabatan, dan
pengharapan agar sukses.
6. Bukti baru membuktikan tingginya manfaat pengajaran konten jika disajikan
ke potongan-potongan pelajaran yang semakin kecil. Mengapa? Pemikiran lama
adalah siswa dapat mempertahankan kurang-lebih tujuh potongan pelajaran di kepala sebagai ukuran kapasitas memori kerjanya. Tetapi sains seperti itu sudah kuno.
Penelitian terbaru menyatakan dua hingga empat potongan adalah lebih realistis.
Selain semakin pendeknya kapasitas memori kerja ini, “tanki penyimpaan” konten
jangka menengah kita, hippocampus, memiliki keterbatasan terkait berapa konten
yang dapat ditahannya. Tanki ini sangat mudah penuh, karena kurangnya latar belakang pengetahuan pebelajar dan kerumitan pelajaran.
Ada alasan lain siswa kita mudah penuh dengan konten pelajaran. Pembelajaran
dan memori mengkonsumsi sumber daya fisik seperti glukosa, dan otak kita menggunakannya dengan cepat jika pembelajarannya semakin intens.
Penerapan praktis sekolah:
Guru harus mengajar dalam potongan-potongan konten yang kecil, memproses
pembelajaran itu, dan kemudian mengistirahatkan otak. Terlalu banyak konten
yang diajarkan pada rentang waktu terlalu sempit berarti bahwa otak tidak dapat
memprosesnya, karena itu sama saja kita tidak memelajarinya.
Jeda, waktu istirahat, dan rehat lebih layak diperhatikan daripada konten, konten,
dan konten lagi. Inilah pedomannya: semakin sedikit latar belakang pengetahuan
pebelajar dan semakin rumit konten, buatlah potongan waktu konten itu semakin
pendek (gunakan pembelajaran 4-8 menit). Semakin besar pengetahuan latar belakang, semakin sedikit kerumitan, maka semakin panjang Anda dapat membuat
tahap “input” (pembelajaran 8-15 menit dapat diterima).
Jika tidak ada ketentuan yang pasti, sebaiknya jangan ada lebih dari 15 menit
input konten secara berurutan. Berbagilah ketentuan ini dengan guru Anda. Tetapi
berbagilah dengan potongan yang kecil, dan kemudian siapkan waktu untuk memrosesnya.
7. Peran seni di sekolah terus dikaji secara besar-besaran. Tetapi lima jurusan neurosains di lima universitas (University of Oregon, Harvard, University of Michigan,
Dartmouth, dan Stanford) baru-baru ini telah menyelesaikan proyek penelitian
yang mengkaji dampak seni pada otak. Arts and Neuroscience adalah jurnal baru
yang melacak kaitan yang sedang dibuat para peneliti itu.
28
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Eric Jensen
Hasil penelitian terkini menyatakan bahwa seni adalah jauh lebih baik daripada
keyakinan sebelumnya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seni tertentu
meningkatkan perhatian, memori kerja, dan keterampilan keruangan secara visual.
Seni lain seperti tari, teater, dan drama meningkatkan keterampilan sosial, empati,
kesabaran, memori verbal, dan keterampilan kehidupan yang dapat ditularkan lainnya.
Penerapan sekolah praktis:
Jadikan seni sebagai hal yang wajib dan beri siswa sejumlah pilihan berkesenian,
dukung dengan guru pakar dan waktu agar dapat menonjol pada bidang seni itu.
Mulai sekarang, bukti menunjukkan bahwa Anda mendapatkan manfaat yang pa­
ling tinggi dari 30 hingga 60 menit per hari tiga hingga lima kali per minggu. Seni
mendukung perkembangan sistem pengoperasian akademis otak, dengan cara yang
mampu memberikan banyak keterampilan kehidupan yang dapat ditularkan.
8. Manusia memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menyajikan banyak emosi,
tetapi hanya enam darinya yang “alami “atau merupakan bawaan lahir. Hal ini
dapat dimengerti karena kenyataan ini memberi tahu kita bahwa jika anak-anak
tidak diajari keadaan emosi (perasaan) ini pada usia dini (usia 0-3 tahun), ketika
mereka masuk sekolah, maka emosi mereka akan sempit. Anak-anak bahkan jarang
memiliki keterampilan emosi bawaan yang membuatnya siap masuk sekolah.
Kenyataan ini menimbulkan ke lebih banyak masalah kedisiplinan dan ke melemahnya keterampilan kognisi di sekolah. Ini berarti kita akan mendapati anakanak di sekolah tidak memahami respon emosi (misal kerja sama, saling percaya,
rasa malu, dan minder) yang memadai kecuali jika kita mengajari mereka hal itu
di sekolah. Kelas Anda harus menawarkan pembentukan keterampilan sehari-hari
yang diramu dengan latihan sehari-hari.
Jika pembentukan keterampilan itu tidak dilakukan, anak-anak akan menjadi
nakal, tidak tahu arah kehidupan, tidak mampu menghormati guru, dan tidak
memiliki empati ketika orang lain kesusahan. Ada semakin banyak kanak-kanak
di tempat penitipan anak (60-80%) saat ini dibanding dengan 10-12% pada dua
ge­nerasi lalu. Hal ini juga sangat terasa dampaknya karena tidak memungkinkan
munculnya ratusan keadaan emosi, yang beberapa darinya baik untuk pembelajar­
an (misal antisipasi, keingintahuan, kecurigaan, kebingungan). Kenyataannya, sebagian sebagian keadaan emosi itu buruk bagi pembelajaran.
Penerapan sekolah praktis:
Keadaan ini menyarankan dua hal. Pertama, kita harus mengajarkan keadaan emosi yang pantas sebagai keterampilan kehidupan (misal penghormatan, kesabaran,
pemaafan, dan empati). Kedua, penting membaca dan mengelola keadaan emosi
lain di kelas. Pada kondisi emosi yang baik, siswa akan belajar dengan baik dan
berperilaku lebih baik. Dorong agar guru membentuk keterampilan sosial ke setiap
mata pelajaran. Minta agar setiap hari mereka menggunakan struktur sosial yang
mendorong program pembelajaran kerja sama. Semakin baik keterampilan sosial,
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
29
Eric Jensen
semakain baik keterampilan akademisnya. Banyak program pengajaran keadaan
emosi yang baik dapat ditemukan di buku-buku, sarasehan, atau online. Mengapa
perlu mencurahkan usaha pada bidang ini? Anak-anak yang memelajari kesabaran,
perhatian, empati, dan kerja sama akan menjadi siswa yang lebih baik.
9. Telah ada upaya berkepanjangan untuk rehabilitasi gangguan pada otak, yang
mencakup Asperger’s, kelambatan pembelajaran, disleksia, dan autisme.
Ada temuan yang mengagumkan bahwa terapi perilaku agresif, obat baru, dan pencangkokan sel induk (stem cell) yang revolusioner dapat digunakan untuk meme­
ngaruhi, mengatur, dan memperbaiki gangguan pada otak. Sekarang kita memiliki
the Journal of Rehabilitation dan jurnal Biological Psychiatry. Jurnal ini memberikan
contoh inovasi yang mengatakan siswa pendidikan khusus (SLB) mampu membaik
jauh lebih tinggi dari yang kita pikirkan sebelumnya.
Penerapan sekolah praktis:
Pastikan semua guru (bukan hanya guru pendidikan khusus) memelajari temuan
penelitian terkini untuk menangani pemulihan kelambatan pembelajaran pendidikan khusus. Sebagian besar anak dapat dibawa kembali ke kelas pendidikan reguler, tetapi tidak dengan strategi inklusi semata-mata. Dibutuhkan pembentukan
keterampilan seharian secara konsisten agar siswa mampu berubah. Pelajari keterampilan yang tepat dan lakukan 3-5 hari seminggu.
10. Temuan otak/pikiran terkini bahwa memori tidak bersifat tetap, melainkan cukup bergerak lentur adalah sangat ampuh pengaruhnya. Setiap saat Anda memanggil ulang memori tertentu, memori itu berubah ke keadaan yang berubah-ubah
cepat dan lentur sehingga pada waktu yang singkat dapat mudah disusun ulang.
Hal ini sangat relevan bagi guru dan pengelola sekolah yang bertangung jawab
pada pembelajaran siswa dan pengujian di kelas. Setiap saat siswa melakukan telaah ulang, mereka dapat mengubah memori mereka (dan sering terjadi seperti itu).
Namun, tanpa telaah ulang, mereka cenderung kurang mengingat pembelajaran
mereka. Hal ini menyarankan agar guru menggunakan sejumlah strategi untuk secara bersinambungan menguatkan memori dari waktu ke waktu bukannya berasumsi setelah dipelajari, memori akan bertahan lama.
Eric Jensen
Kita Memiliki Akses ke Pendidikan berbasis Cara Kerja Otak
Ini adalah paradigma baru yang menghasilkan kaitan di antara fungsi otak dan
praktik pendidikan. Bidang ini telah muncul sebagai pendidikan berbasis ‘cara kerja otak’ (‘brain-based’ education) dan sekarang telah lebih dari 20 tahun pendekat­
an “mengaitkan titik-titik” ini muncul.
Dalam kata-kata yang ringkas, pendidikan berbasis cara kerja otak menyatakan,
“Segala yang kita lakukan adalah menggunakan otak; mari memelajari lebih ba­
nyak tentang otak dan menerapkan pengatahuan tentang otak tersebut.
Jika pertanyaan Anda adalah “Apakah pendekatan dan strategi itu didasarkan
pada penelitian yang kokoh dari disiplin ilmu yang terkait otak atau apakah didasarkan pada mitos, guru pelatih yang beritikad baik, atau dari ‘sains sampah’?
Anda akan mengetahui jawabannya. Kami berharap pendidik akan mampu mendukung penggunaan strategi kelas yang khusus dengan penalaran atau studi penelitian
yang ilmiah.
Tiap-tiap pendidikan harus cukup profesional dan mampu berkata, “Inilah alas­
an mengapa saya melakukan hal yang harus saya lakukan.” Kami akan bertanya:
“Apakah orang itu benar-benar akan terlibat ke penggunaan apa yang mereka tahu,
atau sekadar memiliki pengetahuan tentang hal itu, tetapi tidak benar-benar menggunakannya? Apakah mereka menggunakan strategi berdasarkan pada sains tentang cara kerja otak kita? Pendidikan berbasis cara kerja otak adalah tentang profesionalisme untuk mengetahui mengapa lebih suka menggunakan strategi tertentu
bukan yang lain. Sains ini didasarkan pada apa yang kita ketahui tentang cara kerja
otak kita. Ini adalah profesionalisme yang harus didasarkan pada praktik seseorang.
Camkan bahwa jika Anda tidak mengetahui mengapa Anda melakukan apa yang
Anda lakukan, maka tindakan itu kurang mampu mencapai tujuan dan kurang profesional.
Ini adalah apa yang Anda inginkan: sains dan strategi. Tetapi bagaimana cara
Anda memelajarinya jika Anda memiliki sedikit saja pengetahuan latar belakang
dan sangat sedikit waktu. Jensen Learning menawarkan solusi yang praktis dan sa­
ngat modern.
Penerapan sekolah praktis:
Pertama, guru harus menelaah ulang konten tertentu di tengah-tengah antara pembelajaran awal dan ujian. Jika konten diajarkan Senin dan ujiannya Jumat, maka
telaah ulang harus pada Rabu. Kedua, guru harus menengahi proses telaah ulang
dengan siswa tersebut melalui telaah ulang terstruktur seperti kuis tertulis atau kerja
kelompok untuk memastikan pengendalian mutu. Jika hal itu tidak dilakukan, materi akan cenderung lebih membingungkan dan skor ujian akan turun banyak.
30
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
31
Wijaya Kusumah
Menjaga Sekolah Agar Tetap Unggul
Oleh: Wijaya Kusumah, M.Pd.
dalah Guru TIK SMP Labschool Jakarta.
pikir global dan bertindak lokal (think globally act locally) dengan cara tradisional
yang memikat hati dan merambat pelan ke dunia internasional dalam memberikan
pengajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dibuktikan dari alumni sekolah itu yang
berhasil sekolah dan mendapatkan gelar di luar negeri. Kesederhanaan, kemiskin­
an, dan ketiadaan fasilitas justru mampu memompa semangat mereka untuk maju.
Hp. 0815 915 55 15 Telp. (021) 8482225.
Blog di internet: http://wijayalabs.blogspot.com;
http://wijayalabs.wordpress.com; http://wijayalabs.multiply.com
A. Pendahuluan
Tulisan ini diilhami dari hasil perenungan yang mendalam atas musibah kebakaran
di sekolah Labschool Jakarta, Rabu 30 Juli 2008 dan film Laskar Pelangi yang begitu
menyulut hati dan perasaan penulis bahwa sekolah dengan fasilitas apa adanya
mampu bersaing dan melahirkan peserta didik yang sangat luar biasa.
B. Permasalahan
Benarkah keunggulan fasilitas yang lengkap merupakan syarat mutlak agar sekolah
kita tetap unggul? Bisakah kita belajar dari Labschool dan Laskar Pelangi?
C. Cerita tentang Labschool dan Laskar Pelangi
Labschool lahir di tahun 1968. Sekolah ini berlokasi di Jl. Pemuda, Komplek Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur. Nama Labschool melekat pada TK, SD, SMP, dan SMA yang bernaung di bawah Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta).
Di tengah-tengah sibuknya kami mempersiapkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), datanglah musibah kebakaran yang melumat habis beberapa
fasilitas penting. Tetapi untunglah Tuhan Maha Kuasa, kebakaran itu terjadi di saat
libur sekolah (maulid nabi) sehingga tidak menelan korban jiwa.
Dalam film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel best seller dikisahkan tentang SD Muhammadiyah Gantong di Pulau Belitong tempat sang penulis novel Andrea Hirata bersekolah pada waktu itu. Kepala sekolahnya sudah tua dan berwajah
sabar, yang bernama Pak Harfan. Sekolah itu juga memiliki guru yang bernama Pak
Bakri yang jarang tersenyum, dan guru muda cantik bernama Ibu Muslimah.
Sekolah ini mau roboh dan hampir saja ditutup karena kurangnya murid. Namun, siapa yang akan mengira kalau sekolah miskin itu telah berhasil mendidik
anak didiknya menjadi anak didik yang berbeda dengan sekolah lainnya, di mana
sekolah itu lebih mengedepankan akhlaqul karimah daripada nilai-nilai pelajaran
yang harus dikuasai siswa. Sekolah itu telah mampu mengajarkan bagaimana ber-
32
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
D. Menjaga Sekolah agar Tetap Unggul
Dari cerita singkat tentang Labschool dan Laskar Pelangi di atas, ada hikmah atau
pelajaran yang dapat kita pelajari. Pelajaran itu adalah bagaimanakah menjaga
sekolah kita agar tetap unggul dan favorit di masyarakat? Berikut ini beberapa
tindak­an untuk menjaga sekolah agar tetap unggul dan mampu bersaing di dunia
global tanpa kehilangan budaya lokal.
1. Memiliki guru (tenaga pendidik) yang mempunyai kompetensi, dedikasi, dan
komitmen yang tinggi terhadap kemajuan dunia pendidikan
Guru merupakan agen pembelajaran yang bertugas merencanakan, melaksanakan,
dan menilai hasil proses pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan fungsinya de­
ngan baik, guru harus memiliki kompetensi. Kompetensi diartikan oleh Cowell
(Depdikbud, 1988) sebagai keterampilan/kemahiran yang bersifat aktif.
Namun demikian, memiliki kompetensi saja tidak cukup bagi guru. Harus ada
komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam menjaga sekolah agar tetap unggul.
Komitmen dan dedikasi itu terlihat dari perilaku guru yang senantiasa meningkatkan kemampuannya untuk terus belajar sepanjang hayat.
Guru ideal dan profesional yang diperlukan Indonesia saat ini adalah: Pertama,
guru memahami benar akan profesinya. Kedua, guru memiliki sifat kemulian, yaitu
Sidiq (benar perkataan dan perbuatan), Tabliq (menyampaikan hal yang harus di­
sampaikan), Amanah (layak dipercaya dan layak mengemban tugas), dan Fathonah
(cerdas) – yang disingkat menjadi STAF. Ketiga, guru harus memiliki lima kecerdasan, yang mencakup kecerdasan intelektual, moral, sosial, emosi, dan motorik.
2. Memiliki siswa yang mempunyai prestasi yang membanggakan sekolah
Siswa berprestasi dilahirkan dari tangan guru yang profesional melalui proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. Sekolah unggul harus dapat mengembangkan otak kiri dan otak kanan siswa yang tercerminkan pada berjalannya kegiatan
ekstrakurikuler dan intrakurikuler. Dalam film Laskar Pelangi digambarkan secara
sederhana bagaimana sekolah itu mampu mengembangkan kreativitas siswa dan
mencapai prestasi yang gemilang.
3. Mengembangkan sumber belajar yang tidak hanya berpusat pada guru
Film Laskar Pelangi mengajarkan pada kita bahwa sumber belajar bukan lagi berpusat pada guru, melainkan dari berbagai sumber. Peran yang seharusnya dilakukan
guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan
berbagai sumber belajar yang ada. Guru merupakan salah satu (bukan satu-satu­
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
33
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah
nya) sumber belajar bagi siswa. Selain guru, masih banyak lagi sumber belajar yang
lain. Lalu, apa sebenarnya sumber belajar itu?
Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar
adalah semua sumber (berupa data, orang, atau benda) yang dapat digunakan untuk memberikan fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar.
6. Memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing di dunia global
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.
Ada dua jenis motivasi. Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dari
dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar
kemauan sendiri. Adapun motivasi ekstrinsik adalah jenis motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruh­
an, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau
melakukan sesuatu atau belajar.
Peran guru sudah beralih menjadi motivator bagi para anak didiknya, yakni de­
ngan menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar me­
reka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada.
4. Memiliki budaya sekolah yang kokoh dan tetap eksis di tengah merambahnya
budaya global yang begitu cepat
Jika budaya kita definisikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, dan tradisi yang berlangsung dari waktu ke waktu, budaya sekolah adalah satu set ekspektasi dan asumsi dari norma, nilai, dan tradisi yang secara diam-diam mengarahkan
seluruh aktivitas personalia sekolah (Peterson, 1998). Karena budaya sekolah bukan
entitas statis, maka proses pembentukan norma, nilai, dan tradisi sekolah akan terus
berlangsung melalui interaksi dan refleksi terhadap kehidupan dan dunia secara
umum (Finnan, 2000). Dalam bahasa Hollins (1996), sebagai agen perubahan,
‘sekolah dibentuk oleh praktik dan nilai budaya serta merefleksikan norma-norma
dari masyarakat saat mereka masih sedang dikembangkan.’
Budaya sekolah yang harus diciptakan agar tetap eksis menurut penulis adalah
budaya keagamaan (religius), budaya kerja sama (team work), budaya kepemimpin­
an (leadership), dan budaya kedisiplinan (dicipline).
5. Memiliki tokoh panutan di sekolah yang mampu menjadi contoh pemimpin
sekolah masa depan
Nama Arief Rachman seakan telah menyatu dengan Labschool. Prof. Dr. Arief
Rachman adalah guru yang pernah mengajar dan menjadi kepala sekolah di SMA
Labschool, Rawamangun, Jakarta Timur. Selain itu ia juga pernah menjadi dosen
luar biasa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, dan sekarang beliau diangkat menjadi guru besar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) serta dosen pascasarjana
UNJ. Saat ini beliau sudah tidak mengajar lagi (pensiun), namun masih aktif di
dunia pendidikan dengan bergabung di sekolah Dipenogoro.
Arief Rachman sendiri lebih dikenal sebagai Pakar Pendidikan. Arief Rachman
selain memberikan keteladanan pada kami di Labschool, juga pernah mengatakan
bahwa guru itu harus memiliki lima kompetensi, yaitu idealisme, akademis, profesionalisme, kepribadian, dan sosial. Kelima kompetensi inilah yang harus menyatu
dan dimiliki oleh para guru dalam menjaga sekolah seperti Labschool agar tetap
unggul.
Dalam film Laskar Pelangi, tokoh terkenal itu diperankan dengan baik oleh
Pak Harfan, kepala sekolah yang berwajah sabar dan berhati mulia. Dia selalu
menekankan pada anak didiknya ”Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya.”
Pak Harfan adalah tokoh yang dikenal karena kesederhanaannya. Sudahkah ciri
dua tokoh ini ada di sekolah kita?
34
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
E. Penutup
Berdasarkan kisah Labschool dan film Laskar Pelangi dapat dibuktikan bahwa
keunggulan sekolah bukan terletak pada kecanggihan fasilitasnya, melainkan
pada komunitas yang ada di sekolah itu. Guru di Labschool telah membuktikan
bahwa dengan fasilitas apa adanya juga mampu membuat sekolah tetap unggul
di masyarakat. Kecanggihan teknologi memang membantu guru dalam membuat
sekolah menjadi unggul. Tetapi, kecanggihan teknologi bukan menjadi jaminan
sekolah itu unggul, karena teknologi hanyalah alat bantu pengajaran. Keunggulan
yang sebenarnya muncul dari cara atau metode baru yang digunakan guru dalam
menyampai­kan materi pembelajarannya sehingga sampai ke otak siswa.
Sistem persekolahan yang dibangun harus berjalan berdasar enam kekuatan: (1)
memiliki guru yang mempunyai kompetensi, komitmen, dan dedikasi yang tinggi
terhadap kemajuan dunia pendidikan, (2) memiliki siswa yang berprestasi dan
membanggakan sekolah, (3) mampu mengembangkan sumber belajar yang tidak
hanya berpusat pada guru, (4) memiliki budaya sekolah yang kokoh dan tetap eksis
di tengah merambahnya budaya global yang begitu cepat, (5) memiliki seorang
tokoh panutan di sekolah dan mampu menjadi contoh pemimpin sekolah masa depan, (6) memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing dalam dunia global.
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
35
Wijaya Kusumah
Referensi
Saran bagi para siwa dan mahasiswa
Bell Gredler. Margaret E. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali.
Hamzah, Uno, 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hamzah, Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi, Yogyakarta: Bentang
Hernowo. 2005. Mengubah Sekolah. Bandung: MLC
Johnson, LouAnne. 2008. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Jakarta: PT. Indeks
Kusumah, Wijaya. 2007. Kenapa Guru Takut PTK?, Koran Republika, Rabu, 28 Mei
2008.
Kusumah, Wijaya. 2007. Menciptakan Budaya Sekolah yang Tetap Eksis. Jakarta:
KGI 2007
Kusumah, Wijaya, dkk. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk SMP
Kelass VII. Jakarta: Rajagrafindo.
Maliki, Imam. 2006. Fun Teaching Kiat Sukses Belajar dan Mengajar yang Menye­
nangkan. Jakarta: Duha Khasanah.
Oemar Hamalik. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Petersen, Lindy, 2004. Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?. Jakarta: Grasindo
Prayitno, Joko. Motivasi dalam Belajar. Koran Republika, Rabu, 18 Juni 2008.
Salma, Dewi Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sarwono, Sarlito W. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidik­
an. Jakarta: Kencana.
Susilana, Rudi. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: FIP UPI
Widodo, Chomsin. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gramedia
Semua Orang Dilahirkan sebagai Individu yang
Cerdas dan Menjadi Juara atau Pemenang
Oleh: Thomas Sumarsan, S.E., M.M.
Thomas Sumarsan dalah dosen akuntansi dan pengarang.
Anda tentu saja berharap untuk menjadi juara di semua bidang, baik menjadi juara
umum di sekolah, juara pada cabang olahraga, juara bernyanyi, juara berpidato
bahasa asing, dan menjadi juara-juara pada kesempatan lainnya. Kami semuanya
adalah sang juara. Apakah Anda berkeinginan untuk menjadi salah seorang juara?
Jika jawabannya ya, maka berikut adalah resep ringkas untuk mewujudkan mimpi
Anda.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Setiap
manusia dilahirkan sama. Yang menyebabkan seseorang berbeda dengan lainnya
adalah cara berpikir, cara bertindak dan cara berperilaku.
Dalam artikel ini memberikan pembahasan bagaimana menjadi juara dalam
belajar. Berdasarkan hasil seminar dan penelitian yang dilakukan saya terhadap
beberapa sekolah di Indonesia, penyebab nilai jelek di sekolah adalah:
• Malas
• Susah mengerti apa yang telah diajarkan guru
• Khilaf
• Kurangnya faktor keberuntungan (luck)
• Tidak cukup waktu untuk belajar
• Sudah hafal rumus tetapi tidak dapat menyelesaikan soal fisika, kimia,
matematika, akuntansi dan lainnya
• Melamun
• Kebanyakan waktu dihabiskan untuk bermain game, menonton DVD/TV,
online terus dengan Facebook, Twitter, Pinterest dan lainnya.
Jadi, selamat Anda tidaklah seorang diri yang mengalaminya. Apakah Anda mau
berubah dari juara menjadi juara yang tak tertandingi? Berubah dari seorang siswa
yang biasa-biasa menjadi juara atau pemenang? Berubah dari ranking terakhir di
kelas menjadi juara kelas. Hal ini dapat terwujud melalui suatu proses teknik pembelajaran yang direkomendasi berikut.
Hampir semua siswa belajar 1 (satu) hari atau 1 (satu) minggu sebelum ujian.
Apakah Anda juga belajar pada hari ini atau seminggu yang lalu untuk menghadapi
ujian pada keesokan harinya? Jika ya, berarti prestasi Anda masih dapat diperbaiki
dengan mudah.
36
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
37
Thomas Sumarsan
Thomas Sumarsan
Seorang yang cerdas atau IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi sekalipun tidak
mampu memperoleh nilai yang tinggi. Apa yang telah dibaca dan dihafal tentu saja
akan lupa pada saat ujian? Karena kurangnya waktu untuk menghafal bahan yang
diujiankan, maka bahan yang dipelajari tidak diujikan pada saat ujian, akhirnya
siswa-siswi ini akan menyalahkan bahwa hari ini mereka bernasib sial, karena yang
dipelajari tidak keluar pada saat ujian.
Metode terbaik untuk belajar adalah:
1. Membaca bab yang akan diajari oleh guru di sekolah
2. Menandai bagian yang tidak dimengerti supaya melakukan konsentrasi penuh
pada saat guru menerangkan
3. Jika masih kurang mengerti terhadap bagian yang tidak mengerti, dapat di­
tanyai dan berdiskusi dengan gurunya
4. Secara periodik melakukan pengulangan terhadap semua materi dari semua
mata pelajaran yang telah dipelajari
5. Jika adanya mata pelajaran perhitungan maka lakukan pembahasan semua soal
yang ada di buku ataupun soal dari buku penerbit lainnya
6. Hindarilah stres atau tekanan sehingga otak dapat bekerja lebih optimal
7. Menjauhkan diri dari alat-alat yang dapat mempengaruhi pada waktu belajar,
misalnya: iPad, handphone, DVD, internet, komik, majalah dan lainnya.
seorang yang rangking terakhir. Seorang yang juara berusaha untuk mencari jawab­
an apabila hasil jawabannya tidak sesuai dengan kunci jawaban.
Sehingga perbedaannya adalah seorang juara melakukan kesalahan pada saat
latihan dan menjawab dengan benar pada waktu ujian. Sedangkan bagi seorang
siswa/siswi yang biasa-biasa atau yang rangking terakhir hanya menghafal rumus
dan mempelajari contoh soal saja, pada saat ujian, terjadilah kebingungan dalam
menggunakan rumus-rumus yang dihafal.
Dengan mempelajari semua bab dan berlatih keras soal-soal hitungan, maka
seseorang tidak lagi menyalahkan nasibnya yang sial lagi, karena sudah tentu dia
dapat menjawab semua pertanyaan pada saat ujian.
Poin 6 sesuai dengan hasil dari sebagian besar penelitian tentang otak yang
menjelaskan bahwa kalau otak merasa terancam dan tertekan dalam lingkungan
akan menghambat otak dan memperkecil kemampuannya. Jika otak harus menghadapi rasa frustrasi, ketakutan atau kebingungan maka kinerjanya terhambat sehingga mengakibatkan perasaan tidak berdaya bagi para siswa. Akan tetapi, sebalik­
nya tantangan serta sedikit tekanan akan memperbesar potensi otak. Jadi, jika kita
mengalami tekanan yang besar dari lingkungan (orangtua, dan teman-teman) maka
usahakan supaya kita dapat menurunkan tekanan terlebih dahulu sebelum belajar.
Orangtua disarankan supaya tidak memberikan tekanan yang besar kepada anakanaknya.
Poin 7 berarti bahwa saat belajar, siswa diusahakan berkonsentrasi penuh jangan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (majalah, komik, internet, DVD dan lainnya).
Sebagai penutup, gunakan lebih banyak waktu dari Anda untuk belajar dengan
menggunakan tips di atas. Apakah keahlian dari Anda? Bernyanyi, berlari, berdansa, main game komputer dan lainnya. Kenapa Anda bisa ahli dalam hal tersebut?
Jawabannya adalah waktu. Anda menghabiskan lebih banyak waktu untuk keahlian
Anda atau sesuatu yang Anda sukai. Jadi, kalau waktu belajar Anda diperbanyak
dan menjadikan belajar suatu permainan, maka Anda akan menjadi juara tentunya.
Poin 1 sampai dengan 3 seharusnya tidak memiliki masalah. Akan tetapi untuk Poin
4, kebanyakan siswa-siswi mengeluh, mana mungkin mengulang semua materi dari
semua pelajaran secara periodik? Untuk membaca dan menghafal satu bab dari
mata pelajaran sudah menghabiskan waktu yang banyak. Jadi, untuk satu mata
pelajaran yang terdiri dari beberapa bab sudah harus menghabiskan banyak jam,
jadi mana sempat untuk mengulang semua materi dari semua mata pelajaran. Nah,
kebanyakan dari kami, salah melakukan pengulangan. Di dalam belajar alangkah
baiknya, kami melakukan pencatatan ulang kata-kata kunci dari setiap bab. Sedikit
dari Anda melakukan pencoretan pada kertas pada saat belajar. Tetapi, pencatatan
ulang yang baik adalah dapat dilakukan dengan membuat simbol, melukis dengan
pensil warna. Hasilnya adalah satu bab hanya cukup untuk mengulang satu lembar
catatan. Sebagai hasilnya, Anda cukup menggunakan 1 atau 2 menit untuk meng­
ulang satu bab.
Jadi, sudah terjawab bukan untuk mengulang semua materi dari semua mata
pelajaran adalah mungkin dan sangat cepat.
Untuk Poin 5, belajar mata pelajaran yang memerlukan logika dan perhitungan
dengan rumus (misalnya: matematika, kimia, fisika, dan akuntansi), maka disaran­
kan Anda untuk mengerjakan semua soal-soal yang ada pada buku ataupun buku
yang diterbit oleh penerbit lain. Pelatihan soal-soal memberikan kesempatan kepada Anda untuk menggunakan rumus-rumus, dan sering kali terjadi kesalahan di
dalam latihan soal-soal. Pelajarilah kesalahan-kesalahan yang terjadi supaya tidak
terulang pada saat ujian. Seorang juara melakukan kesalahan lebih banyak dari
38
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
39
Pendidikan
Pendidikan
Seni dan Ilmu Pengajaran
Kecerdasan Multipel di dalam Kelas
Edisi 3
by Robert J. Marzano
ISBN: 979-062-016-0 ● © 2013 ● 256 halaman
Rp 80.000,-
by Thomas Armstrong
ISBN: 979-062-005-5 ● © 2013 ● 238 halaman
Rp 80.000,-
Jelas bahwa strategi instruksional kelas didasarkan
pada sains dan penelitian, namun me­ngetahui kapan
“Untuk menghormati berbagai perbedaan antara
menggunakannya dan kepada siapa diaplikasikan-
orang-orang”—inilah yang Ho­ward Gar­dner katakan
nya adalah sebuah Seni dan Ilmu Pengajaran: Sebuah
sebagai tujuan pemelajar­an tentang teori kecerdasan
Kerangka Kerja Komprehensif untuk Menghasilkan
multipel (Multiple Intelligences/MI), yang menyatakan
Metode Penjelasan yang Efektif oleh Robert J. Marzano
bahwa otak manusia terdiri dari delapan jenis kecer-
menyajikan sebuah model untuk memastikan penga-
dasan—linguistik, logis-matematis, spasial, tubuh-
jaran berkualitas yang menyeimbangkan keperluan
kenestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan
data berdasarkan penelitian dengan keperluan untuk
naturalistik—kemungkinan ditambah satu lagi yang
memahami kekuatan dan kelemahan setiap individu
kesembilan (eksistensial). Buku revisi edisi ketiga dari
siswa. Dia menyampaikan kerangka­nya dalam bentuk
Kecerdasan Multipel di dalam Kelas merupakan buku
10 pertanyaan yang mewakili sebuah urutan perencanaan logis untuk desain pengajaran
panduan bagi pendidik terlaris dari Thomas Armstrong yang menelaah MI yang dipraktikkan
yang sukses:
di seluruh dunia dan menjawab berbagai kritik mengenai teori ini.
•
Apa yang harus saya lakukan untuk membentuk dan mengomunikasikan tujuan-tujuan
pemelajaran, merekam jejak progres siswa, dan merayakan kesuksesan?
•
Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu para siswa berinteraksi secara efektif de­
ngan pengetahuan barunya?
•
Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu para siswa mempraktikkan dan memperdalam pemahaman pengetahuan barunya?
•
Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu siswa-siswi menyusun dan menguji
hipotesis mengenai pengetahuan baru?
•
Apa yang dapat saya lakukan untuk melibatkan para siswa?
•
Apa yang dapat saya lakukan untuk membentuk atau mempertahankan peraturan dan
prosedur kelas?
•
Apa yang dapat saya lakukan untuk mengenali dan mengakui ketaatan atau kurangnya
ketaatan pada peraturan dan prosedur kelas?
•
Apa yang dapat saya lakukan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan de­
ngan para siswa?
•
Edisi baru ini termasuk informasi dan sumber teranyar untuk membantu para pendidik di
semua tingkat mengaplikasikan teori Kecerdasan Multipel untuk pengembangan kurikulum,
perencanaan pengajaran, asesmen, pendidikan khusus, keterampilan kognitif, teknologi
pendidikan, pengembangan karier, kebijakan pendidikan, dan lebih banyak lagi. Buku ini
memberikan banyak usulan praktis, strategi dan contoh-contoh dari sekolah. Armstrong
memberikan perangkat, sumber, dan ide-ide yang dapat segera digunakan oleh pendidik,
untuk membantu para siswa dari segala umur agar menggapai potensi dalam kehidupan
mereka.
Thomas Armstrong, seorang pendidik dan psikolog, adalah pengarang dari empat buku lain
yang diterbitkan oleh ASCD: Awakening Genius in the Classroom (1998), ADD/ADHD Alternatives in the Classroom (1999), The Multiple Intelligences of Reading and Writing (2003)
dan The Best School: How Human Development Research Should Inform Educatinal Practice (2006).
Apa yang dapat saya lakukan untuk mengomunikasikan ekspektasi tinggi bagi semua
siswa?
•
Apa yang dapat saya lakukan untuk mengembangkan pelajaran yang efektif yang di­
organi­sasi dalam unit yang kohesif?
Agar pelajaran kelas bisa menjadi benar-benar efetif, pendidik harus menelaah setiap komponen dari proses pengajaran dengan keyakinan yang sama. Penuh dengan bagan, rubrik,
Buku
Lainnya
dan organizer, panduan yang mudah digunakan akan membantu para guru untuk berusaha
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka, sehingga mereka dapat mencapai
sebuah fusi dinamis dari seni dan sains yang menghasilkan pengajaran luar biasa serta pencapaian siswa yang tinggi.
40
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
41
Pendidikan Karakter
Pendidikan
Mengapa Harus Belajar dengan
Cerdas?
Jawaban untuk Pertanyaan Sains
by William C. Robertson, PhD
ISBN: 979-062-018-7 ● © 2013 ● 216 halaman
Rp 55.000,-
by Teo Aik Cher
ISBN: 979-062-389-5 ● © 2013 ● 144 halaman
Rp 35.000,-
Buku yang sangat bernilai dan menarik dari kolom
“Science 101” Bill Robertson ini, membuktikan bah-
Dengan tekanan yang begitu besar untuk berhasil di
wa kita tidak perlu menjadi ahli sains untuk mengerti
sekolah dan dalam masyarakat, kehidupan bagi remaja
konsep-konsep sains. Pengarang dari seri terkenal
bisa sangat memberatkan. Namun mengapa beberapa
Stop Faking It! Menjelaskan semua mengenai kuark
anak bisa berhasil dan lainnya tidak, walaupun sudah
dan fotosintesis, teleskop sampai pengembangan luar
berusaha 100 persen?
angkasa, serta jam atom sampai curveball— semuanya
dalam ciri khas tulisannya.
Dalam buku “Why Study Smart?” pengarang buku terlaris Teo Aik Cher memberikan wawasannya yang luas
Dalam 33 kolom singkat, dengan Kata Pengantar yang
mengenai perlunya belajar keras. Dia juga memberi-
baru, menelaah pelajaran sains, mencakup berbagai
topik dalam ilmu pengetahuan alam, teknologi dan lainnya—buku ini cocok untuk para
kan tips dan teknik-teknik yang berguna untuk memaksimalkan hasil serta menggapai sukses akademis.
guru kelas 1 sampai SMP dan juga para orangtua yang ingin meningkatkan pengetahuan
sains mereka. Dengan prosa yang mudah dimengerti dan ilustrasi menarik dari Brian Diskin,
"Akhirnya, seseorang akan mengajarkan kita cara belajar yang benar! Seandainya buku ini
buku ini menjadi sangat menarik, dan lebih penting lagi, mudah dibaca.
diterbitkan 20 tahun yang lalu, saya bisa menjadi lebih berhasil di masa sekolah saya."
Cayden Chang
Lifelong Learner Award 2008 Honoree B.Sc. ((Hons), M.Sc.
Director, Mind Kinesis Management International LLP
Founder of Mind Kinetics NLP Academy & Value Investment Academy
Bill Robertson telah menulis delapan buku Stop Faking It!, berdasarkan pengalaman dia
sebagai dosen dan peneliti, dan pemimpin lokakarya yang selalu memberikan inspirasi dan
informasi yang lucu mengenai sains. Keluarga dia mempunyai dua anjing, Misha dan Pasha,
kadang sangat membantu juga.
Brian Diskin menggambar ilustrasi-ilustrasi semua buku-buku Bill serta kolomnya dalam majalah.
Teo Aik Cher adalah pendidik yang tulisan dan ilustrasinya telah dimuat di sejumlah publikasi. Ia adalah penulis dan ilustrator enam seri buku bestseller tentang Bagaimana Cara?: Why
Procrastinate?, Why Take Action? Why Simplify?, Why be a Champion?, Why Study Smart?
dan Why Worry? Be Happy!. Berbagai seri buku Aik Cher tersebut telah diterjemahkan ke
bahasa Arab, Indonesia, Cina, dan Vietnam. Buku-buku ini juga telah dimuat di daftar buku
bestseller di Popular Bookstore dan daftar buku bestseller di The Sunday Times.
Buku
Lainnya
Seri Lainnya:
ISBN: 979-062-389-5
© 2013
144 halaman
Rp 35.000,-
42
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
ISBN: 979-062-371-2
© 2012
156 halaman
Rp 37.000,-
ISBN: 979-062-370-4
© 2012
162 halaman
Rp 35.000,-
ISBN: 979-062-390-9
© 2012
148 halaman
Rp 35.000,-
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
43
Pendidikan
Pendidikan
Manajemen dalam Pembelajaran
Cara-Cara Terbaik untuk
Mengajar Reading
by Syaifurahman, M.Pd.; Dra. Tri Ujiati
ISBN: 979-062-023-3 ● © 2013 ● 258 halaman
Rp 75.000,-
by Randi Stone
ISBN: 979-062-007-1 ● © 2013 ● 192 halaman
Rp 55.000,-
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari
motivasi pelajar dan kreativitas guru. Pembelajar yang
“Sangat mudah diikuti. Para guru bisa dengan mudah
memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan guru yang
menggunakan ide-ide ini di dalam pengajaran.”
mampu memfasilitasi motivasi tersebut, akan memba-
—Susan Bailey,; Middle School Reading Specialist Me-
wa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target
quon-Thiensville School District, WI
bela jar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.
Perkaya pengajaran ‘reading’ Anda di kelas dengan
strategi-strategi yang telah terbukti berhasil dari para
Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok
guru terbaik!
yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses
Mengikuti format dari buku-buku seri ini, Cara-Cara
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pembe-
Terbaik untuk Mengajar ‘Reading’ menyajikan strategi-
lajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan
strategi guru khusus dalam pengajaran ‘reading’ dalam Bahasa Inggris, maupun bahasa lain.
sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pembelajaran yang
Randi Stone membawa pembaca ke dalam kelas para guru penerima penghargaan, yang
telah ditetapkan sebelum pembelajaran dilaksanakan.
berbagi pengalaman strategi terbaik mereka dalam berbagai gaya serta kemampuan pembelajaran.
Akhirnya dengan manajemen pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, di­
tambah dengan kreativitas guru akan membuat siswa lebih mudah mencapai tujuan belajar.
Dengan 40 strategi-strategi yang telah terbukti berhasil di kelas, buku ini memberikan panduan praktis dalam pengembangan keterampilan siswa dalam hal ’reading’ dan vokabuler
Buku ini terdiri dari 6 bab: (1) Manajemen Pribadi Guru; (2) Manajemen Guru Profesional;
sekaligus mengembangan pemahaman serta memotivasi meraka untuk membaca. Koleksi
(3) Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran; (4) Manajemen Lingkungan Kelas; (5) Manaje-
praktik-praktik terbaik ini menyajikan cara untuk membantu para siswa:
men Siswa; dan (6) Manajemen Wali Kelas.
• Menjadi tertarik dengan ‘reading’.
• Menghubungkan dengan berbagai teks yang berbeda.
• Menjadi penulis dan pembaca yang efektif.
• Menggunakan keterampilan literasi lintasan kurikulum.
Buku
Lainnya
Guru-guru veteran maupun pemula akan mendapatkan banyak ide-ide dalam buku ini untuk
mengajar ‘reading’ sekaligus membantu siswa meningkatkan kepercayaan diri, pencapaian
akademis, dan meningkatkan kemampuan pemikiran kritis.
Seri
Lainnya:
ISBN: 979-062-008-X
© 2013
110 halaman
Rp 55.000,-
44
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
ISBN: 979-062-006-3
© 2013
130 halaman
Rp 55.000,-
ISBN: 979-683-983-0
© 2009
116 halaman
Rp 45.000,-
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
45
Umum
Kedokteran
Anaesthesia on the Move
Hubungan Autentik
(Real Relationships)
by Sally Keat, Simon Townend Bate, Alexander Bown,
Sarah Lanham
ISBN: 979-062-395-X ● © 2013 ● 266 halaman
Rp 75.000,-
by Dr. Les & Leslie Parrott
ISBN: 979-062-027-6 ● © 2012 ● 274 halaman
Rp 55.000,-
Anaesthesia on the Move menyajikan akses fleksibel
Dalam edisi revisi dari buku terlaris dan klasik, Rela-
yang mudah bagi para mahasiswa kedokteran, atau
tionships, Les dan Leslie Parrott memberikan pandang­
bagi dokter yang ingin meninjau kembali subjek ini
an mereka atas cara memperbaiki hubungan-hubung­
dalam format ideal dan ringkas. Buku ini akan mem-
an: dari yang buruk menjadi baik, yang baik menjadi
berikan dukungan penuh dalam pemahaman menge-
yang luar biasa.
nai Anestesia.
Buku praktis ini dapat membantu Anda untuk:
Buku inovatif ini akan mempersiapkan Anda untuk
• Memahami keinginan diri Anda untuk menjadi utuh
ujian maupun praktik klinis di masa depan.
• Menemukan satu kalimat yang dapat memperbaiki
hubungan Anda
Buku
Lainnya
Daftar Isi:
Bab 1. Fisiologi
Bab 2. Persiapan operasi
Bab 3. Dalam ruang anestesi
Bab 4. Jalan napas dan ventilasi
Bab 5. Oksigen
Bab 6. Anestesi lokal dan regional
Bab 7. Obat-obatan di ruang anestesi
Bab 8. Di dalam kamar operasi
Bab 9. Komplikasi pasca operasi
Bab 10. Cairan pasca operasi
Bab 11. Mengenali dan mengelola pasien sakit
Bab 12. Struktur unit terapi intensif
Bab 13. Prinsip perawatan intensif
Bab 14. Pre-operatif
• Menjembatani kesenjangan antara gender
• Berbicara dalam bahasa priawanita— secara fasih
• Menempa hubungan yang dapat bertahan lama
• Tahu apa yang harus dilakukan ketika teman mengecewakan
• Memperbaiki “IQ Cinta” Anda
• Menemukan orang yang Anda cintai seumur hidup
• Berpisah tanpa hancur berkeping-keping
Hubungan Autentik mengemukakan rahasia-rahasia hubungan yang sehat, relasi yang autentik dan bermakna. Hubungan Anda tidak akan sama lagi setelah membaca buku ini.
Dr. Les dan Dr. Leslie Parrott adalah pendiri Real Relationships.com dan Pusat Pengembang­
an Hubungan di Seattle Pacific University. Buku laris mereka termasuk Love Talk, Crazy
Good Sex, dan Saving Your Marriage before It Starts. Hasil penelitian mereka pernah dibahas
di New York Times dan USA Today, dan mereka pernah tampil di acara CNN, Good Morning
America, dan Oprah. Mereka tinggal di Seattle dengan dua anaknya.
Bab 15. Di ruang anestesi
Bab 16. Praktik anestesia
Bab 17. Obat-obatan di ruang anestesia
Bab 18. Di ruang rawat
Bab 19. Resusitasi dan kegawatdaruratan
Buku
Lainnya
46
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
47
Perpajakan
Umum
Pria yang Salah Mengira Istrinya
Sebagai Topi
Perpajakan Indonesia Edisi 3
by Thomas Sumarsan, S.E., M.M.
ISBN: 979-062-020-9 ● © 2013 ● 454 halaman
Rp 100.000,-
by Oliver Sacks
ISBN: 979-062-397-6 ● © 2013 ● 360 halaman
Rp 70.000,-
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam
‘Pria yang Salah mengira Istrinya sebagai Topi penuh
kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksana­
dengan anekdot-anekdot seaneh sebuah karya fiksi.
an pembangunan karena pajak merupakan sumber
Subjek dari buku aneh dan luar biasa ini adalah ke-
pendapatan negara untuk membiayai semua penge-
tika sesuatu yang terjadi dalam bagian-bagian otak,
luaran termasuk pengeluaran pembangunan. Buku
yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya... Dr. Sacks
ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan ke-
menunjukkan dahsyatnya kekuatan otak kita dan beta-
wajiban perpajakan yang baik dan benar dengan me­
pa pentingnya menjaga keseimbangan di dalam otak.’
ngemuka­kan contoh kasus dan penerapan Undang-
—Sunday Times
Undang Perpajakan yang terbaru. Berbagai macam
uraian danpenerapan terhadap kasus-kasus perpajakan
‘Buku ini buat siapa? Tidak ditujukan untuk siapa? Ini
yang te jadi dalam kehidupan sehari-hari disajikan
sebenarnya untuk semuanya yang telah merasa hal-hal
secara lengkap, seperti : cara memperoleh NPWP, pengukuhan PKP, pemindahan NPWP,
tertentu mengenai identitas diri dan menyadari bahwa betapa mudahnya, pada saat kapan
Penyusunan SPT Masa, SPT Tahunan, Pemeriksaan Pajak, Pengajuan Keberatan, Pengajuan
saja, seseorang bisa kehilangan keseimbangan otak.’
Banding di Pengadilan Pajak, Penghitungan PPh Pasal 21, Penghitungan Angsuran PPh Pasal
—The Times
25, Penerap­an PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24 yang dapat disatupadukan dalam
penghitungan Pajak Penghasilan Tahunan (PPh Pasal 29), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
‘Ini, sebenarnya, adalah sebuah buku serius. Ini adalah sebuah buku hebat, di mana bu-
Penjualan Barang Mewah yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang beserta peraturan
kan saja luar biasa (tentu demikian); namun ini merupakan anekdot-anekdot yang sangat
pelaksanaan yang terbaru.
mencengangkan, mengagumkan dan menakjubkan. Dr. Sacks membawa kita agar menaruh
respek dan simpati terhadap pasien-pasiennya yang kurang beruntung itu. Dr. Sacks selalu
Thomas Sumarsan, SE, MM Adalah seorang konsultan pajak yang bersertifikasi, konsultan
mencoba belajar dari mereka, merasakan kekagumannya, serta memperluas pemahaman
manajemen, auditor dan trainer. Dia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi
bagi kita semua.’
dari Fakultas Ekonomi Universitas Mothodist Indonesia pada tahun 1995, dan gelar Magis-
—Punch
ter Manajemen dari Umiversitas Sumatera Utara pada tahun 2001. Dia mengikuti latihan
dan kegiatan seminar di dalam dan di luar negeri. Dia pernah menjadi Financial Controller
pada PT. Effem Indonesia (a mars Incorporated Company - perusahaan multinasional); Fi-
OLIVER SACKS dilahirkan di London dan menjalani pendidikan di London, Oxford, dan
nance Manager pada PT. Indo Cocoa Specialities (a subsidiary of Malayan United Industries,
California. Dia membuka praktek ahli saraf di New York City, di mana dia juga bekerja se­
Malaysia); Accounting Manager pada Rumah Sakit Gleneaagles Medan ( Parkway Group
bagai Dosen Klinis Neurologi di Albert Einstein College of Medicine, dan Dosen Luar Biasa
di Singapura); dan Orang Tua Group (PT. Arta Boga Cemerlang). Dia menjadi Dosen pada
Neurologi di NYU School of Medicine. Penulis karya-karya klasik seperti Awakenings dan
Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, Staf Pengajar pada Curtin Internasional
Paman Tungsten, Oliver Sacks telah meraih puluhan penghargaan untuk tulisan-tulisannya,
College, Notthingham Trent University dan beberapa Perguruan Tinggi di Medan antara lain:
termasuk Hawthornden Prize, Polk Award, dan Guggenheim fellowship. Dia anggota Ameri-
STIE PMCI, Universitas Quality, STIE Informasi Teknologi dan Bisnis, dan STIE Graha Kirana.
can Fern Society dan juga American Academy of Arts and Letters.
48
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
49
Bisnis
Akuntansi
Pengantar Bisnis
Akuntansi Perbankan Syariah
Berbasis PSAK Syariah (Akademia)
by Prof. Dr. M. Manullang
ISBN: 979-062-413-1 ● © 2013 ● 342 halaman
Rp 85.000,-
by Kautsar Riza Salman, S.E., Ak., M.S.A., B.K.D, S.A.S.
ISBN: 602-8381-45-4 ● © 2012 ● 314 halaman
Rp 95.000,-
Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka informasi dari berbagai bidang yang memberi informasi
Perbankan syariah baik di dunia dan di Indonesia pada
tentang risiko perusahaan, informasi akuntansi dan
khususnya telah berkembang demikian pesatnya. Sam-
statistik serta sistem informasi manajemen harus dapat
pai dengan akhir tahun 2011, Indonesia telah memiliki
dipahami oleh semua yang ingin mempelajari bisnis.
11 Bank Umum Syariah (BUS) dan 24 Unit Usaha Sya­
riah (UUS). Belum lagi ditambah dengan Bank Pem-
Dengan pemahaman tersebut dapat disadari bahwa
biayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang jumlahnya di Pu-
perusahaan hanya dapat berjalan dengan efektif dan
lau Jawa lebih dari 100 bank. Di sisi yang lain, masih
efi sien, bila informasi dari berbagai aspek atau bidang
terbatasnya sumber daya insani (SDI) yang menguasai
tersebut diyakini kegunaannya bagi kelancaran ber­
kompetensi akuntansi syariah baik fikih/fatwa Dewan
bagai aktivitas perusahaan. Adapun isi buku pengantar
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) maupun Pernyataan Standar Akun-
bisnis ini membahas lengkap berbagai aktivitas bisnis, hubungan bisnis dengan sistem per-
tansi Keuangan (PSAK) Syariah.
ekonomian dan berbagai faktor yang mempengaruhi bisnis.
Oleh karena itu, buku ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi para akademisi (dosen, maIsi Buku ini: (1) Pendahuluan; (2) Sifat Aktivitas Bisnis; (3) Struktur Ekonomi dan Bisnis; (4)
hasiswa, dan pihak terkait) untuk mempelajari fikih muamalah dan fatwa yang terkait dengan
Lingkungan Bisnis; (5) Perusahaan; (6) Lokasi Perusahaan; (7) Hubungan Perusahaan dengan
produk dan transaksi syariah khususnya yang terdapat pada lembaga perbankan syariah. Di
Bank; (8) Kombinasi Perusahaan; (9) Manajemen; (10) Fungsi Pengorganisasian; (11) Fungsi
samping itu, berbagai ragam perlakuan akuntansi perbankan syariah juga disajikan pada
Produksi; (12) Fungsi Pemasaran; (13) Fungsi Keuangan; (14) Fungsi Sumber Daya Manusia;
buku ini berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK Syariah) mulai
(15) Risiko Perusahaan; (16) Informasi Akuntansi; (17) Statistik Perusahaan; (18) Sistem Infor-
dari PSAK 101 s.d. PSAK 107.
masi Manajemen.
Pada setiap bahasan dalam buku ini dilengkapi dengan fatwa DSN MUI untuk akad transaksi
Prof. Dr. M. Manullang; lahir di Medan pada tanggal 9 Maret 1966. Menyelesaikan program
terkait. Selanjutnya untuk lebih memudahkan pembaca dalam menyelesaikan soal kasus,
Doktor di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2005. Dan mendapat penghargaan sebagai
pada setiap babnya diberikan contoh kasus beserta cara penyelesaiannya. Di antara tema
Prof (Guru Besar) dari Menteri Pendidikan dalam bidang Manajemen Strategi. Dan saat ini
bahasan yang dapat ditemukan dalam buku ini adalah:
menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana di Universitas Batam.
•
Prinsip dasar dan sistem operasional perbankan syariah
•
Kerangka dasar penyajian dan penyusunan laporan keuangan syariah (KDPPLKS)
•
Perlakuan akuntansi penghimpunan bagi bank syariah yang meliputi tabungan, giro,
dan
•
deposito
•
Perlakuan akuntansi atas prinsip jual beli dengan skema murabahah, salam, dan istishna’
Buku
Lainnya
50
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
•
Perlakuan akuntansi atas prinsip investasi dengan skema mudharabah dan musyarakah
•
Perlakuan akuntansi atas prinsip sewa dengan skema ijarah
•
dan lainnya
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
51
Sekretaris
Ekonomi
Panduan Lengkap Pekerjaan
Sekretaris (Akademia)
Ekonomi Publik
by Henry Faizal Noor
ISBN: 602-8381-42-X ● © 2013 ● 292 halaman
Rp 90.000,-
by Caroline F. Ch. Lawalata
ISBN: 602-8381-40-3 ● © 2012 ● 224 halaman
Rp 60.000,-
Buku Ekonomi Publik yang ada di hadapan para pembaca ini
memberikan inspirasi terhadap tiga hal besar dalam penge­
Buku ini disusun sebagai panduan praktis bagi peserta
lolaan public interest untuk menghasilkan public value yang
didik kesekretarisan, calon sekretaris, sekretaris pemu-
lebih baik yaitu: bagaimana mengelola aset (kekayaan) neg-
la, pendidik sekretaris, dan siapa pun yang ingin be-
ara, mengelola anggaran negara, dan membuat kebijakan
lajar tentang profesi sekretaris. Dengan pola pemba-
publik yang mensejahterakan masyarakat. Buku ini bagus
hasan yang simpel, bahasa yang lugas, di dalam buku
untuk dibaca bagi mahasiswa kebijakan publik dan pelaku
ini dijelaskan pengertian dan persyaratan menjadi sek-
kebijakan publik yang bergelut dengan berbagai upaya untuk
retaris, ruang lingkup pekerjaan sekretaris, berbagai
meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Penulis sangat
kompetensi yang harus dimiliki sekretaris dengan baik
banyak pengalaman dan praktik dalam domain publik dan
hingga panduan pengerjaan tugas sekretaris. Buku ini
juga memaparkan bagaimana persiapan calon sekre-
juga domain swasta, sehingga mampu melihat berbagai hal
“kepublikan” secara menyeluruh. Selamat membaca!
taris memasuki dunia kerja, diawali dengan mempersiapkan dokumen lamaran kerja hingga
— Prof. Dr. Eko Prasojo
daftar pertanyaan dalam wawancara kerja. Penulis juga menyertakan pembahasan bagaima-
Guru Besar Ilmu Administrasi FISIP UI
na seorang sekretaris menerapkan etika dan etiket secara profesional.
Wakil Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Caroline F.Ch. Lawalata lahir di Medan pada tahun 1978. Ia menyelesaikan pendidikan S1
Buku ini tidak membuat campur tangan pemerintah sebagai tabu, sambil mengemukakan berbagai tek-
bidang Manajemen di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya pada tahun 2001; melanjutkan program Magister Manajemen di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) pada
tahun 2001. Ia pernah menjadi sekretaris direktur di perusahaan retail PMA (2006-2008).
Karier di dunia pendidikan dimulai sejak menjadi dosen di School of Secretary Saint Mary,
BSD (2007) dan Bina Sarana Informatika pada jurusan Akademi Sekretaris dan Manajemen
nis dan aspek lainnya kecuali berpartisipasi dalam produksi dan distribusi barang dan jasa, yang memberikan gambaran tentang infrastruktur politik dan instrumen-instrumen kebijakan yang tersedia untuk
digunakan oleh pemerintah mengendalikan ekonomi demi kesejahteraan rakyat secara berkeadilan.
— Drs. Kwik Kian Gie
Mantan Menko Ekuin/Ketua Bappenas Republik Indonesia
(2007). Ia pernah menjadi ketua jurusan pada Program Profesional di jurusan Computer Sec-
Jarang sekali ada text book Ekonomi Publik yang pemaparannya menarik dan banyak contoh kasus yang
retary & Public Relation, Kampus New Media, Bali (2008-2011), dan saat ini menjadi dosen
relevan dengan Indonesia. Text book yang dikarang oleh Sdr. Henry Faizal Noor, M.B.A. menjawab
di Kampus New Media, Bali.
kekosongan itu dengan menjelaskan peranan instrumen kebijakan publik untuk kesejahteraan rakyat.
Text book ini baik untuk digunakan di perguruan-perguruan tinggi bidang ekonomi maupun bidang
kebijakan publik. Sdr. Henry Faizal Noor telah bekerja keras dan berhasil menerbitkan buku text book
Ekonomi Publik yang relevan dan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
— Dr. Rizal Ramli
Mantan Menko Perekonomian RI
Pendiri ECONIT
Secara prinsipil, Negara Indonesia menurut Pancasila dan Konstitusi bukan sekadar penjaga malam,
Buku
Lainnya
melainkan negara kesejahteraan. Dalam realisasinya, prinsip negara kesejahteraan itu tak bisa di­
operasionalkan semestinya karena kelemahan konseptualisasi dan public policy. Buku ini bisa membantu kita menutupi celah kosong itu dengan menawarkan kerangka konseptual bagaimana mengembangkan ekonomi publik yang berorientasi kesejahteraan rakyat.
— Yudi Latif, Ph.D.
Pemikir Kebangsaan dan Kenegaraan
Direktur Reform Institute
52
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
53
Pendidikan (lanjutan)
No.
ISBN
Tahun
Terbit
Daftar Harga B u k u
18
979-062-382-8
2012
Memahami Perkembangan dan Cara
Kerja Otak Anak-Anak
Robert Sylwester
60.000
228
15 x 23
HVS AC 260 gr
2013
19
979-062-023-3
2013
Manajemen dalam
Pembelajaran
Syaifurahman,M.
Pd; dra. Tri Ujiati
75.000
258
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
Pendidikan
ISBN
Tahun
Terbit
1
979-062-365-8
2
No.
Harga
(Rp)
Juml. Ukuran Kertas
Hal Buku (cm) Isi
Kertas
Cover
Judul Buku
Penulis
2012
101 Sesi Latihan
Sepak Bola untuk
Pemain Muda
Tony Charles,
Stuart Rook
45.000
172
15,5 x
23,5
HVS AC 260 gr
979-062-376-3
2012
Anak Berbakat & Pendidikan Keberbakatan
Gary A. Davis
100.000
368
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
3
979-062-387-9
2012
Bagaimana Otak
Belajar Edisi 4
David A. Sousa
100.000
380
21 x 28
HVS AC 260 gr
4
979-062-380-1
2012
Bagaimana Otak
yang Berbakat Belajar
Edisi 2
David A. Sousa
95.000
340
21 x 28
HVS AC 260 gr
5
979-062-029-2
2012
Belajar dan Memimpin
dengan Kebiasaan
Pikiran
Arthur L. Costa;
Bena Kallick
125.000
482
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
Buku Panduan Guru
Bahasa Inggris Edisi 2
Mary Lou Brandvik, Katherine S.
McKnight
120.000
6
979-062-025-X
2013
402
21 x 28
979-062-007-1
2013
Cara-Cara Terbaik un­
tuk Mengajar Reading
Randi Stone
55.000
192
15 x 23
HVS AC 260 gr
8
979-062-008-X
2013
Cara-Cara Terbaik un­
tuk Mengajar Sains
Randi Stone
55.000
110
15 x 23
HVS AC 260 gr
9
979-062-006-3
2013
Cara-Cara Terbaik untuk Mengajar Writing
Randi Stone
55.000
130
15 x 23
HVS AC 260 gr
10
979-062-364-X
2012
Ensiklopedia Aktivitas
Bayi & Anak Balita:
untuk Anak-Anak usia
0 sampai 3 tahun
Kathy Charber,
Maureen Murphy,
Charlie Clark
95.000
288
21 x 27,5
HVS AC 260 gr
11
979-062-390-9
2012
Ingin Menjadi Seorang
Juara?
Teo Aik Cher
35.000
148
13 x 20
12
979-062-018-7
2013
Jawaban untuk Perta­
nyaan Sains
Wiliiam C.
Robert­son
55.000
216
17,6 x 25
HVS
AC
260 gr
13
979-062-005-5
2013
Kecerdasn Multipel di
dalam Kelas edisi 3
Thomas Armstrong
80.000
238
17,6 x 25
HVS
AC
260 gr
14
979-062-282-1
2012
Kiat Nyaman Menga­jar
di dalam kelas Edisi 3
Ronald L. Partin
150.000
484
21 x 28
HVS AC 260 gr
15
979-062-019-5
2013
Kompetensi GuruGuru Efektif
James H. Stronge
60.000
276
15 x 23
HVS AC 260 gr
16
979-062-384-4
2012
Logika: Ilmu dan Seni
Berpikir Kritis
Drs.Benya­min
Molan
47.500
200
15 x 23
HVS AC 260 gr
17
979-062-410-7
2013
Memahami Cara
Anak-Anak Belajar
Wendy L. Ostroff
70.000
200
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
54
HVS AC 260 gr
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Penulis
Harga
(Rp)
Juml. Ukuran Kertas
Hal Buku (cm) Isi
Kertas
Cover
20
979-062-391-7
2012
Mengapa Bertindak?
Teo Aik Cher
35.000
152
13 x 20
HVS AC 260 gr
21
979-062-389-5
2013
Mengapa Harus Belajar dengan Cerdas?
Teo Aik Cher
35.000
144
13 x 20
HVS AC 260 gr
22
979-062-371-2
2012
Mengapa Harus
Menyederhanakan?
Teo Aik Cher
37.000
156
13 x 20
HVS AC 260 gr
23
979-062-370-4
2012
Mengapa Menunda?
Teo Aik Cher
35.000
162
13 x 20
HVS AC 260 gr
24
979-062-381-X
2012
Motivasi dalam
Pen­­didikan: Teori,
Pe­nelitian, dan Apli­kasi
Edisi 3
Dale H. Schunk,
Paul R. Pintrich,
Judith L. Meece
180.000
652
20 x 25
HVS AC 260 gr
25
979-062-031-4
2012
Pembelajaran Aktif
yang Menginspirasi
Merrill Harmin,
Melanie Toth
150.000
650
20 x 25
HVS AC 260 gr
26
979-062-030-6
2012
Pemikiran Pemikir
Kreatif
Michael Michalko
75.000
264
15 x 23
HVS AC 260 gr
27
979-062-369-0
2012
Penelitian Kualitatif
Dasar-Dasar
Samiaji
Sarosa,Ph.D
60.000
210
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
28
979-062-324-0
2012
Pengajaran
Pemaham­an Melalui
Desain Edisi 2
Grant Wiggins;
Jay McTighe
135.000
634
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
29
979-062-383-6
2012
Pengantar Pendidikan:
Teori dan Aplikasi
Moh. Suardi
65.000
254
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
30
979-062-392-5
2012
Permainan-Permainan
Pengembangan
Karak­ter Anak-Anak
Rae Pica
48.000
154
21 x 27,5
HVS AC 260 gr
31
979-062-368-2
2012
Peta Pemikiran Edisi 2
David N. Hyerle,
Larry Alper
80.000
300
21 x 28
HVS AC 260 gr
32
979-062-372-0
2012
Proyek Pemelajaran
yang Diperkaya
James Bellanca
70.000
250
21 x 28
HVS AC 260 gr
33
979-062-362-3
2012
Strategi dan Model
Pembelajaran Edisi 6
Paul Eggen, Don
Kauchak
125.000
456
20 x 25
HVS AC 260 gr
34
979-062-028-4
2012
Strategi-Strategi
Pengajaran: Memilih Strategi Berbasis
Penelitian yang Tepat
untuk Setiap Pelajaran
Harvey F.
Silver, Richard W.
Strong, Matthew
J. Perini
110.000
290
21 x 28
HVS AC 260 gr
35
979-062-016-0
2013
Seni dan Ilmu Peng­
ajaran
Robert J. Marzano
80.000
256
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
36
979-062-026-8
2013
Tepat memilih Kata:
Kasus Kebahasaan di
Sekitar Kita
Eko Prasetyo
50.000
164
15 x 23
HVS AC 260 gr
37
979-062-342-9
2012
TIK: Menulis Blog
untuk Pendidikan
Wijaya Kusumah,
M.Pd.
52.000
200
17,6 x 25
book AC 260 gr
paper
HVS AC 260 gr
7
Judul Buku
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
55
Psikologi, Tes IQ
Akuntansi, Bisnis, Pajak, Ekonomi (lanjutan)
ISBN
Tahun
Terbit
1
979-062-358-5
2012
Buku Latihan Tes IQ
dan Psikometri
Philip Carter
60.000
298
14 x 21
HVS AC 260 gr
2
979-062-359-3
2012
Hipnosis dalam
Psikologi Olahraga
Joseph Tramontana, PhD
57.500
200
15 x 23
HVS AC 260 gr
3
979-062-353-4
2012
Konseling: Profesi yang Menyeluruh
Edisi 6
Samuel T. Gladding
150.000
640
21 x 28
HVS AC 260 gr
100.000
412
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
210
15 x 23
HVS AC 260 gr
No.
Judul Buku
Penulis
Harga
(Rp)
4
979-062-352-6
2012
Konseling Anak-Anak:
Sebuah Panduan
Praktis Edisi 3
Kathryn & David
Geldard
5
979-062-394-1
2013
Pemikiran Magis:
Ketika Batas Antara
Magis dan Logis Menjadi Bias
Karel Karsten
Himawan
45.000
Tes Psikologi
Stephanie Jones
65.000
6
979-062-361-5
2012
Juml. Ukuran Kertas
Hal Buku (cm) Isi
282
15 x 23
Kertas
Cover
ISBN
Tahun
Terbit
4
979-062-022-5
2012
Pengantar Praktikum
Akuntansi Versi IFRS:
Kasus dan Kertas Kerja
Thomas Sumarsan, S.E., M.M.
60.000
196
20 x 25
HVS AC 260 gr
5
979-062-360-7
2012
Perpajakan Indonesia
Edisi 2
Thomas Sumarsan, S.E., M.M.
100.000
456
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
6
979-062-020-9
2013
Perpajakan Indonesia
Edisi 3
Thomas Sumarsan, S.E., M.M.
100.000
454
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
7
979-062-393-3
2013
Pengantar Akuntansi
Novi Priyati, S.Pd.,
M.M.
50.000
114
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
8
979-062-413-1
2013
Pengantar Bisnis
Prof. Dr. M.
Manullang
85.000
342
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
9
979-062-346-1
2012
Sensus Pajak Nasional Siapa Takut?
Thomas Sumarsan, S.E., M.M.
55.000
178
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
No.
Judul Buku
Penulis
Harga
(Rp)
Juml.
Hal
Ukuran Kertas
Buku (cm) Isi
Kertas
Cover
HVS AC 260 gr
Manajemen Praktis dan Umum
Kedokteran & Kesehatan
No.
ISBN
Tahun
Terbit
1
979-062-348-6
2012
100 Tanya Jawab
mengenai Diabetes
Michael Bryer
45.000
146
15 x 23
HVS AC 260 gr
2
979-062-354-2
2012
100 Tanya Jawab
mengenai ADHD pada
Anak
Ruth D. Nass MD;
Fern Leventhal,
PhD
50.000
162
15 x 23
HVS AC 260 gr
75.000
266
15 x 23
No.
Judul Buku
Penulis
Harga
(Rp)
Juml. Ukuran Kertas
Hal Buku (cm) Isi
Kertas
Cover
1
2012
Brand Management:
13 Strategi untuk
mengembangkan
Merek Anda
Penulis
Jacky Tai, Wilson
Chew
Harga
(Rp)
87.500
Juml. Ukuran Kertas
Hal Buku (cm) Isi
316
17,6 x 25
Kertas
Cover
HVS AC 260 gr
979-062-355-0
2012
Faktor Keberuntungan
Max Ghunter
50.000
226
14 x 21
HVS AC 260 gr
979-062-027-6
2012
Hubungan Autentik
(Real Relationships)
Dr. Les & Leslie
Parrott
55.000
274
13,5 x 21
book AC 260 gr
paper
HVS AC 260 gr
4
979-062-366-6
2012
Pemikiran Kritis:
Panduan untuk Meng­
ajukan dan menjawab
Pertanyaan Kritis
M. Neil Browne,
Stuartt M. Keeley
60.000
280
15 x 23
HVS AC 260 gr
5
979-062-397-6
2013
Pria yang Salah Me­
ngira Istrinya Sebagai
Topi
Oliver Sacks
70.000
360
13,5 x 21
book AC 260 gr
paper
6
979-062-379-8
2012
Salesman Super
Steve W. Martin
85.000
456
15 x 23
HVS AC 260 gr
2013
Anaesthesia on the
Move
Sally Keat, Simon
Tow­nend Bate,
Alexander Bown,
Sarah Lanham
4
979-062-367-4
2012
Buku Saku Hitam: Kedokteran Internasional
William A. Alto
120.000
516
15 x 23
HVS AC 260 gr
5
979-062-373-9
2012
Buku Saku Hitam:
Kedokteran Paru
Edward Ringel
100.000
412
15 x 23
HVS AC 260 gr
6
979-062-283-X
2012
Chamberlain's: Gejala dan Tanda dalam
Kedokteran Klinis
Edisi 13
Andrew R.
Houghton, David
Gray
150.000
564
20 x 25
HVS AC 260 gr
Kewirausahaan, Teknik Industri
ISBN
Tahun
Terbit
1
979-062-363-1
2012
Menulis di Blog Bisa
Bikin Kaya
Trio Sumawung
30.000
92
15 x 23
book AC 260 gr
paper
2
979-062-024-1
2013
Menjadi Seorang
Entrepreneurship
Sukses
Alex McMillan
78.000
422
15 x 23
HVS AC 260 gr
3
979-062-338-0
2013
TQM: Manajemen
Kualitas Total dalam
Perspektif Industri
Prof. Dr. Ir. T. Yuri
M.Z. MEngSc, Dr.
Ir. Rahmat Nurcah­
yo MEngSc
45.000
152
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
No.
Akuntansi, Bisnis, Pajak, Ekonomi
ISBN
Tahun
Terbit
1
979-683-991-1
2012
Akuntansi Manajemen
Edisi 5 Jilid 2
Anthony A.
Atkinson,dkk
120.000
428
20 x 25,5
HVS AC 260 gr
2
979-062-323-2
2012
IFRS for SMEs
Bruce Mac­
kenzie,dkk
115.000
488
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
3
979-062-374-7
2012
IFRS Made Easy
Steven M. Bragg
72.000
358
15 x 23
HVS AC 260 gr
56
979-062-375-5
Judul Buku
2
979-062-395-X
Judul Buku
Tahun
Terbit
3
3
No.
ISBN
Penulis
Harga
(Rp)
Juml. Ukuran Kertas
Hal Buku (cm) Isi
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392
Kertas
Cover
Judul Buku
Penulis
Harga
(Rp)
Juml. Ukuran Kertas
Hal Buku (cm) Isi
Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610
Kertas
Cover
57
Harga Buku AKADEMIA
ISBN
Tahun
Terbit
1
602-8381-45-4
2012
Akuntansi Perbankan
Syariah
Kautsar Riza
Sal­man,S.E.,
Ak.,M.S.A.,
B.K.D,S.A.S.
95.000
314
21 x 27,5
HVS AC 260 gr
2
602-8381-42-X
2013
Ekonomi Publik
Henry Faizal Noor
90.000
292
21 x 28
HVS AC 260 gr
Dapatkan
3
602-8381-44-6
2012
Hukum Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah di
Indonesia
Drs. Suhardi,
M.si, M.M., M.H.;
Prof. Moh. Taufik
Makarao, S.H.,
M.H.; Fauziah,
S.H., M.H.
55.000
234
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
Kalender 2013
Hukum Perlindungan Konsumen di
Indonesia
Drs. M. Sa­dar,
MH., Prof. MOH.
Taufik Makarao,
SH, MH., Habloel
Mawadi,SH.
60.000
Infotainmen: Proses
Produksi dan Praktik
Jurnalistik
Dudi Iman
Hartono
60.000
Menyusun Buku Ajar
Bahasa Arab
Sudi Yahya Husein, Lc., M.Pd.,
Sahrani, S.E.,
M.Pd., Syamiyah,
M.Ag. (penerjemah)
32.000
No.
4
5
6
602-8381-35-7
602-8381-34-9
602-8381-43-8
2012
2012
2012
Judul Buku
Penulis
Harga
(Rp)
Juml. Ukuran Kertas
Hal Buku (cm) Isi
Kertas
Cover
setiap pembelian minimal
240
17,6 x 25
*selama persediaan masih ada
170
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
Kunjungilah website kami
106
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
602-8381-40-3
2012
Panduan Lengkap
Pekerjaan Sekretaris
Caroline F. Ch.
Lawalata
60.000
224
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
8
602-8381-36-5
2013
Pengembangan
Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi
Ika Lestari, S.pd.,
M.Si
45.000
132
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
9
602-8381-46-2
2013
Politik Hukum
Eko Prasetyo
50.000
164
15 x 23
HVS AC 260 gr
10
602-8381-41-1
2013
Psikologi untuk Bidan
Dr. Dede Rahmat
H, M.Psi; E. Yayan
Karyawati, S.Si. T.
40.000
116
17 x 24
HVS AC 260 gr
11
602-8381-38-1
2012
The Secret of
Biography: Rahasia
Menulis Biografi Ala
Ramadhan K.H.
Zulfikar Fuad
48.000
172
17,6 x 25
HVS AC 260 gr
Tips Waktu Jomblo
Rumi Silitonga
602-8381-48-9
2013
www.indeks-penerbit.com
untuk mendapatkan
7
12
Rp 200.000,-*
HVS AC 260 gr
informasi
buku secara lengkap
Wanted
55.000
96
14,5 x 21
HVS AC 260 gr
naskah-naskah buku dengan tema pembelajaran
dan pekerjaan,buku panduan/tips/kiat. Naskah
dapat dikirim via e-mail ke akademiapenerbit@
gmail.com. Selain isi naskah yang lengkap, lampirkan profil penulis/CV, info tentang karya-karya
penulisan dan/atau nonpenulisan yang ada, dan
prospek naskah.
58
www.indeks-penerbit.com ● indeks@indeks-penerbit.com ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392